ANALISA KELAYAKAN EKONOMIS PADA PEMBANGUNAN INSTALASI UNTUK PROSES FERTILISASI IN VITRO (FIV) (Studi kasus di Rumah Sakit X)

Transkripsi

1 ANALISA KELAYAKAN EKONOMIS PADA PEMBANGUNAN INSTALASI UNTUK PROSES FERTILISASI IN VITRO (FIV) (Studi kasus di Rumah Sakit X) Diaa Puspita Sari, Darmito Pujotomo, Maximilia T. Tutuarima Abstraksi Ifertilitas atau ketidaksubura merupaka salah satu permasalaha yag dihadapi oleh pasaga suami istri (pasutri) yag igi memiliki keturua. Sebagia besar peyebab ketidaksubura (ifertility) kii telah dapat diatasi dega pemberia obat ataupu dega tidaka operasi, amu masih ada yag megalami kesulita dalam memperoleh keturua. Dega semaki majuya tekologi kedoktera maka pasutri yag belum berhasil memperoleh keturua, meskipu telah melakuka terapi melalui obat da tidaka operasi dapat ditagai dega tekik rekayasa produksi (reproductive egieerig). Fertilisasi i Vitro (FIV) atau bayi tabug termasuk salah satu tekik reproduksi yag dibatu (Assisted Reproductive Techiques, ART). Tekik ii diadaka utuk memperbesar kemugkia kehamila pada pasutri yag telah mejalaka pegobata fertilitas (kesubura) tetapi tetap tidak berhasil. Rumah Sakit Augerah sampai saat ii megatasi pasie yag termasuk kategori tidak subur (ifertil) dega cara melakuka tidaka pegobata da tidaka operasi. Rumah Sakit Augerah berecaa melakuka ivestasi utuk megembagka program FIV dalam usaha utuk peagaa pasie yag tidak subur (ifertil). Namu utuk melakuka ivestasi tersebut dibutuhka biaya yag tidak sedikit jumlahya. Ivestasi utuk pegembaga proses FIV juga tidak lepas dari faktor resiko sehigga diperluka aalisa kelayaka secara ekoomis dari ivestasi tersebut. Dalam melakuka aalisa keyaka peulis megguaka beberapa kriteria kelayaka, yaitu : (Net Preset Value, NPV), (Iteral Rate of Retur, IRR), (Ideks Profitabilitas, IP), (Beefit Cost Ratio, BCR) da payback period. Berdasarka hasil perhituga dega semua kriteria kelayaka ivestasi secara ekoomi dapat disimpulka bahwa ivestasi utuk pembagua istalasi proses FIV dapat diterima. Kata kuci : FIV, NPV, IRR, IP, BCR,Payback period I. PENDAHULUAN Kehadira seorag aak merupaka keigia dari setiap pasaga suami istri (pasutri). Tetapi pada keyataaya tidak semua pasutri dapat dega mudah memperoleh keturua, yag disebabka faktor kurag subur (subfertil) atau tidak subur (ifertil). Sebagia besar peyebab ketidaksubura (ifertility) kii telah dapat diatasi dega pemberia obat ataupu dega tidaka operasi, amu masih ada pasutri yag megalami kesulita dalam memperoleh keturua. Dega semaki majuya tekologi kedoktera maka pasutri yag belum berhasil memperoleh keturua, meskipu telah melakuka terapi melalui obat da tidaka operasi dapat ditagai dega tekik rekayasa produksi (reproductive egieerig). Fertilisasi i Vitro (FIV) atau serig disebut bayi tabug termasuk salah satu tekik reproduksi yag dibatu (Assisted Reproductive Techiques, ART).Tekik ii diadaka utuk memperbesar kemugkia kehamila pada pasutri yag telah mejalaka pegobata fertilitas (kesubura) 34

2 tetapi tetap tidak berhasil. Pada dasarya FIV adalah suatu cara utuk mempertemuka spermatozoa suami dega ovum (sel telur) istriya di luar tubuh higga tercapai pembuaha. Rumah Sakit X berecaa utuk melakuka pegembaga program FIV dalam usaha utuk peagaa pasie yag tidak subur (ifertil). Namu utuk melakuka ivestasi tersebut dibutuhka biaya yag tidak sedikit jumlahya. Ivestasi utuk pegembaga proses FIV juga tidak lepas dari faktor resiko sehigga harus diaalisa secara tepat kelayaka ivestasi tersebut. Tujua dari peelitia ii adalah megaalisa kelayaka secara ekoomis dari recaa ivestasi FIV, dega ricia sebagai berikut: 1. Megetahui jagka waktu yag diperluka utuk megembalika modal dari ivestasi tersebut (payback period). 2. Meghitug da melakuka aalisa, berdasarka ilai (Rp) dari ivestasi tersebut pada saat ii (Net Preset Value, NPV) 3. Meghitug da melakuka aalisa, dilihat dari tigkat pegembalia ivestasi tersebut bila ilai dari ivestasi tersebut pada saat ii = 0 (Iteral Rate of Retur, IRR). 4. Meghitug da megaalisa kemampua dari ivestasi tersebut utuk meghasilka laba (Ideks Profitabilitas, IP). 5. Membadigka atara mafaat (keutuga) yag aka diperoleh dega biaya yag harus dikeluarka utuk melakuka ivestasi tersebut (Beefit Cost Ratio, BCR). Dalam peelitia ii diguaka batasa sebagai berikut : 1. Aalisa yag dilakuka haya secara ekoomis dilihat dari sisi ivestor 2. Data pasie ifertil yag diguaka pada tahu Peelitia haya dalam ligkup laboratorium Asumsi yag diguaka : 1. Buga bak 7,9 % per tahu utuk deposito 12 bula ( tahu 2004 Februari 2005 ). 2. Tigkat keutuga pasar 3,46 % per bula ( diambil dari IHSG Des 2003 Februari 2005 ). 3. Provisi bak 1 %. 4. Suku buga pijama 14,02 % ( tahu 2004 Februari 2005 ). 5. Kurs dollar sigapore 5.900/dollar II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Pegertia Studi Kelayaka Studi kelayaka dapat diartika sebagai peelitia tetag dapat tidakya suatu kegiata ivestasi dilaksaaka dega berhasil. Pegertia keberhasila ii dapat ditafsirka berbedabeda, amu bagi pihak swasta pegertia keberhasila lebih megarah kepada mafaat secara ekoomis.[ref. 4 hal 4] 2.2 Sumber Pedaaa Ivestasi Modal adalah daa yag disiapka utuk pedaaa jagka pajag. Pada dasarya tersedia berbagai sumber pedaaa bagi perusahaa, yag dikelompoka mejadi : a. Modal Sediri Pedaaa ivestasi dega megguaka modal sediri dapat berasal dari : Peerbita Saham Laba Ditaha b. Hutag 35

3 Sumber pedaaa ivestasi yag lai adalah pijama (loa). Kreditur aka membebaka buga dega persetasi tetap da jagka waktu tertetu. c. Pola BOT ( Built, Operate ad Trasfer ) Pada pola ii kotraktor bersama perusahaa lai membetuk kosorsium yag mejadi promotor proyek (ivestasi). Kosorsium megusahaka daa, megerjaka implemetasi pembagua da megoperasika istalasi tersebut sampai jagka waktu tertetu. Setelah mecapai jagka waktu yag ditetuka baru kemudia proyek tersebut diserahka kepada pemilik. [Ref. 8 hal ] 2.3 Aalisis Resiko Kalau kita meilai suatu usula ivestasi maka salah satu tugas yag harus kita lakuka adalah meetuka tigkat buga yag diaggap releva. Tigkat buga ii merupaka tigkat keutuga yag dimita oleh pemilik daa, agar mereka bersedia megivestasika daaya. Ivestor aka memilih ivestasi dega resiko sama amu memiliki tigkat keutuga yag lebih tiggi, atau ivestasi yag diharapka memberika tigkat keutuga yag sama amu memiliki resiko yag lebih redah, kodisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.[Ref. 4 hal 224] Gambar 1. Hubuga Resiko dega Tigkat Keutuga Resiko total dari suatu ivestasi adalah resiko sistematis ditambah resiko tidak sistematis. Resiko tidak sistematis dapat dikuragi dega melakuka berbagai jeis ivestasi, sehigga fluktuasi tigkat keutuga aka semaki berkurag karea salig meghilagka. Namu masih ada resiko yag tidak bisa dihilagka, resiko ii disebut resiko sistematis, seperti pada gambar Gambar 2.2. [Ref. 6 hal 246]. Gambar 2. Hubuga Jeis Ivestasi dega Tigkat Resiko 36

4 2.4 Miimum Attractive Rate of Retur ( MARR ) Utuk meetuka MARR dapat didasarka pada biaya modal atau biaya hutag. Bila pembiayaa ivestasi berasal dari modal sediri da hutag maka peetua MARR didasarka pada WACC (Weighted Average Cost of Capital) a. Biaya Hutag Kh = Rh (1-t) Dimaa, Kh : biaya modal berasal dari hutag setelah pajak (%) Rh : suku buga hutag/pijama (%) t : pajak (%) b. Biaya Modal (laba ditaha) Ke = Rf + β (Rm Rf) Dim Ke = biaya modal (%) Rf = tigkat keutuga bebas resiko (%) Rm = tigkat keutuga pasar modal (%) Β = sesitivitas perubaha pegembalia aset yag dimiliki terhadap setiap perubaha pada tigkat pegembalia pasar. c. Biaya Modal Saham Baru D K = Pet g Dimaa, K = biaya modal saham baru D = devide saham Pet = peerimaa bersih g = tigkat pertambaha laba/tahu (Sartoo, R Agus. hal 233) d. Koefisie Beta ( β ) Koefisie beta (β) merupaka ideks yag meujukka tigkat perubaha pegembalia aset yag dimiliki yag disebabka oleh setiap perubaha pada tigkat pegembalia pasar. Utuk megukur tigkat pegembalia pasar bisa diguaka ideks harga saham. Semaki tiggi ilai beta yag didapatka maka semaki tiggi pula resikoya. Hal ii dikareaka tigkat pegembalia aset aka lebih sesitif terhadap setiap perubaha yag terjadi di pasar modal. [Ref. 6 hal 248]. Perhituga biaya modal utuk masig-masig kompoe tersebut adalah sebagai berikut : 1. Biaya hutag Utuk meghitug biaya modala yag disebabka oleh sumber pedaaa yag berasal dari hutag diguaka rumus : Kh = Rh (1-t) Dimaa, Kh : biaya modal berasal dari hutag setelah pajak Rh : suku buga hutag/pijama t : pajak (%) 2. Biaya modal ekuitas 37

5 Utuk meghitug biaya modal ekuitas dapat diguaka rumus CAPM (Capital Asset Pricig Model), yaitu : Ke = Rf + β (Rm Rf) Dimaa, Ke = biaya modal Rf = tigkat keutuga bebas resiko Rm = tigkat keutuga pasar modal 2.4 Aalisa Kelayaka Ekoomis a. Net Preset Value (NPV) Kriteria NPV didasarka atas kosep pediskotoa seluruh arus kas yag diukur pada ilai sekarag. ( C) t ( Co) t NPV t t0 (1 i) t t0 (1 i) dimaa, (C)t = arus kas masuk pada tahu ke-t (Co)t = arus kas keluar pada tahu ke-t = umur uit usaha hasil ivestasi i = arus pegembalia t = waktu b. Iteral Rate of Retur (IRR) Merupaka tigkat pegembalia yag meghasilka NPV arus kas masuk sama dega NPV arus kas keluar. ( C) t ( Co) t t t0 (1 i) t t0 (1 i) c. Ideks Profitabilitas (IP) Meujukka kemampua meghasilka laba suatu proyek per satua ilai ivestasi. ( C) t t0 (1 i) t IP ( Co) t t t0 (1 i) d. Beefit-Cost Ratio (BCR) Utuk megkaji kelayaka ivestasi serig diguaka pula kriteria ii. Pada proyek sektor swasta beefit umumya berupa pedapata dikuragi biaya di luar biaya pertama (misal : biaya operasioal) R ( C) op BCR Cf e. Payback Period Merupaka jagka waktu yag diperluka utuk megembalika modal suatu ivestasi, yag dihitug dari arus kas bersih. Bila arus kas tiap tahu sama maka : Periode pegembalia = Cf/A Dimaa, Cf = biaya pertama A = arus kas bersih per tahu Bila arus kas setiap tahu berubah maka : 38

6 Periode pegembalia = 1 ( 1) Cf A 1 A Dimaa, Cf = biaya pertama A = arus kas bersih tahu ke- N = tahu pegembalia ditambah satu 1 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Biaya Ivestasi a. Harta Kelas I Tabel 1. Biaya Ivestasi Harta Kelas I NAMA JUMLAH BIAYA (Rp) Optima Delivery Bed 1 uit ,00 Color Doppler USG " Megas GP " 1 uit ,00 Microscope biokulail 1 uit ,00 Heatig block 1 uit ,00 Suctio pump 1 uit ,00 Dissectig microscope 1 uit ,00 Icubator 1 uit ,00 istrume laparoskopi 1 uit ,00 vertikal lamiary flow 1 uit ,00 b. Harta Kelas II Tabel 2. Biaya Ivestasi Harta Kelas II NAMA JUMLAH BIAYA (Rp) AC 1 PK da 1,5 PK 3 uit ,00 Autopipettor 1 uit ,00 Micropipettor 3 uit ,00 tabug N2 mix 1 uit ,00 tabug CO2 1 uit ,00 meja kursi 1 set ,00 Lemari Pedigi 1 uit ,00 Berdasarka table 1 da 2 didapatka total biaya ivestasi sebesar Rp , Pegolaha Data Perhituga Nilai MARR (Miimum Attractive Rate of Retur) Utuk meghitug biaya modal yag diguaka persamaa (2.2), sehigga didapatka ilai Ke sebesar : Ke = 7,9 + 0,0007((3,46 x 12) 7,9) Ke = 7,923 % Dari hasil perhituga, ilai biaya modal sebesar 7,923%/, maka ilai MARR yag aka diguaka sama dega ilai biaya modal, yaitu 7,923%/tahu Perkiraa Peerimaa Miimal /tahu Pihak rumah sakit metargetka memperoleh miimal 20 pasie dalam satu tahu, dega harapa tigkat keberhasila 30 %. 39

7 Tabel 3. Pedapata/tahu Biaya / Pasie (Rp) Jumlah Pasie Total (Rp) Berhasil , ,00 Tidak , ,00 Pedapata/tahu , Perhituga Perkiraa Pegeluara/tahu Utuk pelaksaaa program FIV pegeluara per tahu meliputi : biaya obat, biaya teaga kerja, biaya peyusuta, biaya lai lai. Tabel 4. Pegeluara/tahu Tahu 1 (Rp) 2 (Rp) 3 (Rp) 4 (Rp) 5 (Rp) Harta Kelas I , , , , ,00 Harta Kelas II , , , , ,00 Bagua , , , , ,00 PBB , , , , ,00 Listrik , , , , ,00 Air , , , , ,00 N2 mix , , , , ,00 CO , , ,00 Obat , , , , ,00 Teaga Kerja , , , , ,00 Biaya/tahu , , , , , Perhituga Perkiraa Keutuga Bersih/tahu Tabel 5. Keutuga Bersih/tahu Tahu Keutuga Bersih (Rp) , , , , , Perhituga Payback Period Tabel 6. Alira Kas i 7,923 % Tahu Alira kas (Rp) , , , , ,00 Setelah didapatka ilai preset value, maka dega megguaka persamaa (2.9) : 1 1 A = Rp ,00 + Rp ,00 + Rp , ,00 = Rp , Periode pegembalia = 4 = 4, = 4,2 tahu Rp 40

8 3.2.6 Perhituga Net Preset Value (NPV) NPV = Rp( ) Rp = Rp Jadi ilai NPV ya Rp , Perhituga Iteral Rate of Retur (IRR) Utuk meghitug IRR diguaka persamaa (2.6), amu utuk kodisi alira kas yag berubah setiap tahuya dapat diguaka cara trial ad error seperti berikut : 1. Dicari faktor auitas dega meghitug rata rata alira kas masuk. Rata rata alira kas masuk = (1/5) x (Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00) = Rp ,00 Faktor auitas = = 3, Faktor auitas 3,062 pada tabel Apediks III berada diatara 18 % da 20 %, maka utuk mecari i yag tepat, diguaka cara iterpolasi. (3,062 3,127) i = ( 20 18) x 18 (2,991 3,127) i = 18,95 % 2. Dega ilai i = 18,95 %, dicari ilai PV utuk alira setiap alira kas (Tabel 4.22). Diguaka cara iterpolasi utuk mecari faktor diskoto dari i = 18,95 % Dega megguaka i = 18 % da i = 20 % pada tabel apediks III, maka iterpolasiya : Utuk = 1 (18,95 18) Faktor diskoto = ( 0,8333 0,8475) x 0, 8475 (20 18) = 0,8408 Hasil perhituga utuk faktor diskoto higga = 5 dapat dilihat pada Tabel Tabel 7. Faktor Diskoto i = 18,95 % Faktor diskoto 1 0, , , , , Kemudia dicari ilai NPV dega megguaka faktor diskoto pada Tabel 4.26 da alira kas pada Tabel Cotoh perhituga : PV tahu I = 0,8408 x Rp ,00 = Rp ,00 41

9 Hasil perhituga preset value higga tahu ke 5 dapat dilihat pada Tabel Tabel 8. Alira Kas i = 18,95 % N Faktor diskoto Alira Kas (Rp) 1 0, ,00 2 0, ,00 3 0, ,00 4 0, ,00 5 0, ,00 NPV = (Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00) Rp ,00 = - Rp ,00 4. Nilai NPV yag didapat masih terlalu kecil, maka ilai i dituruka. Dicoba mecari ilai NPV dega i = 15%. Dega cara yag sama didapatka ilai preset value seperti Tabel 4.28 Tabel 9. Alira Kas i = 15 % Faktor diskoto Alira Kas (Rp) 1 0, ,00 2 0, ,00 3 0, ,00 4 0, ,00 5 0, ,00 Maka NPV = (Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00) Rp ,00 = Rp ,00 Nilai NPV yag didapatka terlalu besar, maka dapat disimpulka i yag megakibatka NPV berilai 0 berada diatara 18,95 % da 15 %. Utuk mecari ilai i tersebut diguaka cara iterpolasi. Dicari ilai i yag megakibatka NPV = 0 ( ) i = 15 + ( 18% 15%) x ( ) = 15,436 % 15,4 % Jadi ilai IRR yag didapatka 15,4 % Perhituga Ideks Profitabilitas (IP) Tabel 10. Alira Kas utuk IP Tahu PV Kas masuk PV Kas keluar (Rp) (Rp) Alira Kas (Rp) , , , , , , , , , , , , , , , ,00 Total , , ,00 42

10 ,00 Maka Ideks profitabilitas = 1,057 1, , Perhituga Beefit-Cost Ratio (BCR) BCR = ( , , , , ,00) , ,00 = ,00 = 1,255 1,26 Jadi ilai BCR yag didapatka 1, Aalisa Tigkat Keutuga Bebas Resiko (Rf) Pedekata yag diguaka utuk tigkat keutuga bebas resiko adalah dega suku buga deposito bak sebesar 7,9 % per tahu, karea deposito bak memiliki tigkat pegembalia yag pasti. Nilai yag diguaka didapat dari rata-rata buga deposito per tahu Tigkat Keutuga Pasar (Rm) Peetua tigkat keutuga pasar megguaka kodisi yag terjadi pada pasar saham. Kodisi pada pasar saham ditujukka dega ilai ideks harga saham gabuga. Tigkat keutuga per bula mecapai 3,46 % Aalisa Koefisie beta (β) Meujukka sesitivitas tigkat keutuga perusahaa terhadap tigkat keutuga pasar. Nilai beta yag didapat sebesar 0, Aalisa Miimal Attractive Rate of Retur (MARR) Peetua MARR didasarka pada struktur modal ivestasi. Perhituga MARR megguaka biaya modal yag berasal dari laba ditaha, yaitu sebesar 7,923 % Aalisa Alira Kas/tahu Alira kas memberika iformasi megeai biaya yag modal awal, pegeluara operasioal, pedapata, serta laba yag aka diterima bila ivestasi dilaksaaka. Setiap alira kas diakumulasika higga periode tertetu. Pedapata dari ivestasi ii haya berasal dari pasie FIV, dega perkiraa miimal pasie 20 per tahu. Pegeluara yag diperluka meliputi : biaya pertama (first cost), biaya produksi, biaya utilitas, serta pegeluara utuk depresi da pajak Aalisa Pacback Period Payback period meujukka jagka waktu yag dibutuhka utuk megembalika iitial cash ivestmet. Didapatka ilai payback period 4,2 tahu Aalisa Net Preset Value (NPV) Net Preset Value meghitug selisih ilai sekarag peerimaa kas bersih di masa medatag dega ilai sekarag ivestasi. Perhituga dega metode preset value, semua laira kas diaggap terjadi pada akhir periode (akhir tahu). Dari hasil perhituga didapatka ilai NPV Rp

11 3.3.8 Aalisa Iteral Rate of Retur (IRR) Iteral Rate of Retur merupaka tigkat pegembalia dari suatu ivestasi. Alira kas masuk da alira kas keluar sama. Nilai IRR yag didapatka adalah 15,4 % Aalisa Ideks Profitabilitas Meujukka kemampua ivestasi utuk meghasilka laba. Nilai ideks profitabilitas yag didapatka adalah 1, Aalisa Beefit Cost Ratio Membadigka atara mafaat (keutuga) dega iitial cost yag harus dikeluarka utuk ivestasi tersebut. Dari hasil perhituga didapatka ilai BCR sebesar 1, Aalisa Perbadiga MARR da IRR Nilai MARR mejadi peetu dari keputusa kelayaka suatu ivestasi. Nilai IRR meujukka tigkat pegembalia yag dimiliki oleh suatu ivestasi. IRR dari ivestasi utuk istalasi bayi tabug lebih besar dari MARR yag ditetuka. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpula 1. Jagka waktu yag diperluka utuk megembalika modal dari ivestasi (payback period) adalah 4,2 tahu 2. Nilai (Rp) dari ivestasi pada saat ii (Net Preset Value, NPV) sebesar Rp Tigkat pegembalia ivestasi bila ilai dari ivestasi tersebut pada saat ii = 0 (Iteral Rate of Retur, IRR) adalah 15,4 % 4. Perbadiga atara mafaat (keutuga) yag aka diperoleh dega biaya yag harus dikeluarka utuk melakuka ivestasi tersebut (Beefit Cost Ratio, BCR) adalah 1,26 5. Kemampua dari ivestasi utuk meghasilka laba (Ideks Profitabilitas, IP) adalah 1, Sara 1. Utuk peelitia selajutya hedakya diaalisa aspek lai yag berpegaruh terhadap keputusa ivestasi selai aspek ekoomi. 2. Sebaikya pihak rumah sakit melakuka peerimaa pegawai medis da o medis yag bekerja khusus utuk proses FIV. DAFTAR PUSTAKA [1] Dale, Bria ad Elder, Kay., I Fitro Fertilizatio, Cambridge Uiversity., Ediburg, 1997 [2] G. Newa, Doald., Egieerig Ecoomic Aalysis, Biarupa Aksara., Jakarta, 1990 [3] H. DeCherey, Ala., et., Skema Diagosis da Peatalaksaaa Ifertilitas, Bia Rupa Aksara., Jakarta, 1997 [4] Husa, Suad da Suwarsoo, Muhammad., Studi Kelayaka Proyek, UPP AMP YKPN., Yogyakarta 44

12 [5] Jacoeb, T.Z., Bayi tabug (fertilisasi i vitro), Yayasa SamMarie Biafiat., Jakarta, 2002 [6] J. Gitma, Lawrece., Priciples of Maagerial Fiace, Addiso Wesley., Uited States, 1997 [7] Pitki, Joa., B.Peattie, Aliso., A.Magowa, Bria., Obstetrics ad Gyaecology, Churchill Livigstoe., Lodo, 2003 [8] Soeharto, Ima., Maajeme Proyek, Erlagga., Jakarta, 1997 [9] Soeharto, Ima., Studi Kelayaka Proyek Idustri, Erlagga., Jakarta 45