BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog dalam bdang ndustr d Indonesa berkembang dengan pesat, sehngga menghaslkan mesn dan alat-alat canggh yang berguna sebaga alat bantu untuk produks. Semua kemajuan teknolog n mempunya potens bahaya. Oleh karena tu dperlukan peran dar ahl Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara optmal agar dapat memnmalsr bahaya yang ada d tempat kerja, bak d kantor, ndustr, maupun d proyek dan secara langsung dapat menngkatkan knerja pekerja dengan optmal. Alat Pelndung Dr (APD) adalah seperangkat alat yang dgunakan oleh tenaga kerja untuk melndung seluruh / sebagan tubuhnya terhadap kemungknan adanya potens bahaya / kecelakaan kerja. APD dpaka sebaga upaya terakhr dalam usaha melndung tenaga kerja apabla usaha rekayasa (engneerng) dan admnstratf tdak dapat dlakukan dengan bak. Namun pemakaan APD bukanlah penggant dar kedua usaha tersebut, namun sebaga usaha akhr. Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasl apabla dmula dar memperbak manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudan, praktek dan konds d bawah standar merupakan penyebab terjadnya suatu kecelakaan dan merupakan gejala penyebab utama terjadnya akbat kesalahan manajemen. Pelathan untuk para pekerja dalam pemakaan alat pelndung dr juga perlu dlaksanakan sehngga APD n bsa dpaka dengan benar dan efektf. APD harus sesua standard desan yang ada sepert Amercan Natonal Standard
Insttute (ANSI), Occupatonal Safety and Health Admnstraton (OSHA), Natonal Fre Protecton Agency (NFPA), dll. D dalam UU NO.1 tahun 1970 bab X tentang Keselamatan Kerja, bahwa Kewajban pengurus yang djelaskan pada UU no 1 tahun 1970 adalah: Menyedakan secara cuma-cuma, semua APD yang dwajbkan pada tenaga kerja yang berada d bawah pmpnanya dan menyedakan bag setap orang lan yang memasuk tempat kerja tersebut, dserta dengan petunjukpetunjuk yang dperlukan menurut petunjuk pegawa pengawas atau ahl keselamatan kerja Perusahaan mempunya hak untuk mewajbkan kepada semua karyawan untuk memaka APD yang telah dsedakan sepert yang tercantum pada uu no.1 tahun 1970 bab IX tentang Keselamatan Kerja. Kewajban bla memasuk tempat kerja pada pasal 13, yatu, barang sapa akan memasuk suatu tempat kerja, dwajbkan mantaat semua petujuk keselamatan kerja dan memaka APD. Kesehatan kerja secara khusus menngkatkan kualtas hdup tenaga kerja melalu berbaga upaya penngkatan kesehatan, pencegahan gangguan kesehatan, atau penyakt yang mungkn dalam oleh tenaga kerja akbat pekerjaan atau tempat kerja. Kesehatan kerja bertujuan untuk menngkatkan dan memelhara kesehatan guna menngkatkan kapastas kerja, mencegah penyakt pada pekerja sebaga akbat dar konds kerjanya, penempatan dan pemelharaan pekerja dalam lngkungan kerja sesua dengan fsk dan pskologs. Sejalan dengan tujuan nlah maka pentng untuk dlakukan pemerksaan kesehatan kepada para
pegawa sebaga screenng terhadap status kesehatan mereka. Jelas tampak adanya korelas antara status kesehatan pegawa dengan produktvtas atau kerugan suatu nsttus atau organsas. Gangguan kesehatan pada pekerja dapat dsebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tdak berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demkan dapat dkatakan bahwa status kesehatan masyarakat pekerja dpengaruh tdak hanya oleh bahaya kesehatan d tempat kerja dan lngkungan kerja tetap juga oleh faktor-faktor pelayanan kesehatan kerja, perlaku kerja serta faktor lannya. Konds lngkungan kerja (msalnya, pansa, bsng, debu, zat-zat kma dan lan-lan) dapat merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara sendr-sendr atau bersama-sama dapat menmbulkan gangguan atau penyakt akbat kerja. 1 Hlangnya pendengaran adalah kejadan umum d tempat kerja dan serng dhraukan karena gangguan suara tdak mengakbatkan luka. Alat pelndung telnga bekerja sebaga penghalang antara bsng dan telnga dalam. Pemakaan alat pelndung dr merupakan plhan terahr yang harus dlakukan, alat pelndung dr yang dpaka harus mampu mengurang kebsngan hngga mencapa level TWA atau kurang dar 85 db. Bsng dalam kesehatan kerja dartkan sebaga suara yang dapat menurunkan pendengaran bak secara kuanttatf ( penngkatan ambang 1 Anonym, Dambl dar www.fansanova Health Safety Envronment_ Alat Pelndung Dr _ Ear_Hearng Protecton.mht, pada tgl 5.12.2009
pendengaran ) maupun secara kualtatf ( penyemptan sepektrum pendengaran ). Berkatan dengan faktor ntenstas, frekuens, duras dan pola waktu, Kebsngan ddefnskan sebaga "suara yang tak dkehendak, msalnya yang merntang terdengarnya suara-suara, musk dsb, atau yang menyebabkan rasa sakt atau yang menghalang gaya hdup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknk Internasonal Bab 801:Akustkal dan elektroakustk)". Ear Muff melndung telnga dar kebsngan dengan ntenstas suara yang sangat tngg atau terus menerus, dapat mengurang ntenstas suara 5-30%. Lngkungan kerja sepert d bengkel, pabrk, pembangkt tenaga lstrk dan lannya serng djumpa kebsngan yang cukup tngg, rata-rata d atas 95 db vs 80 db batas aman bag pendengaran manusa. Dengan tngkat kebsngan yang tngg, jka seseorang berada pada lngkungan tersebut terlalu lama dan berulang-ulang, maka resko kerusakan fungs pendengaran akan bertambah. Untuk tu sebaga pekerja d lngkungan kerja sepert tu harus memlk kesadaran yang tngg untuk melndung telnga mereka. Pertamna Instalas Jakarta Group merupakan unt penyaluran mnyak BBM Industr, kebutuhan rumah tangga dan BBM untuk transportas. Pertamna Instalas Jakarta Group dbag menjad 2 lokas yatu Instalas Jakarta Group- Depot Plumpang dan Instalas Tanjung Prok. Lokasn keduanya berada d daerah tanjung prok, Jakarta Utara. Instalas Jakarta Group kegatan utamanya adalah menyalurkan BBM untuk transportas atau menyalurkan BBM kepada SPBU untuk kemudan dgunakan untuk transportas umum dan prbad. Sedangkan untuk Instalas Tanjung Prok kegatannya utamanya adalah menyalurkan BBM Industr dan mnyak tanah bersubsd. Pengertan dar kamar
pompa sendr adalah tempat untuk menyalurkan produk bahan bakar mnyak (BBM) dar tangk pendam menuju fllng shed dan kokang., untuk kemudan dsalurkan ke konsumen. Masalah penyakt akbat kerja yang dsebabkan oleh kebsngan d PT Pertamna (Persero) sampa dengan saat belum dketemukan. Hal n dkarenakan pada saat pekerja akan bekerja mereka d tes kesehatan untuk mengetahu apakah mereka menderta penyakt sebelum mereka bekerja, dan setap 6 bulan sekal dadakan pengecekan (screenng) kesehatan mereka. Sehngga apabla ada salah satu dar tenaga kerja yang menderta penyakt akbat kebsngan maka tenaga kerja tersebut akan segera d rujuk ke ahlnnya. Berdasarkan data dan pengamatan penuls selama melakukan magang d PT Pertamna (Persero) d dapatkan hasl bahwa Perlaku tenaga kerja sendr dalam menggunakan ear muff tdak memperhatkan tentang penggunaan ear muff. Hal n dsebabkan mereka berfkr repot menggunakan ear muff padahal mereka hanya akan memerksa kamar pompa sebentar, sehngga penggunaan ear muff serngkal dsepelekan. Atas dasar pemkran tersebut dan permasalahan permasalahan d atas, maka perlu dlakukan peneltan tentang hubungan pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku penggunaan ear muff d PT Pertamna (PERSERO) Instalas Jakarta Group.
1.2. Identfkas Masalah Pengetahuan kesehatan kerja d tempat kerja dapat mengurang angka kesaktan akbat kerja dan dapat mencptakan suasana kerja yang nyaman, lngkungan kerja yang memenuh syarat serta melndung tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan. Dalam melakukan apapun sebenarnya kta beresko untuk mendapat gangguan kesehatan atau penyakt yang dtmbulkan oleh pekerjaan tersebut. Hal n merupakan problem bag para pekerja d berbaga sektor. Sebagan orang menyadar bahwa penyakt yang dderta besar kemungknannya karena pekerjaannya, tetap banyak yang tdak menyadar bahwa pekerjaan yang dtekunnnya sehar-har sebaga penyebab penyakt tertentu. Telnga merupakan organ vtal dar manusa yang sangat berguna dan senstf. Sebaga organ tubuh yang vtal, telnga tdak luput dar resko kerusakan akbat kerja. Umumnya kerusakan fungs telnga sebaga alat pendengaran adalah permanen. Sehngga proses rehabltasnya bas dkatakan sangat kecl kemungknannya. Oleh karena tu perlndungan terhadap organ yang satu n sangat dperlukan untuk mencegah rusaknya fungs pendengaran akbat lngkungan kerja. Kebsngan yang melebh ambang pendengaran dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama serta berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang menetap, gangguan pendengaran yang terjad akbat terpapar bsng dkenal sebaga gangguan pendengaran akbat bsng. Bagan sstm pendengaran yang menerma dampak negatf bsng adalah koklea (rumah sput) yang perannya teramat pentng sebaga sensor buny dar
luar. Bagan bagan koklea juga berperan dalam mendstrbuskan stmulus buny dar luar berdasarkan frekuens yang spesfk, Mula dar frekuens tngg dbagan basal sampa dengan frekuens rendah pada bagan apex (puncak) koklea. Selan tu koklea juga berfungs untuk merubah energ akustk menjad energ lstrk untuk dteruskan pada jarak pendengaran yang lebh tngg. Bagan koklea yang menerma dampak langsung dar bsng ada sel sel rambut luar (outer har cells). Sehubungan dengan bahasan datas maka saya mencoba membahas tentang hubungan pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku penggunaan ear muff d bagan kamar pompa PT Pertamna (Persero). Tngkat ntenstas kebsngan d kamar pompa PT Pertamna (Persero) Instalas Jakarta Group Depot Plumpang untuk ruang kamar pompa sebesar 92,0 dba dan dekat pompa no.15 sebesar 95 dba, untuk Instalas Tanjung Prok untuk ruang kamar pompa barat 84,10 dba dan d ruang kamar pompa tmur 92,10 dba. Saat memasuk kamar pompa tenaga kerja dwajbkan memaka APD standar yang dtetapkan oleh PT Pertamn (Persero), yatu safety boots, safety helmet, sarung tangan, dan ear muff sehngga tenaga kerja tdak langsung terpapar dengan sumber bahaya yang ada dkamar pompa. 1.3. Batasan Masalah Agar peneltan lebh terarah dan mendalam maka peneltan dbatas pada hubungan pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku penggunaan ear muff d bagan kamar pompa PT Pertamna (Persero).
1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan uraan pada latar belakang, dentfkas masalah dan batasan masalah d atas, maka penelt membuat rumusan masalah yatu Apakah ada hubungan pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku penggunaan ear muff d bagan kamar pompa PT Pertamna (Persero)? 1.5. Tujuan Peneltan 1.5.1. Tujuan Umum Mengetahu hubungan pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku penggunaan ear muff d bagan kamar pompa PT Pertamna (Persero) Instalas Jakarta Group. 1.5.2. Tujuan Khusus 1.5.2.1. Mengetahu perlaku penggunaan ear muff d PT Pertamna (Persero) Instalas Jakarta Group. 1.5.2.2. Mengetahu pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan d PT Pertamna (Persero) Instalas Jakarta Group. 1.5.2.3. Menganalss tentang pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku tenaga kerja d PT Pertamna (Persero) Instalas Jakarta Group.
1.6. Manfaat Peneltan 1.6.1. Bag Perusahaan Dharapkan dapat member masukan dan sumbangan pemkran untuk langkah selanjutnya dalam menghadap masalah-masalah yang berkatan dengan pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku penggunaan Ear muff. 1.6.2. Penelt Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pengetahuan tenaga kerja tentang bahaya kebsngan dengan perlaku penggunaan Ear muff dan dapat mempraktekan teor yang telah dberkan dbangku kulah dengan mendapatkan gambaran yang sebenarnya d lapangan. 1.6.3. Bag Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Unverstas Indonusa Esa Unggul Memberkan sumbangan fkran dan nformas yang dapat djadkan bahan pertmbangan bag peneltan selanjutnya.