7. Transformasi Fourier

dokumen-dokumen yang mirip
12. Teorema Inversi Fourier dan Transformasi Fourier di L 2 (R)

13. Aplikasi Transformasi Fourier

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part I

10. Transformasi Fourier

11. Konvolusi. Misalkan f dan g fungsi yang terdefinisi pada R. Konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai.

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part II

17. Transformasi Wavelet Kontinu dan Frame

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

16. Analisis Multi Resolusi

MA3231 Analisis Real

9. Teori Aproksimasi

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

Analisis Fourier dan Wavelet

MA3231 Analisis Real

Hendra Gunawan. KK Analisis & Geometri FMIPA-ITB. Bandung, Maret 2001 [Edisi Revisi II: Mei 2014]

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA3231 Analisis Real

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

MA3231 Analisis Real

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA3231 Analisis Real

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

MA3231 Analisis Real

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Analisis Riil II: Diferensiasi

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

8. Deret Fourier yang Diperumum dan Hampiran Terbaik di L 2 (a, b)

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

3. Kekonvergenan Deret Fourier

Keterbatasan Operator Riesz di Ruang Morrey

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

dari ruang vektor berdimensi hingga V (dimana I adalah suatu himpunan indeks) disebut basis bagi V jika V = span(ψ) dan vektorvektor

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

MA3231 Analisis Real

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V DUALITAS RUANG ORLICZ

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Hendra Gunawan. 25 September 2013

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 10, Dosen FMIPA - ITB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

Transkripsi:

Pengantar Analisis Fourier dan eori Aproksimasi 33 7. ransformasi Fourier Pada bab sebelumnya kita telah melihat bahwa setiap fungsi f L 1 ([0, 1] L ([0, 1] dapat dinyatakan sebagai deret Fourier f(x = n Z c n e πinx = n Z ( 1 0 f(ye πiny dy e πinx. Hal yang serupa juga berlaku di L 1 ([, ] L ([, ]. Misalkan f L1 ([, ] L ([, ]. Maka, g(x = f( (x 1 L1 ([0, 1] L ([0, 1], dan karenanya f( (x 1 = g(x = = = n= n= n= ( 1 ( 1 ( 1 g(ye πiny dy e πinx 0 / / / / Dengan substitusi peubah sekali lagi kita peroleh g ( t + 1 e πin( t + 1 dte πinx f(te πint/ dt e πin(x 1. (1 ( 1 f(x = n= / / f(ye πiny/ dy e πinx/. Bentuk ini mengingatkan kita akan jumlah iemann atas suatu partisi dengan lebar 1, yakni ( / f(ye πiξny dy e πiξnx ξ n, n= / dengan ξ n = n dan ξ n = 1. Berdasarkan hal ini, dengan mengambil, kita boleh menduga bahwa untuk f yang cukup bagus akan berlaku f(x = ( f(ye πiξy dy e πiξx dξ. ( Semua ini memotivasi kita untuk mendefinisikan transformasi Fourier sebagai berikut.

34 Hendra Gunawan 7.1 ransformasi Fourier dan inversnya Definisi 7.1.1 Misalkan f L 1 (, yakni f 1 = f(x dx <. ransformasi Fourier dari f, yang kita tuliskan sebagai f, didefinisikan oleh f(ξ = f(xe πiξx dx, ξ. Seperti halnya dalam pembahasan deret Fourier, pertanyaan kita adalah bagaimana kita dapat memperoleh f kembali dari f. Kesamaan ( menyarankan kita untuk mendefinisikan invers transformasi Fourier dari g, yang dituliskan sebagai ǧ, sebagai ǧ(x = g(ξe πixξ dξ, x. eorema inversi Fourier, yang akan kita bahas nanti, menyatakan bahwa ( fˇ(x = f(x, h.d.m. asalkan f dan f terintegralkan. Sebelum sampai ke sana, kita mulai dengan teorema berikut ini. eorema 7.1. Jika f L 1 (, maka f kontinu pada. Bukti. Untuk setiap ξ dan h, sehingga f(ξ + h f(ξ = f(ξ + h f(ξ e πiξx (e πihx 1f(x dx, e πihx 1 f(x dx. Integran di ruas kanan didominasi oleh f(x dan menuju 0 apabila h 0. Jadi, menurut teorema kekonvergenan terdominasi Lebesgue, ruas kanan mestilah menuju 0 apabila h 0, dan akibatnya ruas kiri juga menuju 0 apabila h 0. eorema 7.1.3 Jika f L 1 (, maka f terbatas pada. Bukti. Perhatikan bahwa untuk setiap ξ berlaku f(ξ e πiξx f(x dx = Jadi f terbatas pada, dengan f f 1. eorema 7.1.4 (iemann-lebesgue Jika f L 1 (, maka f(x dx = f 1. lim f(ξ = 0 h.d.m. ξ

Bukti. Mengingat f(ξ = peroleh sehingga Pengantar Analisis Fourier dan eori Aproksimasi 35 f(ξ = f(ξ ( f(ξ = f(ξ f(xe πiξ(x+ 1 ξ dx = f(x 1 ξ e πiξx dx, kita ( f(x f ( x 1 e πiξx dx, ξ f(x f ( x 1 dx. ξ Karena f L 1 (, maka (menurut kekontinuan dalam norma di L 1 ( lihat Hewitt & Stromberg, eorema 13.4 ruas kanan menuju 0 apabila ξ. Dengan demikian ruas kiri pun mestilah menuju 0 apabila ξ. Akibat 7.1.5 ransformasi Fourier memetakan L 1 ( ke C 0 (. Catatan. C 0 ( adalah ruang fungsi kontinu dan terbatas pada dengan limit nol di ±. Contoh 7.1.6 Jika f(x = e πx, maka f(ξ = e πξ. πiξ sin πξ Contoh 7.1.7 χ [0,1 (ξ = e πξ. 7. Konvolusi erkait erat dengan transformasi Fourier adalah operasi konvolusi yang didefinisikan sebagai berikut. Definisi 7..1 Untuk f, g L 1 (, kita definisikan konvolusi f g sebagai berikut f g(x = f(yg(x ydy, x. Konvolusi bersifat seperti perkalian pada L 1 (, yakni (i komutatif: f g = g f; (ii distributif (karena kelinearan integral: f (g + h = f g + f h (f + g h = f h + g h λ(f g = (λf g = f (λg dan (iii asosiatif (karena teorema Fubini: (f g h = f (g h.

36 Hendra Gunawan Jadi L 1 ( merupakan suatu aljabar komutatif terhadap konvolusi. Lebih jauh, teorema di bawah ini mengatakan bahwa L 1 ( merupakan aljabar Banach terhadap konvolusi. eorema 7.. Jika f, g L 1 (, maka f g L 1 ( dan f g 1 f 1 g 1. Bukti. Latihan. Selanjutnya kita mempunyai teorema berikut. eorema 7..3 Jika f, g L 1 (, maka (f g = fĝ. Bukti. Gunakan definisi dan teorema Fubini. Berdasarkan teorema ini kita dapat mengamati bahwa L 1 ( tidak mempunyai identitas terhadap konvolusi. Jika terdapat e L 1 ( sedemikian sehingga e f = f f L 1 (, maka haruslah ê f = f h.d.m. f L 1 (. Namun ini mengakibatkan ê(ξ = 1 h.d.m., bertentangan dengan eorema 7.1.4. Walaupun demikian, kita mempunyai identitas hampiran, seperti yang dinyatakan dalam teorema berikut. eorema 7..4 Misalkan φ 0 dan φ(x dx = 1. Untuk setiap ɛ > 0, definisikan φ ɛ (x = 1 ɛ φ( x ɛ. Maka, untuk setiap f L 1 (, kita mempunyai φ ɛ f f 1 0, ɛ 0. Bukti. Lihat Hewitt & Stromberg, eorema 1.37. 7.3 eorema inversi Fourier dan kesamaan Plancherel eorema 7.3.1 (eorema inversi Fourier Misalkan f L 1 ( sedemikian sehingga f L 1 (. Maka, f(x = f(ξe πiξx dξ, h.d.m. yakni, f = ( fˇh.d.m. Bukti. Misalkan φ(x = e πx. Maka, φ(x dx = 1, sehingga menurut eorema 7..4, φ ɛ f f dalam norma di L 1 ( apabila ɛ 0. Selanjutnya kita akan menunjukkan bahwa φ ɛ f juga konvergen ke ( fˇtitik demi titik.

Pengantar Analisis Fourier dan eori Aproksimasi 37 Ambil x sebarang dan sebut g ɛ (ξ = e πiξx πɛ ξ. Maka, Jadi (lihat Soal 3, φ ɛ f(x = ĝ ɛ (y = φ ɛ (x y. f(ye πixy πɛ y dy. Jika ɛ 0, maka e πɛ y 1, dan karenanya f(ye πixy πɛ y f(ye πixy (titik demi titik. Di samping itu, untuk setiap ɛ > 0 kita mempunyai f(ye πixy πɛ y = f(y e πɛ y f(y. Karena f L 1 (, maka menurut teorema kekonvergenan terdominasi Lebesgue φ ɛ f(x f(ye πixy dy = ( fˇ(x. Jadi kita peroleh φ ɛ f f dalam norma di L 1 ( dan pada saat yang sama φ ɛ f ( fˇtitik demi titik. Kita simpulkan bahwa ( fˇ= f hampir di mana-mana. Akibat 7.3. Jika f, g L 1 ( dan f = ĝ h.d.m., maka f = g h.d.m. Bukti. Jika f = ĝ h.d.m., maka f ĝ = 0 h.d.m., sehingga menurut teorema inversi Fourier f(x g(x = ( f(ξ ĝ(ξe πiξx dξ = 0, h.d.m. Catatan. Akibat 7.3. mengatakan bahwa merupakan pemetaan yang bersifat 1-1 atau injektif h.d.m. Jika deret Fourier memenuhi kesamaan Parseval, maka transformasi Fourier memenuhi kesamaan Plancherel, yakni eorema 7.3.3 (Kesamaan Plancherel Jika f L 1 ( L (, maka f L ( dan f = f. Bukti. Lihat udin, eorema 9.13. Lebih umum daripada itu, kita mempunyai eorema 7.3.4 (Kesamaan Plancherel Jika f, g L 1 ( L (, maka f, g = f, ĝ. Bukti. Gunakan eorema 7.3.3.

38 Hendra Gunawan 7.4 Soal-soal πiξ sin πξ 1. unjukkan bahwa χ [0,1 (ξ = e πξ.. Hitung χ [, ](ξ ( > 0. 3. Diketahui f(x = sin πx πx. entukan f(ξ. 4. unjukkan jika f(x = e πx, maka f(ξ = e πξ. (Petunjuk. Integralkan fungsi kompleks f(z = e πz sepanjang lintasan tertutup γ = [, ] + [, + iξ] + [ + iξ, + iξ] + [ + iξ, ], dan ambil. Ingat e πx dx = 1. 5. Buktikan jika f, g L 1 (, maka f(xg(x dx = f(xĝ(x dx. 6. Buktikan bahwa untuk setiap f dan g L 1 ([0, 1] berlaku (a f g = g f; (b (f g h = f (g h. 7. Misalkan χ = χ [0,1. entukan = χ χ. 8. Buktikan eorema 7... 9. Buktikan eorema 7..3. 10. Buktikan eorema 7.3.3.

Pengantar Analisis Fourier dan eori Aproksimasi 39 8. ransformasi Fourier di L ( dan eorema Sampling Shannon 8.1 ransformasi Fourier di L ( L (, yang dilengkapi dengan hasilkali dalam f, g = f(xg(x dx, merupakan ruang Hilbert. Karena L ( bukan himpunan bagian dari L 1 (, definisi transformasi Fourier tidak langsung berlaku di L (. Namun demikian, dengan menggunakan fakta bahwa L 1 ( L ( padat di L (, transformasi Fourier dari fungsi f L ( dapat didefinisikan sebagai limit dari suatu barisan f n (dalam norma di L (, dengan f n L 1 ( L ( dan f n f (n dalam norma di L (. Semua ini dapat dilakukan sebagaimana dijamin oleh teorema berikut: eorema 8.1.1 Misalkan f L (. Untuk n N, definisikan f n = χ [ n,n] f, yakni f n (x = { f(x, jika x n, 0, jika x > n. Maka, f n L 1 ( L ( dan f n L (, untuk setiap n N. Lebih jauh, f n f (n dalam norma di L ( dan ( f n konvergen (dalam norma di L ( ke suatu fungsi di L (. Bukti. Menurut ketaksamaan Holder, untuk setiap n N, kita mempunyai n f n (x dx = f(x dx n [ n n ] 1 [ n ] 1 f(x dx dx n f (n 1 <. ( Jadi, f n L 1 (. Kemudian mengingat f n (x f(x, kita peroleh pula f n L (. Dengan demikian, f n L 1 ( L ( dan, menurut Plancherel, f n L (. Perhatikan bahwa f n (x f(x (n titik demi titik. Berdasarkan teorema kekonvergenan monoton, lim n f n (x dx = yakni, f n f (n dalam norma di L (. f(x dx,

40 Hendra Gunawan Selanjutnya akan kita tunjukkan bahwa ( f n konvergen (dalam norma di L ( ke suatu fungsi di L (. Mengingat L ( lengkap, cukup kita tunjukkan bahwa f m f n 0 (m, n. Namun f m f n adalah transformasi Fourier dari f m f n L 1 ( L (. Karena itu, menurut Plancherel, f m f n = f m f n = m n apabila m, n. Ini mengakhiri pembuktian. f(x dx + n m f(x dx 0, Definisi 8.1. Misalkan f L (. Kita definisikan transformasi Fourier dari f sebagai f = lim f n n (dalam norma di L (, di mana f n = χ [ n,n] f, n N. Catatan. Jika f L ( dan f n = χ [ n,n] f, n N, maka definisi di atas mengatakan bahwa lim f f n = 0. Mengingat f didefinisikan hanya sebagai anggota L (, n f(x hanya terdefinisi hampir di mana-mana. Selanjutnya, jika f L 1 ( L (, maka sekarang kita mempunyai dua definisi untuk f. Namun, kedua definisi ini konsisten karena limit dalam norma di L ( mestilah sama dengan limit titik demi titiknya. Sekali lagi kita jumpai kesamaan Plancherel. eorema 8.1.3 (Kesamaan Plancherel Jika f L (, maka f = f ; yakni, transformasi Fourier merupakan suatu isometri pada L (. Bukti. Latihan. eorema 8.1.3 merupakan kasus khusus dari eorema 8.1.4 di bawah ini. eorema 8.1.4 (Kesamaan Plancherel Jika f, g L (, maka f, ĝ = f, g. Bukti. Latihan. eorema 8.1.5 (eorema inversi Fourier Jika f L (, maka n n Bukti. Lihat udin, hal. 186-187. 8. eorema sampling Shannon f(ξe πiξx dξ f(x 0 (n. Kita telah mempelajari bagaimana sebuah fungsi dapat direkonstruksi dari barisan koefisien Fourier-nya. C. Shannon (1949 mengamati bahwa dalam hal khusus,

Pengantar Analisis Fourier dan eori Aproksimasi 41 sebuah fungsi bahkan dapat direkonstruksi dari titik-titik sampel-nya, dengan menggunakan keluarga fungsi sinc (sinc x = sin x x. Persisnya, kita mempunyai teorema berikut. eorema 8..1 (eorema sampling Shannon Jika f L ( dan supp f [, ], maka f(x = f ( k sin π( x k π( x k k Z dalam norma di L (. Bukti. Mengingat f L 1 ([, ] L ([, ], kita dapat menguraikan f sebagai deret Fourier f(ξ = k Z c k e πikξ/, ξ [, ], dengan c k = 1 f(ξe πikξ/ dξ = 1 f(ξe πikξ/ dξ = 1 f( k. Menggunakan teorema inversi Fourier sekali lagi, kita peroleh f(x = = = 1 = 1 = k Z k Z k Z k Z f(ξe πixξ dξ = f(ξe πixξ dξ 1 f( k e πikξ/ e πixξ dξ f ( k e πi(x k ξ dξ f ( k e πi(x k ξ ] πi(x k f ( k di mana deret konvergen dalam norma di L (. sin π( x k, (3 π( x k Catatan. Himpunan bilangan {f ( k }k Z disebut sampel. eorema di atas mengatakan bahwa f dapat direkonstruksi dari sampel tersebut dengan menggunakan keluarga fungsi { sin π( x k } π( x k. Hal ini tidaklah mengejutkan, karena s k Z k(x := sin π( x k π( x k, yang merupakan invers dari ŝ k (ξ = χ [, ](ξe πikξ/, membentuk

4 Hendra Gunawan basis ortonormal untuk {f L ( supp f [, ]}. Berdasarkan fakta ini dan kesamaan Parseval, kita peroleh f = k Z f, s k s k = k Z f, ŝ k s k = k Z f( k sk. 8.3 Penggunaan dalam persamaan diferensial ransformasi Fourier sering digunakan dalam menyelesaikan suatu persamaan diferensial. Sebagai contoh, tinjau masalah Dirichlet pada setengah bidang bagian atas: u x + u t = 0 dengan syarat awal u(x, 0 = f(x, x, t > 0. Lakukan transformasi Fourier dalam peubah x, yakni û(ξ, t = u(x, te πiξx dx. Maka sehingga masalahnya menjadi: ( u b x = (πiξ û ( u b t = û t, û t = (πξ û dengan syarat awal Dari sini kita peroleh û(ξ, 0 = f(ξ. û(ξ, t = C 1 (ξe πξt + C (ξe πξt, dengan Jika kita ambil dan C 1 (ξ = C 1 (ξ + C (ξ = f(ξ. { C (ξ = { f(ξ, jika ξ 0 0, jika ξ < 0, 0, jika ξ 0 f(ξ, jika ξ < 0,

Pengantar Analisis Fourier dan eori Aproksimasi 43 maka kita peroleh û(ξ, t = f(ξe π ξ t. Jadi, menurut teorema inversi Fourier, u(x, t = (ûˇ(x, t = ( π t f( e ˇ(x. 8.4 Soal latihan 1. Buktikan eorema 8.1.3.. Buktikan eorema 8.1.4.