KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Fungsi Diferensial Riccati Pada Sistem Dinamik Dua Kendali Waktu Berhingga

Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga

Aplikasi Geometri pada Permainan Dinamis Non- Kooperatif Skalar Waktu tak Berhingga

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

Model Linear Kuadratik untuk Sistem Deskriptor Berindeks Satu dengan Factor Discount dan Output Feedback

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

Aplikasi Turunan. Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Pertemuan 7 GAME THEORY / TEORI PERMAINAN

II. LANDASAN TEORI ( ) =

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

KARAKTERISTIK PERSAMAAN ALJABAR RICCATI DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH KENDALI

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

5. Aplikasi Turunan 1

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto

PENGGUNAAN TURUNAN. Maksimum dan Minimum. Definisi. Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa:

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

PENYELESAIAN PERSAMAAN LAPLACE MENGGUNAKAN METODE RANTAI MARKOV TUGAS AKHIR N U R I Z A

Sistem Hasil Kali Persamaan Diferensial Otonomus pada Bidang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

5.1 Menggambar grafik fungsi

MA3231 Analisis Real

Analisis Kestabilan Global Model Epidemik SIRS menggunakan Fungsi Lyapunov

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Istilah games atau permainan berhubungan erat dengan kondisi pertentangan bisnis yang meliputi suatu periode tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM KOMPETENSI GANDA DEPAG S1 KEDUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah

CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (SUATU KAJIAN TEORITIS)

Bagian 2 Matriks dan Determinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE TUGAS AKHIR

ANALISIS MODEL MSLIR PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN POPULASI TERBUKA TUGAS AKHIR

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

Bab II Teori Pendukung

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

IPS. Untuk Sekolah Menengah Atas. þ Program Tahunan (Prota) þ Program Semester (Promes) þ Silabus. þ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

OBSERVER UNTUK SISTEM KONTROL LINIER KONTINU

METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

NILAI TOTAL TAK TERATUR TITIK PADA GRAF HASIL KALI COMB DAN DENGAN m BILANGAN GENAP TUGAS AKHIR

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

TUGAS AKHIR ARNI YUNITA

Masalah Peredaman Gangguan (Disturbance Attenuation Problem) Untuk Sistem Linear Time Invariant Lingkar Terbuka Dengan Pendekatan Permainan Dinamis

BAB II LANDASAN TEORI

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

TERAPAN TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 61

KED PENGGUNAAN TURUNAN

BAB II LANDASAN TEORI

Open Source. Not For Commercial Use

BAB 2 LANDASAN TEORI

Modifikasi Kontrol untuk Sistem Tak Linier Input Tunggal-Output Tunggal

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR (SVD) TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA INDAH MARNI

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0}

Masalah Kalkulus Variasi, Fungsional Objektif, Variasi, Syarat Perlu Optimalitas

APLIKASI MATRIKS KOMPANION PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

MENENTUKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK YANG HILANG MENGGUNAKAN FUNGSI ANALISIS DATA (FDA) DI KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional TAHUN 1990 Matematika

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

MATEMATIKA II. Turunan dan Aplikasinya. Rudi Prihandoko. March 9, 2017 ver 0.6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SILABUS. 1 / Silabus Matematika XII-IA. : 1.Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. Nilai Karakter

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Sistem PERSAMAAN dan PERTIDAKSAMAAN linier

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2

Transkripsi:

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika Oleh : M.LUTHFI RUSYDI 10454025655 4 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2011

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH M LUTHFI RUSYDI NIM : 10454025655 Tanggal Sidang : 30 juni 2011 Tanggal Wisuda : November 2011 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau JL. Soebrantas No. 155 Pekanbaru ABSTRAK Tugas akhir ini membahas tentang masalah pengambilan keputusan dari beberapa strategi yang tersedia dalam permainan berjumlah dua orang berstrategi murni dengan konsep Nash Equilibrium. Dilemma ditunjukkan sebagai contoh untuk memperkenalkan teori Nash Equilibrium adalah sangat berguna dalam kehidupan nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengenai aturan main antara kedua pemain sangat mempengaruhi optimalitas nilai permainan. Kata Kunci: Teori Permainan, Kestabilan, Nash equilibrium. vii

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... Halaman ii iii iv v vi vii vii ix xi xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... I-1 1.2 Rumusan Masalah... I-2 1.3 Batasan Masalah... I-2 1.4 Tujuan Penelitian... I-2 1.5 Sistematika Penulisan... I-2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Kontinu... II-1 2.2 Fungsi Monoton... II-1 2.3 Kestabilan... II-3 2.4 Permainan Dinamis Non-Kooperatif untuk Waktu Tak Hingga... II-3 xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow chart... III-1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Kendali Optimal Umpan Balik Permainan Dinamis Linier Kuadratik Dua Pemain Non-Kooperatif Kontinu Skalar... IV-3 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... V-1 5.2 Saran... V-2 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP xii

DAFTAR SIMBOL δ ε σ T : Delta : Epsilon : Sigma : Integral : Time final xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori permainan dikembangkan untuk menganalisis situasi persaingan yang meliputi kepentingan yang bertentangan. Dalam teori permainan diasumsikan ada dua atau lebih pemain dengan tujuan yang berbeda, selanjutnya setiap orang dianggap mengetahui tujuan dari lawannya. Teori permainan mencari pemecahan untuk permainan dengan mengasumsikan bahwa setiap pemain bermaksud memaksimalkan keuntungan yang diharapkan atau setara dengan itu minimalkan kerugian. Kriteria ini didasarkan pada pandangan konservatif terhadap persoalan, dinyatakan sebagai kriteria minimaks atau maksimin ini merupakan dasar dari strategi permainan yang semula dikembangkan oleh Jhon Van Neumann dan Oskar Morgenstern dan diterapkan dalam berbagai bidang. Penerapan teori permainan diterapkan dalam berbagai bidang salah satunya mencakup pula situasi persaingan dalam ekonomi. Setelah ada beberapa terlihat dari hasil karya kedua penemu di atas yang belum sempurna di dalam keseimbangan Nash, maka sekarang muncullah penemu yang bernama John Nash pada tahun 1950-1953, ia menunjukkan keseimbangan di dalam permainan N-orang, permainan tak kooperatif, dan dua orang di dalam permainan kooperatif menurut John Nash, keseimbangan adalah jika ada serangkaian strategi untuk permainan dimana tidak ada pemain yang bisa memperoleh keuntungan dengan mengubah strateginya, sementara pemain lagi menjaga strategi mereka tetap tidak berubah, kemudian rangkaian strategi hasil yang bersesuaian membentuk keseimbangan Nash. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang teori permainan dengan menggunakan strategi Nash, oleh karena itu penulis mengajukan judul tugas akhir ini dengan Kendali Optimal Permainan Non- Kooperatif Kontinu Skalar Dua Pemain dengan Strategi Nash. I-1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan dalam kondisi seperti apa strategi Nash itu ada. 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini permasalahan dibatasi untuk teori permainan nonkooperatif kontinu skalar dua pemain dengan strategi Nash untuk waktu tak hingga. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan dalam kondisi seperti apa strategi Nash itu ada, dalam permainan ini untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Berisikan teori-teori yang mendukung tentang teori permainan non-kooperatif kontinu skalar dua pemain dengan strategi Nash. BAB III Metodelogi Penelitian Berisikan mengenai literatur, yaitu dengan membaca buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan teori permainan non-kooperatif kontinu skalar dua pemain dengan strategi Nash. I-2

BAB IV Pembahasan Bab ini berisikan pemaparan secara teoritis dalam mendapatkan hasil penelitian tersebut. BAB V Penutup Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran. I-3

BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang digunakan pada skripsi ini adalah. 2.1 Fungsi Kontinu Dibawah akan diberikan definisi dari fungsi kontinu. Definisi 2.1 (Purcell, 2003): Fungsi f dikatakan kontinu di a D jika lim f(x) = f(a) a, yaitu : Definisi 2.1 di atas secara implisit mensyaratkan tiga hal agar fungsi f kontinu di (i). f(a) ada atau terdefinisikan (ii). (iii). f(x) ada, dan f(x) = f(a) 2.2 Fungsi Monoton Bagian ini penggunaan turunan akan digunakan untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki suatu fungsi kontinu antara lain kemonotonan serta nilai ekstrim. Namun sebelumnya perlu diberikan pengertian secara formal mengenai kemonotonan suatu fungsi pada definisi berikut : Definisi 2.2 (Purcell, 2003): Diberikan fungsi kontinu f: I R dengan interval I R, maka 1. Fungsi f dikatakan monoton naik pada interval x x I maka f(x ) f(x ). II-1

2. Fungsi f dikatakan fungsi monoton naik tegas pada interval I R jika x < x I maka f(x ) < f(x ). 3. Fungsi f dikatakan fungsi monoton turun pada interval I R jika x x I maka f(x ) f(x ). 4. Fungsi f dikatakan fungsi monoton turun tegas pada interval I R jika x < x I maka f(x ) > f(x ). Fungsi f kontinu pada interval I R, maka kemonotonan fungsi dapat diperiksa menganalisis turunan fungsi f, secara lengkap diberikan pada teorema berikut. Teorema 2.1 (Bartle, 1998): Diberikan fungsi kontinu f: R dengan interval I R maka 1. Fungsi f dikatakan monoton naik pada interval I jika dan hanya jika f (x) 0, untuk setiap x I. 2. Fungsi f dikatakan monoton turun pada interval I jika dan hanya jika f (x) 0, untuk setiap x I. Selanjutnya, dibahas mengenai nilai ekstrim global dan lokal dari suatu fungsi, pembahasan awal perlu diberikan definisi mengenai nilai ekstrim minimum global dan minimum lokal. Definisi 2.3 (Bartle, 1998): Diberikan fungsi kontinu f: I R dengan interval I R, maka 1. Fungsi f dikatakan memiliki minimum global di x I jika x I berlaku f(x) f(x ). 2. Fungsi f dikatakan memiliki minimum lokal di x I jika untuk suatu persekitaran δ dari x sedemikan sehingga f(x) f(x ) untuk setiap x didalam persekitaran tersebut. II-2

Maksimum global dan maksimum lokal didefinisikan dengan membalik tanda pertidaksamaan pada defenisi 2.3. 2.3 Kestabilan Sebelum pembahasan kestabilan perlu didefinisikan titik ekuilibrium, sebagai berikut : Definisi 2.4 (Engwerda, 2005): Diberikan persamaan diferensial order satu yaitu x = f(x) dengan nilai awal x(0) = x, sebuah vektor x yang memenuhi f(x ) = 0 disebut titik ekuilibrium. Definisi titik ekuilibrium, digunakan untuk memberikan definisi kestabilan sebagai berikut : Definisi 2.5 (Engwerda, 2005): Titik ekuilibrium x dikatakan stabil jika ε > 0, δ > 0 sehingga x x < δ maka x(t, x ) x < ε untuk semua t 0. Titik ekuilibrium x dikatakan stabil asimtotik jika x merupakan titik stabil dan δ > 0 sehingga lim x(t, x ) x = 0 memenuhi x x < δ. Untuk kasus lain titik x dikatakan tidak titik stabil jika tidak memenuhi definisi kestabilan. 2.4 Permainan Dinamis Non-Kooperatif untuk Waktu Tak hingga Permainan dua pemain dengan para pemain memberikan kendali pada persamaan diferensial sistem dinamik x (t) = Ax(t) + B u (t) + B u (t), x(0) = x, (2.1) Para pemain meminimalkan dalam arti Nash J x, u,u, T = x (t)q x(t) + u (t)r u (t) + u (t)r u (t) dt, j i(2.2) II-3

Pada bagian ini dibahas untuk kasus waktu tak hingga, yaitu fungsi tujuan memenuhi kriteria J (x, u,u ) = lim J (x, u, u, T ) dengan i = 1,2. Fungsi tujuan permainan ini memenuhi asumsi Q dan R adalah matriks simetris dan R adalah definit positif, untuk i = 1,2. Selanjutnya akan dicari fungsi kendali u = F x, dengan F R m n, i = 1,2 dan (F, F ) adalah anggota F = {F = (F, F ) A + B F + B F stabil}, yang memenuhi definisi berikut Definisi 2.6 (Engwerda, 2005): Ekulibrium linier (F, F ) F disebut ekuilibrium linier umpan balik Nash jika memenuhi perrtidaksamaan J (x, F, F ) J (x, F, F ) dan J (x, F, F ) J (x, F, F ) untuk setiap x dan untuk setiap matriks state umpan balik F, i = 1,2 sedemikian sehingga (F, F ) dan (F, F ) F. Masalah dua pemain ekuivalen dengan masalah linier kuadratik biasa, sehingga untuk masalah waktu tak hingga dapat diberikan persamaan aljabar Riccati sebagai berikut 0 = (A S K ) K K (A S K ) + K S K Q K S K (2.3) 0 = (A S K ) K K (A S K ) + K S K Q K S K, (2.4) Vektor kendali permainan dapat diperoleh jika dan hanya jika persamaan aljabar Riccati (2.3)-(2.4) memiliki solusi (K, K ), yang menyebabkan A S K S K menjadi stabil. Hal ini dibahas pada teorema berikut : Teorema 2.2 (Engwerda, 2005): Misalkan (K,K ) adalah solusi simetris persamaan (2.3) dan (2.4) dan didefinisikan F = R B K untuk i = 1,2 maka (F, F ) adalah ekuilibrium umpan balik Nash. Selanjutnya fungsi tujuan akhir untuk pemain ke-i adalah x K x, i = 1,2. Sebaliknya, jika (F, F ) adalah ekuilibrium umpan II-4

balik Nash, maka terdapat (K,K ) adalah solusi simetris persamaan (2.3) dan (2.4) sehingga F = R B K untuk i = 1,2. Bukti : Pertama akan dibuktikan untuk pemain pertama, diketahui F = R B K dengan K adalah solusi persamaan diatas. Jika u = F x maka u = x F. Selanjutnya diketahui sistem dinamik x = Ax + B u + B u, maka sistem dinamik setelah diberi kendali umpan balik adalah x = Ax + B u + B u = Ax + B u + B F x = Ax + B ( R B K )x + B u = (A S K )x + B u, dengan x(0) = x, Fungsi tujuan yang akan diminimalkan pemain pertama yaitu J (x,u, F ) = {x Q x + u R u + u R u }dt = {x Q x + u R u + x F R F x}dt = {x (Q + F R F )x + u R u }dt Sistem dinamik permainan fungsi objektif di atas dapat dipandang sebagai masalah kendali optimal linier kuadratik biasa. Sehingga dapat diberikan persamaan aljabar Riccati sebagai berikut : 0 = (A S K ) K K (A S K ) + K S K (Q + F R F ) 0 = (A S K ) K K (A S K ) + K S K (Q K B R R B K ) 0 = (A S K ) K K (A S K ) + K S K Q K S K, (2.5) II-5

Dengan persamaan (2.5) memiliki solusi K, maka diperoleh vektor kendali permainan pertama yaitu u = R B K x dengan F (t) = R B K sebagai ekuilibrium umpan balik Nash. Selanjutnya, berdasarkan masalah kendali optimal linier kuadratik biasa, maka fungsi tujuan akhir optimal untuk pemain pertama dengan kendali yang diperoleh adalah J = x K (0)x. Secara sama untuk pemain kedua berdasarkan sistem dinamik dan fungsi objektif yang bersesuaian dapat dibentuk persamaan aljabar Riccati yaitu : 0 = (A S K ) K K (A S K ) + K S K Q K S K. (2.6) Berdasarkan persamaan di atas memiliki solusi K (t), maka diperoleh vektor kendali pemain kedua u = R B K x, dengan F (t) = R B K (t) sebagai ekuilibrium umpan balik Nash. Sehingga nilai optimal untuk fungsi objektif adalah J = x K (0)x. Diasumsikan (F, F ) F adalah ekuilibrium umpan balik Nash. Selanjutnya berdasarkan definisi dipenuhi : J (x, F, F ) J (x, F, F ) dan J (x,f, F ) J (x, F, F ). Akan ditunjukkan ada (K (t), K (t)) solusi (2.3)-(2.4) dengan F (t) = R B K. Untuk pemain pertama diketahui F yang memenuhi u (t) = F x(t). Maka sistem dinamik pemain pertama menjadi x = Ax + B u + B F x dengan fungsi objektif berikut : J = {x (Q + F R F )x + u R u }dt. II-6

Dapat dibentuk persamaan Riccati 0 = (A B F ) K K (A + B F ) + K S K (Q + F R F ). (2.7) Disubstitusikan persamaan (2.7) diperoleh F (t) = R B K dengan F (t) = K B R ke (A + B ( R B K )) K K A + B ( R K ) + K S K Q + ( K B R )R ( R B K ) = 0 (A S K ) K K (A S K ) + K S K Q K S K = 0, (2.8) Maka dapat diperoleh K sebagai solusi dari persamaan (2.8) sehingga F (t) = R B K. Selanjutnya untuk pemain kedua, diketahui F dengan u (t) = F x(t). Maka sistem dinamik pemain pertama menjadi x = Ax + B F x + B u, dengan fungsi objektif yang bersesuaian dapat dibentuk persamaan aljabar Riccati berikut : 0 = (A B F ) K K (A + B F ) + K S K (Q + F R F (2.9) Substitusikan F (t) = R B K dan F (t) = K B R ke persamaan (2.9) diperoleh (A + B ( R B K )) K K A + B ( R K ) + K S K Q + ( K B R )R ( R B K ) = 0 (A S K ) K K (A S K ) + K S K Q K S K = 0, (2.10) Maka dapat diperoleh K sebagai solusi dari persamaan (2.10) sehingga F (t) = R B K II-7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah studi literatur dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menentukan persamaan aljabar Riccati. 2) Menyelidiki Eksistensi solusi persamaan aljabar Riccati. 3) Menyelidiki Eksistensi dan ketunggalan kendali Nash. Langkah-langkah metodologi penelitian di atas dapat digambarkan dalam flow chart sebagai berikut : MULAI Sistem dinamik x = Ax + B 1 u 1 + B 2 u 2 Persamaan Aljabar Riccati Eksistensi Persamaan Aljabar Riccati Ketunggalan Kendali Nash SELESAI Gambar 3.1 Flow chart metode penelitian

BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan membahas kendali optimal permainan Non-kooperatif kontinu skalar dua pemain dengan strategi Nash berdasarkan teori- teori yang berhubungan dengan permasalahan sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya. 4.1. Kendali Optimal Umpan Balik Permainan Dinamis Linier Kuadratik Dua Pemain Non-Kooperatif Kontinu Skalar Pada bab 2 telah diberikan bentuk umum permainan dinamis dua pemain untuk waktu tak hingga, vektor kendali optimal dapat diperoleh melalui penyelesaian sistem persamaan aljabar Riccati. Selanjutnya pada bagian ini akan dibahas untuk kasus skalar, yang didasarkan dari bentuk umum pada bagian bab 2. Didefinisikan persamaan diferensial sistem dinamik permainan dua pemain (2.1)-(2.2) dengan persamaan aljabar Riccati (2.3)-(2.4). Selanjutnya dibentuk sistem permainan non-kooperatif dua pemain untuk kasus skalar, dengan mensubstitusikan R = R = 0, A = a, B = b, Q = q, R = r dan s =, dengan i = 1,2 ke sistem permainan (2.1)-(2.2) diperoleh x (t) = ax(t) + b u (t) + b u (t), x(0) = x (4.1) Para pemain meminimalkan dalam arti Nash fungsi objektif J (x, u u ) = {x(t)q x(t) + u (t)r u (t) + u (t)(0)u (t)}dt J (x, u u ) = {q x (t) + r u (t)}dt, i = 1,2, (4.2) IV-1

Dengan mengambil x = K, berdasarkan persamaan (2.3)-(2.4) maka persamaan aljabar Riccati yang bersesuaian adalah sebagai berikut : s x + 2s x x 2ax q = 0 (4.3) s x + 2s x x 2ax q = 0 (4.4) Persamaan aljabar Riccati (4.3)-(4.4) akan memiliki solusi (x, x ) yang akan menghasilkan vektor kendali Nash, yang dapat menstabilkan sistem permainan loop tertutup, a s x s x menjadi stabil atau a s x s x < 0 (4.5) Persamaan (4.3)-(4.4) merupakan bentuk khusus dari persamaan berderajat dua Ax + Bxy + Cy + Dx + Ey + F = 0 Persamaan (4.3) merupakan persamaan hiperbola pada daerah (x, x ), karena untuk A = s, B = 2s, C = 0, D = 2a, E = 0, dan F = q diperoleh B 4AC = (2s ) 4(s )(0) = 4s > 0. Kondisi ini menunjukkan bahwa persamaan (4.3) merupakan sebuah persamaan hiperbola. Selanjutnya berdasarkan persamaan (4.3) diperoleh x = s x 2s + a q 2s +, s x Maka asimtot tegak adalah x = 0 dan asimtot miring adalah x = +, sementara pusat hiperbola persamaan pada 0,. Secara sama persamaan (4.4) merupakan persamaan hiperbola pada daerah (x, x ), karena untuk A = s, B = 2s, C = 0, D = 2a, E = 0, dan F = q diperoleh B 4AC = (2s ) 4(s )(0) = 4s > 0. berdasarkan persamaan (4.4) diperoleh x = s x 2s + a q 2s +, s x IV-2

Sehingga asimtot datar adalah x = 0 dan asimtot miring adalah x = +, sementara pusat hiperbola pada, 0. Persamaan (4.5) merupakan syarat kestabilan, yang menggambarkan daerah stabil dan daerah tak stabil. Umpan balik equilibrium Nash dapat diperoleh dari titik perpotongan kedua hiperbola pada daerah kestabilan. Seperti dapat dilihat pada contoh berikut : Contoh 4.1 : Diberikan persamaan (4.3)-(4.5), dengan a = b = r = 1, q = dan q =, dengan a = 1, s = s = 1 maka diperoleh persamaan hiperbola pertama adalah x + 2x x 2x 1 4 = 0 Dengan asimtot tegak x = 0, asimtot miring x = x + = x + 1 dan pusat hiperbola adalah (0,1). Sedangkan persamaan hiperbola kedua adalah x + 2x x 2x 1 5 = 0 Dengan asimtot datar x = 0, asimtot miring x = x + = x + 1 dan pusat hiperbola adalah (1,0), dengan syarat 1 x x = 0 x = 1 x, kedua hiperbola dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut : IV-3

y 3 2 1-3 -2-1 1 2 3 x -1-2 -3 Gambar 4.1: Permainan dengan tiga titik ekuilibrium Nash Berdasarkan Gambar 4.1 diperoleh bahwa, kedua hiperbola memiliki empat titik potong, satu titik potong berada di daerah tidak stabil dan tiga titik potong berada di daerah stabil (daerah arsiran). Maka diperoleh tiga umpan balik ekuilibrium Nash yaitu tiga titik potong pada daerah stabil. Contoh 4.2: Diberikan persamaan (4.3)-(4.5), dengan a = 0, b = r = 1, q = dan q =, dengan a = 0, s = s = 1 maka diperoleh persamaan hiperbola pertama adalah x + 2x x 1 4 = 0 Dengan asimtot tegak x = 0, asimtot miring x = x + = x dan pusat hiperbola adalah (0,0). IV-4

Sedangkan persamaan hiperbola kedua adalah x + 2x x 1 5 = 0 Dengan asimtot datar x = 0, asimtot miring x = x + = x dan pusat hiperbola adalah (1,0), dengan syarat x x = 0 x = x, kedua hiperbola dapat dilihat pada gambar berikut : y 3 2 1-3 -2-1 1 2 3 x -1-2 -3 Gambar 4.2: Permainan dengan satu titik ekuilibrium Nash Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh bahwa, kedua hiperbola memiliki dua titik potong, satu titik potong berada di daerah tidak stabil dan satu titik potong berada di daerah stabil (daerah arsiran). Maka diperoleh satu umpan balik ekuilibrium Nash yaitu titik potong pada daerah stabil. Sebelum dibahas berbagai situasi yang berhubungan dengan titik ekuilibrium Nash pada permainan ini, maka terlebih dahulu dibahas kondisi- IV-5

kondisi yang berhubungan dengan solusi persamaan aljabar Riccati, teorema berikut akan membahas solusi-solusi persamaan aljabar Riccati untuk kasus s = 0, dan untuk kasus s 0 akan dibahas pada bagian selanjutnya. Teorema 4.1(Engwerda, 2005): Diberikan persamaan (4.3)-(4.5), diasumsikan s = 0, berlaku : 1. Jika s 0 maka terdapat solusi (x, x ) R untuk persamaan (4.3)-(4.5) jika dan hanya jika a + s q > 0. jika kondisi tersebut dipenuhi maka terdapat solusi tunggal yaitu, 2. Jika s = 0 maka terdapat solusi (s, s ) R untuk persamaan (4.3)-(4.5) jika dan hanya jika a < 0. Jika kondisi tersebut dipenuhi maka terdapat solusi tunggal yaitu, Bukti : 1. Diasumsikan s = 0 dan s 0 berdasarkan persamaan (4.3)-(4.5) diperoleh 2s x x 2ax q = 0 s x 2as q = 0 a s x < 0 Selanjutnya dari persamaan s x 2ax q = 0 diperoleh solusi yaitu x = a ± a + s q s, Maka x = ± akan memiliki solusi real jika dan hanya jika a + s q > 0, IV-6

Oleh karena itu, kondisi di atas dipenuhi, maka x = ± disubstitusikan ke persamaan (4.3) Untuk x = disubstitusikan ke 2s x x 2ax q = 0 diperoleh. Untuk x = disubstitusikan ke 2s x x 2ax q = 0 diperoleh. Didapat, dan, adalah solusi persamaan (4.3)-(4.4) Selanjutnya hasil disubstitusikan ke persamaan (4.5). Untuk himpunan penyelesaian pertama diperoleh : a s a + a + s q s = a + s q < 0 Untuk himpunan penyelesaian kedua didapat a s a a + s q s = a + s q > 0 Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan kembali bahwa penyelesaian yang memenuhi persamaan (4.3)-(4.4) adalah q a + a 2 + s 2 q 2, 2a + s q s 2 IV-7

2. Diasumsikan s = 0 dan s = 0 berdasarkan persamaan (4.3)-(4.5) diperoleh : Karena a < 0, maka Sehingga diperoleh solusi yaitu 2ax q = 0, 2ax q = 0, a < 0. 2ax q = 0 x = q 2a 2ax q = 0 x = q 2a q 2a, q 2a Selanjutnya akan di bahas solusi persamaan aljabar Riccati dengan asumsi s 0, i = 1,2, didefinisikan y = s x dan σ = s q, i = 1,2, dan diasumsikan σ σ. Persamaan (2.3) dan (2.4) dikalikan dengan s, i = 1,2 diperoleh s x + 2s x x 2ax q = 0 s x + 2s s x x 2as x s x = 0, s x + 2s x x 2ax q = 0 s x + 2s s x x 2as x s x = 0, Selanjutnya akan ditunjukan bahwa persamaan (4.3)-(4.5) memiliki solusi (x, x )ε R jika dan hanya jika persamaan : y 2y y δ = 0, i = 1,2 (4.6) y = a + y + y > 0, (4.7) Memiliki solusi (y, y ) ε R Sebelumnya disubtitusikan terlebih dahulu y = a + y + y kepersamaan (4.6), untuk i = 1 diperoleh y 2( a + y + y )y + δ = 0 y + 2ay 2y 2y y + δ = 0 y 2ay + 2y y δ = 0, (4.8) IV-8

Maka berdasarka perkalian persamaan (4.3) dengan δ, diperoleh s x + 2s s y y 2as x s q = 0 y 2ay 2y y δ = 0 Dapat disimpulakan bahwa persamaan (4.3) akan punya solusi (x, x )ε R jika dan hanya jika persamaan (4.8) punya solusi (y, y ) ε R untuk i = 2, diperoleh y 2( a + y + y )y + δ = 0 y + 2ay 2y 2y y + δ = 0 y 2ay + 2y y δ = 0, (4.9) Selanjutnya berdasarkan persamaan (4.5), dengan y = s x dan δ = s q, maka diperoleh : s x + 2s s x x 2as x s q = 0 y 2ay + y y δ = 0 Dapat disimpulkan bahwa persamaan (4.3) akan mempunyai solusi (x, x )ε R jika dan hanya jika persamaan (4.9) mempunyai solusi (y, y ) ε R Berdasarkan uraian di atas diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara persamaan (4.3)-(4.5) dan persamaan (4.6)-(4.7), sehingga dengan mencari solusi persamaan (4.6)-(4.7) maka dapat diperoleh solusi untuk (4.3)-(4.5). untuk solusi persamaan (4.6)-(4.7) dibahas dengan Lemma berikut : Lemma 4.1: Sistem persamaan (4.6)-(4.7) memiliki solusi jika dan hanya jika terdapat t, t ε { 1,1} sehingga persamaan y + t y δ + t y δ = a (4.10) Memiliki solusi y > 0 dengan syarat y δ, IV-9

Bukti : Andaikan sistem persamaan (4.6) memiliki solusi, yaitu y 2y y + δ = 0, i = 1,2, Untuk i = 1 maka y 2y y + δ = 0 diperoleh solusi y = 2y ± (2y ) 4δ 2 = y ± y δ Untuk i = 2 maka y 2y y + δ = 0 diperoleh solusi y = 2y ± (2y ) 4δ 2 Substitusikan y, y ke persamaan (4.7) diperoleh y = a + y + y > 0 = y ± y δ y = a + y ± y δ + y ± y δ y = a + 2y ± y δ ± y δ y 2y ± y δ ± y δ = a y ± y δ ± y δ = a y ± y δ ± y δ = a (4.11) Berdasarkan persamaan (4.11) dapat dilihat terdapat t, t ε { 1,1} sehingga diperoleh y + t y δ + t y δ = a (4.12) Persamaan (4.12) akan memiliki solusi y > 0 jika y δ IV-10

Sekarang akan dibuktikan arah sebaliknya. Andaikan persamaan (4.10) memiliki solusi y > 0 dengan syarat y δ. Selanjutnya akan dibuktikan persamaan (4.6)-(4.7) memiliki solusi (y, y ) ε R. Berdasarkan persamaan (4.6) diperoleh Untuk i = 1 y 2y y + δ = 0 memiliki solusi y = y ± y δ Untuk i = 2 y 2y y + δ = 0 memiliki solusi y = y ± y δ Karena terdapat y > 0 adalah solusi persamaan (4.10) dengan syarat y δ maka y, y ada. Selanjutnya akan dibahas sifat-sifat dari semua kemungkinan persamaan yang dapat dibentuk dari persamaan (4.10), yang berhubungan dengan eksistensi dan ketunggalan ekuilibrium permainan. Pembahasan selanjutnya dimulai dengan menotasikan x dan y dan didefinisikan untuk semua x > 0 dengan syarat x σ, maka dari persamaan (4.10) dengan t, t { 1,1} dapat dibentuk persamaan-persamaan berikut : f (x) = x x σ x σ, (4.13) f (x) = x + x σ x σ, (4.14) f (x) = x x σ + x σ, (4.15) f (x) = x + x σ + x σ. (4.16) Titik ekuilibrium merupakan perpotongan titik pada grafik f (x) dengan a pada daerah stabil. Selanjutnya beberapa sifat untuk fungsi f (x) dengan σ > 0 dan σ < 0 diberikan pada Lemma berikut : IV-11

Lemma 4.2: Diberikan persamaan-persamaan (4.13)-(4.16), dengan σ > σ, berlaku : 1. f (x) < f (x) < f (x) < f (x). 2. Jika σ > 0 maka (a). f ( σ ) = f ( σ ), i = 1,3. (b). f (x) mempunyai titik minimum yang tunggal pada x > σ. 3. Jika σ < 0 maka (a). f (x) dan f (x) adalah fungsi monoton naik. (b). f (x) mempunyai tepat satu titik global maksimum pada x > 0. (c). Maksimum f (x) < f (0). Bukti : 1. Diberikan persamaan (4.13)-(4.16) dengan x > 0, x σ dan σ > σ, maka berlaku hubungan x x σ x σ < x + x σ x σ < x x σ + x σ < x + x σ + x σ, Sehingga terbukti bahwa f (x) < f (x) < f (x) < f (x). 2. Jika σ > 0 maka (a). untuk i = 1 maka f ( σ ) = f ( σ ), karena f σ = σ σ σ σ σ = σ σ σ f σ = σ + σ σ σ σ = σ σ σ Untuk i = 3 maka f ( σ ) = f ( σ ), karena IV-12

f ( σ ) = σ ( σ ) σ + ( σ ) σ = σ + σ σ f ( σ ) = σ + ( σ ) σ + ( σ ) σ = σ + σ σ (b). Diberikan persamaan (4.13) selanjutnya dengan turunan pertama diperoleh f (x) = 1 (x σ ) 2x (x σ ) 2x diperoleh = 1 x(x σ ) x(x σ ) = 1 ( ) ( ) < 0. Karena f (x) < 0 maka f (x) merupakan fungsi monoton turun. Selanjutnya, berdasarkan persamaan (4.14), dengan turunan pertama f (x) = 1 + (x σ ) 2x (x σ ) 2x diperoleh = 1 + x(x σ ) x(x σ ) = 1 + ( ) ( ) > 0. Karena f (x) > 0 maka f (x) merupakan fungsi monoton naik. Selanjutnya, berdasarkan persamaan (4.16), dengan turunan pertama f (x) = 1 + (x σ ) 2x + (x σ ) 2x = 1 + x(x σ ) + x(x σ ) = 1 + ( ) + ( ) > 0. IV-13

(c). Berdasarkan persamaan (4.15), dengan turunan pertama diperoleh f (x) = 1 1 2 (x σ ) 2x + 1 2 (x σ ) 2x = 1 + ( ) + ( ) > 0. Maka f (x) = 0 untuk suatu x = x dengan syarat x > σ. diperoleh : Selanjutnya dengan uji turunan kedua, jika σ > σ dan x > σ f (x) = 1(x σ ) + x 1 2 (x σ ) 2x + 1(x σ ) + x 1 2 (x σ ) 2x = (x σ ) + x (x σ ) (x σ ) + (x σ ) x (x σ ) (x σ ) = (x σ ) (x σ ) ( (x σ ) + x ) + (x σ ) (x σ ) (x σ ) x f (x) = (x σ ) (x σ ) (σ ) + (x σ ) (x σ ) ( σ ) > 0 Diperoleh f (x ) > 0, sehingga f (x) punya minimum pada saat x > σ. 3. Jika σ < 0 maka (a) Berdasarkan persamaan (4.14), selanjutnya dengan turunan pertama diperoleh f (x) = 1 + (x σ ) 2x (x σ ) 2x = 1 + x(x σ ) x(x σ ) IV-14

diperoleh = 1 + ( ) ( ) > 0. Karena f (x) > 0 maka f (x) merupakan fungsi monoton naik. Selanjutnya, berdasarkan persamaan (4.15) dengan turunan pertama f (x) = 1 (x σ ) 2x + (x σ ) 2x = 1 x(x σ ) + x(x σ ) = 1 ( ) + ( ) > 0. Karena f (x) > 0 maka f (x) merupakan fungsi monoton naik. (b). Berdasarkan persamaan (4.13), dengan syarat σ < 0, maka f (x) = x x σ x σ. Dengan turunan pertama diperoleh : f (x) = 1 (x σ ) 2x (x σ ) 2x x x = 1 + (x σ ) (x σ ) Maka f (x) = 0 untuk suatu x = x dengan syarat x = x > 0. Dengan uji turunan kedua, jika x > 0 diperoleh : f 1 x 1 x (x) = (x + σ ) + (x + σ ) (x + σ ) + (x + σ ) = (x + σ ) + x (x + σ ) (x + σ ) + (x + σ ) + x (x + σ ) (x + σ ) IV-15

saat x > 0. = (x + σ ) (x + σ ) ( (x + σ ) + x ) + (x + σ ) (x + σ ) ( (x + σ ) + x ) = (x + σ ) (x + σ ) ( σ ) + (x + σ ) (x + σ ) ( σ ) < 0. Diperoleh f (x ) < 0. maka f (x) akan memiliki nilai maksimum pada (c). Berdasarkan persamaan (4.16) dengan syarat σ < 0, maka f (x) = x + x σ + x σ Selanjutnya dengan turunan pertama diperoleh f x x (x) = 1 + (x σ ) + (x σ ) Maka f (x) = 0 untuk suatu x = x dengan syarat x = x > 0. Selanjutnya dengan uji turunan kedua, jika x < 0 diperoleh f 1 x 1 x (x) = (x + σ ) (x + σ ) + (x + σ ) (x + σ ) = (x + σ ) x (x + σ ) (x + σ ) + (x + σ ) x (x + σ ) (x + σ ) = (x + σ ) (x + σ ) (σ ) + (x + σ ) (x + σ ) (σ ) > 0 Diperoleh f (x ) > 0, maka fungsi f (x) memiliki minimum pada saat x < 0. Berdasarkan turunan pertama, f (x) = x + x + σ + x + σ merupakan fungsi monoton naik. (d). Diketahui fungsi f (x) punya solusi maksimum untuk x > 0. IV-16

f (0) = 0 + 0 + σ 0 + σ = σ σ, Sehingga f (x ) f (0) = x (x ) + σ (x ) + σ σ + σ < 0, Maka diperoleh f (x ) f (0) < 0 f (x ) < f (0) atau maksimum f (x) < f (0). Lemma 4.1 memberikan beberapa hasil yang dapat digunakan untuk membalas kondisi-kondisi yang menyebabkan suatu permainan tidak memiliki ekuilibrium Nash, memiliki satu ekuilibrium Nash dan memiliki lebih dari satu ekuilibrium Nash, hal ini dibahas pada teorema berikut. Teorema 4.2 : Diberikan permainan yang memenuhi persamaan (4.11) dan (4.12), dengan σ =, i = 1,2. diasumsikan σ σ, selanjutnya diberikan persamaan f (x), i = 1,2,3,4, seperti pada persamaan (4.13)-(4.16), maka 1(a). Jika σ > 0 dan σ σ, maka permainan memiliki i. Satu ekuilibrium jika < a < min f (x). ii. iii. Dua ekuilibrium jika a = min f (x). Tiga ekuilibrium jika a > min f (x). 1(b). Jika σ = σ > 0, maka permainan memiliki i. Satu ekuilibrium jika a σ. ii. Tiga ekuilibrium jika a > σ. 2(a). Jika σ < 0 dan σ > σ, maka permainan i. Memiliki satu ekuilibrium jika σ σ < a σ + σ ii. Memiliki dua ekuilibrium jika σ + σ < a σ + σ IV-17

iii. Memiliki tiga ekuilibrium jika a > σ + σ. 2(b). Jika σ = σ < 0, maka permainan i. Memiliki dua ekuilibrium jika 0 < a 2 σ. ii. Memiliki tiga ekuilibrium jika a > 2 σ. Bukti : 1(a). Jika σ > 0 dan σ σ berlaku i. Karena f (x) < f (x) < f (x), jika a > dan a < min f (x). Maka a hanya akan memotong kurva didaerah stabil dengan kurva f (x), berarti untuk < a < min f (x), permainan hanya memiliki satu titik ekuilibrium. ii. Karena f (x) < f (x) < f (x), jika a = min f (x) maka a akan memotong grafik pada daerah stabil yaitu pada f (x) dan pada f (x). Maka untuk a = min f (x) permainan akan memiliki dua titik ekuilibrium. iii. Karena f (x) < f (x) < f (x) < f (x), jika a > min f (x), maka akan memotong f (x) pada daerah stabil, selanjutnya jika min f (x) pada x > σ, untuk x = σ berlaku f ( σ ) = f ( σ ), sehingga untuk a > x > σ maka a akan memotong grafik f (x) dan f (x) sehingga untuk a > min f (x) akan memotong grafik f (x), f (x), dan f (x). Sehingga diperoleh tiga titik ekuilibrium. 1(b). Jika σ = σ > 0 berlaku i. Andaikan f (x) punya minimum x > σ, jika a σ berarti a berada dibawah grafik f (x) maka a hanya akan memotong grafik f (x) pada daerah stabil. Maka untuk a σ permainan akan memiliki satu titik ekuilibrium. IV-18

ii. Andaikan f (x) punya minimum x > σ, dan memenuhi pertidaksamaan f (x) < f (x) < f (x) dan untuk x = σ, memenuhi f ( σ ) = f ( σ ), maka untuk a = x > σ, garis a akan memotong grafik f (x), f (x), f (x). Pada daerah stabil. Sehingga untuk a > σ permainan akan memiliki tiga titik ekuilibrium. 2(a). Jika σ < 0 dan σ > σ berlaku i. Berdasarkan lemma 1 dan f (0) = σ σ, jika a > maks f (x) dan a f (0), maka a memotong grafik pada daerah tidak stabil, sehingga tidak ada titik ekuilibrium. ii. Karena f (0) = σ σ dan f (0) = σ + σ, jika a > f (0) dan a < σ + σ, maka a memotong grafik didaerah stabil pada grafik f (x), maka permainan akan memiliki satu titik ekuilibrium. iii. Karena f (0) = σ + σ dan f (0) = σ + σ, jika a > f (0) dan a < f (0), maka a akan memotong grafik f (x) dan f (x) di daerah stabil. Sehinggga permainan akan memiliki dua titik ekuilibrium. iv. Karena f (0) = σ + σ, jika a < f (0) maka a akan memotong grafik f (x), f (x), f (x) di daerah stabil. Sehingga permainan akan memiliki tiga titik ekuilibrium. 2(b). jika σ = σ < 0 berlaku i. Berdasarkan bagian 2.a, diketahui bahwa permainan tidak memiliki titik ekuilibrium jika maks f (x) < a σ σ. Selanjutnya untuk σ = σ < 0 maka maksimum f (x) sebagai berikut : f (x) = x x σ x σ = x 2x σ, IV-19

Selanjutnya turunan pertama f (x) diperoleh, f (x) = 2(x σ ) + 2x 1 2 (x σ ) 2x = 2(x σ ) + 2x (x σ ) (x σ ) f (x) = 2(x σ ) (x σ ) (σ ) Karena σ < 0 maka untuk x. = ± didapat f (x) < 0, selanjutnya berdasarkan Lemma 4.1, f (x) punya maksimum untuk x > 0, maka f (x) punya maksimum untuk x = Sehingga nilai maksimum f (x) adalah :. f (x) = x 2x σ = 3σ 3 2 3σ 3 Selanjutnya untuk f (0) dengan σ = σ < 0 diperoleh σ = 3σ Maka f (0) = σ σ = 0 maks f (x) < a σ + σ 3σ < a 0. Permainan tidak punya titik ekuilibrium. ii. Berdasarkan bagian 2.a, permainan akan memiliki ekuilibrium jika σ + σ < a σ + σ. IV-20

Karena σ = σ maka σ + σ < a σ + σ σ + σ < a σ + σ 0 < a 2 σ. Maka untuk σ = σ permainan akan punya dua ekuilibrium jika 0 < a 2 σ. iii. Berdasarkan bagian 2.a, permainan akan memiliki tiga ekuilibrium jika a > σ + σ, karena σ = σ maka σ + σ = σ + σ = 2 σ, diperoleh a > 2 σ. Sehingga permainan akan memiliki tiga ekuilibrium jika a > 2 σ. IV-21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Mengakhiri penulisan Tugas akhir ini, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Titik ekuilibrium x dikatakan stabil jika ε > 0, δ > 0 sehingga x x < δ maka x(t, x ) x < ε untuk semua t 0. Titik ekuilibrium x dikatakan stabil asimtotik jika x merupakan titik stabil dan δ > 0 sehingga lim x(t, x ) x = 0 memenuhi x x < δ. Untuk kasus lain titik x dikatakan tidak titik stabil jika tidak memenuhi definisi kestabilan. 2. Vektor kendali permainan dapat diperoleh jika dan hanya jika persamaan aljabar Riccati (2.3)-(2.4) memiliki solusi (K, K ), yang menyebabkan A S K S K menjadi stabil. 3. Persamaan aljabar Riccati : s x + 2s x x 2ax q = 0 s x + 2s x x 2ax q = 0 Akan memiliki solusi (x, x ) yang akan menghasilkan vektor kendali Nash, yang dapat menstabilkan sistem permainan loop tertutup a s x s x menjadi stabil atau s x s x < 0. V-1

4. Persamaan a s x s x < 0 merupakan syarat kestabilan, yang menggambarkan daerah stabil dan daerah tak stabil. Umpan balik Nash dapat diperoleh dari titik perpotongan kedua hiperbola pada daerah kestabilan. 5.2 Saran Dalam skripsi ini penulis hanya menggunakan permainan Non-kooperatif kontinu dua pemain dengan strategi Nash. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar pembaca dapat lebih lanjut menemukan strategi-strategi yang lebih optimal dari strategi Nash. V-2

DAFTAR PUSTAKA Engwerda, Jacob, LQ Dynamic Optimization and Differensial Games, Tilburg University, the Netherlands. John Wiley and Sons, LTD, England. 2005. Weber, J. E, Analisis Matematik Penerapan Bisnis dan Ekonomi, University of Arizona, Erlangga, Jakarta. 1999. Engwerda, Jacob, Feedback Nash equlibria in the scalar infinite horizon LQgames, Tilburg University, the Netherlands. Wartono, dkk, Persamaan Diferensial Biasa dan Masalah Nilai Awal, UIN-Press SUSQA, Pekanbaru. 2009. Purcell, Edwin J., Kalkulus 1. Hamline:Addison-Wesley. 2003. Bartle, R.G. and Sherbert, D.R., Introduction to 1. Real Analysis, John Wiley. 1998.