BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April 2012. 3.2 Alat da Baha Alat yag diguaka adalah peta lokasi, tally sheet, alat hitug, alat tulis, da software pegolah data. Baha yag diguaka dalam peelitia ii adalah areal huta taama idustri yag terdiri dari 3 jeis tegaka berupa Acacia magium, Eucalyptus pellita, da Acacia crassicarpa yag dikelola oleh PT. Wirakarya Sakti. 3.3 Metode Peelitia 3.3.1 Jeis Data Data yag diperluka dalam peelitia ii meliputi data sekuder yag diperoleh melalui studi pustaka. Jeis data terdapat dalam PT. Wirakarya Sakti berupa data Ivetarisasi Huta Meyeluruh Berkala (IHMB) da data Lapora Keuaga PT. Wirakarya Sakti. 3.3.2 Cara Pegumpula Data Data-data yag dikumpulka merupaka data sekuder yag diperoleh melalui data perusahaa dalam kegiata ivetarisasi tegaka terhadap obyek yag diteliti yaitu tegaka huta taama idustri (Acacia crassicarpa, Acacia magium da Eucalyptus pellita) di PT. Wirakarya Sakti Propisi Jambi. Sebagai populasi yag ditetapka yaitu satu bagia huta taama idustri yag ada di perusahaa tersebut. Data biomassa poho diperoleh dari parameter yag diukur yaitu jeis da diameter setiggi dada pada poho. Luas petak ukur didasarka pada ketetua yag terdapat dalam RPKH PT. Wirakarya Sakti. Biomassa yag dihitug haya
10 biomassa di atas permukaa taah berupa tegaka huta taama idustri (Acacia crassicarpa, Acacia magium da Eucalyptus pellita) tidak termasuk tumbuha bawah, serasah, da ekromasa. 3.4 Metode Pegolaha Data 3.4.1 Perhituga Biomassa Poho Biomassa yag diguaka adalah biomassa batag poho, tidak meghitug biomassa pada cabag, ratig, dau, da akar. Biomassa dalam peelitia ii diperoleh dega megalika volume poho rata-rata per ha tegaka yag diperoleh dari data Ivetarisasi Huta Meyeluruh Berkala (IHMB) dega kerapata setiap tegaka (volume dalam m 3 /ha da kerapata dalam g/cm 3 ). 3.4.2 Perhituga Karbo da CO 2 Tegaka Perhituga karbo merupaka koversi dari perhituga biomassa yag diperoleh dega megalikaya dega faktor koreksi (0,5) (IPCC 2006). Stok karbo dalam huta dapat diduga dega megguaka rumus: C = W x 0,5 C = Jumlah stok karbo (toc/ha) da W = Biomassa (to/ha). Selai itu hasil perhituga C dikoversi ke dalam betuk CO 2 dega megalika hasil perhituga C tersebut dega faktor koversi sebesar 3,67 (Mirbach 2000). Nilai tersebut diperoleh dari reaksi kimia C terhadap CO 2 dega betuk sistematis sebagai berikut: CO 2 = C x 3,67 C = Jumlah stok karbo (toc/ha) da CO 2 = jumlah stok CO 2 (to CO 2 / ha). Agka koversi C da CO 2 ii juga dipakai dalam peelitia Hadayai (2003). 3.4.3 Perhituga Biaya da Pedapata Kosep biaya yag diguaka adalah biaya pembagua atau pegelolaa huta taama. Seluruh biaya dihitug selama jagka waktu pegelolaa, sehigga aka diketahui alira kas dari awal tahu sampai akhir daur. BTp = C 1 (1+i) 4 + C 2 (1+i) 3 +C 3 (1+i) 2 +C 4 (1+i) 1 +C 5 (1+i) 0
11 BTp = Biaya pegelolaa HTI (Rp/ha), Ct = biaya pada tahu ke t (Rp/ha), i = tigkat iflasi. Pedapata dari pegelolaa huta taama idustri dihitug dari ilai jual kayu da karbo. Perhituga pedapata juga megguaka ilai kii da ilai aka datag yag memperhatika perubaha ilai uag karea iflasi. 3.5 Metode Aalisis Data 3.5.1 Nilai Kii Bersih Peilaia suatu proyek dapat dilakuka dega beberapa macam cara, tetapi yag palig bayak da serig diguaka adalah aalisis cash flow berdiskoto. Pediskotoa merupaka suatu tekik aalisis dega meyusutka alira masa yag aka datag kepada masa kii. Nilai kii bersih atau Net Preset Value merupaka selisih atara ilai sekarag dari arus mafaat dikuragi dega ilai sekarag dari arus biaya. Peelitia ii megguaka tigkat iflasi 9,11%. NPV = Rt Ct (1 + i) t (1 + i) t NPV = Net Preset Value atau ilai kii bersih (Rp/ha), Ct = biaya pada tahu ke t (Rp/ha), Rt = pedapata pada tahu ke t (Rp/ha), i = tigkat iflasi, t = tahu atau umur ekoomis proyek. NPV Kayu = (Q ky x H ky ) - BTp Q ky = Potesi kayu (m 3 /ha), H ky = harga kayu (Rp/m 3 ), BTp = Biaya pegelolaa HTI (Rp/ha). NPV Karbo = (Q c x H c ) - BTp Q c = Potesi karbo (tco 2 /ha), H c = harga karbo 40.000-120.000 (Rp/tCO 2 ), BTp = Biaya pegelolaa HTI (Rp/ha). NPV Kayu da Karbo = NPV Kayu + Pedapata Karbo Biaya Trasaksi Pedapata karbo = potesi CO 2 (tco 2 /ha) x harga (Rp/ha), biaya trasaksi = 6.300 (Rp/tCO 2 ). 3.5.2 Rasio Mafaat Biaya Metode ii meghitug rasio atara ilai sekarag pedapata kotor dega ilai sekarag biaya. Formulaya adalah sebagai berikut:
12 BCR = Dimaa: t=o Bt (1 + i) t Ct (1 + i) t BCR = Beefit Cost Ratio Bt = pedapata kotor pada tahu ke-t Ct = biaya pada tahu ke-t = umur ekoomis dari suatu proyek i = tigkat iflasi Suatu proyek dapat dilaksaaka apabila memiliki ilai BCR > 1. Namu bila BCR 1, maka proyek diilai tidak megutugka utuk dijalaka. 3.5.3 Tigkat Pegembalia Iteral Metode ii meghitug tigkat iflasi yag meyamaka ilai ivestasi sekarag dega ilai peerimaa-peerimaa kas bersih di masa-masa medatag. IRR adalah ilai tigkat iflasi (i) yag membuat NPV sama dega ol. Pedekata utuk meghitug IRR yaitu: Dimaa: IRR = Iteral Rate of Retur NPV (+) NPV (-) i (+) i (-) = NPV berilai positif = NPV berilai egatif = tigkat iflasi yag membuat NPV positif = tigkat iflasi yag membuat NPV egatif Jika IRR dari suatu proyek sama dega tigkat iflasi, maka NPV dari proyek tersebut sama dega ol. Jika IRR tigkat iflasi, maka proyek layak utuk dijalaka, begitu pula sebalikya.
13 3.5.4 Aalisis Kelayaka Bisis Aalisis kelayaka bisis yag diperhitugka adalah kayu da karbo pada areal kerja perusahaa huta taama idustri. Lt = Luas areal efektif daur Lt = Luas taama (ha/tahu), luas areal efektif (ha), daur (th). Pk = Q ky x H ky x Lt Pk = Pedapata kayu (Rp/m 3 ), Q ky = Potesi kayu (m 3 /ha), H ky = harga kayu (Rp/m 3 ), Lt = Luas taama (ha/tahu). Pc = Q c x H c x Lt Pc = Pedapata karbo (Rp/tCO 2 ), Q c = Potesi karbo (tco 2 /ha), H c = harga karbo 40.000-120.000 (Rp/tCO 2 ), Lt = Luas taama (ha/tahu).