BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan dmula dar tanggal 18 Aprl sampa dengan 6 Me 009. Kelas yang dgunakan untuk peneltan yatu sebanyak kelas yang terdr dar kelas 1.TP A dengan jumlah peserta dklat 36 sebaga kelas kontrol dan kelas 1.TP B dengan jumlah peserta dklat 38 sebaga kelas ekspermen pada mata dklat Dasar Teknk Mesn. Setelah mendapatkan zn dar sekolah yang bersangkutan, lalu penuls melakukan peneltan pada tanggal 1 dan 8 Aprl 009, sebelumnya penuls telah melakukan uj coba soal nstrumen dahulu untuk mendapatkan soal nstrumen peneltan. Pelaksanaan peneltan dlakukan dengan langkah-langkah sebaga berkut: 1. Langkah Pertama, pemberan tes awal (Pre test) pada har pertama dengan soal yang telah duj cobakan dengan jumlah 3 soal kepada kelompok ekspermen dan kelompok kontrol, untuk mengetahu prestas belajar peserta dklat sebelum pembelajaran kompetens dasar mengenal mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln.. Langkah Kedua, setelah melakukan pre test dan pembagan kelompok pada kelas ekspermen, kemudan pemberan perlakuan dengan pembelajaran kooperatf tpe Teams Games Turnament dalam pembelajaran kompetens 47

48 mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln dengan alokas waktu kal pertemuan @ x 45 ment dlakukan, untuk kelompok ekspermen, sedangkan untuk kelompok kontrol dgunakan pembelajaran konvensonal dengan alokas waktu yang sama. Penerapan model tpe TGT pada kelas ekspermen dberkan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatf tpe TGT, sedangkan kelas kontrol dberkan pembelajaran umum. Sepert yang telah dsampakan pada bab II, untuk penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TGT n sswa dbentuk dalam beberapa kelompok sesua dengan kemampuan akademknya. Kelompok belajar yang telah dbentuk adalah sebanyak 8 kelompok. Setelah kelompok dbentuk langkah selanjutnya adalah menyapkan peserta untuk turnamen pertama dsesuakan dengan perngkat sswa yang telah dbuat. Pada har pertama pelaksanaan pembelajaran TGT n dapat dkatakan kurang mulus, hal n dkarenakan sswa belum terbasa dengan suasana baru, namun demkan setelah pembelajaran berjalan suasana semakn membak. Ada beberapa catatan penelt yang perlu dsampakan untuk membahas hasl peneltan n yatu: 1. Pada awalnya sswa belum terbasa dengan pembelajaran TGT, karena penyampaan mater dberkan hanya secara gars besar saja, dmana selanjutnya sswa dapat mempelajar sendr melalu bahan ajar bersama kelompoknya, mengajar adalah mencptakan stuas yang mampu merangasang sswa untuk belajar, hal n dapat berupa proses transformas lmu dar sswa kepada sswa. Meskpun demkan suasana semakn berubah

49 menjad lebh bak, terbukt dar hasl pengamatan kegatan sswa dalam belajar kelompok. Dengan demkan penerapan pembelajaran TGT n jka dbandngkan dengan model pembelajaran basa ternyata lebh dapat mengaktkan nteraks antar teman dalam kelompoknya. Hal n sejalan dengan pendapat Damon dan Murray (Slavn, 008:36) yang menyatakan bahwa nteraks antar teman sebaya memegang peranan pentng dalam menngkatkan cara pemahaman konsep. Akan tetap dalam penerapan model pembelajaran kooperatf n sswa mash memerlukan waktu yang cukup untuk menyesuakan dr dengan konds pembelajaran baru tersebut.. Pada saat turnamen akademk har pertama dlaksanakan, suasana kelas agak rbut karena sswa keluar dar kelompoknya dan salng berebut untuk mencar meja turnamen yang sesua dengan penempatan mereka. Turnamen dalam pembelajaran n dlakukan sebanyak dua kal, turnamen dselenggarakan setelah sswa selesa belajar bersama kelompoknya. Pada akhr turnamen dlakukan perhtungan perolehan kartu setap sswa peserta turnamen untuk menentukan skor yang dperoleh sswa pada turnamen yang dselenggarakan pada har tu. Perolehan skor n dgunakan untuk menentukan bumpng yatu pergeseran kedudukan sswa pada meja turnamen yang akan dgunakan dalam pelaksanaan turnamen berkutnya, bumpng dlakukan sesua dengan hasl skor yang mereka peroleh, sswa yang menang akan nak pada meja turnamen yang lebh tngg, sedangkan sswa yang kalah akan dturunkan pada meja yang lebh rendah tngatannya. Skor turnamen dperlukan untuk menentukan sumbangan skor sswa bag kelompoknya, yang pada akhrnya untuk

50 menentukan kelompok mana yang mendapat predkat Good Team, Great Team atau Super Team, penghargaan n dmaksudkan agar sswa menjad lebh gat dalam belajar. 3. Pada saat turnamen, sswa belum memaham tentang peraturan turnamen, sehngga dperlukan beberapa kal penjelasan mengena peraturan turnamen. Pada saat penjelasan mengena peraturan permanan, dbertahukan tujuan dar model pemebelajaran kooperatf tpe TGT, karena dengan tujuan yang jelas dan dsadar akan mempengaruh kebutuhan dan n akan mendorong tmbulnya motvas (Hamalk, Oemar, 004:160), dengan adanya motvas tu menmbulkan suatu perbuatan sepert belajar, mengarahkan perbuatan kepencapaan tujuan yang dngnkan, menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalk, Oemar, 004:161), sehngga dengan adanya motvas tersebut sswa menjad bersemangat untuk belajar dan mengkut turnamen. B. Deskrps Hasl Uj Coba Instrumen Uj coba nstrumen dlakukan untuk mengetahu kualtas nstrumen peneltan sebelum dputuskan untuk djadkan sebaga alat pengumpul data peneltan. Dar hasl uj coba tes nstrumen, dlakukan pengolahan data yang melput: uj valdtas, uj relabltas, uj tngkat kesukaran dan uj daya pembeda. Hasl pengolahan data untuk uj coba nstrumen tes dsajkan pada lampran 1 hal 71. a. Uj Valdtas Instrumen dnyatakan vald apabla t htung > t tabel dengan tngkat sgnfkas 0,05. Dar hasl pengolahan data dapat dsmpulkan bahwa ada 3 butr soal yang

51 dnyatakan vald dan butr soal dnyatakan tdak vald. Maka untuk langkah peneltan selanjutnya hanya dgunakan 3 soal. Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.3 halaman 76. b. Uj Relabltas Relabltas tes adalah tngkat keajegan atau ketetapan (konsstens) suatu tes, yakn sejauh mana suatu tes dapat dpercaya untuk menghaslkan skor yang ajeg/konsstens (tdak berubah-ubah). Uj relabltas n dambl dar data yang vald yatu sebanyak 3 soal. Hasl analss uj relabltas ddapatkan nla koefsen relabltas sebesar 0,91 yang tergolong krtera sangat tngg. Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.6 halaman 84. c. Uj Tngkat Kesukaran Analss ndeks kesukaran untuk masng-masng tem soal dperoleh, kemudan dkategorkan berdasarkan krtera ndeks kesukaran butr soal sebaga berkut: Krtera Jumlah Soal Tabel 4.1 Rekaptulas Krtera Kesukaran No. Soal Prosentase (%) Sangat sukar - - - Sukar,14 8% Sedang 0 3,5,6,7,8,9,10,11,1,13,15, 16,17,18,19,0,1,,4,5 80% Mudah 3 1,4,3 1% Sangat mudah - - - Uj tngkat kesukaran dapat memperlhatkan krtera tngkat kesukaran setap butr soal. Dar tabel tersebut dapat dsmpulkan ada butr soal (sukar), 0

5 butr soal (sedang), dan 3 butr soal (mudah). Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.4 halaman 79 d. Uj Daya Pembeda Dar perolehan uj coba tes pemahaman konsep yang berhasl dambl dar peserta dklat kelas X TSM 1 SMKN 1 Cmah, kemudan dhtung daya pembeda untuk mengetahu kemampuan tap butr soal untuk membedakan antara peserta dklat berkemampuan tngg dengan peserta dklat berkemampuan rendah. Hasl perhtungan daya pembeda tes, dapat dlhat pada Tabel 4.3 berkut : Krtera Tabel 4. Rekaptulas Daya Pembeda Jumlah Soal No. Soal Prosentase (%) Sangat jelek - - - jelek 15, 8% Cukup 13,3 8% Bak 13 1,3,4,7,1,14,16,17, 19,0,1,4,5 5% Sangat bak 8,5,6,8,9,10,11,18 3% Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 1.5 halaman 81. C. Deskrps Data Hasl Peneltan Pengumpulan data hasl peneltan dlakukan dengan menggunakan nstrumen berupa tes obyektf. Data hasl belajar sebaga parameter peneltan dambl dar (dua) kelompok sampel, yatu kelompok ekspermen dan kelompok kontrol. Data-data yang dperoleh dar peneltan n berupa data hasl pre test, data hasl post test dan data penngkatan prestas (Gan).

53 1. Data Skor Pre Test Data skor pre-test peserta dklat bak pada kelompok ekpermen maupun kelompok kontrol dperoleh dar hasl test peserta dklat sebelum dberkan perlakuan/pembelajaran. Data skor pre-test dapat dlhat pada lampran.6 halaman 108, sedangkan hasl perhtungan statstk dlhat pada tabel 4.3 berkut: Interval Tabel 4.3. Dstrbus Frekuens Skor Pre Test Ekspermen f x f. x ( x x) f ( x x) 5 6 3 5,5 16,5 1,81 65,43 7 8 4 7,5 30 7,13 8,5 9 10 16 9,5 15 0,45 7, 11 1 6 11,5 69 1,77 10,6 13 14 5 13,5 67,5 11,09 55,45 15 16 15,5 31 8,41 56,8 Σ 36 366 4,04 16 14 16 1 Frekuens 10 8 6 4 3 4 6 5 0 5.5 7.5 9.5 11.5 13.5 15.5 Nla Tengah Interval Pre Test Gambar 4.1. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Pre Test Ekspermen

54 Interval Tabel 4.4. Dstrbus Frekuens Skor Pre Test Kontrol f x f. x ( x x) f ( x x) 6 7 6 6,5 39 9,30 55,8 8 9 14 8,5 119 1,10 15,43 10 11 13 10,5 136,5 0,90 11,73 1 13 3 1,5 37,5 8,70 6,11 14 15 1 14,5 14,5 4,50 4,50 16 17 1 16,5 16,5 48,30 48,30 Σ 38 363 181,89 14 1 14 13 Frekuens 10 8 6 6 4 3 1 1 0 6.5 8.5 10.5 1.5 14.5 16.5 Nla Tengah Interval Pre Test Gambar 4.. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Pre Test Kontrol Tabel 4.5. Hasl Statstk Skor Pre Test Banyak Skor Skor Ratarata Devas Standar Kelompok Data tertngg Terendah Ekspermen 36 15 6 10,17,530 Kontrol 38 15 7 9,55,17 Sumber lampran.6 hal 108. Data Skor Post Test Data skor post-test peserta dklat bak pada kelompok ekpermen maupun kelompok kontrol dperoleh dar hasl test sswa setelah pemberan perlakuan/pembelajaran. Data skor post-test dapat dlhat pada lampran, sedangkan hasl perhtungan statstk dlhat pada tabel 4.6 berkut:

55 Interval Tabel 4.6. Dstrbus Frekuens Skor Post Test Ekspermen f x f. x ( x x) f ( x x) 10 11 1 10.5 10,5 3,15 3,15 1 13 1.5 5 13,47 6,94 14 15 11 14.5 159,5,79 30,69 16 17 13 16.5 14,5 0,11 1,43 18 19 6 18.5 111 5,43 3,58 0-1 3 0.5 61,5 18,75 56,5 Σ 36 58 180,04 16 14 1 Frekuens 10 8 6 4 0 10.5 1.5 14.5 16.5 18.5 0.5 Nla Tengah Interval Post Test Gambar 4.3. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Post Test Ekspermen Interval Tabel 4.7. Dstrbus Frekuens Skor PostTest Kontrol f x f. x ( x x) f ( x x) 8 9 1 8,5 8,5 37,33 37,33 10 11 10,5 1 16,89 33,78 1 13 6 1,5 75 4,45 6,71 14 15 17 14,5 46,5 0,01 0,1 16 17 9 16,5 148,5 3,57 3,15 18 19 3 18,5 55,5 15,13 45,40 Σ 38 555 175,58

56 18 16 14 1 Frekuens 10 8 6 4 0 8.5 10.5 1.5 14.5 16,5 18.5 Nla Tengah Interval Post Test Gambar 4.4. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Skor Post Test Kontrol Tabel 4.8. Hasl Statstk Skor Post Test Skor Skor Ratarata Kelompok Banyak Data Standar Devas tertngg terendah Ekspermen 36 1 11 16,17,68 Kontrol 38 19 9 14,61,178 3. Data Skor Penngkatan Hasl Belajar Sswa (Gan) Data skor Gan bak pada kelompok ekspermen maupun kelompok kontrol dperoleh dar perbedaan skor pre-test dan post-test kedua kelompok tersebut. Data skor hasl perhtungan statstk skor gan dapat dlhat pada tabel 4.9. Interval Tabel 4.9. Dstrbus Frekuens Gan Kelas Ekspermen f x f. x ( x x) f ( x x) 1 1,5 3,85 45,7 3 4 3 3,5 10,5 7,73 3,19 5 6 15 5,5 8,5 0,61 9,15 7 8 1 7,5 90 1,49 17,88 9 10 3 9,5 8,5 10,37 31,11 11 1 1 11,5 11,5 7,5 7,5 Σ 36 6 154,8

57 16 14 1 Frekuens 10 8 6 4 0 1,5 3.5 5.5 7.5 9.5 11.5 Nla Tengah Interval Skor Gan Gambar 4.5. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Gan Kelas Ekspermen Interval Tabel 4.10. Dstrbus Frekuens Skor Gan Kelas Kontrol f x f. x ( x x) f ( x x) 1 1.5 3 13,54 7,09 3 4 1 3.5 4,8 33,87 5 6 17 5.5 93,5 0,10 1,74 7 8 5 7.5 37,5 5,38 6,91 9 10 1 9.5 9,5 18,66 18,66 11 1 1 11.5 11,5 39,94 39,94 Σ 38 197 148,1 18 16 14 1 Frekuens 10 8 6 4 0 1.5 3.5 5.5 7.5 9,5 11.5 Nla Tengah Interval Skor Gan Gambar 4.6. Dagram Batang dan Polgon Frekuens Gan Kelas Kontrol

58 Kelompok Banyak Data Tabel 4.11. Hasl Statstk Gan Skor tertngg Skor terendah Ratarata Ekspermen 36 11 6,8 Kontrol 38 11 5,18 Standar Devas,100,001 Sumber lampran 3.4 halaman 131 Gambaran yang jelas dar perbandngan antara rata-rata pre test, pos test dan Gan kelompok ekspermen dan kontrol dperlhatkan pada gambar berkut: 18.00 16.00 14.00 1.00 10.00 8.00 6.00 4.00.00 0.00 Kelas Ekspermen Kelas Kontrol Pre Test Post Test Gan Gambar 4.7. Penngkatan Prestas Belajar Sswa Pada Gambar 4.7 dapat dlhat bahwa kelompok ekspermen yatu kelompok yang meggunakan model kooperatf tpe TGT mengalam penngkatan prestas belajar lebh tngg, dmana besarnya rata-rata gan 6,8 pada skala -11. Sedangkan prestas belajar sswa kelompok kontrol yatu yang menggunakan

59 model konvensonal, dmana besarnya rata-rata gan 5,18 lebh kecl dar pada kelas ekspermen. 4. Indeks Prestas Kelompok Indeks Prestas Kelompok (IPK) danalss dengan menggunakan data skor post-test. Menurut Luhut P. Panggabean (1989:8) Prestas belajar peserta dklat dapat dlhat dengan penafsran tentang prestas kelompok, maksudnya untuk mengetahu kemampuan pemahaman konsep peserta dklat terhadap mater yang dteskan alah dengan mencar Indeks Prestas Kelompok (IPK). berkut: Berdasarkan analss terhadap skor post-test, dperoleh IPK sebaga Tabel 4.1. Indeks Prestas Kelompok Kelompok IPK Kategor Ekspermen 70,30 Sedang Kontrol 63,7 Sedang Pada tabel 4.1 dapat dlhat bahwa kelompok ekspermen yatu kelompok yang meggunakan model pembelajaran kontekstual berbass praktkum mempunya prestas belajar lebh tngg meskpun keduanya sama dalam kategor sedang, dmana besarnya IPK adalah 70,30. Sedangkan prestas belajar peserta dklat kelompok kontrol, yatu yang menggunakan model konvensonal berkategor sedang dengan IPK 63,7 lebh kecl dar pada kelas ekspermen. Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 3. hal 116.

60 D. Analss Data 1. Analss Data Skor Data peneltan dperoleh dar tes tertuls berupa tes objektf pada kompetens dasar mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln. Soal yang dgunakan berjumlah 3 butr soal yang telah dnyatakan vald. Semua soal tersebut dgunakan pada saat pre test dan post test pada dua kelas yang berbeda yatu kelas kontrol dan kelas ekspermen. Hasl analss uj statstk terhadap pre test dan post test dar kelas ekspermen dan kontrol adalah sebaga berkut: a. Uj Normaltas Uj normaltas dgunakan untuk mengetahua apakah data yang dperoleh berdstrbus normal atau tdak berdstrbus normal. Hasl uj normaltas akan berpengaruh tehadap uj hpotess yang dgunakan, statstk parametrk atau non parametrk. Data yang dgunakan dalam uj normaltas yatu hasl post test kedua kelompok sampel. Dengan analss data sebaga berkut: Tabel 4.13. Hasl Uj Normaltas Ukuran Statstk Kelompok Ekspermen Kelompok Kontrol Rata-rata 16,17 14,61 Std Devas,68,178 Varans 5,114 4,745 χ htung 1,481 3,130 χ tabel 7,81 7,81 p-v 0,69 0,391 α 0,05 0,05 Keterangan Normal Normal

61 Berdasarkan data dar Tabel 4.13, uj normaltas dengan uj ch-kuadrat (χ ), dengan menggunakan ketentuan bahwa data berdstrbus normal bla memenuh krtera χ htung < χ tabel (0,95) (3) dan dukur pada taraf sgnfkas α =0,05 dan tngkat kepercayaan 0,95 atau 95%, serta penentuan harga p-v dengan krtera p-v > 0,05 Ho berdstrbus normal, selanjutnya kta dapat menentukan uj statstk mana yang harus dgunakan untuk analss data. Tabel d atas dapat dlhat bahwa hasl skor post test dar kelompok ekspermen dan kelompok kontrol adalah berdstrbus normal. Perhtungan selengkapnya mengena uj normaltas dapat dlhat pada lampran 3.4 hal 14. b. Uj Homogentas Pengujan homogentas varans dmaksudkan untuk mengetahu homogen tdaknya varans sampel-sampel yang dambl. Adapun krtera atau sampel dkatakan homogen adalah bla memenuh ketentuan F htung < F tabel. Hasl uj homogentas sampel untuk masng-masng tes awal, tes akhr dan gan adalah sebaga berkut: Tabel 4.14. Hasl Uj Homogentas Statstk Pre Test Post Test Eks. Kontrol Eks. Kontrol S,530 1,96,68,17 S 6,401 3,83 5,144 4,916 F htung 1,30 1,08 F tabel 1,79 1,79 Keterangan Homogen Homogen

6 Tabel d atas dapat dlhat bahwa skor pretest dan skor pos test varansnya homogen. Perhtungan selengkapnya mengena uj homogentas Varans dapat dlhat pada lampran 3.3 hal 118. c. Hasl Analss Data Gan Normalsas (N-Gan) Data rata-rata penngkatan gan normalsas dperoleh dar hasl penngkatan pre test hngga ke post test. Hasl rata-rata gan normalsas dapat dlhat pada tabel berkut: Tabel 4.15. Hasl Analss N-Gan Kelompok Rata-rata N-Gan Kategor Kelulusan Ekspermen 0,47 sedang Kontrol 0,38 sedang Rata-rata gan normalsas kelas ekspermen mencapa 0,47. nla tersebut termasuk kedalam krtera sedang dan rata-rata gan normalsas pada kelompok kontrol 0,38 termasuk kedalam krtera sedang. Meskpun keduanya mempunya kategor yang sama rata-rata gan normalsas untuk kelompok ekspermen mempunya nla lebh tngg d atas kelas kontrol. Perhtungan secara lengkap dapat dlhat pada lampran 3.5 hal 139. d. Uj Hpotess Uj hpotess dlakukan untuk melhat perbedaan hasl belajar antara model pembelajaran kooperatf tpe TGT dengan model pembelajaran konvensonal. Karena asums-asums statstk yang terdr dar uj homogentas dan normaltas

63 gan terpenuh maka pengujan hpotess menggunakan staststk Uj-t. Hasl pengujan hpotess untuk penngkatan prestas belajar (gan) ddapat nla t htung =,31 dan t tabel = 1,669 ( t htung > t tabel ), maka H o dtolak sehngga mengambl H A, artnya Terdapat pengaruh hasl belajar peserta dklat yang sgnfkan antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TGT dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensonal. Hasl perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada lampran 3.6 hal 14. E. Pembahasan Hasl Peneltan Sebelum dlakukan peneltan n, Penuls mengamat proses belajar mengajar peserta dklat pada mata dklat Dasar Teknk Mesn d SMK Neger 1 Cmah, yatu dengan menggunakan model pembelajaran yang basa dgunakan atau model pembelajaran konvensonal. Dar hasl pengamatan yang penuls lakukan terlhat adanya peserta dklat yang kurang begtu antusas dalam belajar, karena proses pembelajaran dengan model tersebut, pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centre), sedangkan proses belajar mengajar yang dlaksanakan bukan terpusat pada guru (teacher centered) tetap berpusat pada sswa (student centered). Hal n sesua dengan prnsp-prnsp pembelajaran berbasskan kompetens yang menyatakan bahwa pembelajaran yang dlakukan berfokus pada sswa (Buku 1 Kurkulum SMK Eds 004). Hal tersebut, membuat peserta dklat kurang dalam kekreatfan dan keaktfan dar sswa pun tdak terjad. Padahal pada proses belajar mengajar keaktfan seseorang yang ngn tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya (Suparno, 1997:9). Suparno (1997:49) mengenukakan prnsp pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktvsme

64 yatu: Pengetahuan tdak dapat dpndahkan ke sswa, kecual dengan keaktfan sswa. Namun, dengan dgunakannya model pembelajaran kooperatf tpe TGT kepada peserta dklat dapat memberkan pengalaman yang berbeda bag peserta dklat, guna menngkatkan keaktfan dan kekreatfan dar peserta dklat. Model pembelajaran n, pada dasarnya mengkondskan sswa untuk bekerja sama dalam satu kelompok kecl dalam memecahkan atau menyelesakan suatu persoalan. Sunal dan Hans dalam Sugand (00: 13) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatf adalah suatu cara pendekatan atau serangkaan strateg yang khusus drancang untuk mendorong sswa agar bekerja sama selama berlangsungnya kegatan pembelajaran. Lebh lanjut Scot dalam Andrana (006: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatf merupakan proses pencptaan lngkungan pembelajaran kelas yang memungknkan sswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecl dalam mengerjakan tugas. Pada model pembelajaran TGT, peserta dklat mendapatkan kesempatan aktf berperan serta dalam mengemukakan pendapat pada saat kegatan pembelajaran dlaksanakan. Model pembelajaran kooperatf tpe TGT pada mata dklat PBR pada sub kompetens mengenal dasar-dasar pengelasan oks-asetln secara berjenjang mula dar tngkat kogntf pengetahuan, kogntf pemahaman, dan kogntf aplkas yang dsesuakan dengan ndkator pencapaan kompetens peserta dklat. Dalam peneltan n dlakukan beberapa tahapan yatu pre test, proses belajar, dan post test.

65 Hasl analss untuk data penngkatan prestas belajar sswa dperoleh nla rata-rata gan kelompok ekspermen 6,8 sedangkan nla rata-rata gan kelas kontrol sebesar 5,18. Perolehan nla rata-rata gan ddasarkan pada penngkatan pemahaman konsep peserta dklat setelah menerma pembelajaran bak dkelas ekspermen maupun kelas kontrol, dar rata-rata nla gan kelompok kontrol menunjukan penngkatan pemahaman konsep pada kelompok tersebut mash rendah dbandng rata-rata gan kelompok ekspermen. Menykap konds bahwa sswa yang memlk gan sama belum tentu memlk gan hasl belajar yang sama, Hake (00:4) mengembangkan sebuah alternatf untuk menjelaskan penngkatan hasl belajar yang dsebut gan ternormalsas (N-Gan). Sedangkan hasl analss penngkatan prestas belajar sswa berdasarkan perhtungan rata-rata gan normalsas (N-Gan) kelas ekspermen memlk rata-rata nla yatu sebesar 0,47 Sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 0,38. Meskpun kedua kelompok sampel dkategorkan sedang, namun demkan rata-rata gan normalsas untuk kelompok ekspermen mempunya nla lebh tngg d atas kelas kontrol. Hal n menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatf tpe TGT dlaksanakan dalam proses belajar mengajar dapat berpengaruh postf terhadap penngkatan prestas belajar peserta dklat yang lebh bak.