PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

dokumen-dokumen yang mirip
PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OVERVIEW 1/40

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

KINERJA PORTOFOLIO SYARIAH DAN PORTOFOLIO NON SYARIAH DI INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN:

PENDEKATAN METODE INDEKS TUNGGAL DALAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM-SAHAM LQ45 PADA PERIODE WAKTU YANG BERBEDA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : ABSTRACT PENDAHULUAN. Oleh : Sutarti

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

Konsep Penting dalam Investasi

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 4 No. 1 Mei 2010, 26-33

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

STATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

Bab III Analisis Rantai Markov

Transkripsi:

Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle ndex model approach and Z methods. Ths study used a sample of companes ncluded n the LQ-45 perod February 009-January 013. The results showed that the portfolo returns by usng a sngle ndex models and Z methods dd not gve dfferent results. The use of a sngle ndex model can provde a smaller rsk than the use of Z method. The use of a sngle ndex model produces 11 stocks ncluded n the portfolo, whle the Z method produces 6 stocks ncluded n the portfolo. The results ndcated Z method s more sutable to nvestors who have lmted funds and lmted tme. Keywords: Optmal Portfolo, Sngle Index Model, Z Method Latar Belakang Konds nflas d Indonesa yang relatf tngg selama tahun 013, mendorong nvestor untuk mengurang penempatan dana d deposto karena haslnya yang tdak optmal. Salah satu alternatf nvestas yang dharapkan mampu untuk memberkan return postf d atas tngkat nflas adalah melalu nvestas d pasar modal. amun yang menjad masalah adalah pada saham mana yang akan dnvestaskan. Mengngat jumlah saham yang terdaftar d bursa efek Indonesa cukup besar yatu hampr mencapa 500 emten, maka pemlhan saham yang bak adalah faktor penentu utama agar return yang dperoleh dapat optmal. Secara hstors nvestas d pasar modal memberkan return yang lebh tngg dbandngkan dengan nvestas bentuk lanya. Hal n dapat dlhat dar poss Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhr tahun 009 berada pada pon.534 dan terus mengalam penngkatan pada akhr tahun 010 mencapa 3.703, kemudan pada tahun 011 IHSG berada d level 3.81 dan pada akhr tahun 01 IHSG tutup pada pon 4.316 bahkan pada tahun 013 n IHSG sempat mencapa level tertnggnya 5.14 pada tanggal 0 Me 013. Dengan adanya penngkatan nla IHSG secara sgnfkan tentunya juga berdampak pula pada penngkatan return yang dterma nvestor. Untuk memperoleh return yang maksmum maka langkah yang perlu dlakukan oleh nvestor adalah dengan cara membentuk portofolo yang maksmum. Dalam membentuk portofolo, nvestor dapat melakukan melalu dua strateg yakn strateg pasf dan strateg aktf. Investor dapat melakukan pengelolaan portofolo dengan menggunakan analss fundamental dan analss teknkal. Analss fundamental merupakan analss yang dlakukan oleh nvestor untuk mendapatkan perusahaan yang benar-benar memlk knerja keuangan yang bak. Sedangkan analss teknkal dlakukan untuk menentukan kapan saat yang tepat bag nvestor untuk membel atau menjual 159

Portofolo dengan Werner sahamnya (market tmng). Kedua strateg n tdak bertentangan melankan salng melengkap. Investor pada awalnya akan melakukan analss fundamental untuk menentukan saham mana yang akan dplh, kemudan dlanjutkan dengan analss teknkal untuk menentukan kapan saat yang tepat bag nvestor untuk membel/menjualnya. Investor yang menerapkan strateg pasf sepert buy and hold basanya dalam menentukan saham mana yang akan dplh menggunakan analss fundamental. Sedangkan nvestor yang menggunakan strateg aktf akan membel/menjual saham berdasarkan analss teknkal. Strateg pasf dalam bentuk buy & hold strategy yakn strateg yang dlakukan nvestor dengan membel sejumlah saham kemudan menahannya hngga beberapa waktu yang akan datang ketka konds pasar mula membak dan melepaskan sejumlah saham tersebut pada poss harga yang sesua dengan kengnan nvestor. Sedangkan strateg aktf merupakan strateg yang dlakukan oleh setap nvestor melalu analsa teknkal dantaranya melalu metode movng average guna memperoleh rata-rata return portofolo yang lebh bak. D sampng tu juga, strateg aktf n dapat dlakukan dengan cara melhat serta memanfaatkan momentum pasar, dan melakukan rotas sektor yang mana hal tersebut dapat dlakukan dengan cara nvestas saham pada sektor tertentu atau beberapa sektor yang dyakn oleh nvestor dapat memberkan return yang optmal. Pada rotas sektor nlah nvestor dapat melakukan pembobotan nvestas terhadap saham-saham pada berbaga sektor yang dngnkan oleh nvestor guna mengantspas perubahan yang terjad dmasa yang akan datang sehngga dapat memnmalsas rsko yang akan terjad serta mampu menngkatkan return. Investas d pasar modal dalam bentuk saham memungknkan nvestor memperoleh return datas nflas, namun nvestas saham juga memlk tngkat rsko yang besar pula. Untuk mengurang rsko tersebut adalah dengan melakukan dversfkas melalu pembentukan portofolo yang berskan lebh dar satu saham. Untuk tu dperlukan suatu analsa terhadap portofolo yang kta bentuk sehngga nantnya ddapatkan suatu portofolo yang maksmal yang mana saham-saham yang ada ddalam portofolo tersebut mampu menghaslkan return yang maksmal dengan rsko yang terbatas. Optmalsas portofolo dapat dlakukan dengan berbaga macam cara bak menggunakan metode analss model ndeks tunggal (Jones, 01), metode z (Scnto dan Hardn, 009), selectve ndcator (Tortorello, 010), pendekatan bayesan markov chan monte carlo (stnngtyas dan Irawan, 011) maupun menggunakan metode Black-Ltterman melalu pendekatan Bayes (Black dan Ltterman, 199). Pada peneltan n pembentukan portofolo akan menggunakan pendekatan model ndeks tunggal dan metode z. Penggunaan metode n dkarenakan relatf mudah dan selama n relatf cukup tepat untuk membuat portofolo yang efsen. Untuk metode Z dalam peneltan n akan dgunakan 6 varabel yatu Prce to Earnngs per share- PE (Donaldson et al., 011), Prce to Book Value-PBV (Scnto & Hardn, 009), PE relatve to Growth-PEG (Scnto & Hardn, 009), SIZE (Scnto & Hardn, 009), Momentum 3 bulan (Scnto & Hardn, 009), dan eturn on Asset-OE (Donaldson et al., 011). Tujuan dar peneltan n adalah membentuk portofolo berdasarkan pada model ndeks tunggal dan metode Z. Dar pembentukan portofolo dengan menggunakan dua pendekatan apakah memberkan plhan nvestas yang sama atau 160

Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 berbeda? Selanjutnya apakah kedua portofolo mampu memberkan hasl nvestas dan rsko yang relatf sama? Telaah Lteratur Portofolo dtujukan untuk mengurang rsko dar suatu nvestas. Pengurangan rsko dapat terjad blamana aset yang dkombnaskan memlk koefsen korelas negatf, sehngga blamana aset yang satu mengalam penurunan maka penurunan tersebut akan dtutup oleh kenakan dar aset yang lannya. Bag nvestor, salah satu cara untuk mengurang rsko adalah dengan melakukan nvestas d reksadana. Ketka nvestor membel reksadana maka nvestor tersebut akan memperoleh aset portofolo yang telah dtentukan oleh manajer nvestas. amun bla nvestor ngn membentuk portofolonya sendr, maka dapat dlakukan dengan nvestas langsung kepada saham d Bursa Efek Indonesa. amun yang jad permasalahan adalah bagamana caranya untuk membuat portofolo yang mampu menngkatkan hasl nvestas dengan rsko yang terbatas. Ada beberapa alternatf pembentukan portofolo dengan menggunakan metode analss model ndeks tunggal (Jones, 01), metode z (Scnto dan Hardn, 009), selectve ndcator (Tortorello, 010), pendekatan bayesan markov chan monte carlo (stnngtyas dan Irawan, 011) maupun menggunakan metode Black-Ltterman melalu pendekatan Bayes (Black dan Ltterman, 199). Dalam peneltan n dfokuskan pada dua metode yanga palng serng dgunakan karena relatf mudah yatu metode ndeks tunggal dan metode z. Bode dkk (009; 47) menyatakan bahwa model ndeks tunggal merupakan model yang dgunakan untuk menentukan tngkat hasl dengan dpengaruh oleh rsko sstematk. Model n dlakukan dengan cara memlh saham-saham yang memlk knerja keuangan yang bak. Metode n palng banyak dgunakan oleh nvestor mengngat proses pembentukan portofolo lebh mudah dan sederhana dbandngkan dengan metode lannya. D dalam penerapan model ndeks tunggal, saham-saham yang dplh untuk masuk ke dalam portofolo adalah saham dengan knerja yang bak, dmana knerja tersebut dapat dukur dengan menggunakan Excess eturn to Beta ato (EB) yang dgunakan untuk mengukur return premum saham relatf terhadap satu unt rsko yang tdak dapat d dversfkas, yang dukur dengan Beta. Saham-saham yang akan masuk kedalam portofolo akan durutkan mula dar saham yang memlk EB terbesar hngga saham yang memlk EB terkecl. Selanjutnya dengan melakukan perbandngan antara EB dengan cut off pont maka portofolo saham yang dplh adalah saham-saham yang memlk EB lebh besar dar cut off pont-nya atau setdaknya setara dengan cut off pont-nya, sedangkan EB lebh kecl dar cut off pont-nya tdak akan dmasukkan kedalam portofolo. Cut Off Pont (C*) merupakan batasan return maksmal yang dtetapkan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham tersebut, d mana Cut Off ate (C ) sendr merupakan batasan return mnmal yang dtentukan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham tersebut. Setelah memlh saham-saham yang akan masuk dalam portofolo, selanjutnya yang dlakukan adalah menentukan komposs portofolo. Dharapkan dar komposs portofolo tersebut maka akan dperoleh return yang optmal dengan rsko terbatas. Metode Z adalah metode yang dlakukan dengan menggunakan pendekatan kuanttatf untuk memperoleh portofolo yang optmal. Untuk tu perlu dplh 161

Portofolo dengan Werner beberapa faktor yang akan dpaka dalam menentukan portofolo yang optmal. Dalam peneltan n dgunakan beberapa 6 faktor yatu: PE (Donaldson et al., 011), PBV (Scnto & Hardn, 009), PEG (Scnto & Hardn, 009), SIZE (Scnto & Hardn, 009), Momentum 3 bulan (Scnto & Hardn, 009), dan OE (Donaldson et al., 011). PE, PBV, PEG, SIZE dan OE mencermnkan fundamental perusahaan, sedangkan Momentum 3 bulan mencermnkan faktor teknkal. PE merupakan nsbah antara harga saham d pasar dengan kemampuan perusahaan mencetak laba tahunan. PE yang tngg mencermnkan harga saham yang lebh tngg dbandngkan dengan kemampuan perusahaan menghaslkan laba tahunan. Sementara tu PE tngg juga dapat mencermnkan perseps nvestor terhadap ekspetas perusahaan d masa yang akan datang. PBV merupakan nsbah antara harga saham dengan nla buku ekutas. PBV tngg bsa dpersepskan buruk yang berart harga sahamnya terlalu tngg dbandngkan dengan fundamentalnya. amun d ss lan PBV tngg mencermnkan perseps nvestor dalam hal n harga saham yang relatve bak terhadap nla buku ekutas. PEG merupakan nsbah antara PE terhadap pertumbuhan perusahaan. Anals basanya akan membandngkan antara PE dengan tngkat pertumbuhan yang dharapkan untuk mengdentfkas apakah saham perusahaan tersebut mengalam undervalue atau overvalue. Secara sederhana bla PE lebh kecl dar tngkat pertumbuhan yang dharapkan maka saham tersebut dapat dkatakan mengalam undervalue. Ukuran perusahaan dan OE merupakan ndkator yang palng serng dgunakan nvestor ketka melakukan nvestas. Perusahaan dengan ukuran lebh besar basanya akan memlk kaptalsas pasar yang besar pula, sehngga menghndar dlakukannya cornerng oleh pelaku saham lannya. Sedangkan OE merupakan ndkator pentng yang mencermnkan tngkat hasl dar ekutas yang dtanamkan oleh nvestor. Peneltan n memasukkan satu faktor teknk yatu momentum 3 bulan, dmana kecenderungan harga nak akan mendorong nvestor untuk kut membel saham tersebut. Metode Peneltan Peneltan n menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa khususnya yang masuk dalam ndeks LQ-45 perode 1 Februar 009 sampa dengan 31 Januar 013. Pemlhan saham-saham yang tergabung dalam ndeks LQ-45 karena mencermnkan lkudtas dan dverstas ndustr. Dar perode tersebut dperoleh 5 sampel perusahaan yang konssten selalu masuk dalam ndeks LQ-45. Setelah dperoleh 5 sampel, maka dlakukan pembentukan portofolo dengan menggunakan data selama satu tahun terakhr untuk membentuk portofolo akhr bak dengan metode sngle ndex maupun metode z/optmalsas. Berkut tahapan pembentukan portofolo berdasarkan model ndeks tunggal (Setono, 013; Yunart, 010; Septyarn, 009) 1. eturn saham eturn merupakan tngkat keuntungan yang dterma nvestor melalu suatu nvestas saham, yang mana pada bagan n yang dlhat pada perubahan persentase return. Yang mana return saham n dhtung dengan cara : Pt ( Pt 1)...(1) P t 1 16

Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 eturn saham P t Harga saham perode t Harga saham perode sebelumnya P t 1. Expected eturn Expected return merupakan tngkat keuntungan yang dharapkan mampu dterma oleh nvestor melalu suatu nvestas untuk beberapa perode ke depannya. eturn n dgunakan nvestor sebaga salah satu cara ddalam penetapan nvestas. Dan rumus yang dgunakan untuk perhtungan return expectaton adalah dengan cara: E ( ) j j 1...() E( ) Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. j eturn saham pada perode j Jumlah perode 3. sko saham sko saham merupakan sebuah penympangan yang terjad dkarenakan adanya perbedaan yang terjad antara return aktual dar sebuah nvestas saham dengan ekspektas return nvestas saham tersebut. [ ( )] j E...(3) j 1 E ( ) Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. j eturn saham pada perode j Jumlah perode Varan rsko saham 4. eturn dan rsko pasar eturn pasar merupakan tngkat keuntungan pasar yang mampu dperoleh nvestor dar suatu nvestas, dan return pasar pada nvestas saham dapat dlhat pada IHSG yang mana merupakan suatu ndkator yang mempengaruh pergerakan harga saham d bursa efek ndonesa. m,t IHSG t IHSG t 1 IHSG t 1...(4) 163

Portofolo dengan Werner 164 m,t eturn pasar pada perode tertentu IHSG t Indeks Harga Saham Gabungan pada perode tertentu IHSG t 1 Indeks Harga Saham Gabungan pada perode sebelumnya Expected market return merupakan tngkat keuntungan pasar yang dharapkan mampu dterma oleh nvestor dar suatu nvestas untuk beberapa perode ke depannya. E M t m, t 1...(5) m,t eturn pasar pada perode tertentu E M Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. Jumlah perode sko pasar terjad dkarenakan konds dan stuas pasar saat tu mengalam perubahan d luar kendal perusahaan, sepert nla tukar mata uang, suku bunga, komodtas dan konds poltk. [ ( )] m t, E m M...(6) t 1 m,t eturn pasar pada perode tertentu E ( m ) Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham Jumlah perode Varan pasar M 5. Beta Beta merupakan suatu pengukur terhadap rsko sstemats dar suatu saham. Dsampng tu beta juga menjad pengukur volatltas return sekurtas terhadap return pasar. Sehngga melalu beta n nvestor dapat mengetahu perbandngan antara return saham tersebut dengan return pasar apakah bergerak sebandng ataupun lebh besar atau lebh kecl. n ( E( ) *( ) M E( M ) ) t 1 n...(7) ( E( ) ) t 1 M M

Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 M eturn pasar pada perode tertentu E ( M ) Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. E ( ) Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. eturn saham Beta saham 6. Alpha Alpha merupakan selsh antara return aktual dengan expectaton return pada suatu level beta tertentu, dan basanya alpha menjad salah satu ukuran untuk membandngkan knerja suatu nvestas saham dengan knerja nvestas saham lannya. E α + E...(8) ( ) ( ) m E ( ) Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. α Alpha saham Beta saham E ( m ) Tngkat keuntungan pasar yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. 7. Kesalahan esdu dan Varan Kesalahan esdu Kesalahan resdu perlu dperhtungkan guna mengetahu besarnya rsko yang tdak sstematk yang terdapat ddalam suatu perusahaan. Jad varan kesalahan resdu n melhat seberapa besar tngkat error antara expected return dengan actual return yang terdapat pada masng-masng saham. α + M + e...(9) eturn saham α Alpha saham Beta saham M eturn pasar e Kesalahan resdu Sedangkan varan kesalahan resdu dapat dcar dengan menggunakan rumus: *... (10) * M e 165

Portofolo dengan Werner 166 Varan pasar M Varan rsko saham Beta saham e Varan kesalahan resdu 8. Excess eturn to Beta Excess eturn to Beta dgunakan untuk mengukur kelebhan return relatf terhadap satu jens rsko yang tdak dapat ddversfkaskan dengan ukuran beta. E( ) B EB...(11) E ( ) Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham. B eturn bebas rsko Beta saham EB Excess eturn to Beta pada saham 9. Cut off pont Cut off pont merupakan sebuah ttk pembatas return maksmal yang ngn dperoleh nvestor guna menghndar rsko pada nvestas saham yakn fluktuas harga saham. Sebelum melakukan perhtungan Cut off pont terlebh dahulu harus dperhatkan perhtungan Alpha dan Beta pada saham tertentu, yang mana perhtungannya adalah sebaga berkut: (E( ) B ) A...(1) e B e M A j 1 j C 1+ M B j 1 j...(13) C A j...(14) Batasan return mnmal yang dtentukan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham Tngkat kelebhan abnormal return yang mampu dperoleh dar nvestas saham

Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 B j Ukuran rsko sstematk yang ada ddalam nvestas saham Beta saham e Varan kesalahan resdu E ( ) Tngkat keuntungan yang dharapkan oleh nvestor dar nvestas saham B eturn bebas rsko 10. Propors Perhtungan n dlakukan untuk menentukan seberapa besar propors dana yang harus dalokaskan ke dalam suatu nstrumen nvestas, sehngga tujuan yang dharapkan oleh nvestor dapat tercapa. X W k X...(15) j 1 Yang mana X dperoleh melalu rumus sebaga berkut: * ( E B)...(16) C e W Propors dana pada nvestas saham ke- K Jumlah saham pada portofolo optmal X Propors setap saham terplh Beta saham e Varan kesalahan resdu EB Excess eturn to Beta pada saham * C Batasan return maksmal yang dtetapkan oleh nvestor dar tngkat fluktuas harga saham Setelah menemukan komposs portofolo berdasarkan metode ndeks tunggal, maka dlakukan pembentukan portofolo dengan menggunakan metode Z. Berkut tahapan pembentukan portofolo berdasarkan metode Z berdasarkan Donaldson et al., (011) dan Scnto & Hardn (009). 1. Menghtung varabel masng-masng perusahaan - PE dperoleh dengan membag nla kaptalsas pasar terhadap total earnngs perusahaan. - PBV dperoleh dengan membag nla kaptalsas pasar dengan nla buku ekutas. - PEG dperoleh dengan membag PE dengan tngkat pertumbuhan. Dmana tngkat pertumbuhan dukur dar pertumbuhan sales tahunan. - SIZE dukur dengan menggunakan logartma natural dar nla kaptalsas pasar. 167

Portofolo dengan Werner - Mom merupakan momentum selama 3 bulan yang dperoleh dar harga penutupan perode terakhr dbag terhadap harga penutupan 3 bulan sebelumnya. - OE dukur dengan total earnngs dbag dengan nla kaptalsas pasar.. Mengelompokkan sampel menurut ndustr dan mengkonvers varabel yang dtentukan ke nla Z. 3. la standar Z score dperoleh dengan: - Menghtung rata-rata varabel dan standar devas dar ndustr. - Menghtung nla Z dengan mengurangkan varabel dar perusahan terhadap rata-rata ndustr dan selanjutnya dbag terhadap standar devas ndustr. 4. Setelah memperoleh Z score untuk masng-masng varabel pada perusahaan, selanjutnya menghtung nla Z score perusahaan secara keseluruhan. 5. Membentuk portofolo dar saham dengan nla Z score agregat bernla postf, dan dengan menggunakan optmalsas pada excel. Berdasarkan saham-saham plhan yang telah dperoleh dar mekansme d atas. Setelah memperoleh saham-saham yang akan membentuk portofolo bak dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode z, maka selanjutnya membandngkan return portofolo dan rsko portofolo dar kedua metode tersebut untuk melhat portofolo mana yang lebh bak. Pembahasan Dar 5 saham yang konssten selalu terdaftar d ndeks LQ-45, maka dplh sahamsaham yang akan masuk portofolo dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode Z. Dar 5 saham maka dengan menggunakan model ndeks tunggal dperoleh 14 kanddat pembentuk portofolo. Ke-empatbelas saham n memlk nla EB yang lebh besar darpada C yatu PGAS, KLBF, LPK, IDF, ITP, JSM, TLKM, BDM, BMI, SMG, BBCA, ITMG, BBI dan BBI. Dar keempatbelas kandadat saham, tersebut, dtentukan cut off pont yang merupakan cut off rate tertngg yang jatuh pada saham SMG dengan nla cut off 0,96%. Dar keempat belas saham tersebut yang nla EB datas cut off pont adalah PGAS, KLBF, LPK, IDF, ITP, JSM, TLKM, BDM, BMI, SMG, dan BBCA. Kesebalas saham nlah yang akan membentuk portofolo optmal. Dengan mengunakan kesebalasan saham maka dbuat komposs portofolo sebaga berkut: 168

Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 Tabel 1. Komposs Portofolo Model Indeks Tunggal Saham Bobot (%) IDF 1,53 JSM 18,76 KLBF 13,73 LPK 10,44 SMG 9,69 PGAS 8,73 TLKM 6,63 BDM 4,58 ITP 4,9 BBCA 0,97 BMI 0,66 Dar tabel 1, dapat dlhat tngkat hasl dan rsko dar portofolo dengan menggunakan komposs yang dbuat dar 11 saham adalah returnnya selama setahun mencapa 30,96% dengan standar devas portofolo mencapa 0,73%. Dengan menggunakan metode Z, dar 5 saham maka dperoleh 10 kanddat saham pembentuk portofolo yatu secara berurutan dar nla Z tertngg adalah: UV, BBCA, ITMG, TLKM, PGAS, PTBA, BBI, AALI, ICO dan KLBF. Dar ke sepuluh saham tersebut dkeluarkan 4 saham yang memlk return negatf selama 1 tahun perode Februar 01-Januar 013 yatu ICO, AALI, PTBA dan ITMG, sehngga hanya 6 saham yang akan masuk dalam portofolo berdasarkan metode Z. ke-enam saham tersebut dengan menggunakan optmalsas solver d excel dperoleh komposs sebagamana yang terlhat d tabel. Tabel. Komposs Potofolo Metode Z Saham Bobot (%) PGAS 7,59 TLKM 4,43 KLBF 0,43 BBCA 17,54 BBI 5,00 UV 5,00 Dar tabel, dengan menggunakan komposs yang ada tersebut dperoleh return setahun 31,0% dengan standard devas sebesar 3%. Dar kedua komposs portofolo, maka dlakukan pembandngan terhadap return pasar IHSG selama setahun sepert yang tampak dalam Tabel 3. 169

Portofolo dengan Werner 170 Tabel 3. Perbandngan eturn dan sko eturn sko (SD) Koef. varas Model Indeks Tunggal 30,96 0,73,36 Metode Z 31,0 3 9,67 IHSG 1,1 3,74 30,63 Dar tabel 3, dapat dlhat bahwa portofolo dengan menggunakan model ndeks tunggal dan metode z mampu mengalahkan return pasar. Bla dlakukan perbandngan antara model ndeks tunggal dan metode z, ternyata keduanya memberkan return yang kurang lebh sama yatu 31%. amun dar ss rsko, model ndeks tunggal mampu memperkecl rsko lebh bak dar pada metode Z. Bla dperhatkan lebh seksama, empat dar 6 saham yang masuk dalam metode Z adalah konssten juga masuk d model ndeks tunggal yatu PGAS, TLKM, KLBF dan BBCA. Sedangkan BBI dan UV yang termasuk dalam metode z, tdak terplh dalam model ndeks tunggal. Secara fundamental, empat saham yang masuk dalam metode ndeks tunggal dan metode z merupakan saham yang menjad leader d ndustrnya. sko yang lebh kecl pada model ndeks tunggal dsebabkan jumlah saham yang masuk dalam portofolo lebh besar yatu 11 saham, dbandngkan dengan metode z yang hanya 6 saham. Hal n sesua dengan teor dversfkas, dmana semakn banyak jumlah aset yang masuk dalam portofolo maka rsko tdak sstemats semakn berkurang (Bode et al, 013). amun bag nvestor yang memlk dana terbatas, maka penggunaan metode ndeks tunggal akan menjad masalah tersendr. Investor dengan dana yang terbatas akan memlk hambatan untuk pengalokasan dana dalam banyak saham tersebut. Selan tu, penggunaan metode ndeks tunggal yang menghaslkan komposs p[ada 11 saham, membuat nvestor harus mengamat 11 saham yang tentunya bukan suatu perkara yang mudah. Sehngga bag nvestor dengan dana terbatas dan waktu terbatas untuk mengamat banyak saham, danjurkan untuk menggunakan metode Z yang cukup mengamat 6 saham dengan return yang tdak jauh berbeda dengan metode ndeks tunggal. Temuan n mengkonfrmas bahwa penggunaaan metode z dan model ndeks tunggal, mampu mengalahkan return pasar, sehngga dapat djadkan alat bag nvestor dan manajer nvestas untuk membentuk portofolonya. Penutup Peneltan n menggunakan dua model pembentukan portofolo yatu menggunakan model ndeks tunggal dan metode z. Kedua model menunjukkan hasl yang mampu memberkan return lebh tngg dar pasar. Metrode ndeks tunggal dan metode z memberkan hasl return yang kurang lebh sama, namun metode ndeks tunggal dalam peneltan n memberkan rsko lebh kecl dar penggunaan metode z. sko yang lebh kecl pada metode ndeks tunggal dsebabkan oleh jumlah saham yang dmasukkan dalam portofolo lebh banyak darpada metode z. Bag nvestor dengan dana terbatas dan waktu terbatas, penggunaan metode z lebh drekomendaskan mengngat return yang dperoleh kurang lebh sama dengan metode ndeks tunggal, namun jumlah saham yang masuk dalam portofolo lebh sedkt.

Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 Daftar Pustaka Black, F., dan. Ltterman, 199, Global Portfolo Optmzaton, Fnancal Analyst Journal, Vol. 48: 5, pp. 8 43. Bode, Z., A. Kane dan A. Marcus, 013, Investment, Tenth Edton, McGraw Hll/Irwn. Jones, C.P., 01, Investment: Analyss and Management, Twelve Edton, John Wley Donaldson, J., D. Flagg, dan J.H. Orr, 011, Selectng Stock and Buldng Portfolo; a Sortng Exercse, Manageral Fnance, Vol. 37: 7 pp. 636-646 stnngtyas, Dna dan ur Irawan, 01, Optmalsas Portofolo Saham Dengan Bayesan Markov Chan Monte Carlo Menggunakan Pendekatan Model Mxture Of Mxture, Workng Paper Scnto, D., dan Jo Hardn, 009, Stock ankng and Portfolo Selecton: evsng and Developng Z Scores, Thess, Pomona College, USA. Septyarn, 009, Analss Portofolo Optmal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Pada Saham LQ45, Jurnal Akuntans Setono, S..K., 013, Optmalsas Portofolo dengan Menggunakan Analsa Model Indeks Tunggal, Tess, Unverstas Surabaya. Tortorello,., 010, Quanttatve Strateges for Selectng Stock, AAII Journal, May 010 Edton. Yunart Sar, 010, Pembentukkan Portofolo Optmal Saham-Saham Perbankan Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal, Jurnal Keuangan Dan Perbankan, Volume 14 nomor 3 September 010 171

Portofolo dengan Werner 17