BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

pada Definisi 2.28 ada dan nilainya sama dengan ( ) ( ) Untuk memperoleh hasil di atas, ruas kiri persamaan (25) ditulis sebagai berikut ( )

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ)

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN FUNGSI PANGKAT PROSES POISSON NON-HOMOGEN WINDIANI ERLIANA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

Sistem Bilangan Ri l

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SIMULASI (KB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

PENGANTAR ANALISIS REAL

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

DISTRIBUTIONS OF RANDOM VARIABLE DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001)

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK EKSPONENSIAL DARI FUNGSI PERIODIK DITAMBAH TREN LINEAR PADA PROSES POISSON NON-HOMOGEN SALMUN K.

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Bilangan Riil

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM DOKTOR STATISTIKA (STK) DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Herrhyanto & Gantini (2009), peubah acak X dikatakan berdistribusi

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN

MA3231 Analisis Real

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MENENTUKAN NILAI EKSTREM SUKU BANYAK TERTENTU DENGAN PERTIDAKSAMAAN RATA-RATA

II. LANDASAN TEORI. karakteristik dari generalized Weibull distribution dibutuhkan beberapa fungsi

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema yang berkaitan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Transkripsi:

29 BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT 4.1 Perumusan Penduga Misalkan adalah proses Poisson nonhomogen pada interval dengan fungsi intensitas yang tidak diketahui. Fungsi diasumsikan terintegralkan lokal dan terdiri dari dua komponen, yaitu suatu komponen periodik (siklik) dengan periode (diketahui) dan suatu komponen tren yang berupa fungsi pangkat. Dengan kata lain untuk sebarang titik, fungsi intensitas dapat dituliskan sebagai berikut : dengan adalah fungsi periodik dengan periode, menyatakan kemiringan tren dimana dan (diketahui) merupakan bilangan nyata sebarang dimana. Kita tidak mengasumsikan suatu bentuk parametrik dari kecuali bahwa adalah fungsi periodik, sehingga untuk semua titik dan seluruh, dengan adalah himpunan bilangan bulat, dapat dituliskan sebagai berikut Misalkan untuk suatu, kita hanya memiliki sebuah realisasi dari proses Poisson yang terdefinisi pada suatu ruang peluang dengan fungsi intensitas seperti pada yang diamati pada interval terbatas. Untuk setiap bilangan nyata dan untuk suatu bilangan bulat positif, diperoleh fungsi sebaran dari waktu tunggu berikut

30 dimana Karena memenuhi maka diperoleh Misalkan dimana untuk setiap bilangan nyata, maka menunjukkan bilangan bulat terbesar yang kurang dari atau sama dengan. Maka untuk setiap didapatkan dengan. Dimisalkan merupakan intensitas global dari. Maka untuk setiap dapat ditulis sebagai berikut Untuk setiap bilangan nyata dan untuk setiap bilangan bulat positif, diperoleh fungsi kepekatan dari waktu tunggu, berikut

31 Berdasarkan dan, diperoleh penduga fungsi sebaran dan fungsi kepekatan waktu tunggu secara berturut-turut dengan menggunakan data amatan, yaitu suatu proses Poisson yang diamati pada diberikan sebagai berikut dengan dengan penduga seperti pada sebagai berikut : dengan adalah bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan, yaitu, penduga seperti pada sebagai berikut : untuk dan dan penduga seperti pada sebagai berikut :

32 dimana adalah barisan bilangan nyata positif yang konvergen menuju nol, yaitu untuk. Berikutnya, diformulasikan penduga sebagai berikut : dengan. 4.2 Beberapa Lema Teknis Berikut ini disajikan beberapa lema teknis. Prinsip-prinsip yang diperoleh melalui keempat lema berikut ini digunakan sebagai salah satu alat untuk membuktikan kekonsistenan penduga dari fungsi sebaran dan fungsi kepekatan waktu tunggu. Lema 4.1 Misalkan dan adalah barisan-barisan peubah acak, serta dan adalah konstanta bilangan nyata. Jika dan untuk, maka Bukti : untuk Misalkan dan untuk, dengan menggunakan Definisi L.12 dan misalkan diberikan, maka Berdasarkan Definisi L.12, diperoleh

33 sehingga Dengan kata lain, terbukti bahwa untuk Lema 4.2 Misalkan dan adalah barisan-barisan peubah acak, serta dan adalah konstanta bilangan nyata. Jika dan untuk, maka Bukti : untuk Misalkan dan untuk, dengan menggunakan Definisi L.12 dan misalkan diberikan, maka Berdasarkan Definisi L.12, diperoleh sehingga Dengan kata lain, terbukti bahwa untuk

34 Lema 4.3 Misalkan dan adalah barisan-barisan peubah acak, serta dan adalah konstanta bilangan nyata. Jika dan untuk, maka Bukti :, untuk. Diasumsikan bahwa dan untuk, dengan menggunakan Definisi L.12 dan misalkan diberikan, maka Perhatikan ruas kanan dari. Berdasarkan diperoleh, sehingga artinya Berikutnya, berdasarkan diperoleh, sehingga artinya Berikutnya, dengan mensubstitusikan hasil yang diperoleh dari, sehingga diperoleh hubungan berikut : ke

35 Kemudian, untuk, diperoleh sebagai berikut : Berdasarkan hasil yang diperoleh pada, diperoleh sebagai berikut artinya terbukti bahwa, untuk. Lema 4.4 Misalkan adalah barisan-barisan peubah acak, dan adalah konstanta bilangan nyata. Jika dan adalah fungsi kontinu, maka, untuk. Bukti : Diasumsikan, artinya untuk Akan dibuktikan bahwa, untuk. Artinya, Perhatikan, karena adalah fungsi kontinu, diberikan, ada, sehingga sehingga, Berdasarkan, diperoleh sebagai berikut : Jadi terbukti bahwa, untuk.

36 Corollary 4.1 Jika fungsi intensitas memenuhi dan terintegralkan lokal, maka untuk setiap bilangan nyata, diperoleh untuk. Bukti : Perhatikan bahwa, dapat pula dinyatakan seperti berikut Dengan kata lain, akan dibuktikan bahwa merupakan penduga konsisten dari. Berdasarkan dan, diperoleh hubungan berikut : untuk. Berikutnya, untuk membuktikan, dapat ditunjukkan dengan membuktikan Lema 4.5, serta menggunakan prinsip Lema 4.1, Teorema 3.1 dan Teorema 3.3 sebagai berikut : Lema 4.5 Jika fungsi intensitas memenuhi dan terintegralkan lokal, maka untuk setiap bilangan nyata, diperoleh untuk. Bukti : Melalui Lema 4.5, akan dibuktikan bahwa konsisten dari, untuk. Langkah pertama, dengan menggunakan sebagai berikut merupakan penduga, diperoleh nilai harapannya

37 Untuk persamaan pertama dari ruas kanan integral sebagai berikut kita dapat mengganti batas Karena fungsi intensitas memenuhi dan terintegralkan lokal, sehingga persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut Perhatikan komponen pertama dengan menggunakan diperoleh dengan menggunakan pada persamaan di atas, diperoleh

38 untuk. Berikutnya, perhatikan komponen kedua berikut

39 Langkah berikutnya, dengan mensubstitusikan persamaan di atas dan pada diperoleh untuk. Perhatikan kembali persamaan kedua dari ruas kanan dengan menggunakan diperoleh sebagai berikut, kemudian untuk. Selanjutnya, dengan mensubstitusikan dan pada maka diperoleh untuk Langkah berikutnya, dengan memisalkan diperoleh sebagai berikut

40 dengan Perhatikan, Karena merupakan proses Poisson, maka sehingga persamaan di atas ditulis menjadi Karena fungsi intensitas memenuhi dan terintegralkan lokal, jadi persamaan di atas dituliskan sebagai berikut

41 Berdasarkan, diperoleh komponen pertama sebagai berikut Berdasarkan kuantitas yang diperlukan, sehingga dalam tiga kasus berikut : dapat dibedakan Untuk kasus Untuk

42 Untuk Berikutnya, untuk komponen kedua diperoleh Perhatikan salah satu komponen ruas kanan pada ekspansi Taylor, diperoleh bahwa, dengan menggunakan Karena untuk, maka perilaku sama dengan. Persamaan di atas dapat ditulis menjadi

43 Berdasarkan, persamaan di atas dapat ditulis menjadi

44 Selanjutnya, dengan mensubstitusikan ke, diperoleh hubungan berikut Berdasarkan kuantitas yang diperlukan, maka dalam tiga kasus berikut : dapat dibedakan Untuk kasus Untuk kasus

45 Untuk kasus Berdasarkan hasil yang didapatkan dari langkah-langkah sebelumnya, diperoleh ruas kanan sebagai berikut : Untuk kasus Untuk kasus

46 Untuk kasus berikut, Kemudian, kita lanjutkan untuk memperoleh nilai ragam dari sebagai Berdasarkan persamaan di atas dapat dituliskan menjadi Selanjutnya, dengan menggunakan ketaksamaan Chaucy Schwarz, maka diperoleh sebagai berikut berdasarkan kuantitas yang diperlukan, maka dibedakan dalam tiga kasus, yaitu : Pertama, kasus Untuk, karena dan berakibat dan, sehingga.

47 Kedua, kasus Untuk, karena dan berakibat dan, sehingga. Ketiga, kasus Untuk, karena dan berakibat dan, sehingga. Berdasarkan dan, diperoleh Selanjutnya, dengan menggabungkan hasil yang diperoleh dari dan ke diperoleh yang dibedakan menjadi tiga kasus berikut, yaitu : Untuk kasus Untuk kasus

48 Untuk kasus Langkah berikutnya, untuk membuktikan Lema 4.5, dengan menggunakan diperoleh Berdasarkan dan diperoleh Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa adalah penduga konsisten bagi, yaitu bahwa untuk setiap berlaku Ruas kiri persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut Berdasarkan ketaksamaan segitiga, maka menjadi Selanjutnya, berdasarkan, maka ada sehingga untuk setiap. Kemudian, dengan mensubstitusikan ke, diperoleh

49 Berikutnya, dengan melihat hubungan antara dan diperoleh Berdasarkan pertaksamaan Chebyshev, diperoleh Perhatikan, dengan melihat hubungan dan diperoleh bahwa Artinya, Lema 4.5 terbukti. Perhatikan, dengan menggunakan Lema 4.5, Teorema 3.1, Teorema 3.3 dan prinsip Lema 4.1 untuk membuktikan Corollary 4.1, sehingga diperoleh untuk. Terbukti bahwa merupakan penduga konsisten dari, 4.3 Kekonsistenan Penduga dari Fungsi Sebaran Waktu Tunggu dari Proses Poisson Periodik dengan Tren Fungsi Pangkat Pada teorema berikut dibuktikan kekonsistenan penduga dari fungsi sebaran waktu tunggu, jika panjang interval pengamatan menuju tak hingga. Pengkajian terhadap teorema ini penting dilakukan untuk menjawab salah satu masalah utama dalam penelitian ini. Teorema 4.1 Jika fungsi intensitas memenuhi dan terintegralkan lokal, maka untuk setiap bilangan nyata dan untuk setiap bilangan bulat positif diperoleh untuk

50 Bukti : Berdasarkan dan, maka diperoleh

51 Perhatikan, salah satu komponen pertama ruas kanan dari berikut : Kemudian, dengan menggunakan deret Taylor pada ruas kanan, diperoleh

52 Berdasarkan Corollary 4.1, diperoleh, untuk. Selanjutnya, dengan menggunakan prinsip Lema 4.4, diperoleh untuk, karena merupakan fungsi kontinu. Kemudian, dengan menggunakan prinsip Lema 4.3 dan melihat hubungan yang ditunjukkan pada langkah di atas, diperoleh untuk. Berikutnya, perhatikan salah satu komponen kedua ruas kanan dari berikut : Berdasarkan langkah yang diperoleh melalui Induksi Matematika pada untuk semua, ditunjukkan bahwa. Langkah pertama, basis induksi : Untuk, diperoleh

53 (berdasarkan Corollary 4.1). Langkah kedua, hipotesis induksi : Diasumsikan benar bahwa. Langkah ketiga, langkah induksi : Akan ditunjukkan bahwa Perhatikan, dengan menggunakan hasil yang diperoleh dari langkah pertama dan langkah kedua, maka persamaan di atas menjadi Karena langkah pertama sampai langkah ketiga diperlihatkan benar, sehingga terbukti bahwa untuk semua Selanjutnya, dengan mensubstitusikan pada, diperoleh hubungan berikut : Berdasarkan hasil yang diperoleh pada dan, maka diperoleh

54 Berdasarkan hubungan yang diperoleh dari dan ditunjukkan bahwa, dengan kata lain Teorema 4.1 terbukti. 4.4 Kekonsistenan Penduga dari Fungsi Kepekatan Waktu Tunggu dari Proses Poisson Periodik dengan Tren Fungsi Pangkat Pada teorema berikut dibuktikan kekonsistenan penduga dari fungsi kepekatan waktu tunggu, jika panjang interval pengamatan menuju tak hingga. Pengkajian terhadap teorema ini penting dilakukan untuk menjawab salah satu masalah utama dalam penelitian ini. Teorema 4.2 Jika fungsi intensitas memenuhi dan terintegralkan lokal, serta maka untuk setiap bilangan nyata dan bilangan bulat positif, diperoleh untuk asalkan merupakan titik Lebesgue dari. Bukti : untuk, dapat pula dinyatakan sebagai untuk.

55 Berdasarkan dan pada persamaan di atas, diperoleh Telah ditunjukkan dari langkah sebelumnya, bahwa untuk dan untuk. Berdasarkan langkah-langkah yang diperoleh sebelumnya, dapat ditunjukkan sebagai berikut Menurut Teorema 3.2, diperoleh bahwa Menurut Teorema 3.1, diperoleh bahwa untuk. untuk. Selanjutnya, dengan menggunakan prinsip Lema 4.4 terhadap Corollary 4.1, diperoleh hasil seperti berikut :, untuk, maka, untuk, karena merupakan fungsi kontinu. Berdasarkan hasil yang diperoleh seperti pada, dimana diperoleh hubungan, dibuktikan bahwa untuk (proses pembuktian dapat ditunjukkan dengan menggunakan induksi matematika, seperti pembuktian sebelumnya). Berikutnya, dengan menggunakan prinsip Lema 4.1, diperoleh bahwa Selanjutnya, dengan menggunakan prinsip Lema 4.3 terhadap hasil yang diperoleh dari langkah-langkah di atas, maka untuk. Teorema 4.2 terbukti.

56 4.5 Hasil Simulasi Di sini diperlihatkan cara menentukan penduga untuk fungsi sebaran waktu tunggu kejadian pertama dan kejadian kedua dengan menggunakan data bangkitan dengan fungsi intensitas dan Data dibangkitkan pada interval untuk dengan, dan. Kemudian dengan menggunakan pemrograman dapat diperoleh gambar grafik fungsi sebaran dan penduganya untuk waktu tunggu kejadian pertama yaitu ketika, dan kejadian kedua ketika, sebagai berikut : Untuk FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0 2 4 6 8 10 z 0 2 4 6 8 10 z Gambar 1 Gambar 2 Grafik dan, ketika Grafik dan, ketika pada (0,10), dengan dan grid 0.05. pada (0,10), dengan dan grid 0.05.

57 FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0 2 4 6 8 10 z 0 2 4 6 8 10 z Gambar 3 Gambar 4 Grafik dan, ketika Grafik dan, ketika pada (0,10), dengan dan grid 0.05. pada (0,10), dengan dan grid 0.05. FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 FungsiSebaran 0 2 4 6 8 10 z 0 2 4 6 8 10 z Gambar 5 Gambar 6 Grafik dan, ketika Grafik dan, ketika pada (0,10), dengan dan grid 0.05. pada (0,10), dengan dan grid 0.05.

58 Untuk FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0 2 4 6 8 10 z 0 2 4 6 8 10 z Gambar 7 Gambar 8 Grafik dan, ketika Grafik dan, ketika pada (0,10), dengan dan grid 0.05. pada (0,10), dengan dan grid 0.05. FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 FungsiSebaran 0 2 4 6 8 10 z 0 2 4 6 8 10 z Gambar 9 Gambar 10 Grafik dan, ketika Grafik dan, ketika pada (0,10), dengan dan grid 0.05. pada (0,10), dengan dan grid 0.05.

59 FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 FungsiSebaran 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 0 2 4 6 8 10 z 0 2 4 6 8 10 z Gambar 11 Gambar 12 Grafik dan, ketika Grafik dan, ketika pada (0,10), dengan dan grid 0.05. pada (0,10), dengan dan grid 0.05. Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa suatu penduga bagi fungsi sebaran kejadian pertama dan kejadian kedua akan mendekati sebaran yang sebenarnya jika semakin besar panjang interval pengamatan. Hal ini sesuai dengan Teorema 4.1, yaitu akan konvergen ke Untuk pangkat diperoleh pola dugaan yang lebih dekat terhadap pola fungsi sebarannya dibandingkan pangkat.