2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

dokumen-dokumen yang mirip
Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

PENDAHULUAN Latar Belakang

Review Thermodinamika

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

VLE dari Korelasi nilai K

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

ASAS KETIDAKPASTIAN HEISENBERG DAN PERSAMAAN SCHRODINGER. gelombang de Broglie dalam kedaan tertentu alih alih sebagai suatu kuantitas yang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Perumusan Ensembel Mekanika Statistik Kuantum. Part-2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

TEORI KESALAHAN (GALAT)

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

Interpretasi data gravitasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

III. METODE PENELITIAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Eksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB VI PROYEKSI PENDUDUK DAN FASILITAS

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung) sebaga contoh sstem partkel tunggal. Penjelasan sstem partkel tunggal n dapat dlakukan melalu hukumhukum mekanka klask maupun kuantum dan untuk jumlah yang cukup banyak dapat dbantu dengan menggunakan numerk (komputer). Sstem makroskopk merupakan sstem dengan skala besar (dapat dukur), sstem n dlengkap dengan varabel makroskopk yatu varabel yang dapat dukur (tekanan, temperatur, volume, energ, ). Fska statstk mencoba untuk menjembatan bagamana keadaan mkroskopk mampu menjelaskan keadaan makroskopk. Sebaga contoh, ketka kta mengamat sstem N partkel dalam keadaan wujud gas yang suatu saat secara tbatba sstem terkondensas sehngga sstem berada dalam keadaan fase car. Jka kta melhat tnjauan mkroskopk, maka kta akan melhat partkel penyusun sstem pada fase gas akan berubah menjad partkel penyusun sstem pada fase car. Perubahan n dapat dumpamakan sebaga proses reproduks pertumbuhan partkel penyusun sstem pada fase car. Mampukah fska (mekanka, termodnamka, lstrkmagnet, gelombang, ) menjelaskan keadaan n?. Untuk tu perlu dkembangkan konsep baru agar dapat menjelaskan keadaan tersebut. Fska statstk mencoba untuk menjelaskan keadaan tersebut, melalu penggunaaan konsepkonsep dasar fska (mekanka, termodnamka, lstrkmagnet, gelombang, ), perlaku sstem mkroskopk dbangun beserta syarat batas fssnya. Untuk melakukan estmas makroskopk berdasarkan fluktuas perlaku sstem mkroskopk tersebut kta perlu menggunakan konsepkonsep probabltas yang bersesuaan dengan sstem yang kta bangun. Sehngga dalam perkulahan fska statstk pemahaman konsep dasar fska sangat dperlukan. Berbcara tentang sstem makroskopk, berart kta membcarakan tentang varabel makroskopk yang menjad cr dar sstem tersebut. Varabel makroskopk 7

8 menjelaskan karakter fss sstem yang nformasnya ddapat melalu hasl pengukuran. Pengukuran terjad ketka sstem berada dalam setmbang dan hal n berkatan dengan jumlah kejadan mkro dengan peluang terbesar..1 Fluktuas Kesetmbangan Proses kesetmbangan sangat pentng dalam pengukuran, karena pengukuran suatu varabel dlakukan ketka sstem berada dalam kesetmbangan. Bayangkan ketka anda mengukur berat benda dengan menggunakan neraca Ohauss, kapan pengukuran dlakukan? Yang anda lakukan adalah melhat jarum penunjuk berada pada poss setmbang dengan kedudukan yang telah dtentukan. Ketka anda mengukur harga arus maka hal yang anda lakukan adalah melhat poss jarum petunjuk pada angka yang tertera, setelah krakra jarum jam pada poss yang sembang dengan angka yang tertera pada amperemeter maka anda dapat melakukan pengukuran harga arus. Dar kedua contoh d atas maka keadaan setmbang merupakan keadaan yang sangat pentng pada proses pengukuran. Dalam fska statstk untuk menyatakan keadaan setmbang dnyatakan dengan peluang maksmal, pernyataan peluang maksmal dapat dnyatakan oleh berbaga cara, dantaranya: Jumlah keadaan yang terbesar dar semua jumlah keadaan yang ada (P max ). Jumlah keadaan yang dznkan (Ω max ). Jumlah keadaan makro yang memlk jumlah keadaan mkro terbesar (W max ). Ketganya memlk art yang sama, namun dgunakan pada konds yang berbeda. Sebaga contoh, keadaan setmbang adalah keadaan yang memlk peluang terbesar dar semua jumlah keadaan yang ada. Contoh: Dua buah partkel dentk berada dalam sstem yang tersolas (sstem I). Sstem I n terdr dar dua sstem (sstem A dan A ) yang dbatas oleh dndng, dmana memungknkan perpndahan partkel antar kedua sstem tersebut. Cara kta untuk meramalkan kesetmbangan adalah meramalkan jumlah keadaan yang dapat terjad. Dar keadaan yang dtunjukkan pada Gb..1, maka kta dapat menyatakan bahwa kesetmbangan terjad ketka masngmasng sstem ds oleh sebuah partkel, dmana memlk peluang terbesar (P () P (3) ½), mengngat dalam hal

9 n kedua partkel danggap sama. Basanya ketka kta melalukan pengukuran, yang kta lakukan adalah membandngkan dengan standar, maka dalam hal n hanya ada dua sstem, yatu sstem yang akan kta ukur dengan sstem yang sudah memlk standar. Keadaan 1 A A I Keadaan 1, kedua partkel berada d sstem A, sehngga peluangnya adalah: P (1) 1/4 Keadaan Keadaan 3 1 A A A A 1 Keadaan dan keadan 3, merupakan keadaan yang sama karena dalam hal n keduanya merupakan partkel dentk, sehngga peluangnya adalah: P () P (3) /41/ Keadaan 4 A A 1 Keadaan 4, kedua partkel berada pada sstem A, sehngga peluangnya adalah: P (4) 1/4 Gambar.1 Jumlah keadaan yang terjad dar dua partkel yang dapat terdstrbus pada dua sstem. Untuk tu kasus kesetmbangan dalam hal n adalah membandngkan kesetmbangan dua sstem. Sebaga contoh keadaan setmbang termal yang djelaskan lewat hukum ke0 termodnamka, sehngga untuk tga atau empat sstem kta dapat melakukannya dengan mudah. Jka kta ngn menghtung peluang, maka terlebh dahulu kta harus mencar jumlah keseluruhan keadaan yang dapat terjad. Untuk mencar keadan yang dapat terjad dapat kta bayangkan sebaga berkut :

10 Jka kta memlk 3 partkel dentk, maka jumlah keadaan yang dapat terjad ada 8 keadaan, yakn sebaga berkut : Keadaan ke Partkel 1 Partkel Partkel 3 1 A A A A A A 3 A A A 4 A A A 5 A A A 6 A A A 7 A A A 8 A A A Jka kta memlk 4 partkel dentk, maka jumlah keadaan yang dapat terjad ada 16 keadaan, yakn sebaga berkut : Keadaan ke Part. 1 Part. Part. 3 Part. 4 1 A A A A A A A A 3 A A A A 4 A A A A 5 A A A A 6 A A A A 7 A A A A 8 A A A A 9 A A A A 10 A A A A 11 A A A A 1 A A A A 13 A A A A 14 A A A A 15 A A A A 16 A A A A *

11 Dar gambaran d atas tentu kta akan mengalam kesultan apabla jumlah partkel yang kta gunakan sangat banyak, untuk tu kta perlu meramalkan pola untuk menentukan jumlah keadaan. Dengan memperhatkan bahwa: untuk 3 partkel jumlah keadaannya 8 x x 8 3 8 untuk 4 partkel jumlah keadaanya 16 x x x 16 4 16 sehngga untuk n partkel jumlah kombnas Jk N Dengan demkan penentuan harga peluang akan menjad lebh mudah, msal peluang tdak terdapat satupun partkel d sstem A yakn: P 1 0 N (.1) Hal n karena hanya ada satu kejadan dar N kejadan yang mungkn. Untuk menyatakan peluang keadaan suatu kejadan tentu kta harus mengetahu jumlah kombnas kejadan dar semua kejadan yang dapat kta mankan, sebaga contoh lhat pola penyebaran untuk 4 patkel d atas, peluang terbesar ketka setap sstem memlk partkel, maka kta memerlukan jumlah kombnas untuk menempatkan partkel d setap sstem. Sehngga pernyataan peluang menjad: jumlah kombnas drumuskan: C N n P N Cn ; (.) ( n) n N! ; (.3) ( N n )!( n )! dengan N adalah jumlah semua unsur yang terseda, dan n adalah jumlah semua unsur yang dkombnaskan. Sebaga coontoh, peluang menempatkan dar 4 unsur yang terseda adalah: P 4! (4 )!()! 4 4.3..1!! 6 16 16 ( ) Dtnjau suatu sstem tertutup sepert tampak pada Gb.. memlk jumlah total partkel untuk kedua sstem adalah N. Karena sstem gabungan n tersolas maka jumlah total partkel tdak berubah (konstan). Msal jumlah partkel dalam sstem A adalah n dan jumlah partkel dalam sstem A adalah n. 3 8

1 A A Gambar. Jumlah partkel total konstan N n n Keadaan kesetmbangan akan dperoleh jka masngmasng sstem A dan A memlk jumlah partkel yang sama atau hampr sama, sehngga keadaan setmbang dapat dramalkan ketka sstem A dan A memkl partkel n n ½ N, untuk menggambarkan keadaan n dapat dlhat grafk fluktuas jumlah partkel untuk sstem A sebaga fungs dar waktu, sebaga berkut : N t Gambar.3 Grafk kecenderungan penyebaran partkel pada poss kesetmbangan Sehngga untuk jumlah partkel yang cukup banyak, kta tdak dapat secara past mendapatkan harga n n ½ N. Namun yang kta dapatkan adalah harga yang mendekat ½ N.. Pendekatan Kesetmbangan Jka kta mengamat sstem yang akan mengalam kesetmbangan, maka proses yang terjad secara mkroskopk dapat dgambarkan sepert pada Gb..4. Gambar tersebut menunjukkan penyebaran partkel yang menuju proses kesetmbangan ketka sekat dbuka. Jumlah partkel kedua sstem dapat dnyatakan melalu grafk pada Gb..5. Waktu relaksas t r adalah waktu yang dperlukan untuk mencapa kesetmbangan. Ketka dndng penghalang mula

13 dbuka (Gb..4a) partkel bergerak ke arah tekanan yang lebh kecl sampa kesetmbangan tercapa (Gb..4c), keadaan penyebaran partkel dapat tergambar sepert pada grafk.5. (a) (b) (c) Gambar.4 Penyebaran partkel menuju proses kesetmbangan. N 1/N t r t Gambar.5 Grafk Nf(t) dalam menentukan waktu relaksas Lathan soal 1. Sebuah sstem terdr dar 5 partkel yang mempunya spn ½ (dalam keadaan up dan down). Pengukuran dlakukan dengan mennjau partkel keadaan up(). Tentukanlah konfguras dan probabltas yang dapat terjad untuk: 1. tdak ada partkel dalam keadaan up. hanya ada 1 partkel dalam keadaan up 3. hanya ada partkel dalam keadaan up

14 4. ada 3 partkel dalam keadaan up 5. ada 4 partkel dalam keadaan up 6. ada 5 partkel dalam keadaan up Dar tabel d sampng terdapat: 1 konfguras untuk keadaan 0 5 konfguras untuk keadaan 1 10 konfguras untuk keadaan 10 konfguras untuk keadaan 3 5 konfguras untuk keadaan 4 1 konfguras untuk keadaan 5 No σ 1 σ σ 3 σ 4 σ 5 Konfg. Keadaan 1 1 0 5 1 3 10 4 10 3 5 5 4 6 1 5

15 Berdasarkan data d atas, jumlah peluangnya dapat dnyatakan sebaga berkut: Keadaan konfguras Peluang 0 1 1/3 1 5 5/3 10 10/3 3 10 10/3 4 5 5/3 5 1 1/3. Dua buah sstem A dan A dapat bernteraks satu dengan yang lannya, sstem A memlk 5 partkel dan memlk spn ½ dengan harga momen magnetk terukur µo. Sedangkan sstem A memlk 4 partkel dengan spn ½ dengan harga momen magnetk terukur µo. Jka sstem tersebut berada dalam medan magnet eksternal B dan pengukuran dlakukan saat energ sstem yang terukur adalah E 5µο. B, tentukan konfguras yang dapat d bentuk?. Jawab: syarat agar terjadnya suatu konfguras adalah : E 5µο.B M M n n T A T untuk A dengan tabel sebaga berkut: M T B 5µο σ 1 σ σ 3 σ 4 σ 5 σ 1 T B 5 ± µο spn 1, 4 ± µο spn 1, σ σ 3 σ 4 M A M A M T 3µο µο 5µο

16 3µο µο 5µο µο µο 4 5µο.B 4µο µο 3. Suatu sstem gas deal yang menempat ruangan bervolume1 cm 3 mengandung molekul O. Jka berat gas yang dukur pada temperatur kamar dan tekanan 1 atm (10 6 dyne/cm ) adalah,5 gram, tentukanlah: (blangan Avogadro adalah banyaknya partkel untuk tap 1 mol zat dan dlambangkan dengan N a ) a. energ sstem terukur! b. kecepatan rata rata dar setap molekul! Jawab : Mr 3 gram / mol Ar O 16 gram / mol Mr O 16 16 3 gram / mol Jumlah mol gas mol 0 07875 mol 3 gram 5gram O,,

17 3 Banyaknya molekul O, 5gram, 5gram x N x 6, 0 x10 3 gram mol a 3 gram mol P 3 n e k 4, 74x10 molekul N 4, 74 x10 3 n (Jumlah molekul persatuan volume) 4, 74 x10 molekul/cm V 1 6 3 P 3 10 15 e k (Energ knetk rata rata tap molekul) 316, x10 erg n 4, 74x10 Maka: a. Energ sstem yang terukur adalah E T e 15 k. N 3,16 x10 x 4,74 x 10 b. e k (Energ knetk rata rata tap molekul) 8 E T 1,50 x10 erg 1 mv massa1mol 3 3 m (massa tap molekul) 5,3x10 gram 3 bl. Avogadro 6,0x10 Kecepatan ratarata tap molekul v e m k 15 x3,16 x10 4 v 1,09 x10 cm / s 3 5,3 x10 1