BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

REDUNDANSI FRAME DAN PENGARUHNYA PADA DEKOMPOSISI FUNGSI DI RUANG HILBERT

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum ruang metrik dan memperluas pengertian klasik dari ruang Euclidean R n, sehingga

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

OPERATOR SELF ADJOINT PADA RUANG HILBERT

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

dari ruang vektor berdimensi hingga V (dimana I adalah suatu himpunan indeks) disebut basis bagi V jika V = span(ψ) dan vektorvektor

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

17. Transformasi Wavelet Kontinu dan Frame

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

PROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN ( )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

Teorema Titik Tetap Pada Ruang Ultrametrik Diskrit

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

4.1 Algoritma Ortogonalisasi Gram-Schmidt yang Diperumum

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG ULTRAMETRIK DISKRIT

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN. : k N} dan A(m) menyatakan banyaknya m suku pertama (x n ) yang menjadi suku (x nk ), maka A(m)

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SVD) TUGAS AKHIR. Oleh : DEWI YULIANTI

TRANSFORMASI LINIER (Kajian Fungsi antar Ruang Vektor)

Sifat-sifat Ruang Banach

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu penelitian, seringkali tidak mungkin untuk melakukan

ISSN: X 35 SEMI HASIL KALI DALAM ATAS DAN BAWAH

TEORI DILASI DALAM RUANG HILBERT DAN RUANG BANACH

BAB 6 RUANG HASIL KALI DALAM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

BAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Aljabar Linear Elementer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

ORTOGONALISASI GRAM-SCHMIDT YANG DIPERUMUM UNTUK MEMBANGUN FRAME PARSEVAL

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada Bab III dan Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bantu dalam pengembangan ilmu lain. Matematika seolah-olah menjadi penjawab

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan graf G dan H sebarang. Notasi F (G, H) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

TRANSFORMASI FOURIER QUATERNION DUA SISI DENGAN KERNEL SIFAT-SIFATNYA. MUH. NUR Jurusan Matematika, Universitas Hasanuddin, Makassar

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM-2

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

BAB 7 TRANSFORMASI LINEAR PADA RUANG VEKTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada keseluruhan tulisan ini, ring yang digunakan merupakan ring komutatif dengan elemen satuan.

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

II. TINJAUAN PUSATAKA

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya model matematika sistem dinamik mengandung derivative biasa

MATRIKS INVERS TERGENERALISIR

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam ilmu matematika, khususnya dalam bidang analisis dikenal berbagai macam ruang, di antaranya ruang Hilbert. Banyak hal yang dapat dikaji di dalam ruang Hilbert. Salah satu konsep penting dalam ruang Hilbert adalah basis Schauder (atau disingkat basis). Jika {x n } basis untuk ruang Hilbert H, maka untuk sebarang x di ruang Hilbert, terdapat dengan tunggal barisan skalar {c n } sehingga x = c n x n. Namun, seringkali para peneliti mengalami kendala/kesulitan untuk mendapatkan basis {x n }, yakni dalam hal menunjukkan ketunggalan barisan skalar {c n } sehingga x = c n x n, untuk setiap x di ruang Hilbert H. Oleh karena itu, para peneliti mencoba mencari alat yang lebih efisien dari basis. Salah satunya, yaitu frame. Frame merupakan generalisasi dari basis Schauder di ruang Hilbert. Pada frame {x n }, barisan skalar {c n } sehingga x = c n x n, untuk setiap x di ruang Hilbert H, tidak harus tunggal. Oleh karena itu, sifat-sifat yang berlaku pada basis berlaku pula pada frame, tetapi sebaliknya belum tentu. Frame pertama kali dikenalkan oleh Duffin dan Schaeffer (1952) untuk meneliti beberapa masalah pada deret Fourier non harmonik. Seiring berjalannya waktu, selain digunakan pada deret Fourier non harmonik, frame juga dapat digunakan pada signal processing, teori sampling, kompresi data, dan bidang matematika lainnya. Seiring dengan perkembangan teori frame, beberapa macam generalisasi frame dikemukakan oleh beberapa peneliti, seperti proyektor quasi terbatas, pseudo frame, frame fusi dan lain-lain. Selanjutnya, Sun (2006) memberikan generalisasi baru dari frame yang disebut frame-g merupakan generalisasi dasar frame yang mencakup semua generalisasi-generalisasi frame yang sudah ada seperti telah disebutkan sebelumnya. Pada paper tersebut diberikan hubungan frame-g dengan frame di ruang 1

2 Hilbert. Selain frame-g, juga diberikan generalisasi dari basis Riesz yang sebelumnya telah diteliti oleh Young (1980) yang disebut basis Riesz tergeneralisasi, disingkat basis Riesz-g. Telah dikaji pula bahwa frame-g dan basis Riesz-g hampir mempunyai sifat-sifat yang sama dengan frame dan basis Riesz, tetapi tidak semua sifat pada frame dan basis Riesz berlaku pada frame-g dan basis Riesz-g (Sun,2006). Sebagai contohnya, frame-g eksak tidak ekuivalen dengan basis Riesz-g, padahal menurut Christensen (2003) frame eksak ekuivalen dengan basis Riesz. Sun (2006) memberikan karakterisasi frame-g dengan menggunakan frame di ruang Hilbert. Selanjutnya Ding dan Zhu (2010) membuktikan karakterisasi tersebut belum tentu berlaku apabila frame-g diganti frame Besselian-g dan frame diganti dengan frame Besselian. Dengan menambahkan beberapa syarat, karakterisasi yang dibuktikan Sun (2006) juga berlaku untuk frame Besselian-g. Berdasarkan uraian di atas, pada tesis ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang frame Besselian-G di ruang Hilbert dan hubungan antara frame Besselian-g dengan frame Besselian di ruang Hilbert yang telah dipaparkan oleh Ding dan Zhu (2010) dalam papernya yang berjudul g-besselian Frames in Hilbert Spaces. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diberikan perumusan masalah sebagai berikut. 1. Mengkaji sifat-sifat frame Besselian-g di ruang Hilbert. 2. Mengkaji karakterisasi frame Besselian-g dengan menggunakan frame Besselian di ruang Hilbert. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari dan mengkaji tentang frame Besselian-g di ruang Hilbert, terutama sifat-sifat frame Besselian-g di ruang Hilbert dan hubungan frame Besselian-g dengan frame Besselian di ruang Hilbert.

3 Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu seperti pada analisa Fourier, teori sampling, kompresi data dan signal processing, serta bidang matematika lainnya. Lebih lanjut, secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan matematika, sains, dan teknologi. 1.4. Tinjauan Pustaka Gagasan mengenai frame pertama kali dikenalkan oleh Duffin dan Schaeffer (1952) untuk meneliti beberapa masalah pada deret Fourier non harmonik. Seiring berjalannya waktu, Casazza dan Christensen (1998) membahas frame di ruang Hilbert dan hubungan frame dengan basis Schauder di ruang Hilbert. Sementara itu, Young(1980) memberikan definisi basis Riesz di ruang Hilbert dan sifat-sifatnya, salah satunya basis Riesz ekuivalen dengan basis ortonormal. Oleh karena itu, Christensen (2003) memberikan hubungan frame dengan basis Riesz di ruang Hilbert dan diperoleh basis Riesz ekuivalen dengan frame eksak di ruang Hilbert. Sementara itu, Holub (1994) membahas lebih dalam mengenai frame Besselian, basis Riesz dan near-basis Riesz serta hubungan ketiganya dan diperoleh frame Besselian ekuivalen dengan near-basis Riesz di ruang Hilbert. Selanjutnya, penelitian terkait frame terus berkembang hingga diperoleh frame tergeneralisasi, disingkat frame-g. Selain frame-g, juga dikembangkan basis Riesz yang disebut basis Riesz tergeneralisasi, disingkat basis Riesz-g. Selanjutnya, dibahas sifat-sifat frame-g dan basis Riesz-g di ruang Hilbert dan hubungan frameg dengan basis Riesz-g di ruang Hilbert, serta hubungan frame-g dan basis Riesz-g dengan frame dan basis Riesz di ruang Hilbert (Sun,2006). Selanjutnya, Ding dan Zhu (2010) menjelaskan frame Besselian-g di ruang Hilbert. Dalam paper tersebut dibahas definisi frame Besselian-g di ruang Hilbert, dan sifat-sifat frame Besseliang di ruang Hilbert. Selanjutnya diberikan pula hubungan frame Besselian-g dengan frame Besselian di ruang Hilbert. Pada pembahasan frame dan frame Besselian-g di ruang Hilbert dibutuhkan

4 konsep-konsep dasar di ruang Hilbert. Di antaranya, kekonvergenan, barisan dan basis, serta operator-operator di ruang bernorma dan ruang Hilbert. Konsep-konsep tersebut dapat dipelajari di Kreyzig (1978) dan Berberian (1961). Selain itu, konsep lebih dalam terkait operator di ruang Hilbert, yaitu operator linear, operator adjoint dan proyeksi ortogonal di ruang Hilbert juga telah dikaji oleh Weidmann (1980), dan Debnath dan Mikusinski (2005). Sedangkan konsep lebih dalam mengenai operator invertibel dipaparkan oleh Rynne dan Youngson (2008). Lebih lanjut, konsep operator positif di ruang Hilbert dapat dikaji lebih dalam di Heuser (1982). 1.5. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah studi literatur (kajian teori) dengan literatur utama paper dengan judul g-besselian Frames in Hilbert Spaces. Dalam hal ini, penulis menguraikan secara rinci pembuktian dari teoremateorema yang ada pada paper di atas. Pembahasan pada penelitian ini diawali dengan mempelajari konsep frame di ruang Hilbert. Di antaranya mengenai definisi frame, basis Riesz dan frame Besselian di ruang Hilbert. Selanjutnya, dikaji sifatsifat frame, basis Riesz dan frame Besselian di ruang Hilbert. Lebih lanjut, dikaji hubungan frame dengan basis Riesz dan hubungan frame Besselian dengan basis Riesz di ruang Hilbert. Selanjutnya, juga akan dipelajari mengenai frame-g di ruang Hilbert. Dimulai dengan definisi frame-g dan basis Riesz-g yang kemudian dilanjutkan dengan hubungan antara frame-g dan basis Riesz-g dengan frame dan basis Riesz di ruang Hilbert. Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah dikaji frame Besseliang di ruang Hilbert. Diawali dengan dipelajari definisi frame Besselian-g di ruang Hilbert, kemudian dikaji sifat-sifat frame Besselian-g di ruang Hilbert. Selanjutnya, dikaji hubungan frame Besselian-g dengan frame Besselian di ruang Hilbert pada paper Ding dan Zhu (2010).

5 1.6. Sistematika Penulisan Dalam tesis ini, hasil penelitian akan dibagi ke dalam lima bab. Di dalam BAB I, yaitu pendahuluan, dibahas mengenai latar belakang dan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan tesis yang akan dilakukan dalam penyusunan tesis ini. Dilanjutkan ke BAB II, yaitu dasar teori. Dalam bab ini, dibahas mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya, di antaranya meliputi konsep-konsep pada ruang bernorma dan ruang Hilbert termasuk konsep operator di ruang Hilbert. Kemudian dilanjutkan ke dalam BAB III, yaitu pembahasan dari hasil penelitian. Dalam BAB III, difokuskan untuk membahas mengenai frame Besselian-g di ruang Hilbert serta sifat-sifatnya. Dalam bab terakhir, yaitu BAB IV kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.