PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X MS 4 SMA NEGERI 2 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

III. METODE PENELITIAN

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

PENERAPAN INQUIRY MINDS WHAT TO KNOW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATERI PECAHAN DI MTsN LANGSA SKRIPSI MUKHLIS SYAHPUTRA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

---- ~,~ _~-

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA KIT FLUIDA STATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SUB MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MOJOSARI, MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

Oleh : WIWIN HENDRIYANI NIM

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Mer Ism Susant 22, Hobr 23, Toto Bara Setawan 24 Abstrack: Ths research type of ths research s Classroom Actons Research whch consst of two cycles, there are two class n each cycles. The data collecton methods are ntervew, documentaton, observaton, and test. The purpose of ths research s to reduce students mstake durng solvng problem n the trangle and quadrlateral topc. We wll use Mssour Mathematcs Project (MMP) learnng model n each meetngs. The subject of research s students of VII D class SMPN 7 Jember n academc year 2012/2013. The data we analys are teacher s and students learnng actvtes, the percentage of student s mstake, and the effectvty of MMP. The result of research ndcate that the result of learnng actvty ncrease of student s actvty of cycle I reach 82,4% and cycle II reach 92,0%. Whle the student s mstakes of fnal test at cycle I reach 50,5% and cycle II 28,6%. So, the mode of teachng can ncrease student s actvty and decrease the student s mstakes. Key Words: Mssour Mathematcs Project, trangle and quadrlateral topc, students actvtes, percentage of student s mstake PENDAHULUAN Penddkan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta ddk secara aktf mengembangkan potens dalam drnya sehngga mampu menghadap setap perubahan yang terjad akbat adanya kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog. Menurut Djamarah dan Zan (2006: 44) kegatan belajar mengajar adalah nt kegatan dalam penddkan. Segala sesuatu yang telah dprogramkan akan dlaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegatan belajar mengajar akan melbatkan semua komponen pengajaran, kegatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah dtetapkan dapat dcapa. Hasl dar sebuah pembelajaran d kelas dtunjukkan dengan prestas belajar yang dcapa sswa. Dalam kegatan belajar mengajar d sekolah serng djumpa beberapa masalah. Banyak djumpa sswa mempunya nla rendah dalam sejumlah 22 Mahasswa Prod Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember 23 Dosen Prod Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember 24 Dosen Prod Penddkan Matematka FKIP Unverstas Jember

64 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014 mata pelajaran, khususnya pembelajaran matematka. Banyak faktor yang menyebabkan sswa memperoleh nla d bawah standar yang dtetapkan, salah satunya karena kesalahan sswa dalam mengerjakan soal. Kesalahan yang basa dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan soal matematka antara lan kesalahan konsep teorema, kesalahan penggunaan data, kesalahan tekns, kesalahan dan kesalahan acaknya. Berdasarkan hasl wawancara dengan guru bdang stud matematka d SMP Neger 7 Jember, kesalahan yang palng banyak dtemukan pada sswa kelas VII D adalah kesalahan karena sswa tdak menyelesakan soal atau hanya menuls kembal soal d lembar jawaban pada mater yang berkatan dengan geometr. Kesalahan tersebut terjad karena kurangnya pemahaman konsep pada sswa. Selan tu, kesalahan yang dlakukan sswa juga dapat terjad karena kurangnya keteltan sswa dalam mengerjakan soal serta kurangnya lathan yang dberkan kepada sswa. Oleh karena tu, penelt tertark untuk melakukan peneltan yang bertujuan mengatas kesalahan sswa dalam menyelesakan soal-soal pada mater segtga dan segempat Proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran matematka akan lebh efektf dan bermakna apabla sswa berpartspas aktf. Salah satu cr keefektfan dalam proses belajar mengajar adalah adanya keterlbatan atau partspas sswa dalam proses belajar mengajar. Banyak model pembelajaran yang merangsang sswa untuk belajar mandr, kreatf, dan lebh aktf dalam mengkut kegatan pembelajaran. Dantara model pembelajaran yang bsa dgunakan dalam pembelajaran matematka yang member kesempatan kepada sswa untuk belajar mandr, kreatf, dan lebh aktf adalah dengan model Mssour Mathematcs Project (MMP). Convey (dalam Krsmanto, 2003: 11) menyebutkan tahap-tahap dar model pembelajaran MMP adalah adalah revew, pengembangan, lathan terkontrol (belajar kooperatf), kerja mandr dan penugasan/pr. Tahapan-tahapan pada model pembelajaran MMP n dharapkan dapat mengurang kesalahan sswa dalam menyelesakan soal. Tahap lathan terkontrol dharapkan mengurang kesalahan teorema dan kesalahan penggunaan data yang basa dlakukan sswa karena pada tahap n sswa mengerjakan LKS untuk menemukan kembal rumus yang telah dketahu dan dalam LKS yang dberkan juga terdapat contoh soal dserta langkah penyelesaannya. Tahap

Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs 65 kerja mandr dharapkan dapat mengurang kesalahan teknk dan kesalahan penggunaan data karena pada tahap n sswa banyak berlath mengerjakan soal. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu peneltan yang dplh adalah SMP Neger 7 Jember pada saat semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dengan subjek peneltannya adalah sswa kelas VII D semester genap SMP Neger 7 Jember yang berjumlah 42 sswa. Pendekatan yang dgunakan dalam peneltan n adalah pendekatan kualtatf. Jens peneltan n adalah peneltan tndakan kelas (PTK) yatu peneltan yang bersfat kolaboratf atau kooperatf, artnya dalam pelaksanaannya selalu terjad kerja sama antara penelt (guru) dan phak lan dem tercapanya tujuan peneltan. Dalam PTK, guru berperan sebaga penelt sekalgus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu dubah. Kemms & McTaggart (dalam Sunard, 2010: 13) menyatakan bahwa peneltan tndakan kelas berbentuk spral dengan masng-masng sklus terdr dar empat tahap, yatu perencanaan, tndakan, observas, dan refleks. Peneltan n drancang menggunakan dua sklus, Teknk pengumpulan data adalah cara-cara yang dgunakan untuk mengumpulkan data. Data peneltan dperoleh dengan menggunakan teknk wawancara, dokumentas, observas dan tes. Dalam peneltan n, data yang danalss adalah aktvtas guru dan aktvtas sswa selama penerapan model pembelajaran MMP, persentase tap jens kesalahan sswa, dan efektvtas model pembelajaran MMP untuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal segtga dan segempat. 1. Rumus persentase aktvtas guru dan sswa dapat: Q a 100%, = 1, 2 R Keterangan: a = Persentase keaktfan 1 = Guru 2 = Sswa Q = Jumlah skor tap ndkator yang dperoleh N = Jumlah skor maksmum tap ndkator Kategor aktvtas sswa dan guru pada Tabel 1. Tabel 1 : Kategor Aktvtas Sswa dan Guru Persentase Krtera 82 % 100 % Sangat aktf

66 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014 63 % < 82 % Aktf 44 % < 63 % Cukup Aktf 25 % < 44 % Tdak aktf 2. Persentase tap jens kesalahan sswa dapat dcar dengan rumus: n P 100% N s Keterangan: P = presentase kesalahan sswa ; = 1, 2, 3, 4 (jens jens kesalahan) n = jumlah kesalahan yang dlakukan sswa untuk tap jens kesalahan N = jumlah seluruh sswa yang mengut tes s = jumlah soal tes Dengan kategor persentase jens kesalahan sepert pada Tabel 2 berkut : Tabel 2 Klasfkas persentase jens kesalahan Kategor Nla Sangat Tngg P 55% Tngg 40% P < 55% Cukup Tngg 25% P < 40% Rendah 10% P < 25% Sangat Rendah P < 10% Sutejo (dalam Fathurros, 2012) 3. Efektvtas model pembelajaran MMP untuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal kubus dan balok dapat dcar menggunakan rumus: N1 N 2 100% N1 Keterangan: = persentase efektftas pembelajaran N 1 = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tes pertama N = jumlah seluruh kesalahan yang dlakukan sswa pada tes kedua 2 Krtera efektvtas model pembelajaran MMP adalah sebaga berkut: Tabel 3. Klasfkas Efektvtas Pembelajaran Presentase Kategor 75% 100% Sangat efektf 50% 75% Efektf 25% 50% Cukup efektf 25% Tdak efektf Depdkbud (dalam Nngtyas, 2012)

Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs 67 HASIL DAN PEMBAHASAN Peneltan n merupakan peneltan tndakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk mendeskrpskan penerapan dan temuan-temuan yang dperoleh dar penerapan model pembelajaran MMP pembelajaran sub pokok bahasan segtga dan segempat, kecenderungan kesalahan yang dlakukan sswa dalam menyelesakan soal sub pokok bahasan segtga dan segempat, dan efektvtas model pembelajaran MMP untuk segtga dan segempat. Model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) merupakan suatu model pembelajaran yang terstruktur sepert halnya Struktur Pengajaran Matematka (SPM). Ada lma langkah dalam model pembelajaran MMP n, yatu revew, pengembangan, lathan terkontrol, kerja mandr dan proyek/ pekerjaan rumah. Pada tahap revew, guru mengngatkan sswa tentang mater sebelumnya atau mater yang berkatan dengan yang akan dbahas. Selan tu, jka ada pekerjaan rumah (PR), pada tahap revew juga dlakukan pembahasan mengena PR yang danggap sult. Pada tahap pengembangan, guru menyampakan tujuan pembelajaran, menyampakan mater baru dengan berdskus nteraktf dengan sswa. Dengan adanya dskus nteraktf antara guru dan sswa, aktvtas sswa dan guru mengalam penngkatan. Pada tahap lathan terkontrol, guru mengorgansaskan sswa menjad beberapa kelompok belajar yang terdr dar 4 5 sswa dan membagkan LKS untuk dkerjakan secara berkelompok. Pada tahap n, guru juga membmbng sswa yang mengalam kesultan dalam mengerjakan soal-soal matematka, sehngga dharapkan dapat mengurang kesalahan-kesalahan yang dlakukan sswa dalam mengerjakan soal-soal matematka. Dengan mengerjakan LKS, sswa dapat benar-benar memaham konsep mengena mater yang telah dajarkan karena sswa belajar untuk menemukan kembal rumus yang telah dketahu sehngga dapat mengurang kesalahan teorema yang dlakukan sswa saat mengerjakan soal. Dalam LKS juga dberkan contoh soal dserta langkah-langkah penyelesaan yang bertujuan untuk mengontrol sswa dalam menyelesakan soal. Langkah-langkah penyelesaan yang dberkan bertujuan untuk mengurang kesalahan penggunaan data yang basa dlakukan sswa. Kegatan n dapat menngkatkan keteltan sswa.

68 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014 Pada tahap kerja mandr guru memberkan lathan soal kepada sswa untuk dkerjakan secara mandr. Kegatan n dlakukan untuk mendorong sswa agar semakn terlath dan telt dalam mengerjakan soal. Semakn banyak sswa berlath mengerjakan soal, sswa akan semakn telt dan kesalahan tekns yang dlakukan sswa dapat berkurang. Selan tu pemberan lathan juga dapat membuat sswa terbasa mengerjakan soal, sehngga kesalahan karena sswa tdak mengerjakan soal atau tdak menyelesakan soal dapat berkurang. Peneltan n dmula dengan memberkan tes awal sklus I kepada seluruh sswa kelas VII D. pemberan tes n bertujuan untuk mengetahu tngkat pemahaman sswa dalam menyesakan soal-soal sub pokok bahasan kellng dan luas perseg panjang dan jajar genjang, sehngga dperoleh kesalahan yang dlakukan sswa sebelum penerapan model pembelajaran MMP. Setelah tes awal sklus I, pembelajaran sklus I dlaksanakan. Pada pertemuan I, persentase aktvtas guru mencapa 80,0% yang termasuk sangat aktf dan menngkat pada pertemuan II menjad 84,8% yang termasuk kategor sangat aktf. Persentase ratarata aktvtas guru pada sklus I adalah 82,4% yang termasuk kategor sangat aktf. Pada pertemuan III, persentase aktvtas guru mencapa 90,1% yang termasuk kategor sangat aktf dan menngkat pada pembelajaran 4 menjad 93,9% yang tetap termasuk kategor sangat aktf. Persentase rata-rata aktvtas guru pada sklus II adalah 92,0% yang termasuk kategor sangat aktf. Jad secara keseluruhan, rata-rata persentase aktvtas guru dar sklus I ke sklus II mengalam penngkatan. Pada pertemuan I, rata-rata aktvtas sswa selama pembelajaran sebesar 74,0% dan tergolong kategor aktf. Pada pertemuan II, rata-rata aktvtas sswa menngkat menjad 78,7% dan mash tergolong kategor aktf. Jad, persentase keaktfan sswa yang mengalam penngkatan dar pertemuan I ke pertemuan II. Hasl tersebut menunjukkan bahwa persentase aktvtas sswa selama sklus I mengalam penngkatan. Pelaksanaan pembelajaran sklus II dsesuakan dengan hasl refleks pada sklus I. Ada beberapa hal yang mash belum tercapa pada pembelajaran sklus I dan dperbak d sklus II. Pada pertemuan III, rata-rata aktvtas sswa sebesar 83,6% dan tergolong kategor sangat aktf meskpun mash ada sebagan kecl sswa yang tdak memperhatkan dan tdak mendengarkan penjelasan guru serta rama dalam berdskus. Pada pertemuan IV, rata-rata aktvtas sswa sebesar 87,9% dan tetap tergolong sangat

Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs 69 aktf sepert pada pertemuan III. Jad, persentase keaktfan sswa mengalam penngkatan dar pertemuan III ke pertemuan IV. Hasl tersebut menunjukkan bahwa persentase aktvtas sswa selama sklus II mengalam penngkatan. Pada sklus I, persentase rata-rata aktvtas sswa mencapa 76,4% yang termasuk kategor aktf dan menngkat pada sklus II menjad 85,8% yang termasuk kategor sangat aktf. Jad secara keseluruhan, rata-rata aktvtas sswa dar sklus I ke sklus II mengalam penngkatan. Selan dapat menngkatkan aktvtas guru dan aktvtas sswa, pembelajaran n juga dapat menngkatkan kemampuan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat. Hal n terlhat dengan berdtunjukkan dengan berkurangnya kurangnya persentase kesalahan yang dlakukan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat. Berdasarkan hasl tes awal sklus I mengena mater kellng dan luas perseg panjang dan jajar genjang, dapat dperoleh kesalahan penggunaan data sebesar 15,5%, kesalahan teorema sebesar 17,8%, kesalahan teknk sebesar 16,1%, dan kesalahan acak sebesar 39,9%. Pada tes akhr sklus I mengena mater kellng dan luas perseg panjang dan jajar genjang, dapat dketahu kesalahan penggunaan data sebesar 8,3%, kesalahan teorema sebesar 7,7%, kesalahan teknk sebesar 7,7%, dan kesalahan acak sebesar 26,8%. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase kesalahan pada tes awal sklus I mengalam penurunan pada tes akhr sklus I. Berdasarkan hasl tes awal sklus II mengena mater kellng dan luas segtga, dperoleh kesalahan penggunaan data sebesar 12,5%, kesalahan teorema sebesar 13,7%, kesalahan teknk sebesar 11,3%, dan kesalahan acak sebesar 34,5%. Pada tes akhr sklus II mengena mater kellng dan luas segtga, dperoleh kesalahan penggunaan data sebesar 5,4%, kesalahan teorema sebesar 7,1%, kesalahan teknk sebesar 4,2%, dan kesalahan acak sebesar 11,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase kesalahan pada tes awal sklus II mengalam penurunan pada tes akhr sklus II. Berkurangnya persentase tap jens kesalahan sswa berdasarkan data hasl analss tes tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kogntf sswa menngkat setelah penerapan model pembelajaran MMP. Selan pemberan tes, wawancara juga dlakukan kepada sswa yang melakukan kesalahan terbanyak untuk tap jens kesalahan. Dar hasl wawancara, sswa mengaku mengaku senang dan tertark dengan penerapan model

70 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014 pembelajaran MMP d kelasnya karena dengan penerapan model pembelajaran MMP, sswa mendapat lebh banyak soal lathan sehngga sswa semakn serng berlath menyelesakan soal-soal. Selan tu, dar hasl wawancara, dapat dketahu alasan sswa melakukan kesalahan yatu karena beberapa faktor berkut: tdak belajar sebelum pelaksanaan tes sehngga mengerjakan asal-asalan, kurang telt dalam menghtung, terburu-buru karena waktu mengerjakan tes akhr akan berakhr. Berdasarkan uraan d atas, dapat dsmpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) dalam pembelajaran efektf untuk mengatas kesalahan sswa menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat karena aktvtas sswa menngkat dar pertemuan I sampa pertemuan IV dan semua persentase setap jens kesalahan sswa dalam menyelesakan soal tes akhr kurang dar 25% serta persentase efektvtas pembelajaran telah melebh 50%. Hasl peneltan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) dapat dgunakan sebaga salah satu alternatf metode pembelajaran yang dapat dterapkan d kelas.. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasl peneltan dan pembahasan yang telah durakan pada bab sebelumnya, dperoleh beberapa kesmpulan sebaga berkut. a. Penerapan model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) pada sub pokok bahasan segtga dan segempat d kelas VII D SMP Neger 7 Jember dapat mengatas kesalahan sswa mengerjakan soal sub pokok bahasan segtgan dan segempat. b. Berdasarkan hasl analss data mengena persentase kesalahan yang dlakukan sswa dalam menyelesakan soal pada sub pokok bahasan segtga dan segempat, jumlah kesalahan yang dlakukan sswa pada tes awal sklus I sebanyak 150 atau 89,3% dan menurun pada tes akhr sklus I menjad 85 atau 50,5%. Jumlah kesalahan yang dlakukan sswa d sklus II pada tes awal sklus II sebanyak 121 atau 72,0% dan menurun pada tes akhr sklus II menjad 48 atau 28,6%. c. Efektvtas model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP) untuk mengatas sswa menyelesakan soal pada subpokok bahasan segtga dan segempat kelas VII DSMP Neger 7 Jember semester genap tahun ajaran

Mer dkk : Penerapan Model Pembelajaran Mssour Mathematcs 71 2012/2013 pada sklus I sebesar 43,3% yang termasuk kategor cukup efektf, sedangkan pada sklus II mencapa 57,0% yang termasuk kategor efektf. Berdasarkan pembahasan dan kesmpulan dar peneltan n, dapat dtemukan beberapa hal yang perlu dsarankan berkatan dengan penerapan model pembelajaran Mssour Mathematcs Project (MMP), yatu: a. pembelajaran matematka dengan menerapkan model pembelajaran MMP dapat djadkan sebaga alternatf metode pembelajaran d kelas agar sswa bsa semakn banyak mengerjakan lathan soal. b. agar kesalahan yang dlakukan oleh sswa dalam menyelesakan soal dapat dmnmalsr, guru perlu memberkan bmbngan agar sswa lebh telt dalam menyelesakan soal dan membasakan dr untuk memerksa kembal hasl pekerjaannya; serta c. hendaknya guru selalu memberkan bmbngan dan motvas yang berkesnambungan dalam proses pembelajaran d kelas, agar sswa tetap bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaful Bahr dan Zan, Aswan. 2006. Strateg Belajar Mengajar (Eds Revs). Jakarta: PT. Rneka Cpta. Fathurros. 2012. Penerapan teor Gal pern untuk Menurunkan Tngkat Kesalahan Sswa dalam Menyelesakan Soal Subpokok bahasan sudut pada Sswa Kelas VIIA Semester Genap SMP Neger 3 Bangsalsar Jember tahun Ajaran 2011/2012. Tdak Dpublkaskan. Skrps. Jember: Unverstas Jember. Krsmanto. 2003. Beberapa teknk, Model, dan Strateg dalam Pembelajaran Matematka. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematka. Nngtyas, Dev Yunart. 2012. Penerapan Model CORE (Connectng, Organzng, Reflectng, and Extendng) dalam Mengatas kesalahan Sswa menyelesakan Soal Matematka Komposs Invers Fungs Kelas XI d SMA Neger 3 Jember Tahun Ajaran 2011/2012. Tdak Dpublkaskan. Skrps. Jember: Unverstas Jember. Sunard. 2010. Peneltan Tndakan Kelas. Jember: Unverstas Jember.

72 Kadkma, Vol. 5, No. 2, hal 63-72, Agustus 2014