BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

IV METODE PENELITIAN

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

III. METODE PENELITIAN

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

BAB 2 LANDASAN TEORI

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun lahan yang dikuasai oleh negara. Hutan rakyat tersusun dari satuan

III. METODOLOGI PENELITIAN

LATIHAN SOAL KWU XII

ANALISIS PRAKELAYAKAN UNTUK MENCAPAI WISATA AGRO BERKELANJUTAN: Studi Kasus Agrowisata Bina Darma di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Pengembangan Model

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 2 TINJAUAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil (reurns) di waku yang akan daang, yang direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah sau uni di mana biaya maupun hasilnya dapa diukur. Terdapa berbagai pendapa mengenai pengerian proyek, salah saunya ialah menuru Gray, e al.(2005:1) proyek adalah kegiaan-kegiaan yang dapa direncanakan dan dilaksanakan dalam sau benuk kesauan dengan mempergunakan sumber-sumber unuk mendapakan manfaa. Adapun menuru Pudjosumaro (1995: 9-11) proyek merupakan suau rangkaian akivias yang dapa direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber-sumber (inpus), misalnya: uang dan enaga kerja, unuk mendapakan manfaa (benefis) aau hasil (reurns) di masa yang akan daang. Evaluasi proyek berujuan unuk memperbaiki pilihan invesasi karena sumber-sumber yang ersedia bagi pembangunan adalah erbaas sehingga diperlukan sekali adanya pemilihan anara berbagai macam proyek. Dari uraian ersebu maka proyek berari adalah serangkaian kegiaan yang erbaas pada ruangan, waku, dan lingkup lingkungan yang digunakan unuk memperoleh spesifikasi aau pengkhususan objek yang hendak 18 18

19 dilaksanakan. Dalam peneliian ini yang dianggap sebagai objek adalah pembangunan desa wisaa. Sedangkan evaluasi proyek adalah pemanauan aau pengawasan suau proyek aau kegiaan yang sedang aau akan dilakukan agar dapa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan lain dari diadakannya evaluasi proyek adalah unuk menganalisa suau proyek erenu, baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang, dan selesai dilaksanakan unuk bahan perbaikan dan penilaian pelaksanaan suau proyek. Alasan suau proyek perlu dievaluasi karena: 1) Analisa dapa digunakan sebagai ala perencanaan di dalam pengambilan kepuusan. 2) Analisa dapa digunakan sebagai pedoman aau ala di dalam pengawasan, apakah proyek nani dapa berjalan sesuai dengan direncanakan aau idak. Aspek-aspek persiapan dan evaluasi proyek yang harus diperhaikan pada seiap kegiaan proyek: a) Aspek eknis, yaiu aspek yang berhubungan dengan masukan (inpu) dan keluaran (oupu) yang akan digunakan sera dihasilkan di dalam suau proyek. b) Aspek sosial, yaiu aspek yang menyangku dampak (impac) sosial yang akan dicapai oleh suau proyek. c) Aspek finansial, yaiu aspek yang menyangku perbandingan anara pengeluaran uang dengan pemasukan uang dalam suau proyek.

20 d) Aspek ekonomis, yaiu aspek yang meliha suau kegiaan dari sudu perekonomian secara keseluruhan. Gambaran-gambaran yang rasional dari sesuau proyek unuk dipuuskan dapa aau idaknya dibiayai dalam program, elah dikembangkan berbagai macam indeks. Indeks-indeks ersebu disebu Krieria Invesasi. Jenis krieria invesasi ersebu adalah: Nilai Bersih Sekarang (Ne Presen Value/NPV), Rasio Manfaa Biaya Bersih (Ne Benefi Cos Raio/Ne B/C Raio), dan Tingka Pengembalian Inernal (Inernal Rae of Reurn/IRR). Arifin juga mengungkapkan bahwa manfaa dan biaya ada yang dapa dihiung secara kuaniaif (angible) dan yang idak dapa dihiung (inangible). Menuru Husnan dan Suwarsono (1994: 4) sudi kelayakan proyek adalah peneliian enang dapa idaknya suau proyek dilaksanakan dengan baik. Pengerian keberhasilan dapa diafsirkan berbeda-beda, ada yang menafsirkan dalam arian yang lebih erbaas, eruama dipergunakan oleh pihak swasa yang lebih bermina enang manfaa ekonomis suau invesasi. Ada juga yang mengarikan dalam arian yang lebih luas, eruama dipergunakan oleh pemerinah, aau lembaga nonprofi yang memperimbangkan berbagai fakor seperi manfaa bagi masyaraka luas yang bisa berwujud penyerapan enaga kerja, pemanfaaan sumber daya yang melimpah dan lain sebagainya.

21 2.2. Sudi Terkai 1. Pariwisaa Dalam ari luas, Damanik dan Weber (2006) memberi makna pariwisaa adalah sebagai kegiaan rekreasi di luar domisili unuk melepaskan diri dari pekerjaan ruin aau mencari suasana lain. Sebagai suau rangkaian akifias manusia, pariwisaa ialah fenomena mobilisasi manusia, barang, dan jasa yang sanga era kaiannya. Keeraan kaian ini erdiri dari banyak aspek, anara lain: organisasi, hubunganhubungan kelembagaan dan individu, kebuuhan layanan, penyediaan kebuuhan layanan, dan lain sebagainya. Pihak keiga pun sanga diharapkan perannya unuk iku melancarkan rangkaian kegiaan ini, agar konsumen (wisaawan) menjadi puas dan memiliki keinginan unuk kembali lagi berkunjung ke daerah ersebu. Semua ini merupakan rangkaian elemen yang saling mempengaruhi aau menjalankan fungsi-fungsi erenu sehingga pariwisaa ersebu dapa berjalan sebagaimana mesinya. Pendapa dari BPS yang dikuip oleh Mariana (1999:1-2) bahwa pariwisaa mempunyai peranan pening dalam pembangunan nasional, yaiu sebagai penghasil devisa, meraakan dan meningkakan kesempaan kerja dan pendapaan, memperkokoh persauan dan kesauan, sera budaya bangsa, seperi yang elah diamanakan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (1998) bahwa pengembangan pariwisaa, kecuali unuk menghasilkan devisa dan menambah

22 kesempaan penanaman modal, juga menambah volume penyerapan enaga kerja. Hal ini dimungkinkan karena kepariwisaaan sebagai upaya ekonomi, bukan saja pada modal, eapi juga pada karya. Dengan demikian, sekor pariwisaa mampu meningkakan penyerapan enaga kerja. Penyerapan ini erkai dengan peningkaan pariwisaa sebagai andalan yang mampu menggalakkan sekor lain yang erkai. Dari sisi ekonomi, menuru Damanik dan Weber (2006), pariwisaa muncul dari empa unsur pokok yang saling berkaian era dalam suau sisem, yakni: a. Perminaan aau kebuuhan b. Penawaran aau pemenuhan kebuuhan berwisaa iu sendiri c. Pasar aau kelembagaan yang berperan unuk memfasiliasi keduanya d. Pelaku aau akor yang menggerakkan keiga elemen diaas. Mengacu pada pendapa diaas, maka dapa diambil kesimpulan sederhana bahwa pariwisaa memiliki keerkaian era dengan ekonomi, demikian pula sebaliknya. Kondisi ini sanga era dengan kenyaaan yang erjadi di Indonesia, dimana pada daerah-daerah erenu masyarakanya sanga berganung pada pariwisaa. 2. Ekowisaa Damanik dan Weber (2006) mendefinisikan ekowisaa (ecoourism) sebagai kegiaan wisaa yang menaruh perhaian besar erhadap kelesarian sumber daya pariwisaa. Kelesarian sumber daya

23 pariwisaa ini lebih erkai dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dimana di dalam ekowisaa, keadaan inilah yang dijual kepada wisaawan. From, dikuip dari Damanik dan Weber (2006), menyusun iga konsep dasar yang lebih operasional mengenai ekowisaa, anara lain: a. Perjalanan oudoor dan di kawasan alam yang idak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dalam wisaa ini, segala perlengkapan yang digunakan biasanya ialah bahan yang ramah lingkungan, seperi lisrik dari enaga surya, rumah kayu, piring dari daun pisang, dan lain sebagainya. Kegiaan ini juga idak mengorbankan flora dan fauna, idak mengubah opografi lahan dan lingkungan sekiar, demikian juga budaya asli masyaraka sekiar pun eap erjaga kelesariannya. b. Wisaa ini menguamakan penggunaan fasilias-fasilias pendukung yang dicipakan dan dikelola oleh masyaraka sekiar. Prinsipnya, semua yang digunakan bukan merupakan perpanjangan angan dari pihak yang berasal dari luar lingkungan seempa. Ada beberapa conoh komponen yang erkai, seperi: ransporasi, makanan, ermasuk pula pemandu wisaa. Semua yang ada dan erliba di dalam rangkaian kegiaan ekowisaa ialah produk dan sumber daya lokal. c. Perjalanan wisaa ini menaruh perhaian besar pada lingkungan alam dan budaya lokal. Para wisaawan biasanya belajar banyak

24 dari masyaraka lokal, seperi misalnya: budaya, ada-isiada, cara mengolah makanan, upacara agama, dan lain sebagainya. Wisaawan pun idak menunu masyaraka lokal unuk mencipakan aau mengadakan perunjukkan berskala besar khusus unuk menyambu mereka, eapi mendorong mereka agar diberi peluang aau kesempaan unuk menyaksikan upacara dan perunjukkan yang sudah dimiliki aau akan dilaksanakan oleh masyaraka sekiar. 3. Desa Wisaa Menuru Brahmanyo (1999), sumber daya desa di Indonesia memiliki unsur keindahan (nauralbeauy), keaslian (originaliy), kelangkaan (scarciy), dan keuuhan (wholesomeness). Di samping iu, desa juga memiliki keanekaragaman flora dan fauna, agroekosisem dan gejala alam, ada-isiada yang dapa dijadikan sebagai objek daya arik wisaa bila dikemas secara apik dan menarik mina wisaawan unuk mengunjunginya. Desa yang sudah memiliki poensi alam ersebu harus dikemas dengan pengorganisasian yang rapi unuk menambahkan kegiaan-kegiaan di dalamnya. Kegiaan ersebu biasanya diambil dari kegiaan yang sehari-hari warga lakukan, seperi: membajak sawah, memandikan kerbau, belajar budidaya jamur, beernak bebek, dan lainnya. Terkai dengan permasalahan ekonomi, desa wisaa juga dibangun aas fakor keinginan unuk meningkakan kondisi perekonomian

25 masyaraka pedesaan. Desa-desa yang memiliki poensi unuk menarik kunjungan wisaawan dikembangkan menjadi Desa Wisaa. Desa harus dihidupkan, karena di siulah rakya miskin banyak berdiam dan inggal secara urun-emurun. Di fakor lainnya, sebagai akiba pembangunan yang selalu banyak yang dilakukan di perkoaan, kia meliha peningkaan urbanisasi, eruama para pemuda karena idak ersedianya kesempaan kerja di desa mereka. 2.3. Analisis Manfaa dan Biaya Analisis manfaa dan biaya digunakan unuk mengevaluasi mengenai penggunaan sumber-sumber ekonomi agar penggunaannya dapa dilakukan sesuai dengan rencana dalam mengerjakan/menghasilkan anpa banyak membuuhkan waku, enaga, maupun biaya (efficien). Unuk mengevaluasi efisiensi suau proyek langkah-langkah yang harus diambil adalah sebagai beriku (Mangkoesoebroo, 1993: 146): 1) Menenukan semua manfaa dan biaya dari proyek. 2) Menghiung manfaa dan biaya dalam rupiah. 3) Menghiung nilai bersih sekarang. Menuru Gray, e al. (2005: 83-93) ada beberapa meode pemilihan suau proyek yaiu Nilai Bersih Sekarang/NBS (Ne Presen Value/NPV) dan Rasio Manfaa Biaya/RMB (Ne B/C Raio). Meode NPV selengkapnya dapa diliha dalam BAB III skripsi ini.

26 2.4. Manfaa Finansial dan Biaya Finansial Proyek yang dielii bisa berbenuk proyek raksasa seperi pembangunan proyek lisrik enaga nuklir, sampai dengan proyek sederhana seperi membuka usaha jasa pengisian pulsa, aau dalam peneliian ini adalah pembangunan desa wisaa. Menuru Husnan dan Suwarsono (1994: 4-5) semakin besar proyek yang akan dijalankan maka semakin luas dampak yang erjadi. Dampak bisa berupa dampak ekonomis, bisa juga yang bersifa sosial, dengan demikian pada umumnya suau sudi kelayakan proyek menyangku iga aspek, yaiu: 1) Manfaa ekonomis proyek ersebu bagi proyek iu sendiri (sering juga disebu sebagai manfaa finansial). Yang berari apakah proyek iu dipandang cukup mengunungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek ersebu. 2) Manfaa ekonomis proyek ersebu bagi negara empa iu dilaksanakan (sering juga disebu sebagai manfaa ekonomi nasional). Yang menunjukkan manfaa proyek ersebu bagi ekonomi makro suau negara. 3) Manfaa sosial proyek ersebu bagi masyaraka sekiar proyek ersebu. 2.5. Biaya Oporunias (Opporuniy Cos) Biaya oporunias (Opporuniy Cos) didefinisikan dengan cara yang berbeda-beda. Beriku adalah pendapa beberapa para ahli enang pengerian biaya oporunias:

27 a) Menuru Pass dan Lowes (1994: 461) biaya oporunias (opporuniy cos) adalah ukuran dari biaya ekonomi dengan digunakannya sumber daya langka unuk memproduksi suau barang aau jasa erenu dalam kaiannya dengan alernaif lain yang harus dikorbankan. b) Menuru Samuelson dan Nordhaus (1992: 154) biaya oporunias dari suau indakan merupakan peluang yang hilang, aau biaya yang erjadi dengan melaksanakan indakan ersebu daripada melaksanakan alernaif erbaik. c) Menuru Gray, e al (2005: 45) biaya oporunias adalah benefi yang kia korbankan karena sejumlah sumber yang ada elah digunakan unuk kegiaan X, dan bukan kegiaan Y. Berdasarkan uraian di aas biaya oporunias berari adalah manfaa bersih yang dikorbankan karena sumber daya yang ada elah digunakan unuk pembangunan desa wisaa dan bukan unuk kegiaan lain yang paling baik. Kegiaan lain yang paling baik ersebu haruslah kegiaan lain yang mungkin unuk dilakukan aau dijalankan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. 2.6. Ala Analisis Keuangan a. Ne Presen Value (NPV) Keunungan neo suau usaha adalah pendapaan bruo dikurangi jumlah biaya. Maka, NPV suau proyek ialah selisih PV (Presen

28 Value) arus benefi dengan PV (Presen Value) arus biaya. Beriku ini adalah rumus Ne Presen Value (NPV): Ne Presen Value (NPV) n B C = = 0 1 ( + i) K Keerangan: K merupakan kapial yang digunakan pada periode B adalah penerimaan pada periode ke C adalah pengeluaran pada periode ke i adalah opporuniy cos of capial adalah periode proyek n adalah umur ekonomis proyek Dalam evaluasi proyek, anda proyek dinyaakan siap jalan ialah diunjukkan dengan nilai NPV yang sama aau lebih besar dari nol. Jika NPV = 0, berari proyek desa wisaa ini mengembalikan persis sebesar opporuniy cos of capial fakor produksi modal. Jika NPV lebih kecil dari nol, proyek idak dapa menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan maka dari iu, proyek harus diolak. Menuru Gray, e al. (2005: 83-93), hal ini memberi makna bahwa sumber-sumber yang seyogyanya digunakan unuk pengerjaan proyek ersebu dapa digunakan unuk menjalankan proyek lain yang lebih bermanfaa.

29 b. Inernal Rae of Reurn (IRR) Inernal Rae of Reurn (IRR) ialah Rae of Reurn aau ingka rendemen (implici) aas invesasi neo yang dihiung secara inuiif berdasarkan proyek erkai. Rumus dari Inernal Rae of Reurn (IRR) adalah sebagai beriku: Inernal Rae of Reurn (IRR): 0 = B C n = 0 1 ( + IRR) K Keerangan: K merupakan kapial yang digunakan pada periode B adalah penerimaan pada periode ke C adalah pengeluaran pada periode ke adalah periode proyek n adalah umur ekonomis proyek Jika ernyaa IRR suau proyek sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social discoun rae, maka NPV proyek ersebu adalah nol. Jika IRR lebih kecil daripada social discoun rae, berari NPV lebih kecil daripada nol. Oleh karena iu, menuru Gray, e al. (2005: 69-75) nilai IRR yang lebih besar aau sama dengan Oppruniy Cos of Capial menyaakan anda seuju unuk dijalankannya suau proyek, sedangkan jika nilai IRR yang lebih kecil dengan social discoun rae menyaakan anda idak seuju unuk dijalankannya suau proyek.

30 c. Profiabiliy Raio (PR) : Profiabiliy Raio (PR) ialah ala unuk mengukur kemampuan proyek unuk menghasilkan laba operasional secara relaif dibandingkan kapial. Profiabiliy Raio Adapun menuru Pudjosumaro (1995: 51) menunjukkan perbandingan anara penerimaan (benefi) dengan biaya modal (capial) yang digunakan seelah di-presen value. Angka perbandingan ini kadang-kadang dipakai sebagai perhiungan renabilias dari suau invesasi di aas ingka discoun rae. Rumus dari Inernal Rae of Reurn (IRR) adalah sebagai beriku: Profiabiliy Raio (PR) : n = 9 ( B C ) ( 1+ i) k ( 1+ i) Keerangan: K merupakan kapial yang digunakan pada periode B adalah penerimaan pada periode ke C adalah pengeluaran pada periode ke i adalah opporuniy cos of capial Profiabiliy Raio ini biasanya akan mendekai hasil dalam perhiungan Ne B/C Raio, sehingga proyek ini juga akan dipilih aau dijalankan jika PV/K > 1. Sebaliknya, apabila PV/K < 1, maka proyek ini diolak.