BAB III TINJAUAN KASUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

BAB III TINJAUAN KASUS

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TINJAUAN KASUS. A. Pengkajian Keperawatan Dilakukan pada tanggal 24 April 2007 jam 11.00

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY. S DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI IRNA C3 LT. 1 RSDK SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

BAB III TINJAUAN KASUS. Ny. N, 49 tahun, Perempuan, Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia, Islam,

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M :

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pada bab ini penulis melaporkan asuhan perawatan yang telah diberikan pada Tn. M

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG

3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Anamnesa pada tanggal 23 Juni 2016 pukul 18.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis mengambil kasus pada keluarga An. E dengan salah satu

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA DIRUANG KENANGA WANITA RSU CIAMIS

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB III TINJAUAN KASUS. secara autoanamnesa dan alloanamnesa di RSUP dr. Karyadi Semarang. kering, cemas karena penyakitnya tak kunjung sembuh.

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASCA SECTIO CAESARIA

BAB III TINJAUAN KASUIS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RS.ROEMANI

BAB III TINJAUAN KASUS. Bab ini penulis akan menerangkan proses keperawatan yang telah dilakukan

BAB III ANALISA KASUS

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Identitas Klien dan Penanggung Jawab

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG KHOTIJAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB III TINJAUAN KASUS. Berikut ini adalah laporan asuhan keperawatan pada penderita Gastroenteritis

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

BAB III TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN 1. Biodata a. Biodata pasien. : 2 tahun 8 bulan Jenis kelamin : laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB Ш TINJAUAN KASUS

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

BAB III TINJAUAN KASUS. : 5,5 tahun. Tanggal Masuk : 17 Mei 2010 ( Jam ) Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2010 (Jam )

Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada hari Senin, tanggal 22 Februari di ruang Baitul Athfal RSI Sultan Agung, Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 17 Maret 2010 dengan hasil

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RB NUR HIKMAH GUBUG JAWA TENGAH

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POST HEMOROIDEKTOMY. DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT UMUM dr.h.soewondo KENDAL

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Caesaria Indikasi Letak Sungsang mulai tanggal April 2010 di ruang Fatimah RS.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 26 Mai 2010

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS WIB di ruang khotijah Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah. Semarang dan memperoleh data dari pengamatan langsung catatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Tn.Y dengan Post ORIF fraktur femur dextra 1/3 distal hari ke II di Ruang Umar

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. A DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAITUL ATHFAL RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :

BAB Ш TINJAUAN KASUS

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis laporkan Asuhan Keperawatan pada Ny D dengan

BAB III TINJAUAN KASUS

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara, pemeriksaan fisik pada klien. Selain itu juga data dari catatan keperawatan, catatan medis, hasil pemeriksaan diagnostik maupun observasi langsung dengan klien yang dilakukan pada tanggal 7 12 Mei 2007. Dengan pendekatan proses perawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa, perencanaan implementasi dan evaluasi. A. PENGKAJIAN Pengkajian awal dilakukan pada hari Senin 7 Mei 2007, jam 09.00 WIB 1. Biodata klien dan penanggung jawab a. Biodata pasien Nama : Ny. S, 32 tahun, perempuan, Islam, ibu rumah tangga, Jawa / Indonesia, Gabus Pati, 21 April 2007, 5508943, mioma uteri. b. Biodata penanggung jawab Nama : Tn. N, 37 tahun, laki laki, Islam, karyawan swasta, Pati, suami. 2. Riwayat Keperawatan a. Keluhan utama Pasien saat dikaji, mengatakan adanya perdarahan yang banyak, disertai nyeri saat perdarahan pada abdomen bawah. Dan badannya terasa lemah sehingga belum mampu beraktivitas dan kebutuhan sehari hari masih dibantu oleh keluarga baik makan, mandi, BAB, BAK, dan klien mengatakan tidak nafsu makan dan kepala pusing. b. Riwayat penyakit sekarang Sejak tanggal 2 April 2007 penderita haid banyak, ganti pembalut 4 5 kali perhari. Kemudian pasien periksa ke Rumah Sakit Pati dan ditransfusi darah 2 kalf.

Kemudian pasien dirujuk di RSDP Semarang pada tanggal 21 April 2007 dengan riwayat perdarahan. BAK dan BAB sulit, berat badan dirasakan turun. c. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya tetapi pasien mempunyai riwayat penyakit asma sebelumnya. Dan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit DM, jantung, dan hipertensi. d. Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. 3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional 1. Kebutuhan nutrisi Sebelum dirawat, pasien makan 3 kali sehari dengan porsi banyak dan dengan jenis nasi, sayur, lauk, buah buahan. Dan minum air putih serta kadang susu + 8 gelas per hari. Tetapi selama dirawat di rumah sakit pasien makan 3 kali per hari tetapi dengan porsi ¼ saja yang disediakan selama dirawat di RS yaitu nasi, sayur dan lauk. Dan minum air putih sehari hanya 2 4 gelas per hari. 2. Kebutuhan eliminasi Pasien mengatakan selama dirawat pasien BAB 1 kali per hari dengan konsisten lembek dengan karakteristik warna kuning, bau khas, tanpa kesulitan. Tetapi sebelum masuk rumah sakit pasien pernah mengalami sulit BAB, setelah makan papaya kembali lancar. Dan BAK pasien lancar sehari + 200 cc. Dengan karakteristik warna kuning jernih, bau khas. 3. Kebutuhan aktivitas Sebelum sakit pasien dapat beraktivitas dengan baik. Hal ini terbukti pasien dapat menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga dengan baik, tetapi selama sakit pasien mengatakan badannya lemah dan lemas sehingga pasien mengalami pembantasan aktivitas. Hal ini terbukti pasien hanya bisa

terbaring di tempat tidur dan setiap melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan (mandi, BAB, BAK) dibantu keluarga. 4. Kebutuhan istirahat dan tidur Sebelum sakit pasien tidur + 8 10 jam perhari. Dan pasien selalu tidur siang. Tidak ada kesulitan dalam kebutuhan istirahat tidur. Dan selama sakit istirahat berkurang, pasien hanya tidur 6 7 jam perhari. Karena merasa badannya tidak enak dan lemah. 5. Pola kesehatan dan manajemen kesehatan Pasien mengatakan kesehatan sangat penting, hal ini terbukti pasien setiap sakit selalu berobat ke poliklinik atau puskesmas terdekat. Dan klien selalu menjaga kesehatan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang baik dan selalu menjaga kebersihan. 6. Pola konsep diri Pasien adalah seorang ibu yang mempunyai anak 1. pasien menjadi ibu rumah tangga serta menjadi seorang istri dari bapak yang bekerja sebagai wiraswasta. Dan pasien berwatak baik hati dan rendah diri. 7. Pola koping Pasien mengatakan ingin segera cepat sembuh. Karena dia sudah lama di rawat di rumah sakit. Dan pasien sudah kangen dengan anaknya dan ingin segera kembali merawat anaknya dan kembali menjadi ibu rumah tangga. 8. Pola seksual Pasien mengatakan dalam keluarganya hubungan dengan keluarganya baik, sehingga dia mempunyai satu anak. Dan pasien mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Riwayat menstruasi pasien teratur dan tidak ada keluhan dalam menstruasi. 9. Pola hubungan dengan sosial Hubungan pasien dengan orang lain, hal ini terlihat pasien banyak yang menjenguk baik tetangga maupun saudara. Dan hubungan dengan pasien lain antar kamar juga baik. 10. Pola nilai dan kepercayaan

Pasien adalah seorang yang beragama Islam dan pasien rajin menjalankan ibadah sholat lima waktu sebelum sakit. Tetapi selama sakit ibadah pasien berkurang karena badan pasien lemah. 11. Pola kognitif Pasien selalu diberi motivasi suaminya dan dalam melaksanakan sesuatu dipertimbangkan dengan suaminya. 4. Pemeriksaan Fisik Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 pukul 10.00 WIB Keadaan umum : Pasien tampak lemah, tingkat kesadaran : Composmetris, tanda tanda vital : TD : 120/80 mmhg, n = 84 x, RR : 24 mmt x, S mmt : 36 0 C, Kepala : Bentuk Mesochepal, kulit kepala bersih, Rambut : warna rambut hitam, rambut mudah rontok, dan tidak ada lesi, Mata : Bentuk simetris, reflek terhadap cahaya baik, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, Mulut : Bibir tampak kering, pecah pecah, mukosa mulut kering, gigi utuh dan bersih, tidak ada stomatitis, Hidung : Bersih, bentuk simetris, septum diviasi tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, Leher : Bersih, tidak ada pembesaran tiroid, Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada gangguan pendengaran, Dada : Simetris, retraksi negatif, Jantung : Inspeksi :Ictus cordic tidak ada, Palpasi : Ictus cordic teraba pada lineas media clavikularis kiri, Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal, Auskultasi : Bising tidak ada, Paru paru : Inspeksi : Inspirasi dan ekspirasi regular, Palpasi : Peningkatan premitus, Perkusi: Sonor seluruh lapang paru, Auskultasi : Tidak ada wheezing / ronchi, Abdomen : Inspeksi : Permukaan abdomen datan, Auskultasi : Bising usus 19 kali per/menit, Perkusi : Bunyi suara timpani, Palpasi : Ada benjolan atau masa, ada nyeri tekan, Genetalia : Tidak ada lesi, tidak lesi keadaan bersih, Ekstremitas atas : Tangan terpasang infus dengan cairan RL 20 tetes per/menit, akral hangat, Ekstremitas bawah : Dapat digerakkan tetapi dalam beraktivitas

dibantu keluarga untuk ke kamar mandi (BAB dan BAK), Kulit : Turgor kulit kering, kulit sawo matang, kelembaban kurang, kulit bersih. 5. Data Penunjang Tanggal 6 Mei 2007, pukul 09.00 WIB Hematologi : Hb = 9,40 / (N = 12 14), Hemotokrit = 31,9 / (N = 35.0 47.0), Eritrosit = 3.60 jt mmk (N = 3.90 5.60 L), MCH = 29.00 PG (N = 27.00 32.00), MCV = 88.50 pl (N = 76.00 96.00), MCHC = 32.70 g (N = 29.00 36.00), Lekosit = 3.80 rb (N = 4.00 11.00), Trombosit = mmk 252.0 rb (N = 150.00 4.000. Natrium = 129 mmol/l (N = 136 mmk 154 L), Kalium = 4.6 mmol/l (N = 3,5 5,1 L), Klorida = 93 mmol/l (N = 98 107 L), Kalsium = 2,20 mmol/l (N = 2,12 2,52 L). Tanggal 6 Mei 2007, pukul 09.00 WIB LED 1 jam = 45.0 mm (N = 30 140.0 H), LED II jam = 88.0 mm (N = 30 14.0 H), Kimia klinik = albumin = 3.2 198 mg (N = 15 39 H), Creatinin = 11.13 (N = 3.4 5.0 L), Ureum = mg (N = 0.60 1.30 H). Pada tanggal 8 Mei 2007 Terapi Hemodialisa Terapi injeksi : Cefotaxim = 3 x 1 Peroral 6. Pengelompokan Data iv Vit. BC = 2 x 1 amp : Kalnex = 2 x 1 tab Catafiam = 2 x 1 tab DS : a. Pasien mengatakan ada perdarahan yang banyak pervagina ganti pembalut 4 5 kali perhari. Darah dalam pembalut sampai penuh

: b. Pasien mengatakan nyeri pada vagina saat perdarahan atau mengeluarkan darah c. Pasien mengatakan tidak nafsu makan d. Pasien mengatakan kepala pusing DO : a. Pasien tampak lemas, tidak dapat aktivitas sehingga memerlukan bantuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari (makan, BAB, BAK) b. Skala nyeri 5 dari penilaian 1 10 c. Ekspresi wajah kesakitan d. Pasien tampak pucat dan kurus e. Pasien terpasang infus f. Tanda tanda vital TD : 120/80 mmhg, n : 84 x mmt, RR : 24 x mmt B. PATHWAYS Sel yang belum Matang Pengaruh estrogen Sub mukosa Mioma uteri Terjadinya Anoreksia Pecahnya Pembuluh darah Perdarahan pervagina yang banyak Gangguan kontraksi Otot uterus Penurunan kadar HB Kebutuhan Tidak adekuat Gangguan peredaran darah Resiko tinggi kekurangan cairan Intoleransi aktivitas

Nekrosa dan Perlengketan Gangguan rasa Nyaman nyeri C. ANALISA DATA Setelah mendapat data, mengumpulkan dan mengelompokan data tersebut kemudian penulis menganalisa dari data yang di dapat. Adapun analisa data yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. DS : Pasien mengatakan adanya perdarahan yang banyak pada vagina ganti pembalut 4 5 kali perhari DO : Pasien tampak pucat, kekurangan cairan dan turgor kulit kering E P : Adanya perdarahan pervagina : Resiko tinggi kekurangan cairan 2. DS : Pasien mengatakan nyeri saat perdarahan pervagina atau mengeluarkan darah DO : Wajah pasien tampak kesakitan E P Skala nyeri 5 dari nilai 1 10 : Adanya kontraksi otot uterus : Gangguan rasa nyaman nyeri 3. DS : Pasien mengatakan badannya lemah, dan lemas sehingga tidak mampu melakukan aktivitas DO : Pasien tampak lemah dan pucat E P Jika melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari hari dibantu keluarga Kadar HB = 9,40 : Penurunan kadar HB : Intoleransi aktivitas 4. DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan DO : Pasien makan dengan porsi ¼

IMT = Pasien tampak kurus Berat badan turun menjadi 39 kg dan tinggi badan 159 cm Pengukuran antropometri = rumus : BBkg = = 2 2 ( TB ) ( 159) Lingkar lengan : 20 cm Albumin : 3,2 E P 39kg 39 = m 25281 15,42 : Tidak adekuatnya imtek dan output : Kebutuhan nutrisi kurang dari tubuh D. DIAGNOSA KEPERAWATAN Setelah penulis menganalisa data yang di dalamnya terdapat data subjektif, data obyektif, dan munculnya masalah serta penyebab dari masalah itu sendiri, maka kemudian dirumuskan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut : 1. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdarahan pervagina yang ditandai dengan adanya perdarahan yang banyak, ganti pembalut 4 5 kali perhari, pasien tampak pucat, kekurangan cairan dan turgor kulit kering 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi otot uterus yang ditandai dengan adanya rasa nyeri saat mengeluarkan darah, wajah pasien tampak kesakitan, skala nyeri 5 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan pasien tampak lemah, jika melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari hari dibantu keluarga, kadar HB = 9,40 4. Kebutuhan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan dengan porsi ¼, pasien tampak kurus, berat badan turun

E. PERENCANAAN PERAWATAN Setelah merumuskan dignosa keperawatan, kemudian penulis memprioritaskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul dengan menjabarkan tujuan yang diharapkan dan kriteria hasil yang ingin dicapai dan beberapa intervensi. Adapun rencana tindakan tersebut adalah : 1. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdarahan pervagina yang ditandai dengan adanya perdarahan yang banyak, ganti pembalut 4 5 kali perhari, pasien tampak pucat, kekurangan cairan dan turgor kulit kering. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam perdarahan dapat berkurang. Kriteria Hasil : Perdarahan dapat berkurang, ganti pembalut 1 2 kali perhari, turgor kulit tidak kering dan tidak pucat. Intervensi : a. Ukur, catat dan laporkan perdarahan pervagina Rasional : Untuk mengetahui tingkat perdarahan b. Kolaborasi pemberian cairan parenteral Rasional : Untuk mencegah kekurangan cairan, turgor kulit menjadi lembab c. Pantau hasil laboratorium : HB, HT, natrium Rasional : Untuk mengetahui peningkatan hasil laboratorium d. Observasi tanda tanda shock Rasional : Meminimalkan terjadinya shock e. Monitor TTV Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien 2. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri berhubungan adanya kontraksi otot uterus yang ditandai dengan adanya rasa nyeri saat mengeluarkan darah, wajah pasien tampak kesakitan, skala nyeri 5. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang.

Kriteria Hasil : Nyeri dapat berkurang, wajah klien tampak rileks, skala nyeri Intervensi berkurang menjadi 2 : a. Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi dan skala) Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketidak nyamanan atau nyeri b. Monitor ketidaknyamanan dan sumbernya serta berikan posisi yang nyaman Rasional : Untuk memberikan rasa nyaman pada pasien c. Bantu melakukan teknik relaksasi dengan nafas dalam, perilaku distrasi Rasional : Mengurangi rasa nyeri d. Ciptakan lingkungan yang nyaman Rasional : Memberikan kenyamanan pada pasien e. Kolaborasi pemberian obat analgetik Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB yang ditandai dengan pasien badannya lemah dan memerlukan bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas, kadar HB = 9,40 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dan badan tidak lemah Kriteria Hasil : Klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan Intervensi keluarga. Badan klien tidak lemah Kadar HB naik : a. Bantu klien dalam melakukan aktivitas Rasional : Untuk mengurangi atau meminimalkan resiko cidera b. Pantau hasil laboratorium serta tingkatkan hasil lab / HB Rasional : Untuk mengetahui peningkatan hasil laboratorium

c. Berikan posisi yang nyaman pada pasien yaitu kepala lebih tinggi Rasional : Untuk menghindari supaya tidak pusing d. Ajarkan pasien untuk ambulasi dini Rasional : Melatih aktivitas yang ringan e. Motivasi klien untuk mau melakukan aktivitas yang ringan Rasional : Membantu klien dalam melakukan aktivitas 4. Kebutuhan Nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output yang ditandai dengan pasien tidak nafsu makan, makan ¼ porsi, pasien tampak kurus, berat badan turun Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan nutrisi adekuat Kriteria Hasil : Nafsu makan meningkat, berat badan meningkat, makan dengan porsi banyak Intervensi : a. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering Rasional : Untuk memotivasi pasien agar mau makan b. Timbang berat badan pasien Rasional : Untuk mengetahui perkembangan nutrisi pasien c. Motivasi pasien untuk mau makan sesuai proam Rasional : Meningkatkan nafsu makan pasien d. Beri diet sesuai proam Rasional : Meningkatkan tingkat nutrisi pasien e. Kolaborasi pemberian nafsu makan Rasional : Untuk meningkatkan nafsu makan pasien F. IMPLEMENTASI

1. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdaragan pervagina yang ditandai dengan adanya perdarahan yang banyak, ganti pembalut 4 5 kali perhari, pasien tampak pucat karena kekurangan cairan dan turgor kulit kering a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 Jam 09.00 : Mengukur, mencatat, dan melaporkan banyaknya perdarahan Respon subyektif : Pasien mengatakan perdarahan pervagina banyak Jam 10.00 Respon subyektif : - yang dikeluarkan : Pasien ganti pembalut 4 5 kali perhari : Monitor tanda tanda vital : Pasien tampak tenang TD = 120/80 mmhg, n = 84 x, RR = 24 mmt x, suhu = 36 mmt b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 Jam 09.00 : Observasi tanda syock Respon subyektif : Pasien mengatakan banyak mengeluarkan darah Jam 10.00 Respon subyektif : - pervagina : Hasil HB = 9,40 Jam 11.00 Respon subyektif : - : Pasien tampak lemas badannya dan tampak pucat : Pantau hasil laboratorium : HB, HT, dan natrium 129 mmol/l., HT = 31,9 : Kolaborasi pemberian jalan parenteral : Pasien terpasang RL 20 tetes/menit Natrium = 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi otot uterus yang ditandai dengan adanya rasa nyeri saat mengeluarkan darah, wajah pasien tampak kesakitan, skala nyeri 5 a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007

Jam 09.00 : Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi dan skala) Respon subyektif : Pasien mengatakan nyeri saat perdarahan : Skala nyeri 5 dari penilaian 1 10, nyeri pada vagina Jam 10.00 : Pantau ketidaknyamanan dan sumbernya serta berikan posisi yang nyaman Respon subyektif : Pasien mengatakan nyeri saat perdarahan : Pasien mau berposis yang nyaman sesuai anjuran b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007 Jam 09.00 : Ajarkan untuk teknik relaksasi dengan nafas dalam atau perilaku distraksi Respon subyektif : Pasien mengatakan mau melakukan teknik relaksasi nafas dalam : Pasien melakukan relaksasi nafas dalam tiap nyeri Jam 10.00 saat perdarahan : Ciptakan lingkungan yang nyaman Respon subyektif : Pasien mengatakan mau beristirahat dengan Jam 11.00 3. Intoleransi lingkungan yang tenang : Pasien beristirahat atau tidur dengan tenang : Kolaborasi pemberian analgetik Respon subyektif : Pasien mengatakan mau minum obat analgetik : Pasien minum obat analgetik Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan pasien tampak lemah, jika melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari hari dibantu keluarga, kadar HB = 9,40, kepala pusing. a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007 Jam 08.00 : Pantau klien dalam melakukan aktivitas dan bantu klien dalam melakukan aktivitas (mandi, BAB, BAK) Respon subyektif : Pasien mengatakan bila melakukan aktivitas dibantu keluarga

: Pasien dibantu keluarga dan perawat dalam Jam 09.00 Respon subyektif : - beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan (mandi, BAB, BAK) : Berikan posisi yang nyaman, kepala lebih tinggi (semi fowler) : Pasien tidur di tempat tidur dengan kepala lebih tinggi b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007 Jam 09.00 : Ajarkan pasien ambulasi dini Respon subyektif : Pasien mengatakan mau melakukan aktivitas Jam 10.00 Respon subyektif : - : HB = 9,40 Jam 11.00 : Pasien melakukan aktivitas : Pantau hasil laboratorium = HB, HT, natrium 129 mmol/l, HT = 31,9 9,40, natrium = : Motivasi klien untuk melakukan aktivitas yang ringan secara mandiri Respon subyektif : Klien mengatakan mau melakukan aktivitas yang ringan secara mandiri : Klien melakukan aktivitas yang ringan 4. Kebutuhan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan dengan porsi ¼, pasien tampak kurus, berat badan turun a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 Jam 08.00 : Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering Respon subyektif : Pasien mengatakan mau makan dengan sering dan Jam 08.00 dengan porsi yang sedang : Pasien mau makan dengan porsi yang sedang : Berikan diet sesuai proam Respon subyektif : Pasien mengatakan mau makan sesuai diet dari rumah sakit

: Pasien makan sesuai proam b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 Jam 09.00 : Motivasi klien untuk mau makan sesuai proam Respon subyektif : Klien mengatakan mau makan sesuai proam dari rumah sakit : Klien makan dengan porsi sedang Jam 10.00 : Timbang berat badan pasien Respon subyektif : Klien mengatakan mau ditimbang berat badannya : Berat badan pasien = 40 kg Jam 11.00 : Kolaborasi pemberian obat nafsu makan Respon subyektif : Klien mengatakan mau minum obat nafsu makan : Klien minum obat nafsu makan G. EVALUASI Setelah dilakukan tindakan keperawatan selanjutnya penulis melakukan evaluasi dengan hasil respon perkembangan. Tanggal 12 Mei 2007 1. Kekurangan volume cairan berhubungan adanya perdarahan S : Pasien mengatakan perdarahannya sudah berkurang, ganti pembalut 1 2 kali perhari O : Wajah pasien tidak pucat, turgor kulit lembab, ganti pembalut 1 2 kali perhari A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi a. Observasi tanda tanda vital b. Monitor hasil laboratorium : HB, HT, natrium 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi uterus S : Pasien mengatakan nyeri berkurang saat perdarahan O : Wajah pasien agak rileks, skala nyeri berkurang menjadi 2 A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

a. Motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi b. Kolaborasi pemberian analgetik c. Berikan posisi yang nyaman 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB S : Pasien mengatakan sudah dapat beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari hari (mandi, BAB, BAK) secara mandiri, tanpa bantuan keluarga dan perawat O : Badan klien sudah tidak tampak lemah, kadar HB naik menjadi 10,40 A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi a. Monitor hasil laboratorium : HB, HT, natrium 4. Kebutuhan nutrizi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output S : Pasien mengatakan makan dengan porsi sedang O : Pasien nafsu makannya meningkat, pasien mau makan dengan porsi sedang, berat badan pasien naik menjadi 40 kg A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi a. Motivasi klien untuk makan sesuai proam b. Timbang berat badan