LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan diberikan istilah-istilah, definisi-definisi dan identitas-identitas

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran bertempat di

LANDASAN TEORI. disebut dengan suku-suku. Perubahan antara suku-suku berurutan ditentukan oleh

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

Matematika Bahan Ajar & LKS

SOLUSI BILANGAN BULAT SUATU PERSAMAAN DIOPHANTINE MELALUI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS ABSTRACT

Materi W6b BARISAN DAN DERET. Kelas X, Semester 2. B. Barisan dan Deret Aritmatika.

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

Pada barisan bilangan 2, 7, 12, 17,., b = 7 2 = 12 7 = = 5. Pada barisan bilangan 3, 7, 11, 15,., b = 7 3 = 11 7 = = 4

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan.

BILANGAN BERPANGKAT. Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

Variasi Fraktal Fibonacci Word

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTINE DENGAN IDENTITAS BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS. Ayu Puspitasari 1, YD Sumanto 2, Widowati 3

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BARISAN DAN DERET 1. A. Barisan dan Deret Aritmatika 11/13/2015. Peta Konsep. A. Barisan dan Deret Aritmatika

MATEMATIKA SEKOLAH 2. MENENTUKAN POLA BARISAN BILANGAN & SUKU KE-n. Oleh : Novi Diah Wayuni ( ) Riswoto ( )

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi.

DETERMINAN. Determinan matriks hanya didefinisikan pada matriks bujursangkar (matriks kuadrat). Notasi determinan matriks A: Jika diketahui matriks A:

FILSAFAT SAINS Golden Rasio

Piramida Besar Khufu

I. PENDAHULUAN. diujikan. Bahkan, seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pun,

B. POLA BILANGAN 1. Pengertian pola bilangan Pola bilangan adalah aturan terbentuknya sebuah kelompok bilangan.

BY : DRS. ABD. SALAM, MM

MODUL 11 FUNGSI EKSPONENSIAL & LOGARITMA

Antiremed Kelas 09 Matematika

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

Kata kunci: definisi, relasi rekursi linier berkoefisien konstan, solusi relasi rekurensi, dan solusi homogen & partikelir

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Matematika Bahan Ajar & LKS

MATEMATIKA SEKOLAH 2

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin*

Pembuktian dengan Induksi Matematik

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012

MATERI POLA BILANGAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Matematika SMP 1 Dosen Pengampu : Koryna Aviory, S.Si., M.Pd

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

UJIAN NASIONAL UTAMA. SMP/MTs MATEMATIKA + - PREDIKSI TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Matematika SMP/MTs. Selasa, 24 April 2018 (

SOAL DAN JAWABAN TENTANG NILAI MUTLAK. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai Mutlak di bawah ini.

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 09 Matematika

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

KARTU SOAL URAIAN. KOMPETENSI DASAR (KD): 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmatika dan geometri

Relasi Rekursi. Matematika Informatika 4. Onggo

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1. Beda Barisan Aritmatika. b =.. RUMUS SUKU KE N: King s Learning Be Smart Without Limits

1) Perhatikan bentuk di bawah: U 1 U 2 U 3 U 4 U n 2, 5, 8, 11, dengan: U 3 = suku

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

BAB IV PENALARAN MATEMATIKA

Doc. Name: SPMB2007MATDAS999 Doc. Version :

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

MATEMATIKA PADA GAPURA BALI

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

Mencari Solusi Persamaan Rekursif Bilangan Catalan dengan Prinsip-prinsip Kombinatorial

PETUNJUK UMUM OLMIPA UB 2013 BIDANG MATEMATIKA

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS

BARISAN DAN DERET. Drs. CARNOTO, M.Pd. NIP Pola Barisan Bilangan

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

2.3 Algoritma Tidak Berhubungan dengan Bahasa Pemrograman Tertentu

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

[RUMUS CEPAT MATEMATIKA]

INDUKSI MATEMATIS Drs. C. Jacob, M.Pd Pengantar Apakah suatu formula untuk jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil

MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN

KHAIRUL MUKMIN LUBIS

Tata dan Dio bermain permainan bola di komputer. Bolabola itu bertuliskan bilangan-bilangan yang disusun seperti gambar berikut.

BAB V. PERTIDAKSAMAAN

SOLUSI BILANGAN BULAT PERSAMAAN DIOPHANTINE MELALUI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCCAS

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

Pola dan Barisan Bilangan

Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan

Metode Numerik Newton

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

Karena relasi rekurens menyatakan definisi barisan secara rekursif, maka kondisi awal merupakan langkah basis pada definisi rekursif tersebut.

Sistem Bilangan Riil

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut :

03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa

BARISAN DAN DERET ARITMETIKA

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

Logika Pembuktian. Matematika Informatika 3 Onggo

MAKALAH. Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan diberikan istilah-istilah, definisi-definisi dan identitas-identitas dari Bilangan Fibonacci, Bilangan Lucas dan Bilangan Gibonaccci. 2.1 Bilangan Fibonacci dan Beberapa Identitasnya Definisi 1: Barisan Fibonacci adalah barisan yang didefinisikan sebagai : [Benjamin et al,2003] Beberapa bilangan pada Barisan Fibonacci di antaranya 0,1,1, 2, 3, 5, 8,13, 21, 34, 55, 89,144, 233... Seperti telah disinggung pada bab sebelumnya, barisan Fibonacci mempunyai banyak keunikan. Tabel 2.1 memperlihatkan salah satu contohnya, bahwa untuk n semakin besar, nilai mendekati. Nilai lebih dikenal sebagai golden rasio. 5

Tabel 2.1 Perbandingan n n 1 1 1,0000000000 11 89 1,6180371353 2 1 2,0000000000 12 144 1,6180327869 3 2 1,5000000000 13 233 1,6180327869 4 3 1,6666666667 14 377 1,6180327869 5 5 1,600000000 15 610 1,6180327869 6 8 1,6250000000 16 987 1,6180344478 7 13 1,6153846154 17 1597 1,6180338134 8 21 1,6190476191 18 2584 1,6180340557 9 34 1,6176470588 19 4181 1,6180339632 10 55 1,6181818182 20 6765 1,6180339985 Selanjutnya akan didiskusikan beberapa identitas yang fundamental dalam Bilangan Fibonacci. Identitas 1 memperlihatkan bahwa jumlah n bilangan dari barisan Fibonacci sama dengan bilangan ke (n+2) dikurangi dengan 1. Identitas 1 : [Koshy,2001] Dengan menggunakan Definisi 1, didapat, sehingga : 6

Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : Untuk contoh,. Hasil ini dapat diverifikasi dengan melakukan penghitungan secara langsung. Untuk selanjutnya, pada Identitas 2 akan didiskusikan jumlah bilangan Fibonacci pada suku-suku yang genap, sedangkan pada Identitas 3 akan didiskusikan jumlah bilangan pada suku-suku ganjil. Sebagai contoh, dan melakukan penghitungan secara langsung.. Hasil ini dapat diverifikasi dengan Identitas 2 : [Koshy,2001] 7

Dengan menggunakan Definisi 1, didapat, sehingga :,, Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : Identitas 3 : [Koshy,2001] Dengan menggunakan Definisi 1, didapat, sehingga :, 8

Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : Identitas 4 merupakan identitas yang berkaitan dengan jumlah kuadrat dari setiap bilangan dari barisan Fibonacci. Identitas 4 : [Benjamin et al,2003] Bukti dengan menggunakan Induksi Matematika. Untuk n = 1, maka : Jadi hasil benar untuk n = 1. 9

Misalkan hasil juga benar untuk n = k : Untuk n = k + 1, maka : (Berdasarkan Definisi 1) Sehingga, pernyataan juga benar untuk n = k + 1. Identitas 5 : (Cassini ' s Formula) [Koshy,2001] Bukti dengan menggunakan Induksi Matematika. Untuk n = 1, maka : Jadi pernyataan benar untuk n = 1. Misalkan hasil juga benar untuk n = k : Untuk n = k+ 1, maka : (Berdasarkan Definisi 1) 10

(Berdasarkan Definisi 1) (Berdasarkan Definisi 1) (Berdasarkan Definisi 1) Berdasarkan Identitas 5 :, maka : Sehingga pernyataan juga benar untuk n = k + 1. 2.2 Bilangan Lucas dan Beberapa Identitasnya Definisi 2: Barisan Lucas adalah barisan yang didefinisikan sebagai : [Benjamin et al, 2003] Barisan Lucas merupakan barisan yang dikembangkan berdasarkan pola pada barisan Fibonacci. Perbedaan mendasar antara barisan Lucas dan barisan Fibonacci yaitu terletak pada suku pertamanya. Pada barisan Lucas, suku pertamanya adalah 2, sedangkan pada barisan Fibonacci adalah 0 atau 1. 11

Beberapa bilangan pada Barisan Lucas di antaranya 2,1, 3, 4, 7, 11,18, 29, 47,76,123,199,... Berikut ini adalah beberapa identitas dalam Bilangan Lucas. Identitas 6 dan Identitas 7 merupakan identitas hubungan antara bilangan Lucas dengan bilangan Fibonacci. Identitas 6 : [Dunlap, 2003] Bukti dengan Induksi Matematika. Untuk n = 1, maka : Jadi hasil benar untuk n = 1. Misalkan hasil juga benar untuk n = k : Untuk n = k + 1, maka : (Berdasarkan Definisi 2) (Berdasarkan Definisi 1) Sehingga pernyataan juga benar untuk n = k + 1. 12

Identitas 7 : [Dunlap, 2003] Menurut Identitas 6, dan berdasarkan Definisi 1,, maka : (Berdasarkan Definisi 1) Empat identitas berikutnya berkaitan dengan jumlah bilangan dari barisan Lucas. Pada Identitas 8 didiskusikan jumlah bilangan hingga suku ke-n, dan pada Identitas 9 didiskusikan jumlah bilangan pada suku-suku genap, sedangkan jumlah bilangan untuk suku-suku ganjil didiskusikan pada Identitas 10. Pada Identitas 11 didiskusikan jumlah kuadrat dari setiap bilangan pada barisan Lucas. Identitas 8 : [Koshy,2001] Dengan menggunakan Definisi 2, didapat, sehingga : 13

Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : Identitas 9 : [Koshy,2001] Dengan menggunakan Definisi 2, didapat, sehingga :,, 14

Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : Identitas 10 : Dengan menggunakan Definisi 2, didapat, sehingga :, Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : 15

Identitas 11 : [Dunlap, 2003] Bukti dengan menggunakan Induksi Matematika. Untuk n = 1, maka : Jadi hasil benar untuk n = 1. Misalkan hasil juga benar untuk n = k : Untuk n = k + 1, maka : (Berdasarkan Definisi 2) Sehingga pernyataan juga benar untuk n = k + 1. Identitas 12 : [Benjamin et al, 1999] 16

Bukti dengan menggunakan Induksi Matematika. Untuk n = 1, maka : Jadi pernyataan benar untuk n = 1. Misalkan hasil juga benar untuk n = k : Untuk n = k + 1, maka : (Berdasarkan Definisi 2) (Berdasarkan Definisi 2) (Berdasarkan Definisi 2) (Berdasarkan Definisi 2) Karena, maka : 17

Didapat : Sehingga pernyataan juga benar untuk n = k + 1. 2.3 Bilangan Gibonacci dan Beberapa Identitasnya Definisi 3: Barisan Gibonacci adalah barisan yang didefinisikan sebagai : [Benjamin et al, 2003] Sebagai contoh, jika, akan didapat barisan Fibonacci 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,... Jika, akan didapat barisan Fibonacci 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,... Jika, akan didapat barisan Lucas 2, 1, 3, 4, 7, 11, 18, 29,...Jika akan didapat barisan 3, 2, 5, 7, 12, 17, 29, 46,... Seperti halnya barisan Fibonacci dan barisan Lucas, barisan Gibonacci juga memiliki beberapa identitas. Berikut ini adalah beberapa identitas dalam Bilangan Gibonacci : Identitas 13 : [Dunlap, 2003] Dengan menggunakan Definisi 3, didapat, sehingga : 18

Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : Identitas 14 : [Dunlap, 2003] Dengan menggunakan Definisi 3, didapat, sehingga :,, 19

Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : Identitas 15 : [Dunlap, 2003] Dengan menggunakan Definisi 3, didapat, sehingga :, Jika ruas kiri dan ruas kanan masing-masing dijumlahkan secara simultan, akan didapat : 20

Identitas 16 : [Dunlap, 2003] Bukti dengan menggunakan Induksi Matematika. Untuk n = 1, maka : Jadi hasil benar untuk n = 1. Misalkan hasil juga benar untuk n = k : Untuk n = k + 1, maka : (Berdasarkan Definisi 3) 21

Sehingga pernyataan juga benar untuk n = k + 1. Identitas 17 : [Benjamin et al, 2000] Bukti dengan menggunakan Induksi Matematika. Untuk n = 1, maka : Jadi pernyataan benar untuk n = 1. Misalkan hasil juga benar untuk n = k : Untuk n = k + 1, maka : (Berdasarkan Definisi 3) (Berdasarkan Definisi 3) (Berdasarkan Definisi 3) 22

(Berdasarkan Definisi 3) Karena Maka : Didapat : Sehingga pernyataan juga benar untuk n = k + 1. 23