PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA"

Transkripsi

1 PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Fungsi Sebaran dalam Model Nonparametrik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2013 Roni Wijaya NIM G

4 ABSTRAK RONI WIJAYA. Pendugaan Fungsi Sebaran dalam Model Nonparametrik. Dibimbing oleh I WAYAN MANGKU dan SISWANDI. Statistika nonparametrik merupakan alternatif dari statistika parametrik ketika asumsi-asumsi yang mendasari dalam statistika parametrik tidak dapat terpenuhi, seperti tidak diketahuinya fungsi sebaran. Statistika nonparametrik sering disebut sebagai prosedur yang bebas distribusi (free-distibution procedures) karena tidak mengacu pada distribusi tertentu. Dalam karya ilmiah ini dibahas tentang pendugaan fungsi sebaran dalam model nonparametrik dan dititik beratkan pada keluarga nonparametrik. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk mempelajari model pendugaan nonparametrik pada fungsi sebaran empiris, dinotasikan yang independent and identically distributed (iid) dan merupakan maximum likelihood untuk suatu fungsi sebaran yang tidak diketahui. merupakan penduga takbias terhadap dengan atau adalah uniformly minimum variance unbiased estimator (UMVUE) dan -konsisten untuk. Kata kunci: penduga nonparametrik, fungsi sebaran secara empiris, likelihood. ABSTRACT RONI WIJAYA. Estimation in Nonparametric Models. Supervised by I WAYAN MANGKU and SISWANDI. Nonparametric statistics are alternative for parametric statistics whenever no assumptionis satisfied in parametric statistics, for example the distribution function is not identified. Nonparametric statistics are often referred as free distribution procedures, because they are not referred to any particular distribution. This paper discusses the estimation of the distribution function in nonparametric models. It emphasizes on nonparametric family. The objective of this research is tostudy nonparametric estimation models on the empirical distribution functions, denoted by that is independent and identically distributed (i.i.d.) and is maximum likelihood for unknown distribution function. is unbiased estimator of with or as an uniformly minimum variance unbiased estimator (UMVUE) and -consistent for. Keywords: nonparametric estimation, empirical distribution function, likelihood.

5 PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Pendugaan Fungsi Sebaran dalam Model Nonparametrik Nama : Roni Wijaya NIM : G Disetujui oleh Dr Ir I Wayan Mangku, MSc Pembimbing I Drs Siswandi, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Dra Berlian Setiawaty, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih ialah pendugaan, dengan judul Pendugaan Fungsi Sebaran dalam Model Nonparametrik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir I Wayan Mangku, MSc dan Bapak Drs Siswandi, MSi selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2013 Roni Wijaya

9 DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Tujuan 1 LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang 2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran 3 Nilai Harapan, Ragam, dan Momen 3 Matriks 5 Multivariate Normal 6 Peubah Acak Bernoulli dan Binomial 6 Kekonvergenan Peubah Acak 7 Penduga dan Sifat-sifatnya 8 Beberapa Lema Teknis 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Estimasi Parameter 11 Fungsi Sebaran dalam Kasusu iid Secara Empiris 15 Maximum Likelihood Estimator (MLE) di Model Nonparametrik 21 Metode Maximum Likelihoods 22 Contoh Penerapan 26 SIMPULAN 27 DAFTAR PUSTAKA 27 LAMPIRAN 29

10 DAFTAR LAMPIRAN 1. Bukti Lema 2.1 Pertaksamaan Markov Bukti Lema 2.2 Pertaksamaan Chebyshev Bukti Lema 2.4 Teorema Limit Pusat (CLT) 31

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Statistika nonparametrik merupakan alternatif dari statistika parametrik ketika asumsi-asumsi yang mendasari dalam statistika parametrik tidak dapat terpenuhi seperti tidak diketahuinya fungsi sebaran. Pada umumnya, setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menduga nilai harapannya (mean) dan ragamnya (variance), kemudian dilakukan uji-z atau uji-t. Semua tindakan yang dilakukan di atas merupakan prosedur umum statistika parametrik yang mengacu pada suatu distribusi tertentu. Berbeda dengan statistika parametrik, statistika nonparametrik adalah prosedur statistika yang tidak mengacu pada distribusi tertentu. Itulah sebabnya, statistika nonparametrik sering disebut sebagai prosedur yang bebas distribusi (free-distibution procedures). Statistika nonparametrik digunakan bila distribusi dari data yang diamati tidak diketahui. Salah satu peran dan kegunaan statistika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai alat analisis dan interpretasi data kuantitatif ilmu pengetahuan, sehingga didapatkan suatu kesimpulan dari data tersebut. Dalam statistika dikenal sebuah istilah pendugaan. Istilah pendugaan yang sering didengar adalah terjemahan dari kata estimation. Pada dasarnya, metode pendugaan adalah suatu metode untuk memperkirakan kisaran nilai-nilai karakteristik suatu populasi dengan menggunakan nilai-nilai sampel. Nilai karakteristik populasi sering disebut dengan parameter populasi, sedangkan nilai-nilai sampel sering disebut dengan statistik sampel. Dalam metode estimasi, parameter populasi yang ingin diduga adalah berupa nilai harapan dari peubah acak yang diberi notasi dan simpangan baku dengan notasi. Teori pendugaan sendiri digolongkan menjadi pendugaan titik (point estimation) dan pendugaan selang (interval estimation). Misalkan diberikan data pengamatan peubah acak yang independent and identically distributed (i.i.d.) dan, dengan adalah ruang dimensi dan adalah bilangan bulat positif.. Untuk menentukan distribusi dari ekivalen dengan menentukan fungsi sebarannya. Untuk menduga fungsi sebaran F dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan parametrik dan non parametrik. Pendekatan parametrik dilakukan jika asumsi bentuk fungsi F diketahui dan tergantung pada suatu parameter, sehingga menduga fungsi F ekivalen dengan menduga parameternya. Sedangkan pendekatan nonparametrik dilakukan jika asumsi bentuk fungsi F tidak diketahui. Dalam hal ini diasumsikan bahwa fungsi F termuat dalam kelas fungsi mulus dalam arti mempunyai turunan yang kontinu. Dalam tulisan ini dibahas tentang pendugaan fungsi sebaran dalam model nonparametrik dan dititikberatkan pada keluarga nonparametrik. Tujuan Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk: 1 Mempelajari model pendugaan nonparametrik pada fungsi sebaran empiris yang i.i.d. 2 Mempelajari metode maximum likelihoods dalam model nonparametrik. 3 Membuktian bahwa penduga fungsi sebaran adalah lebih efisien secara asimtotik dibandingkan dengan fungsi sebaran empirisnya.

12 LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya tidak bisa diprediksi secara tepat tetapi kita bisa mengetahui semua kemungkinan hasil yang muncul disebut percobaan acak. Definisi 1 (Ruang contoh) Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan Ω. (Grimmett and Stirzaker 1992) Definisi 2 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett and Stirzaker 1992) Definisi 3 (Kejadian lepas) Kejadian A dan B disebut saling lepas jika irisan dari keduanya adalah himpunan kosong. (Grimmett and Stirzaker 1992) Definisi 4 (Medan-σ) Medan-σ adalah suatu himpunan yang anggotanya terdiri atas himpunan bagian ruang contoh Ω, yang memenuhi syarat berikut: jika, maka 3. jika maka. (Hogg et al. 2005) Jika adalah himpunan bilangan real, maka medan-σ disebut medan Borel. Anggota dari medan Borel disebut himpunan Borel. Definisi 5 (Ukuran peluang) Misalkan Ω adalah ruang contoh suatu percobaan dan adalah medan-σ pada Ω. Suatu fungsi yang memetakan unsur-unsur ke himpunan bilangan real, atau disebut ukuran peluang jika: 1. tak negatif, yaitu untuk setiap,. 2. bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan, maka. 3. bernorma satu, yaitu. Pasangan disebut ruang ukuran peluang atau ruang probabilitas. (Hogg et al. 2005) Definisi 6 (Kejadian saling bebas) Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika:. Secara umum, himpunan kejadian dikatakan saling bebas jika:

13 3 untuk setiap himpunan bagian J dari I, dengan adalah himpunan indeks. (Grimmett and Stirzaker 1992) Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Definisi 7 (Peubah acak) Misalkan Ω adalah ruang contoh dari suatu percobaan acak. Fungsi X yang terdefinisi pada Ω yang memetakan setiap unsur ke satu dan hanya satu bilangan real disebut peubah acak. Ruang dari X adalah himpunan bagian dari himpunan bilangan real yang dinotasikan. (Hogg et al. 2005) Peubah acak dinotasikan dengan huruf kapital seperti X, Y, dan Z. Sedangkan nilai peubah acak dinotasikan dengan huruf kecil seperti dan. Setiap peubah acak memiliki fungsi sebaran. Definisi 8 (Fungsi sebaran) Fungsi sebaran suatu peubah acak X adalah oleh, yang didefinisikan (Grimmett and Stirzaker 1992) Definisi 9 (Peubah acak diskret) Peubah acak X dikatakan diskret jika semua himpunan nilai dari peubah acak tersebut merupakan himpunan tercacah. (Hogg et al. 2005) Definisi 10 (Fungsi massa peluang) Fungsi massa peluang dari peubah acak diskret X adalah fungsi yang diberikan oleh:. (Hogg et al. 2005) Definisi 11 (Peubah acak kontinu) Suatu peubah acak X disebut kontinu jika fungsi sebarannya dapat dinyatakan sebagai: untuk suatu fungsi disebut fungsi kepekatan peluang. yang terintegralkan. Selanjutnya fungsi (Grimmett and Stirzaker 1992) Nilai Harapan, Ragam, dan Momen Definisi 12 (Nilai harapan) Misalkan adalah peubah acak diskret dengan himpunan semua kemungkinan nilai X adalah A dan dengan fungsi massa peluang, maka nilai harapan (expected value) dari, dinotasikan dengan, adalah

14 4 jika jumlah di atas konvergen. Jika jumlah di atas divergen, maka nilai harapan dari X adalah tidak ada. (Hogg et al. 2005) Definisi 13 (Ragam) Misalkan adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang dan nilai harapan Maka ragam dari, dinotasikan dengan atau, adalah (Hogg et al. 2005) Definisi 14 (Momen ke-k) Jika k adalah bilangan bulat positif, maka momen ke-k atau X adalah dari peubah acak (Hogg et al. 2005) Definisi 15 (Momen pusat ke-k) Jika k adalah bilangan bulat positif, maka momen pusat ke-k atau acak X adalah dari peubah (Hogg et al. 2005) Nilai harapan dari peubah acak X juga merupakan momen pertama dari X dan ragam merupakan momen pusat ke-2 dari peubah acak X. Definisi 16 (Fungsi pembangkit momen) Fungsi pembangkit momen (moment generating function) dari suatu peubah acak X, didefinisikan sebagai untuk. (Hogg et al. 2005) Jika adalah vektor peubah acak yang berukuran sedemikian rupa sehingga maka fungsi pembangkit momennya adalah dengan adalah vektor berukuran sehingga, untuk. Definisi 17 (Fungsi indikator),

15 5 Misalkan A adalah suatu kejadian. Fungsi indikator dari A adalah suatu fungsi, yang diberikan oleh: (Grimmett and Stirzaker 1992) Definisi 18 (Sebaran normal) Suatu peubah acak X disebut memunyai sebaran normal dengan nilai harapan dan ragam, ditulis X menyebar, jika fungsi kepekatan peluangnya adalah untuk. Matriks (Hogg et al. 2005) Matriks merupakan kumpulan bilangan yang disusun dalam bentuk persegi panjang atau bujur sangkar dan setiap matriks akan mempunyai baris dan kolom. Secara umum matriks yang berukuran dapat ditulis dengan dengan adalah unsur matriks pada baris ke- dan kolom ke-, dan,. Matriks dapat ditulis dalam bentuk:. (Leon 2001) Definisi 19 (Matriks transpos) Transpos dari suatu matriks berukuran, ditulis adalah matriks berukuran yang diperoleh dengan mengganti setiap baris dari menjadi kolom dan sebaliknya, sehingga jika, maka. (Leon 2001) Definisi 20 (Matriks definit positif) Suatu matriks simetrik berukuran disebut matriks definit positif jika bentuk kuadrat, untuk semua taknol dalam. (Leon 2001) Contoh: Matriks merupakan matriks definit positif karena bentuk kuadrat

16 6 untuk. Multivariate Normal Misalkan adalah peubah acak kontinu dengan merupakan nilai dari peubah acak dan adalah matriks koragam simetrik definit positif yang berukuran dan adalah vektor nilai harapan dari peubah acak yang berukuran. Didefinisikan dengan adalah transpos dari dan anggota himpunan bilangan real. Suatu vektor peubah acak yang berukuran sedemikian rupa sehingga disebut memunyai sebaran multivariate normal dengan vektor nilai harapan dan matriks koragam, ditulis X menyebar, jika fungsi kepekatan peluangnya adalah, untuk. (Hogg et al. 2005) Peubah Acak Bernoulli dan Binomial Suatu percobaan disebut percobaan Bernoulli jika hasilnya hanya ada dua kemungkinan, yaitu sukses dengan peluang atau gagal dengan peluang. Jika suatu peubah acak X hanya memiliki dua nilai, yaitu bernilai 0 jika hasil percobaan Bernoulli adalah gagal dan bernilai 1 jika hasil percobaan Bernoulli adalah sukses, maka peubah acak tersebut dinamakan peubah acak Bernoulli. Definisi 21 (Peubah acak Bernoulli) Peubah acak diskret X disebut peubah acak Bernoulli dengan parameter,, jika fungsi massa peluangnya diberikan oleh (Ghahramani 2005) Jika percobaan Bernoulli diulang secara bebas dan identik sebanyak kali serta menyatakan banyaknya sukses di antara ulangan tersebut, maka disebut memiliki sebaran Binomial dengan parameter. Definisi 22 (Peubah acak Binomial) Peubah acak diskret X disebut peubah acak Binomial dengan parameter, adalah bilangan bulat positif dan, jika fungsi massa peluangnya diberikan oleh (Ghahramani 2005) Teorema 1 Jika adalah peubah acak Binomial dengan parameter, maka, dan (Ghahramani 2005)

17 7 Bukti: lihat Ghahramani (2005). Kekonvergenan Peubah Acak Definisi 23 (Kekonvergenan dalam peluang) Misalkan adalah barisan peubah acak pada suatu ruang peluang ( ). Barisan peubah acak dikatakan konvergen ke X, dilambangkan, jika untuk setiap berlaku untuk (Grimmett and Stirzaker 1992) Definisi 24 (Kekonvergenan dalam sebaran) Misalkan adalah peubah acak yang terdefinisi pada suatu ruang peluang. Misalkan adalah fungsi sebaran untuk, dan adalah fungsi sebaran untuk. Suatu barisan peubah acak dikatakan konvergen dalam sebaran ke peubah acak, ditulis, jika dan hanya jika untuk setiap titik kontinu pada, (Shao 2007) Definisi 25 (Kekonvergenan almost surely (a.s)) Misalkan adalah peubah acak yang terdefinisi pada suatu ruang peluang. Suatu barisan peubah acak dikatakan konvergen hampir pasti (almost surely (a.s)) ke peubah acak, ditulis, jika dan hanya jika (Shao 2007) Definisi 26 (Kekonvergenan dalam momen ke-p) Misalkan adalah peubah acak yang terdefinisi pada suatu ruang peluang. Suatu barisan peubah acak dikatakan konvergen dalam momen ke- ke peubah acak, ditulis, jika dan hanya jika Penduga dan Sifat-sifatnya (Shao 2007) Definisi 27 (Statistik) Statistik adalah suatu fungsi dari satu atau lebih peubah acak yang tidak tergantung pada satu atau beberapa parameter yang nilainya tidak diketahui. (Hogg et al. 2005) Contoh dari statistik adalah statistik kunjungan wisatawan ke Indonesia, statistik hotel, statistik restoran, dan lain-lain.

18 8 Definisi 28 (Penduga) Misalkan adalah contoh acak. Suatu statistik yang digunakan untuk menduga fungsi parameter, dikatakan sebagai penduga (estimator) bagi, dilambangkan oleh Bilamana nilai maka disebut sebagai dugaan (estimate) bagi (Hogg et al. 2005) Definisi 29 (Penduga takbias) (i). Suatu penduga yang nilai harapannya sama dengan parameter, yaitu disebut penduga takbias bagi parameter. Jika sebaliknya, penduga di atas disebut berbias. (ii). Jika maka parameter disebut sebagai penduga takbias asimtotik bagi (Hogg et al. 2005) Definisi 30 (Penduga konsisten) Suatu penduga yang konvergen dalam peluang ke parameter disebut penduga konsisten bagi (Hogg et al. 2005) Definisi 31 (O(.) dan o(.) ) Simbol-simbol ini merupakan cara untuk membandingkan besarnya dua fungsi dan dengan menuju suatu limit L. (i). Notasi menyatakan bahwa terbatas, untuk. (ii). Notasi, menyatakan bahwa, untuk. (Serfling 1980) Definisi 32 (Konsistensi penduga titik) Misalkan adalah peubah acak dari populasi yang tidak diketahui, dengan adalah keluarga yang mengandung populasi yang menghasilkan data dan adalah penduga titik bagi suatu nilai untuk setiap. i) disebut konsisten terhadap jika dan hanya jika untuk setiap. ii) Misalkan adalah barisan konstanta positif yang divergen ke. disebut -konsisten terhadap jika dan hanya jika untuk setiap. iii) konsisten kuat terhadap jika dan hanya jika untuk setiap. iv) disebut -konsisten terhadap jika dan hanya jika untuk setiap dan.

19 9 Definisi 33 (MSE suatu penduga) Mean Square Error (MSE) dari suatu penduga U bagi parameter didefinisikan sebagai (Shao 2007) dengan. Definisi 34 (UMVUE suatu penduga) Misalkan adalah peubah acak dari populasi yang tidak diketahui dan adalah parameter yang terkait dengan,. Didefinisikan adalah penduga takbias terhadap jika dan hanya jika. Sebuah penduga takbias terhadap disebut uniformly minimum variance unbiased estimator (UMVUE) jika dan hanya jika untuk setiap dan setiap penduga takbias lain terhadap. (Shao 2007) Beberapa Lema Teknis Lema 1 (Pertaksamaan Markov) Jika X adalah peubah acak yang taknegatif, maka untuk setiap, Bukti: lihat Lampiran 1. Lema 2 (Pertaksamaan Chebyshev) Jika X adalah peubah acak dengan nilai harapan dan ragam, maka untuk setiap k > 0, Bukti: lihat Lampiran 2. Lema 3 (Teorema deret Taylor) Deret Taylor dari fungsi f di a (atau di sekitar a atau yang berpusat di a) memenuhi persamaan Bukti: lihat Stewart (2001) (Stewart 2001). Lema 4 (Teorema Limit Pusat (CLT)) Jika adalah barisan peubah acak i.i.d. dengan dan, maka sebaran dari

20 10 konvergen ke sebaran normal baku, yaitu Bukti: lihat Lampiran 3 Lema 5 (Teorema kontinuitas) Misalkan adalah barisan peubah acak dengan fungsi pembangkit momen dan jika, maka Dengan kata lain, fungsi sebaran dari fungsi pembangkit momen dari sebaran normal. konvergen ke fungsi sebaran normal jika konvergen ke fungsi pembangkit momen (Grimmett and Welsh 1986) Misalkan adalah matiks koragam simetrik definit positif yang berukuran dan adalah 10ector nilai harapan yang berukuran. Jika adalah 10ector peubah acak yang berukuran dengan fungsi pembangkit momen dan jika, dengan adalah 10ector berukuran sehingga, untuk, maka Dengan kata lain, fungsi sebaran dari konvergen ke fungsi sebaran normal multivariate jika fungsi pembangkit momen dari konvergen ke fungsi pembangkit momen sebaran normal multivariate. Bukti: lihat Grimmett and Welsh (1986).

21 11 Lema 6 (Sifat fungsi pembangkit momen berdasarkan teorema Taylor) Jika, dengan dan, maka ada sebaran yang unik dengan fungsi pembangkit momen. Selanjutnya, Bukti: lihat Grimmett and Welsh (1986). (Grimmett and Welsh 1986) Teorema 2 (Bilangan sebagai suatu limit) Untuk sebarang, maka (Stewart 2001) Bukti: lihat Stewart (2001). HASIL DAN PEMBAHASAN Estimasi Parameter Kebanyakan model probabilitas, terutama yang cukup luas penggunaannya, tergantung dari beberapa konstanta yang dikenal dengan nama parameter. Jika parameter tidak diketahui, maka harus diduga dengan menggunakan data sampel. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi yang dinamakan statistik. Pendugaan adalah proses yang menggunakan statistik sampel untuk menduga atau menaksir nilai parameter populasi yang tidak diketahui. Pendugaan merupakan suatu pernyataan mengenai parameter populasi yang tidak diketahui berdasarkan sampel dari populasi. Dalam hal ini sampel random, yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Penduga (estimator) adalah contoh acak atau suatu statistik yang digunakan untuk menduga parameter atau fungsi parameter. Besaran sebagai hasil penerapan penduga terhadap data dari semua contoh disebut nilai dugaan (estimate). Sebuah nilai bagi suatu parameter disebut suatu nilai dugaan bagi parameter populasi. Statistik yang digunakan untuk memperoleh sebuah nilai dugaan disebut estimator atau fungsi keputusan. Sifat yang seharusnya dimiliki oleh estimator adalah menghasilkan nilai dugaan parameter yang bersifat takbias (unbiased estimator). Dalam kehidupan sehari-hari banyak kasus yang menggunakan pendugaan untuk menaksir parameter tertentu seperti suatu perusahaan elektronik menggunakan pendugaan nonparametrik untuk mengetahui jangka waktu pakai suatu jenis elektronik yang diproduksinya.

22 12 Berikut dibuktikan Proposisi 1 yang digunakan untuk menunjukkan distribusi asimtotik dari suatu fungsi sebaran yang tidak diketahui. Proposisi 1 (Multivariate CLT) Misalkan adalah vektor peubah acak yang i.i.d. dengan dan maka dengan merupakan ukuran vektor nilai harapan dan matriks koragam yang berukuran, yaitu, dan rata-ratanya adalah Bukti: Misalkan karena adalah peubah acak yang i.i.d. maka adalah peubah acak dari yang saling bebas dan mempunyai sebaran identik. Vektor nilai harapan dan matriks koragamnya adalah sebagai berikut: Karena, maka

23 13 dan memiliki fungsi pembangkit momen yang sama,, dengan adalah 13ector berukuran sehingga, untuk. Misalkan maka fungsi pembangkit momen dari adalah Karena identik maka adalah peubah acak yang saling bebas dan mempunyai sebaran Karena memiliki fungsi pembangkit momen yang sama misalkan didefinisikan dengan maka sehingga Berdasarkan Lema 3

24 14 Karena, maka Substitusi persamaan (3) ke persamaan (2) dengan tetap, maka diperoleh Selanjutnya berdasarkan sehingga konvergen ke. Berdasarkan Lema 5 fungsi sebaran dari konvergen ke fungsi sebaran normal multivariate jika fungsi pembangkit momen dari konvergen ke fungsi pembangkit momen sebaran normal multivariate, akibatnya Dengan demikian Proposisi 1 terbukti. Fungsi Sebaran dalam Kasus i.i.d. Secara Empiris Misalkan adalah vektor peubah acak yang i.i.d. dengan dari fungsi sebaran yang tidak diketahui. Jika fungsi bukan dalam anggota keluarga parametrik, maka penduga nonparametrik dari adalah fungsi sebaran secara empiris yaitu: untuk setiap.

25 15 Karena dengan adalah i.i.d. peubah acak biner akibatnya peubah acak memiliki sebaran binomial. Karena memiliki sebaran binomial maka dan sehingga merupakan penduga takbias terhadap dan adalah uniformly minimum variance unbiased estimator (UMVUE). Karena -konsisten untuk, untuk setiap m titik berbeda yang diketahui yaitu di maka berdasarkan Proposisi 1 dan (4) untuk dengan adalah matriks koragam yang berukuran dengan elemen adalah Hasil ini didapat tanpa ada asumsi untuk fungsi F. Perhatikan adalah suatu fungsi sebaran terhadap dan anggota, dengan adalah koleksi himpunan fungsi sebaran di Berikut ini akan diberikan Definisi 35 untuk menjukan jarak di koleksi himpunan fungsi sebaran pada. Definisi 35 i. Misalkan adalah himpunan bagian dari. Sebuah fungsi dari ke disebut jarak pada jika dan hanya jika, a) jika dan hanya jika, b), c). ii. Misalkan ada dari suatu ruang vektor dengan Norm pada didefinisikan sebagai fungsi dari ke yang memenuhi: a) jika dan hanya jika, b) dan, c)..

26 16 Norm mengartikan suatu jarak yang diberikan oleh. Jarak yang paling umum digunakan adalah sup-norm jarak, yaitu jarak yang disebabkan oleh sup-norm Lema 7 (Pertaksamaan Dvoretzky, Kiefer, and Wolfowitz (DKW) ) Misalkan adalah fungsi sebaran empiris dari peubah acak yang i.i.d. dengan dari suatu sebaran. i. Ketika maka ada C konstanta positif yang tidak bergantung dengan F, sehingga (8) untuk ii. Ketika untuk setiap maka positif yang konstan dan tidak tergantung pada F, sehingga (9) untuk Bukti : Misalkan sebaran merupakan fungsi yang terdistribusi secara empirik dari fungsi Misalkan. Karena sehingga, maka ada sehingga untuk setiap, akibatnya Berdasarkan Definisi 35 pertaksamaan di atas dapat ditulis dengan C konstanta positif yang tidak bergantung dengan F. Berikut ini diberikan Teorema 3 dan Lema 7 untuk menunjukkan bahwa penduga konvergen dalam peluang ke untuk.

27 17 Teorema 3 Misalkan adalah barisan peubah acak yang i.i.d. dari sebaran. Jika merupakan fungsi distribusi empirik dari F, maka i). (10) ii). (11) Bukti : i) Dari pertaksamaan DKW untuk setiap, maka akibatnya sehingga. ii) Dengan menggunakan pertaksamaan DKW, dengan Jadi Teorema 3 terbukti. Teorema 4 (Hukum Kuat bilangan besar (SLLN)) Jika adalah barisan peubah acak i.i.d. dengan dan, maka berlaku jika, sehingga

28 18 Bukti: Karena identik maka adalah peubah acak yang saling bebas dan mempunyai sebaran Selanjutnya kita dapat menunjukkan bahwa dan sehingga Berdasarkan Lema 1 dengan, diperoleh Jika, maka Akibatnya

29 19 Jadi Teorema 4 terbukti. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa memenuhi SLLN jika sehingga Teorema 3(i) menunjukkan bahwa penduga (a.s.) ke seragam untuk setiap, konvergen sangat kuat, sehingga penduga konsisten. Teorema 3(ii) menunjukkan bahwa yang lebih kuat dibandingkan dengan dari adalah hasil konsistensi Misalkan dan, yang merupakan himpunan bagian dari fungsi sebaran di yang memiliki momen. Didefinisikan jarak antara dengan di adalah sebagai berikut: Misalkan, maka selama jika dan hanya jika dan untuk setiap, kontinu. Berdasarkan Teorema 3 dan SLLN bahwa jika. Ketika, jarak yang lain digunakan untuk mengukur kedekatan antara dengan adalah jarak, yaitu: dengan. Teorema 5 Misalkan barisan peubah acak i.i.d. dari fungsi sebaran. Jika merupakan fungsi distribusi secara empiris dari, maka i) (12) ii), dan atau jika. (13).,

30 20 Bukti : i) Karena dan dari Teorema 3 untuk, maka Misalkan dan, maka adalah peubah acak yang i.i.d. yang terbatas untuk. Berdasarkan SLLN didapat (14) Karena dan berdasarkan Teorema 3 sehingga Hasil (15) di atas setara dengan ii) Untuk,

31 21 Jadi Teorema 5 terbukti. Maximum Likelihood Estimator (MLE) di Model Nonparametrik Misalkan barisan peubah acak i.i.d. dan adalah ukuran peluang untuk. Diberikan, fungsi nonparametric likelihood dari ke didefinisikan sebagai berikut: Maka jika untuk setidaknya satu i. Hasil ini menunjukkan bahwa fungsi sebaran secara empiris adalah maximum likelihood estimate (MLE) nonparametrik dari F. Teorema 6 Misalkan adalah peubah acak i.i.d. dengan dan adalah fungsi nonparametric likelihood dari ke yang didefinisikan pada (18), maka fungsi sebaran empiris akan memaksimumkan dengan Bukti: Kita hanya perlu mempertimbangkan sehingga Misalkan dan adalah himpunan bagian dari yang berisi, dan. Didefinisikan dengan adalah pengganda Lagrange. Himpunan Solusinya adalah,, dan adalah solusi maksimum dengan. Hal ini menunjukan bahwa (18) dimaksimumkan di untuk tetap, sehingga untuk.

32 22 Bukti alternatif: Kita cukup menunjukan bahwa untuk setiap. Misalkan adalah peubah acak yang mengambil nilai dengan kemungkinan, maka yang hasinya tetap, sehingga fungsi sebaran empiris dengan memaksimalkan Jadi Teorema 6 terbukti. Metode Empirical Likelihoods Metode empirical likelihoods ini berasal dari fungsi sebaran F yang dapat diperluas untuk berbagai situasi dengan beberapa modifikasi dari fungsi nonparametric likelihood dan kendala. Modifikasi dari likelihood ini disebut dengan empirical likelihood. Estimator yang diperoleh dengan memaksimumkan kemungkinan empiris ini disebut dengan maximum empirical likelihood estimator (MELE). Dari Teorema 6, fungsi sebaran empiris adalah maximum likelihood dengan fungsi nonparametric likelihood dari ke yang didefinisikan sebagai berikut: untuk setiap, dengan. Dalam beberapa kasus, banyak estimasi fungsi sebaran F dengan informasi tambahan

33 23 tentang F dan dari ke sehingga barisan peubah acak i.i.d. Misalkan ada fungsi Borel (misalnya rata-rata dari beberapa komponen F adalah 0). Karena fungsi penduga dari fungsi sebaran, maka berdasarkan (20) adalah Namun hal ini tidak berlaku untuk fungsi sebaran empiris yang didefinisikan di (4) meskipun nilai harapan, karena Menggunakan metode empirical likelihoods, solusi alami didapat dengan menempatkan kendala yang lain dalam proses memaksimumkan kemungkinan. Maka kita dapat memaksimumkan yang didefinisikan di (19) dengan kendala dan, untuk. Dengan menggunakan pengganda Lagrange dan argumen yang mirip dengan pembuktian Teorema 6, dapat ditunjukkan bahwa MELE dari fungsi sebaran adalah dengan dan adalah pengganda Lagrange yang memenuhi Perhatikan bahwa penduga fungsi sebaran tereduksi ke jika Dapat dilihat bahwa persamaan (25) memiliki solusi asimtotik, dengan catatan bahwa dan

34 24 yang merupakan definit negatif jika adalah definit positif. Jadi, Oleh karena itu, dengan menggunakan argumen yang sama seperti dalam bukti Teorema 6, kita dapat menunjukkan bahwa ada urutan yang unik dari sehingga untuk. Teorema 7 Misalkan adalah peubah acak i.i.d. dengan dan adalah fungsi Borel di seperti yang didefinisikan di (20) dan adalah MELE dari yang diberikan di (23). Andaikan adalah definit positif dan di dan adalah konstanta bilangan real, maka dengan (27) adalah matriks koragam yang elemen dari adalah, Bukti: Misalkan,. Berdasarkan (25), (26) dan ekspansi deret Taylor Dengan SLLN dan CLT,

35 25 Dengan menggunakan ekspansi deret Taylor dan SLLN kembali, kita dapat Jadi, Hasil ini berdasarkan CLT dan fakta bahwa, Berdasarkan (27) dan (7) jika dibandingkan, kita dapat menyimpulkan bahwa penduga fungsi sebaran adalah lebih efisien secara asimtotik dibandingkan dengan. Contoh Penerapan Metode ini dapat diaplikasikan dalam masalah penyensoran data yang diperkenalkan oleh Kaplan-Meier (1958) dalam masalah product-limit estimator. Misalkan adalah peubah acak yang i.i.d. dengan merupakan waktu kelangsungan hidup yang nonnegatif, dan adalah variabel acak yang i.i.d

36 26 dengan merupakan banyaknya penyensoran yang bebas terhadap. Model sensor acaknya adalah: hidup F. Dalam hal ini hanya dipertimbangkan estimasi sebaran kelangsungan Sebuah MELE dari F dapat diturunkan dengan memisalkan adalah nilai urutan dari dan adalah nilai yang terkait dengan. Didefinisikan sebuah fungsi sebaran kontinu yang memberikan massa pada titik dan interval Misalkan dan maka sebuah MELE dari diperoleh dengan memaksimumkan dengan kendala Sehingga MELE dari adalah: dengan merupakan statistik order dan SIMPULAN Pada tulisan ini dikaji suatu pendugaan di model nonparametrik dari sebaran empirik yaitu: dengan. Dari hasil pengkajian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

37 27 1. merupakan penduga takbias terhadap dengan atau adalah uniformly minimum variance unbiased estimator (UMVUE) dan -konsisten untuk, untuk setiap m berbeda yang diketahui dan di. 2. adalah maximum likelihood dengan fungsi nonparametric likelihood dari ke adalah untuk setiap, dan. 3. penduga fungsi sebaran adalah lebih efisien secara asimtotik dibandingkan dengan jika menggunakan informasi. DAFTAR PUSTAKA Ghahramani S Fundamentals of Probability. Third Ed. Prentice Hall. New Jersey. Grimmett GR, Stirzaker DR Probability and Random Processes. Second Ed. Oxford (US): Clarendon Press. Grimmett GR, Welsh D Probability: An Introduction. Oxford University Press. USA. Hogg RV, Craig AT, McKean JW Introduction to Mathematical Statistics. Sixth Ed. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey. Kaplan EL, Meier P Nonparametric estimation from incomplete observation. J. Amer. Statist. Assoc., 53: Leon SJ Aljabar Linear dan Aplikasinya. Ed. Ke-5. Bondan A, alih bahasa: Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Linear Algebra with Application. Serfling RJ Aproximation Theorems of Mathematical Statistics. John Wiley & Sons. New York (US): Springer. Shao J Mathematical Statistics. Second Ed. New York (US): Springer. Stewart, J Kalkulus. Jilid 1. Ed. ke-4. Susila, I Nyoman dan Gunawan, Hendra, alih bahasa: Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Calculus.

38 28 LAMPIRAN

39 29 Lampiran 1 (Pembuktian Lema 1) Lema 1 (Pertaksamaan Markov) Jika X adalah peubah acak yang taknegatif, maka untuk setiap, Bukti: Jika X kontinu dengan fungsi kepekatan peluang f, maka Untuk kasus X diskret, dapat dibuktikan dengan cara serupa, yaitu dengan mengganti integral dengan notasi penjumlahan serta fungsi kepekatan peluang dengan fungsi kerapatan peluang. Jadi Sehingga dapat ditulis Jadi pertaksamaan Markov terbukti. Lampiran 2 (Pembuktian Lema 2) Lema 2 (Pertaksamaan Chebyshev) Jika X adalah peubah acak dengan nilai harapan dan ragam, maka untuk setiap k > 0, Bukti: Untuk membuktikan pertaksamaan Chebyshev menggunakan Lema 1.

40 30 Jadi Lema 2 terbukti. Lampiran 3 ( Pembuktian Lema 4) Lema 4 (Teorema Limit Pusat (CLT)) Jika adalah barisan peubah acak i.i.d. dengan dan, maka sebaran dari konvergen ke sebaran normal baku, yaitu Bukti: Berdasarkan Lema 5, untuk membuktikan Lema 4 cukup dibuktikan konvergen ke, yaitu pembangkit momen peubah acak normal baku. Misalkan maka adalah peubah acak yang saling bebas dan mempunyai sebaran identik dengan nilai harapan dan ragam yang diberikan sebagai berikut: dan Diketahui dari adalah memiliki fungsi pembangkit momen yang sama, maka fungsi pembangkit momen

41 31 Persamaan di atas dapat ditulis sebagai : ruas kanan adalah fungsi sebaran normal dengan nilai harapan 0 dan ragam 1. Untuk menyelesaikan bukti Lema 4, digunakan Lema 3, sehingga diperoleh Substitusi persamaan (34) ke persamaan (33) dengan dan tetap, maka diperoleh Selanjutnya, dicari limit dari sebagai berikut Sehingga konvergen ke, yaitu pembangkit momen peubah acak normal baku. Dengan demikian Lema 4 terbukti.

42 32 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Padang Bintungan pada tanggal 08 Desember 1989 dari ayah Aly Fikri dan Ibu Suparni. Penulis adalah putra keempat dari empat bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus SMA Negri 1 Sitiung dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten dosen mata kuliah Pemrograman Linear pada tahun ajaran 2010/2011 dan 2011/2012, asisten praktikum Analisis Numerik pada tahun ajaran semester pendek Penulis juga aktif mengajar privat matematika di bimbingan belajar dan privat Gumatika. Penulis juga aktif sebagai Badan Pengawas Gumatika. Penulis juga aktif berwira usaha sebagai produsen bakpau.

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis LAMPIRAN 33 Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Definisi A.1 (Ruang contoh dan kejadian) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya tidak dapat diprediksi dengan tepat tetapi kita

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan diketahui

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan proses stokastik. Proses stokastik dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK PERKALIAN FUNGSI PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DARI SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN LIA YULIAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. HUKUM ITERASI LOGARITMA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. 00290 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel 5 II. LANDASAN TEORI 2.1 Model Regresi Poisson Analisis regresi merupakan metode statistika yang populer digunakan untuk menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel prediktor

Lebih terperinci

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 29 BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 4.1 Perumusan Penduga Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini akan didiskusikan tentang transformasi model tak penuh dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, pendugaan parameter, pengujian hipotesis dan selang

Lebih terperinci

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords: ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Asymptotic Distribution of an Estimator for Periodic Component of Intensity Function of a Periodic Poisson Process in the Presence of Linear Trend. Supervised by I WAYAN MANGKU

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 PENDUGA TIPE KERNEL L BAGI K KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA SEKOLAH PASCASARJANASARJANA

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ)

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ) LAMPIRAN 55 56 LAMPIRAN Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Berbagai macam kejadian diperoleh melalui pengamatan dari serangkaian percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Logistik Distribusi logistik merupakan distribusi yang memiliki fungsi kepekatan peluang kontinu. Bentuk kurva distribusi logistik adalah simetris dan uni modal. Bentuk

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN

Lebih terperinci

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA digilib.uns.ac.id DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA oleh ANIS TELAS TANTI M0106003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased M. Adi Sidauruk, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Lampung E-mail:

Lebih terperinci

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK 3. Perumusan Penduga Misalkan N adalah proses Poisson non-homogen pada interval 0, dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi intensitas

Lebih terperinci

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY Joko Sungkono* Abstrak : Tujuan yang ingin dicapai pada tulisan ini adalah mengetahui kekuatan konvergensi dalam probabilitas dan konvergensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. INJAUAN PUSAKA.1 Penduga Area Kecil Rao (003) mengemukakan bahwa suatu area disebut kecil apabila contoh yang diambil pada area tersebut tidak mencukupi untuk melakukan pendugaan langsung dengan hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data panel ini, penulis menggunakan definisi, teorema dan konsep dasar yang berkaitan dengan pendugaan parameter,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Masalah Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen pada interval dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi intensitas diasumsikan terintegralkan lokal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan berikutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN 4.1. Asimtotik Orde-2 Berdasarkan hasil simulasi pada Helmers dan Mangku (2007) kasus kernel seragam, aproksimasi asimtotik orde pertama pada ragam dan bias, gagal memprediksikan

Lebih terperinci

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK 4. Sebaran Asimtotik,, Teorema 4. (Sebaran Normal Asimtotik,, ) Misalkan fungsi intensitas seperti (3.2) dan terintegralkan lokal. Jika kernel K adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis DAFTAR PUSTAKA Browder, A. 1996. Mathematical Analysis : An Introduction. Springer. New York. Dudley, R.M. 1989. Real Analysis and Probability. Wadsworth & Brooks. California. Durret, R. 1996. Probability

Lebih terperinci

RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM DOKTOR STATISTIKA (STK) DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)

RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM DOKTOR STATISTIKA (STK) DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM DOKTOR STATISTIKA (STK) DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) PROGRAM DOKTOR STATISTIKA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA 2 0 1 2 I. Deskripsi

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Peluang Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Peluang suatu kejadian P(E) adalah

Lebih terperinci

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001)

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001) Lampiran: Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang contoh, kejadian dan peluang Berbagai macam pengamatan diperoleh melalui penggulangan percobaan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Dalarn banyak kasus,

Lebih terperinci

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 9 BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen pada interval dengan fungsi intensitas yang

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR Oleh: LIA NURLIANA PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Analisis Instruksional (AI) dan Silabus. MAT100 Pengantar Matematika. Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor

Analisis Instruksional (AI) dan Silabus. MAT100 Pengantar Matematika. Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor Analisis Instruksional (AI) dan Silabus MAT100 Pengantar Matematika Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor ANALISIS INSTRUKSIONAL (AI) DAN SILABUS MATA KULIAH MAT100

Lebih terperinci

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Vol.14, No. 2, 159-165, Januari 2018 Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Sutrianah Burhan 1, Andi Kresna Jaya 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

DASAR-DASAR TEORI PELUANG DASAR-DASAR TEORI PELUANG Herry P. Suryawan 1 Ruang Peluang Definisi 1.1 Diberikan himpunan tak kosong Ω. Aljabar-σ (σ-algebra pada Ω adalah koleksi subhimpunan A dari Ω dengan sifat (i, Ω A (ii jika A

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log Normal Menggunakan Metode Generalized Moment digunakan beberapa definisi, dan teorema yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DENGAN BOOTSTRAP. Tarno. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Subanar Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DENGAN BOOTSTRAP. Tarno. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Subanar Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER DENGAN BOOTSTRAP Tarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Subanar Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta Abstrak Tulisan ini membicarakan tentang penerapan bootstrap

Lebih terperinci

pada Definisi 2.28 ada dan nilainya sama dengan ( ) ( ) Untuk memperoleh hasil di atas, ruas kiri persamaan (25) ditulis sebagai berikut ( )

pada Definisi 2.28 ada dan nilainya sama dengan ( ) ( ) Untuk memperoleh hasil di atas, ruas kiri persamaan (25) ditulis sebagai berikut ( ) LAMPIRAN 21 Lampiran 1 (Pembuktian Lema 2.1 Lema 2.1 (Eksistensi Fungsi Intensitas global Jika ([ ] adalah proses Poisson periodik dengan fungsi intensitas, maka ([ ] pada Definisi 2.28 ada dan nilainya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA

PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA PENENTUAN PREMI OPTIMUM PADA PORTOFOLIO HETEROGEN DENGAN ARGUMEN GEOMETRIS SEDERHANA PRAMA ADISTYA WIJAYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

KONSISTENSI ESTIMATOR

KONSISTENSI ESTIMATOR KONSISTENSI ESTIMATOR TUGAS STATISTIKA MATEMATIKA II Oleh 1. Wahyu Nikmatus S. (121810101010) 2. Vivie Aisyafi F. (121810101050) 3. Rere Figurani A. (121810101052) 4. Dwindah Setiari W. (121810101054)

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES 2.3. Peubah Acak dan Distribusi Peluang Pada statistika kita melakukan percobaan dimana percobaan tersebut akan menghasilkan suatu peluang. Ruang sampel pada percobaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan. merupakan penjabaran definisi dan teorema yang digunakan:

TINJAUAN PUSTAKA. Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan. merupakan penjabaran definisi dan teorema yang digunakan: II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan beberapa definisi dan teorema yang

Lebih terperinci

4. Mahasiswa mampu melakukan estimasi parameter, melakukan uji hipotesis statistic serta estimasi interval. Diskripsi Singkat MK

4. Mahasiswa mampu melakukan estimasi parameter, melakukan uji hipotesis statistic serta estimasi interval. Diskripsi Singkat MK INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN JURUSAN MATEMATIKA DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDI MATEMATIKA RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan Matematika Statistika

Lebih terperinci

OLEH : Riana Ekawati ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S

OLEH : Riana Ekawati ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S OLEH : Riana Ekawati (1205 100 014) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S Salah satu bagian penting dari statistika inferensia adalah estimasi titik. Estimasi titik mendasari terbentuknya inferensi

Lebih terperinci

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

PENGANTAR ANALISIS REAL

PENGANTAR ANALISIS REAL Seri Analisis dan Geometri No. 1 (2009), -15 158 (173 hlm.) PENGANTAR ANALISIS REAL Oleh Hendra Gunawan Edisi Pertama Bandung, Januari 2009 2000 Dewey Classification: 515-xx. Kata Kunci: Analisis matematika,

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI SUMATERA MENGGUNAKAN FIRST-ORDER DAN HIGHER-ORDER MARKOV CHAIN RUDY HARIONO

PEMODELAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI SUMATERA MENGGUNAKAN FIRST-ORDER DAN HIGHER-ORDER MARKOV CHAIN RUDY HARIONO PEMODELAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI SUMATERA MENGGUNAKAN FIRST-ORDER DAN HIGHER-ORDER MARKOV CHAIN RUDY HARIONO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada Estimasi Titik (Point Estimation) Minggu ke 1-3 Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada 2014 Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. (UGM) Daftar Isi 2014 1 / 33 DAFTAR ISI 1 Minggu 1 Pertemuan 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG. Agustinus Simanjuntak ABSTRACT

PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG. Agustinus Simanjuntak ABSTRACT PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG Agustinus Simanjuntak Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penaksiran Parameter Jika adalah nilai parameter populasi yang belum diketahui harganya, maka dapat ditaksir oleh nilai statistik, dan disebut sebagai penaksir atau fungsi keputusan.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan interpretasi data. Statistika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merangkum, dan mempresentasikan data dengan cara informatif. Sedangkan

I. PENDAHULUAN. merangkum, dan mempresentasikan data dengan cara informatif. Sedangkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika merupakan ilmu tentang pengumpulan, pengaturan, analisis, dan pendugaan data untuk membantu proses pengambilan keputusan secara lebih efisien. Ilmu statistika

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi II.TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi generalized weibull menggunakan metode generalized momen ini, penulis menggunakan definisi dan konsep dasar

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNANN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONE EN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR SALIWATI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Beberapa Peubah Acak Diskret (1) Kuliah 8 Pengantar Hitung Peluang

Beberapa Peubah Acak Diskret (1) Kuliah 8 Pengantar Hitung Peluang Beberapa Peubah Acak Diskret (1) Kuliah 8 Pengantar Hitung Peluang rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Outline Peubah acak Bernoulli Peubah acak binom Peubah acak geometrik Latihan dan Diskusi Review Peubah Acak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik, adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu ruang states. Jadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita mempunyai data yang terdiri dari dua atau lebih variabel maka sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat berhubungan, hubungan

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM BIAStatistics (2015) Vol. 9, 2, hal. 28-32 PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM Munawar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan beberapa tinjauan pustaka sebagai landasan teori pendukung penulisan penelitian ini. 2.1 Analisis Regresi Suatu pasangan peubah acak seperti (tinggi, berat)

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DISTRIBUSI BETA DENGAN METODE MOMEN DAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

PENDUGAAN PARAMETER DISTRIBUSI BETA DENGAN METODE MOMEN DAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 23 28 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENDUGAAN PARAMETER DISTRIBUSI BETA DENGAN METODE MOMEN DAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD FEBY RIDIANI Program

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang. MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL Winda Faati Kartika 1, Triastuti Wuryandari 2 1, 2) Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 wcaturiyati@yahoo.com 2 himmawatipl@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu. II. LANDASAN TEORI Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu. Distribusi ini merupakan distribusi fungsi padat yang terkenal luas dalam bidang matematika. Distribusi gamma

Lebih terperinci

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n Jurnal Matematika, Statistika,& Komputasi Vol.... No... 20... Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n Meriam, Naimah Aris 2, Muh Nur 3 Abstrak Rumusan norm-n pada l merupakan perumuman dari rumusan norm-n

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI Disusun Oleh: NANDANG FAHMI JALALUDIN MALIK NIM. J2E 009

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN E-Jurnal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 45-52 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN NI PUTU NIA IRFAGUTAMI 1, I GUSTI

Lebih terperinci

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH BAB III KEKONVERGENAN LEMAH Bab ini membahas inti kajian tugas akhir. Di dalamnya akan dibahas mengenai kekonvergenan lemah beserta sifat-sifat yang terkait dengannya. Sifatsifat yang dikaji pada bab ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan II. LANDASAN TEORI Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan beberapa konsep dan teori yang mendukung dari ilmu statistika. Berikut akan dijelaskan beberapa konsep dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh ke suatu ruang state. Jika

Lebih terperinci

MENAKSIR PARAMETER µ DARI N( µ, ) DENGAN METODE BAYES

MENAKSIR PARAMETER µ DARI N( µ, ) DENGAN METODE BAYES MENAKSIR PARAMETER µ DARI N( µ, ) DENGAN METODE BAYES Hartayuni Saini 1 1 Jurusan Matematika, FMIPA-UNTAD. e-mail: yunh3_chendist@yahoo.co.id Abstrak Untuk menaksir nilai µ dari N(µ, ) umumnya digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menentukan penduga parameter dari distribusi G3F dan karakteristik dari

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menentukan penduga parameter dari distribusi G3F dan karakteristik dari II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam menentukan penduga parameter dari distribusi G3F dan karakteristik dari penduga tersebut, maka dalam hal ini penulis menggunakan beberapa definisi dan teorema yang berkaitan

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. sementara grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti

II. LANDASAN TEORI. sementara grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti 4 II. LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi F Distribusi F merupakan salah satu distribusi kontinu. Dengan variabel acak X memenuhi batas X > 0, sehingga luas daerah dibawah kurva sama dengan satu, sementara grafik

Lebih terperinci

Hukum Iterasi Logaritma

Hukum Iterasi Logaritma Hukum Iterasi Logaritma Sorta Purnawanti 1, Helma 2, Dodi Vionanda 3 1 Mathematics Department State University of Pag, Indonesia 2,3 Lecturers of Mathematics Department State University of Pag, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 \ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi-informasi faktual yang diperoleh berdasarkan hasil observasi maupun penelitian sangatlah beragam. Informasi yang dirangkum sedemikian rupa disebut dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Peubah Acak dan Distribusinya.1.1 Peubah Acak Definisi.1: Peubah acak adalah suatu fungsi yang menghubungkan sebuah bilangan real dengan setiap unsur di dalam ruang contoh, (Walpole

Lebih terperinci