PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI POISSON

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PERCABANGAN PADA PEMBELAHAN SEL

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi

MODEL EPIDEMI RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED DENGAN DUA PENYAKIT

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen

PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN TBK

SIMULASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

Pengantar Proses Stokastik

POISSON PROSES NON-HOMOGEN. Abdurrahman Valid Fuady, Hasih Pratiwi, dan Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS

Pengantar Proses Stokastik

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pencabangan model DTMC SIR

PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL

Pengantar Proses Stokastik

SISTEM ANTRIAN MODEL GEO/G/1 DENGAN VACATION

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS

PEMODELAN KELAHIRAN MURNI DAN KEMATIAN MURNI DENGAN DUA JENIS KELAMIN DENGAN PROSES STOKASTIK

BAB 5 FUNDAMENTAL DISTRIBUSI PELUANG MUHAMMAD NUR AIDI

Pengantar Proses Stokastik

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK

Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si

PENDUGAAN PARAMETER STATISTIK INDUSTRI 1

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

Distribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 17/12/2014

KONVOLUSI DARI PEUBAH ACAK BINOMIAL NEGATIF

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengantar Proses Stokastik

STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Sampling. Distribusi Sampling

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah, ST., MT

PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

BAB 7 DISTRIBUSI-COMPOUND DAN GENERALIZED SPASIAL MUHAMMAD NUR AIDI

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

Distribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 13/11/2013

INDEKS KEMAMPUAN PROSES BERDASARKAN PROPORSI PERSESUAIAN UNTUK DISTRIBUSI NON NORMAL

PENDUGAAN PARAMETER STATISTIK INDUSTRI 1

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

Pengantar Statistika Matematik(a)

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT. Oleh : Budi Setiawan

PERBANDINGAN KUASA WILCOXON RANK SUM TEST DAN PERMUTATION TEST DALAM BERBAGAI DISTRIBUSI TIDAK NORMAL

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

KAJIAN SIFAT DISTRIBUSI NORMAL BIVARIAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

MODEL EPIDEMI CONTINUOUS TIME MARKOV CHAIN (CTMC) SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

Penentuan Daerah Kritis Terbaik dengan Teorema Neyman- Pearson

Percobaan terdiri dari 1 usaha. Peluang sukses p Peluang gagal 1-p Misalkan. 1, jika terjadi sukses X jika terjadi tidak sukses (gagal)

Pengantar Proses Stokastik

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

Sarimah. ABSTRACT

CADANGAN ASURANSI PENDIDIKAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PARETO DENGAN TINGKAT BUNGA VASICEK. Reinhard Sianipar 1, Hasriati 2 ABSTRACT

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

KONVOLUSI DISTRIBUSI EKSPONENSIAL DENGAN PARAMETER BERBEDA

PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN Tbk

HARGA OPSI SAHAM TIPE AMERIKA DENGAN MODEL BINOMIAL

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

STATISTICS. WEEK 5 Hanung N. Prasetyo TELKOM POLTECH/HANUNG NP

Pengantar Proses Stokastik

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI MULTIVARIAT BAYESIAN DENGAN DISTRIBUSI PRIOR INFORMATIF 1. PENDAHULUAN

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Pengantar Proses Stokastik

MODEL ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN DISTRIBUSI MIXED POISSON ABSTRACT

4.1.1 Distribusi Binomial

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

MODEL EPIDEMI SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN PROSES POISSON. oleh LUCIANA ELYSABET M

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PROSES POISSON MAJEMUK

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

Kata Kunci: Bagan kendali nonparametrik, estimasi fungsi kepekatan kernel

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

MODEL STOKASTIK PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KOTA DEPOK PENDAHULUAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

M-2 PERHITUNGAN PREMI ASURANSI KENDARAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISTRIBUSI PELUANG

Pengantar Proses Stokastik

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN

PROBABILITAS PUNCAK EPIDEMI MODEL RANTAI MARKOV DENGAN WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIFORM (SERAGAM) BERNOULLI BINOMIAL POISSON BEBERAPA DISTRIBUSI LAINNYA : MULTINOMIAL, HIPERGEOMETRIK, MA 2081 Statistika Dasar.

Transkripsi:

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI POISSON Nur Alfiani Santoso, Respatiwulan, dan Nughthoh Arfawi Kurdhi Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Proses percabangan merupakan suatu proses stokastik dimana setiap individu bereproduksi secara random dan tidak terkait dengan interaksi antar individu yang lain. Pada proses percabangan hanya terdapat satu individu sebagai induk pada waktu ke-0 dengan banyaknya individu baru yang lahir sebagai variabel random. Banyaknya individu baru yang lahir dapat memenuhi karakteristik suatu distribusi tertentu, salah satunya distribusi Poisson yang merupakan pengembangan dari distribusi binomial dengan probabilitas sukses p kecil dan banyak populasi N besar. Proses percabangan dapat menggunakan fungsi pembangkit salah satunya fungsi pembangkit probabilitas (p.g.f) dari distribusi tertentu. Tujuan penelitian ini adalah menurunkan ulang dan menerapkan proses percabangan menggunakan fungsi pembangkit probabilitas pada distribusi Poisson. Pada proses percabangan menggunakan fungsi pembangkit dapat ditentukan nilai rata-rata dan nilai variansi untuk mengetahui bagaimana pola pemusatan dan pola penyebaran dari banyaknya individu baru yang lahir. Nilai rata-rata dan variansi terbagi menjadi dua kategori yaitu untuk setiap individu dan untuk setiap genarasi. Dari penerapan diperoleh nilai banyaknya individu baru yang meningkat setiap kenaikan waktu sehingga kesuksesan penyebaran penyakit influenza tinggi. Kata kunci : proses percabangan, distribusi Poisson, rata-rata, variansi 1. PENDAHULUAN Kesehatan manusia dapat terganggu apabila terinfeksi penyakit. Penyakit terbagi menjadi penyakit menular dan penyakit tidak menular. Pada penyebaran penyakit menular proses penyebarannya perlu diketahui oleh masyarakat agar dapat dilakukan pencegahan. Matematika dapat digunakan sebagai sarana mengetahui bagaimana pola penyebaran penyakit menular menggunakan proses percabangan. Proses percabangan adalah suatu proses stokastik dimana setiap individu bereproduksi secara random dan tidak terikat dengan interaksi antar individu yang lain. Feller [3] menyatakan bahwa salah satu contoh proses percabangan adalah mutasi genetik. Dalam setiap gen yang dibawa oleh makhluk hidup terdapat kemungkingan untuk muncul kembali pada keturunannya, melalui beberapa tahap penghapusan dan penambahan yang terjadi dalam selang waktu tertentu. Setiap individu keturunan dalam proses mutasi genetik memiliki dua kemungkinan sifat genetik yaitu mengalami mutasi genetik dan tidak mengalami 1

mutasi genetik. Menurut Walpole [7] distribusi probabilitas dengan dua kemungkinan hasil dari n percobaan dinamakan distribusi binomial. Pada kejadian binomial dengan percobaan n besar dan probabilias sukses p kecil kondisi mulai mengikuti karakteristik distribusi Poisson. Salah satu karakteristik distribusi Poisson yaitu banyaknya hasil percobaan terjadi pada interval waktu tertentu dan tidak saling bergantung, dengan probabilitas sukses p kecil memungkinkan nilainya mendekati 0. Hal ini diperjelas oleh Bain dan Engelhardt [2] yang menyatakan bahwa distribusi Poisson merupakan pengembangan dari distribusi binomial dengan jumlah percobaan n besar dan nilai probabilitas sukses p kecil, oleh karena itu distribusi Poisson digunakan untuk menghitung nilai probabilitas suatu kejadian dalam selang waktu tertentu. Dalam suatu distribusi dapat ditentukan beberapa fungsi pembangkit. Menurut Reluga [5], fungsi pembangkit memiliki peran yang penting karena secara tidak langsung merangkum dasar-dasar pengurutan dan operasi pencarian untuk menyederhanakan bahasa matematika. Dalam mempelajari proses percabangan digunakan fungsi pembangkit probabilitas (p.g.f) selanjutnya dicari nilai rata-rata dan variansi dari p.g.f untuk mengetahui bagaimana pola pemusatan dan pola penyebaran data. Untuk mempermudah pengamatan, proses percabangan dengan fungsi pembangkit probabilitas pada distribusi Poisson diterapkan pada penyakit influenza. 2. PROSES PERCABANGAN Menurut Taylor dan Karlin [6], untuk mempertahankan keturunannya suatu makhluk hidup memproduksi keturunan dengan jumlah yang random, misal banyaknya keturunan berupa variabel random ξ dengan distribusi probabilitas P r{ξ = k} = p k untuk k = 0, 1, 2,..., dengan nilai p k 0 dan p k=1. Diasumsikan setiap individu lahir tidak bergantung antar individu yang lain dan memiliki waktu hidup yang sama. Banyaknya keturunan pada generasi ke-n disebut dengan X n. Pada proses menentukan banyaknya keturunan pada generasi ke-n menggunakan konsep percabangan. Asumsi penting yang digunakan dalam proses percabangan menurut Allen [1] adalah (1) probabilitas individu memiliki keturunan (p) bernilai sama untuk setiap individu, (2) setiap individu menghasilkan keturunan secara independen, (3) proses dimulai dengan individu tunggal pada waktu ke 0. Nur Alfiani Santoso 2 2016

Proses percabangan merupakan suatu karakteristik rantai Markov sehingga karakteristik tersebut dapat diterapkan untuk mengetahui jumlah keturunan pada generasi ke-n + 1 yaitu X n+1 = ξ (n) 1 + ξ (n) 2 +... + ξ (n) X n. Misalkan Z(t) merupakan banyaknya seluruh keturunan pada waktu t dengan proses kelahiran berasal dari satu induk sehingga asumsi proses percabangan saat t=0 terpenuhi. Individu yang berperan sebagai induk memiliki rentang hidup yang diasumsikan sebagai variabel random τ dan jumlah keturunan yang lahir pada generasi ke-n adalah X n. Selanjutnya, banyaknya keturunan yang lahir pada waktu t adalah jumlahan dari individu yang berada pada proses selanjutnya t τ. Untuk setiap keturunan lahir pada waktu t dituliskan { Xn i=1 Z(t) = X(i) n τ 1, n < τ. 3. PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI POISSON Proses percabangan dimulai dengan individu tunggal pada waktu ke-0 yang kemudian disebut induk. Variabel random yang digunakan adalah banyaknya keturunan dari induk, banyaknya seluruh keturunan pada waktu ke-t dinotasikan dengan Z(t), nilainya dapat diperoleh dari akumulasi nilai X n dimana X n adalah banyaknya keturunan pada generasi ke-n, nilai X n merupakan akumulasi dari nilai ξ (n) X n dengan ξ (n) X n adalah banyaknya keturunan dari satu individu pada generasi ke-n. Jika pola banyaknya keturunan dari induk mengikuti karakteristik suatu distribusi maka proses percabangan dapat menggunakan fungsi pembangkit probabilitas. Menurut Allen [1] fungsi pembangkit probabilitas (p.g.f) dari suatu variabel random ξ adalah fungsi gabungan himpunan bilangan real dengan notasi P ξ yang didefinisikan dengan P ξ (t) = E(t ξ ) = p k t k, (3.1) untuk nilai t R. Distribusi Poisson merupakan salah satu distribusi bersifat diskret pengembangan dari distribusi binomial dengan fungsi distribusi probabilitas (p.d.f.) dari distribusi Poisson adalah f(x) = λx e λ x!, x = 0, 1, 2,..., (3.2) Nur Alfiani Santoso 3 2016

dengan λ=rata-rata distribusi. Nilai p.g.f dari distribusi Poisson dapat ditentukan dengan mensubstitusikan persamaan (3.2) ke dalam persamaan (3.1). Nilai p.g.f dapat digunakan untuk menentukan nilai rata-rata dan variansi dari banyaknya hasil proses percabangan, jika p k = 1. Nilai rata-rata dan variansi ξ n yang memenuhi adalah µ ξ = E(ξ) = kp k, (3.3) dan σ 2 ξ = E[(ξ µξ) 2 ] = k 2 p k µ 2 ξ. (3.4) Pada generasi ke-n nilai rata-rata dan variansi dari ξ n didefinisikan sebagai µ n = E(ξ Xn ) = µ n untuk n = 0, 1, 2,..., (3.5) dan σ 2 n = { σ 2 µ n 1 (µ n 1), µ 1 µ 1 nσ 2, µ = 1. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN (3.6) 4.1. Proses Percabangan pada Distribusi Poisson. Proses percabangan adalah suatu proses stokastik dimana setiap individu bereproduksi secara random dan tidak terkait dengan interaksi antar individu yang lain. Menurut Taylor dan Karlin [6], seluruh makhluk hidup perlu mempertahankan keturunan dengan cara bereproduksi, misal banyaknya keturunan yang lahir merupakan variabel random ξ. Diasumsikan setiap individu lahir tidak bergantung antar individu yang lain dan memiliki waktu hidup yang sama. Banyaknya keturunan pada generasi ken disebut X n. Karakteristik proses stokastik dapat terlihat dengan jelas pada variabel random banyaknya keturunan yang lahir ξ yang bergantung pada waktu, sehingga karakteristik rantai markov dapat diterapkan untuk mengetahui jumalah keturunan yang lahir pada generasi ke-n + 1 di tampilkan dalam persamaan X n+1 = ξ (n) 1 + ξ (n) 2 +... + ξ (n) X n, (4.1) dengan ξ (n) 1 adalah banyaknya keturunan yang lahir dari individu 1 pada generasi ke-n. Jumlah keturunan yang lahir pada generasi ke-n + 1 merupakan jumlahan dari banyaknya keturunan yang lahir dari individu ke-1 sampai individu ke-x n pada generasi ke-n. Jumlah seluruh keturunan yang lahir sampai generasi ke-n dinyatakan dengan Z n dan ditampilkan pada persamaan { Xn i=1 Z(t) = X(i) n τ (4.2) 1, n < τ. Nur Alfiani Santoso 4 2016

Feller [3] menjelaskan beberapa contoh penerapan proses percabangan yang dapat diterapkan dalam kehidupan, dari beberapa contoh yang dijelaskan dapat diketahui bahwa banyaknya keturunan yang lahir tiap satuan waktu dapat mendekati karakteristik suatu distribusi tertentu, salah satu distribusi yang banyak ditemukan dalam kehidupan adalah distribusi Poisson. Distribusi Poisson adalah distribusi bersifat diskret yang merupakan pengembangan dari distribusi binomial. Fungsi densitas probabilitas (p.d.f) dari distribusi Poisson ditunjukkan pada persamaan (3.2). Untuk mengetahui pola pemusatan dan pola penyebaran banyaknya individu lahir dapat digunakan p.g.f distribusi Poisson. Nilai p.g.f diperoleh dengan subtitusi persamaan (3.2) dalam persamaan (3.1) sehingga diperoleh P ξ (t) = E[t ξ ] = p k t k = e λ(1 t). Nilai rata-rata dan variansi dapat ditentukan menggunakan nilai p.g.f, menggunakan persamaan (3.3) untuk rata-rata dan persamaan (3.4) untuk variansi. Nilai rata-rata nilai Variansi µ ξ = E(ξ) = kp k = λ, σ 2 ξ = E[ξ 2 ] E[ξ] 2 = λ. Selain mengetahui nilai p.g.f, rata-rata dan variansi dari ξ dapat pula dicari nilai p.g.f, rata-rata dan variansi dari X n yang merupakan jumlahan dari banyaknya keturunan baru yang lahir dari setiap individu pertama sampai individu ke-n 1 menggunkan nilai p.g.f, rata-rata dan variansi dari ξ. Nilai p.g.f P n (t) = P [P [ [P (t)] ]] = e λ+λp n 1, rata-rata pada generasi ke-n dicari menggunakan persamaan (3.5) µ n = E(ξ Xn ) = µ n = λ n, (4.3) Nur Alfiani Santoso 5 2016

variansi pada generasi ke-n dicari menggunakan persamaan (3.6) σ 2 n = { λ 2n λ n, λ 1 λ 1 nλ, λ = 1. (4.4) 4.2. Penerapan. Pada penerapan ini data penyebaran penyakit influenza yang digunakan mengacu pada Longini et.al [4] dengan banyaknya populasi N = 2000 individu yang berada pada kawasan tertentu dan memiliki kemungkinan tertular influenza dengan nilai rata-rata penularan λ = 1.9. Waktu yang dibutuhkan untuk penyebaran virus influenza t = 4 hari. Data penyebaran penyakit influenza berkarakteristik distribusi Poisson dengan p adalah probabilitas seorang individu tertular penyakit influenza sebesar 0.5. Pada penelitian ini dicari banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza, ukuran populasi yang diwakili oleh rata-rata dan variansi, diambil sampel sampai generasi ke-10. Dengan bantuan software Mathematica 8.0 diperoleh banyaknya individu baru yang terbentuk dari satu individu induk untuk data berdistribusi Poisson, diambil sampel gambar pada pada generasi ke-1, 5, dan 10 yang disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Banyaknya individu pada (a) generasi ke-1, (b) generasi ke-5 dan, (c) generasi ke-10 dari proses percabangan penyebaran penyakit influenza Nur Alfiani Santoso 6 2016

Dari Gambar 1 (a) banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza dalam kurun waktu 4 hari sebanyak satu individu. Pada Gambar 1 (b) banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza pada generasi ke-5 dari satu induk dengan waktu setiap generasi 4 hari atau 20 hari kemudian sebanyak 8 individu. Pada Gambar 1 (c) banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza pada generasi ke-10 dari satu individu induk dengan waktu setiap generasi 4 hari atau 40 hari kemudian sebanyak 165 individu. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa banyaknya individu baru yang tertular di setiap generasi mengalami peningkatan. Ukuran populasi dari data penyebaran penyakit influenza yang diterapkan dalam proses percabangan perlu diketahui agar dapat dilakukan analisis. Ukuran populasi dapat diwakili dengan rata-rata dan variansi dari data. Nilai ratarata dan variansi dapat dicari menggunakan p.g.f dari distribusi Poisson sesuai persamaan 4.3 dan 4.4. Data banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza, rata-rata dan variansi sampai generasi ke-10 ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza, rata-rata dan variansi Generasi ke- Banyaknya Individu Rata-Rata Variansi 1 1 1.9 1.9 2 2 3.61 10.469 3 2 6.859 44.652 4 5 13.032 174.227 5 8 24.761 653.718 6 13 47.046 2406.962 7 29 89.387 8778.5282 8 49 169.836 31860.465 9 86 322.688 115338.348 10 165 613.107 416985.314 Dari Tabel 1 dapat dilihat banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza serta perubahan rata-rata dan variansi di setiap generasi. Banyaknya individu yang tertular influenza dari generasi ke generasi mengalami peningkatan. 5. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan. Nur Alfiani Santoso 7 2016

(1) Proses percabangan untuk mengetahui banyaknya individu pada generasi tertentu dituliskan pada persamaan (4.1) dan jumlah seluruh individu baru sampai generasi tertentu dituliskan pada persamaan (4.2). (2) Penerapan dengan nilai parameter yang mengacu pada Longini [4] mengenai penyebaran penyakit influenza merupakan proses percabangan menggunakan fungsi pembangit probabilitas pada distribusi Poisson dengan banyaknya individu baru yang tertular penyakit influenza mengalami peningkatan dalam setiap peningkatan generasi artinya kesuksesan penyebaran penyakit influenza cukup besar. Daftar Pustaka [1] Allen, L. J. S., An Introduction to Stochastic Processes with Applications to Biology, Prentice Hall, Upper Saddla River, N.J., 2003. [2] Bain, L. J. and M. Engelhardt., Introduction to Probability and Mathematical statistics, Duxbury, 1992. [3] Feller, W., An Introduction to Probability Theory and Its Applications, Eugene Higgins Professor of Mathematics, Princenton University, 1950. [4] Longini, I. M.,M. E. Halloran, A. Nizam and Y. Yang, Containing Pandemic Influenza with Antiviral Agents, American Journal of Epidemilogy 159 (2004), 625-626. [5] Reluga, T. C., Branching Process and Noncommuting Random Variables in Population Biology, Canadian Applied Mathematics Quarterly 17 (2009), 394-395. [6] Taylor, Howard. M. and S. Karlin, An Introduction to Stochastic Modelling : revised edition, United States of America, 1994. [7] Walpole, R. E., R. H. Myers, S. L. Myers, and K. Ye, Probability Statistics for Engineers Scientist, Pearson, 2011. Nur Alfiani Santoso 8 2016