BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil (reurns) di waku yang akan daang, yang direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah sau uni di mana biaya maupun hasilnya dapa diukur. Terdapa berbagai pendapa mengenai pengerian proyek, salah saunya ialah menuru Gray, e al.(2005:1) proyek adalah kegiaan-kegiaan yang dapa direncanakan dan dilaksanakan dalam sau benuk kesauan dengan mempergunakan sumber-sumber unuk mendapakan manfaa. Adapun menuru Pudjosumaro (1995: 9-11) proyek merupakan suau rangkaian akivias yang dapa direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber-sumber (inpus), misalnya: uang dan enaga kerja, unuk mendapakan manfaa (benefis) aau hasil (reurns) di masa yang akan daang. Evaluasi proyek berujuan unuk memperbaiki pilihan invesasi karena sumber-sumber yang ersedia bagi pembangunan adalah erbaas sehingga diperlukan sekali adanya pemilihan anara berbagai macam proyek. Dari uraian ersebu maka proyek berari adalah serangkaian kegiaan yang erbaas pada ruangan, waku, dan lingkup lingkungan yang digunakan unuk memperoleh spesifikasi aau pengkhususan objek yang hendak 18 18
19 dilaksanakan. Dalam peneliian ini yang dianggap sebagai objek adalah pembangunan desa wisaa. Sedangkan evaluasi proyek adalah pemanauan aau pengawasan suau proyek aau kegiaan yang sedang aau akan dilakukan agar dapa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan lain dari diadakannya evaluasi proyek adalah unuk menganalisa suau proyek erenu, baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang, dan selesai dilaksanakan unuk bahan perbaikan dan penilaian pelaksanaan suau proyek. Alasan suau proyek perlu dievaluasi karena: 1) Analisa dapa digunakan sebagai ala perencanaan di dalam pengambilan kepuusan. 2) Analisa dapa digunakan sebagai pedoman aau ala di dalam pengawasan, apakah proyek nani dapa berjalan sesuai dengan direncanakan aau idak. Aspek-aspek persiapan dan evaluasi proyek yang harus diperhaikan pada seiap kegiaan proyek: a) Aspek eknis, yaiu aspek yang berhubungan dengan masukan (inpu) dan keluaran (oupu) yang akan digunakan sera dihasilkan di dalam suau proyek. b) Aspek sosial, yaiu aspek yang menyangku dampak (impac) sosial yang akan dicapai oleh suau proyek. c) Aspek finansial, yaiu aspek yang menyangku perbandingan anara pengeluaran uang dengan pemasukan uang dalam suau proyek.
20 d) Aspek ekonomis, yaiu aspek yang meliha suau kegiaan dari sudu perekonomian secara keseluruhan. Gambaran-gambaran yang rasional dari sesuau proyek unuk dipuuskan dapa aau idaknya dibiayai dalam program, elah dikembangkan berbagai macam indeks. Indeks-indeks ersebu disebu Krieria Invesasi. Jenis krieria invesasi ersebu adalah: Nilai Bersih Sekarang (Ne Presen Value/NPV), Rasio Manfaa Biaya Bersih (Ne Benefi Cos Raio/Ne B/C Raio), dan Tingka Pengembalian Inernal (Inernal Rae of Reurn/IRR). Arifin juga mengungkapkan bahwa manfaa dan biaya ada yang dapa dihiung secara kuaniaif (angible) dan yang idak dapa dihiung (inangible). Menuru Husnan dan Suwarsono (1994: 4) sudi kelayakan proyek adalah peneliian enang dapa idaknya suau proyek dilaksanakan dengan baik. Pengerian keberhasilan dapa diafsirkan berbeda-beda, ada yang menafsirkan dalam arian yang lebih erbaas, eruama dipergunakan oleh pihak swasa yang lebih bermina enang manfaa ekonomis suau invesasi. Ada juga yang mengarikan dalam arian yang lebih luas, eruama dipergunakan oleh pemerinah, aau lembaga nonprofi yang memperimbangkan berbagai fakor seperi manfaa bagi masyaraka luas yang bisa berwujud penyerapan enaga kerja, pemanfaaan sumber daya yang melimpah dan lain sebagainya.
21 2.2. Sudi Terkai 1. Pariwisaa Dalam ari luas, Damanik dan Weber (2006) memberi makna pariwisaa adalah sebagai kegiaan rekreasi di luar domisili unuk melepaskan diri dari pekerjaan ruin aau mencari suasana lain. Sebagai suau rangkaian akifias manusia, pariwisaa ialah fenomena mobilisasi manusia, barang, dan jasa yang sanga era kaiannya. Keeraan kaian ini erdiri dari banyak aspek, anara lain: organisasi, hubunganhubungan kelembagaan dan individu, kebuuhan layanan, penyediaan kebuuhan layanan, dan lain sebagainya. Pihak keiga pun sanga diharapkan perannya unuk iku melancarkan rangkaian kegiaan ini, agar konsumen (wisaawan) menjadi puas dan memiliki keinginan unuk kembali lagi berkunjung ke daerah ersebu. Semua ini merupakan rangkaian elemen yang saling mempengaruhi aau menjalankan fungsi-fungsi erenu sehingga pariwisaa ersebu dapa berjalan sebagaimana mesinya. Pendapa dari BPS yang dikuip oleh Mariana (1999:1-2) bahwa pariwisaa mempunyai peranan pening dalam pembangunan nasional, yaiu sebagai penghasil devisa, meraakan dan meningkakan kesempaan kerja dan pendapaan, memperkokoh persauan dan kesauan, sera budaya bangsa, seperi yang elah diamanakan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (1998) bahwa pengembangan pariwisaa, kecuali unuk menghasilkan devisa dan menambah
22 kesempaan penanaman modal, juga menambah volume penyerapan enaga kerja. Hal ini dimungkinkan karena kepariwisaaan sebagai upaya ekonomi, bukan saja pada modal, eapi juga pada karya. Dengan demikian, sekor pariwisaa mampu meningkakan penyerapan enaga kerja. Penyerapan ini erkai dengan peningkaan pariwisaa sebagai andalan yang mampu menggalakkan sekor lain yang erkai. Dari sisi ekonomi, menuru Damanik dan Weber (2006), pariwisaa muncul dari empa unsur pokok yang saling berkaian era dalam suau sisem, yakni: a. Perminaan aau kebuuhan b. Penawaran aau pemenuhan kebuuhan berwisaa iu sendiri c. Pasar aau kelembagaan yang berperan unuk memfasiliasi keduanya d. Pelaku aau akor yang menggerakkan keiga elemen diaas. Mengacu pada pendapa diaas, maka dapa diambil kesimpulan sederhana bahwa pariwisaa memiliki keerkaian era dengan ekonomi, demikian pula sebaliknya. Kondisi ini sanga era dengan kenyaaan yang erjadi di Indonesia, dimana pada daerah-daerah erenu masyarakanya sanga berganung pada pariwisaa. 2. Ekowisaa Damanik dan Weber (2006) mendefinisikan ekowisaa (ecoourism) sebagai kegiaan wisaa yang menaruh perhaian besar erhadap kelesarian sumber daya pariwisaa. Kelesarian sumber daya
23 pariwisaa ini lebih erkai dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dimana di dalam ekowisaa, keadaan inilah yang dijual kepada wisaawan. From, dikuip dari Damanik dan Weber (2006), menyusun iga konsep dasar yang lebih operasional mengenai ekowisaa, anara lain: a. Perjalanan oudoor dan di kawasan alam yang idak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dalam wisaa ini, segala perlengkapan yang digunakan biasanya ialah bahan yang ramah lingkungan, seperi lisrik dari enaga surya, rumah kayu, piring dari daun pisang, dan lain sebagainya. Kegiaan ini juga idak mengorbankan flora dan fauna, idak mengubah opografi lahan dan lingkungan sekiar, demikian juga budaya asli masyaraka sekiar pun eap erjaga kelesariannya. b. Wisaa ini menguamakan penggunaan fasilias-fasilias pendukung yang dicipakan dan dikelola oleh masyaraka sekiar. Prinsipnya, semua yang digunakan bukan merupakan perpanjangan angan dari pihak yang berasal dari luar lingkungan seempa. Ada beberapa conoh komponen yang erkai, seperi: ransporasi, makanan, ermasuk pula pemandu wisaa. Semua yang ada dan erliba di dalam rangkaian kegiaan ekowisaa ialah produk dan sumber daya lokal. c. Perjalanan wisaa ini menaruh perhaian besar pada lingkungan alam dan budaya lokal. Para wisaawan biasanya belajar banyak
24 dari masyaraka lokal, seperi misalnya: budaya, ada-isiada, cara mengolah makanan, upacara agama, dan lain sebagainya. Wisaawan pun idak menunu masyaraka lokal unuk mencipakan aau mengadakan perunjukkan berskala besar khusus unuk menyambu mereka, eapi mendorong mereka agar diberi peluang aau kesempaan unuk menyaksikan upacara dan perunjukkan yang sudah dimiliki aau akan dilaksanakan oleh masyaraka sekiar. 3. Desa Wisaa Menuru Brahmanyo (1999), sumber daya desa di Indonesia memiliki unsur keindahan (nauralbeauy), keaslian (originaliy), kelangkaan (scarciy), dan keuuhan (wholesomeness). Di samping iu, desa juga memiliki keanekaragaman flora dan fauna, agroekosisem dan gejala alam, ada-isiada yang dapa dijadikan sebagai objek daya arik wisaa bila dikemas secara apik dan menarik mina wisaawan unuk mengunjunginya. Desa yang sudah memiliki poensi alam ersebu harus dikemas dengan pengorganisasian yang rapi unuk menambahkan kegiaan-kegiaan di dalamnya. Kegiaan ersebu biasanya diambil dari kegiaan yang sehari-hari warga lakukan, seperi: membajak sawah, memandikan kerbau, belajar budidaya jamur, beernak bebek, dan lainnya. Terkai dengan permasalahan ekonomi, desa wisaa juga dibangun aas fakor keinginan unuk meningkakan kondisi perekonomian
25 masyaraka pedesaan. Desa-desa yang memiliki poensi unuk menarik kunjungan wisaawan dikembangkan menjadi Desa Wisaa. Desa harus dihidupkan, karena di siulah rakya miskin banyak berdiam dan inggal secara urun-emurun. Di fakor lainnya, sebagai akiba pembangunan yang selalu banyak yang dilakukan di perkoaan, kia meliha peningkaan urbanisasi, eruama para pemuda karena idak ersedianya kesempaan kerja di desa mereka. 2.3. Analisis Manfaa dan Biaya Analisis manfaa dan biaya digunakan unuk mengevaluasi mengenai penggunaan sumber-sumber ekonomi agar penggunaannya dapa dilakukan sesuai dengan rencana dalam mengerjakan/menghasilkan anpa banyak membuuhkan waku, enaga, maupun biaya (efficien). Unuk mengevaluasi efisiensi suau proyek langkah-langkah yang harus diambil adalah sebagai beriku (Mangkoesoebroo, 1993: 146): 1) Menenukan semua manfaa dan biaya dari proyek. 2) Menghiung manfaa dan biaya dalam rupiah. 3) Menghiung nilai bersih sekarang. Menuru Gray, e al. (2005: 83-93) ada beberapa meode pemilihan suau proyek yaiu Nilai Bersih Sekarang/NBS (Ne Presen Value/NPV) dan Rasio Manfaa Biaya/RMB (Ne B/C Raio). Meode NPV selengkapnya dapa diliha dalam BAB III skripsi ini.
26 2.4. Manfaa Finansial dan Biaya Finansial Proyek yang dielii bisa berbenuk proyek raksasa seperi pembangunan proyek lisrik enaga nuklir, sampai dengan proyek sederhana seperi membuka usaha jasa pengisian pulsa, aau dalam peneliian ini adalah pembangunan desa wisaa. Menuru Husnan dan Suwarsono (1994: 4-5) semakin besar proyek yang akan dijalankan maka semakin luas dampak yang erjadi. Dampak bisa berupa dampak ekonomis, bisa juga yang bersifa sosial, dengan demikian pada umumnya suau sudi kelayakan proyek menyangku iga aspek, yaiu: 1) Manfaa ekonomis proyek ersebu bagi proyek iu sendiri (sering juga disebu sebagai manfaa finansial). Yang berari apakah proyek iu dipandang cukup mengunungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek ersebu. 2) Manfaa ekonomis proyek ersebu bagi negara empa iu dilaksanakan (sering juga disebu sebagai manfaa ekonomi nasional). Yang menunjukkan manfaa proyek ersebu bagi ekonomi makro suau negara. 3) Manfaa sosial proyek ersebu bagi masyaraka sekiar proyek ersebu. 2.5. Biaya Oporunias (Opporuniy Cos) Biaya oporunias (Opporuniy Cos) didefinisikan dengan cara yang berbeda-beda. Beriku adalah pendapa beberapa para ahli enang pengerian biaya oporunias:
27 a) Menuru Pass dan Lowes (1994: 461) biaya oporunias (opporuniy cos) adalah ukuran dari biaya ekonomi dengan digunakannya sumber daya langka unuk memproduksi suau barang aau jasa erenu dalam kaiannya dengan alernaif lain yang harus dikorbankan. b) Menuru Samuelson dan Nordhaus (1992: 154) biaya oporunias dari suau indakan merupakan peluang yang hilang, aau biaya yang erjadi dengan melaksanakan indakan ersebu daripada melaksanakan alernaif erbaik. c) Menuru Gray, e al (2005: 45) biaya oporunias adalah benefi yang kia korbankan karena sejumlah sumber yang ada elah digunakan unuk kegiaan X, dan bukan kegiaan Y. Berdasarkan uraian di aas biaya oporunias berari adalah manfaa bersih yang dikorbankan karena sumber daya yang ada elah digunakan unuk pembangunan desa wisaa dan bukan unuk kegiaan lain yang paling baik. Kegiaan lain yang paling baik ersebu haruslah kegiaan lain yang mungkin unuk dilakukan aau dijalankan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. 2.6. Ala Analisis Keuangan a. Ne Presen Value (NPV) Keunungan neo suau usaha adalah pendapaan bruo dikurangi jumlah biaya. Maka, NPV suau proyek ialah selisih PV (Presen
28 Value) arus benefi dengan PV (Presen Value) arus biaya. Beriku ini adalah rumus Ne Presen Value (NPV): Ne Presen Value (NPV) n B C = = 0 1 ( + i) K Keerangan: K merupakan kapial yang digunakan pada periode B adalah penerimaan pada periode ke C adalah pengeluaran pada periode ke i adalah opporuniy cos of capial adalah periode proyek n adalah umur ekonomis proyek Dalam evaluasi proyek, anda proyek dinyaakan siap jalan ialah diunjukkan dengan nilai NPV yang sama aau lebih besar dari nol. Jika NPV = 0, berari proyek desa wisaa ini mengembalikan persis sebesar opporuniy cos of capial fakor produksi modal. Jika NPV lebih kecil dari nol, proyek idak dapa menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan maka dari iu, proyek harus diolak. Menuru Gray, e al. (2005: 83-93), hal ini memberi makna bahwa sumber-sumber yang seyogyanya digunakan unuk pengerjaan proyek ersebu dapa digunakan unuk menjalankan proyek lain yang lebih bermanfaa.
29 b. Inernal Rae of Reurn (IRR) Inernal Rae of Reurn (IRR) ialah Rae of Reurn aau ingka rendemen (implici) aas invesasi neo yang dihiung secara inuiif berdasarkan proyek erkai. Rumus dari Inernal Rae of Reurn (IRR) adalah sebagai beriku: Inernal Rae of Reurn (IRR): 0 = B C n = 0 1 ( + IRR) K Keerangan: K merupakan kapial yang digunakan pada periode B adalah penerimaan pada periode ke C adalah pengeluaran pada periode ke adalah periode proyek n adalah umur ekonomis proyek Jika ernyaa IRR suau proyek sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social discoun rae, maka NPV proyek ersebu adalah nol. Jika IRR lebih kecil daripada social discoun rae, berari NPV lebih kecil daripada nol. Oleh karena iu, menuru Gray, e al. (2005: 69-75) nilai IRR yang lebih besar aau sama dengan Oppruniy Cos of Capial menyaakan anda seuju unuk dijalankannya suau proyek, sedangkan jika nilai IRR yang lebih kecil dengan social discoun rae menyaakan anda idak seuju unuk dijalankannya suau proyek.
30 c. Profiabiliy Raio (PR) : Profiabiliy Raio (PR) ialah ala unuk mengukur kemampuan proyek unuk menghasilkan laba operasional secara relaif dibandingkan kapial. Profiabiliy Raio Adapun menuru Pudjosumaro (1995: 51) menunjukkan perbandingan anara penerimaan (benefi) dengan biaya modal (capial) yang digunakan seelah di-presen value. Angka perbandingan ini kadang-kadang dipakai sebagai perhiungan renabilias dari suau invesasi di aas ingka discoun rae. Rumus dari Inernal Rae of Reurn (IRR) adalah sebagai beriku: Profiabiliy Raio (PR) : n = 9 ( B C ) ( 1+ i) k ( 1+ i) Keerangan: K merupakan kapial yang digunakan pada periode B adalah penerimaan pada periode ke C adalah pengeluaran pada periode ke i adalah opporuniy cos of capial Profiabiliy Raio ini biasanya akan mendekai hasil dalam perhiungan Ne B/C Raio, sehingga proyek ini juga akan dipilih aau dijalankan jika PV/K > 1. Sebaliknya, apabila PV/K < 1, maka proyek ini diolak.