BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III METODE PENELITIAN

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga cara lmah untuk mendapatkan data yang vald dengan tujuan dapat dtemukan, dkembangkan, dan dbuktkan, suatu pengetahuan tertentu sehngga pada glrannya dapat dgunakan untuk memaham, memecahkan, dan mengantspas masalah dalam bdang penddkan. Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen semu (quas epermental desgn), yatu menurut Sugyono (009:114) adalah Peneltan dengan desan yang mempunya kelompok kontrol, tetap tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varable-varabel luar yang mempengaruh pelaksanaan ekspermen. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu bagamana pengaruh penerapan multmeda presentas sebaga meda pembelajaran yang dgunakan ketka proses pembelajaran. Pengaruh penerapan multmeda presentas dapat dlhat dar perbedaan hasl belajar antara kelas yang menggunakan multmeda presentas sebaga meda belajar,dan kelas yang tdak menggunakan multmeda presentas pada kompetens dasar Mengdentfkas Komponen Engne. Berdasarkan tujuan peneltan yang telah dsebutkan d atas, maka metode peneltan yang dgunakan pada peneltan n adalah metode ekspermen semu tpe nonequvalent control group desgn yatu peneltan dengan menggunakan 34

35 desan pre test-post test grup ekspermen dan grup kontrol yang tdak dplh secara random. 1. Desan Peneltan Peneltan n terdr dar kelas atau kelompok ekspermen dan kelas kelompok kontrol. Desan peneltan yang akan dlakukan dapat dgambarkan sebaga berkut: Tabel 3.1 Desan Peneltan Grup Pre Test Perlakuan Post Test (Treatment) Kontrol Y 1 X K Y Ekspermen Y 1 X E Y (Suryabrata, 199: 43) Keterangan : Y 1 Y X K X E Tes awal (pada kelas kontrol dan ekspermen) Tes akhr (pada kelas kontrol dan ekspermen) Pembelajaran konvensonal Pembelajaran multmeda presentas Berdasarkan desan d atas, peneltan n dlakukan pada dua kelompok, yatu kelompok ekspermen yang belajar dengan menggunakan multmeda presentas dan kelompok kontrol yang belajar tanpa menggunakan multmeda presentas. Pada kelompok ekspermen atau yang menggunkan multmeda presentas memk tahapan-tahapn pembelajaran. Adapaun desan pembelajaran dapat dlhat pada gambar 3.1

36 Guru menyapkan multmeda presentas yang akan dgunakan Guru membuka menu utama pada tamplan multmeda presentas yang berskan beberapa menu yatu menu SK/KD, menu Tujuan, menu Is ndkator, dan menu Mater Guru membuka menu mater pada tamplan menu utama yang d dalamnya terdapat tamplan komponen-komponen utama engne sepeda motor yatu kepala slnder, blok slnder, dan bak engkol Guru membuka tombol kepala slnder pada tamplan komponen utama engne mengena fungs, bahan, dan perbedaan kontruks kepala slnder engne 4 tak dan tak Guru membuka tombol blok slnder pada tamplan komponen utama engne mengena fungs, bahan, kontruks dan perbedaan kontruks blok slnder engne 4 tak dan tak Guru membuka tombol bak engkol pada tamplan komponen utama engne mengena fungs, bahan, kontruks dan komponen bak engkol Guru membuka tombol engne 4 tak pada tamplan perbedaan kontruks kepala slnder mengena crcr/kontruks dar kepala slnder engne 4 tak Guru membuka tombol engne tak pada tamplan perbedaan kontruks kepala slnder mengena crrcr/kontruks dar kepala slnder engne tak Guru membuka tombol engne 4 tak pada tamplan perbedaan kontruks blok slnder mengena crrcr/kontruks dar blok slnder engne 4 tak Guru membuka tombol engne tak pada tamplan perbedaan kontruks blok slnder mengena crrcr/kontruks dar blok slnder engne tak Guru membuka tombol mekansme katup pada tamplan crrcr/kontruks kepala slnder 4 tak mengena komponen-komponen mekansme katup pada engne Guru membuka tombol bak engkol pada tamplan komponen utama engne mengena fungs, bahan, kontruks dan komponen poros engkol Gambar 3.1 Desan Pembelajaran dengan Multmeda Presentas

37 B. Varabel Peneltan Varabel peneltan merupakan gejala yang menjad fokus penelt untuk damat. Menurut Sugyono (009:61) menyatakan bahwa Varabel tu sebaga suatu atrbut dar sekelompok orang atau obyek yang mempunya varas antara satu dengan yang lannya dalam kelompok tu. Varabel pada peneltan n terdr dar (dua) kelompok, yatu varabel ekspermen dan varabel kontrol. Berdasarkan rumusan masalah dalam peneltan n, penuls menetapkan: a. Varabel kelompok ekspermen (X): hasl belajar sswa yang menggunakan pembelajaran multmeda presentas kompetens dasar Mengdentfkas Komponen Engne. b. Varabel kelompok kontrol (Y): hasl belajar sswa yang menggunakan pembelajaran konvensonal pada kompetens dasar Mengdentfkas Komponen Engne. Hpotess peneltan dan asums yang telah djelaskan pada landasan teor menyebutkan bahwa H 0 : µ 1 µ dan H A : µ 1 > µ, dmana: µ 1 : Rata-rata penngkatan hasl belajar sswa yang menggunakan multmeda presentas. µ : Rata-rata penngkatan hasl belajar sswa yang tdak menggunakan multmeda presentas.

38 C. Paradgma Peneltan Menurut Sugono (009:66) menyatakan bahwa: Paradgma peneltan dapat dartkan sebaga pola pkr yang menunjukkan hubungan antara varabel yang akan dtelt yang sekalgus mencermnkan jens dan jumlah rumusan masalah yang perlu djawab melalu peneltan, teor yang dgunakan untuk merumuskan hpotess, dan teknk analss statstk yang akan dgunakan. Berdasarkan pengertan dar paradgma datas, maka paradgma dalam peneltan n dapat dlhat pada gambar 3. sebaga berkut : Sswa Proses Guru Penguasaan Mater Ajar Pembelajaran konvensonal Pembelajaran konvensonal (ceramah) dengan guru menuls dan menggambar d papan tuls Membuat sswa bosan Sswa lebh susah menerma mater ajar dar guru. Penyampaan mater agak lama Pembelajaran Multmeda Dpandang sebaga upaya pemecahan masalah pembelajaran konvensonal sebaga meda pembelajaran yang menggabungkan teks, mage, sound, dan anmas. Membuat sswa tdak bosan Sswa lebh gampang menangkap mater ajar dar guru. Penyampaan mater lebh cepat Menngkatkan motvas belajar sswa Rendahnya hasl belajar sswa Motvas sswa kurang Menngkatnya hasl belajar sswa Tercapanya tujuan pembelajaran yatu penguasaan Kompetens Dasar Mengdentfkas Komponen engne. Gambar 3.. Paradgma Peneltan

39 D. Alur Peneltan Alur peneltan atau tahapan peneltan bertujuan untuk mengetahu tahapan atau langkah-langkah peneltan, yang menjad acuan penelt dalam mengumpulkan data sampa proses analss data. Adapun alur peneltan dalam peneltan n dapat dlhat pada gambar 3.3 sebaga berkut: OBSERVASI MONITORING Kelas Ekspermen Pre test KBM dengan menggunakan Multmeda Presentas Post test OBYEK Kelas Kontrol Uj Homogentas Pre test KBM tanpa mengunakan Multmeda Presentas Uj Normaltas N- Gan Kelas Kontrol dan Kelas Ekspermen Post test - Kesmpulan - Temuan Peneltan ket. : Wlayah Observas : Wlayah peneltan Gambar 3.3. Alur Peneltan E. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Suharsm Arkunto (010:161): Data adalah segala fakta dan angka yang dapat djadkan bahan menyusun suatu nformas, sedangkan nformas adalah hasl pengolahan data yang dpaka untuk suatu keperluan. Berdasarkan defns tersebut, data yang dpergunakan dalam peneltan n adalah

40 data langsung berupa jawaban-jawaban yang dperoleh melalu tes obyektf dar para responden mengena kompetens dasar Mengdentfkas Komponen Engne.. Sumber data Menurut Suharsm Arkunto (010:17), pengertan sumber data adalah : Subjek dar mana data yang dperoleh. Apabla penelt menggunakan kusoner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data dsebut responder yatu orang yang merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan penelt, bak pertanyaan tertuls atau lsan. Berdasarkan pengertan d atas, maka dalam peneltan n sumber data dalam peneltan adalah responden yang memberkan data dan nformas yang dapat menjawab masalah peneltan n. Sumber data yang penuls gunakan yatu sswa tngkat I SMK Neger 8 Bandung yang mengkut mata pelajaran Dasar Teknk Otomotf. Data kuanttatf ddapatkan dar hasl belajar sswa pada aspek kogntf dalam bentuk skor atau nla yatu dar data hasl pre test dan post test. F. Populas dan Sampel Peneltan 1. Populas Peneltan Populas adalah keseluruhan obyek peneltan. Sugyono (009: 117) mengemukakan Populas adalah wlayah generalsas yang terdr atas obyek atau subyek yang mempunya kualtas dan karakterstk tertentu yang dtetapkan oleh penelt untuk dpelajar dan kemudan dtark kesmpulannya. Data tersebut dapat dperoleh dar populas yang ada d lapangan. Dalam peneltan n yang djadkan sebaga populas adalah sswa tngkat I Semester II SMK Neger 8 Bandung Tahun Ajaran 010/011 Program Keahlan Teknk

41 Sepeda Motor yang mengkut mata pelajaran dasar teknk otomotf kompetens dasar Mengdentfkas Komponen Engne.. Sampel Peneltan Sampel adalah bagan dar jumlah dan karakterstk yang dmlk oleh populas (Sugyono, 009:118). Mengena jumlah sampel menurut Sugyono (009:16) bahwa: Jumlah sampel yang palng tepat dalam peneltan, tergantung pada tngkat keteltan atau kesalahan yang dkehendak. Penarkan sampel dalam peneltan n dlakukan dengan teknk samplng. Menurut Sugyono (009:118) yang dmaksud dengan teknk samplng Merupakan teknk pengamblan sampel. Penarkan sampel dalam peneltan n menggunakan teknk samplng purposve, penarkan sampel dengan teknk samplng purposve dlakukan, karena peneltan n tentang stud komparas penerapan multmeda presentas dengan pembelajaran konvensonal, maka penuls membutuhkan saran dar guru bdang stud, kra-kra kelas mana saja yang cocok untuk peneltan yang akan penuls laksanakan. Populas yang ada terdr dar kelompok-kelompok belajar/kelas, dengan demkan, analss sampel n bukan ndvdu tetap kelompok, yatu berupa kelas yang terdr dar beberapa ndvdu. Sampel dalam peneltan ekspermen n dambl dua kelas. Kedua kelas n djadkan sebaga kelompok kontrol dan kelompok ekspermen. Kelas yang dgunakan sebaga kelompok ekspermen, yakn kelas yang menerapkan multmeda presentas yatu kelas X TSM 4 dengan jumlah 30 sswa, dan kelompok kontrol, yakn kelas yang menerapkan pembelajaran konvensonal yatu kelas X TSM 3 dengan jumlah 30 sswa.

4 G. Teknk Pengumpul Data Teknk pengumpulan data dperlukan untuk mengumpulkan data yang dgunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang dtelt. Data merupakan suatu bahan yang sangat dperlukan untuk dtelt, maka dar tu dperlukan suatu teknk pengumpulan data yang relevan dengan tujuan peneltan. Banyak teknk untuk memperoleh data yang dperlukan, masng-masng cara mempunya tujuantujuan tertentu serta kelemahan dan kelebhan dan masng-masng. Teknk pengumpulan data yang dgunkan dalam peneltan n adalah teknk tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang dsampakan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keberadaan atau tngkat perkembangan salah satu aspek pskologs d dalam drnya. Aspek pskologs tu dapat berupa hasl atau hasl belajar, mnat, bakat, skap, kecerdasan, reaks motork, dan berbaga aspek keperbadan lannya. H. Instrumen Peneltan Menurut Sugyono (009:148), pengertan nstrumen adalah Alat yang dgunakan mengukur fenomena alam maupun sosal yang damat. Berdasarkan pengertan d atas, untuk memperoleh data hasl peneltan yang berupa hasl hasl belajar sswa, dgunakan nstrumen peneltan. Instrumen peneltan adalah alat pengumpul data dalam suatu peneltan yang drancang sehngga menghaslkan data yang emprs. Data hasl belajar sswa dapat dperoleh dengan cara menggunakan nstrument peneltan berupa pre test dan post test. Tes harus berlandaskan pada tujuan, masalah, serta hal-hal yang menunjang terhadap perolehan data peneltan.

43 Tes terbag menjad jens yatu lsan dan tertuls. Tes tertuls merupakan tes dmana soal dan jawaban yang dberkan kepada peserta ddk dalam bentuk tulsan. Tes tertuls yang dgunakan dalam peneltan n yatu tes berbentuk plhan ganda dengan 5 plhan jawaban, dengan jumlah soal 5 buah soal mengena kompetens dasar Mengdentfkas Komponen Engne. Pre test dgunakan untuk mengukur kemampuan awal sswa yang akan dajar oleh guru yang menerapkan pembelajaran multmeda presentas, data n akan djadkan tolak ukur kemampuan awal sswa dan data untuk uj homogentas kemampuan sswa antara kelas ekspermen dan kelas kontrol. Post test dgunakan untuk mengukur kemajuan dan membandngkan penngkatan hasl belajar pada kelompok peneltan setelah dajar oleh guru yang menerapkan pembelajaran multmeda presentas pada kompetens dasar Mengdentfkas Komponen Engne. I. Pengujan Instrumen 1. Uj Valdtas Valdtas nstrumen peneltan adalah ketepatan dar suatu nstrumen peneltan atau alat pengukur terhadap konsep yang akan dukur, Instrumen yang vald harus dapat mendeteks dengan tepat apa yang seharusnya dukur. Pengujan valdtas masng-masng tem nstrumen peneltan dlakukan dengan menggunakan rumus korelas product moment dar Pearson. Rumus korelas product moment dar Pearson, adalah sebaga berkut: r y n. ΣXY ( ΣX)( ΣY) (Arkunto, 010:13) { n. ΣX ( ΣX) }{ n. ΣY ( ΣY) }

44 Keterangan: r y X Y n Koefesen korelas antara varabel X dan Y Jumlah skor tap tem dar seluruh responden uj coba Jumlah skor total seluruh tem dar keseluruhan responden uj coba Jumlah responden uj coba Setelah harga r y dperoleh, kemudan dsubsttuskan ke dalam rumus uj t, dengan rumus sebaga berkut: t r n (Sugyono, 009: 57) 1 r Keterangan: t Uj sgnfkans korelas r Koefsen korelas n Jumlah responden uj coba Kemudan jka t htung >t tabel pada taraf sgnfkans α 0,05, maka dapat dsmpulkan tem soal tersebut vald pada taraf yang dtentukan.. Uj Realbltas Relabltas nstrumen dgunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberkan gambaran yang benar-benar dapat dpercaya tentang kemampuan seseorang. Pengujan relabltas dalam peneltan n menggunakan rumus K-R 1 sebaga berkut: r 11 k M ( k M ) ( )(1 ) (Arkunto, 010:3) k 1 k. Vt

45 Keterangan: r 11 k M Vt Relabltas nstrumen Banyaknya butr soal atau butr pertanyaan. Skor rata-rata Varans total Haslnya yang dperoleh yatu r 11 dbandngkan dengan nla dar tabel r- product moment. Jka r 11 > r tabel maka nstrumen tersebut relabel, sebalknya r 11 < r tabel maka nstrumen tersebut tdak relabel. 3. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran (TK) butr tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butr soal. Untuk menghtung taraf kesukaran butr soal dapat dgunakan rumus sebaga berkut : Keterangan: B P (Arkunto, 009:08) JS P B JS : ndeks kesukaran : banyaknya sswa yang menjawab soal tu dengan benar : jumlah seluruh sswa peserta test. Indeks kesukaran menurut Arkunto (009:10) dapat dklasfkaskan sebaga berkut : 0,00 < TK 0,30 sukar 0,30 < TK 0,70 sedang 0,70 < TK 1,00 mudah

46 4. Daya Pembeda Perhtungan daya pembeda dlakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butr soal mampu membedakan sswa yang panda dan sswa yang kurang panda berdasarkan krtera tertentu, sebagamana dungkapkan Suharsm Arkunto (009 : 11) bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan sswa yang panda (berkemampuan tngg) dengan sswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menghtung D setap tem n dapat menggunakan rumus sebaga berkut : B J D A B (Arkunto S, 009:13) A B J B Keterangan : D J A J B B A Indeks dskrmnas (daya pembeda). Banyaknya peserta kelompok atas. Banyaknya peserta kelompok bawah. Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar. B B Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Batas klasfkas menurut Arkunto (009:18) yatu : 0,00 D 0,0 jelek 0,0 < D 0,40 cukup 0,40 < D 0,70 bak 0,70 < D 1,00 sangat bak

47 J. Teknk Analss Data Teknk analsa data maksudnya adalah mengolah data hasl ekspermen. Pada peneltan n akan dgunakan teknk analsa data secara kuanttatf melalu metode statstka. 1. Uj Homogentas Uj homogentas dgunakan untuk menentukan sampel dar populas dar dua kelas yang homogen. Apabla kesmpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka data berasal dar populas yang sama dan layak untuk duj statstk parametrk. untuk menguj homogentas kelompok menggunakan rumus : S A F S B (Sregar S. 004:50) Keterangan : S A S B Varan terbesar Varan terkecl Dengan derajat kebebasannya masng-masng dk ( n 1) dan dk ( n 1) (Sregar S. 004: 50) A A B B Dalam hal n berlaku ketentuan, bla F htung lebh kecl atau sama dengan F tabel (F h < F t ), maka data tersebyt dnyatakan homogen.. Uj Normaltas Uj normaltas dgunakan untuk mengetahu konds data apakah berdstrbus normal atau tdak. Konds data berdstrbus normal menjad syarat untuk menguj hpotess menggunakan statstk parametrk. Adapun langkahlangkah pengolahan datanya sebaga berkut:

48 Tabel 3. Persapan Uj Normaltas Interval f X t Z l o l e χ Jumlah (Sregar, 004: 87) a. Menentukan rentang dengan rumus: R Xa Xb (Sregar, 004: 4) dmana : Xa data terbesar Xb data terkecl b. Menentukan banyaknya kelas nterval () dengan rumus: 1 + 3,3. log n (Sregar, 004: 4) dmana : n jumlah sampel c. Menghtung jumlah kelas nterval dengan rumus: R P (Sregar, 004: 4) K dmana : R rentang K banyak kelas d. Menghtung rata-rata ( ) dengan rumus: ( ) f. f (Sregar, 004:86) Keterangan: f jumlah frekuens data tengah-tengah dalam nterval e. Menghtung standar devas (S) dengan rumus:

49 S f ( ) n 1 (Sregar, 004:86) f. Tentukan batas bawah kelas nterval ( n ) dengan rumus: ( n ) Bb 0, 5 kal desmal yang dgunakan nterval kelas. Keterangan: Bb batas bawah nterval g. Htung nla Z untuk setap batas bawah kelas nterval dengan rumus: Z n (Sregar, 004:86) S h. Lhat nla peluang Z pada tabel statstk, skan pada kolom l o. Harga 1 dan n selalu dambl nla peluang 0,5. Htung luas tap kelas nterval, skan pada kolom l, contoh l l o l (Sregar, 004:87) 1 1 o. Htung frekuens harapan e l. f (Sregar, 004:86) j. Htung nla χ untuk tap kelas nterval dan jumlahkan dengan rumus: ( f e ) χ (Sregar, 004:87) e k. Lakukan nterpolas pada tabel χ untuk menghtung p-value. l. Kesmpulan kelompok data berdstrbus normal jka p-value > α 0,05. Kesmpulan dar uj normaltas adalah jka hasl dar uj normaltas data

50 3. Uj Hpotess Peneltan Uj hpotess peneltan ddasarkan pada data Normalzed Gan (N-Gan). yatu data selsh nla pre test dan post test. Menurut Sugyono (009: 134), untuk sampel ndependen (tdak berkorelas) dengan jens data nterval menggunakan uj t-test. Untuk melakukan uj t-test syaratnya data harus homogen dan normal, maka data harus duj homogentas dengan uj F dan uj normaltas dengan aturan Sturges. Berdasarkan petmbangan dalam memlh rumus uj t-test, yatu bla n 1 n, maka dapat dgunakan t-test bak untuk separated dengan derajat kebebasan (dk) n 1 + n - ( Sugyono,009:7) Uj t-test dlakukan dengan rumus sebaga berkut: t X 1 (Sugyono, 009: 73) s1 s n 1 X + n No. Uj t-test d atas ddasarkan pada tabel persapan berkut : Kelas Ekspermen Tabel 3.3 Persapan Uj t-test (KBM dengan multmeda presentas) Pre Test Post Test 1 1 a 1 b n na nb N N Selsh Pre Test Kelas Kontrol (KBM tanpa multmeda presentas) Post Test 1a 1b Gan maks 1 a 1 b 1a na nb Gan na nb maks na n S e e e Selsh N Gan N Gan n 1a maks na maks 1b 1a nb Sk (Sugyono, 009: 137) k k na

51 Untuk menghtung Normalzed Gan (N-Gan) pada tabel d atas dgunakan rumus sebaga berkut : ( skor post test skor pretest) N Gan Meltzer (Azz M.H, 006:56) ( skor maksmum skor pre test) Hpotess akan dsmbolkan dengan hpotess alternatf (H A ) dan hpotess nol (H 0 ). Agar tampak ada dua plhan, hpotess n pelru ddampng oleh pernyataan lan yang snya berlawanan. Pernyataan n merupakan hpotess tandngan antara (H A ) terhadap (H 0 ). Hpotess yang duj adalah : H 0 : µ 1 µ Penngkatan hasl belajar sswa yang menggunakan multmeda presentas tdak lebh bak dbandngkan dengan sswa yang tdak menggunakan multmeda presentas. H A : µ 1 > µ Penngkatan hasl belajar sswa yang menggunakan multmeda presentas lebh bak dbandngkan dengan sswa yang tdak menggunakan multmeda presentas Krtera pengujan p value > 0,05 atau taraf kesalahan 5% H 0 dtolak, artnya penngkatan hasl belajar sswa yang menggunakan multmeda presentas lebh bak dbandngkan dengan sswa yang tdak menggunakan multmeda presentas.