lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

---- ~,~ _~-

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BUPATI PACITAN. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

MENTERI KOORD[NATOR BlDANG POLITlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BUPATI PACriAN. PERATURAN BUPATI PACITAN t NOHOR 25 A TAHUN 2013 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

Jatan Jaksa Agung Suprapto Nomor S Pacitao Kode Pot i. Jawa Timor : Tctp. (0357) Fai. (0357)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014

PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS. FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN I KABUPATEN PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN PACITAN

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI

Oleh : Selvia Mamahit 2. Kata Kunci : Peranan, BPD, Fungsi Pengawasan, ADD.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pelaksanaan Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT. CITRAMANDIRI LESTARI MEDAN. Nora Anisa Br Sinulingga

AHFAIZIN NIM : SKRIPSI

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Transkripsi:

BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan yang dharapkan. 1. Gambaran kepegawaan, khususnya tenaga admnstratf d lngkungan Dnas Penddkan Kabupaten Bandung, setelah dberlakukannya kebjakan desentralsas penddkan terjad over supply. Kebjakan pendayagunaan, pemanfaatan dan pengembangan pegawa secara kuanttatf bam pada taraf penempatan sementara sesua jumlah pegawa yang terseda. Upaya n pun belum optmal karena Stmktur Organsas dan Tata Kerja (SOTK) yang bam kurang dapat menampung jumlah PNS yang terseda. Pada aspek kualtatf setelah dlaksanakannya kebjakan otonom daerah, pegawa yang melanjut kan penddkan tambahan, lebh banyak berstatus "jn Belajar" dan berstatus "Tugas Belajar". 2. Proses penempatan, pemanfaatan dan pengembangan tenaga admnstratf d lngkungan Kantor Dnas Penddkan Kabupaten Bandung dalam rangka pelaksanaan otonom daerah belum dapat dlaksanakan secara optmal, antara lan: Pertama, penggabungan lembaga antara nstans vertkal (Depdkbud) dan Dnas P dan K menyebabkan hambatan-hambatan dalam pendayagunaan 1

fjt personl sebaga akbat tdak sembangnya beban kerja dengan jumlah personl yang ada. Banyak pegawa yang memegang jabatan bam ataupun pndahan dar lembaga yang dmerger mengalam kebngungan dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal n dsebabkan oleh kurang terpenuhnya persyaratan jabatan dan prosedur penempatan jabatan yang tdak utuh dan kurang professonal, unsur kedekatan dengan pmpnan atau kolus dan nepotsme mash mendomnas dalam proses penempatan pegawa, sehngga banyak pekerjaan yang tdak dtangan oleh ahlnya. Beberapa kendala yang dhadap dalam penempatan n antara lan tdak ada jamnan terhadap pegawa yang berprestas dan berkemampuan akan dtempatkan sesua dengan kemampuan dan prestasnya, stmktur organsas dan tata kerja yang belum stabl, kualtas sumber daya manusa yang mash lemah, dan adanya ntervens yang cukup kuat dar luar organsas Dnas Penddkan yang membuat pucuk pmpnan kesultan bahkan mungkn bertolak belakang dengan keputusan yang sehamsnya dbuat, serta kurangnya sosalsas secara khusus dar para pejabat kepada stafnya. Kedua, pemanfaatan tenaga admnstratf dalam pelaksanaan otonom daerah sudah berjalan dengan bak, walaupun belum optmal. Hal n dsebabkan belum semua sub dnas dan bagan yang membuat perencanaan dalam pemberan tugas kepada pegawa, tdak sembangnya "beban kerja dengan jumlah personl yang ada, pembnaan pegawa belum dlakukan secara ntensf dan sstemats, serta sarana dan prasarana pekerjaan belum dtunjang oleh fasltas yang memada msalnya tdak sembangnya mang kerja dengan

203 jumlah pegawa, jumlah dan konds komputer, sehngga pekerjaan yang dhaslkan kurang optmal dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesakannya. Ketga, pengembangan kemampuan tenaga admnstratf dalam pelaksanaan otonom daerah belum dlaksanakan secara optmal, hal n dsebabkan belum terlaksananya program kerja pengembangan karer j pegawa, belum adanya penghargaan yang memada bag pegawa yang berprestas, tdak adanya sangs yang tegas bag pegawa yang tdak atau kurang dspln, belum adanya anggaran bag pegawa untuk menngkatkan kemampuannya sepert : melanjutkan stud, dan mengkut penddkan dan lathan yang sesua dengan pekerjaannya. Sedangkan upaya yang dlakukan untuk mengatasnya adalah dengan jalan member kesempatan kepada pegawa untuk melanjutkan sekolah ke jenjang penddkan yang lebh tngg *; ataupun mengkut pelathan dan kursus sesua dengan pekerjaan yang dgelutnya, danjurkan untuk serng bertukar pkran dengan teman kerja, dan serng bertanya kepada pegawa yang telah berpengalaman dan mengusulkan kepada atasan untuk membaya pelathan dan memberkan beasswa kepada pegawa yang berprestas. 3. Model pendayagunaan dalam rangka penngkatan knerja pegawa J; admnstratf d lngkungan Kantor Dnas Penddkan Kabupaten Bandung, perlu dungkap dar analss potens kepegawaan yang ada. Kesalahan- kesalahan dalam seleks, penempatan, pemanfaatan melalu mutas dan promos mapun dalam pengembangan pegawa, yang dtanda dengan belum

204 jelasnya tujuan dan sasaran, krtera yang djadkan acuan, prosedur operasonal dan dukungan system nformas kepegawaan, perlu adanya pola dan mekansme system manajemen yang memada. Pola dan mekansme system tersebut seyogyanya telah tertuang dalam Career Syatem atau Career Plannng yang terorgansr dan terkendal. Penetapan tujuan dan sasaran yang jelas, norma yang djadkan acuan, prosedur operasonal, dan dukungan 1 system nformas kepegawaan yang menyedakan nformas akurat hams 1 dapat memunculkan dmens-dmens yang dperlukan oleh suatu "job target". 4 Sehngga, potens-potens yang dmlk pegawa bak secara kuanttatf maupun kualtatf dapat ddayagunakan untuk menngkatkan knerja dalam j melaksanakan tugas-tugas kelembagaan. sf B. mplkas dan Rekomendas Untuk merealsaskan system kerja yang kondusf, maka penempatan pegawa seyogyanya ddasarkan pada analss jabatan dan berorentas pada tercapanya tujuan yang dharapkan. Salah satu alasan perlunya dlakukan analss ' jabatan adalah terbentuknya organsas bam atau munculnya sstem bam dalam ) organsas. Karena tu, Dnas Penddkan Kabupaten Bandung sebaga "organsas : bam" pasca merger, hendaknya mengdentfkas kembal secara cermat jabatan- jabatan yang dperlukanuntukmenjalankan roda organsas sesua dengan vs dan ms lembaga. Sebaga hasl dar kegatan analss jabatan akan dperoleh dua \ jens nformas, yakn (1) deskrps jabatan dan (2) spesfkas jabatan. Dalam penempatan pegawa hendaknya mempertmbangkan latar belakang bografs pegawa yang akan melaksanakan tugas, sepert kualfkas penddkan, pelathan-

205 pelathan yang telah dtempuh, pengalaman kerja, mnat, dan skap terhadap pekerjaan. Pertmbangan n hendaknya djadkan sebaga kebjakan lembaga yang dtuangkan dalam peraturan secara tertuls (Perda) sehngga merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar prosedur penempatan pegawa dalam suatu pekerjaan. Tujuan pengembangan sumber daya manusa adalah menngkatkan produktvtas kerja karyawan pada semua tngkat organsas. Tujuan lan adalah mencegah keusangan keteramplan pada semua tngkat organsas. Setap organsas atau lembaga berkewajban membantu para pekerjanya untuk menngkatkan keteramplan berdasarkan mnat dan bakat mereka, selan untuk memenuh kebutuhan organsas. D sampng tu, pengembangan sumber daya manusa dtujukan untuk mempersapkan pekerja agar dapat menjalankan tugas atau pekerjaan yang lebh tngg jenjangnya. Untuk tu Dnas penddkan dalam pelaksanaan pengembangan pegawa d era otonom daerah hams ddasarkan pada system perencanaan karer dan system nformas kepegawaan yang ddasar prnsp penngkatan karer secara objektf, profesonaltas, prestas kerja, dan mekansme system pengembangan karer yang memberkan keleluasaan kepada para pegawa untuk mengembangkan dr secara professonal dalam mencapa } kepuasan kerjanya. 1 Berdasarkan pemkran tersebut, maka dapat dkemukakan rekomendas rekomendas sebaga berkut: 1. Praktek-praktek manajemen sumber daya manusa yang efektf menghamskan dlakukannya analss jabatan yang kompeten, jelas dan lengkap. Keberhaslan dar keselumhan program penngkatan knerja pegawa sebenarnya banyak

dtentukan pula oleh ketepatan dalam penempatan pegawa }$»&, bersangkutan. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak terjad^^proses- - - penempatan pegawa pada pekerjaan atau jabatan tertentu tdak dlakukan secara terprogram. Oleh karena tu, pmpnan Dnas Penddkan Kabupaten Bandung hendaknya tdak menganggap program penempatan pegawa bukan bersfat fnal, tetap hams tetap terbuka kesempatan untuk pemndahannya. Kesalahan dalam proses penempatan pegawa akan dapat drasakan akbatnya tdak saja mengganggu operas kegatan Dnas untuk saat n tetap juga pada masa yang akan datang. Proses penempatan pegawa yang dlakukan secara cermat, sstemats, fleksbel, dan profesonal akan sangat mambantu dalam penngkatan mutu knerja pegawa tersebut. 2. Upaya organsas untuk memberdayakan sumber daya manusa memerlukan pengakuan dan dukungan dar semua phak bak secara nternal maupun ekstemal, sehngga mempunya kepercayaan dr yang kuat. Untuk tu phak Pemerntah Daerah Kabupaten Bandung hendaknya memberkan keleluasaan yang lebh besar kepada Dnas Penddkan untuk menjalankan otortasnya sesua dengan kemampuan yang dmlk. Hanya dengan strateg n kemandran, akuntabltas, transparans, dan profesonalsme sebaga karakterstk utama otonom daerah dapat dlaksanakan dengan sungguhsungguh oleh phak Dnas Penddkan dalam memberdayakan sumber daya manusanya. ntervens dar luar dnas penddkan tdak perlu terjad lag, tetap nstans datasnya hanya perlu mengawas dan membnanya. 1

207 3. Pelathan dan pengembangan pegawa d lngkungan Dnas Penddkan dmaksudkan sebaga upaya penyesuaan atau menghlangkan adanya jurang pemsah (gap) antara kemampuan kerja sebenamya dengan kemampuan kerja yang dbutuhkan. Namun demkan berbaga upaya tersebut akhmya akan berpulang kepada pegawa tu sendr yang secara ndvdual atau kelompok mempunya komtmen tngg untuk senantasa menngkatkan kemampuannya. Dalam konteks n, motvas yang kuat dar para pegawa Dnas untuk selalu memperbaham wawasan dan kemampuannya mempakan altematf yang tdak bsa dtawar agar memperoleh persyaratan-persyaratan memada sesua tuntutan pekerjaan yang bembah demkan cepat.