BAB 9 TABLO SEMANTIK. 1. Pendahuluan. 2. Tablo semantik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 8 STRATEGI PEMBALIKAN

BAB 5 TAUTOLOGI. 1. Pendahuluan. 2. Evaluasi validitas argumen

BAB 11 RESOLUSI. 1. Pendahuluan. 2. Resolving argumen

BAB 6 EKUIVALENSI LOGIS

Kalkulus Proposisi. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika

PERTEMUAN TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, DAN CONTINGENT

STMIK Banjarbaru EKUIVALENSI LOGIKA. 10/15/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto

BAB 3 TABEL KEBENARAN

BAN 10 BENTUK NORMAL

Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya.

BAB I PENGANTAR LOGIKA MATEMATIKA

BAB 2 PENGANTAR LOGIKA PROPOSISIONAL

Perangkai logika / operator digunakan untuk mengkombinasikan proposisi-proposisi atomik menjadi proposisi majemuk. Untuk menghindari kesalahan tafsir

HEURISTIK UNTUK MEMPERCEPAT PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN DENGAN TABLO SEMANTIK DI LOGIKA PREDIKAT

PENGENALAN LOGIKA MATEMATIKA

MODUL 3 OPERATOR LOGIKA

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0

FM-UDINUS-BM-08-05/R0

LOGIKA Ponco Wali Pranoto PTI FT UNY create: Ratna W.

LOGIKA. Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika. 10/28/2008> Pertemuan-1-2 1

METODE PENARIKAN KESIMPULAN

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

IMPLEMENTASI STRATEGI PERLAWANAN UNTUK PEMBUKTIAN VALIDITAS ARGUMEN DENGAN METODE REDUCTIO AD ABSURDUM

BAB 7 PENYEDERHANAAN

Matematika Industri I

BAB 4 PROPOSISI MAJEMUK

Konvers, Invers dan Kontraposisi

EKUIVALENSI LOGIS. Dr. Julan HERNADI & (Asrul dan Enggar) Pertemuan 3 FONDASI MATEMATIKA. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo

PROPOSISI MAJEMUK. dadang mulyana

STMIK Banjarbaru LOGIKA PROPOSISIONAL. 9/24/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto

LOGIKA PROPOSISI 3.1 Proposisi logika proposisional. Contoh : tautologi yaitu proposisi-proposisi yang nilainya selalu benar. Contoh 3.

Logika Proposisi. Pertemuan 2 (Chapter 10 Schaum, Set Theory) (Chapter 3/4 Schaum, Theory Logic)

lain itu dianggap sebagai pemberi alasan untuk menerima konklusi tersebut yang dinamakan premis-premis dari argument tersebut.

Teknik Penyederhanaan untuk Menyederhanakan Teknik Resolusi

KOMPARASI PENGGUNAAN METODE TRUTH TABLE DAN PROOF BY FALSIFICATION DALAM PENENTUAN VALIDITAS ARGUMEN. Abstrak

ARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN

MAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA : NURHIDAYAT NIM : DBC

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

REPRESENTASI PENGETAHUAN

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

Kuliah 2 1. LOGIKA (LOGIC) Matematika Diskrit. Dr.-Ing. Erwin Sitompul

PENGENALAN LOGIKA INFORMATIKA

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

Silogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C

Dasar Logika Matematika

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

: SRI ESTI TRISNO SAMI

Definisi 2.1. : Sebuah pernyataan yang bernilai benar atau salah disebut dengan proposisi (proposition)

METHOD OF PROOF Lecture 7. DR. Herlina Jayadianti, ST.MT

(Contoh Solusi) PR 1 METODE FORMAL (CIG4F3) Semester Ganjil

PEMBUKTIAN MATEMATIKA

PERTEMUAN 2 TABEL KEBENARAN DADANG MULYANA. TABEL KEBENARAN (TB) digunakan untuk menyajikan hubungan antara nilai kebenaran sejumlah proposisi.

BAB IV PENALARAN MATEMATIKA

LOGIKA. Ratna Wardani Pendidikan Teknik Informatika. 2 September 2007 Pertemuan-1-2 1

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

EKSKLUSIF OR (XOR) DEFINISI

Argumen 1. Contoh 1. Saya akan pergi bekerja hari ini atau besok. Saya tidak keluar rumah hari ini. Jadi, saya akan pergi bekerja besok.

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian)

K13 Revisi Antiremed Kelas 11

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Penerapan Logika dan Peluang dalam Permainan Minesweeper

Representasi Kalimat Logika ke dalam Matriks Trivia

Pertemuan 2. Proposisi Bersyarat

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

Logika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.

Logika hanya berhubngan dengan bentukbentuk logika dari argumen-argumen, serta penarikan kesimpulan tentang validitas dari argumen tersebut.

KALKULUS PERNYATAAN. Totologi & Kontradiksi. Tingkat Kekuatan Operator. Tabel Kebenaran 9/30/2013. Nur Insani, M.Sc

LOGIKA INFORMATIKA. Bahan Ajar

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

Berpikir Komputasi. Sisilia Thya Safitri, MT Citra Wiguna, M.Kom. 3 Logika Proposisional (I)

Jadi d mempunyai sifat R

LOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1

Algoritma & Pemrograman 2C Halaman 1 dari 7 ALJABAR BOOLEAN

MATERI 1 PROPOSITIONAL LOGIC

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar. Teorema 1 MATEMATIKA DISKRIT

LOGIKA & PEMBUKTIAN. Anita T. Kurniawati, MSi LOGIKA

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

Operator. Donny Reza, S.Kom Aplikasi IT 2 Program Studi Akuntansi

BAB I TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

Hukum-hukum Logika 2/8/ Hukum komutatif: p q q p p q q p. 8. Hukum asosiatif: p (q r) (p q) r p (q r) (p q) r

MATEMATIKA 1. Pengantar Teori Himpunan

Pengenalan Logika Informatika. Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Logika Matematika BAGUS PRIAMBODO. Silogisme Silogisme Hipotesis Penambahan Disjungsi Penyederhanaan Konjungsi. Modul ke: Fakultas FASILKOM

Logika Proposisi 3: Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi Masalah Dalam Inferensi Logika Proposisi


Pendahuluan. Bab I Logika Manusia

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar MATEMATIKA DISKRIT

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Tugas 2: Logika Predikat Logika Matematika (MUG2B3)

TAHAP II PENALARAN : PROPOSISI

Logika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.

BAB III DASAR DASAR LOGIKA

Transkripsi:

BB 9 TBLO SEMNTIK 1. Pendahuluan Tabel kebenaran sangat baik untuk menjelaskan dasar logika dan mudah dipahami. Kesulitan yang timbul adalahbanyaknya jumlah baris yang diperlukanjika variabel proposisionalyang harus ditangani cukup banyak. Ukuran tersebut yakni 2 n (n = jumlah variabel proposisional). Jadi, misalnya ada 8 variabel proposisional, maka ada 2 8 = 256 baris. Dari ukuran 2 n ini bisa terbentuk dasar perhitungan 1 Kilobyte = 1024 Byte, atau 2 10 yakni 1024, demikian juga 1 byte = 8 bit, atau 2 3. Hal ini dikarenakan perhitungan berdasarkan nilai benar (T 1) dan salah (F 0) sebagai konstanta proposisional yang kemudian dipangkatkan. Inilah yang sebenarnya dikenal sebagai bahasa mesin, atau bahasa tingkat rendah (low level language), satu-satunyabahasa yang dimengerti oleh komputer. Ukuran yang besar dari tabel kebenaran menimbulkan banyak kesulitan sehingga dapat dipergunakan cara lain untuk membuktikan konsistensi sekumpulan pernyataanpernyataan dan validitas dari argumen-argumen. Salah satunya adalah Tablo Semantik (Semantik Tableaux). 2. Tablo semantik Penggunaan tablo semantik berbasis pada strategi pembalikan. Strategi pembalikan pada tablo semantik dilakukan dengan memberi negasi pada kesimpulan dan memeriksa hasil yang diperoleh. Tablo semantik bisa dibuktikan apakah kesimpulan yang bernialai F dapat diperoleh dari premis-premis yang bernilai T. jika idak bisa, maka argumen tersebut valid, tetapi jika bisa, maka argumen tidak valid. Jadi, premis-premis yang bernilai T harus menghasilkan kesimpulan yang berniali T juga. Kesimpulan ini disebut semantically entailed dari premis-premis. Tablo semantik sebenarnya hanya bentuk-bentuk proposisi yang dibangun berdasarkan aturan-aturan tertentu yang biasanya berbentuk pohon terbalik dengan cabang-cabang dan ranting-ranting yang relevan.

3. turan tablo semantik Terdapat 10 aturan dalam tablo semantik yang diurutkan sebagai berikut: turan 1: B Jika tablo berisi B, maka tablo dapat dikembangkan menjadi tablo baru dengan menambahkab dan B pada tablo B. Bentuknya seperti berikut: B B turan 2: B Jika tablo berisi B maka dapat dikembangkan membentuk tablo baru dengan menambah dua cabang baru, satu berisi dan satunya adalah B seperti berikut: B turan 3: B B B turan 4: B B B turan 5: turan 6: ( B) B ( B) turan 7: ( B) ( B)

turan 8: ( B) turan 9: ( B) ( B) ( B) B turan 10: Jika ada bentuk logika dan negasinya ( ) yang berada pada satu deretan cabang dari tablo, maka terjadi ketidakkonsistenan pada cabang tersebut, dan cabang dinyatakan tertutup (closed), dan cabng tersebut tudak bisa dikembangkan lagi. Hal ini disebabkan karena dan tidak mungkin benar bersama-sama pada satusaat tertentu, yakni jika bernilai T, tidak mungkin juga bernilai T pada saat yang sama, demikian sebaliknya. Jika semua cabang tablo tertutup, maka ekspresi logika disebut bersama-sama tidak konsisten atau mereka tidak bisa bernilai benar bersama-sama. 4. Tablo semantik himpunan ekspresi logika Contoh 1: pakah 2 buah ekspresi logika ini konsisten bersama-sama: ( B) dan B Tablo semantik yang dibuat seperti berikut: ( B) (1) B (2) B turan 2 pada (2) turan 8 pada (1)

Perhatikan bahwa dua cabang dari tablo di atas tertutup karena cabang sebelah kiri berisi dan, sedangkan cabang kanan berisi b dan, maka kesimpulannya adalahtidak konsisten bersama-sama. Bentuk tablo lainnya: ( B) (1) B (2) turan 8 pada (1) turan 5 B turan 2 pada (2) Heuristik untuk mengefisienkan pembuatan tablo: 1. Carilah ekspresi logika yang dapat memakai aturan tanpa cabang (satu cabang) 2. Carilah ekspresi logika yang isinya mempunyai bentuk, yang tablonya pasti tertutup, misalnya dengan negasinya (~), agar cabang tablo tertutup dan tidak dapat dikembangkan lagi. Contoh 2: pakah himpunan dari 4 buah ekspresi logika berikut ini bersama-sama konsisten?: B, (B C), C D, dan ( D) Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tablo semantik: Langkah 1: Tulis semua ekspresi logika secara berurutan atas ke bawah. (1) B (2) (B C) (4) ( D) Langkah 2: Pakailah aturan 7 pada baris (2): (1) B

(2) (B C) (4) ( D) (5) (6) D Langkah 3: Pakailah aturan 5 pada baris (5): (1) B (2) (B C) (4) ( D) (5) (6) D (7) Sekarang tidak ada lagi yang tidak bercabang, maka harus memilih salah satudari ekspresi logika untuk meneruskan tablo. Langkah 4: (1) B (2) (B C) (4) ( D) (5) (6) D (7) (8) B Satu cabang tlah tertutup. Karena pada satucabang terdapat dan, maka tinggal meneruskan pada cabang yang lain.

Langkah 5: Sekarang pakailah aturan 6 pada baris (2): (1) B (2) (B C) (4) ( D) (5) (6) D (7) (8) B (9) C Ternyata cabang kiri juga dapat tertutup karena ada B dan, maka tinggal meneruskan pada cabang yang lain yang masih terbuka. Langkah 6: Sekarang pakailah aturan 5 pada baris (9): (1) B (2) (B C) (4) ( D) (5) (6) D (7) (8) B (9) C C

Langkah 7: Sekarang pakailah aturan 5 pada baris (9): (1) B (2) (B C) (4) ( D) (5) (6) D (7) (8) B (9) C (10) C (11) C D khirnya seluruh tablo tertutup. Tablo semantik yang disusun juga sudah lengkap seluruh ekspresi logika yang harus diturunkan menjadi tablo. Dapat disimpulkan bahwa semua ekspresi logika tersebut tidak konsisten, atau tidak kompatibel bersama-sama. Latihan: pakah himpunan dari 3 buah ekspresi logika berikut ini bersama-sama konsisten?: ( B) C, D, B C D 5. Pembenaran aturan tablo semantik turan tablo semantik dapat dipandang sebagai aturan sistem deduktif atau sistem pembuktian yang tidak perlu ditafsirkan pada konteks lain. turan tablo semantik sangat sintaksis. Hanya tinggal menuruti aturan yang ada dan tidak ada penentuan terlebih dahulu bahwa premis-premis benar dengan kesimpulan yang disalahkan seperti pada

strategi pembalikan yang digunakan pada model dan countermodel, tetapi hanya dengan menegasi kesimpulannya, dan tidak memedulikan premis-premis walaupun tetap tergolong stratesi pembalikan. turan tablo semantik sangat beralasan dan realistis karena berbasis pada aturan hukum logika yang sudah dibahas sebelumnya. Perhatikan aturan tersebut satu per satu: turan 1: B B B Sebenarnya aturan ini menunjukkan bahwa jika ( B) benar, maka dan B juga bernilai benar sehingga cabang tablo untuk ekspresi ini juga benar bersama-sama. turan 2: B B B turan ini menunjukkan bahwa jika ( B) benar, maka bisa benar atau B juga benar. Untuk itu satu cabang tablo harus menunjukkan hal ini, atau ada konsistensi disini. turan 3: B B B Pada hukum logika juga diketahui ( B) B sehingga aplikasinya sama seperti hukum nomor 2. turan 4: B B B Pada hukum logika juga diketahui ( B) ( B) ( ) sehingga aplikasinya sama seperti hukum nomor 2. turan 5: Ini merupakan aplikasi hukum negasi ganda, yakni

turan 6: ( B) ( B) Pada hukum De Morgan sudah diketahui bahwa ( B) sehingga aturan nomor 2 dipakai sekali lagi. turan 7: ( B) ( B) Hukum De Morgan lainnya diketahui bahwa ( B) sehingga dipakai aturan nomor 1. turan 8: ( B) ( B) Penyederhanaan bisa dilakukan pada ( B) sehingga menjadi: ( B) ( B) B ( ) hukum De Morgan ( ) hukum negasi ganda Oleh karena itu aturan 1 dapat dipakai pada eksprei logika yang diperoleh. turan 9: ( B) ( B) B Sedangkan untuk ( B) dapat dilakukan penyederhanaan seperti berikut: ( B) (( B) (B )) B (( B) ( )) B ( ( B) ( )) hukum De Morgan ( ) ( ) hukum De Morgan ( ) (B ) hukum negasi ganda

( ) ( B) hukum komutatif Setelah selesai akan diperoleh bentuk yang sederhana. Sekali lagi aturan 2 digunakan. Metode tablo semantik merupakan pendekatansecara langsung untuk memperlihatkan adanya ketidakkonsistenan dalam suatu himpunan dari ekspresi logika, yaitu dengan cara membuang pasangan yang terjadi konflik, misalnya dengan. jika semua cabang tertutup, berarti ada ketidakkonsistenan, sedangkan jika ada cabang yang tertutup dan ada yang terbuka walau hanya ada satu berarti konsisten. Bagaimana jika terjadi tablo yang tidak tertutp dan memastikan adanya konsistensi. Contoh: (1) (2) B C (3) C (4) B turan 1 pada baris (2) (5) C (6) turan 2 pada baris (1) (7) C turan 2 pada baris (3) Jelas bahwa tablo tidak bisa ditutup sehingga terjadi konsistensi bersama-sama pada himpunan ekspresi logika. Konsistensi bisa dibuktikan dengan teknik model yaitu dengan mengambil satu variabel proposisi pada cabang yang tidak tertutup, misalnya atau, dan berilah nilai T pada variabel tersebut. Misalnya v() T, maka v( C) T (ambil dari baris (3)). Jadi v(c) F. Periksa dengan baris (2). Jika v( C) T, maka pasti v(b) T, maka v() F. Periksa dengan baris (3). Jika v() F, sedangkan v() T, maka v( ) T. jadi mudah ditebak bahwa v( ) T, v(b C) T, dan v( ) T. Tabel kebenarannya: B C C B C T T F F T T T T 6. Tablo semantik pada argumen

Tablo semantik juga dapat diimplementasikan pada pembuktian validitas suatu argumen. Contoh: Jika Badu mencontek saat ujian, maka dosen akan datang jika pengawas tidak lalai. Jika Badu mencontek saat ujian, maka pengawas tidak lalai. Dengan demikian, jika Badu mencontek, maka dosen akan datang. pakah argumen di atas valid, atau apakah kesimpulan (pernyataan 3) secara logis mengikuti premis-premisnya (pernyataan 1 dan 2)? Dapat dilkukan strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan sehingga ditemukan kesimpulan tidak konsisten dengan premis-premis. Tahap-tahap pembuktian: Langkah 1: Membuat variabel proposisional seperti berikut: = Badu mencontek saat ujian B = Dosen akan datang C = pengawas lalai Langkah 2: Menyusunnya menjadi ekspresi logika: (10) ( C B) premis (11) C premis (12) B kesimpulan Jika ditulis akan menjadi seperti berikut: { ( C B), C} = B Langkah 3: Menyusunnya menjadi deretan untuk dibuat tablo dengan menegasi kesimpulan menjadi ( B) sehingga penulisan di atas menjadi: ( ( C B)) ( C) ( B) Selanjutnya, susun menjadi urutan berikut: (1) ( C B) (2) C (3) ( B) Langkah 4: Buatlah tablonya:

(1) ( C B) (2) C (3) ( B) (4) (5) (6) C (7) C B (8) C B (9) C Seluruh tablo ternyata tertutup, dan ini berati terjadi ketidakkonsistenan pada seluruh argumen. Dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian negasi pada kesimpulan, jika premis-premis benar, maka kesimpulan tidak benar, dan sebenarnya kesimpulannya benar sehingga argumen dianggap valid. Catatan: Jangan lupa memberi tanda negasi pada kesimpulan dari suatu argumen, sesuai dengan stategi pembalikan, dan kemudian mencari semua cabang tablo agar dipastikan tertutup. Jika semua cabang tertutup akan terjadi ketidakkonsistenan, dan berati argumen valid. Jika tablo ada yang terbuka, maka terjadi konsistensi walaupun hanya satu cabang, dan berarti argumen tidak valid. Perhatikan perbedaan antara pemberian tanda negasi dengan tidak untuk melihat perbedaannya: Tidak ada tanda negasi: ( ) (B ) B B

da tanda negasi: (( ) (B )) ( ) (B ) Tablo tertutup tanpa harus menurunkan sisanya. Ini berati bentuk logika tersebut tidak mungkin diberi nilai salah. Latihan: Tono atau Tini pergi ke pesta. Jika Tini pergi ke pesta, maka Dewi pergi ke pesta, jika tidak Bowo pergi ke pesta. Bowo pergi ke pesta jika Tono tidak pergi ke pesta. Dengan demikian, Dewi pergi ke pesta. Latihan soal: 1. Dengan mengguankan tablo seantik, manakah dari kumpulan ekspresi-ekspresi lokal berikut ini yang konsisten bersma-sama: a. B, ( B) C, B b. ( B) B, (C D),, B c. D, B C, C D, E D, E 2. Buktikan validitas argumen-argumen berikut ini dengan tablo semantik: Jika Bowo tinggal di Jogja, dia tinggal di Indonesia. Bowo tinggal di Jogja. Dengan demikian, dia tinggal di Indonesia. Jika nik tinggal di Jogja, dia tinggal di Indonesia. nik tidak tinggal di Jogja. Dengan demikian, dia tinggal di sia Tenggara. Jika Wawan tinggal di Jogja, ia akan berbahagia. Jika dia bahagia dan senang belajar, dia akan lulus sekolah jika dia tidak jatuh cinta. Jika dia jatuh cinta, dia akan senang belajar. Dengan demikian, jika dia tinggal di Jogja, dia akan lulus sekolah.