BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam brbagai jnis pola trgantung dari kondisi pmbbanan, kondisi prltakan dan dimnsinya. Tori Yild lin ini dapat mnganalisa mkanism kruntuhan di batas ultimatnya. Tori ini brprinsipkan pada: Krja akibat rotasi Yild Lin = Krja akibat pmbrian bban Mtod Yild Lin tlah lama digunakan dalam mnganalisa plat. Hal ini tlah mnjadi prhatian umum sjak tahun 1990 olh bbrapa pnliti sprti Graf dan Bachi. Di awal tahun 1922, Ingrslv sorang pnliti brkbangsaan Rusia mmpsntasikam sbuah makalah di Institution of tructural Enginrs di London dngan judul collaps mod of rctangular slabs. Bbrapa pngarang sprti R H Wood, L Jons, A awczuk dan T Jagr, R Park, K Kmp, C T Morly, M Kwicinski dan masih banyak lagi, mnggabungkan dan mngmbangkan konsp asli dari Johansn shingga mmbuat tori Yild Lin ini mnjadi sbuah tori yang sangat brmanfaat sbagai alat untuk mndsain dngan taraf Intrnasional. prti yang diktahui tori Yild Lin dirintis pada tahun 1940an olh sorang insinyur dan pnliti brkbangsaan Dnmark yang brnama K W Johansn. Pada tahun 1960 sampai 1980 dilaporkan bahwa scara toritis aplikasi dari tori Yild Lin ini tlah mmprmudah dalam prhitungan struktur plat dan plat bam. Untuk mnunjang hasil prkjaan ini, pngtsan scara intsif dilakukan untuk mmbuktikan Univrsitas umatra Utara

2 kbnaran dari tori ini,dan hasilnya sangat bagus dimana hanya ada sdikit prbdaan yang dibandingkan antara toritis dan prcobaan. Di dalam prcobaanya dimana sndi disimulasikan mnjadi suatu konstruksi yang mnrus, dan hasilnya bban ultimat yang didapatkan lbih bagus daripada yang diprdiksikan scara toritis. II.2 TERI YIELD LINE Tori Yild Lin mrupakan analisis bban scara ultimat. Tori ini mntapkan bahwa momn yang ditimbulkan sprti pmbbanan pada plat dimana diltakkan pada satu titik dimana akan trjadinya kruntuhan. Tori ini dapat mmbuat suatu dsain konstruksi mnjadi lbih sdrhana dan lbih konomis, salah satu contohnya adalah pmbangunan Europan Concrt Building Projct di Cardington. Tori ini dapat dngan mudah ditrapkan di dalam brbagai jnis plat, baik dngan ataupun tanpa bam. prti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 yang mrupakan plat dngan pmbbanan sampai trjadinya kruntuhan. Pada awal pmbbanan raksi yang trjadi pada plat adalah lastic dngan tgangan maksimum dan dflksi yang trjadi di titik pusat plat. Pada saat ini mmungkinkan trjadinya rtak sprti rambut yang akan muncul dimana kkuatan lntur dari bton tlah trlampaui yang trltak di tngah bntang. Brtambahnya nilai pmbbanan mmprcpat trjadinya rtakan ini,dan slanjutnya rtakannya akan smakin bsar dari titik dflksi maksimumnya, dan pnambahan trus dilakukan maka krtakan akan brpindah k bagian yang bbas dari plat dimana pada waktu yang sama smua tgangan lnturnya akan mlalui garis llh dari Yild lin ini. Univrsitas umatra Utara

3 Prltakan sdrhana Rtakan halus Rtakan bsar yang brasal dari titik dflksi maksimum Gambar 2.1 Krtakan yang trjadi pada plat Pada kadaan ultimat sprti ini, plat akan mngalami kruntuhan. prti yang digambarkan pada gambar 2.2 plat dibagi mnjadi darah A, B, C, dan D. Darah darah ini juga brputar pada sumbu rotasinya yang biasanya spanjang batas plat trsbut, yang akan brdampak pada pada prgsran bban yang dibrikan. Di titik inilah bban yang dibrikan akan di salurkan pada garis sumbu rotasi di garis llhnya yang disamakan dngan bban brgrak yang dibrikan pada darahnya. Inilah yang disbut dngan Tori Yild Lin. Univrsitas umatra Utara

4 umbu dimana trjadi rotasi di darah A,B,C dan D di spanjang batas plat Pola dari Yild Lin Gambar 2.2 Mkanism pmbntukan pola dari Yild Lin II.3 PLA YIELD LINE Ktika suatu plat dibbani sampai trjadinya kruntuhan, garis llh yang trjadi akan mmbntuk suatu darah dimana trjadi tkanan maksimum dan slanjutya akan mnjadi sndi plastis. prti yang tlah dijlaskan di atas, sndi plastis ini akan brkmbang mnjadi suatu mkanism yang mmbntuk pola dari garis llh (Yild Lin. Tori ini akan mmbagi plat mnjadi darah trsndiri, dimana ssuai dngan arah rotasinya. Untuk dapat mngidntifikasi dari pola yang sah dan solusi dari tori Yild lin ini maka ada bbrapa hal yang dapat diprhatikan, yakni: umbu rotasi biasanya spanjang batas plat dan spanjang kolom, Garis dari Yild Lin mrupakan sbuah garis lurus, Univrsitas umatra Utara

5 Garis Yild Lin yang brada diantara darah darah yang brbatasan haruslah mlalui titik prsimpangan dari sumbu rotasi dari tiap darahnya, Garis dari Yild Lin harus brakhir di batas plat trsbut, Pada prltakan mnrus akan brnilai ngatif dan untuk prltakan simpl brnilai positif. tlah pola dari Yild Lin tlah ditntukan maka skarang hal yang prlu dilakukan adalah mnntukan pnurunan di satu titik ( biasanya di titik pnurunan maksimumnya dimana smua rotasi yang trjadi dapat ditntukan, hal ini dapat digambarkan di dalam gambar 2.3. umbu rotasi untuk darah B umbu rotasi untuk darah A Pola pola yild lin yang mmungkinkan Gambar 2.3 Pola Yild Lin yang mmungkinkan untuk plat sdrhana Univrsitas umatra Utara

6 Di dalam Tori Yild Lin ada kmungkinan munculnya bbrapa pola yang sah dalam prhitungannya. Ttapi sbagai sorang prncana haruslah dapat mnntukan salah satu pola yang dapat mnghasilkan momn maksimum atau skurang kurangnya sampai trjadi kruntuhan pada plat akibat bban yang dibrikan. Ada bbrapa cara bagi sorang prncana dalam mnntukan pola yang paling kritis atau yang paling mndkati dalam prncanaanya: Dngan mnggunakan prinsip yang prtama yaitu dngan work mthod Mnggunakan rumus untuk situasi yang standar Bisa dilihat bahwa pola dari Yild Lin mmbrikan hasil, baik itu bnar ataupun scara toritis tidaklah aman. Tapi sprti yang tlah dibahas sblumnya, scara toritis hal ini dapat mudah diatasi dngan mncoba pola pola brbda yang mmungkinkan yang disrtai dngan nilai tolransi, yang akan dijlaskan nantinya. Pola dari Yild Lin adalah trutama brasal dari sumbu rotasinya dan juga harus dipastikan bahwa garis yang dihasilkan mrupakan suatu garis lurus, mlalui titilk prsimpangan dari darahnya masing masing dan brakhir pada batas plat trsbut. Bbrapa contoh dari pola plat yang simpl akan diprlihatkan pada gambar 2.4. Mngingat bahwa plat sprti sbuah ku mungkin dapat mmbuat para prncana dapat lbih mudah untuk mnvisualisasikan pola dari Yild Lin yang ssuai atau yang paking cocok. Tujuan dari mnginvstigasi dari pola Yild Lin ini adalah untuk dapat mnntukan pola yang dapat mmbrikan nilai momn yang paling kritis ( nilai momn yang palig maksimum. Namun analisa yang scara mnyluruh jarang diprlukan dan mmilih bbrapa pola yang lbih simpl dan fisin umumnya dapat dijadikan solusi dimana tingkat ksalahannya sangatlah minim. Univrsitas umatra Utara

7 Gambar 2.4 Pola Yild Lin yang simpl II.4 PENGGAMBARAN NTAI adalah : Dibawah ini akan mnunjukkan notasi yang sring digunakan dalam skripsi ini Univrsitas umatra Utara

8 II.5 CRNER LEVER Cornrs Lvrs mnjlaskan hal hal yang trjadi pada plat dua arah dimana garis Yild Lin mngalami pmisahan pada di bagian sudut dalamnya. Pmisahan ini trkait dngan pmbntukan garis Yild Lin yang brnilai ngativ yang mlwati nagian sudut dari plat yang digambarkan pada gambar 2.5 Gambar 2.5 Akibat dari Cornr Lvrs pada plat dngan prltakan sdrhana dimana di bagian sudutnya ditkan dan dicgah trjadinya lifting Di dalam analisa, pola dari Yild Lin biasanya diasumsikan bahwa garis yang mlwati di bagian sudut tidak ada trjadi pmisahan, dimana dalam hal ini cornr lvrs di abaikan shingga mmbuat prhitungan mnjadi lbih simpl. Hal ini dibuat dngan adanya bbrapa alasan, yakni : Biasanya di dalam prhitungan dampak dari adanya cornr lvrs tidaklah mmiliki pngaruh yang bsar, Univrsitas umatra Utara

9 uatu analisa yang mngikutsrtakan hal ini akan mnjadi trlalu rumit untuk dislsaikan. Di dalam skripsi hanyalah mmbahas pola garis Yild Lin pada bagian sudut mrupakan suatu garis lurus yang tidak dipisah. Nilai momn yang didapatkan dari cara ini hanya dapat digunakan jika pnguatan yang dibrikan pada sudut plat mmiliki nilai yang sama dngan rangka bajanya. Cornr Lvr dapat digunakan untuk plat sdrhana diman dampak yang dihasilkan tidak lbih dari batas tolransi aturan 10%. II.6 ATURAN 10% Pmakaian aturan 10% di dalam mndsain momn yang ditimbulkan pada plat sdrhana dapat mmbrikan suatu kmudahan dimana adanya ksalahan dalam analisa Yild Lin dan mmbrikan suatu jaminan trhadap diabaikannya cornr lvrs. Pada plat yang mngalami tkanan yang rlatif rndah, pmakaian aturan ini dapat mningkatkan nilai momn sbsar 10%, hal ini sama dngan pningkatan 10% pnguatan di dalam dsain plat. orang prncana mungkin saja mncari solusi scara tliti, ttapi dngan ditrapkan aturan 10% ini,maka dalam hal analisa dapat mnjadi lbih simpl dan dalam dsain mrka dapat brada dalam sisi yang aman tanpa trlalu konsrvatif ataupun tidaklah konomis. atu satunya situasi dimana diprbolhkan mnggunakan aturan 10% ini adalah pada kasus dimana suatu plat yang mmiliki sudut yang sangat rumit dan konfigurasi trtntu dari plat dngan bban trpusat ataupun bban mrata yang nilainya sangat bsar. Aturan ini sangatlah pnting di dalam pnggunaanya di dalam lapangan ttapi tidak sbagai rfrnsi di dalam pnggunaan scara akadmis. Univrsitas umatra Utara

10 II.7 PLAT ITRPI Dalam kasus yang paling umun yakni dalam susunan tulangan pada plat, tulangan ini trdiri dari dua bagian yakni tulangan atas dan tulangan bawah yang mnybabkan trjadinya garis llh. Hal ini dapat mmungkinkan bagi sorang prancang untuk dapat mnylidiki brbagai jnis kmungkinan dan prltakan dari tiap plat trutama plat dngan bntuk yang tidak braturan dan mmiliki sudut. Namun di dalam pmbuatan skripsi ini, hanya akan mmbahas dimana dimana tulangannya: Mrupakan nilai maksimum dari kdua tulangan Bahan yang digunakan adalah dari baja Dalam hal ini plat dapat dikatakan sbagai isotropis. Dngan dmikian, momn yang dihasilkan olh hal ini akan ditunjukkan dalam bntuk huruf, yakni m untuk tulangan bagian bawah dan m untuk tulangan bagian atas, yang dapat ditunjukkan dalam gambar 2.6 Univrsitas umatra Utara

11 Gambar 2.6 Plat Isotropis II.8 PLAT RTHTRPI Di dalam Plat rthotropis mmpunyai nilai yang brbda dalam hal pmnguatannya dalam dua arah. Biasanya tidak diprlukannya pnguatan di dalam two way slab haruslah sama dngan plat dua arah. Plat ini cndrung dalam jarak yang lbih pndk dan arah ini dapat mmbrikan pnguatan yang sangatlah bsar, hal ini dapat diilustrasikan dalam gambar 2.7, namun di dalam pmbuatan skripsi ini hanya akan mmbahas plat isotropis dan tidak mmbahas plat orthotropis. Univrsitas umatra Utara

12 Gambar 2.7 Plat rthotropis II.9 KNEP YIELD LINE Di dalam Tori Yild Lin biasanya diasumsikan bahwa pnurunan maksimum yang trjadi (δmax di dalam kondisi ksatuan yang trjadi pada stiap darah di plat. Ktika mnghitung nrgi kstrnal yang trjadi (W pnurunan yang trjadi mrupakan akibat adanya dibrikan pmbbanan pada darah masing masing plat yang dapat ditunjukkan sbagai faktor L1/L2, dimana L1 mrupakan jarak yang tgak lurus trhadap arah sumbu rotasinya dan L2 mrupakan jarak yang tgak lurus dngan Univrsitas umatra Utara

13 lokasi dimana trjadinya δmax dari arah sumbu rotasi masing masing darah pada plat. Gambar 2.8 Panjang L1 dan L2 Arah umbu Rotasi dari stiap darah biasanya brtpatan dngan batas plat trsbut. Dimana L2 mrupakan nilai konstan untuk smua bban pada smua darah, dan jarak L1 sangat trgantung pada lokasi pusat massa bban yang ada pada darah trsbut. Untuk mmprmudah dalam mngtahui nilai dari L1 / L2 ktika dibrikan bban yang mrata sprti yang ditunjukkan pada gambar 2.8 maka dapat digunakan ktntuan: 1/2 untuk smua darah brbntuk prsgi panjang 1/3 untuk smua darah brbntuk sgitiga dimana puncak dari sgitiga brada pada titik pnurunan maksimum Univrsitas umatra Utara

14 2/3 untuk smua darah brbntuk sgitiga dimana puncak dari sgitiga brada pada sumbu rotasinya. Konsp dari Yild Lin adalah mnyamakan krja yang disbabkan olh pmbbanan pada plat dngan krja yang disbabkan olh gaya gaya dalam yang mnghasilkan rotasi pada plat, dapat dirumuskan: Krja kstrnal = Krja Intrnal E = I Dimana : A W n M l θ = Luas darah = Bban yang dibrikan = Jarak titik brat tiap darah = momn = panjang = rotasi Univrsitas umatra Utara

15 II.10 FEM Dalam pmbuatan kripsi ini akan mnggunakan mtod lmn hingga sbagai lmn sgitiga dan sgimpat sbagai prbangdingan dari prhitungan yang tlah dicari dngan mnggunakan mtod yild lin dan dalam hal ini dibantu dngan mnggunakan program AP Di dalam mtod lmn hingga bila suatu kontinum dibagi bagi mnjadi bbrapa bagian yang lbih kcil, maka lmn kcil ini disbut lmn hingga. Pross pmbagian kontinum mnjadi lmn-lmn hingga disbut pross diskrtisasi (pmbagian. Dinamakan lmn-lmn hingga karna bntuk gomtri yang lbih sdrhana dibanding dngan kontinumnya. Dngan mtod lmn hingga kita dapat mngubah suatu masalah dngan jumlah drajat kbbasan trtntu shingga pross pmcahannya akan lbih sdrhana. Misalnya suatu batang yang panjang, bntuk fisiknya tidak lurus dipotongpotong spndk mungkin shingga trbntuk batang-batang pndk yang rlatif lurus. Maka pada bntang yang panjang tadi disbut kontinum dan batang yang pndk disbut lmn hingga. uatu bidang yang luas dngan dimnsi yang tidak tratur, dipotong-potong brbntuk sgi tiga atau bntuk sgi mpat yang braturan. Bidang yang dngan dimnsi tidak braturan tadi disbut kontinum, bidang sgitiga atau sgi mpat braturan disbut lmn hingga. Dan banyak lagi prsoalan yang idntik dngan hal diatas. Maka dari sini dapat dikatakan bahwa lmn hingga pasti mmpunyai lbih kcil dari kontinumnya. baiknya pndkatan dngan mtod lmn hingga mrupakan suatu analisis pndkatan yang brdasarkan asumsi pralihan atau asumsi tgangan, bahkan dapat juga brdasarkan kombinasi kdua asumsi tadi dalam stiap lmnnya. Univrsitas umatra Utara

16 Tujuan utama analisis dngan mtod lmn hingga adalah untuk mmprolh nilai pndkatan ( bukan ksak tgangan dan pralihan yang trjadi pada suatu struktur. Karna pndkatan brdasarkan fungsi pralihan mrupakan tknik yang sring skali dipakai, maka langkah-langkah brikut ini dapat digunakan sbagai pdoman bila mnggunakan pndkatan brdasarkan asumsi trsbut : 1. Bagilah kontinum mnjadi sjumlah lmn (ub-rgion yang brhingga dngan gomtri yang sdrhana (sgitiga, sgimpat dan lain sbagainya. 2. Pada titik-titk pada lmn yang diprlakukan sbagai titik nodal, dimana syarat ksimbangan dan kompatibilitas dipnuhi. 3. Asumsikan fungsi pralihan pada stiap lmn sdmikian rupa shingga pralihan pada stiap titik smbarangan dipngaruhi olh nilai-nilai titik nodalnya. 4. Pada stiap lmn khusus yang dipilih tadi harus dipnuhi prsyaratan hubungan rgangan pralihan dan hubungan rngangan-tgangannya. 5. Tntukan kkakuan dan bban titik nodal kivaln untuk stiap lmn dngan mnggunakan prinsip usaha atau nrgi. 6. Turunkan prsamaan ksimbangan ini untuk mncari pralihan titik nodal. 7. lsaikan prsamaan ksimbangan ini untuk mncari pralihan titik nodal. 8. Hitung tgangan pada titik trtntu pada lmn tadi. 9. Tntukan raksi prltakan pada titik nodal yang trtahan bila diprlukan. Univrsitas umatra Utara

17 II.11 Constant train Triangl Elmnt (CT Elmnt dan Elmnt gi Empat CT-lmnt adalah lmn yang paling sdrhana, dimana matriks matrial adalah sbb: Matriks ini diprolh dari hubungan tgangan dan rgangan dari Hukum Hook dua dimnsional. dangkan displacmnt adalah sbb:,, % & ' &. # ! & # ( $ & /, & #& * "& +, #- Gambar 2.9 CT Elmn dngan 6 DF Pada lmn CT drajat kbbasan atau DF untuk satu lmn adalah 6 dapat dilihat pada gambar diatas, sdangkan jumlah simpul adalah tiga dngan pnomoran brlawanan arah jarum jam. Pada prsamaan displacmnt dapat dilihat bahwa hal itu adalah modifikasi dari mtod Ritz. Univrsitas umatra Utara

18 % ' '. 4 1 ' ' # # 3 ' 7 ' % & ' & $ # & # 6 ( # ( " (, # $ & & 31 ( ( # & * ( ( 5" & +, #- & 8' 01 4 ( ( 0 ( ' ' ( 0 ' ' 0 8' 1 3 ( 0 (' 0 ' ( 0 '( 0 ' ( ( 0 ( ' ' ( ' ' ( 0 (' 0 ' ( 0 '( 0 ' 5 x ij = x i x j y ij = y i y j 2A = (x 2 - x 1 (y 3 y 1 -(x 3 x 1 (y 2 y 1 / 8' 0 9 :01 Dimana, [G]=[N][A] -1 1 ; 1 < ;/& 1 < = >& 1 < ;/ 8' 01 1 < ;? 01 1 < Dngan dmikian ;? 1 ( 0 (' 0 ' 0 2 = 0 ( 0 '( 0 ' > ( ( '( (' ' ' Maka A ;? B C ;? D.0 F ;? < Univrsitas umatra Utara

19 1 H (. ( ('. '( '. ' %. I GH J L K IJ 21. ( (. (' '(. ' # 1 ' # ( 2 1 ( 2 1 '( 2 1 (' ' 2 $ 2 ' # 3 " 3, #- Univrsitas umatra Utara

20 Tabl 2.1 Matriks Kkakuan CT Column indx row indx j i P N ( Q 1 2 ( 1 Q 2 ( ( (' ( Q 1 Q 2 '( ( '( ( Q 1 2 ( (' ' ( Q 1 2 ' ( ' ( Q 1 2 ( ' 1 Q 2 ( ( ( Q 1 2 ( ( (' Q 1 2 '( ( '( ( Q 1 2 ( (' ( ' Q 1 2 ' ( ' ( Q 1 2 ' ( (' ( Q 1 Q 2 '( ( ( (' Q 1 2 '( ( (' Q 1 2 '( ( 1 Q 2 '( (' ' (' Q 1 2 '( ' ' (' Q 1 2 '( ' '( ( Q 1 2 ( (' '( ( Q 1 2 ( (' 1 Q 2 '( (' '( Q 1 2 (' '( ' Q 1 2 ' (' '( ' Q 1 2 ' (' ' ( Q 1 2 ' ( ( ' Q 1 2 ' ( ' (' Q 1 2 '( ' '( ' Q 1 2 ' (' ' Q 1 2 ' 1 Q 2 ' ' ' ( Q 1 2 ( ' ' ( Q 1 2 ' ( ' (' Q 1 2 '( ' '( ' Q 1 2 ' (' 1 Q 2 ' ' ' Q 1 2 ' R T X Y Z ['8\ ], x ij = x i x j, y ij = y i y j Univrsitas umatra Utara

21 Tabl 2.2 Matriks Kkakuan gi Empat Column indx row indx j i P N 4^ Q 21 ^ Q 4^ Q 2 2^ ^ 2^ Q 21 2^ ^ Q 4 ^ Q 21 ^ ^ 21 ^ Q 2^ 1 ^ Q 1 ^ 2 4^ 4^ Q 1 ^ ^ Q 2 ^ Q 21 2^ ^ ^ ^ Q ^ 21 ^ Q 4 ^ Q 21 ^ ^ Q 1 ^ 3 1 Q 1 ^ 2 2^ 2^ 1 ^ Q 21 2^ ^ ^ Q ^ Q 4^ Q 2 ^ Q 2^ 1 ^ ^ Q 1 ^ Q 4 ^ Q 21 ^ ^ 21 ^ 2^ 21 ^ ^ ^ Q 4^ Q 2 ^ ^ Q 2 ^ Q ^ Q 1 ^ Q 2^ 1 ^ ^ 21 ^ Q 4 ^ Q 21 R T X a 41, ^ b & Univrsitas umatra Utara

22 II.12 Elmn Quadrilataral Empat Nod Isoparamtrik a. Koordinat Natural Dari Elmn Elmn quadrilatral dngan mpat buah nod dilukiskan dalam gambar brikut ini. Gambar 2.10 Elmn Quadrilatral Pnomoran nod ditntukan dalam arah lawan prputaran jarum jam (CCW. Dua sumbu Koordinat Natural s dan t brpotongan tidak harus tgak lurus. Dalam gambar diatas, akan ditntukan Koordinat Natural dari kmpat nod dari lmn trsbut. Untuk itu diprhatikan Gambar 2.11 brikut ini. Gambar 2.11 Koordinat Natural Untuk Elmn Quadrilatral Univrsitas umatra Utara

23 Dalam sistm koordinat natural, kmpat nod dari lmn dinyatakan dalam (s,t sprti Nampak pada gambar 3.12 diingatkan kmbali bahwa kdua sumbu koordinat ini tidak harus tgak lurus. Fungsi intrpolasi atau fungsi displacmnt dalam arah x dan y adalah u(s,t = N 1 u 1 + N 2 u 2 + N 3 u 3 + N 4 u 4 v(s,t = N 1 v 1 + N 2 v 2 + N 3 v 3 + N 4 v 4.(2.1 Untuk Koordinat Global : x(s,t = N 1 x 1 + N 2 x 2 + N 3 x 3 + N 4 x 4 y(s,t = N 1 y 1 + N 2 y 2 + N 3 y 3 + N 4 y 4.(2.2 Bsarnya hap Function untuk stiap nod (diprolh dari intrpolasi Lagrang adalah / ' 1 c.1 D 4 / 1 c.1 D 4 / ( 1 c.1 D 4 / 1 c.1 D Catatan: N 1 + N 2 +N 3 + N 4 = 1 Jumlah hap Function dari suatu titik = 1 b. train Elmn Matriks Displacmnt Gunakan kmbali prsamaan (2.1 dan (2.2 untuk mnghitung train dari Elmn Quadrilatral c D c Q D Q c D 2.4 Univrsitas umatra Utara

24 Kdua prsamaan yang trdapat pda prsamaan (2.4 dalam bntuk matriks dapat ditulis f c g c c D %. c $.2.4& - D ", Maka : %. $ 1 - i D ", D c f c g..2.4b c D Dimana : J = Dtrminan Jacobian j c kj D k j D kj c k Difrnsialkan prsamaan (2.2 trhadap s: c / ' c ' Q / c Q / ( c ( Q / c c / l c l lm' ;1nopo& q& Dp c, D c / l c l lm' D / l c l lm' D / l c l lm' 2.5,0& D 2.5& 2.5b 2.5r Turunan dari masing masing hap Function trhadap s dan t mnghasilkan prsamaan prsamaan brikut ini: Univrsitas umatra Utara

25 / ' c D,/ ' c c / c D,/ c c / ( c D,/ ( c c / c D,/ c 1 1 c Dtrminan Jacobian J dihitung sbagai brikut: i j c k j D k j D kj c k / l c l / l l / l D l / l c l lm' l l s lm' j / l D lm' lm' / l c / l / l c D k s Dalam Bntuk matriks, prsamaan (2.7 ditulis sbagai ' i ' ( &f g 2.7& ( Dimana [a] adalah matriks yang lmn lmnnya mmnuhi prsamaan & ls j / l D kt/ s c u j/ l c kt/ s D u 2.7b Dalam bntuk yang lbih trprinci, lmn matriks [a] masing masing adalah & '' j / ' D kj/ ' c k j/ ' c kj/ ' D k 0 & ' j / ' D kj/ c k j/ ' c kj/ D k Univrsitas umatra Utara

26 1 4 1 c D D Q c D & '( j / ' D kj/ ( c k j/ ' c kj/ ( D k 1 8 D c & ' j / ' D kj/ c k j/ ' c kj/ D k 1 8 c 1 Dngan strusnya untuk smua lmn matriks [a] disimpulkan matriks [a] adalah 0 1 D D c c 1 & 1 8 D 1 0 c Q 1 D Q c c D c Q 1 0 D Q 1 1 c c Q D D Q Lihat kmbali prsamaan (2.4b dari prsamaan trsbut ditinjau pada bagian: 1 i D c c D! 2.9 Dari prsamaan (2.1 dapat ditntukan c / l c l lm', D / l D l lm',c10&wp& D 0& c 0oq1xy1z 0&xo q1xc&n&& 2.5& 0& q1xc&n&& 2.5r FbDoDcop&: c, D, D, c 1 i l lm' lm' j / l D Dalam bntuk matriks dapat ditulis: p1 q1x&n&& 2.9 0oq1xy1z: / l c / l / l c D k s ' 1 i ' ( &f g I.2.10 ( Univrsitas umatra Utara

27 Bagian kdua dari prsamaan (5.4b adalah 1 i D c c D! 1 i l lm' sm' t / l D / s c / l / s c D u s Dalam Bntuk Matriks, prsamaan trkahir ini ditulis sbagai ' 1 i ' ( &f g I.2.11 ( Untuk displacmnt karah vrtikal (=v, prsamaan (2.4b diubah mnjadi (Ganti smua u dngan v %. $ 1 - i D ", D c f c g c D Dari prsamaan trsbut dapat ditulis: 1 i D c c D! ' 1 i ' ( &f g I 2.13 ( Dari prsamaan (2.4b juga diprolh: 1 i D c c D! ' 1 i ' ( &f g I 2.14 ( Diingatkan kmbail tntanf dfinisi dari train : Univrsitas umatra Utara

28 I G J L 0on&& } IJ } IJ Q Ambil ~ ~\ dari prsamaan (2.11 dan ambil dari prsamaan (2.13 kmudian ~J ~I jumlahkan, maka didapatkan: } IJ Q ' 1 i ' ( &f g ( ' Q 1 i ' ( &f g ( % ' '. # I # # # F1zoww&: G J L } IJ $ # # # # " (, Dari prsamaan (2.10 brikut ini akan dihitung brapakah harga dari B ij? ',s8' 1 i l& ls, 1,2,3,4.5.16& lm' ',,s 0 Dp 2,4,6, b ;1w& p&d& &o ;, 9 C 0,s 1 i l& ls, 1,2,3, r lm',s 0 Dp 1,3,5, ;1w& p&d& &o ;, C slˆ 0 Univrsitas umatra Utara

29 Dari Prsamaan (2.11 dan (2.13 diprolh: B 3j = B 2j+1 untuk j =1,3,5,7..(5.16 = B 1,j-1 untuk j=2,4,6,8 (5.16f Agar pnulisan lbih sdrhana,diadakan pringksan sbagai brikut: x m,n = x m x n dan y m,n = y m - y n maka lmn lmn matriks [B] dimyatakan snagai brikut: 0on&&, '' ( 1 8 i c ( Q D ( '( ( 1 8 i (' c ( Q D ' '* i c ' Q D ( ' (Š 1 8 i '( c ' Q D ( (' 1 8 i c ( Q D ( (( 1 8 i '( c ( Q D ' + (* 1 8 i c ' Q D ' Š ( 1 8 i (' c ' Q D ( 5.16w 0 1 D D c c 1 i 1 8 D 1 0 c Q 1 D Q c ' ( c D c Q 1 0 D Q 1 1 c c Q D D Q 1 0 ' f g ( Univrsitas umatra Utara

30 II.13 Program AP 2000 AP2000 adalah program computr untuk mrancang struktur kluaran Ci (Computrs and tructurs Inc..AP2000 mmungkinkan banyak hal yang sblumnya dianggap mustahil mnjadi sdrhana dan mudah. AP2000 mampu mnggsr tugas mnghitung yang rumit k konsp prilaku struktur, pmbagian bban dan analisa output shingga konsp prancangan jauh lbih baik. AP2000 bnar-bnar mampu mngambil tugas analisa struktur karna jika kita sudah mlakukan input data dngan bnar, maka pross analisa akan langsung diambil olah AP2000 dan prossnya pun trgolong sangat cpat. cara garis bsar, prhitungan analisa struktur rangka dngan AP2000 ini akan mlaui bbrapa tahap, yaitu: 1. Mnntukan gomtri modl struktur 2. Mndfinisikan data-data. a. Jnis dan kkuatan bahan. b. Dimnsi pnampang lmn struktur. c. Macam bban. 3. Mnmpatkan (assign data-data yang tlah didfinisikan k modl struktur. a. Data pnampang. b. Data bban. 4. Mmriksa input data. 5. Analisa mkanika tknik (MT. Univrsitas umatra Utara

31 Dalam tugas akhir ini AP2000 digunakan untuk mnghitung analisa struktur dari plat yaitu bsarnya momn yang ditimbulkan dngan mnggunakan mtod lmn hingga lmn sgimpat. Hasil yang dikluarkan dari AP2000 akan dibandingkan dngan hasil prhitungan manual yakni dngan mnggunakan tori Yild Lin. Univrsitas umatra Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990). BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 Struktur Rangka Baja Extrnal rstrssing Scara toritis pningkatan kkuatan pada rangka baja untuk jmbatan dapat dilakukan dngan pmasangan prkuatan pratkan kstrnal pada rangka trsbut.

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal Rcivd: March 2017 Accptd: March 2017 Publishd: April 2017 Pngaruh Rasio Tinggi Blok Tgangan Tkan Dan Tinggi Efktif Trhadap Lntur Balok Brtulangan Tunggal Agus Sugianto 1*, Andi Marini Indriani 2 1,2 Dosn

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP Karya Tulis ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PAA KAYU: PAKU AN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP. 13 303 840 EPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEAN 008 Evalina Hrawati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Tras Jurnal, Vol.7, No.2, Sptmbr 2017 P-ISSN 2088-0561 ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V Said Jalalul Akbar

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK Agustina 1), Rustamadji 2)., Eka Priadi, MT 2) Program Studi Tknik Sipil, Fakultas Tknik, Univrsitas Tanjungpura

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Ringkasan Materi Kuliah METODE-METODE DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Ringkasan atri Kuliah ETODE-ETODE DASAR PERSAAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Pndahuluan Prsamaan dirnsial adalah prsamaan ang mmuat turunan satu atau bbrapa) ungsi ang takdiktahui skipun prsamaan sprti itu harusna

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY BAB III TEORI DASAR ATEA SLOT DA ATEA ARRAY 3. Antna Slot Slot antna biasanya digunakan pada frkunsi antara 300 MHz dan 4 GHz. Antna ini sangat populr karna dapat dipotong dan dipasang pada prmukaan apapun,

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Input Data Citra Wajah Pada pnlitian ini, digunakan sbanyak 525 citra ajah yang trdiri dari 35 orang. Stiap orang diambil sampl sbanyak 15 citra ajah dngan pncahayaan yang

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua Bab II KAPILAITAS (CAPILLAITY) (CAPILLAITY) Olh : NISA NUINA VALEIE 1406 01 809 Bab II. Kapilaritas (Capillarity) II.1 Tgangan Prmukaan dan Enrgi Bbas Prmukaan II. Prsamaan Young dan Laplac II.3 Bbrapa

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL ISSN : 407 846 -ISSN : 460 846 MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL Chrish Rikardo *, Taufik Limansyah, Dharma Lsmono Magistr Tknik Industri,

Lebih terperinci

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR ALAT PERAGA FISIKA ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR I. PENDAHULUAN 1. Latar Blakang Trkadang di waktu snggang srang siswa tatkala kbanyakan mrka mnggunakannya untuk brmalas-malasan, mlakukan hal yang tak

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PERKEMBANGAN TEORI ATOM Dmokritus Dalton Thomson Ruthrford Bohr Mkanika glombang Dmokritus

Lebih terperinci

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Bultin Ilmiah Mat. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 2 (2015), hal 119 126. FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH Ysi Januarti, Mariatul Kiftiah, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Himpunan D disbut

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl Bayu Prianto Pnliti Bidang Matrial Dirgantara Abstrak Amonium prklorat

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnt, Glombang dan Fisika Modrn Pokok Bahasan Mdan Listrik dan Dipol Listrik Abdul Waris Rizal Kurniadi Novitrian Sparisoma Viridi Mdan Listrik Artinya daripada ini... Mrka lbih

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Blakang Di dalam dunia bisnis yang smakin ktat saat ini prusahaan dituntut untuk mmiliki banyak kunggulan komptitif agar dapat brsaing dngan yang lainnya. Maka dari itu, prusahaan

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.

Susunan Antena. Oleh : Eka Setia Nugraha S.T., M.T. Sumber: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. Susunan Antna Olh : ka Stia Nugraha S.T., M.T. Sumbr: Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T. A. Pndahuluan Dalam kuliah Mdan lktromantika Tlkomunikasi kita sudah mngnal pnjumlahan/ suprposisi mdan. Tlah

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN

SAMBUNGAN BALOK PENDUKUNG MOMEN BAB VI SABUNGAN BALOK ENDUKUNG OEN 1. TUJUAN ERKULIAHAN A. TUJUAN UU ERKULIAHAN (TU) Stlah mmplajari matri tntang sambungan balok pndukung momn, scara umum anda diharapkan : 1. ampu mnjlaskan pngrtian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman Pnggunaan Algoritma RSA dngan Mtod Th Siv of Eratosthns dalam Enkripsi dan Dskripsi Pngiriman Email Muhammad Safri Lubis Jurusan Tknologi Informasi Fak. Ilmu Komputr dan Tknologi Informasi, USU Mdan, Indonsia

Lebih terperinci

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG Horizontal and Vrtical Dformation at Soft Land Ground blow Trial Embankmnt in Kndal, Kaliwungu,

Lebih terperinci

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT BAB V DISTRIBUSI ROBABILITAS DISKRIT 5.. Distribusi Uniform Disrit Bila variabl aca X mmilii nilai,,... dngan probabilitas yang sama, maa distribusi uniform disrit dinyataan sbagai: f (, ) ;,,... paramtr

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5 STABILITAS DINAMIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN 5.1 Pndahuluan Efktivitas pngoprasian kapal di laut pada dasarnya sangat dipngaruhi olh klaiklautan (saworthinss) dan sakindlinss dari kapal itu

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM JIMT Vol. 4 No. Juni 07 (Hal 56-69) ISSN : 450 766X PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM S.Pranata, I. W. Sudarsana dan S.Musdalifah 3,,3 Program Studi Matmatika Jurusan

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

GABUNGAN TEGASAN TERUS & TEGASAN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1

GABUNGAN TEGASAN TERUS & TEGASAN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1 TEGSN LENTUR C 2007 / UNIT10 / 1 UNIT 10 RINSI GBUNGN OBJEKTIF : mplajari dan mmahami prinsip gabungan tgasan trus dan tgasan lntur, prkaitannya dngan bban sipi, strusnya mngira dan mlakar taburan tgasan

Lebih terperinci

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4 ISOMORFISMA PADA GRAF P Eka Adhistiasari, I Ktut Budayasa 2 Jurusan Matmatika, Fakultas Martmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam, UNESA Kampus Ktintang 6023,Surabaya Email : tias-adhis@yahoocoid, ktutbudayasa@yahoocom

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 29 November 2013

Hendra Gunawan. 29 November 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hndra Gunawan Smstr I, 013/014 9 Novmbr 013 Latihan (Kuliah yang Lalu) Ssorangygtingginya~1,60 m brdiri ditpiatastbing, mlihat lh k laut yang brada ~18,40 m di bawahnya. Pada saatitu

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena

Perancangan dan Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi Praktikum Antena Availabl onlin at TRANSMISI Wbsit http://journal.undip.ac.id/indx.php/transmisi TRANSMISI, 13 (1), 2011, 39-45 Rsarch Articl Prancangan dan Analisa Antna Mikrostrip dngan Frkunsi 850 MHz untuk Aplikasi

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2

Tekanan pra-konsolidasi = 160 kn/m 2 Soal: Dibrikan suatu lapisan tana sprti trliat pada Gambar 1a. Tbal lapisan pasir 4m dan tbal lapisan lmpung 8m. Muka air tana (MAT) trdapat pada kdalaman 3m dari prmukaan tana. Brat isi pasir di atas

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH

PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5. (Skripsi) Oleh SITI FATIMAH PENENTUAN POLA - POLA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE ENAM TANPA GARIS PARALEL DENGAN BANYAKNYA GARIS 5 (Skripsi) Olh SITI FATIMAH FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM 1. Komposisi kimia sosis ayam sgar Analisa komposisi sosis ayam sgar mliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar lmak, kadar

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT. Bultin Ilmiah Math. Stat. dan Trapannya (Bimastr) Volum 04, No. 3 (2015), hal 295 304. PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT. Wicaksana Ovrsas

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014 Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PELAT LANTAI BETON PRATEGANG POST TENSION DIBANDINGKAN DENGAN BETON BIASA

ANALISIS PERENCANAAN PELAT LANTAI BETON PRATEGANG POST TENSION DIBANDINGKAN DENGAN BETON BIASA ANALISIS ERENCANAAN ELAT LANTAI BETON RATEGANG OST TENSION DIBANDINGKAN DENGAN BETON BIASA Folo Ziduhu Zbua 1, Johanns Tarigan 1 Dpartmn Tknik Sipil, Univrsitas Sumatra Utara, Jl. rpustakaan No.1 Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL BAB DISTRIBUSI IDUK DA DISTRIBUSI SAMEL.. EDAHULUA Jika suatu bsaran mmiliki nilai ssungguhnya sdangkan hasil ukurnya adalah maka kita mngharapkan hasil pngamatan mndkati, namun knyataannya tidak slalu

Lebih terperinci

ANALISIS SAMBUNGAN PAKU

ANALISIS SAMBUNGAN PAKU 4 ANALISIS SAMBUNGAN PAKU Alat sambung paku masih sring ijumpai paa struktur atap, ining, atau paa struktur rangka rumah. Tbal kayu yang isambung biasanya tiak trlalu tbal brkisar antara 0 mm sampai ngan

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Mlania, Masluyah Suib, Dsni Yuniarni Pndidikan Guru Pndidikan Anak Usia Dini FKIP Untan, Pontianak Email :

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI 9/08/0 REGREI LINEAR & KORELAI Elty arvia, T., MT. Fakultas Tknik Jurusan Tknik Industri Univrsitas Kristn Maranatha Bandung REGREI jauh ini,kita hanya mmbuat statistik dngan satu variabl pada waktu trtntu,

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci