PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

dokumen-dokumen yang mirip
II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Teori graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objekobjek dan hubungan antara objek-objek tersebut.

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Debuging Program dengan EasyCase

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

1. Proses Normalisasi

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

PENERAPAN MIN PLUS ALGEBRA PADA PENENTUAN RUTE TERCEPAT DISTRIBUSI SUSU

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4

Analisis Rangkaian Listrik

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH

Hendra Gunawan. 29 November 2013

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

Minggu Ke XII Matriks dan Graf

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN METODE DIALLEL

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

Reduksi data gravitasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

APLIKASI METODE STATED PREFERENCE PADA PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (RUTE MAKASSAR MAJENE)

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

PENDUGAAN SEBARAN LAMA PERAWATAN NASABAH ASURANSI KESEHATAN (STUDI KASUS: ASURANSI KESEHATAN P.T. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA) NOVALIA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

OPERASI GABUNGAN, JOIN, KOMPOSISI DAN HASIL KALI KARTESIAN PADA GRAF FUZZY SERTA KOMPLEMENNYA. Tina Anggitta Novia 1 dan Lucia Ratnasari 2

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5)

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

SILABUS. Penilaian Belajar. Sumber Memahami konsep umum tentang ilmu jiwa belajar PAI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

Penerapan Algoritma RSA dan CBC (Chiper Block Chaining) untuk Enkripsi-Dekripsi Citra Digital

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

BAB V BEBERAPA MODEL DISTRIBUSI PELUANG PEUBAH ACAK KONTINU

BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI

Aplikasi Media Pembelajaran Budidaya Ikan Gurame Berbasis Web Guna Mendukung Desa Pintar

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM

PENDEKATAN NUMERIK FUNGSI GAMMA UNTUK PERHITUNGAN LEVY FLIGHT PADA ALGORITMA CUCKOO SEARCH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. colleague. family

PERANCANGAN BANDSTOP FILTER (BSF) DENGAN ALGORITMA GENETIK

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Transkripsi:

Bultin Ilmiah Math. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 3 (2015), hal 295 304. PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT. Wicaksana Ovrsas Intrnational Tbk. Cabang Pontianak) Khairul Salh, Hlmi, Bayu Prihandono INTISARI Algoritma Chapst Insrtion Huristic (CIH) adalah algoritma yang mmbangun suatu tour (prjalanan) dngan mmbuat rut trpndk dngan bobot minimal dan scara brturut-turut ditambah dngan tmpat baru. Tahapan prtama yaitu mnntukan titik awal dan akhir. Stlah itu yang dilakukan adalah mmbangun antara dua lokasi trsbut. Subtour mrupakan prjalanan dari lokasi prtama dan brakhir di lokasi prtama juga. Stlah itu yang dilakukan adalah mmbangun antara dua lokasi trsbut. Stlah itu ganti salah satu arah busur dari dua lokasi dngan kombinasi dua busur, yaitu busur (i,j) dngan busur (i,k) dan busur (k,j), dngan k diambil dari lokasi yang blum masuk dan dngan sisipan trkcil. Pnntuan sisipan dngan cara: C ik + C kj - C ij dngan artian C ik adalah jarak dari lokasi i k lokasi k, C kj adalah jarak dari lokasi k k lokasi j dan C ij adalah jarak dari lokasi i k lokasi j. Jika sluruh lokasi sudah masuk k dalam maka pngrjaan mncari rut trpndk sudah slsai. Tujuan dari pnlitian ini adalah mngkaji algoritma CIH, mnntukan rut trpndk dngan algoritma CIH dan mmbuat modl graf dari rut trpndk dari algoritma CIH. PT. Wicaksana Ovrsas Intrnational Tbk. cabang Pontianak adalah prusahaan yang mndistribusikan bbrapa produk trknal sprti Aqua, Whit Oat, Gaga, Susu Bndra, Mi 100, Tulip, Th Kris, Dlidnt, Jt Star dan Dynx yang didistribusikan k smbilan swalayan di darah Kota Pontianak. Dalam pnlitian ini diprolh rut trpndk yaitu PT.Wicaksana Ovrsas Intrnational Tbk Citra Jruju Mitra Mart Garuda Mitra Mitra Anda Kaisar Harum Manis Ramayana Ligo Mitra Mitra Mart PT.Wicaksana Ovrsas Intrnational Tbk dngan jarak tmpuh dalam skali prjalanan adalah sbsar 11.593 mtr. Kata Kunci : Chapst Insrtion Huristic, Rut trpndk PENDAHULUAN Distribusi mrupakan pnyaluran barang suatu produk k suatu tmpat dari tmpat lain. Distribusi mmgang pranan pnting dalam khidupan shari-hari dalam masyarakat. Dngan adanya distribusi yang baik dapat mnjamin ktrsdiaan produk yang dibutuhkan olh masyarakat. Saluran distribusi adalah suatu jalur prantara pmasaran baik transportasi maupun pnyimpanan suatu produk barang dan jasa dari tangan produsn k tangan konsumn. Saluran distibusi sangat dipngaruhi faktor rut pngiriman barang yang harus fisin yang bisa mnghmat waktu dan biaya. Rut pndistribusian produk dari distributor dapat dibntuk dngan suatu graf, tmpat pndistribusian olh distributor disbut sbagai simpul (vrtx). Sdangkan jalan yang mnghubungkan antara kduanya disbut sbagai sisi (dg) [1]. Dalam matmatika, prmasalahan pndistribusian khususnya dalam mntukan rut trpndk. Pnntuan jalur trpndk dalam matmatika diknal dngan prmasalahan TSP. Travlling Salsman Problm (TSP) mrupakan masalah untuk mnntukan urutan dari sjumlah kota yang harus dilalui olh salsman, stiap kota hanya bolh dilalui satu kali dalam prjalanannya, dan prjalanan trsbut harus brakhir pada kota kbrangkatannya dimana salsman trsbut mmulai prjalananya, dngan jarak antara stiap kota satu dngan kota lainnya sudah diktahui. Salsman harus mminimalkan pngluaran biaya, dan jarak yang harus ditmpuh untuk prjalanannya [2]. Algoritma-algoritma untuk mnylsaikan TSP, bbrapa yang digunakan untuk mnylsaikan TSP trsbut adalah algoritma Brut Forc, algoritma Branch and Bound, algoritma Djikstra, Huristics dan lain-lainnya. 295

296 K. SALEH, HELMI, B. PRIHANDONO Algoritma huristik yang digunakan dalam pnlitian ini mnggunakan algoritma Chipst Insrtion Huristic (CIH). Algoritma CIH adalah algoritma yang mmbangun suatu tour (prjalanan) dngan mmbuat rut jalur trpndk dngan bobot minimal dan scara brturut-turut ditambah dngan tmpat baru. Pmilihan titik baru trsbut dilakukan brsamaan dngan pmilihan sisi shingga didapatkan nilai pnyisipan minimum. Kistimwaan algoritma CIH adalah untuk pross slksi simpul yang akan disisipkan dilakukan pada stiap simpul di luar tour dan stiap sisi di dalam tour [3]. GRAF Dalam khidupan shari-hari, graf digunakan untuk mnggambarkan brbagai macam struktur yang ada dngan tujuannya adalah sbagai visualisasi objk-objk agar lbih mudah dimngrti. Bbrapa contoh graf yang dijumpai dalam khidupan shari-hari, antara lain pta, rangkaian listrik dan sbagainya. Tori graf adalah cabang kajian yang mmplajari sifat-sifat graf. Suatu graf adalah himpunan bnda-bnda yang disbut titik (vrtx) yang trhubung olh sisi (dg) atau busur (arc). Biasanya graf digambarkan sbagai kumpulan titik-titik (mlambangkan simpul) yang dihubungkan olh garis-garis (mlambangkan sisi) atau garis brpanah (mlambangkan busur). Suatu sisi dapat mnghubungkan suatu titik dngan titik yang sama. Sisi yang dmikian dinamakan glang (loop) [4]. Graf dapat diklompokkan mnjadi bbrapa jnis trgantung pada sudut pandang pnglompokannya. Pnglompokan graf dapat dipandang brdasarkan ada tidaknya sisi ganda, brdasarkan jumlah titik, atau brdasarkan orintasi arah pada sisi. Brdasarkan ada tidak adanya glang atau sisi ganda pada suatu graf, maka scara umum graf dapat diklompokkan mnjadi dua jnis yaitu graf sdrhana dan graf tidak sdrhana. Graf sdrhana adalah graf yang tidak mngandung glang maupun sisi ganda dinamakan graf sdrhana. Graf sdrhana mnunjukkan sisi adalah pasangan tak trurut (unordrd pairs). Jadi, mnuliskan sisi (u, v) sama saja dngan sisi (v, u). Gambar 1 mnyatakan graf sdrhana dngan ) )), dngan titik ) dan sisi ) Jadi, mnuliskan sisi sama saja dngan sisi,, dan strusnya [2]. a b d Graf yang tidak sdrhana adalah graf yang mngandung sisi ganda atau glang dinamakan graf tidak sdrhana. Ada dua macam graf tidak sdrhana, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf smu (psudograph).graf ganda adalah graf yang mngandung sisi ganda. Sisi ganda yang mnghubungkan spasang titik bisa lbih dari dua buah. Sisi ganda dapat diasosiasikan sbagai pasangan tidak trurut yang sama. Graf ganda ) juga dapat didfinisikan sbagai himpunan tidak kosong yang disbut titik-titik dan E adalah himpunan ganda (multist) yang mngandung sisi ganda untuk lbih jlasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Graf smu adalah graf yang mngandung glang (loop). Gambar dibawah ini adalah gambar graf ganda dan graf smu. Graf ganda dngan titik dan sisi. Graf smu dngan titik dan sisi Untuk lbih jlasnya dapat dilihat pada Gambar 3 [2]. 1 2 1 2 (G) Gambar 1 G adalah Graf Sdrhana c 3 4 Gambar 2 G adalah Graf Ganda 3 4 Gambar 3 G adalah Graf Smu

Pnntuan Rut Trpndk dngan Mnggunakan 297 ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (CIH) Salah satu algoritma yang digunakan untuk mmprcpat pncarian solusi masalah rut trpndk adalah dngan algoritma huristik. Salah satu algoritma dalam huristik yang cukup fktif digunakan untuk mnylsaikan masalah pncarian rut trpndk adalah algoritma pnyisipan. Dalam algoritma pnyisipan trdapat bbrapa algoritma, salah satunya adalah algoritma chapst insrtion huristic. Algoritma Chapst Insrtion Huristic adalah algoritma yang mmmbntuk suatu tour dngan mmbuat rut jalur trpndk dngan bobot minimal dan scara brturut-turut ditambah dngan tmpat baru. Pmilihan titik baru trsbut dilakukan brsamaan dngan pmilihan sisi shingga didapatkan nilai pnyisipan minimum. Slanjutnya tmpat baru trsbut disisipkan di antara dua tmpat yang mmbntuk sisi yang tlah trpilih algoritma ini sringkali mmbrikan solusi yang cukup baik karna untuk pross slksi tmpat yang akan disisipkan dilakukan pada stiap tmpat di luar tour dan stiap sisi di dalam tour [5]. Scara umum, algoritma Chapst Insrtion Huristic mrupakan algoritma sdrhana yang dilakukan pnyisipan trhadap tmpat yang akan dikunjungi dan mnghitung jarak yang ditmpuh. Scara lngkap langkah-langkah dalam pngrjaan algoritma Chapst Insrtion Huristic yaitu sbagai brikut: 1. Pnlusuran dimulai dari sbuah lokasi yang dianggap prtama dihubungkan dngan sbuah lokasi yang dianggap trakhir. 2. Bangun antara 2 lokasi trsbut. Yang dimaksud adalah prjalanan dari lokasi prtama dan brakhir di lokasi prtama. 3. Ganti salah satu arah hubungan busur dari dua lokasi dngan kombinasi dua busur, yaitu busur ) dngan busur ) dan busur ) mrupakan titik busur awal, mrupakan titik busur yang yang dituju dan mrupakan titik busur yang blum masuk.dan dngan nilai sisipan trkcil. Pnntuan nilai sisipan dngan cara: +, dngan adalah jarak dari lokasi i k lokasi, adalah jarak dari lokasi k lokasi adalah jarak dari lokasi k lokasi STUDI KASUS PT. Wicaksana Ovrsas Intrnational Tbk. cabang Pontianak ini adalah prusahaan yang mndistribusikan bbrapa produk sprti Aqua, Whit Oat, Gaga, Susu Bndra, Mi 100, Tulip, Th Kris, Dlidnt, Jt Star, Dynx akan didistribusikan 9 swalayan di darah Kota Pontianak. Pndistribusian dilakukan dngan prjalanan distributor brkliling untuk mngunjungi 9 swalayan dngan jarak satuan mtr antara tiap-tiap distributor dan swalayan sudah diktahui. Prjalanan dilakukan dngan mncari rut trpndk dan stiap tmpat hanya bolh dikunjungi satu kali. Prjalanan pndistribusian trsbut di ilustrasikan k graf lngkap trhubung sprti gambar brikut. 1 2 10 3 9 4 8 5 7 Gambar 4 Ilustrasi 10 Jalur Distribusi Dalam graf trsbut trdapat nilai atau bobot pada sisi graf trsbut, dngan nilai atau bobot brbntuk jarak masing-masing swalayan dan distributor dalam satuannya mtr. Nilai atau bobot yang brbntuk jarak tlah disajikan dalam bntuk Tabl 1 bsrta dngan ktrangan brikut. 6

298 K. SALEH, HELMI, B. PRIHANDONO Tabl 1 Jarak Antar Tmpat Pndistribusian Barang Dngan Satuan Mtr Tmpat Tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 0 879 458 1210 2400 2560 3050 2830 1330 3800 2 879 0 424 330 2290 1850 2450 2110 2020 3190 Tmpat Asal 3 458 424 0 753 2330 2200 2740 2450 1810 3490 4 1210 330 753 0 2310 1610 2250 1860 2240 2970 5 2400 2290 2330 2310 0 1800 1500 1920 4120 2150 Ktrangan: 6 2560 1850 2200 1610 1800 0 713 261 3860 1370 7 3050 2450 2740 2250 1500 713 0 589 4480 768 8 2830 2110 2450 1860 1920 261 589 0 4110 1160 9 1330 2020 1810 2240 4120 3860 4480 4110 0 5210 10 3800 3190 3490 2970 2150 1370 768 1160 5210 0 1. PT.Wicaksana Ovrsas Intrnational Tbk. (Sui. Jawi) 2. Garuda Mitra (Sui. Jawi) 3. Mitra Mart (Sui. Jawi) 4. Mitra Anda (Grtak 3 Sui. Jawi) 5. Mitra Mart (Kota Baru) 6. Kaisar (Pattimura) 7. Ligo Mitra (Gajah Mada) 8. Harum Manis (H. Agus Salim) 9. Citra Jruju (Jruju) 10. Ramayana (Tanjungpura) Untuk mnylsaikan masalah dalam pncarian rut trpndk adalah sbagai brikut: 1. Ambil prjalanan dari 2 k 10 2. Buat (2,10) (10,2) 3. Buat tabl yang mnyimpan titik yang bisa disisipkan dalam bsrta nilai sisipanya. Titik yang ditambahkan adalah titik yang blum prnah dilwati, dapat ditunjukan pada Tabl 2 brikut ini. Tabl 2 Sisipan ksatu yang akan dimasukan k dalam (2,10) (2.1) + (1.10) + = 1489 (2,10) (2.3) + (3.10) + = 724 (2,10) (2.4) + (4.10) + = 110 (2,10) (2.5) + (5.10) + = 1250 (2,10) (2.6) + (6.10) + = 30 (2,10) (2.7) + (7.10) + = 28 (2,10) (2.8) + (8.10) + = 80 (2,10) (2.9) + (9.10) + = 4040 (10,2) (10.1) + (1.2) + = 1489 (10,2) (10.3) + (3.2) + = 724 (10,2) (10.4) + (4.2) + = 110 (10,2) (10.5) + (5.2) + = 1250 (10,2) (10.6) + (6.2) + = 30 (10,2) (10.7) + (7.2) + = 28 (10,2) (10.8) + (8.2) + = 80 (10,2) (10.9) + (9.2) + = 4040

Pnntuan Rut Trpndk dngan Mnggunakan 299 dari Tabl 2 diprolh sisipan trkcil (smntara) adalah 28 mtr apabila busur (2,10) diganti dngan busur (2,7) dan busur (7,10) atau busur (10,2) diganti dngan busur (10,7) dan busur (7,2). Apabila ada 2 rut yang mmiliki total jarak yang sama, maka yang diganti adalah jarak trkcil yang kdua dngan rut yaitu (10,7) (7,2) (2,10). 4. Lakukan pnyisipan titik yang blum trlwati dapat ditunjukan Tabl 3 brikut ini. Tabl 3 Sisipan kdua yang dimasukan k dalam (10.7) (10.1) + (1.7) (10.7) (10.3) + (3.7) (10.7) (10.4) + (4.7) (10.7) (10.5) + (5.7) (10.7) (10.6 )+ (6.7) (10.7) (10.8) + (8.7) (10.7) (10.9)+ (9.7) (7.2) (7.1) + (1.2) (7.2) (7.3) + (3.2) (7.2) (7.4) + (4.2) (7.2) (7.5) + (5.2) (7.2) (7.6) + (6.2) (7.2) (7.8) + (8.2) (7.2) (7.9) + (9.2) (2.10) (2.1) + (1.10) (2.10) (2.3) + (3.10) (2.10) (2.4) + (4.10) (2.10) (2.5)+ (5.10) (2.10) (2.6) + (6.10) (2.10) (2.8) +(8.10) (2.10) (2.9) + (9.10) dari Tabl 3 diprolh nilai sisipan trkcil adalah 30 matr, maka ganti rut trkcil (smntara) baru lagi yaitu dngan mngganti busur (7,2) dngan busur (2,6) dan (6,10), shingga baru dihasilkan (2,6) (6,10) (10,7) (7,2). 5. Karna masih ada titik blum masuk k, maka prlu dibuat tabl yang mnyimpan hasil pnyisipan dalam bsrta jaraknya, dapat ditunjukan dalam Tabl 4 brikut ini. Tabl 4 Sisipan ktiga yang dimasukan k dalam (2,6) (2.1) + (1.6) (2,6) (2.3) + (3.6) (2,6) (2.4) + (4.6) (2,6) (2.5) + (5.6) (2,6) (2.8) + (8.6) (2,6) (2.9) + (9.6) (6,10) (6.1) + (1.10) (6,10) (6.3) + (3.10) (6,10) (6.4) + (4.10) (6,10) (6.5) + (5.10) (6,10) (6.8) + (8.10) (6,10) (6.9) + (9.10) (10,7) (10.1) + (1.7) (10,7) (10.3) + (3.7) (10,7) (10.4) + (4.7) (10,7) (10.5) +(5.7)

300 K. SALEH, HELMI, B. PRIHANDONO Lanjutan Tabl 4 yang dimasukan k dalam (10,7) (10.8) + (8.7) (10,7) (10.9) + (9.7) (7,2) (7.1) + (1.2) (7,2) (7.3) + (3.2) (7,2) (7.4) + (4.2) (7,2) (7.5) + (5.2) (7,2) (7.8)+ (8.2) (7,2) (7.9) + (9.2) dari Tabl 4 diprolh nilai sisipan trkcil adalah 51 matr dngan mngganti busur (6,10) dngan busur (6,8) dan busur (8,10), shingga baru adalah (6,8) (8,10) (10,7) (7,2) (2,6). 6. Karna masih ada titik blum masuk k, maka prlu dibuat tabl yang mnyimpan hasi pnyisipan dalam bsrta jaraknya, dapat ditunjukan dalam Tabl 5 brikut ini. Tabl 5 Sisipan kmpat yang dimasukan k dalam (6,8) (6.1) + (1.8) (6,8) (6.3) + (3.8) (6,8) (6.4) + (4.8) (6,8) (6.5) + (5.8) (6,8) (6.9) + (9.8) (8,10) (8.1) + (1.10) (8,10) (8.3) + (3.10) (8,10) (8.4) + (4.10) (8,10) (8.5) + (5.10) (8,10) (8.9) + (9.10) (10,7) (10.1) + (1.7) (10,7) (10.3) + (3.7) (10,7) (10.4) + (4.7) (10,7) (10.5) + (5.7) (10,7) (10.9) + (9.7) (7,2) (7.1) + (1.2) (7,2) (7.3) + (3.2) (7,2) (7.4) + (4.2) (7,2) (7.5) + (5.2) (7,2) (7.9) + (9.2) (2,6) (2.1) + (1.6) (2,6) (2.3) + (3.6) (2,6) (2.4) + (4.6) (2,6) (2.5) + (5.6) (2,6) (2,9) + (9.6) dari Tabl 5 diprolh nilai sisipan trkcil adalah 90 matr dngan mngganti busur (2,6) dngan busur (2,4) dan busur (4,6), shingga baru adalah (2,4) (4,6) (6,8) (8,10) (10,7) (7,2). 7. Karna masih ada titik blum masuk k, maka prlu dibuat tabl yang mnyimpan hasil pnyisipan dalam bsrta jaraknya, dapat ditunjukan dalam Tabl 6 brikut ini Tabl 6 Sisipan klima yang dimasukan k dalam (2,4) (2,1) + (1,4)

Pnntuan Rut Trpndk dngan Mnggunakan 301 Lanjutan Tabl 6 yang dimasukan k dalam (2,4) (2.3) + (3.4) (2,4) (2.5) + (5.4) (2,4) (2.9) + (9.4) (4,6) (4.1) + (1.6) (4,6) (4.3) + (3.6) (4,6) (4.5) + (5.6) (4,6) (4.9) + (9.6) (6,8) (6.1) + (1.8) (6,8) (6.3) + (3.8) 4389 (6,8) (6.5) + (5.8) (6,8) (6.9) + (9.8) (8,10) (8.1) + (1.10) (8,10) (8.3) + (3.10) (8,10) (8.5) + (5.10) (8,10) (8.9) + (9.10 (10,7) (10.1) + (1.7) (10,7) (10.3) + (3.7) 5462 (10,7) (10.5) + (5.7) (10,7) (10.9) + (9,7) (7,2) (7.1) + (1.2) (7,2) (7.3) + (3.2) (7,2) (7.5) + (5.2) (7,2) (7.9) + (9.2) dari Tabl 6 diprolh Sisipan trkcil adalah 714 mtr dngan mngganti busur (7,2) dngan busur (7,3) dan busur (3,2), shingga baru adalah (7,3) (3,2) (2,4) (4,6) (6,8) (8,10) (10,7). 8. Karna masih ada titik blum masuk k, maka prlu dibuat tabl yang mnyimpan hasil pnyisipan dalam bsrta jaraknya, dapat ditunjukan dalam Tabl 7 brikut ini. Tabl 7 Sisipan knam yang dimasukan k dalam (7,3) (7.1) + (1.3) (7,3) (7.5) + (5.3) (7,3) (7.9) + (9.3) (3,2) (3.1) + (1.2) (3,2) (3.5) + (5.2) (3,2) (3.9) + (9.2) (2,4) (2.1) + (1.4) (2,4) (2.5) + (5.4) (2,4) (2.9) + (9.4) (4,6) (4.1) + (1.6) 2160 (4,6) (4.5) + (5.6) (4,6) (4.9) + (9.6) (6,8) (6.1) + (1.8) (6,8) (6.5) + (5.8) (6,8) (6.9) + (9.8) (8.10) (8.1) + (1.10) (8.10) (8.5) + (5.10) (8.10) (8.9) + (9.10)

302 K. SALEH, HELMI, B. PRIHANDONO Lanjutan Tabl 7 yang dimasukan k dalam (10,7) (10.1) + (1.7) (10,7) (10.5) + (5.7) (10,7) (10.9) + (9.7) dari Tabl 7 diprolh Nilai sisipan trkcil adalah 768 matr dngan mngganti busur (7,3) dngan busur (7,1) dan busur (1,3), shingga baru adalah (7,1) (1,3) (3,2) (2,4) (4,6) (6,8) (8,10) (10,7). 9. Karna masih ada titik blum masuk k, maka prlu dibuat tabl yang mnyimpan hasil pnyisipan dalam bsrta jaraknya, dapat ditunjukan dalam Tabl 8 brikut ini. Tabl 8 Sisipan ktujuh yang dimasukan k dalam (7,1) (7.5) + (5.1) (7,1) (7.9) + (9.1) (1,3) (1.5)+ (5.3) (1,3) (1.9)+ (9.3) (3,2) (3.5) + (5.2) (3,2) (3.9) + (9.2) (2,4) (2.5) + (5.4) (2,4) (2.9) + (9.4) (4,6) (4.5) + (5.6) (4,6) (4.9) + (9.6) (6,8) (6.5) + (5.8) (6,8) (6.9) + (9.8) (8,10) (8.5) + (5.10) (8,10) (8.9) + (9.10) (10,7) (10.5) + (5.7) (10,7) (10.9) + (9.7) dari Tabl 8 diprolh nilai sisipan trkcil adalah 850 matr dngan mngganti busur (7,1) dngan busur (7,5) dan busur (5,1), shingga baru adalah (7,5) (5,1) (1,3) (3,2) (2,4) (4,6) (6,8) (8,10) (10,7). 10. Karna masih ada titik blum masuk k, maka prlu dibuat tabl yang mnyimpan hasil pnyisipan dalam bsrta jaraknya, dapat ditunjukan dalam Tabl 9 brikut ini. yang akan ditambahkan k Tabl 9 Sisipan kdlapan (7,5) (7.9) + (9.5) (5,1) (5.9) + (9.1) (1,3) (1.9) + (9.3) (3,2) (3.9) + (9.2) (2,4) (2.9) + (9.4) (4,6) (4.9) + (9.6) (6,8) (6.9) + (9.8) (8,10) (8.9) + (9.10) (10,7) (10.9) + (9.7) dari tabl 9 diprolh nilai sisipan trkcil adalah 2682 mtr dngan mngganti busur (1,3) dngan busur (1,9) dan busur (9,3), shingga baru adalah (1,9) (9,3) (3,2) (2,4) (4,6) (6,8) (8,10) (10,7) (7,5) (5,1).

Pnntuan Rut Trpndk dngan Mnggunakan 303 Dari langkah-langkah trsbut dapatlah dibuat sbuah modl graf dngan rut trpndknya, shingga di dapatlah jarak minimum untuk mmndistribusikan produk k swalayan di darah ada Pontianak modl graf dapat ditunjukan pada Gambar 5 2400 m 1 1330 m 9 1810 m 1500 m 5 3 424 m 7 2 768 m 10 4 330 m 1160 m 8 6 1610 m 261 m Gambar 5 Modl Graf pada Sisipan K Dlapan Dari modl graf pada Gambar 5 diprolh jarak tmpuhnya sbagai brikut: PENUTUP Pnntuan rut trpndk dngan mnggunakan algoritma CIH pada kasus PT. Wicaksana Ovrsas Intrnational tbk. cabang Pontianak yang bralamat Jalan H. Rais A. Rachman no.1 Pontainak Si. Jawi dapat diprolh rut (1,9) (9,3) (3,2) (2,4) (4,6) (6,8) (8,10) (10,7) (7,5) (5,1) dngan jarak tmpuhnya dalam skali prjalanan adalah sbsar 11.593 m DAFTAR PUSTAKA [1]. Wijaya, A., Pngantar Rist Oprasi. Edisi k 1; Pnrbit Mitra Wacana Mdia; Jakarta; 2011. [2]. Munir, Rinaldi., Matmatika Diskrit, Edisi k 3, Program Studi Tknik Elktro dan Informatika; Institut Tknologi Bandung, Bandung; 2005. [3]. Kusrini. Istiyanto, J.E., Pnylsain Travlling Salsman Problm dngan Algoritma Chapst Insrtion Huristic dan Basis Data, Jurnal Tknik Informatika, Univrsitas Ptra, Vol.8, No.2. pp 109-114, 2007. [4]. Siang, J.J., Matmatika Diskrit dan Aplikasinya pada Komputr, Edisi k 3, ANDI; Yogyakarta; 2006. [5]. Luffy, Ahmad, Pnylsaian travling salsman problm dngan mnggunakan mtod chapst insrtion huristic, Jurnal Matmatika, Univrsitas Ngri Malang. Program Studi Matmatika, Malang. Rs 515.39 LUT p, 2008

304 K. SALEH, HELMI, B. PRIHANDONO KHAIRUL SALEH HELMI BAYU PRIHANDONO : FMIPA UNTAN, Pontianak, kh4irul_salh@yahoo.com : FMIPA UNTAN, Pontianak, hlmi132205@yahoo.co.id : FMIPA UNTAN, Pontianak, biprihandono@gmail.com