KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

BAB II TINJAUAN TEORITIS

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

BAB 2 LANDASAN TEORI

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

Transkripsi:

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan yang menjadi salah sau penghasil devisa non-migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komodii minyak kelapa sawi dalam perdagangan minyak nabai dunia mendorong pemerinah Indonesia unuk mengembangkan indusri kelapa sawi secara erinegraif (agroindusri). Kabupaen Aceh Uara yang merupakan salah sau daerah poensial unuk pengembangan indusri kelapa sawi dengan luas areal perkebunan 29.187 ha dan produksi 399.193 on. Pengembangan indusri kelapa sawi baik perluasan lahan maupun perbaikan produkivias menyebabkan meningkanya oal produksi andan buah segar (TBS) sehingga membuuhkan pabrik pengolahan kelapa sawi (PKS). Berdasarkan luas areal dan oal produksi, Kabupaen Aceh Uara sudah memenuhi syara unuk pembangunan pabrik kelapa, sehingga diperlukan peneliian enang sudi kelayakan pembangunan pabrik kelapa sawi sebagai referensi layak aau idaknya pembangunan pabrik kelapa sawi unuk dilaksanakan. Tujuan peneliian ini adalah unuk menganalisis kelayakan invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi berdasarkan aspek finansial, sera menganalisis sensiivias kelayakan pabrik kelapa sawi erhadap perubahan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi. Daa yang digunakan merupakan daa primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi langsung sera sudi lieraur. Analisis dilakukan secara kualiaif dan kuaniaif. Analisis kualiaif dilakukan secara deskripif melalui observasi dan sudi lieraur sedangkan analisis kuaniaif dilakukan dengan meode analisis finansial berdasarkan krieria NPV, IRR, B/C Raio, Payback Period sera analisis sensiivias mengunakan indikaor kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen dan penurunan kapasias produksi 10 persen. Hasil peneliian menunjukkan bahwa dari perspekif aspek non-finansial pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) kapasias 30 on TBS/jam di Kabupaen Aceh Uara layak unuk dilaksanakan. Kaa Kunci: Finansial, invesasi, NPV, IRR, B/C, Payback Period I. PENDAHULUAN Pengembangan indusri kelapa sawi idak erlepas dari adanya kebijakan pemerinah yang memberikan berbagai insenif, seperi program revialisasi perkebunan 2006 2010 yang dilaksanakan oleh Direkora Jenderal Perkebunan Deparemen Peranian. Diliha dari geografis pengembangannnya, rencana pengembangan indusri kelapa sawidi Indonesia sebagian besar berada di wilayah Sumaera, Kalimaan, Sulawesi dan Papua. Namun hingga saa ini Sumaera menjadi senra uama pengembangan kelapa sawi di Indonesia. Aceh Uara yang merupakan salah sau Kabupaen di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki poensi yang sanga besar unuk pengembangan kelapa sawi di Indonesia baik dari segi luas areal maupun produksi. Pada ahun 2006 luas anaman kelapa sawi elah mencapai 29.187 ha dan oal produksi 399.193 on yang erdiri dari perkebunan rakya 14.834 ha dengan produksi sejumlah 155.192 on dan perkebunan besar seluas 14.353 ha dengan produksi sejumlah 244.001 on dan diperkirakan akan erus meningka dimasa yang akan daang. Kelapa sawi sebagai penghasil minyak kelapa sawi (Crude palm oil) dan ini kelapa sawi (Kernel Palm Oil) merupakan salah sau primadona anaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh perminaan dan harga produk CPO di pasar dunia meningka pesa dalam beberapa dekade erakhir ini, seiring dengan LENTERA : Vol.12, No.1, Mare 2012 30

kemajuan ilmu pengeahuan dan inovasi erhadap produk-produk urunan dari kelapa sawi yang dapa digunakan sebagai bahan baku beberapa sekor indusri lain (indusri hilir). Berkembangnya indusri hilir (downsream indusry), dan cerahnya prospek komodii minyak kelapa sawi dalam perdagangan minyak nabai dunia mendorong pemerinah Indonesia unuk mengembangkan indusri kelapa sawi secara erinegraif (agroindusri). Pengembangan indusri kelapa sawi secara erinegraif dengan cara mensinergikan berbagai poensi yang ada dilakukan unuk dapa mencipakan added value bagi produk-produk yang berbasiskan kelapa sawi. Selain iu, Pengembangan indusri kelapa sawi secara erinegraif akan mendorong perumbuhan pembangunan, ercipanya lapangan pekerjaan baru, penurunan angka pengangguran dan kemiskinan sera mempercepa proses alih ehnologi kepada masyaraka (peani). Peningkaan produksi dan perluasan areal perkebunan kelapa sawi yang erus meningka idak dibarengi dengan pembangunan pabrik kelapa sawi di sekiar areal perkebunan. Berdasarkan Dinas perkebunan Nanggroe Aceh Darussalam, saa ini di Kabupaen Aceh Uara hanya erdapa sau pabrik kelapa sawi yang merupakan milik PT. Perkebunan Nusanara I yang berkapasias produksi 45 on TBS per jam, dengan kapasias pengolahan 80% dari kapasias erpasang sehingga hanya mampu mengolah andan buah segar (TBS) milik perkebunan sendiri menjadi crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO). Invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) kapasias 30 on TBS per jam di Kabupaen Aceh Uara selain memberikan manfaa juga menimbulkan biaya dan resiko. Hal ini menunu perlunya perencanaan yang epa dan objekif unuk menganalisis manfaa dan resiko aas kegiaan invesasi ersebu. Salah sau analisis yang diperlukan adalah sudi kelayakan invesasi. Analisis ini dilakukan unuk meliha layak aau idaknya invesasi dilakukan berdasarkan aspek aspek yang dikaji sehingga dapa memberikan gambaran epa kepada para invesor yang bermina dalam mengambil kepuusan unuk berinvesasi di Kabupaen Aceh Uara. Dengan adanya pembangunan pabrik kelapa sawi, akan mencipakan kawasan ekonomi baru dengan umbuhnya sekor formal dan informal seperi sekolah, pasar, sarana kesehaan, ranporasi dan elekomunikasi. Hal ini enu saja akan menimbulkan dampak yang lebih baik bagi kehidupan sosial ekonomi masyaraka, pemerinah daerah, dan pihak pihak lain yang erkai secara langsung maupun idak langsung dalam kegiaan perekonomian di Kabupaen Aceh Uara. II. METODE PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Kabupaen Aceh Uara Propinsi Aceh. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dikarenakan Kabupaen Aceh Uara merupakan salah sau wilayah poensial dari segi luas areal dan jumlah produksi unuk pengembangan indusri kelapa sawi. Waku pengambilan daa dimulai dari bulan Agusus sampai dengan Sepember 2010. Kabupaen Aceh Uara hingga ahun 2006 memiliki 850 desa dan 2 kelurahan, yang erbagi ke dalam 56 buah mukim. Sebanyak 780 buah desa berada di kawasan daaran dan 72 desa di kawasan berbuki. Desa yang erleak di daerah berbuki dijumpai di 12 kecamaan. Yang paling banyak desanya di kawasan perbukian adalah di Kecamaan Sawang, Syamalira Bayu, Nisam, Kua Makmur, dan Muara Bau. Di samping iu, erdapa 40 buah desa yang berada di kawasan pesisir. 2.2. Jenis dan Sumber Daa Daa dan informasi dikumpulkan unuk keperluan analisis aspek-aspek yang berkaian dengan proses pembangunan LENTERA : Vol.12, No.1, Mare 2012 31

pabrik kelapa sawi. Daa yang dikumpulkan melipui daa primer dan daa sekunder. Daa primer diperoleh langsung melalui observasi di daerah peneliian. Daa sekunder diperoleh dari informasi dan daa yang elah ada, penelusuran melalui inerne, buku, jurnal, balai peneliian, insansi-insansi pemerinah, dan lieraurlieraur yang berkaian dengan peneliian. 2.3. Meode Analisis Analisis yang dilakukan dalam peneliian ini adalah analisis kualiaif dan kuaniaif. Analisis kualiaif dilakukan unuk memperoleh gambaran enang aspekaspek kelayakan pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) yang dilakukan di Kabupaen Aceh Uara yang melipui aspek eknis, aspek pasar, aspek insiusionalorganisasi-manajerial, aspek sosial, dan aspek finansial. Daa kuaniaif yang diperoleh diolah dengan menggunakan Sofware Microsof Excel dan kalkulaor kemudian diampilkan dalam benuk abulasi unuk memudahkan pembacaan dan inerpreasi secara deskripif. Analisis kuaniaif melipui analisis finansial pembangunan pabrik kelapa sawi (PKS) dengan menggunakan krieria-krieria kelayakan invesasi yaiu; Ne presen Value (NPV), Inernal Rae Reurn (IRR), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), Payback Period dan analisis sesiivias. 2.4. Krieria Kelayakan Invesasi Ne Presen Value (NPV) NPV suau proyek adalah manfaa bersih yang diperoleh selama umur proyek. Di dapa dari selisih anara oal PV (Presen Value) manfaa dan biaya pada seiap ahun kegiaan usaha dimasa yang akan daang. Krieria dan kepuusan dalam analisis ini adalah layak jika NPV > 0 sedangkan bila NPV < 0, usaha ersebu idak layak unuk di usahakan (Kadariah, 1978). Rumus yang digunakan adalah sebagai beriku: NPV n 1 1 B C i Keerangan: B = Manfaa pada ahun C = Biaya pada ahun I = Tingka suku bunga N = Umur ekonomis proyek = Waku Inernal Rae Reurn (IRR) Inernal Rae Reurn (IRR) adalah ingka pengembalian inernal selama umur proyek. IRR merupakan discoun rae yang menjadikan manfaa bersih sekarang sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar aau sama dengan discoun rae yang elah dienukan, maka usaha layak dilaksanakan sedangkan jika IRR lebih kecil dari discoun rae yang elah dienukan, maka usaha idak layak unuk dilaksanakan (Kadariah, 1978). Rumus yang digunakan adalah sebagai beriku: IRR i NPV 1`` 1 i2 i1 NPV1 NPV 2 Keerangan : i 1 = Discoun rae yang menghasilkan NPV posiif i 2 = Discoun rae yang menghasilkan NPV negaif NPV 1 = NPV yang bernilai posiif NPV 2 = NPV yang bernilai negaif Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Ne B/C merupakan perbandingan anara NPV oal dari manfaa bersih erhadap oal dari biaya bersih (Kadariah, 1978). Meode ini diguna unuk meliha berapa besar maanfaa bersih yang dapa dierima suau proyek unuk seiap invesasi yang dikeluarkan. Bila Ne B/C lebih besar sama dengan 1 usaha dianggap layak unuk dilaksanakan dan jika B/C kurang dari 1 maka usaha idak layak unuk dilaksanakan. LENTERA : Vol.12, No.1, Mare 2012 32

Rumus yang digunakan adalah sebagai beriku : NeB / C n 0 n 0 B C 1 i C B 1 i ; B ; B C C 0 0 Dimana, B = oal penerimaan pada ahun ke- C = oal biaya pada ahun ke- i = ingka diskono yang berlaku N = umur ekonomi proyek Payback Period Payback Period merupakan salah sau meode dalam menilai kelayakan suau invesasi, yang digunakan unuk mengukur periode pengembalian modal. Dasar yang digunakan unuk perhiungan adalah aliran kas (Ne Cashflow). Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai ari semakin cepa ingka pengembalian invesasinya, maka usaha ersebu semakin baik unuk dilaksanakan (Kasmir, 2003). Payback period (PP) dapa dirumuskan sebagai beriku: Nilai Invesasi PP Laba Bersih Raa Raa Analisis Sensiivias Daerah Aceh Uara memiliki poensi besar di bidang perkebunan dan kehuanan. Perkebunan di daerah Aceh Uara menghasilkan kelapa sawi sebagai komodii unggulan. Sedangkan kare, kelapa, kelapa hybrida, kakao dan pinang sebagai komodii andalan. Selain yang disebukan ersebu, daerah Aceh Uara juga menghasilkan komodii lain seperi kopi, cengkeh, pala, lada, kapuk/ randu, kemiri, sagu, aren, nilam, ebu, kunyi sera jahe. Perkembangan pembangunan perkebunan di Aceh Uara unuk saa ini dari luas wilayah poensial yang ada, masih sanga kecil yang dimanfaakan. Unuk komodii unggulan (kelapa sawi), unuk ahun 2007 lahan yang dikembangkan baru 940 Ha, memiliki cadangan areal seluas 28.250 Ha. Sedangkan unuk komodii andalan juga masih memiliki areal yang belum dikembangkan yaiu kelapa memiliki cadangan areal seluas 2.375 Ha, kare seluas 1.400 Ha, kelapa hybrida luas areal cadangannya seluas 250 Ha, kakao luas areal cadangannya 6.450 Ha dan areal pinang yang belum dimamfaakan seluas 21.050 Ha.2. Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha dampak yang diimbulkan dari perubahan-perubahan kondisi di luar jangkauan asumsi yang elah dibua pada saa perencanaan. Pada peneliian ini analisis sensiivias dilakukan dengan pendekaan perubahan akiba kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi sebesar 10 persen. Penenuan kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen merujuk pada daa inflasi raa-raa Indonesia dalam sau dekade erakhir yang idak lebih dari 10 persen per ahun. Sedangkan penenuan penurunan kapasias produksi sebesar 10 persen merupakan ingka oleransi yang dianggap wajar unuk kebuuhan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh fakor-fakor non eknis yang mungkin erjadi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen biaya dalam indusri kelapa sawi di Kabupaen Aceh Uara melipui biaya invesasi dan biaya operasional. Berdasarkan daa, biaya invesasi oal sejumlah Rp. 82.368.421.000 yang melipui bangunan pabrik, insalasi mesin, perumahan, gudang, kendaraan, sarana jalan dan penunjang lainnya (Tabel 1). Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala unuk memenuhi proses produksi. Biaya operasional hingga ahun ke 15 mencapai Rp. 192.461.032.000/ahun (Tabel 2). Arus penerimaan aau pendapaan dalam analisis kelayakan invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi dengan LENTERA : Vol.12, No.1, Mare 2012 33

kapasias 30 on TBS per jam, erdiri dari pendapaan hasil penjualan dan nilai sisa. Pendapaan penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk yang erdiri dari CPO dan kernel. Sedangkan nilai sisa diperoleh dari nilai barang modal (asse) yang ersisa pada saa umur proyek berakhir. Pendapaan penjualan yang merupakan hasil penjualan produk sanga dipengaruhi oleh kemampuan produksi pabrik sera harga penjualan. Produksi CPO dan Kernel yang dihasilkan oleh pabrik erganung dari kapasias olah erpasang pabrik,ingka rendemen CPO, rendemen Kernel dan pasokan bahan baku TBS ke pabrik. Kemampuan pasokan bahan baku TBS ke pabrik per hari ini kemudian Tabel 1. Rekapiulasi Biaya Invesasi Pabrik Kelapa Sawi dijadikan dasar penenuan olok ukur pengoperasian pabrik per hari. Berdasarkan hasil analisis, nilai penerimaan dan produksi hingga ahun ke 15 mencapai Rp. 3.165.474.690.000 dengan nilai laba bersih Rp. 231.331.792.000. 3.1. Kelayakan Invesasi Krieria yang digunakan secara umum unuk dianalisis dalam pengambilan kepuusan penilaian invesasi adalah: Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) dan Payback period (PP). No Uraian Jumlah Umur Teknis Nilai (Rp.000) 1 Pabrik 1 Uni 15 ahun 75.357.246 2 Kendaraan 18 Uni 10 Tahun 3.561.000 3 Perumahan+Mess+G udang 19 Uni 20 ahun 2.850.000 4 Jalan 3,5 KM 10 ahun 600.175 Toal Invesasi Visik 82.368.421 1) Ne Presen Value (NPV) Ne presen value merupakan selisih anara manfaa bersih yang diperoleh dengan biaya yang dipergunakan dalam proyek, dihiung dengan menggunakan discoun rae 7. Discoun rae ersebu merupakan cos of capial sebagai opporuniy cos dari suau invesasi berdasarkan skenario yang digunakan. Tabel 2. Biaya Operasional Pabrik Kelapa Sawi (Rp.000) Hasil analisis menunjukkan NPV bernilai posiif pada discoun rae 7 persen sebesar Rp.106.698.657.000 selama 15 ahun. Nilai NPV posiif merupakan indikasi bahwa rencana invesasi pembangunan pabrik kelapa sawi layak unuk dilaksanakan karena hasil yang diperoleh lebih besar dari nol. Uraian Tahun 0 1 2 3 s/d 15 Gaji Karyawan dan Saff 1.253.675 1.751.275 1.751.275 B.Adm dan Kanor 7.300.000 1.210.000 1.210.000 Pembelian Tbs 62.937.000 161.838.000 179.820.000 B.Pemeliharaan pabrik 941.966 1.883.932 1.883.932 B.Pemeliharaan asse 516.570 1.033.140 1.033.140 lainnya B.B.Pembanu Proses 2.079.000 5.346.000 5.346.000 Produksi Asuransi 411.343 822.685 822.685 Toal 68.869.554 173.885.032 192.461.032 LENTERA : Vol.12, No.1, Mare 2012 34

2) Inernal Rae of Reurn (IRR) Analisis Inernal Rae of reurn dengan discoun rae 7 persen digunakan unuk mengevaluasi kemampuan proyek dalam menghasilkan keunungan yang dikaikan dengan nilai waku uang. Nilai IRR mencerminkan besarnya discoun rae yang apabila digunakan unuk mendiskonokan seluruh kas masuk akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan jumlah invesasi proyek. Hasil analisis menunjukkan nilai IRR 22,34. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pembangunan pabrik kelapa sawi mampu menghasilkan opporuniy cos yang lebih besar daripada cos of capial yang diinginkan. 3) Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Ne benefi cos Raio dilakukan unuk mengukur berapa besar manfaa yang dapa dierima dari seiap invesasi yang dikeluarkan. Hasil analisis rencana pembangunan pabrik kelapa sawi menghasilkan nilai B/C Raio 2,30. Arinya keunungan yang dihasilkan dari proyek ini sehingga layak unuk dilaksanakan. 4) Payback Period (PP) Analisis payback period dilakukan berujuan unuk mengeahui jangka waku pengembalian invesasi. Hasil analisis proyek pembangunan pabrik kelapa sawi ini akan mencapai iik pengembalian pada saa proyek berumur 3 ahun 8. Bila di injau dari umur proyek pabrik kelapa sawi yang mencapai 15 ahun, maka pembangunan pabrik memungkinkan dan layak unuk dilaksanakan karena jangka waku pengembalian invesasi lebih kecil dari umur proyek. 5) Analisis Sensiivias Analisis sensiivias digunakan unuk meliha ingka kepekaan pabrik kelapa sawi erhadap perubahan kondisi diluar jangkauan asumsi yang elah dibua pada saa perencanaan. Analisis ini dilakukan dan diarahkan pada dua indikaor yaiu bila erjadi kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi sebesar 10 persen. Peneapan kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen merujuk pada daa inflasi raa-raa ahunan di Indonesia dalam sau dekade erakhir yang idak pernah melebihi dari 10 persen. Sedangkan penurunan kapasias produksi 10 persen merupakan ingka oleransi yang dianggap wajar aas penurunan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh fakor-fakor noneknis yang mungkin erjadi di lapangan. Kajian analisis sensiivias dapa dilakukan dengan dua hal: memanau kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasias produksi. Berdasarkan hasil analisis sensiivias yang dilakukan bila erjadi kenaikan biaya produksi 10%, pembangunan pabrik kelapa sawi memungkinkan dan layak unuk dilaksanakan. Dari hasil analisis ini dapa arikan bahwa dengan ingka oleransi kenaikan biaya produksi 10 persen kegiaan operasional pabrik masih mampu memberikan manfaa. Nilai NPV, IRR, B/C dan PP dengan asumsi ini beruru-uru sebesar: 99.772.392.000; 21,47; 2,21; dan 4 ahun 1 bulan. Demikian juga jika diasumsikan erjadi penurunan kapasias produksi 10%, pembangunan pabrik kelapa sawi masih memungkinkan dan layak unuk dilaksanakan. Nilai NPV, IRR, B/C dan PP dengan asumsi ini beruru-uru sebesar: 84.671.172.000; 19,52; 2,03; dan 4 ahun 3 bulan. IV. KESIMPULAN Secara finansial, dengan discoun facor 7 %, kegiaan invesasi pabrik kelapa sawi (PKS) kapasias 30 on TBS per jam layak unuk dilaksanakan diinjau dari semua krieria invesasi yang digunakan. Nilai NPV sebesar Rp. 106.698.657.000; IRR sebesar 22,34; Ne B/C sebesar 2,30; dan Payback Period selama 3 ahun 8 bulan. Toal keseluruhan invesasi yang dibuuhkan adalah sebesar Rp.82.368.421.000. LENTERA : Vol.12, No.1, Mare 2012 35

DAFTAR PUSTAKA Deparemen Perindusrian. 2007. Pusa Daa dan Informasi. Deparemen Perindusrian,Jakara. Direkora Jenderal Perkebunan Indonesia. 2007. Basis Daa Saisik Indonesia. Deparemen peranian Indonesia, Jakara. Dinas Perkebunan Kabupaen Aceh Uara. 2007. Aceh dalam Angka, Nanggroe Aceh Darussalam. Giinger,J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Peranian. U-Press, Jakara. Harahap, E. 2003. Prospek Pembangunan Pabrik mini CPO Unuk Meningkakan Ekonomi Lokal di Koa Dumai Provinsi Riau. Tesis. Program Pascasarjana Insiu Peranian Bogor. Bogor Haropo. 2005. Analisis Kelayakan Finansial Pabrik Kelapa Sawi Mini (Sudi Kasus ; Pabrik Kelapa Sawi Aek Pancur, Tanjung Merawa, Medan, Sumara Uara). Sripsi. Program Sudi Ekonomi Peranian dan Sumberdaya. Fakulas Peranian. Insiu Peranian Bogor. Bogor. Ilyas, Z. 2006. Program Pengembangan Agroindusri Pengolahan Minyak Kelapa Sawi Dalam Menunjang Perekonomian Koa Dumai Provinsi Riau. Tesis. Program Pascasarjana Insiu Peranian Bogor. Bogor. Kadariah, Lien. K dan Clive, G. 1987. Penganar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbi Fakulas Ekonomi. Universias Indonesia, Jakara. Kasmir, dan Jakfar. 2003. Sudi Kelayakan Bisnis. Prenada Media, Jakara. Lubis, H. A. U.1992. Kelapa Sawi Indonesia. Pusa Peneliian Perkebunan Mariha, Sumara Uara. Noviyani. 2008. Analisis Kelayakan Invesasi Pengusahaan Tapioka (Sudi Kasus Pengrajin Tapioka Uhan di Desa Cipambuan, Kecamaan Babakan Madang, Kabupaen Bogor). Skripsi. Program Sudi Manajemen Agribisnis. Fakulas Peranian. Insiu Peranian Bogor. Bogor. Nugroho, Y. 2008. Kelayakan Usaha Pembibian Pre-nursery Kelapa Sawi (Elaeis guneensis Jacq.) pada PT. Socfin Indonesia (Socfindo) Medan, Sumara Uara. Skripsi. Program Sudi Manajemen Agribisnis. Fakulas Peranian. Insiu Peranian Bogor. Bogor. Pusa Peneliian Kelapa Sawi.2002.Tinjauan Ekonomi Indusri Kelapa Sawi. Indonesian Oil Palm Researh Insiue (IOPRI). Medan. Sumara Uara. Rangkui, F. 2005. Teknik Membua Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. PT. Gramedia Pusaka Uama. Jakara Suojo, S. dan Kleinseuber, F.2004. Financial managemen For Nonfinancial Execuives. PT. Damar Mulia Pusaka. Jakara. Siregar, I. M. 2003. Manajemen Pabrik Kelapa Sawi, Hal 319-484. Dalam Mangoensoekarjo, S. dan Semangun, H. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawi, 2003. Gadjah Mada Universiy Press. Yogjakara. Umar, H. 2007. Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif. PT. Gramedia Pusaka Uama. Jakara. LENTERA : Vol.12, No.1, Mare 2012 36