IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor, Jawa Bara yang dimiliki Bapak H. Amril Lubis. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan perimbangan bahwa PCH merupakan salah sau dianara dua pengolahan ikan asap di Kabupaen Bogor yang memiliki poensi besar unuk pengembangan usaha. Pemilihan lokasi ini juga berujuan unuk menganalisis apakah usaha PCH di Kabupaen Bogor yang merupakan empa produksi olahan ikan asap di Kabupaen Bogor layak unuk dilaksanakan. Pengambilan daa ini dilaksanakan pada bulan Januari-Mare 2010. 4.2 Jenis dan Sumber Daa Daa yang dikumpulkan dalam peneliian ini berasal dari daa primer dan sekunder, baik yang bersifa kualiaif maupun kuaniaif. Daa primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi langsung dengan pihak PCH. Pengisian kuisioner dilakukan oleh empa orang pihak PCH yang erdiri dari pemilik (direkur), kepala pemasaran, kepala produksi dan kepala adminisrasi dan keuangan perusahaan. Pengisian kuisioner dilakukan oleh empa orang karena orang-orang ersebu dianggap mengeahui kondisi inernal pengolahan ikan asap yang diproduksi oleh PCH. Kegiaan wawancara dilakukan unuk mengeahui kondisi dan kegiaan yang dilakukan perusahaan baik dari segi non finansial dan finansial. Daa sekunder diperoleh dari buku, skripsi, jurnal, arikel elekronik dan insansi-insansi yang erkai dengan peneliian ini, yaiu laporan manajemen perusahaan PCH, Dinas Perernakan dan Perikanan, Badan Pusa Saisik, Deparemen Perindusrian, Deparemen Perikanan dan Kelauan, Perpusakaan IPB, dan insansi lainnya. Unuk informasi ambahan yang mendukung peneliian ini menggunakan lieraur-lieraur yang relevan dengan objek permasalahan. 43
4.3 Meode Pengolahan dan Analisis Daa Daa dan informasi yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan kalkulaor dan Microsof Excel 2007. Analisis daa dilakukan secara kualiaif dan kuaniaif melipui ahap pengolahan daa dan inerpreasi daa secara deskripif. Analisis kualiaif digunakan unuk mengeahui keragaan usaha PCH di lokasi peneliian pada saa ini. Analisis kelayakan usaha dibagi menjadi analisis kelayakan non finansial dan analisis kelayakan finansial. Analisis kelayakan non finansial mengkaji berbagai aspek mulai dari aspek komersial, aspek eknis, aspek insiusional-organisasi dan manajerial, aspek sosial lingkungan dan aspek ekonomi. Analisis kuaniaif digunakan unuk mengkaji kelayakan usaha PCH secara finansial. Meode yang digunakan dalam analisis kuaniaif adalah analisis kelayakan finansial dan analisis swiching value. 4.4 Analisis Kelayakan Non Finansial Pada peneliian ini, analisis kelayakan non finansial akan mengkaji kelayakan usaha dari berbagai aspek seperi aspek komersial, aspek eknis, aspek insiusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Pada aspek komersial, peneliian dilakukan dengan menganalisis rencana pemasaran oupu yang akan dihasilkan sera kebuuhan inpu yang diperlukan unuk kelangsungan dan pelaksanaan usaha Aspek eknis pada peneliian ini dikaji berdasarkan pada hal-hal yang bersifa eknis. Variabel yang dianalisis melipui proses pengolahan ikan asap, kebuuhan bahan baku, bahan pencampur, enaga kerja, peralaan yang digunakan, fasilias pendukung lainnya, sera rencana produksi. Secara eknik proyek dapa dijalankan apabila kebuuhan-kebuuhan proyek dapa erpenuhi, baik kebuuhan akan bahan-bahan maupun kebuuhan fasilias dan eknologi. Aspek insiusional-organisasi-manajerial dielii dengan meliha pola siosial, budaya, dan lembaga yang ada dalam perusahaan. Selain iu juga dilakukan analisis erhadap srukur kelembagaan dan srukur organisasi perusahaan ermasuk garis wewenang, kebiasaan sera prosedur organisasi dari perusahaan. 44
Aspek sosial memperimbangkan pola dan kebiasaan-kebiasaan sosial dari perusahaan dan implikasinya erhadap lingkungan dan masyaraka di sekiar lokasi perusahaan. Aspek ekonomi dielii dengan mengkaji konribusi usaha erhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan. 4.5 Komponen Biaya dan Manfaa Analisis dilakukan melalui penyusunan arus unai (cash flow) dari usaha PCH, dengan erlebih dahulu mengelompokkan komponen yang ermasuk manfaa dan biaya. Pada peneliian ini, perhiungan erhadap biaya dikelompokkan menjadi iga yaiu biaya pra invesasi, biaya invesasi dan biaya operasional. 4.6 Analisis Kelayakan Finansial Analisis aspek finansial digunakan unuk mengeahui kelayakan pengolahan ikan asap PCH. Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan krieria invesasi unuk mengeahui apakah suau usaha ersebu layak aau idak unuk dijalankan. Krieria kelayakan invesasi yang akan digunakan anara lain Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), dan Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) dan Payback Period (PP). 4.6.1 Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value (NPV) suau proyek aau usaha adalah selisih anara nilai sekarang (presen value) manfaa dengan arus biaya. NPV juga dapa diarikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang diimbulkan oleh invesasi. Perhiungan NPV perlu dienukan ingka bunga yang relevan. Rumus menghiung NPV adalah sebagai beriku : n B C NPV = (1 i Keerangan : 0 ) Sumber : Kadariah (1999) B = manfaa yang diperoleh iap ahun C = biaya yang dikeluarkan iap ahun 45
n = jumlah ahun i = ingka suku bunga (diskono) Krieria kelayakan invesasi berdasarkan NPV yaiu : NPV > 0, arinya suau proyek sudah dinyaakan mengunungkan dan dapa dilaksanakan. NPV < 0, arinya proyek ersebu idak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kaa lain, proyek ersebu merugikan dan sebaiknya idak dilaksanakan. NPV = 0, arinya proyek ersebu mampu mengembalikan persisi sebesar modal sosial Opporuniies Cos fakor produksi normal. Dengan kaa lain, proyek ersebu idak unung dan idak rugi. 4.6.2 Ne Benefi and Cos Raio (Ne B/C Rasio) Ne Benefi and Cos Raio (Ne B/C Rasio) merupakan angka perbandingan anara jumlah nilai sekarang yang bernilai posiif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negaif. Rumus unuk menghiung Ne B/C adalah : Ne B/C = n 0 n 0 B C (1 i) B C (1 i) Dimana ( B ( B C C 0) 0) Sumber : Kadariah (1999) Keerangan : B = manfaa yang diperoleh iap ahun C = biaya yang dikeluarkan iap ahun n = jumlah ahun i = ingka bunga (diskono) Krieria invesasi berdasarkan Ne B/C Rasio adalah : Ne B/C > 1, maka NPV > 0, proyek mengunungkan Ne B/C < 1, maka NPV < 0, proyek merugikan Ne B/C = 1, maka NPV = 0, proyek idak unung dan idak rugi 46
4.6.3 Inernal Rae Reurn (IRR) IRR adalah ingka raa-raa keunungan inern ahunan bagi perusahaan yang melakukan invesasi dan dinyaakan dalam sauan persen. Tingka IRR mencerminkan ingka suku bunga maksimal yang dapa dibayar oleh proyek unuk sumberdaya yang digunakan. IRR juga merupakan nilai discoun rae yang membua NPV proyek sama dengan nol. Suau invesasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari ingka suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari ingka suku bunga yang berlaku, maka proyek idak layak unuk dilaksanakan. Rumus unuk menghiung IRR adalah : NPV IRR = i ( i' i) NPV NPV ' Sumber : Kadariah e al. (1999) Keerangan : i = Discoun rae yang menghasilkan NPV posiif i = Discoun rae yang menghasilkan NPV negaif NPV = NPV yang bernilai posiif NPV = NPV yang bernilai negaif 4.6.4 Payback Period Unuk meliha jangka waku pengembalian suau invesasi dilakukan perhiungan dengan menggunakan meode Payback Period yang menunjukkan jangka waku pengembalian invesasi yang dikeluarkan melalui pendapaan bersih ambahan yang diperoleh dari usaha pengolahan ikan asap. Pada dasarnya semakin cepa Payback Period menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh invesor. Rumus yang digunakan unuk menghiung jangka pengembalian invesasi adalah : Payback period = I A b Sumber : Kadariah e al, (1999) Keerangan : I = besarnya invesasi yang dibuuhkan A b = benefi bersih yang dapa diperoleh pada seiap ahunnya 47
4.6.5 Break Even Poin (BEP) Unuk mengeahui perhiungan Break Even Poin (BEP) biaya harus dipisahkan ke dalam elemen biaya eap dan biaya variabel, sehingga apabila komponen semi variabel harus dipisahkan erlebih dahulu. Break Even Poin (BEP) (Rp) = Toal Biaya Teap 1 - Toal Biaya Variabel Toal Hasil Penjualan Sumber: Wiweko (2007) 4.6.6 Incremenal Ne Benefi Unuk mengeahui manfaa bersih ambahan yang dihasilkan dari suau proyek dapa dikeahui dengan mengurangi manfaa bersih wih bisnis dengan manfaa bersih wihou bisnis. Incremenal Ne Benefi = Manfaa bersih dengan bisnis Manfaa bersih anpa bisnis Sumber : Nurmalina e al. (2009) 4.7 Analisis Sensiivias Analisis sensiivias menggunakan nilai penggani (swiching value) perlu dilakukan unuk meliha sejauh mana ingka kelayakan dari usaha ini jika erjadi perubahan-perubahan pada jumlah produksi, harga jual, dan harga inpu. Swiching value adalah suau nilai dimana pada nilai ersebu nilai NPV yang dihasilkan sama dengan nol, nilai Ne B/C sama dengan sau, dan nilai IRR sama dengan ingka suku bunga. Dengan analisis swiching value akan dicari nilai maksimal dari peningkaan harga inpu aau nilai maksimal dari penurunan harga oupu dan jumlah produksi yang naninya akan menjadi baas dimana sebuah usaha Aneka Ikan Asap PCH layak unuk dijalankan. Pada analisis nilai penggani (Swiching Value), harus dicari berapa banyak elemen yang kurang baik yang akan digani agar proyek dapa memenuhi ingka minimum dierimanya suau proyek. Dengan demikian berari analisis ini dilakukan dengan menghiung berapa persen perubahan yang erjadi pada variabel 48
yang diduga bisa menyebabkan perubahan, sehingga proyek dikaakan masih dapa dierima aau layak unuk dijalankan. 4.8 Asumsi Dasar Analisis kelayakan usaha pengolahan ikan asap ini menggunakan beberapa asumsi dasar yaiu : 1. Umur dari usaha Aneka Ikan Asap Ciayam Aneka Ikan Asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) ini didasarkan pada umur ekonomis dapur ikan asap, karena dapur asap merupakan variabel paling pening dalam pengolahan ikan asap. Adapun umur ekonomis dari dapur ikan asap ersebu adalah 10 ahun, sehingga umur dari usaha pengolahan ikan asap ini juga selama 10 ahun. 2. Penyusuan barang invesasi menggunakan meode garis lurus. Perhiungan beban penyusuan dilakukan unuk perhiungan laba-rugi yang akan menghasilkan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pemilik usaha seiap ahunnya. Perhiungan penyusuan juga dilakukan unuk perhiungan salvage value. 3. Penenuan harga yang digunakan dalam perhiungan adalah harga yang berlaku pada saa peneliian dilakukan ahun 2010 dan diasumsikan konsan hingga umur proyek berakhir. 4. Biaya yang dikeluarkan unuk usaha ini erdiri dari biaya invesasi dan biaya operasional. Biaya invesasi dikeluarkan pada ahun perama dan biaya reinvesasi dikeluarkan unuk peralaan-peralaan yang elah habis umur ekonomisnya. Tahun perama adalah ahun seelah rumah produksi dibangun. 5. Tahun perama usaha dimulai pada ahun 2010 pada bulan ke-1 dan produksi dimulai pada bulan ke-7 karena dihiung seelah pendirian rumah produksi selesai dibangun dan elah menghasilkan pendapaan. 6. Biaya pemeliharaan bangunan lima persen dari biaya invesasi bangunan dan diasumsikan konsan selama umur usaha. 7. Biaya invesasi, eap dan operasional unuk keseluruhan kebuuhan iap jenis ikan yaiu ikan Pari, ikan Cakalang, ikan Tuna, ikan Marlin, ikan Kakap Merah, ikan Lele, ikan Pain dan ikan Layaran diasumsikan sama. 49
8. Proporsi produksi ikan asap erbesar adalah ikan pari asap mencapai 50 persen dari oal produksi seluruhnya. Hal ini karena perminaan ikan pari asap paling inggi dibanding jenis ikan asap lainnya. Produksi besar lain yaiu ikan lele asap dan ikan pain asap mencapai 20 persen sera sisa 30 persen penjualan jenis ikan asap lainnya. 9. Tingka diskono yang digunakan merupakan ingka suku bunga deposio Bank Rakya Indonesia dalam analisis finansial adalah 6,5 persen. 10. Pajak pendapaan yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 ahun 2008, pasal 17 aya 2 a dan 31 E, yang merupakan perubahan keempa aas undang-undang nomor 7 ahun 1983 enang pajak penghasilan, yaiu : Pasal 17 aya 1 b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan benuk usaha eap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Pasal 17 aya 2 a.tarif sebagaimana dimaksud pada aya (1) huruf b menjadi 25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak ahun pajak 2010. Pasal 31 E Bagi WP UMKM yang berbenuk badan diberikan insenif pengurangan arif sebesar 50% dari arif normal yang berlaku erhadap bagian peredaran bruo sampai dengan Rp 4,8 miliar. Pemberian insenif ersebu dimaksudkan unuk mendorong berkembangnya UMKM yang pada kenyaaannya memberikan konribusi yang signifikan bagi perekonomian di Indonesia. Pemberian insenif juga diharapkan dapa mendorong kepauhan WP yang bergerak di UMKM. 11. Pada analisis kelayakan finansial skenario I didasarkan pada kondisi usaha pada saa ini. Kondisi pada saa PCH elah melakukan perbaikan packaging dan pemakaian merek dagang IACHI. Analisis kelayakan finansial skenario II didasarkan pada peningkaan kapasias produksi ikan asap PCH. 12. Harga jual lahan pada akhir umur usaha meningka sebesar dua kali lipa dari harga beli yang didasarkan pada ingka pergerakan harga lahan di Desa Ciayam selama 10 ahun. 50