BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Quantum Teaching sebagai alternatif model pembelajaran

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan, maka peneliti mengadakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE DRILLS BERBASIS MULTIMEDIA UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMPN 2 BANDA ACEH

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

42 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal Dari hasil observasi pelaksanaan sebelum diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching terdapat beberapa masalah yang mendorong untuk pelaksanaan observasi. Masalah utama adalah rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Hal ini menyebabkan rendahnya prestasi belajar Pkn. Siswa kelas Ak 1 sebagian besar tidak aktif dalam pembelajaran, mereka cenderung diam tetapi tidak tahu. Selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Model pengajaran yang demikian mengakibatkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa, siswa kurang dirangsang berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan sehingga siswa bersikap pasif. Guru sebagai pusat segalanya sangat dominan yang mengakibatkan siswa tidak aktif. Perubahan suasana dalam pembelajaran sangat diperlukan agar siswa dapat mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran mereka dan tidak bersikap pasif yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Maka penulis mencoba menerapkan model baru yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang sangat menyenangkan, Quantum Teaching berusaha untuk membuat suasana pembelajaran menjadi lebih hidup. Salah satunya ialah penggunaan media pembelajaran yang menarik diantaranya poster, gambar, video dan musik. Model Quantum Teaching juga menggunakan rancangan TANDUR ( tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan). Secara garis besar istilah TANDUR bertujuan supaya siswa menjadi tertarik dan aktif serta membuat suasana menyenangkan pada setiap pembelajaran, sehingga dapat diasumsikan suasana kelas yang menyenangkan dapat meningkatkan keaktifan siswa yang mengakibatkan meningkatnya prestasi belajar siswa. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh data awal sebagai berikut :

43 1. Kondisi Awal Nilai Tes Siswa Keadaan ulangan harian pada kondisi awal (lihat lampiran 9) diperoleh dari hasil ulangan akhir semester ganjil. Siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran berjumlah 25 anak ( 56% dari jumlah siswa) sedangkan yang tuntas adalah 20 anak ( 44% dari jumlah siswa). Rata-rata nilai ulangan kelas Ak 1 adalah 63,8. Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 4. Nilai awal siswa Kategori Frekuensi Prosentasi Tuntas 20 44% Belum Tuntas 25 56% Jumlah 45 100% Sumber Data: Nilai Awal Siswa 2. Kondisi Keaktifan Siswa Dari lembar observasi keaktifan siswa kondisi awal pada kegiatan observasi kelas diperoleh skor keaktifan siswa awal (lihat lampiran 10) adalah : a. Siswa yang mempunyai keaktifan tinggi berjumlah 5 siswa artinya 11% dari jumlah siswa. b. Siswa yang mempunyai keaktifan sedang berjumlah 21 siswa berarti 47% dari jumlah siswa. c. Siswa yang mempunyai keaktifan rendah berjumlah 19 siswa berarti 42% dari jumlah siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 5. Keaktifan kondisi awal siswa Kategori Frekuensi Prosentasi Tinggi 5 11% Sedang 21 47% Rendah 19 42% Jumlah 45 100% Sumber Data : Hasil observasi keaktifan kondisi awal siswa

44 B. Deskripsi Siklus 1 1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahap ini mengambil silabus PKn yang ada dengan kompetensi dasar menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan agama, ras, gender, golongan, suku dan budaya (Lihat Lampiran 11). Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dan menyediakan instrumen yang diperlukan selama siklus I. 2. Pelaksanaan Tindakan 1 Siklus pertama dalam penelitian ini dilaksanakan 2x tatap muka dalam satu kali tatap muka dilaksanakan dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April dan 14 Mei 2009. Siklus pertama dilaksanakan di Lab Multimedia dan di kelas. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan model Quantum Teaching pada siklus pertama adalah sebagai : a. Tatap Muka I 1) Kegiatan Awal a) Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. b) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang menghargai persamaan kedudukan pertanyaan kepada siswa tentang menghargai ras, agama, gender, golongan suku dan budaya. c) Guru menyampaikan cara pembelajaran yang dilaksanakan pada tatap muka tersebut. 2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching ) Tumbuhan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka miliki. )

45 a) Guru membangkitkan perhatian siswa dengan menunjukkan gambar mengenali keanekaragaman penduduk. b) Guru meminta siswa berpikir untuk berpendapat mengenai gambar tersebut. c) Guru menyuruh siswa menceritakan pengalaman umum pada gambar tersebut. Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video) a) Guru meminta siswa untuk membaca buku PKn b) Guru mengajukan pertanyaan dan merespon jawaban. c) Guru menjelaskan pengertian menghargai persamaan, kedudukan warga negara tanpa membedakan agama, ras, golongan, gender, suku dan budaya dengan power point. Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka.) a) Guru menunjukkan gambar tentang perbedaan ras, agama, golongan, suku dan budaya. b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi contoh Ulangi (Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulangi pembelajaran hari ini ) a) Guru memutar musik untuk menyegarkan otak dan membimbing siswa untuk latihan membuat mind mapping b) Guru meminta siswa bertepuk tangan untuk memberikan pengakuan kepada siswa bahwa mereka ikut berpartisipasi pada pembelajaran hari ini Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian dan pujian. )

46 Guru dan siswa bertepuk tangan bersama-sama, atas keberhasilan siswa mengisi mind mapping. 3) Kegiatan Penutup a) Guru menyimpulkan materi menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, golongan, gender, suku dan budaya dengan melibatkan siswa. b) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi minggu depan b. Tatap Muka II 1) Kegiatan Awal a) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai b) Guru mengajukan pertanyaan tentang menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya. c) Guru mengulas materi yang sudah disampaikan minggu kemarin. 2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching ) Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka miliki. ) Guru membangkitkan siswa dengan menyuruh siswa berpikir mengenai sikap yang menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan suku dan budaya. Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video) Guru menjelaskan sikap yang menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan suku dan budaya.

47 Demonstrasikan dan Ulangi ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka. Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulangi pembelajaran hari ini ) a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi contoh mengenai sikap menghargai persamaan kedudukan warga negara. b) Siswa merespon apa yang diperintahkan guru c) Guru membuat mind mapping di papan tulis dan memberi kesempatan kepada siswa yang mau mengisi mind mapping tersebut. Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian dan pujian. ) Guru dan siswa bertepuk tangan bersama-sama, atas keberhasilan siswa mengisi mind mapping. 3) Kegiatan Akhir a) Guru menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa b) Guru memberikan soal post test siklus I c) Guru menutup pelajaran dan menyuruh siswa untuk mempelajari materi selanjutnya 3. Hasil Observasi dan Evaluasi Tindakan I a. Hasil Prestasi Belajar Siklus I Hasil evaluasi belajar siklus I bisa dilihat pada lampiran 12. Berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan oleh guru kelas pada siklus 2 adalah sebagai berikut :

48 1) Di kelas XAK1, SMK Batik 2 Surakarta, dengan menggunakan standar ketuntasan belajar 65 tercatat sebanyak 24 siswa (53%) mendapat 65 keatas dan 21 siswa (47%) mendapat kurang dari 65. 2) Berdasarkan daftar nilai siklus I dapat diketahui, nilai rata-rata kelas adalah 64,78. Dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut : Tabel 6. Nilai tes siswa siklus I Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 24 53% Tidak Tuntas 21 45% Jumlah 45 100% Sumber : Data primer nilai tes siswa siklus I b. Hasil Observasi Siklus I 1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa oleh Guru dan Guru Kolaborasi Skor keaktifan siswa siklus I diperoleh dari pengamatan guru bersama dengan guru kolaborasi dengan instrumen lembar observasi keaktifan siswa. Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan tinggi dan sedang yaitu 5 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 27 siswa mempunyai keaktifan sedang atau 32 siswa sebesar 71%. Untuk siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan rendah yaitu 13 siswa atau 29 % dari jumlah siswa (Lihat Lampiran 13). Kondisi terssebut dapat digambarkan pada tabel berikut : Tabel 7. Keaktifan siswa siklus I Kategori Frekuensi Prosentase Tinggi 5 11% Sedang 27 60% Rendah 13 29% Jumlah 45 100% Sumber : Data primer keaktifan siswa siklus I Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut :

49 2) Hasil Penilaian Guru Yang Dinilai Oleh Guru Kolaborasi (Lihat Lampiran 14) a) Guru dalam membuka pembelajaran sudah baik. b) Guru dalam memberikan apersepsi dan motivasi sudah baik. c) Kemampuan guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran belum cukup baik, karena masih banyak siswa belum paham. d) Guru masih kesulitan dalam mengorganisasikan siswa dalam pembelajaran hal ini disebabkan oleh kurang tegasnya guru terhadap siswa yang membuat gaduh. e) Pembuatan skenario pembelajaran sudah baik sesuai dengan silabus yang ada. f) Dalam memandu siswa membuat dan mengisi peta konsep sudah baik, hal ini terlihat siswa sangat antusias membuat peta konsep. g) Guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa masih kurang hal ini dikarenakan guru belum siap dalam menjawab pertanyaan siswa dan guru kurang referensi serta literatur untuk dibaca. h) Guru telah mempersiapkan instrumen evaluasi pembelajaran dengan baik. i) Kerjasama guru dengan guru kolaborasi dalam menilai keaktifan siswa sudah baik. j) Cara menutup pelajaran sudah baik. 3) Tanggapan Siswa Terhadap Cara Pembelajaran Yang dilaksanakan Oleh Guru Pada Siklus 1 Tanggapan siswa pada siklus 1 dapat dilihat dari hasil angket yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil dari pengisian angket pada siklus 1 terdapat pada lampiran 15. Berdasarkan hasil angket, diperoleh gambaran tanggapan siswa selama siklus I sebagai berikut : a) Sebanyak 10 siswa (5%) menyatakan sikap dan penampilan guru dalam mengajar sangat simpatik, 32 siswa (71%) menyatakan simpatik dan 3 siswa (7%) menyatakan kurang simpatik.

50 b) Sebanyak 14 siswa (21%) menyatakan sangat sesuai, 30 siswa (67%) menyatakan sesuai dan 1 siswa menyatakan tidak sesuai. c) Sebanyak 9 siswa (20%) menyatakan kemampuan guru dalam menjelaskan materi sangat jelas, 30 siswa menyatakan (67%) jelas dan 6 siswa (13%) menyatakan kurang jelas. d) Sebanyak 28 siswa (62%) menyatakan media yang digunakan sangat menarik, 16 siswa (36%) menyatakan menarik dan 1 siswa (2%) menyatakan kurang menarik. e) Sebanyak 19 siswa (42%) menyatakan media yang digunakan guru sangat mempermudah, 21 siswa (11%) menyatakan mempermudah dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang mempermudah. f) Sebanyak 7 siswa (16%) menyatakan sangat tertarik dengan materi hari ini, 31 siswa (69%) menyatakan tertarik dan 7 siswa (16%) menyatakan kurang tertarik. g) Sebanyak 5 (11%) menyatakan sangat suka jika diberi tugas, 20 siswa (44%) menyatakan suka, 16 siswa (36%) menyatakan kurang suka dan 4 siswa (9%) menyatakan tidak suka. h) Sebanyak 4 (9%) menyatakan sangat suka berpartisipasi dalam pembelajaran, 37 siswa (82%) menyatakan suka dan 4 siswa (9%) menyatakan kurang suka. i) Sebanyak 3 (7%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses pembelajaran, 36 (80%) menyatakan dilibatkan dan 6 siswa (13%) menyatakan kurang dilibatkan. j) Sebanyak 6 (%) menyatakan sangat puas terhadap cara pembelajaran yang dilaksanakan guru, 31 siswa (13%) menyatakan puas dan 8 (18%) menyatakan kurang puas. 4. Refleksi Siklus I Sebagai refleksi dari siklus I ditemukan beberapa data antara lain pencapaian nilai tes siswa dan skor keaktifan siswa. Berdasarkan hasil prestasi belajar yang telah dicapai nilai siswa rata-rata adalah 64,78. Nilai terendah yang dicapai pada siklus I adalah 50 dan 85 untuk nilai maksimum. Dalam

51 siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran 24 anak (53%) dan 21 anak (47%) belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk indikator kinerja ketuntasan sebesar 75% berarti tujuan dari siklus I belum tercapai. Berdasarkan hasil observasi skor keaktifan siswa yang rendah sebesar 29% dan siswa yang aktif sebesar 71%. Pncapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang masuk dalam kategori tinggi dan sedang pada aspek keaktifan. Untuk indikator kinerja yang harus dicapai kelas sebesar 75% dan berarti pencapaian skor keaktifan siswa pada siklus I belum tercapai. Dilihat dari pengamatan guru kolaborasi terhdap kinerja guru terdapat beberapa hal utama yang perlu diperbaiki tujuan pembelajaran tercapai. Hal ditunjukkan dengan kemampuan guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran belum cukup baik karena masih banyak siswa yang belum paham. Guru masih kesulitan dalam mengorganisasikan kelas yang mengakibatkan siswa tidak fokus dalam pembelajaran. Guru dalam menanggapi siswa masih kurang hal ini disebabkan kurangkan persiapan guru dalam mengajar dan kurangnya literatur/ referensi yang dibaca guru. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil. Karena masih ada kelemahan-kelemahan yaitu kurang mampunya guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kurang mampunya guru dalam mengorganisasikan siswa dan membuat suasana menyenangkan, maka perlu adanya tindak lanjut sebagai bentuk perbaikan pembelajaran siklus 1. Bentuk perbaikan tersebut adalah penggunaan model Quantum Teaching ditambah dengan penggunaan media yang berbeda berupa video dan pemberian humor. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. C. Deskripsi Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Siklus II Pada tahap ini guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II (Lihat Lampiran 165). Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar siswa digunakan lembar observasi keaktifan siswa,

52 lembar observasi kinerja guru, angket kondisi pembelajaran dan soal tes siklus II. 2. Pelaksanaan Tindakan Sikus II Siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali tatap muka di kelas, (Tatap Muka III, dan IV) yaitu pada tanggal 22 Mei dan 28 Mei 2009. Dalam satu kali tatap muka dilaksanakan dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Dalam siklus kedua ini digunakan media vidio player dan ice breaking. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Model Quantum Teaching pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Tatap Muka III 1) Kegiatan Awal a) Guru menjelaskan kompetensi dasar apa yang akan dicapai b) Guru mengulas materi yang telah disampaikan mengenai menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya dengan ice breaking c) Guru memberikan pretes mengenai materi yang disampaikan 2) Kegiatan Inti ( Pelaksanan Model Quantum Teaching ) Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka miliki. ) a) Guru memberikan power point berupa gambar dan video mengenai keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia b) Guru menyuruh siswa berpilkir dan menginterpretasi Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video) Guru menjelaskan tentang sikap mengenai persamaan kedudukan warga negara

53 Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka.) a) Guru memutar video mengenai sikap menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golonganm suku dan budaya b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan contoh Ulangi ( Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulangi pembelajaran hari ini ) Guru memutar musik untuk merefreshingkan otak dan menyuruh siswa membuat mind mapping. Hampir 75% siswa melaksanakan perintah guru. Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian dan pujian. ) Guru dan siswa bertepuk tangan atas keberhasilan siswa membuat mind mapping. 3) Kegiatan Akhir a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. b) Guru memberikan penjelasan dan rangkuman hasil pembelajaran. c) Guru menutup pelajaran dan menyuruh siswa untuk latihan membuat peta konsep dan mengulang materi yang sudah disampaikan. b. Tatap Muka VI 1) Kegiatan Awal a) Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran b) Guru mengajukan pertanyaan tentang sikap yang harus dimiliki oleh warga negara yang baik.

54 c) Guru memberikan respon atas jawaban siswa sambil memberikan contoh sikap yang lain 2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching ) Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka miliki. ) Guru meminta siswa berpikir dan membayangkan seandainya warga negara tidak bisa saling menghargai. Siswa berpikir kemudian berpendapat. Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video) Guru menjelaskan sikap tentang menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya. Siswa memperhatikan guru dan membuat catatan. Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka.) Guru memberikan contoh permasalahan konflik antar suku dan meminta siswa untuk memberikan solusi. Ulangi ( Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulangi pembelajaran hari ini ) Guru meminta siswa untuk maju kedepan dan membuat mind mapping di papan tulis. Ada beberapa siswa yang maju dengan sendirinya dan ada yang ditunjuk guru. Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian dan pujian. )

55 Guru dan siswa bertepuk tangan atas antusias siswa dan keberanian siswa untuk membuat mind mapping di depan kelas. 3) Kegiatan Akhir a) Guru mengumpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa sangat antusias menyimpulkan tentang materi tersebut. b) Guru memberikan soal-soal tes siklus II. Hampir seluruh siswa mengerjakan sendiri. c) Guru menutup pembelajaran. 3. Hasil Observasi dan Evaluasi Tindakan II a. Hasil Evaluasi Belajar Siklus II Hasil evaluasi belajar siklus II dapat dilihat pada lampiran 17. Berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan oleh guru kelas pada siklus II adalah sebagai berikut : 1) Dikelas AK1 SMK Batik 2 Surakarta dengan menggunakan standar ketuntasan belajar 65, tercatat sebanyak 38 siswa (84%) mendapat 65 keatas dan 7 siswa mendapat nilai kurang dari 65. 2) Berdasarkan daftar nilai, siklus II dapat diketahui nilai rata-rata kelas adalah 68,11. Nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 85 dan nilai minimun adalah 60. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut ini : Tabel 8. Nilai tes siswa siklus II Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 38 84% Tidak Tuntas 7 16% Jumlah 45 100% Sumber : Data primer nilai tes siswa siklus II b. Hasil Observasi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa oleh Guru dan Guru Kolaborasi Skor keaktifan siswa siklus II diperolah dari pengamatan guru bersama guru kolaborasi dengan lembar observasi keaktifan siswa.

56 Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan tinggi dan sedang yaitu 6 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai keaktifan sedang atau 39 siswa sebesar 74%. Untuk siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan rendah yaitu 6 siswa atau 13 % dari jumlah siswa (Lihat Lampiran 18). Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut ini : Tabel 9. Keaktifan siswa siklus II Kategori Frekuensi Prosentase Tinggi 6 13% Sedang 33 74% Rendah 6 13% Jumlah 45 100% Sumber : Data primer keaktifan siswa siklus II 2) Hasil Penilaian Guru Yang Dinilai Oleh Guru Kolaborasi ( lihat Lampiran 19) a) Guru sudah baik dalam membuka pelajaran, rata-rata 90% siswa antusias mengikuti pelajaran pada awal pembelajaran. b) Guru sudah baik dalam pemberian motivasi kepada siswa. c) Secara umum guru sudah cukup baik dalam menjelaskan tujuan pembelajaran tetapi perlu ditingkatkan lagi. d) Guru sudah sangat baik dalam pembuatan skenario pembelajaran. e) Guru sudah cukup baik dalam mengorganisasikan kelas, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi, karena pada beberapa tatap muka, siswa kurang terpusat pada materi yang disampaikan guru. f) Guru sudah cukup baik dalam memandu siswa membuat dan mengisi peta konsep, karena hampir sebagian besar siswa tertarik untuk membuat dan mengisi peta konsep. g) Guru sudah cukup baik dalam menanggapi pertanyaan siswa tetapi perlu ditingkatkan lagi. h) Guru sudah sangat baik dalam mempersiapkan instrumen pembelajaran.

57 i) Kerjasama guru dengan guru kolaborasi dalam menilai keaktifan siswa sudah baik. j) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran, yaitu dengan membuat ringkasan atau kesimpulan dan pemberian tugas dalam setiap akhir pembelajaran. 3) Tanggapan Siswa Terhadap Cara Pembelajaran Yang Dilaksanaka Guru Tanggapan siswa pada siklus II dapat dilihat angket yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil pengisian angket pada siklus II terdapat pada lampiran 20. Berdasarkan hasil angket diperoleh gambaran tanggapan siswa selama siklus II sebagai berikut : a. Sebanyak16 siswa (36%) menyatakan sikap dan penampilan guru dalam mengajar sangat simpatik, 26 siswa (58%) menyatakan simpatik dan 3 siswa (7%) menyatakan kurang simpatik. b. Sebanyak 13siswa (29%) menyatakan sangat sesuai, 31 siswa (69%) menyatakan sesuai dan 1 siswa menyatakan tidak sesuai. c. Sebanyak 10 siswa (22%) menyatakan kemampuan guru dalam menjelaskan materi sangat jelas, 30 siswa menyatakan (67%) jelas dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang jelas. d. Sebanyak 30 siswa (67%) menyatakan media yang digunakan sangat menarik, 14 siswa (31%) menyatakan menarik dan 1 siswa (2%) menyatakan kurang menarik. e. Sebanyak 19 siswa (42%) menyatakan media yang digunakan guru sangat mempermudah, 21 siswa (47%) menyatakan mempermudah dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang mempermudah. f. Sebanyak 11 siswa (24%) menyatakan sangat tertarik dengan materi hari ini, 29 siswa (64%) menyatakan tertarik dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang tertarik.

58 g. Sebanyak 5 (11%) menyatakan sangat suka jika diberi tugas, 20 siswa (44%) menyatakan suka, 16 siswa (58%) menyatakan kurang suka dan 2 siswa (4%) menyatakan tidak suka. h. Sebanyak 4 (9%) menyatakan sangat suka berpartisipasi dalam pembelajaran, 37 siswa (82%) menyatakan suka dan 4 siswa (9%) menyatakan kurang suka. i. Sebanyak 3 (7%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses pembelajaran, 37 (82%) menyatakan dilibatkan dan 4 siswa (9%) menyatakan kurang dilibatkan. j. Sebanyak 16 siswa (36%) menyatakan sangat puas terhadap cara pembelajaran yang dilaksanakan guru, 33 siswa (73%) menyatakan puas dan 6 siswa (13%) menyatakan kurang puas. 4. Refleksi Siklus II Pada siklus II ini dilaksanakan Model Quantum Teaching dengan menggunakan media video player. Berdasar hasil prestasi belajar yang diberikan guru pada akhir pelajaran diperoleh rata-rata kelas 68,11. Nilai terendah yang dicapai pada siklus II adalah 60 dan nilai tertinggi 85. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut hasil yang telah dicapai sudah diatas dari indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 65. Ini berarti dilihat dari hasil belajar sudah tercapai. Skor keaktifan siswa siklus II diperoleh dari pengamatan guru bersama guru kolaborasi dengan instrumen lembar observasi keaktifan siswa. Siswa yang mempunyai skor keaktifan rendah sebesar 18% dan siswa yang mempunyai skor siswa yang aktif sebesar 87% dari jumlah siswa, pencapaian keaktifan siswa dihitung dari siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan tinggi dan sedang. Untuk indikator kinerja yang harus dicapai kelas adalah sebesar 75%. Berarti pencapaian skor keaktifan siswa pada siklus II sudah tercapai. Dilihat dari observasi guru terhadap guru kolaborasi sudah cukup baik, hanya untuk beberapa hal saja yang perlu ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan

59 dengan tanggapan siswa bahwa sebagian besar (78%) menyatakan dilibatkan dalam pembelajaran. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II sudah berhasil dan tercapai dengan hasil yang sedikit meningkat dilihat dari prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa. Dengan demikian indikator pembelajaran sudah tercapai baik prestasi belajar maupun dari skor keaktifan siswa. D. Pembahasan Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan selama 2 kali siklus maka hasilnya dapat dilihat dalam perbandingan yaitu sebelum dilaksanakan tindakan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh dari Guru PKn sebelum dilakukan observasi, rata-rata nilai prestasi siswa adalah 63,8, dengan ketuntasan belajar 65. Jumlah siswa yang tuntas prestasi belajarnya sebanyak 20 siswa dan 25 anak belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk keaktifan siswa diambil pada saat peneliti melakukan observasi ketika guru Pkn mengajar, pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dan sedang, siswa yang mempunai keaktifan tinggi 5 siswa dan sedang 21 siswa atau sebanyak 26 siswa, 19 siswa mempunayi keaktifan rendah. Rendahnya keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru masih secara konvensional sehingga suasana belajar mengajar menjadi monoton. Guru jarang melakukan tanya jawab, kalaupun guru bertanya hanya siswa tertentu saja yang menjawab pertanyaan, guru juga jarang menegur siswa yang tidak memperhatikan. Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan model yang lebih menarik. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I prestasi belajar siswa adalah 64,78. Standar ketuntasan siswa adalah 65. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 adalah 24 siswa (53%) sudah tuntas dan 21 siswa (47%) belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk indikator kinerja ketuntasan sebesar 75%. Sehingga pada pembelajaran siklus I belum berhasil karena prestasi siswa belum mencapai

60 indikator yang ditentukan. Hal ini disebabkan kurang mampunya guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran, mengorganisasikan kelas dalam membuat suasana menyenangkan dan kurangnya respon dari guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa dikarenakan kurangnya literatur/referensi bacaan. Hasil observasi keaktifan siswa siklus I, pencapaian siswa yang aktif dihitung dari siswa yang memunyai keaktifan tinggi dan sedang. Pada siklus I menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran PKn menggunakan Model Quantum Teaching, siswa yang mempunyai keaktifan tinggi 5 siswa dan mempunyai keaktifan sedang 27 siswa atau siswa yang aktif 32 siswa sebesar 71% dari jumlah siswa. Dan 13 siswa atau 29% dari jumlah siswa mempunyai keaktifan rendah. Sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan karena siswa yang aktif dalam pembelajaran sebesar 71%. Hal ini disebabkan guru kurang mampu mengorganisasikan kelas, sehingga masih terdapat siswa yang belum terfokus pada guru. Guru juga kurang dalam membuat suasana menyenangkan karena guru masih terlihat tegang. Kurangnya respon dari guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa, sangat berpengaruh terhadap keaktifan siswa, hal ini dikarenakan guru kurang literatur/referensi bacaan. Pada pembelajaran siklus II diperlukan perbaikan-perbaikan agar didapatkan hasil yang lebih baik. Perbaikan itu seperti guru harus lebih jelas dalam menjelaskan tujuan pembelajaran, guru harus berusaha tidak kaku dan memberikan humor pada siswa sehingga siswa juga tidak tegang. Guru juga harus mempunyai referensi tambahan sehingga ketika siswa bertanya guru dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan tepat. Penggunaan dalam pembelajaran siklus II juga berbeda, jika siklus I menggunakan media gambar, siklus II menggunakan media video player agar siswa lebih jelas dalam menerima pembelajaran, karena mereka melihat gambar yang nyata. Data yang diperoleh pada pembelajaran siklus II data rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,11. Standar ketuntasan siswa adalah 65. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 adalah 38 siswa (84%) atau sudah tuntas dan 7 siswa (16%) mendapat nilai kurang dari 65 atau belum tuntas. Sehingga dalam pembelajaran siklus II sudah berhasil karena lebih dari 75% siswa telah tuntas

61 dalam belajar. Hal ini didukung dengan adanya tindak lanjut perbaikan pembelajaran pada siklus I. Pada pembelajaran siklus II, siswa yang aktif sebesar 87% dari seluruh siswa, yaitu 6 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai keaktifan sedang atau 39 siswa yang aktif dalam pembelajaran, serta 6 siswa mempunyai keaktifan rendah. Ini berarti keaktifan siswa pada siklus I belum berhasil dan pada siklus II sudah berhasil karena keaktifan siswa sudah diatas indikator kinerja yang ditetapkan. Tindak lanjut tersebut adalah model Quantum Teaching divariasi dengan humor dan penggunaan media pembelajaran yang berbeda. Untuk tabel perbandingan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 10 : Tabel 10. Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Ketuntasan Hasil Belajar Kriteria Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tuntas 20 24 38 Tidak Tuntas 25 21 7 Jumlah 45 45 45 Sumber : Data primer perbandingan ketuntasan prestasi belajar siswa Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 5. berikut : Jumlah Siswa 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tuntas Tidak tuntas Gambar 5. Histogram Jumlah Siswa Yang Tuntas dan Tidak Tuntas dalam Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

62 Untuk tabel perbandingan keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 11 : Tabel 11. Perbandingan Kategori Keaktifan Siswa No Kategori Jumlah Siswa Kondisi Prosentase Siklus Prosentase Siklus Prosentase Awal I II 1 Tinggi 5 11% 5 11% 6 13% 2 Sedang 21 47% 27 60% 33 74% 3 Rendah 19 42% 13 29% 6 13% Jumlah 45 100% 45 100% 45 100% Sumber : Data primer perbandingan kategori keaktifan siswa Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 6. berikut : Jumlah Siswa 35 30 25 20 15 10 5 0 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tinggi Sedang Rendah Gambar 6. Histogram Kategori Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II E. Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan diatas prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus I rata-rata adalah 64,78, siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 adalah 24 siswa atau 53% dari jumlah siswa dan belum mencapai KKM ( Kriteria Ketuntas Minimal) sekolah. Sedangkan pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,11 dan siswa yang mendapat nilai di atas 65 adalah 38 siswa atau 84% dari jumlah siswa. Pada siklus II siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sekolah sebanyak 38 siswa atau 87%, hal ini berarti siswa kelas X SMK

63 Batik 2 Surakarata telah mencapai target krtiteria ketuntasan minimal sekolah dan nasional yaitu sebesar 75% jumlah siswa telah mencapai kompetensi dasar. Diketahuinya pancapaian kriteria ketuntasan minimal dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan ketuntasan kriteria minimal sekolah pada semester atau tahun berikutnya, yang masih dibawah ketuntasan kriteria minimal, yaitu sebesar 65. Kenaikan prosentase prestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II sebesar 31%. Ini berarti prestasi belajar siswa pada siklus I belum berhasil dan prestasi belajar yang pada siklus II sudah berhasil karena prestasi belajar siswa yang dicapai sudah diatas indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa, pencapaian siswa yang aktif dihitung dari siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dan sedang. Pada siklus I menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran PKn menggunakan metode Quantum Teaching, siswa yang mempunyai keaktifan tinggi 5 siswa dan mempunyai keaktifan sedang 27 siswa atau siswa yang aktif 32 siswa sebesar 71% dari jumlah siswa. Dan 13 siswa atau 29% dari jumlah siswa mempunyai keaktifan rendah. Sedangkan pada siklus II siswa yang aktif sebesar 87% dari jumlah siswa, yaitu 6 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai keaktifan sedang dan 6 siswa mempunyai keaktifan rendah, atau 39 siswa yang aktif dalam pembelajaran. Ini berarti keaktifan siswa pada siklus I belum berhasil dan pada siklus II sudah berhasil karena keaktifan siswa sudah diatas indikator kinerja yang ditetapkan. Kenaikan prosentase keaktifan siswa dari siklus I sampai siklus II meningkat sebesar 16%. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I belum tercapai karena masih terdapat kelemahan-kelemahan terutama pada kinerja guru, maka penelitian tetap dilanjutkan pada siklus II dengan rata-rata prestasi belajar 68,11 dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran 87% siswa ikut berpartisipasi. Dengan demikian indikator pembelajaran sudah tercapai baik dari prestasi belajar siswa maupun dari keaktifan siswa.

64 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pengembangan dan penerapan pembelajaran dengan model Quantum Teaching oleh peneliti pada siswa kelas X AK1 SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 dapat disimpulkan sebagai berikut : Penerapan model Quantum Teaching dengan kompetensi dasar Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Suku dan Budaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. Pencapaian prestasi belajar siswa sudah mencapai target KKM sekolah dan KKM Nasional yaitu sebesar 75 % dari jumlah siswa. Selain prestasi belajar, keaktifan siswa juga meningkat sebesar 16% dari siklus I sampai dengan siklus II. B. Implikasi Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar Pkn siswa sangat terkait dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini model Quantum Teaching dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran Pkn. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Saran Berdasarkan implikasi di atas dapat diberikan saran- saran sebagai berikut 1. Para guru hendaknya memilih model Quantum Teaching sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar Pkn siswa. 2. Para guru hendaknya mampu mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching di dalam kelas yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran Pkn sehingga menjadi lebih menarik, menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa. 64