BAB III FUNGSI KUASIKONVEKS

dokumen-dokumen yang mirip
SIFAT-SIFAT FUNGSI KONVEKS YANG TIDAK DAPAT DIGENERALISASI MENJADI SIFAT-SIFAT FUNGSI KUASIKONVEKS

OPTIMISASI KONVEKS: KONSEP-KONSEP

OPTIMISASI KONVEKS: Konsep-konsep

SILABUS MATA KULIAH. Tujuan

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

Open Source. Not For Commercial Use

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Kalkulus Multivariabel I

BAB 2 PROGRAM LINIER DAN TAK LINIER. Program linier (Linear programming) adalah suatu masalah matematika

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KALKULUS III (3 SKS) KODE: MT315. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Purcell, hal atau lebih:

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

BAB I Sekilas tentang Teori-teori sebagai Dasar Program Linear

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

BAB II LANDASAN TEORI

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

MA3231 Analisis Real

PENGANTAR KALKULUS PEUBAH BANYAK. 1. Pengertian Vektor pada Bidang Datar

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGANTAR ANALISIS REAL

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN

22. MATEMATIKA SMA/MA (PROGRAM IPA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH: KALKULUS 1 ; 3 SKS OLEH: FIRDAUS-0716 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Sistem Bilangan Real

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan didiskusikan tentang istilah-istilah, teorema-teorema yang akan

Nilai Ekstrim. (Extreme Values)

OPTIMISASI PEMROGRAMAN CEMBUNG MENGGUNAKAN SYARAT KUHN-TUCKER SKRIPSI

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

MENENTUKAN NILAI EKSTREM SUKU BANYAK TERTENTU DENGAN PERTIDAKSAMAAN RATA-RATA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM KOMPETENSI GANDA DEPAG S1 KEDUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

Kalkulus Multivariabel I

RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berikut diberikan landasan teori mengenai Teori Portofolio, Turunan

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

Kalkulus Fungsi Dua Peubah atau Lebih

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Linear Lokal = Mempunyai Turunan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

ANALISIS VARIABEL REAL 2

MA3231 Analisis Real

Kalkulus Multivariabel I

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah bidang geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

Penerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co.

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

syarat tertentu yang diberikan. Atau bisa juga diartikan sebagai lintasan dari sebuah

Silabus. Sekolah : : 2. Menentukan Komposisi Dua Fungsi Dan Invers Suatu Fungsi. Kegiatan Pembelajaran. Kompetensi Dasar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana. Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ( + ) ( ) ( )=

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

KI dan KD Matematika SMP/MTs

Transkripsi:

26 BAB III FUNGSI KUASIKONVEKS Bab ini akan membahas tentang fungsi kuasikonveks, di mana fungsi ini adalah salah satu generalisasi dari fungsi konveks. Fungsi kuasikonveks yang dibahas pada bab ini didefinisikan pada himpunan konveks. Pembahasan fungsi kuasikonveks ini lebih banyak mengacu kepada Cambini dan Martein (2009). Selain membahas definisi fungsi kuasikonveks di, bab ini juga akan membahas sifat-sifat yang berlaku dalam fungsi kuasikonveks. Sebagai generalisasi dari fungsi konveks, fungsi kuasikonveks tentunya memiliki sifat-sifat yang memiliki kemiripan dengan fungsi konveks. Dengan kata lain, terdapat sifat-sifat fungsi konveks yang dapat digeneralisasi menjadi sifat-sifat fungsi kuasikonveks. Kategori sifat-sifat yang akan dibahas pada bab ini mengacu kepada Greenberg dan Pierskalla (1970). 3.1 Hubungan Fungsi Konveks, Epigraph, dan Himpunan Level Bawah Sebelum membahas fungsi kuasikonveks, kita ingat kembali definisi dari fungsi konveks yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Yaitu fungsi dikatakan konveks pada himpunan konveks jika ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) untuk semua, - dan. Terkait dengan fungsi konveks, berikut ini akan disajikan definisi mengenai epigraph sebagai berikut. Definisi 3.1.1 (Boyd, Vandenberghe, 2002, hlm. 61) Epigraph dari fungsi, himpunan konveks, didefinisikan sebagai *( ) ( ) + dengan dan.

27 Dalam bahasa Yunani Epi berarti di atas. Jadi, epigraph berarti di atas grafik. Dengan kata lain, epigraph dari fungsi adalah himpunan dari semua titik yang berada di atas. Gambar 3.1 Epigraph dari ( ) Fungsi konveks dapat ditandai oleh epigraph yang konveks, seperti ditunjukkan oleh teorema berikut ini. Teorema 3.1.1 (Cambini, Martein, 2009, hlm. 12) Fungsi dikatakan konveks pada himpunan konveks jika dan hanya jika himpunan konveks. Bukti: ( ) Diketahui konveks. Misal ( ) ( ), maka ( ) dan ( ). Karena konveks, maka ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) untuk setiap, -.

28 Dari ketaksamaan di atas, dapat dilihat bahwa ( ) ( )( ) Jadi, terbukti himpunan konveks. ( ) Diketahui himpunan konveks dan misalkan. Misal ( ( )), ( ( )), maka ( ( )) ( )( ( )) ( ( ) ( ) ( ) ( )) untuk setiap, -. Karena ( ( ) ( ) ( ) ( )), maka ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) untuk setiap, -. Artinya, konveks. Selain epigraph, terkait dengan fungsi konveks juga didefinisikan himpunan level bawah sebagai berikut. Definisi 3.1.2 (Giorgi, Guerraggio, dan Thierfelder, 2004, hlm. 118) Himpunan level bawah dari fungsi, himpunan konveks, didefinisikan sebagai * ( ) +, untuk sebarang.

29 Gambar 3.2 Himpunan level bawah. Sehubungan dengan himpunan level bawah dari fungsi konveks, diberikan teorema berikut ini. Teorema 3.1.2 (Cambini, Martein, 2009, hlm. 12) Jika adalah fungsi konveks pada himpunan konveks, maka konveks untuk setiap. Bukti: Diketahui konveks. Misalkan, artinya ( ) dan ( ). Berdasarkan Definisi 2.6.2 jika konveks, maka kita punya ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ). Dari ketaksamaan di atas, didapat bahwa ( ( ) ). Jadi, terbukti konveks.

30 Teorema 3.1.2 tidak berlaku sebaliknya. Kondisi yang diperlukan agar fungsi menjadi konveks di Teorema 3.1.2 pada umumnya tidak cukup. Berikut adalah contoh fungsi tidak konveks yang memiliki himpunan level bawah yang konveks. Contoh 3.1.1 ( ) bukan fungsi konveks (dapat dilihat dari grafik fungsinya), Gambar 3.3 Grafik fungsi ( ). tetapi himpunan level bawahnya { ( -. / semua konveks. Jadi, fungsi konveks tidak dapat ditandai oleh himpunan level bawah yang konveks. Himpunan level bawah yang konveks menspesifikasikan kelas fungsi yang lebih luas, yaitu fungsi kuasikonveks. 3.2 Fungsi Kuasikonveks Berikut ini akan dibahas salah satu fungsi yang merupakan generalisasi dari fungsi konveks, yaitu fungsi kuasikonveks. Fungsi ini akan dibahas secara geometri dan aljabar sebagai berikut. Definisi 3.2.1 (Cambini, Martein, 2009, hlm. 23)

31 Fungsi dikatakan kuasikonveks pada himpunan konveks jika grafik dari fungsinya selalu berada di bawah maksimum dari sebarang dua titik di fungsinya. Gambar 3.4 Grafik fungsi kuasikonveks. Definisi di atas dapat diterjemahkan secara aljabar seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut. Salah satu cara untuk menggeneralisasi fungsi konveks adalah dengan memperlonggar kondisi yang dibutuhkan fungsi tersebut agar menjadi konveks. Ingat kembali definisi fungsi konveks secara geometri, fungsi dikatakan konveks pada himpunan konveks jika setiap segmen garis di antara dua titik di grafiknya selalu berada di atas grafik fungsi tersebut. Jika kita perlonggar definisi fungsi konveks tersebut untuk,, dengan hanya membutuhkan grafik dari fungsinya berada di bawah nilai maksimum dari sebarang dua titik di fungsinya, seperti ilustrasi di bawah ini.

32 Gambar 3.5 Grafik fungsi kuasikonveks. Misal kita ambil sebarang titik dan, ( ) adalah nilai fungsi di titik dan ( ) adalah nilai fungsi di titik dengan ( ) ( ), artinya ( ) adalah nilai maksimum fungsinya. ( ) adalah kombinasi linear dari titik dan, di mana adalah bilangan riil dari sampai. ( ( ) ) adalah nilai fungsi di titik ( ). Berdasarkan gambar di atas, kuasikonveks jika nilai fungsi dari kombinasi linear titik dan lebih kecil sama dengan nilai maksimumnya. Dengan demikian definisi fungsi kuasikonveks dapat ditulis ulang sebagai berikut. Definisi 3.2.2 (Cambini dan Martein, 2009, hlm. 24) Misal dikatakan kuasikonveks pada himpunan konveks jika ( ( ) ) * ( ) ( )+ untuk setiap dan, -. Gambar di bawah ini merupakan contoh fungsi yang bukan kuasikonveks karena nilai fungsi dari kombinasi linear dari dan, ( ( ) ), ada yang melebihi nilai maksimumnya, yaitu ( ). Gambar 3.6 Grafik fungsi bukan kuasikonveks.

33 dikatakan kuasikonkaf jika kuasikonveks. Jika adalah kuasikonveks dan kuasikonkaf, maka adalah kuasilinear. (Boyd dan Vandenberghe, 2002, hlm. 95) Dari dua definisi di atas, kita dapat menggambarkan macam-macam grafik fungsi kuasikonveks sebagai berikut. (a) (b) (c) (d) Gambar 3.7 Berbagai macam bentuk grafik fungsi kuasikonveks. Ke empat gambar di atas merupakan grafik fungsi kuasikonveks. Dapat kita lihat di gambar (a), grafik fungsi kuasikonveksnya juga merupakan grafik dari fungsi konveks. Gambar (b) menunjukkan bahwa grafik fungsi berbentuk garis lurus juga merupakan fungsi kuasikonveks. Dari gambar (c), dapat dilihat bahwa grafik fungsi kuasikonveksnya juga merupakan grafik dari fungsi konkaf. Dan dari gambar (d), grafik fungsi kuasikonveknya menunjukkan bahwa fungsi kuasikonveks dapat mengandung fungsi konveks dan fungsi konkaf.

34 Jadi, fungsi kuasikonveks dapat berupa fungsi konveks, garis lurus, fungsi konkaf, atau pun gabungan dari fungsi konveks dan konkaf. Itu adalah keistimewaan dari fungsi kuasikonveks. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hubungan fungsi kuasikonveks dengan fungsi konveks. Hubungan antara ke dua fungsi tersebut akan dijelaskan melalui teorema di bawah ini. Teorema 3.2.1 (Cambini dan Martein, 2009, hlm. 25) Jika fungsi konveks pada himpunan konveks, maka kuasikonveks di. Bukti: Diketahui konveks, artinya ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) Ketaksamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut ( ) ( ) ( ) * ( ) ( )+ ( ) * ( ) ( )+ Misal ( ) ( ) atau * ( ) ( )+ ( ), maka * ( ) ( )+ ( ) * ( ) ( )+ ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) * ( ) ( )+ Artinya ( ) ( ) ( ) * ( ) ( )+

35 untuk setiap, -. Jadi, terbukti fungsi kuasikonveks. Berdasarkan Teorema 3.2.1, diketahui bahwa jika konveks maka kuasikonveks. Teorema ini tidak berlaku sebaliknya, karena terdapat fungsi kuasikonveks yang tidak konveks. Berikut ini adalah salah satu contoh fungsi kuasikonveks yang bukan merupakan fungsi konveks. Contoh 3.2.1 ( ) dengan ( ) adalah fungsi kuasikonveks, namun bukan fungsi konveks. 2 1 0-1 0 1 2 3 4 5-2 -3 Gambar 3.9 Grafik fungsi ( ). Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa fungsi ( ) merupakan fungsi kuasikonveks namun bukan fungsi konveks. 3.3 Hubungan Fungsi Kuasikonveks dengan Himpunan Level Bawah Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa fungsi konveks dapat ditandai oleh epigraph yang konveks. Berikut ini akan dijelaskan bahwa fungsi kuasikonveks dapat ditandai oleh himpunan level bawah yang konveks. Seperti yang akan ditunjukkan oleh teorema berikut. Teorema 3.3.1 (Cambini, Martein, 2009, hlm. 26)

36 Fungsi dikatakan kuasikonveks pada himpunan konveks jika dan hanya jika himpunan level bawahnya, yaitu * ( ) +, konveks untuk setiap dan. Bukti: ( ) Diketahui kuasikonveks. Misal, artinya ( ) dan ( ), maka kita punya ( ( ) ) * ( ) ( )+. Sehingga, ( ). Jadi, terbukti himpunan konveks. ( ) Diketahui konveks. Tanpa menghilangkan keumuman, asumsikan * ( ) ( )+ ( ) dan pandang bentuk himpunan level bawah dengan ( ), yaitu ( ) * ( ) ( )+. Jelas, ( ). Karena ( ) konveks, ( ) ( ) untuk semua, -, yaitu ( ( )) ( ) * ( ) ( )+ Jadi, terbukti fungsi kuasikonveks.

37 Secara geometri, Teorema 3.3.1 dapat digambarkan sebagai berikut. Misalkan terdapat sebuah bentuk gunung terbalik yang merupakan himpunan level bawah yang terdefinisi di ruang berdimensi tiga seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.10 Contour Map himpunan level bawah di ruang berdimensi tiga. Bentuk di atas jelas merupakan fungsi kuasikonveks. Kemudian, kita potong bentuk di atas secara horizontal dimulai dari bagian yang paling rendah seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.11 Membagi menjadi 5 bagian sama besar secara horizontal. Lalu, jika kita melihat bentuk gunung terbalik yang telah dipotong dari atas, maka bentuk tersebut dapat digambarkan di ruang berdimensi dua seperti gambar di bawah ini.

38 Gambar 3.12 Level Curve himpunan level bawah di ruang berdimensi dua. Berdasarkan gambar di atas, kita lihat kurva yang digambarkan pertama adalah kurva dengan, kurva tersebut merupakan kurva yang memiliki ketinggian paling rendah dari himpunan level bawah. Sedangkan, kurva dengan merupakan kurva yang memiliki ketinggian paling tinggi dari himpunan level bawah. Kurva dengan disebut level curve. Kita ingat kembali Teorema 3.3.1, Fungsi dengan, disebut kuasikonveks di jika dan hanya jika himpunan level bawahnya, yaitu * ( ) +, konveks untuk setiap dan. Maksud dari * ( ) + konveks, yaitu himpunan yang berada di dalam level curve lebih kecil atau sama dengan, adalah himpunan konveks. Kita lihat gambar di bawah ini. Himpunan yang diarsir adalah himpunan yang berada di dalam level curve terluar dengan. Himpunan tersebut berbentuk daerah yang dibatasi oleh lingkaran. Oleh karena itu, jelas bahwa himpunan tersebut konveks. Begitu juga dengan himpunan yang berada di dalam level curve dengan dan.

39 Gambar 3.13 Himpunan di dalam level curve dengan. 3.4 Sifat-Sifat Fungsi Konveks yang Dapat Digeneralisasi Menjadi Sifat-Sifat Fungsi Kuasikonveks Dari teorema yang telah dibahas sebelumnya, diketahui bahwa fungsi kuasikonveks merupakan generalisasi dari fungsi konveks. Sehingga dapat diduga bahwa fungsi kuasikonveks memiliki beberapa sifat khusus yang memiliki kemiripan dengan sifat-sifat fungsi konveks. Dengan kata lain, terdapat sifat-sifat fungsi konveks yang dapat digeneralisasi menjadi sifat-sifat fungsi kuasikonveks. Berikut ini adalah karakterisasi sifat-sifat fungsi konveks yang dapat digeneralisasi menjadi sifat-sifat fungsi kuasikonveks. Sifat-sifat ini mengacu pada karakterisasi yang dilakukan Greenberg dan Pierskalla (1971), dengan karakterisasi sebagai berikut: 1. Hubungan dengan himpunan konveks, 2. Kekontinuan, 3. Keterbatasan, 4. Keterdiferensialan, 5. Nilai ekstrem, 6. Ketaksamaan, 7. Transformasi.

40 Selanjutnya akan dibahas beberapa sifat fungsi konveks yang dapat digeneralisasi menjadi sifat-sifat fungsi kuasikonveks dengan karakterisasi keterdiferensialan, nilai ekstrem, ketaksamaan, dan transformasi. 3.4.1 Keterdiferensialan Fungsi Kuasikonveks Selanjutnya, akan dibahas sifat fungsi kuasikonveks yang melibatkan konsep diferensial. Teorema di bawah ini lebih dikenal sebagai kondisi urutan pertama untuk fungsi kuasikonveks yang terdiferensialkan. Teorema 3.4.1.1 (Greenberg dan Pierskalla, 1970, hlm. 1560) Misal terdiferensialkan satu kali di. Maka kuasikonveks di jika dan hanya jika ( ) ( ) menunjukkan bahwa ( ) ( ). Bukti: adalah gradien dari ( ) ( ) ( ) ( ) Diketahui terdiferensialkan satu kali di dan kuasikonveks. Misalkan ( ) ( ), karena kuasikonveks artinya memenuhi ketaksamaan berikut ini. ( ( ) ) ( ) untuk setiap dan, -. Atau ekuivalen dengan ( ( )) ( ) untuk setiap dan, -. Bagi kedua sisi dengan

41 ( ( )) ( ) Ambil limit, didapat ( ( )) ( ) ( )( ) Jadi, terbukti ( ) ( ) ( ) Diketahui adalah fungsi yang terdiferensialkan satu kali di dan memenuhi ( ) ( ) sedemikian sehingga ( )( ) ( ) Karena adalah fungsi yang terdiferensialkan satu kali di, artinya ketaksamaan ( ) dapat ditulis menjadi ( )( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( ) Karena ( ) ( ), maka ( ( )) * ( ) ( )+ Jadi, terbukti fungsi kuasikonveks.

42 3.4.2 Nilai Ekstrem Fungsi Kuasikonveks Berikut ini akan dibahas sifat dari fungsi kuasikonveks yang melibatkan konsep nilai ekstrem dan himpunan konveks yang kompak. Teorema 3.4.2.1 (Greenberg dan Pierskalla, 1970, hlm. 1560) Jika adalah kompak maka ( ) ( ) ( ). Bukti: Pertama akan ditunjukkan terlebih dahulu bahwa ( ( )) ( ) ( ) ( ). Misal ( ( )), artinya merupakan kombinasi konveks dari titik-titik di ( ). dengan ( ),, dan Aplikasikan ketaksamaan Jensen, maka diperoleh ( ) ( ) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( ) ( ) ( ). Kebalikannya jelas, ( ) ( ( )). ( ( )) ( ) ( ) ( ).

43 Jadi, terbukti bahwa ( ( )) ( ) ( ) ( ) Sekarang akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) Ingat kembali Teorema Klein-Milman, untuk himpunan tidak kosong, konveks yang kompak dan ( ( )) Dengan mengaplikasikan teorema Krein-Milman, diperoleh ( ) ( ( )) ( ) Jadi, terbukti bahwa ( ) ( ) ( ) 3.4.3 Ketaksamaan Fungsi Kuasikonveks Pada subbab ini akan dibahas sifat dari fungsi kuasikonveks yang melibatkan konsep ketaksamaan. Teorema 3.4.3.1 (Greenberg dan Pierskalla, 1970, hlm. 1560) ( ) ( ) untuk, - jika ( ) ( ). Bukti: ( ) ( ( ) ) Karena kuasikonveks, maka juga konveks. Jadi, kesamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut. ( ) ( ( ) )

44 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Jadi, terbukti ( ) ( ). 3.4.4 Transformasi Fungsi Kuasikonveks Selanjutnya akan dibahas sifat dari fungsi kuasikonveks yang melibatkan konsep transformasi. Teorema 3.4.4.1 (Greenberg dan Pierskalla, 1970, hlm. 1560) ( ), ( ) - kuasikonveks untuk sebarang dan, -, jika dan hanya jika kuasikonveks. Bukti: Misal ( ) ( ),. Catat bahwa,, atau ( ), ( ( ) - ( ) Diketahui ( ) kuasikonveks, maka secara khusus, untuk kita punya, ( ) - ( ), ( ) ( )-, ( ) ( )- Jadi, terbukti fungsi kuasikonveks.

45 ( ) Diketahui kuasikonveks, maka, ( ) -, ( ) ( )- atau, ( ) ( )-, ( ) - ( ) Jelas bahwa ( ) juga kuasikonveks. Berdasarkan sifat-sifat fungsi kuasikonveks yang telah dibuktikan di atas dan sifatsifat fungsi konveks yang telah dibahas pada bab sebelumnya, serta berdasarkan sifat-sifat yang telah dikarakterisasi oleh Greenberg dan Pierskalla (1971), berikut ini akan disajikan tabel yang berisi sifat-sifat fungsi konveks yang dapat digeneralisasi menjadi sifat-sifat fungsi kuasikonveks. Tabel di bawah ini berlaku untuk terdefinisi pada himpunan konveks. Tabel 3.1 Sifat-sifat fungsi konveks yang dapat digeneralisasi menjadi sifat-sifat fungsi kuasikonveks. Konveks Kuasikonveks konveks jika dan hanya jika kuasikonveks jika dan 1a. adalah himpunan 1b. hanya jika adalah konveks. himpunan konveks. linear jika dan hanya jika kuasilinear jika dan hanya 2a. dan adalah himpunan konveks. 2b. jika dan adalah himpunan konveks untuk semua. linear jika dan hanya jika Misal * ( ) 3a. *( ) ( ) + adalah himpunan konveks. 3b. +. Jika kuasilinear, maka adalah himpunan konveks untuk semua. Jika adalah himpunan konveks

46 untuk semua kontinu, maka dan jika kuasilinear. terbatas untuk semua jika Jika tidak kosong dan 4a. dan hanya jika terdapat sedemikian sehingga tidak 4b. terbatas, maka terdapat sedemikian sehingga kosong dan terbatas. terbatas. 5a. kontinu di ( ). 5b. kontinu hampir di semua ( ). 6a. Turunan parsial satu sisi ada di seluruh ( ). 6b. Turunan parsial satu sisi ada hampir di semua ( ). Misalkan terdiferensialkan Misal terdiferensialkan dua kali di. Maka dua kali di. Jika konveks di jika dan hanya kuasikonveks di, maka 7a. jika hessian ( ) adalah positif 7b. untuk. setengah terbatas di sepanjang. Jika untuk, maka kuasikonveks di. Misalkan terdiferensialkan Misal terdiferensialkan satu kali di. Maka satu kali di. Maka 8a. konveks di jika dan hanya jika ( ) ( ) 8b. kuasikonveks di jika dan hanya jika ( ) ( ) ( ) ( ). menunjukkan bahwa ( ) ( ). 9a. ( ) ( ) jika kompak. 9b. ( ) ( ) jika kompak. 10a. Jika adalah kompak maka 10b. Jika adalah kompak maka ( )

47 ( ) ( ) ( ). ( ) ( ). Setiap minimum lokal 11a. Setiap minimum lokal adalah minimum global. 11b. adalah minimum global atau konstan di lingkungan minimum lokal. 12a. Himpunan minimum global adalah konveks. 12b. Himpunan minimum global adalah konveks. Kualifikasi batas Kuhn-Tucker Kualifikasi batas Kuhn- terpenuhi untuk * ( ) Tucker terpenuhi untuk 13a. + jika terdapat ( ) untuk semua 13b. * ( ) + jika ( ) untuk. ( ),. Misal subset kompak di Misal himpunan dan, berturut-turut, dan kompak di dan, misalkan berturut-turut, dan misalkan untuk setiap ( ) untuk adalah konkaf dan untuk setiap setiap ( ) adalah ( ) adalah konveks. kuasikonkaf dan upper semi- 14a. Lebih jauh lagi, misal ( ) kontinu. Maka ( ) 14b. continuous serta untuk setiap ( ) adalah memiliki titik saddle, kuasikonveks dan lower katakanlah ( ). semi-continuous. Maka terdapat titik saddle dari ( ), katakanlah ( ). 15a. ( ) ( ) untuk, - jika ( ). 15b. ( ) ( ) untuk, - jika ( ) ( ).

48 ( ) ( ) adalah ( ) ( ) adalah 16a. monoton naik untuk ( ) jika 16b. monoton naik untuk jika ( ) ( ) ( ), ( ) - ( ), ( ) - 17a. konveks, dengan, - untuk sebarang 17b. kuasikonveks, dengan, - untuk sebarang konveks. kuasikonveks. 18a. ( ) ( ) konveks, dimana adalah sebarang himpunan indeks. 18b. ( ) ( ) kuasikonveks, dimana adalah sebarang himpunan indeks 19a. ( ), ( )- konveks jika konveks dan tidak turun. 19b. ( ), ( )- kuasikonveks jika turun. tidak Dari tabel 3.1 terlihat bahwa sebagai fungsi yang merupakan generalisasi dari fungsi konveks, fungsi kuasikonveks memiliki sifat-sifat yang memiliki kemiripan dengan sifat-sifat fungsi konveks. Namun, karena fungsi kuasikonveks merupakan generalisasi dari fungsi konveks, kita dapat menduga bahwa terdapat sifat-sifat fungsi konveks yang tidak memiliki kemiripan dengan fungsi kuasikonveks atau dengan kata lain, terdapat sifat-sifat fungsi konveks yang tidak dapat digeneralisasi menjadi sifat-sifat fungsi kuasikonveks. Sifat-sifat ini akan dibahas pada bab selanjutnya.

49