KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO"

Transkripsi

1 KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Kajian Bandwidth Optimal Pada Pendugaan Fungsi Intensitas Lokal Proses Poisson Periodik adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing, dan belum disajikan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan di dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Nopember 2009 Surasno G

3 ABSTRACT SURASNO. A study of the optimal bandwidth in estimation of the local intensity function of a periodic Poisson process. Supervised by I WAYAN MANGKU and SISWANDI Periodic Poisson process is a Poisson process with periodic intensity function. In many applications, it is needed to find estimators for the intensity function of a periodic Poisson process. In this thesis, bandwidths for the estimators of the local intensity function of a periodic Poisson process are discussed. The behavior of the estimator using optimal bandwidth and estimator using asymptotically optimal bandwidth are compared through Monte Carlo simulations. The results of the simulations show that the behavior of the two estimators are not much different. Finally, asymptotic distribution and confidence interval for the estimator using asymptotically optimal bandwidth of the local intensity function of a periodic Poisson process are discussed. Keywords : periodic Poisson process, local intensity function, optimal bandwidth, asymptotic distribution, confidence interval

4 RINGKASAN SURASNO. Kajian Bandwidth Optimal Pada Penduga Fungsi Intensitas Lokal Proses Poisson Periodik. Dibimbing oleh I WAYAN MANGKU dan SISWANDI Banyak fenomena yang dapat kita jumpai di kehidupan sehari hari yang dapat dijelaskan dengan suatu proses stokastik. Proses stokastik merupakan salah satu bentuk model yang berkaitan dengan suatu aturan aturan peluang dan mempunyai peranan penting dalam berbagai bidang dalam kehidupan sehari hari seperti proses kedatangan pelanggan ke suatu pusat servis. Proses stokastik dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu diskret dan proses stokastik dengan waktu kontinu. Salah satu bentuk khusus dari proses stokastik dengan waktu kontinu adalah proses Poisson periodik. Proses Poisson periodik adalah suatu proses Poisson dengan fungsi intensitas berupa fungsi periodik. Dalam banyak penerapan, di samping diperlukan penduga bagi fungsi intensitas suatu proses Poisson periodik, diperlukan juga bandwidth optimal pada penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson tersebut. Pada karya ilmiah ini dikaji tentang bandwidth optimal pada penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik. Pada awalnya ditentukan penduga suatu fungsi intensitas suatu proses Poisson periodik. (dengan periode yang diketahui) dengan dengan pengamatan pada interval [0,n]. Penduga tipe kernel bagi, dirumuskan sebagai berikut: G Pada penduga di atas, disebut bandwidth Selanjutnya dibuktikan dan dirumuskan sifat sifat statistika penduga fungsi intensitas suatu proses Poisson periodik, berupa aproksimasi asimtotik bagi nilai harapan, ragam dan MSE. Untuk memperoleh bandwidth optimal dilakukan dengan meminimumkan MSE penduga fungsi intensitas lokal suatu proses Poisson periodik, dengan terlebih dahulu menentukan turunan pertamanya. Disamping itu juga dibahas perilaku penduga dengan bandwidth optimal dan penduga dengan bandwidth optimal asimtotik, melalui simulasi Monte Carlo menggunakan program R. Dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan suatu syarat tertentu, diperoleh hasil bahwa perilaku penduga fungsi intensitas lokal proses poisson periodik dengan menggunakan bandwidth optimal dan bandwidth optimal asimtotik menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Pada bagian terakhir dibahas sebaran asimtotik dan selang kepercayaan penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik dengan bandwidth optimal asimtotik. Sedangkan sifat-sifat statistika dari masing-masing penduga juga telah didapatkan rumusannya. Hasil simulasi kenormalan asimtotik (studentization) bagi menunjukkan bahwa sebaran dari penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik konvergen ke normal baku. Nilai peluang fungsi

5 intensitas lokal berada pada selang kepercayaan teoritis hampir sama dengan nilai peluangnya pada selang kepercayaan simulasi. Kata kunci: proses Poisson periodik, fungsi intensitas, bandwidth optimal, bandwidth optimal asimtotik, selang kepercayaan.

6 Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

7 PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik. Judul yang dipilih pada penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2009 ini adalah Kajian Bandwidth Optimal Pada Penduga Fungsi Intensitas Lokal Proses Poisson Periodik. Karya ilmiah ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dorongan, bantuan dan kritikan membangun dari berbagai pihak. Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. I Wayan Mangku, MSc dan Drs,Siswandi MS selaku pembimbing serta Dr. Ir. Hadi Sumarno, MS.selaku penguji yang banyak memberikan saran. Demikian pula, penulis mengucapkan terimakasih kepada DEPAG RI yang telah memberikan beasiswa. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, istri dan anak-anak tercinta serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Kemudian kepada rekan-rekan seangkatan BUD II DEPAG RI dan kakak tingkat yang telah memberikan dorongan motivasi kepada penulis untuk belajar dan menyelesaikan Program Magister Matematika Terapan di Sekolah Pascasarjana IPB.. Semoga Karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Nopember 2009 Surasno

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 Mei 1964 dari Bapak Djupan dan ibu Muhrimah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Tahun 1983 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Jakarta, melanjutkan kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil program Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah Tadris Matematika. Tahun 1988 mendapat SK CPNS sebagai guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Purwokerto Filial (sekarang menjadi MAN Sumpiuh) Jawa Tengah. Tahun 2000 menyelesaikan program S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam. Pada tahun yang sama lulus seleksi Program Penyetaraan Universitas Negeri Semarang pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA, mendapat beasiswa DMAP Departemen Agama Republik Indonesia dan lulus pada tahun Pada tahun 2007 penulis lulus seleksi masuk Program Magister pada Program Studi Matematika Terapan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah Departemen Agama Republik Indonesia.

9 KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

10 Judul Tesis : Kajian Bandwidth Optimal Pada Pendugaan Fungsi Intensitas Lokal Proses Poisson Periodik Nama : Surasno NRP : G Program Studi : Matematika Terapan Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. I Wayan Mangku, M.Sc. Ketua Drs. Siswandi, M.S. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Matematika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal Ujian: 4 Nopember 2009 Tanggal Lulus:

11 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Hadi Sumarno, MS.

12 DAFTAR ISI Halaman I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian... 2 II TINJAUAN PUSTAKA Proses Poisson Periodik Pendugaan Fungsi Intensitas Proses Poisson Periodik... 6 III REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA FUNGSI 8 INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK 3.1. Perumusan Penduga Fungsi Intensitas Sifat-sifat Statistik Penduga Fungsi Intensitas Pemilihan Bandwidth optimal IV SIMULASI PEMBANDINGAN PRILAKU PENDUGA FUNGSI 13 INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN DUGAAN BANDWIDTH DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK 4.1 Simulasi dengan Bandwidth Optimal Simulasi dengan Bandwidth Optimal Asimtotik V PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON 21 PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK 5.1 Perumusan Penduga dan Sifat-sifat Statistikanya Sebaran Asimtotik bagi Selang Kepercayaan Fungsi Intensitas Lokal dengan Penduga g g Simulasi Kenormalan Asimtotik bagi Simulasi Selang Kepercayaan bagi VI. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 37

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Beberapa Definisi dan Lema Teknis.. 36 Lampiran 2 : Program Simulasi 43 Lampiran 3 : Hasil simulasi dengan bandwidth optimal. 48 Lampiran 4 : Hasil simulasi dengan bandwidth optimal asimtotik 53 Lampiran 5 : Hasil simulasi kenormalan asimtotik. 58

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan dengan menggunakan kaidah-kaidah peluang. Dalam hal ini secara khusus, dengan proses stokastik dapat dimodelkan perilaku kejadian yang akan datang, misalnya untuk memodelkan proses kedatangan pelanggan pada suatu pusat servis. Proses stokastik dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu diskret dan proses stokastik dengan waktu kontinu. Salah satu bentuk dari proses stokastik dengan waktu kontinu adalah proses Poisson periodik. Proses Poisson periodik adalah suatu proses Poisson dengan fungsi intensitas berupa fungsi periodik. Proses Poisson periodik banyak digunakan untuk memodelkan fenomena pada berbagai bidang di antaranya bidang komunikasi, asuransi dan seismologi (Helmers et al. 2003). Data yang diperoleh dari suatu kejadian kadang-kadang tidak dapat dijadikan pedoman untuk memperkirakan kejadian berikutnya, sehingga sulit untuk dianalisis untuk menghasilkan informasi yang penting. Ada beberapa pendekatan di dalam menganalisis data jenis ini, bisa menggunakan pendekatan parametrik dan non parametrik. Pendekatan parametrik, akan mudah digunakan bila suatu data dapat dimodelkan secara sederhana, dan data mempunyai pola distribusi tertentu seperti yang sudah dikenal di dalam statistika. Tetapi bila data tersebut sulit untuk dimodelkan dan tidak diketahui distribusi apa yang harus digunakan, maka dapat menggunakan suatu pendekatan non parametrik. Sebagai contoh, proses kedatangan pelanggan ke pusat servis dapat dimodelkan dengan suatu proses Poisson periodik dengan periode satu hari. Pada proses kedatangan pelanggan tersebut, fungsi intensitas lokal (s) menyatakan laju kedatangan pelanggan pada waktu s. Dalam penerapannya diperlukan penduga bagi fungsi intensitas dari suatu proses Poisson periodik, di antaranya penduga bagi fungsi intensitas global maupun fungsi intensitas lokal. Pendugaan fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik telah diteliti pada Helmers et al. (2003, 2005).

15 2 Pada penelitian ini dibahas kajian bandwidth optimal pada penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan adalah 1) Mereview sifat-sifat statistik dan penentuan bandwidth optimal dari penduga fungsi intensitas lokal suatu proses Poisson periodik. 2) Melakukan simulasi Monte Carlo untuk membandingkan perilaku penduga dengan dugaan bandwidth optimal dan penduga dengan bandwidth optimal asimtotik. 3) Menentukan kenormalan asimtotik dan selang kepercayaan penduga dengan bandwidth optimal asimtotik.

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 : Proses stokastik Proses stokastik X={X(t), t T } adalah suatu himpunan dari peubah acak X(t) yang memetakan suatu ruang contoh p ke suatu ruang state S. (Ross, 2007) Dengan demikian, X(t) merupakan suatu peubah acak untuk setiap t pada himpunan indeks T, dengan t menyatakan waktu dan X(t) kita sebut sebagai keadaan (state) dari proses pada waktu t. Dalam hal ini ruang state S dapat berupa himpunan bilangan bulat (atau himpunan bagiannya) atau dapat juga berupa himpunan bilangan real (atau himpunan bagiannya). Definisi 2.2 : Proses stokastik dengan waktu kontinu Suatu proses stokastik X disebut proses stokastik dengan waktu kontinu jika T adalah suatu interval. Definisi 2.3 : Inkremen bebas Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu {X(t), t T } disebut memiliki inkremen bebas jika untuk semua t < t < t <... < t, peubah acak X t ) - X t ), n X( t 2 )- X t ),, X t ) - X ) adalah bebas. ( 1 ( n ( t n 1 ( 1 ( 0 (Ross, 2007) Dengan kata lain, suatu proses stokastik dengan waktu kontinu X disebut memiliki inkremen bebas jika proses berubahnya nilai pada interval waktu yang tidak tumpang tindih (tidak overlap) adalah bebas. Definisi 2.4 : Inkremen stasioner Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu {X(t), t T } disebut memiliki inkremen stasioner jika memiliki sebaran yang sama untuk semua nilai t. (Ross, 2007)

17 4 Dengan kata lain, suatu proses stokastik dengan waktu kontinu X disebut memiliki inkremen stasioner jika sebaran dari perubahan nilai antara sembarang dua titik hanya tergantung pada jarak antara kedua titik tersebut, dan tidak bergantung pada lokasi titik titik tersebut. Proses Poisson merupakan salah satu bentuk khusus dari proses stokastik dengan waktu kontinu. Untuk proses Poisson, kita anggap bahwa himpunan indeks T adalah interval bilangan nyata tak negatif, yaitu [0, 8). Definisi 2.5 : Proses pencacahan Suatu proses stokastik {N(t), t=} disebut proses pencacahan jika N(t) menyatakan banyaknya kejadian yang telah terjadi sampai waktu t. Proses pencacahan N(t) harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut. (i) N(t) = 0 untuk semua t [0, 8). (ii) Nilai N(t) adalah integer. (iii)jika s < t maka N(s ) = N(t), s,t [0, 8). (iv) Untuk s < t maka N(t ) - N(s), sama dengan banyaknya kejadian yang terjadi pada interval (s, t]. (Ross, 2007) Definisi 2.6 : Proses Poisson Suatu proses pencacahan {N(t), t=0} disebut proses Poisson dengan laju, >0, jika dipenuhi tiga syarat berikut. (i) N(0) = 0. (ii) Proses tersebut memiliki inkremen bebas. (iii)banyaknya kejadian pada sembarang interval waktu dengan panjang t, memiliki sebaran Poisson dengan nilai harapan t. Jadi untuk semua t, s>0, g K (Ross, 2007) Dari syarat (iii) dapat dilihat bahwa proses Poisson memiliki inkremen stasioner. Dari syarat ini juga kita peroleh bahwa t, yang menjelaskan bahwa proses Poisson memiliki laju.

18 pada titik s R adalah (s), yaitu nilai fungsi di s. (Cressie, 1991) 5 Definisi 2.7 : Proses Poisson homogen Proses Poisson homogen adalah proses Poisson dengan laju yang merupakan konstanta untuk semua waktu t. (Ross, 2007) Definisi 2.8 : Proses Poisson tak homogen Proses Poisson tak homogen adalah suatu proses Poisson dengan laju pada sembarang waktu t yang merupakan fungsi tak konstan dari t yaitu (t). (Ross, 2007) Definisi 2.9 : Fungsi intensitas Laju dari suatu proses Poisson tak homogen {N(t), t 0}, yaitu (t) disebut fungsi intensitas proses Poisson pada t. (Cressie, 1991) Definisi 2.10 : Intensitas lokal Intensitas lokal dari suatu proses Poisson tak homogen N dengan fungsi intensitas Definisi 2.11 : Fungsi intensitas global Misalkan N([0, n]) adalah proses Poisson pada interval [0, n]. Fungsi intensitas global dari proses Poisson ini didefinisikan sebagai jika limit di atas ada. Definisi 2.12 : Fungsi periodik Suatu fungsi disebut periodik jika (Cressie, 1991) untuk semua dan k, dengan adalah himpunan bilangan bulat. Konstanta terkecil yang memenuhi persamaan di atas disebut periode dari fungsi tersebut. (Browder, 1996)

19 6 Definisi 2.13 : Proses Poisson periodik Proses Poisson periodik adalah suatu proses Poisson yang fungsi intensitasnya adalah fungsi periodik. (Cressie,1991) 2.4 Pendugaan Fungsi Intensitas Proses Poisson Periodik Fungsi intensitas dari suatu proses Poisson merupakan laju dari proses Poisson tersebut. Fungsi intensitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi intensitas lokal (yang lebih sering hanya disebut fungsi intensitas) dan fungsi intensitas global. Fungsi intensitas lokal menyatakan laju proses Poisson di titik tertentu, sedangkan fungsi intensitas global menyatakan rata rata laju dari suatu proses Poisson pada suatu interval dengan panjang menuju tak hingga. Untuk menduga fungsi intensitas dapat digunakan pendekatan non parametrik (Diggle, 1985). Salah satu pendekatan non parametrik yang dapat digunakan adalah pendekatan fungsi kernel. Adapun hal ini karena fungsi intensitasnya tidak diketahui, sehingga untuk menduga bentuk fungsinya dapat didekati dengan fungsi penduga Kernel (Hardle, 1993). Pendekatan yang dipakai pada pendugaan fungsi intensitas lokal dari suatu proses Poisson di titik s ialah dengan menaksir rata rata banyaknya kejadian proses Poisson tersebut dalam interval waktu di sekitar titik s. Secara matematis, misalkan dan N[0,t] menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi pada [0,t], maka intensitas di titik s dapat dihampiri oleh G Sedangkan pendekatan yang dipakai pada pendugaan fungsi intensitas global dari suatu proses Poisson ialah dengan menaksir rata rata banyaknya kejadian proses Poisson tersebut pada selang waktu [0,n]. Secara matematis, intensitas global dapat dihampiri dengan G Penduga fungsi intensitas suatu proses Poisson periodik dapat dibedakan berdasarkan periodenya, yaitu proses Poisson dengan periode yang diketahui dan periode yang tidak diketahui. Pada periode yang tidak diketahui, pendugaan fungsi intensitasnya lebih rumit dibandingkan dengan pendugaan fungsi intensitas dengan periode yang diketahui. Namun demikian, Helmers et al. (2003, 2005)

20 7 telah merumuskan pendekatan dengan tipe kernel yang dapat digunakan untuk menjelaskan kekonsistenan dan sifat-sifat statistika dari penduga fungsi intensitas proses Poisson periodik tersebut. Beberapa penelitian telah dilakukan dalam pendugaan fungsi intensitas (lokal) proses Poisson periodik. Fungsi intensitas proses Poisson digunakan dalam pemodelan laju polusi minyak di Laut Utara Belanda (Helmers 1995). Pada perkembangan berikutnya, setelah didapat rumusan penduga fungsi intensitas, dilanjutkan dengan pendugaan turunan pertama dan kedua oleh Syamsuri (2007). Diperoleh rumusan baru yaitu penduga turunan pertama dan kedua terhadap fungsi intensitas proses poisson periodik, yang kemudian dilanjutkan oleh Herniwati (2007) dan Arifin (2008). Herniwati mengkaji tentang kekonsistenan penduga, sedangkan Arifin mengkaji tentang sebaran asimtotiknya. Dalam kajiannya diperoleh hasil bahwa penduga turunan pertama fungsi intensitas bersifat konsisten dan memiliki sebaran normal, demikian halnya dengan turunan kedua. Tahun 2009, Eviliyanida melakukan kajian lanjutan, tetapi lebih mengkhususkan pada fungsi intensitas dengan tren linear. Ternyata, prilaku penduga yang dikaji memiliki kesamaan dalam hal kekonsistenan, kekonvergenan MSE maupun sifat-sifat statistiknya, baik tanpa tren maupun dengan tren linear. Kajian tentang fungsi intensitas masih diperkaya lagi dengan penelitian oleh Surawu (2009) yang memfokuskan penelitian pada sebaran asimtotik bukan terhadap penduga fungsi, tetapi terhadap komponen periodik fungsi intensitas dengan tren linear. Dari kajiannya diperoleh hal yang hampir sama dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Demikian juga dengan Hidayah (2009). Dengan penelitiannya diperoleh rumusan selang kepercayaan terhadap penduga fungsi intensitas. Disimpulkan juga bahwa penduga fungsi intensitas memiliki nilai peluang yang hampir sama pada selang kepercayaan, baik teoritis maupun simulasi. Penelitian dilanjutkan oleh Marthalena (2009) yang memperoleh rumusan penduga nonparametric bagi fungsi intensitas proses Poisson periodik dengan periode ganda. Penduga tersebut juga memiliki prilaku yang hampir sama pula dengan prilaku penduga yang sebelumnya telah dikaji.

21 BAB III REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK 3.1 Perumusan Penduga Fungsi Intensitas Misalkan N adalah proses Poisson pada interval dengan fungsi intensitas (tidak diketahui) yang terintegralkan lokal. Diasumsikan bahwa adalah periodik dengan periode diketahui, yaitu. Kita tidak mengasumsikan suatu bentuk parametrik dari, kecuali asumsi bahwa adalah periodik. Karena adalah periodik maka untuk setiap titik dan untuk semua dengan adalah himpunan bilangan bulat, berlaku: G (3.1) Misalkan bahwa untuk suatu p, hanya terdapat realisasi tunggal N ( dari proses Poisson N yang terdefinisi pada ruang peluang p dengan fungsi intensitas yang diamati hanya pada interval terbatas [0, n]. Diasumsikan juga bahwa s adalah titik Lebesgue dari, sehingga berlaku: G G Syarat cukup agar s merupakan titik Lebesgue dari adalah fungsi kontinu di s. Karena adalah periodik dengan periode maka untuk menduga di titik cukup diduga nilai pada G Misalkan K : merupakan fungsi yang bernilai real, dinamakan fungsi kernel yang memenuhi sifat-sifat berikut (Helmers et al., 2003) : (K1) K adalah fungsi kepekatan peluang (K2) K terbatas (K3) K terdefinisi pada daerah [-1,1]. Misalkan juga merupakan barisan bilangan real positif yang konvergen ke 0, yaitu: untuk G G Penduga dari fungsi intensitas pada titik didefinisikan sebagai berikut:

22 9 s G (3.4) Penduga yang didefinisikan pada (3.4) dinamakan penduga tipe kernel dari fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik. Ide di balik perumusan penduga dapat digambarkan sebagai berikut. Nilai fungsi di titik s dapat didekati dengan nilai rataan dari banyaknya kejadian di sekitar titik s, yaitu banyaknya kejadian pada interval [ ], untuk. Nilai rataan ini dapat dinyatakan sebagai :. (3.5) Karena fungsi adalah periodik dengan periode, maka untuk menduga nilai fungsi dapat juga digunakan nilai rataan dari banyaknya kejadian di sekitar titik s+k, asalkan s+k. Sehingga untuk setiap k, nilai rataannya dapat dinyatakan sebagai : G (3.6) Banyaknya k sehingga adalah mendekati semua rataan di atas untuk semua k sehingga adalah s = s. Jadi nilai rataan dari = s (3.7) dengan dimana := G Agar penduga ini lebih umum, maka digunakan fungsi kernel umum K yang memenuhi (K1), (K2), dan (K3), sehingga diperoleh persamaan (3.4). 3.2 Sifat-sifat Statistik Penduga Fungsi Intensitas Sifat-sifat statistika penduga tipe kernel dari fungsi intensitas suatu proses Poisson periodik dengan periode diketahui (Mangku, 2006) adalah sebagai berikut:

23 10 Teorema 3.1 : Aproksimasi asimtotik bagi nilai harapan Misalkan fungsi intensitas adalah periodik, terintegralkan lokal dan memiliki turunan kedua berhingga di s. Jika kernel K adalah simetrik dan memenuhi kondisi (K1), (K2), (K3), dan, maka (s)+ jika n Bukti : (Lihat Mangku 2006) Teorema 3. 2 : Aproksimasi asimtotik varians, (3.8) Misalkan fungsi intensitas adalah periodik, terintegralkan lokal, berhingga di s. Jika kernel K adalah memenuhi kondisi (K1), (K2), (K3), jika n, asalkan s adalah titik Lebesgue dari Bukti: (Lihat Mangku 2006) maka (3.9) 3.3 Pemilihan Bandwidth Optimal Dalam penelitian ini, yang dimaksud bandwidth ( adalah jarak antara titik s dengan titik terjauh yang disertakan dalam pendugaan fungsi intersitas di titik s, dimana dan N[0,t] menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi pada [0,t]. Penentuan bandwidth optimal diperlukan, agar pendugaan fungsi intensitas sedekat mungkin terhadap fungsi intensitasnya. Nilai optimum dari tergantung pada kriteria yang digunakan untuk mengukur akurasi dari. Kriteria yang bisa digunakan adalah mean square error (MSE) (Cressie, Hardle, 1991). Untuk menduga bandwidth optimal dilakukan dengan meminimumkan, dengan terlebih dahulu menentukan turunan pertamanya. Rumus umum yang digunakan adalah sebagai berikut : G (3.10) G (3.11) Dengan mensubstitusikan (3.8) dan (3.9) ke (3.11) diperoleh langkah-langkah sebagai berikut :

24 11 +, jika. (3.12) Selanjutnya ditentukan turunan pertama terhadap sebagai berikut = + G(3.13) = Agar minimum maka turunan pertamanya sama dengan 0, sehingga diperoleh sebagai berikut :.

25 12 G (3.14) Selanjutnya untuk menentukan jenis optimumnya, ditentukan turunan kedua terhadap sebagai berikut G (3.15) Dari (3.15) diketahui turunan kedua terhadap bernilai positif, sehingga syarat minimum terpenuhi. Dengan demikian diperoleh bandwidth optimal penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik.

26 BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK Pada bagian ini dilakukan simulasi untuk membandingkan perilaku penduga dengan bandwidth optimal dan penduga dengan bandwidth optimal asimtotik, yaitu pengamatan pangkat -1/5 atau bandwidth yang nilainya sama dengan panjang interval. Simulasi komputer dilakukan dengan menggunakan program R dalam membangkitkan realisasi proses Poisson periodik, dengan ukuran sampel yang terbatas. Dalam simulasi ini digunakan fungsi intensitas (4.1) Dipilih A = 2,, dan. Dengan pemilihan parameterparameter tersebut, maka fungsi intensitas (4.1) menjadi untuk (4.2) untuk. (4.3) Gambar 1. Grafik fungsi yang diberikan oleh persamaan (4.2) s

27 14 Gambar 2. Grafik fungsi yang diberikan oleh persamaan (4.3) s Pada simulasi untuk membandingkan perilaku penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik ini digunakan metode Monte Carlo untuk membangkitkan realisasi dari proses Poisson periodik tersebut. Pembangkitan realisasi ini dilakukan pada interval [0, n] serta dipilih n = 100, n = 500, dan n = Penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik yang digunakan adalah penduga yang didefinisikan pada persamaan (3.4) dengan fungsi kernel, yang dapat ditulis sebagai G G Pendugaan pada simulasi ini dilakukan pada tiga titik, yaitu di s = 2.6 (mewakili nilai yang kecil), di s = 4 (mewakili nilai yang sedang), dan di s = 4.9 (mewakili nilai yang besar) dengan periode. Sedangkan pendugaan untuk periode dilakukan pada tiga titik, yaitu di s = 5.2 (mewakili nilai yang kecil), di s = 8 (mewakili nilai yang sedang), dan di s = 9.8 (mewakili nilai yang besar). Untuk kernel K yang merupakan fungsi kepekatan peluang seragam pada interval [-1,1]: yang akan digunakan untuk aplikasi (3.8) dan (3.9). (4.5)

28 15 Sehingga pendekatan asimtotik bagi nilai harapan penduga, berdasarkan Teorema 3.1, diperoleh serta untuk. G G Sedangkan pendekatan asimtotik bagi varian penduga, berdasarkan Teorema 3.2, diperoleh G jika. (Mangku, 2006) 4.1 Simulasi dengan bandwidth optimal Analog dengan (3.34), tetapi menggunakan kernel seragam, diperoleh bandwith optimal dengan rumus G G Selanjutnya dari (4.2) dan (4.3) diperoleh turunan kedua dari fungsi intensitas sebagai berikut G dan G G G G G G G Dengan menggunakan nilai dan yang sebenarnya dan nilai n yang dipilih, yaitu 100, 500, dan 1000 maka diperoleh nilai bandwidth optimal (4.9). Pendugaan pada setiap titik untuk tiap kasus diulang sebanyak M = 1000 kali.

29 16 Hasil yang diperoleh dari simulasi disajikan dalam Tabel 1, berikut ini : Tabel 1. Hasil simulasi dengan bandwidth optimal (M=1000) tau titik n Semakin kecil nilai berarti penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik semakin baik. Dari hasil simulasi dengan bandwidth optimal, diperoleh bahwa MSE terkecil terdapat pada, s =2.6, dan n=1000, juga pada, s =5.2, dan n=1000, yaitu G. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar n pada setiap titik, diperoleh nilai semakin kecil. Hal ini dikarenakan pada setiap titik, jika n

30 17 semakin besar maka data yang digunakan semakin banyak, sehingga menyebabkan nilai semakin kecil. 4.2 Simulasi dengan bandwidth optimal asimtotik. Pada simulasi ini digunakan bandwidth sama dengan panjang interval pengamatan pangkat -1/5 atau dapat dinyatakan dengan, yang disebut bandwidth optimal asimtotik. Periode untuk tetap sama dan dilakukan pada tiga titik yang sama pula dengan simulasi yang menggunakan bandwidth optimal. Pendugaan pada setiap titik untuk setiap kasus diulang sebanyak M=1000 kali. Hasil yang diperoleh dari simulasi disajikan pada Tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Hasil simulasi dengan bandwidth optimal asimtotik (M=1000) tau titik n

31 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa MSE terkecil terdapat pada, s =2.6, dan n=1000, yaitu G. Sebagaimana yang dihasilkan pada 4.1, menunjukkan bahwa nilai semakin kecil dengan semakin besarnya nilai n pada setiap titik. Hal ini juga dikarenakan pada setiap titik, jika n semakin besar maka data yang digunakan semakin banyak, sehingga memperkecil nilai G Perbandingan nilai dari penduga dengan bandwidth optimal dan penduga dengan bandwidth optimal asimtotik disajikan pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5 Tabel 3. Perbandingan MSE (bandwidth optimal & asimtotik) pada n = 100 n tau titik indeks optimal (1) asimtotik (2) (1) - (2) Tabel 4. Perbandingan MSE (bandwidth optimal & asimtotik) pada n = 500 n tau titik indeks optimal (1) asimtotik (2) (1) - (2)

32 19 Tabel 5. Perbandingan MSE (bandwidth optimal & asimtotik) pada n = 1000 n tau titik indeks optimal (1) asimtotik (2) (1) - (2) Perbandingan MSE tersebut diilustrasikan dengan gambar berikut : Gambar 3. Grafik perbandingan MSE pada n = 100 MSE 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0, indeks optimal asimtotik Gambar 4. Grafik perbandingan MSE pada n = 500 0,25 0,2 MSE 0,15 0,1 0,05 optimal asimtotik indeks

33 20 Gambar 5. Grafik perbandingan MSE pada n = ,12 0,1 0,08 MSE 0,06 0,04 0,02 optimal asimtotik indeks Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kedua jenis penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik memiliki MSE yang relatif sama, baik menggunakan bandwidth optimal maupun bandwidth optimal asimtotik. Maka pada bab berikutnya dibahas pendugaan fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik dengan bandwith optimal asimtotik.

34 BAB V PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK 5.1 Perumusan Penduga dan Sifat-sifat Statistikanya Pada bagian ini dibahas pendugaan fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik dengan bandwidth optimal asimtotik, yaitu. Dengan mensubstitusi bandwidth tersebut pada (3.4) diperoleh : s G s G (5.1) Pembuktian persamaan (5.1) analog dengan pembahasan pada bab III. Berdasarkan pembahasan pada bab III, sifat-sifat statistik penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik adalah sebagai berikut : Berdasarkan Teorema 3.1 dengan diperoleh hasil berikut : Misalkan fungsi intensitas adalah periodik, terintegralkan lokal dan memiliki turunan kedua berhingga di s. Jika kernel K adalah simetrik dan memenuhi kondisi (K1), (K2), (K3), maka dari (3.12) diperoleh : (s)+, (5.2) jika n. Pembuktian (5.2) analog dengan pembuktian (3.12) pada bab III. Sehingga diperoleh juga Bias (5.3) jika n. Berdasarkan Teorema 3.2 dengan diperoleh hasil berikut : Misalkan fungsi intensitas adalah periodik, terintegralkan lokal, berhingga di s. Jika kernel K adalah memenuhi kondisi (K1), (K2), (K3), maka dari (3.13) diperoleh : (5.4)

35 22 jika n, asalkan s adalah titik Lebesgue dari. Sebagaimana (3.15) untuk menghitung MSE menggunakan rumus : G Dengan mensubstitusikan (5.5) dan (5.6) diperoleh sebagai berikut : untuk n G 5.2 Sebaran Asimtotik bagi Teorema 5.1 (Kenormalan asimtotik bagi Misalkan fungsi intensitas adalah periodik, terintegralkan lokal dan memiliki turunan kedua berhingga di s. Misalkan pula kernel K adalah simetrik dan memenuhi kondisi (K1), (K2), (K3), maka G

36 23 jika Bukti : dengan G Untuk membuktikan Teorema 5.1, ruas kiri pada (5.6) dapat ditulis dalam bentuk : G Sehingga, untuk membuktikan (5.6) cukup ditunjukkan (5.7) (5.8) dan jika (5.9) G Terlebih dahulu dibuktikan (5.8) yang ruas kirinya dapat dinyatakan dalam bentuk : G (5.10) Sehingga untuk membuktikan (5.8), akan ditunjukkan dan G (5.11) (5.12) jika G Bukti dari (5.11) adalah sebagai berikut : Misalkan untuk setiap k = 0,1,2, G

37 24 Untuk dan setiap interval dan adalah saling lepas. Hal ini mengakibatkan untuk setiap peubah acak dan adalah saling lepas. Selanjutnya diperoleh bahwa, k = 0,1,2, adalah barisan dari peubah acak yang memenuhi i.i.d (independent and identically distributed), dengan nilai harapan dan varian yang berhingga, karena kernel K terbatas dan memiliki daerah definisi [-1,1]. Sehingga penduga dapat dinyatakan dengan merupakan jumlah peubah acak i.i.d dikalikan dengan suatu konstanta. Dengan menggunakan Teorema Limit Pusat dapat diperoleh (5.11). Untuk membuktikan (5.12), terlebih dahulu ruas kirinya dinyatakan sebagai berikut : Selanjutnya dengan menggunakan (5.4) persamaannya menjadi : untuk maka diperoleh (5.12). Selanjutnya untuk membuktikan (5.9), dengan menggunakan (5.2), ruas kiri pada (5.9) dapat dinyatakan dengan

38 25 untuk maka diperoleh (5.9). Dengan demikian Teorema 5.1 terbukti. Teorema 5.2 (Kenormalan asimtotik (Studentization) bagi Misalkan fungsi intensitas adalah periodik, terintegralkan lokal dan memiliki turunan kedua berhingga di s. Jika kernel K adalah simetrik dan memenuhi kondisi (K1), (K2),(K3), maka berlaku Bukti : G Untuk membuktikan (5.13), akan ditunjukkan bahwa jika G Jika kedua ruas (5.14) dikuadratkan maka diperoleh jika G G Jadi untuk membuktikan (5.14) cukup dibuktikan jika G Atau sama dengan membuktikan G G G jika G

39 26 Untuk membuktikan (5.16) digunakan Teorema 3.1 tentang pendekatan asimtotik bagi nilai harapan, yang dinyatakan pada persamaan (5.2), dan Teorema 3.2 tentang pendekatan asimtotik bagi varian, yang dinyatakan pada persamaan (5.4) Untuk membuktikan (5.17) maka akan diperlihatkan untuk setiap berlaku G jika. Ruas kiri pada (5.18) dapat dinyatakan sebagai berikut: G G Dengan menggunakan ketaksamaan segitiga maka ruas kanan persamaan (5.19) G G Berdasarkan Teorema 3.1, dari persamaan (5.2) dapat dinyatakan bahwa untuk, maka ada bilangan nyata M, sehingga G G Dengan mensubstitusikan persamaan (5.22) ke ruas kanan (5.21), maka (5.20) dapat ditulis menjadi: G G Dengan menggunakan ketaksamaan Chebyshev, maka peluang pada (5.22) adalah G Berdasarkan Teorema 3.2, serta diperoleh bahwa jika, maka sehingga (5.18) terbukti benar. 5.3 Selang Kepercayaan Fungsi Intensitas Lokal dengan Penduga Berdasarkan Teorema 5.2 tentang kenormalan asimtotik (studentization) dari penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik, sebagai aplikasi dari

40 27 (5.13) dapat dirumuskan suatu selang kepercayaan dengan koefisien kepercayaan bagi sebagai berikut: Corollary 1 (Selang Kepercayaan bagi ) Untuk suatu tingkat kepercayaan dengan 0 < < 1, berdasarkan selang kepercayaan normal untuk melalui pendekatan peluang 1 diberikan oleh, (5.24) dimana menyatakan fungsi distribusi normal baku, dan G untuk, asalkan s adalah titik Lebesgue bagi, dan periode diketahui. 5.4 Simulasi Kenormalan Asimtotik bagi Pada simulasi untuk memeriksa kenormalan asimtotik bagi menggunakan metode Monte Carlo dengan membangkitkan realisasi sejumlah bilangan acak yang merupakan realisasi proses Poisson. Pembangkitan realisasi dari proses Poisson dipilih untuk n = 100, n = 500, dan n = Penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik yang digunakan adalah penduga yang didefinisikan pada persamaan (5.1) dan mengambil fungsi kernel K = diperoleh s G (5.26) Pendugaan pada simulasi ini dilakukan pada tiga titik, sebagaimana pada simulasi terdahulu (BAB IV), yaitu di s = 2.6 (mewakili nilai yang kecil), di s = 4 (mewakili nilai yang sedang), dan di s =4.9 (mewakili nilai yang besar) dengan periode. Sedangkan pendugaan untuk periode dilakukan pada tiga titik, yaitu di s = 5.2 (mewakili nilai yang kecil), di s = 8 (mewakili nilai yang sedang), dan di s =9.8 (mewakili nilai yang besar). Hasil simulasinya ditunjukkan dengan pada gambar-gambar grafik berikut ini :

41 28 Gambar 6. Kenormalan asimtotik 1000 penduga untuk n =100, s =2.6, G Gambar 7. Kenormalan asimtotik 1000 penduga untuk n =500, s =2.6, G Gambar 8. Kenormalan asimtotik 1000 penduga untuk n =1000, s =2.6, G

42 29 Dari hasil simulasi normalitas asimtotik sebagaimana pada Gambar 6, 7 dan 8, (dapat juga dilihat Gambar 9-23 pada lampiran 4) menunjukkan bahwa semakin besar nilai n grafiknya semakin mendekati garis lurus, artinya bahwa sebaran dari penduga mendekati normal. 5.5 Simulasi Selang Kepercayaan bagi Pada simulasi ini dibandingkan banyaknya fungsi intensitas lokal yang berada pada selang kepercayaan teoritis (berdasarkan persamaan (5.24)) dengan selang kepercayaan simulasi. Selang kepercayaan teoritis dengan menggunakan fungsi kernel K = dirumuskan sebagai berikut: dimana menyatakan fungsi distribusi normal baku, dan (5.27) G Sedangkan selang kepercayaan simulasi dirumuskan sebagai berikut:. (5.28) Sebagaimana simulasi terdahulu, simulasi ini juga menggunakan metode Monte Carlo dengan membangkitkan realisasi sejumlah bilangan acak yang merupakan realisasi proses Poisson. Pembangkitan realisasi dari proses Poisson dipilih untuk n = 100, n = 500, dan n = Pendugaan dilakukan pada tiga titik, sebagaimana pada simulasi terdahulu yaitu di s = 2.6 (mewakili nilai yang kecil), di s = 4 (mewakili nilai yang sedang), dan di s =4.9 (mewakili nilai yang besar) dengan periode. Sedangkan pendugaan untuk periode dilakukan pada tiga titik, yaitu di s = 5.2 (mewakili nilai yang kecil), di s = 8 (mewakili nilai yang

43 30 sedang), dan di s =9.8 (mewakili nilai yang besar). Hasil simulasi dengan taraf kepercayaan G dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil simulasi selang kepercayaan dengan G dan M = 1000 tau titik n hn indeks SK teoritis SK simulasi prosentase SK teoritis prosestase SK simulasi % 95.2% % 94.4% % 95.2% % 94.5% % 95.1% % 94.4% % 87.1% % 90.8% % 93.1% % 95.0% % 95.7% % 94.6% % 91.3% % 94.6% % 94.9% % 90.6% % 94.0% % 94.4% Secara umum dari tabel tersebut bisa dilihat, jika semakin panjang interval pengamatan, maka akan diperoleh selang kepercayaan bagi penduga fungsi intensitas lokal yang semakin pendek, hal ini berkaitan dengan nilai simpangan baku yang semakin kecil.

44 BAB VI KESIMPULAN Untuk menduga fungsi intensitas lokal dari suatu proses Poisson periodik dengan periode (diketahui) yang diamati pada interval dilakukan pendugaan di titik cukup diduga nilai pada. Penduga tipe kernel dari fungsi intensitas pada titik dirumuskan sebagai berikut: jika G Dari kajian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu diperoleh rumusan bandwidth optimal berikut : G 1. Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh bahwa perilaku penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik dengan menggunakan bandwidth optimal dan bandwidth optimal asimtotik adalah tidak jauh berbeda. Oleh sebab itu dilakukan pendugaan fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik dengan bandwidth optimal asimtotik, yaitu. Dengan mensubstitusi nilai bandwidth tersebut, diperoleh G 2. Selanjutnya dilakukan pengkajian mengenai sifat-sifat statistik dan kenormalan asimtotik, yang hasilnya sebagai berikut: a). Aproksimasi asimtotik bagi nilai harapan adalah jika n. b). Aproksimasi asimtotik bagi ragam adalah

45 32, jika n. c). Mean Square Error (MSE) adalah jika n. d). Kenormalan asimtotik bagi, adalah jika Gdengan G 3. Berdasarkan kajian dari sifat-sifat statistika dan kenormalan asimtotik dari penduga dapat disimpulkan bahwa: Kenormalan asimtotik (studentization) bagi adalah jika. 4. Sebagai aplikasi dari kenormalan (studentization) bagi dapat diperoleh suatu selang kepercayaan bagi, adalah sebagai berikut: dimana menyatakan fungsi distribusi normal baku dan untuk, asalkan s adalah titik Lebesgue bagi.

46 33 5. Hasil simulasi kenormalan asimtotik (studentization) bagi menunjukkan bahwa sebaran dari penduga fungsi intensitas lokal proses Poisson periodik mendekati normal baku. 6. Nilai peluang fungsi intensitas lokal berada pada selang kepercayaan teoritis hampir sama dengan nilai peluangnya pada selang kepercayaan hasil simulasi.

47 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z Sebaran Asimtotik Penduga Turunan Pertama dan Turunan Kedua dari Fungsi Intensitas Suatu Proses Poisson Periodik. Departemen Matematika IPB. Tesis. Bogor. Browder A Mathematical Analysis : An Introduction. New York: Springer. Cressie, N Statistics for Spatial Data. New York: Wiley. Diggle, P. J A Kernel method for smoothing point proses data. Applied Statistic, 34, Dudley RM Real Analysis and Probability. California: Wardswort & Brooks. Ghahramani S, 2005, Fundamental of Probability with Stochastics Processes. Ed. Ke-3. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Grimmet GR, Stizaker DR Probability and Random Processes. Ed.ke 2. Oxford: Clarendon Press. Farida, T Pendugaan Komponen Periodik dari Fungsi Intensitas Proses Poisson Periodik dengan Tren Fungsi Pangkat. Departemen Matematika IPB. Tesis. Bogor. Hardle, W Smoothing Techiques, Springer-Verlag, New York. Hardle, W Applied Nonparametric Regression, Cambridge University Press. Helmers R On estimation the intensity of oil-polution in the North-Sea. CWI Note BS-N9501. Helmers R, Mangku I W., Zitikis R Consistent estimation of the intensity function of a cyclic Poisson proses. Journal of Multivariate Analysis. 84, Helmers R, Mangku I W., Zitikis R Statistical properties of the intensity function of the intensity function of cyclic Poisson process. Journal of Multivariate Analysis. 92, Herniwati Kekonsistenan Penduga Turunan Pertama dan Turunan Kedua dari Fungsi Intensitas suatu Proses Poisson Periodik. Departemen Matematika IPB. Skripsi. Bogor.

48 35 Hidayah, S Selang Kepercayaan bagi Fungsi Intensitas Proses Poisson Periodik. Departemen Matematika IPB. Tesis. Bogor. Hogg RV, Craig AT, Mc Kean JW Introduction to Mathematical Statistics. Ed.Ke-5. New Jersey: Prentice Hall, Upper Saddle River. Mangku, I W., Asymptotic normality of a kernel-type estimator for the intensity of a periodic Poisson process. Journal of Mathematics and Its Application. Vol.5, No:2, Roos S. M., Introduction to Probability Models. Ed. 9. Burlington: Elsevier, Inc. Serflling, R. J Aproximation Theorems of Mathematical Statistics. New York: John Wiley & Sons. Surawu, Joko Sebaran Asimtotik Penduga Komponen Periodik Fungsi Intensitas suatu Proses Poisson Periodik dengan Tren Linear. Departemen Matematika IPB. Tesis. Bogor. Syamsuri Pendugaan Turunan Pertama dan Turunan Kedua dari Fungsi Intensitas Proses Poisson Periodik. Departemen Matematika IPB. Tesis. Bogor. Walpole, R. E Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia. Wheeden, R.L. and Zygmund Measure and Integral: An Introduction to Real Analysis. New York: Marcel Dekker, Inc.

49 LAMPIRAN

50 36 Lampiran 1 : Beberapa definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan peluang Dalam penelitian biasanya diperlukan pengamatan yang diperoleh melalui percobaan yang dilakukan secara berulang dalam kondisi yang sama. Hasil percobaan tersebut tidak dapat diprediksi dengan tepat, tetapi bisa diketahui semua kemungkinan hasilnya. Percobaan semacam ini disebut dengan percobaan acak. Definisi 1 : Ruang contoh Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dinotasikan dengan p. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi 2 : Kejadian Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh p. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi 3: Kejadian lepas Kejadian A dan B disebut saling lepas jika irisan dari keduanya adalah himpunan kosong (. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi 4 : Kejadian saling bebas Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika: G

51 37 Secara umum himpunan kejadian dikatakan saling bebas jika : untuk setiap himpunan bagian J dari I. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Definisi 5 : Peubah acak Misalkan adalah ruang contoh dari suatu percobaan acak. Fungsi X yang terdefinisi pada yang memetakan setiap unsur kesatu dan hanya satu bilangan real X ( = x disebut peubah acak. Ruang dari X adalah himpunan bagian bilangan real X ( G (Hogg et al, 2005) Peubah acak dinotasikan dengan huruf kapital, misalkan X, Y, Z. Sedangkan nilai peubah acak dinotasikan dengan huruf kecil seperti x, y, z. Setiap peubah acak memiliki fungsi sebaran. Definisi 6 : Fungsi sebaran Misalkan X adalah peubah acak dengan ruang. Misalkan kejadian maka peluang dari kejadian A adalah G Fungsi disebut fungsi sebaran dari peubah acak X. (Hogg et al, 2005) Definisi 7 : Peubah acak diskret Suatu peubah acak disebut peubah acak diskret jika semua himpunan nilai dari semua peubah acak tersebut merupakan himpunan tercacah. (Hogg et al, 2005)

52 38 Definisi 8 : Fungsi massa peluang Fungsi massa peluang dari peubah acak diskret X adalah fungsi diberikan oleh: Definisi 9 : Peubah acak Poisson G yang (Hogg et al, 2005) Suatu peubah acak X disebut peubah acak Poisson dengan parameter, >, jika fungsi massa peluangnya diberikan oleh untuk k = 0, 1, 2, Nilai Harapan dan Varian Definisi 10 : Nilai harapan K Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang. Nilai harapan dari X, dinotasikan dengan E(X), adalah jika jumlah di atas konvergen mutlak. Definisi 11: Varian (Ross, 2007) (Hogg et al, 2005) Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang dan nilai harapan E(X). Ragam atau varian dari X, dinotasikan dengan Var(X) atau, adalah 2.5 Penduga Definisi 12 : Statistik G Statistik adalah suatu fungsi dari satu atau lebih peubah acak yang tidak (Hogg et al, 2005) tergantung pada satu atau beberapa parameter yang nilainya tidak diketahui. (Hogg et al, 2005)

53 39 Definisi 13 : Penduga Misalkan g adalalah contoh acak. Suatu statistik U( g ) yang digunakan untuk menduga fungsi parameter, dikatakan sebagai penduga (estimator) bagi, dilambangkan oleh G Bilamana nilai g maka nilai U( g ) disebut sebagai dugaan (estimate) bagi. (Hogg et al, 2005) Definisi 14 : Penduga tak bias (i) Suatu penduga yang nilai harapannya sama dengan parameter, yaitu E[U( g )]= disebut penduga tak bias bagi parameter. Jika sebaliknya, penduga di atas disebut berbias. (ii) Jika g, maka U( g ) disebut sebagai penduga tak bias asimtotik bagi parameter. (Hogg et al, 2005) Definisi 15 : Kekonvergenan dalam peluang Misalkan g adalah barisan peubah acak pada suatu ruang peluang ). Barisan peubah acak dikatakan konvergen dalam peluang ke X, dinotasikan jika untuk setiap berlaku untuk G (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi 16 : Kekonvergenan dalam sebaran Misalkan g adalah barisan peubah acak pada suatu ruang peluang ). Barisan peubah acak dikatakan konvergen dalam sebaran ke X, dinotasikan jika untuk semua titik x pada fungsi yang kontinu berlaku untuk G (Grimmett dan Stirzaker, 2001)

54 40 Definisi 17 : Penduga konsisten Suatu penduga yang konvergen dalam peluang ke parameter ), disebut penduga konsisten bagi G (Hogg et al, 2005) Definisi 18 : Fungsi terintegralkan lokal Fungsi intensitas disebut terintegralkan lokal, jika untuk sembarang himpunan Borel terbatas kita peroleh G (Dudley, 1989) Definisi 19 : (.) dan o(.) Simbol simbol (.) dan o(.) merupakan cara untuk membandingkan besarnya dua fungsi u(x) dan v(x) dengan x menuju suatu limit L. (i) Notasi u(x) = (v(x)),, menyatakan bahwa terbatas, untuk G (ii) Notasi u(x) = o(v(x)),, menyatakan bahwa, untuk G (Serfling, 1980) Definisi 20 : Titik Lebesgue Kita katakan s adalah titik Lebesgue dari fungsi jika berlaku G (Wheeden and Zygmund, 1977) Lema 1 (Teorema Deret Taylor) Deret Taylor dari fungsi f di a (atau di sekitar a atau yang berpusat di a ) memiliki persamaan K K K (Serflling, 1980)

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords: ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Asymptotic Distribution of an Estimator for Periodic Component of Intensity Function of a Periodic Poisson Process in the Presence of Linear Trend. Supervised by I WAYAN MANGKU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik X = {X(t), t T } adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik X = {X(t), t T} adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh ke suatu

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan diketahui

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan proses stokastik. Proses stokastik dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses stokastik dengan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik, adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu ruang states. Jadi,

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNANN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONE EN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR SALIWATI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 PENDUGA TIPE KERNEL L BAGI K KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA SEKOLAH PASCASARJANASARJANA

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK PERKALIAN FUNGSI PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DARI SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN LIA YULIAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Poisson Periodik Definisi 2.1 (Proses stokastik) Proses stokastik adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh ke suatu ruang state. Jika

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Masalah Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen pada interval dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi intensitas diasumsikan terintegralkan lokal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis DAFTAR PUSTAKA Browder, A. 1996. Mathematical Analysis : An Introduction. Springer. New York. Dudley, R.M. 1989. Real Analysis and Probability. Wadsworth & Brooks. California. Durret, R. 1996. Probability

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK EKSPONENSIAL DARI FUNGSI PERIODIK DITAMBAH TREN LINEAR PADA PROSES POISSON NON-HOMOGEN SALMUN K.

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK EKSPONENSIAL DARI FUNGSI PERIODIK DITAMBAH TREN LINEAR PADA PROSES POISSON NON-HOMOGEN SALMUN K. PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK EKSPONENSIAL DARI FUNGSI PERIODIK DITAMBAH TREN LINEAR PADA PROSES POISSON NON-HOMOGEN SALMUN K. NASIB SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK 3. Perumusan Penduga Misalkan N adalah proses Poisson non-homogen pada interval 0, dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi intensitas

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK

BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK Pada bagian ini dilakukan simulasi untuk membandingkan

Lebih terperinci

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis LAMPIRAN 33 Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Definisi A.1 (Ruang contoh dan kejadian) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya tidak dapat diprediksi dengan tepat tetapi kita

Lebih terperinci

(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT (T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9 Palmerah Jakarta Barat 11480 rrachmawati@binus.edu

Lebih terperinci

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 9 BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen pada interval dengan fungsi intensitas yang

Lebih terperinci

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 29 BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 4.1 Perumusan Penduga Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen

Lebih terperinci

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN FUNGSI PANGKAT PROSES POISSON NON-HOMOGEN WINDIANI ERLIANA

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN FUNGSI PANGKAT PROSES POISSON NON-HOMOGEN WINDIANI ERLIANA PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN FUNGSI PANGKAT PROSES POISSON NON-HOMOGEN WINDIANI ERLIANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan berikutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN 4.1. Asimtotik Orde-2 Berdasarkan hasil simulasi pada Helmers dan Mangku (2007) kasus kernel seragam, aproksimasi asimtotik orde pertama pada ragam dan bias, gagal memprediksikan

Lebih terperinci

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001)

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001) Lampiran: Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang contoh, kejadian dan peluang Berbagai macam pengamatan diperoleh melalui penggulangan percobaan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Dalarn banyak kasus,

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ)

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ) LAMPIRAN 55 56 LAMPIRAN Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Berbagai macam kejadian diperoleh melalui pengamatan dari serangkaian percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK 4. Sebaran Asimtotik,, Teorema 4. (Sebaran Normal Asimtotik,, ) Misalkan fungsi intensitas seperti (3.2) dan terintegralkan lokal. Jika kernel K adalah

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR Oleh: LIA NURLIANA PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. HUKUM ITERASI LOGARITMA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. 00290 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN LINEAR SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN WENTI ISMAYULIA

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN LINEAR SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN WENTI ISMAYULIA PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN LINEAR SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN WENTI ISMAYULIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR 3 BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR 4.. Sebaran asimtotik dari,, Teorema 4. ( Normalitas Asimtotik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM BIAStatistics (2015) Vol. 9, 2, hal. 28-32 PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM Munawar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data panel ini, penulis menggunakan definisi, teorema dan konsep dasar yang berkaitan dengan pendugaan parameter,

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE PEMOTONGAN DERET FOURIER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GERAK GELOMBANG INTERNAL YANG PERIODIK PADA FLUIDA DUA LAPISAN MUHBAHIR

METODE PEMOTONGAN DERET FOURIER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GERAK GELOMBANG INTERNAL YANG PERIODIK PADA FLUIDA DUA LAPISAN MUHBAHIR METODE PEMOTONGAN DERET FOURIER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GERAK GELOMBANG INTERNAL YANG PERIODIK PADA FLUIDA DUA LAPISAN MUHBAHIR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 168 176 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN PENDUGA ORDINARY LEAST SQUARES (OLS) DAN GENERALIZED LEAST SQUARES (GLS) PADA MODEL REGRESI

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Pemodelan Data Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process 1 Novi Tri Wahyuni, 2 Sutawatir Darwis, 3 Teti Sofia Yanti 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

PREDIKSI INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI KERNEL

PREDIKSI INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI KERNEL PREDIKSI INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI KERNEL Firmanti Suryandari, Sri Subanti, Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Inflasi merupakan proses meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

Hukum Iterasi Logaritma

Hukum Iterasi Logaritma Hukum Iterasi Logaritma Sorta Purnawanti 1, Helma 2, Dodi Vionanda 3 1 Mathematics Department State University of Pag, Indonesia 2,3 Lecturers of Mathematics Department State University of Pag, Indonesia

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS Joko Sungkono 1, Th. Kriswianti Nugrahaningsih 2 Abstract: Terdapat empat asumsi klasik dalam regresi diantaranya asumsi normalitas.

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN (PREMIUM PRICING BASED ON DEMAND FUNCTION AND EQUILIBRIUM POINT IN HETEROGENOUS PORTOFOLIO) Usep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY Joko Sungkono* Abstrak : Tujuan yang ingin dicapai pada tulisan ini adalah mengetahui kekuatan konvergensi dalam probabilitas dan konvergensi

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci