Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

dokumen-dokumen yang mirip
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.

KALKULUS INTEGRAL 2013

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

I N T E G R A L (Anti Turunan)

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

: Pramitha Surya Noerdyah NIM : A. Integral. ʃ f(x) dx =F(x) + c

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Teknik Pengintegralan

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK PENGINTEGRALAN

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =

INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN. Mintarjo SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul

CONTOH SOAL UAN INTEGRAL

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

BAB VI. INTEGRAL TAK TENTU (ANTI TURUNAN)

KALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI /

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 01/5

INTEGRASI Matematika Industri I

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

Jurusan Matematika FMIPA-IPB

Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XII IPA / 1. Sub Topik : Integral tak tentu : 2 x 45 menit

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

DIFERENSIAL (Derivatif) A. Simbol Deferensial Jika ada Persamaan y = 3x, maka simbol dari. atau ditulis

MODUL MATEMATIKA. Turunan UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FUNGSI-FUNGSI INVERS

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

RPS MATA KULIAH KALKULUS 1B

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

TURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :

RUMUS INTEGRAL TAK TENTU MELALUI POLA INTEGRAL TUGAS AKHIR

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

Hendra Gunawan. 4 September 2013

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

BAB: TEKNIK PENGINTEGRALAN Topik: Metode Substitusi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Aturan dasar pengintegralan Integral fungsi rasional Integral parsial Integral trigonometri Substitusi yang merasionalkan Strategi pengintegralan

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 3B TAHUN 2010

Modul 1 : Barisan dan Deret Takhingga. Kegiatan Belajar 1 : Barisan Takhingga. Kegiatan Belajar 2 : Deret Takhingga.

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

INTEGRAL. C = konstanta. Integral tak tentu adalah integral yang tidak ada batasnya. - Contoh : Rumus rumus integral tak tentu dari fungsi aljabar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

Senin, 18 JUNI 2001 Waktu : 2,5 jam

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

PROBLEMATIKA DALAM TEKNIK INTEGRASI SUBSTITUSI DAN PARSIAL SERTA ALTERNATIF PEMECAHANNYA

bila limitnya ada. Dengan penggantian x = c+ h, jika x c h 0 dan x c h turunan fungsi f di c dapat dituliskan dalam bentuk: x c

Rencana Pembelajaran

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Lampiran 2 LEMBAR KERJA KELOMPOK MAHASISWA 1

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Malang, 20 Januari 2015 Penulis. DR Suhartono M.Kom

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4

BAB VII. FUNGSI TRANSEDEN. Perhatikan adanya kesenjangan tentang turunan berikut.

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

INTEGRAL TAK TENTU (subtitusi parsial) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Transkripsi:

Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP 4) Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif 2005

KATA PENGANTAR Modul dengan judul Integrasi Fungsi ini digunakan sebagai panduan dalam kegiatan kuliah untuk membentuk salah satu subkompetensi, yaitu: Menggunakan konsep, sifat, dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah integrasi fungsi. Modul ini dapat digunakan untuk semua peserta kuliah Matematika di Semester I pada Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Pada modul ini disajikan konsep dasar Integrasi Fungsi dan permasalahannya yang banyak dijumpai dalam penerapannya di bidang teknik, baik secara teoritis maupun praktis. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar membahas tentang: Integrasi Fungsi Baku dan Fungsi Majemuk Linier. Kegiatan belajar 2 membahas tentang: Integrasi Perkalian/Pembagian Khusus. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Integral Parsial. Kegiatan belajar 4 membahas tentang: Integral Tertentu dan Aplikasinya. Untuk dapat mempelajari modul ini dengan mudah mahasiswa diharapkan telah mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep dasar yang menunjangnya, dalam hal ini terutama konsep tentang Diferensiasi Fungsi. Yogyakarta, Oktober 2005 Penyusun Martubi, M.Pd., M.T. ii

DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN SAMPUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii PERISTILAHAN / GLOSSARY... v I. PENDAHULUAN... A. Deskripsi... B. Prasyarat... C. Petunjuk Penggunaan Modul... 2. Petunjuk bagi mahasiswa... 2 2. Petunjuk bagi dosen...... 2 D. Tujuan Akhir... 3 E. Kompetensi... 3 F. Cek Kemampuan... 4 II. PEMBELAJARAN... 5 A. Rencana Belajar Mahasiswa... 5 B. Kegiatan Belajar... 5. Kegiatan Belajar... 5 a. Tujuan kegiatan belajar... 5 b. Uraian materi... 6 c. Rangkuman... d. Tugas... 3 e. Tes formatif... 3 f. Kunci jawab tes formatif...... 4 iii

Halaman 2. Kegiatan Belajar 2... 4 a. Tujuan kegiatan belajar 2... 4 b. Uraian materi 2... 4 c. Rangkuman 2...6 d. Tugas 2... 7 e. Tes formatif 2... 7 f. Kunci jawab tes formatif 2...... 8 3. Kegiatan Belajar 3... 8 a. Tujuan kegiatan belajar 3... 8 b. Uraian materi 3... 8 c. Rangkuman 3... 25 d. Tugas 3... 26 e. Tes formatif 3... 27 f. Kunci jawab tes formatif 3...... 27 4. Kegiatan Belajar 4... 27 a. Tujuan kegiatan belajar 4... 27 b. Uraian materi 4... 28 c. Rangkuman 4... 35 d. Tugas 4... 36 e. Tes formatif 4... 37 f. Kunci jawab tes formatif 4...... 38 III. EVALUASI... 39 A. Pertanyaan... 39 B. Kunci Jawaban... 39 C. Kriteria Kelulusan... 40 IV. PENUTUP... 4 DAFTAR PUSTAKA... 42 iv

PERISTILAHAN / GLOSSARY Fungsi Baku : adalah fungsi yang sudah ada rumus integralnya. Fungsi Majemuk Linier : adalah fungsi dari suatu fungsi lainnya yang linier ( pangkat satu ). Integrasi Fungsi : adalah operasi balikan ( invers) dari diferensiasi yang berarti mencari fungsi induk dari suatu turunan tertentu. Integral Parsial : adalah suatu proses integral dari bentuk perkalian dan pembagian yang unsur-unsurnya saling asing ( unsur yang satu bukan turunan dari unsur lainnya). Integral Perkalian/Pembagian khusus: adalah suatu proses integral dari bentuk perkalian dan pembagian dengan unsur yang satu merupakan turunan dari unsur lainnya. Integral Tertentu: adalah suatu proses perhitungan integral dengan batas-batas tertentu yang telah ditentukan. v

BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul dengan judul Integrasi Fungsi ini membahas tentang konsep dasar Integrasi Fungsi serta permasalahannya yang banyak dijumpai dalam penerapannya di bidang teknik, baik secara teoritis maupun praktis. Materi yang dipelajari mencakup: Integrasi Fungsi Baku dan Fungsi Majemuk Linier, Integrasi Perkalian/Pembagian Khusus, Integral Parsial dan Integral tertentu beserta Aplikasinya. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar membahas tentang: Integrasi Fungsi Baku dan Fungsi Majemuk Linier. Kegiatan belajar 2 membahas tentang: Integrasi Perkalian/Pembagian Khusus. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Integral Parsial. Kegiatan belajar 4 membahas tentang: Integral tertentu dan Aplikasinya. Pada setiap kegiatan belajar selalu dilengkapi dengan contoh soal dan pembahasannya beserta latihan-latihan seperlunya untuk membantu mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Setelah selesai mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mempunyai sub kompetensi Menggunakan konsep, sifat, dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah integrasi fungsi B. Prasyarat Modul ini berisi materi-materi yang memerlukan dukungan materi lain yang semestinya telah dipelajari sebelumnya. Adapun materimateri dasar yang seharusnya telah difahami oleh peserta kuliah di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif terutama adalah konsep dasar tentang : Diferensiasi Fungsi ( Modul MAT. TKF 20-02 ).

2 C. Petunjuk Penggunaan Modul. Petunjuk bagi Mahasiswa Agar diperoleh hasil belajar yang maksimal, maka dalam menggunakan modul ini ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan, dan dilaksanakan antara lain : a. Bacalah dan fahami dengan seksama uraian konsep-konsep teoritis yang disajikan pada modul ini, kemudian fahami pula penerapan konsep-konsep tersebut dalam contoh-contoh soal beserta cara penyelesaiannya. Bila terpaksa masih ada materi yang kurang jelas dan belum bisa difahami dengan baik para mahasiswa dapat menanyakan kepada dosen yang mengampu kegiatan perkuliahan. b. Coba kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) secara mandiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki setiap mahasiswa terhadap materi-materi yang dibahas pada setiap kegiatan belajar. c. Apabila dalam kenyataannya mahasiswa belum menguasai materi pada level yang diharapkan, coba ulangi lagi membaca dan mengerjakan lagi latihan-latihannya dan kalau perlu bertanyalah kepada dosen yang mengampu kegiatan perkuliahan yang bersangkutan. Kalau materi yang bersangkutan memerlukan pemahaman awal (prasyarat) maka yakinkan bahwa prasyarat yang dimaksud benar-benar sudah dipenuhi. 2. Petunjuk Bagi Dosen Dalam setiap kegiatan perkuliahan, dosen mempunyai tugas dan peran untuk : a. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing mahasiswa melalui tugas-tugas atau latihan-latihan yang dijelaskan dalam tahab belajar. c. Membantu mahasiswa dalam memahami konsep baru dan menjawab pertanyaan mahasiswa apabila diperlukan.

3 d. Membantu mahasiswa untuk mengakses sumber belajar lain yang diperlukan. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli/dosen pendamping jika diperlukan. g. Mengadakan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa yang telah ditentukan. Evaluasi tersebut pelaksanaannya pada setiap akhir kegiatan belajar. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari seluruh materi kegiatan belajar dalam modul ini mahasiswa diharapkan dapat : Menggunakan konsep, sifat, dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah integrasi fungsi. E. Kompetensi Modul MAT. TKF 20-03 dengan judul Integrasi Fungsi ini disusun dalam rangka membentuk sub-kompetensi Menggunakan konsep, sifat, dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah integrasi fungsi. Untuk mencapai sub-kompetensi tersebut, terlebih dahulu harus dapat dicapai sub-sub kompetensi beserta kriteria unjuk kerjanya melalui lingkup belajar dengan materi pokok pembelajaran sebagai berikut : Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar Materi Pokok Pembelajaran Sikap Pengetahuan Ketrampilan Menggunakan konsep, aturan dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah integrasi fungsi..menjelaskan.pengertian, pengertian/konsep, notasi dan sifat-sifat notasi dan sifat-sifat integrasi fungsi. fungsi. integrasi 2. Menyelesaikan 22. Integrasi masalah integra- fungsi si fungsi baku baku.. Teliti dan cermat dalam menulis simbol dan melakukan perhitungan.pengertian, notasi dan sifat-sifat integrasi fungsi. 2. Integrasi fungsi baku. Menghitung dengan prosedur dan hasil yang benar

4 Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar Materi Pokok Pembelajaran Sikap Pengetahuan Ketrampilan Menggunakan konsep, aturan dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah integrasi fungsi. 3. Menyelesaikan masalah integrasi fungsi majemuk linier. 4. Menyelesaikan masalah integrasi fungsi perkalian / pembagian khusus. 5. Menyelesaikan masalah integral parsial 6. Menyelesaikan masalah integral tertentu dan aplikasinya. 3 3. Integrasi fungsi majemuk linier 4. Integrasi fungsi perkalian/pembagian khusus. 5. Integral parsial 6. Integral tertentu dan aplikasinya. Teliti dan cermat dalam menulis simbol dan melakukan perhitungan. 3. Integrasi fungsi majemuk linier 4. Integrasi fungsi perkalian/pembagian khusus. 5. Integral parsial 6. Integral tertentu dan aplikasinya Menghitung dengan prosedur dan hasil yang benar F. Cek Kemampuan Sebelum mempelajari Modul MAT. TKF 20 03 ini, isilah dengan tanda cek ( ) pertanyaan yang menunjukkan kompetensi yang telah dimiliki mahasiswa dengan jujur dan dapat dipertanggungjawabkan : Sub Kompetensi Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Bila Jawaban Ya Kerjakan Menggunakan konsep, aturan dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah integrasi fungsi.. Saya mampu menjelaskan pengertian, notasi dan sifat-sifat integrasi fungsi. 2. Saya dapat menyelesaikan permasalahan integrasi fungsi baku. 3. Saya dapat menyelesaikan permasalahan integrasi fungsi majemuk linier. 4. Saya dapat menyelesaikan permasalahan integrasi fungsi perkalian / pembagian khusus Tes Formatif Nomor : Tes Formatif Nomor : 2 a, b, f, g Tes Formatif No: 2 c, d, e, h, i, j Tes Formatif 2 Nomor : sd. 0 5. Saya dapat menyelesaikan permasalahan integrasil parsial Tes Formatif 3 Nomor : sd. 5 6. Saya dapat menyelesaikan permasalahan integral tertentu dan aplikainya. Tes Formatif 4 Nomor : sd. 3 Apabila mahasiswa menjawab Tidak maka pelajari modul ini sesuai materi yang dijawab Tidak tersebut.

BAB II PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Mahasiswa Buatlah rencana kegiatan belajar dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada dosen setelah selesai. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Dosen. Pengertian, dan notasi integrasi fungsi. 2. Integrasi fungsi baku. 3. Integrasi fungsi majemuk linier 4. Integrasi fungsi perkalian / pembagian khusus. 5. Integral parsial. 6. Integral tertentu dan aplikasinya B. Kegiatan Belajar.. Kegiatan Belajar : Integrasi Fungsi Baku dan Majemuk Linier a. Tujuan Kegiatan Belajar : ). Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, notasi dan sifatsifat integrasi fungsi. 2). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah integrasi fungsi baku. 3). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah integrasi fungsi majemuk linier. 5

6 b. Uraian Materi : ). Pengertian, dan Notasi Integrasi Fungsi : Integrasi Sebagai Anti Diferensiasi Di dalam matematika banyak dijumpai pasangan operasi yang saling merupakan balikan ( anti ), misalnya : penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian, pemangkatan dan penarikan akar serta logaritma dan perhitungan logaritma. Operasi balikan lainnya yang akan dibahas pada bagian ini adalah integrasi ( hitung integral ) sebagai operasi anti dari diferensiasi ( hitung diferensial ) Pada operasi deferensial permasalahnnya yaitu menentukan fungsi turunan dari dari sebuah fungsi yang telah diketahui, maka pada integrasi permasalahannya yaitu menentukan fungsi asal ( induk ) dari suatu fungsi turunan yang telah diketahui. Misalnya turunan dari f (X) adalah f (X) maka: Diferensiasi : mencari f (X) jika f (X) diketahui. Integrasi : mencari f (X) jika f (X) diketahui. Selanjutnya untuk untuk memudahkan cara penulisannya, digunakan notasi Leibniz yaitu dengan lambang f (X) dx untuk menyatakan integral dari fungsi f (X) atau integral f (X) terhadap X. Misal diketahui f (X) = sin X maka integrasinya terhadap X ditulis sin X dx. Integrasi fungsi memiliki sifat-sifat seperti pada operasi diferensiasi, yang dapat di tulis sebagai berikut: { f (X) + g (x) } dx = f (X) dx + g (X) dx { f (X) g (x) } dx = f (X) dx g (X) dx k. f (X) dx = k. f (X) dx dalam hal ini f (X) dan g(x) = fungsi X ; k = bilangan konstan

7 Integrasi Fungsi Baku : Berdasarkan rumus rumus dasar diferensiasi fungs, maka dengan jalan membalik operasinya akan diperoleh rumus rumus dasar integrasi fungsi baku sebagai berikut : ( Jika C = bilangan konstan, dan n = bilangan riil ) k. kx n dx = X n + + C ( asal n - ) n + k 2. dx = k. ln X + C X 3. e X dx = e X + C 4. e kx dx = e kx + C k a X 5. a X dx = + C ln a 6. cos X dx = sin X + C 7. sin X dx = cos X + C 8. sec 2 X dx = tg X + C 9. cosh X dx = sinh X + C 0. sinh X dx = cosh X + C. dx = arc. sin X + C X 2 2. dx = arc. cos X + C X 2 3. dx = arc. tg X + C + X 2

8 4. dx = arc. sinh X + C X 2 + 5. dx = arc. cosh X + C X 2 6. dx = arc. tgh X + C X 2 Rumus-rumus di atas dinamakan integral tak tentu, karena masih terdapat suatu konstanta yang belum di ketahui harganya yaitu C. Untuk lebih jelasnya dalam memahami rumus-rumus dasar beserta sifat-sifat integrasi tersebut berikut diberikan beberapa contoh penerapannya: a). X 7 dx = X 8 + C 8 5 b). dx = 5 ln X + C X c). 3 e X dx = 3 e X + C 5 d). 5 e 6X dx = e 6X + C 6 5 X e). 5X dx = + C ln 5 f). g). h). i). 23 cos X dx = 23 sin X + C 7 sin X dx = 7( cos X) + C = 7 cos X + C ( 4 sec 2 X 5 cos X ) dx = 4 tg X 5 sin X + C ( 9 cos X + 7 sin X ) dx = 9 sin X 7 cos X + C

9 5 j). dx = 5 arc. cos X + C X 2 7 k). dx = 7 arc. cosh X + C X 2 2 l). dx = 2 arc. sinh X + C + X 2 3 m). dx = 3 arc. cos X + C X 2 Integral Fungsi Majemuk dari Suatu Fungsi Linier Kadang-kadang kita harus mengintegralkan suatu fungsi majemuk, yaitu fungsi yang bentuknya mirip dengan bentuk pada rumus dasar, tetapi dengan X diganti oleh fungsi linier dalam X, misalnya (3X + 4) 7 dx, (5X 6) ½ dx, sin 6X dx, sinh ( 4X + 3) dx, cos (7 3X ) dx dan sebagainya. Pada soal (3X + 4) 7 dx dimisalkan (3X + 4) = Z, maka bentuk tersebut menjadi Z 7 dx. Karena variabelnya belum sesuai maka untuk dapat diselesaikan perlu disesuaikan dahulu, yaitu dengan kaidah sebagai berikut : Z 7 dx = Z 7 dx dz dz dz dx Karena Z = 3X + 4 maka = 3 = dx dz 3 dx Z 7 dz = Z 7. dz = Z 7 dz = Z 8 + C dz 3 3 3.8 Jadi : (3X + 4) 7 dx = ( 3X + 4 ) 8 + C 24

0 Jika diperhatikan ternyata kaidah dasar pengintegralan tetap berlaku, tetapi masih harus dibagi dengan koefisien X. Hal ini berlaku umum untuk semua fungsi baku yang terdapat pada rumus dasar di depan. Secara umum dapat dirumuskan bahwa : Jika Z = (ax + b) maka: k k (ax + b) n dx = (ax + b ) n+ + C a ( n+) Kaidah ini berlaku untuk semua rumus fungsi baku di atas jika X diganti ( ax + b ) sesuai bentuk integral bakunya. Contoh : a). sin (5X 7) dx = /5 cos (5X 7 ) + C b). e 3X 2 dx = e 3X 2 + C 3 c). 3 5X dx = 3 5X 5 ln 3 + C ln (4X + 3) d). dx = + C 4X + 3 4 e). sec 2 (0X + 8) dx = /0. tg (0X + 8) + C arc.sin 3X f). dx = + C 9X 2 3 5 g) dx = 5 arc.tgh 2X + C 4X 2

c. Rangkuman : ). Pengertian, Notasi dan Sifat Integrasi Fungsi. Integrasi Fungsi : adalah sebuah operasi dari diferensiasi fungsi, yaitu sebuah proses mencari induk dari suatu fungsi turunan tertentu. Integral dinotasikan dengan lambang : Integrasi fungsi memiliki sifat-sifat seperti pada operasi diferensiasi, yang dapat di tulis sebagai berikut: { f (X) + g (x) } dx = f (X) dx + g (X) dx { f (X) g (x) } dx = f (X) dx g (X) dx k. f (X) dx = k. f (X) dx dalam hal ini f (X) dan g(x) = fungsi X ; k = bilangan konstan 2). Integrasi Fungsi Baku Untuk mencari integral fungsi baku digunakan rumus : a. X n dx = X n + + C ( asal n ) n + b. dx = ln X + C X c. e X dx = e X + C d. e kx dx = e kx + C k a X e. a X dx = + C ln a

2 f. cos X dx = sin X + C g. sin X dx = cos X + C h. sec 2 X dx = tg X + C i. cosh X dx = sinh X + C j. sinh X dx = cosh X + C k. dx = arc. sin X + C X 2 l. dx = arc. cos X + C X 2 m. dx = arc.tg X + C + X 2 n. dx = arc.sinh X + C X 2 + o. dx = arc.cosh X + C X 2 p. dx = arc.tgh X + C X 2 3). Integrasi Fungsi Majemuk Linier Secara umum jika Z = (ax + b) maka: k Z n dx dapat dihitung dengan rumus : k k Z n dx = (ax + b ) n+ + C a (n + ) Kaidah ini berlaku untuk semua rumus fungsi baku di atas jika X diganti ( ax + b ) sesuai bentuk integral bakunya.

3 d. Tugas : Tentukanlah integral integral berikut ini : ). (X 3 3X 2 + 4X 5) dx 9). 7(X 2 ) ½ dx 2). ( 3 sin X 2 cos X) dx 0). 2 sec 2 X dx 7 3). ( e X e 2X ) dx ). ( X) dx X 4). 6 ( X 2 ) ½ dx 2). (9 X + 0 X ) dx 5). (2X 7) 4 dx 3). cosh ( + 4X) dx 6). e 5X 4 dx 7 4). dx 7). sinh 7X dx 2X - 3 8). 5 3X+2 dx 5). 5 ( + 4X 2 ) ½ dx e. Tes formatif : ). Jelaskan pengertian, notasi dan sifat-sifat dari integrasi fungsi! 2). Tentukanlah integral integral berikut ini : 4 a). (X 3 + X ) dx f). ( 4 3 sinh X ) dx X 2 4 b). dx g). ( X ) 2 dx + X 2 X c). cos (7X 2) dx h). sec 2 (3X + 5) dx d). (5X 8) 7 dx i). cosh (3 + 7X) dx e). 7 4X + 5 dx j). 3 ( + 6X 2 ) ½ dx

4 f. Kunci Jawab Tes Formatif : ). Lihat rangkuman, nomor ) halaman modul ini. 4 2). a). ½ X 2 + ½ X 2 + + C f). 4 X 3 cosh X + C X b). 4 arc.tg X + C g). ⅓ X 3 2X + C X c). sin (7X 2) + C h). ⅓ tg (3X + 5) + C d). (5X 8) 8 + C i). sinh (3 + 7X) + C e). 7 4X + 5 j). ¾ arc. sinh 4X + C + C 4 ln 7 2. Kegiatan Belajar 2 : Integrasi Fungsi Perkalian / Pembagian Khusus a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 : ). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah integrasi perkalian khusus. 2). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah integrasi pembagian khusus. b. Uraian Materi 2 : Integrasi Fungsi Perkalian / Pembagian Khusus Yang dimaksud perkalian dan pembagian khusus pada bagian ini yaitu perkalian / pembagian antara sebuah fungsi dengan turunan (diferensiasinya). Jika diketahui suatu fungsi f (X) dan turunanya f (X) maka bentuk integral perkalian khusus tersebut dapat ditulis : f (X). f (X) dx, atau jika dimisalkan Z = f (X) dan turunan Z terhadap X adalah dz = f (X) dx maka bentuk tersebut menjadi Z dz, sehingga integralnya dapat dicari dengan rumus : Z dz = ½ Z 2 + C

5 Contoh : ). Tentukan integral dari tg X. sec 2 X dx Jawab : Misal Z = tg X maka dz = sec 2 X dx tgx sec 2 X dx = ½ tg 2 X + C ln X 2). dx = ln X. dx = ln X d (ln X ) X X = ½ ( ln X ) 2 + C 3). sinh X. cosh X dx = sinh X d (sinh X ) = ½ sinh 2 X + C 4). (3X 2 2X + 4). (6X 2) dx = ½ ( 3X 2 2X + 4 ) 2 + C sin X 5). dx = sin X. d (sin X) X 2 = ½ ( sin X ) 2 + C Selanjutnya untuk pembagian khusus, yaitu dz maka Z penyelesainnya sama dengan rumus dasar nomor b, yaitu : dx = ln X + C X Jadi untuk bentuk pembagian khusus ini yang sama, yaitu : berlaku rumus dz = ln Z + C Z

6 Contoh: 6X + 4 ). dx Z = 3X 2 + 4X 5 3X 2 + 4X 5 dz = ( 6X + 4) dx 6X + 4 dx = ln ( 3X 2 + 4X 5) + C 3X 2 + 4X 5 cos X 2). cotg X dx = dx sin X d (sin X) = = ln sin X + C sin X sec 2 X d ( tg X) 3). dx = = ln tg X + C tg X tg X cos θ d ( + sin θ ) 4). d θ = = ln ( + sin θ ) + C + sin θ + sin θ sec X. tg X d ( sec X ) 5). tg X dx = dx =. sec X sec X = ln sec X + C c. Rangkuman 2 : Integral Perkalian/Pembagian Khusus : Yang dimaksud perkalian dan pembagian khusus adalah perkalian / pembagian antara sebuah fungsi dengan turunannya. Rumus Integral Perkalian Khusus : Z dz = ½ Z 2 + C dz Rumus Integral Perkalian Khusus : = ln Z + C Z ( Z = fungsi X, dz/dx = turunan Z terhadap X )

7 d. Tugas 2 : Tentukan integral-integral berikut ini : 4X 2 ). 3 sin X cos X dx 6). dx X 3 + 0 ln X sin X 2). dx 7). dx 4X cos 2X 0 X 5 3). (X 3 4X) (6X 2 8) dx 8). - dx X 2 3X + 4 3 arc. tgh X sin 2X 4). dx 9). dx X 2 cos 2X 5 cos X 3 sec 2 X 5). dx 0). dx X 2 3 tg X e. Tes Formatif 2 : 6X 2 ). cos 3X sin 3X dx 6). dx 0 X 3 7 ln 3X 8 cos 4X 2). dx 7). dx 7X 3 sin 4X 8 X + 6 3). (2X 3 + 4X) (9X 2 + 6) dx 8). - dx 3X 2 + 2X 5 7 arc. tg 2X 4 sin 5X 4). dx 9). dx + 4X 2 cos 5X 2 cos 3X 4 sec 2 6X 5). dx 0). dx 9X 2 7 tg 6X

8 f. Kunci Jawab Tes Formatif 2 : ). /6 cos 2 3X + C 6). ln (0X 3 7) + C 5 2). ( ln 3X) 2 + C 7). 2 ln (3 sin 4X) + C 4 3). ¾ (2X 3 + 4X) 2 + C 8). 3 ln (3X 2 + 2X 5) + C 7 4 4). ( arc. tg 2X) 2 + C 9). ln (cos 5X ) + C 4 5 5) ⅓ (cos 3X) 2 + C 0). ⅔ ln (7 tg 6X ) + C 3. Kegiatan Belajar 3 : Integral Parsial a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 : ). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah integrasi perkalian parsial. 2). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah integrasi pembagian parsial. b. Uraian Materi 3 : Integrasi Parsial Integrasi Perkalian Parsial : Pada bagian sebelumnya telah dipelajari integrasi bentuk khusus perkalian antara dua unsur yang terdiri dari sebuah fungsi dan fungsi turunannya. Kaidah pengintegralan pada bagian tersebut hanya berlaku khusus perkalian perkalian yang sejenis, sehingga dapat digunakan pada bentuk perkalian lain yang terdiri atas dua unsur secara bebas, artinya unsur yang satu bukan merupakan turunan dari yang lain. Untuk menyelesaikan integral bentuk perkalian bebas ini digunakan suatu cara yang biasa disebut integral parsial. Dinamakan demikian karena hasil pengintegralan pertama masih

9 memuat permasalahan integral atau masih mengandung bagian yang harus diintegralkan lagi. Adapun caranya adalah sebagai berikut : Misalnya U dan V adalah dua buah fungsi dalam X, maka : U. dv = U.V V. du Pada cara ini dituntut untuk dapat memilih dengan tepat, fungsi mana yang harus diambil ( dimisalkan ) sebagai U dan mana yang dimisalkan V karena kesalahan pemilihan kedua bentuk tersebut akan mengakibatkan penyelesaian yang berlarutlarut atau bahkan tidak dapat diperoleh penyelesaian yang semestinya. Sebagai pedoman prioritas ( urutan ) pemilihan bentuk yang dimisalkan U adalah : ). Fungsi logaritma ( ln X ) 2). Fungsi perpangkatan dari X ( X n ) 3). Fungsi eksponensial ( e X ) 4). Fungsi trigonometri atau fungsi lainya. Contoh : Tentukan integral integral berikut : Jawab : ). X 2.ln X dx 2). X 2 e 3X dx 3). e 3X sin X dx ). X 2 ln X dx = U dv Misal : U = ln X dv = X 2 dx du = dx V = X 2 dx = ⅓ X X X ln X dx = ln X. ⅓ X 3 ⅓ X 3. X dx

20 2). X 2 e 3X dx = U. dx = ⅓ X 3 ln X ⅓ X 2 dx = ⅓ X 3 ln X X 3 + C 9 misal U = X 2 dv = e 3X dx du = 2 X dx V = e 3X dx = ⅓ e 3X X 2 e 3X dx = X 2. ⅓ e 3X ⅓ e 3X 2X dx = ⅓ X 2 e 3X ⅔ X e 3X dx Karena hasilnya masih mengandung integral dari bentuk perkalian dua fungsi lagi, maka dilakkukan pemisalan lagi dengan memilih U dan dv sesuai kaidah, akhirnya diperoleh hasil : X 2 e 3X dx = ⅓ X 2 e 3X ⅔ ( X.⅓ e 3X ⅓ e 3X dx ) = ⅓ X 2 e 3X ⅔ ( ⅓ X e 3X /9 e 3X ) + C = ⅓ e 3X ( X 2 ⅔ X 2/9 ) + C 3). e 3X sin X dx = U dv Misal U = e 3X dv = sin X dx du = 3 e 3X dx V = sin X dx = cos X e 3X x sin X dx = e 3X cos X ( cos X ) 3e 3X dx = e 3X cos X + 3 e 3X cos X dx Karena masih ada tanda integral, maka dimisalkan lagi sehingga : e 3X sin X dx = e 3X cos X+3(e 3X sin X 3 sin X.e 3X dx) = e 3X cos X + 3e 3X sin X 9 e 3X sin X dx Hasil di atas ternyata masih terdapat lagi bentuk yang mengandung integral, namun jika diperhatikan bentuk tersebut adalah bentuk yang sejenis dengan soal semula. Jika terdapat kejadian seperti ini maka tidak

2 perlu lagi diadakan pemisalan U dan dv, tetapi cukup mengumpulkan bentuk sejenis tersebut kedalam bentuk satu ruas yaitu ruas kiri, sehingga untuk soal diatas menjadi: e 3X sin X dx + 9 e 3X sin X dx = e 3X cos X + 3e 3X sin X 0 e 3X sin X dx = e 3X ( 3 sin X cos X ) + C e 3X sin X dx = e 3X ( 3 sin X cos X ) 0 + C Integrasi Permbagian / Pecahan Parsial Yang dimaksud integrasi pembagian/pecahan parsial pada bagian ini adalah integrasi dari suatu bentuk pembagian/pecahan yang tidak termasuk kedalam bentuk baku yang sudah dikenal sebelumnya dan juga pembilang pecahan tersebut bukan merupakan turunan (derivative) dari penyebutnya. Pecahanpecahan yang dimaksud disini adalah khusus pecahan-pecahan aljabar, misalnya : X+ X 2 dx, dx dan sebagainya. X 2 3X+2 ( X 2 )( X 2 + ) Untuk menyelesaikan persoalan semacam ini, maka bentuk pecahan tersebut terlebih dahulu harus diubah dengan cara menyatakannya ke dalam pecahan parsialnya, yaitu sejumlah pecahan aljabar yang lebih sederhana sehingga memungkinkan untuk dapat diintegralkan dengan lebih mudah. Ada beberapa kaidah pecahan parsial, yaitu : ). Pembilang dari fungsi yang diberikan harus mempunyai derajad yang lebih rendah dari pada derajat penyebutnya. 2). Faktorkanlah penyebutnya menjadi faktor-faktor primanya.

22 3). Faktor linier ( ax + b ) akan memberi pecahan parsial yang A berbentuk : - ax + b 4). Faktor (ax+b) 2 akan memberi pecahan parsial yang berbentuk: A B + - ax + b ( ax + b ) 2 5). Faktor (ax+b) 3 akan memberi pecahan parsial berbentuk : A B C + + - ax + b ( ax + b ) 2 ( ax + b ) 3 6). Faktor kuadrad ( ax 2 + bx + c ) memberi pecahan parsial yang berbentuk : Contoh Soal : AX + B - ax 2 + bx + c Tentukan integral-integral di bawah ini : X + 4X² ). dx 3). dx X² 3X+2 X.(2X )² X² 2). dx (X 2) (X² +) Jawab: X+ X+ ). dx = dx X² 3X+2 (X 2) (X ) X+ A B = + - (X 2) (X ) X 2 X X + = A ( X ) + B ( X 2 )

23 Bentuk ini adalah identitas yang berlaku untuk setiap harga X, namun akan lebih sederhana jika dipilih X yang dapat membuat salah satu sukunya berharga nol (0). Ambil (X ) = 0 artinya X =, sehingga: + = A( ) + B( 2) 2 = 0 B Jadi B = 2 Selanjutnya ambil (X 2) = 0 artinya X = 2 2 + = A(2 ) + B(2 2) 3 = A + 0 Jadi A = 3 Dengan demikian bentuk integral tersebut dapat di tulis menjadi: X+ 3 2 dx = dx = dx X 2 3X + 2 X 2 X = 3 ln (X 2) 2 ln (X ) + C ====================== X 2 A BX + C 2). dx = ( + dx (X 2) (X 2 + ) X 2 X 2 + X 2 A BX + C = + - (X - 2) (X 2 + ) X 2 X 2 + X 2 = A(X 2 + ) + (X 2) (BX + C) Untuk X = 2 2 2 = A(2 2 + ) = 0 4 = 5A Jadi A = 4/5 Selanjutnya untuk mencari harga B dan C samakanlah koefisien-koefisien X pangkat tertinggi, dalam hal ini adalah X 2 : (X 2 ) = A + B B = A = 4/5 Jadi B = /5

24 Untuk X = 0 0 = A 2C C = ½ A = ½. 4/5 = 2/5 X 2 4/5 /5 X + 2/5 Jadi dx = + dx (X - 2)(X 2 + ) X 2 (X 2 + ) 4 X 2 = + + dx 5 X 2 5 X 2 + 5 X 2 + 4 2 = ln (X 2) + ln (X 2 + ) + arc.tg X + C 5 0 5 X 2 4 2 dx = ln (X 2) + ln (X 2 +) + arc.tg X + C (X )(X 2 +) 5 0 5 4X 2 + A B C 3). dx = ( + + ) dx X ( 2X ) 2 X 2X (2X ) 2 4X 2 + A B C = + +. X ( 2X ) 2 X 2X (2X ) 2 4X 2 = A(2X ) 2 + BX (2X ) + CX Ambil 2X = 0 yaitu untuk X = ½ 4.½ 2 + = A(2. ½ ) 2 + B. ½ (2. ½ ) + C. ½ 2 = ½ C C = 4 Samakan koefisien x untuk pangkat tertinggi : [ X 2 ] 4 = 4A + 2B 2A + B = 2 Untuk X = 0 maka A = sehingga didapat B = 0 4X 2 + 4 --------------- = --- + ------------ X( 2X ) 2 X ( 2X ) 2 4X 2 + 4 -------------- dx = --- dx + ----- --- dx X( 2X ) 2 X 2X ) 2

25 = ---- dx + 4 (2X ) 2 dx X 4( 2X ) = ln X + -------------- + C.2 2 = ln X + C 2X ================== c. Rangkuman 3 : Integral Perkalian / Pembagian Parsial : adalah integral perkalian / pembagian dua buah fungsi yang saling asing ( yang satu bukan turunan lainnya) dan juga bukan bentuk baku yang sudah ada rumusnya. ). Rumus Integrasi Perkalian Parsial : Misalnya U dan V adalah dua buah fungsi dalam X, maka : U. dv = U.V V. du Sebagai pedoman prioritas ( urutan ) pemilihan bentuk yang dimisalkan U adalah : a). Fungsi logaritma ( ln X ) b). Fungsi perpangkatan dari X ( X n ) c). Fungsi eksponensial ( e X ) d). Fungsi trigonometri atau fungsi lainya. 2). Integrasi Pembagian / Pecahan Parsial : ubahlah pecahan aljabar itu menjadi pecahan parsialnya yang sudah ada rumus integralnya. Pecahan parsial di sini khusus untuk pecahan aljabar.

26 Ada beberapa kaidah pecahan parsial, yaitu : a). Pembilang dari fungsi yang diberikan harus mempunyai derajad yang lebih rendah dari pada derajat penyebutnya. b). Faktorkan penyebutnya menjadi faktor-faktor primanya. c). Faktor linier ( ax + b ) akan memberi pecahan parsial A yang berbentuk : - ax + b d). Faktor (ax+b) 2 berbentuk: A B + - ax + b ( ax + b ) 2 akan memberi pecahan parsial yang e). Faktor (ax+b) 3 akan memberi pecahan parsial berbentuk: A B C + + - ax + b ( ax + b ) 2 ( ax + b ) 3 6). Faktor kuadrad ( ax 2 + bx + c ) memberi pecahan parsial yang berbentuk : AX + B ax 2 + bx + c - d. Tugas 3 : Tentukan integral - integral berikut ini : ). X 2 cos 5X dx 6). X 3 ln ( X + 7 ) dx 2). 2X 3 e 3X dx 7). e 5X sin 3X dx 2X 2 + X + X 3 + X + 4). dx 9). dx (X )(X 2 +) X 4 + X 2 dx 3X + 2 5). 0). dx X 2 ( + X 2 ) (X 2)(X 2 4)

27 e. Tes formatif 3 : Tentukan integral - integral berikut ini : ). X 2 sin 7X dx 4). 4 X 2 ln 3 X dx 2). 4X 3 e 2X dx 2X 8 X 3). dx 5). dx X 2 8X + 5 (X 2) 2 (X+) f. Kunci Jawab Tes Formatif 3 : ). /7 X 2 cos 7X + 2/49 X sin 7X + 2/343 cos 7X + C 2). e 2X (2X 3 3X 2 + 3 X + ½ ) + C 3). 4½ ln ( X 5 ) 2½ ln ( X 3 ) + C 4). ⅓ X 3 ( ln 3 X ⅓ ) + C 2 5). ln ( X 2 ) + ln ( X + ) + C X 2 4. Kegiatan Belajar 4 : Integral Tertentu dan Aplikasinya a. Tujuan Kegiatan Belajar 4 : ). Mahasiswa dapat menyelesaikan integral tertentu sebuah fungsi jika diketahui batas-batasnya. 2). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah aplikasi integrasi fungsi untuk menghitung luas daerah di bawah kurva. 3). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah aplikasi integrasi fungsi untuk menghitung luas daerah antar dua kurva. 4). Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah aplikasi integrasi fungsi untuk menghitung volume benda putar.

28 b. Uraian Materi 4 : Integrasi Tertentu dan Aplikasinya Pengertian dan Rumus Dasar Integral Tertentu Dimisalkan f (X) adalah suatu fungsi yang terdefinisikan pada interval tertutup [a,b] dan dapat terintegralkan, maka : a b f (X) dx disebut integral tertentu (integral Riemann) dari f (X) mulai X = a sampai X = b Adapun harga dari integral tersebut dapat dihitung dengan rumus dasar sebagai berikut : Jika diketahui anti turunan dari f (X) adalah F (X) maka : b f (X) d(x) = F(X) ] = F ( b ) F ( a ) a a b Selanjutnya juga perlu diketahui bahwa integral tertentu mempunyai sifat-sifat yang sama dengan integral tak tentu dalam hal operasi aljabar, baik penjumlahan, pengurangan dua fungsi atau lebih maupun perkalian antara suatu fungsi dengan bilangan konstan. Contoh Soal : Hitunglah : 2 ). ( 4X 9X 2 ) dx 2). sin 3 (2X). cos (2X) dx 0 Jawab : /4 2 2 ). ( 4X 9X 2 ) dx = 2X 2 3X 3 = 2 ( 2 2 2 ) 3( 2 3 3 ) = 2.3 3.7 = 5

29 ¼ 2). sin 3 (2X). cos (2X) dx 0 Misal U = sin 2X du = 2 cos 2X dx ½ du = cos 2X dx Sehingga soal tersebut dapat diganti : ¼ sin 4 2X ¼ ½ (sin 3 2X) ( 2 cos 2X ) dx = ½ ] 0 4 0 ¼ = /8 sin 4 2X ] = /8 ( sin 4 ½ sin 4 0 ) 0 = /8 ( 0 ) = /8 Luas Daerah di Bawah Kurva : Y Luas daerah di bawah suatu kurva Y= f(x) Y = f ( X ) di atas sumbu X dari X = a sampai X = b sebagaimana tampak pada gambar di samping, yaitu daerah yang diarsir dapat A dihitung dengan rumus : 0 a b X b b A = Y dx atau A = f (X) dx a a satuan luas Contoh Soal : ). Y Y=X 2 + Hitunglah luas daerah yang diarsir pada gambar di sebelah ini! -2-0 2

30 Jawab : Luas daerah yang diarsir ( A ) : 2 A = ( X 2 + ) dx 2 2 = ⅓ X 3 + X = ⅓ ( 2 3 ( 2 ) 3 ) + ( 2 ( 2) ) 2 = ⅓. 6 + 4 = 9 ⅓ satuan luas 2). Hitunglah luas daerah antara kurva Y = 2 + X dan sumbu X dari X = sampai X = 4 4 Jawab : A = ( 2 + X ) dx ½ 4 = 2X + ⅔ X = 2 (4 ) + ⅔ ( 4 ½ ½ ) = 2. 3 + ⅔. 7 = 0 ⅔ satuan luas Luas Daerah Antara Dua Kurva : Jika diketahui kurva-kurva Y = f (X) dan Y = g (X) dengan f (X) g (X) Y dan keduanya kontinyu pada selang Y=f (X) a X b. Maka luas daerah antara kedua kurva tersebut dari X = a Y=g (X) sampai X = b dapat ditentukan dengan rumus: 0 a b b A = [ f (X) g (X) ] dx satuan a luas

3 Harga batas a dan b dalam hal ini tidak selalu telah diketahui secara eksplisit, namun dapat ditentukan, yaitu dengan jalan mencari titik potong antara kedua kurva (tergantung masalahnya). Contoh Soal : ). Hitunglah luas daerah antara kurva Y = 2 X 2 dan kurva Y = X seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah ini! Y Jawab : Y = X Pertama-tama cari dahulu batas integrasinya, yaitu titik potong kedua kurva. 0 X 2 X 2 = X 2 X 2 X = 0 Y = 2 X 2 X 2 + X 2 = 0 ( X + 2 ) ( X ) = 0 X + 2 = 0 atau X = 0 X = 2 X = Jadi, batas integrasi untuk menghitung luas daerah yang dimaksud adalah X = 2 sampai X =, sehingga : A = ( 2 X 2 ) X dx = ( X 2 X + 2 ) dx 2 2 = ( ---- X 3 ---- X 2 + 2X ) 2 3 2 = ---- 3 ( 2) 3 ---- 2 ( 2) 2 = 2 ( 2) 3 2 = 4 ½ satuan luas

32 2). Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh parabol Y 2 = 4X dan garis yang persamaannya 4X 3Y = 4 Jawab : Kedua kurva Y 2 = 4X dan 4X 3Y = 4 dipotongkan sehingga diperoleh : Y 2 3Y = 4 Y 2 3Y 4 = 0 (Y 4) (Y+) = 0 Y 4 = 0 Y = 4 Y + = 0 Y = Untuk Y = 4 diperoleh X = 4 Y = diperoleh X = ¼ Jadi titik potong kedua kurva ( 4, 4 ) dan (¼, ) Daerah yang dicari luasnya tampak seperti gambar dibawah : Y 4, 4 4X 3Y=4 0 X Y 2 =4X Dalam hal ini luasnya dihitung dengan rumus : A = b { f (Y) g (Y) } dy a Bila ditulis dalam fungsi Y di dapat :

33 Y 2 = 4X X = ¼ Y 2 4X 3Y = 4 X = ¾ Y + Jadi luas daerah tersebut : 4 3 Y 2 4 A = ( Y + ) dy = (3Y + 4 Y 2 ) dy 4 4 4 3 4 = ( Y 2 + 4Y Y 3 ) ] 4 2 3 3 3 = ( 4 2 + 4.4 4 3 ) { ( ) 2 + 4 ( ) ( ) 3 } 4 2 3 2 3 25 = - - = 5,2 satuan luas 24 Menghitung Volume Benda Putar : Y Y Y = f ( X ) f (X ) 0 a b X 0 V X Jika suatu daerah di bawah kurva Y= f (X) antara garis X = a sampai X = b diputar mengelilingi sumbu X sejauh satu putaran ( 360 ), maka terjadilah sebuah benda putar (solid of revolution ) yang volumenya dapat dihitung dengan rumus : b b V = { f (X )} 2 dx atau V = Y 2 dx a a satuan volume

34 Sejalan dengan itu jika daerah di bawah kurva X = f (Y) antara Y = a dan Y = b di putar mengelilingi sumbu Y sejauh satu putaran maka volume benda putarnya : b V = X 2 dy a satuan volume Contoh : ). Daerah yang di batasi oleh kurva Y = X 2, sumbu X dan garis X = 3 di putar mengelilingi sumbu X sejauh 360 Hitunglah volume benda putar yang terbentuk! Jawab : Isi ( Volume ) benda putar yang terjadi : V = Y 2 3 3 3 dx = (X 2 ) 2 dx = X 4 dx 0 0 0 3 = X 5 ] = ( 3 5 0 5 ) 5 0 5 = 48,6 satuan volume 2). Tentukanlah volume benda putar yang terbentuk apabila daerah yang dibatasi oleh kurva Y = X 3, sumbu Y dan garis Y = 3 diputar satu putaran mengelilingi sumbu Y! Jawab: Dalam masalah ini akan lebih mudah jika digunakan perubah integral dalam Y, sehingga volume benda putar yang terbentuk dihitung dengan rumus : b V = X 2 dy a karena Y = X 3 maka X = Y / 3 sehingga didapat:

35 3 V = ( Y /3 ) 2 dy 0 3 3 V = Y 2/3 dy =. 3/5. Y 5/3 ] 0 0 = 3/5.. (3 ) 5/3 =,76 satuan isi c. Rangkuman 4 : Pengertian dan Rumus Dasar Integral Tertentu Dimisalkan f (X) adalah suatu fungsi yang terdefinisikan pada interval tertutup [a,b] dan dapat terintegralkan, maka : a b f (X) dx disebut integral tertentu (integral Riemann) dari f (X) mulai X = a sampai X = b Adapun harga dari integral tersebut dapat dihitung dengan rumus dasar : ( Jika F (X) adalah anti turunan dari f (X) ) b f (X) d(x) = F(X) ] = F ( b ) F ( a ) a a b Luas Daerah di Bawah Kurva : Luas daerah di bawah suatu kurva Y = f ( X ) di atas sumbu X dari X = a sampai X = b dapat dihitung dengan rumus : b b A = Y dx atau A = f (X) dx a a satuan luas

36 Luas Daerah Antara Dua Kurva : Luas daerah antara dua kurva f (X) dan g (X) dari X = a sampai X = b dapat ditentukan dengan rumus: b A = [ f (X) g (X) ] dx a satuan luas Volume Benda Putar : Jika suatu daerah di bawah kurva Y = f (X) antara garis X = a sampai X = b diputar mengelilingi sumbu X sejauh satu putaran ( 360 ), maka terjadilah sebuah benda putar (solid of revolution ) yang volumenya dapat dihitung dengan rumus : b b V = {f (X )} 2 dx atau V = Y 2 dx a a satuan volume Sejalan dengan itu jika daerah di bawah kurva X = f (Y) antara Y = a dan Y = b di putar mengelilingi sumbu Y sejauh satu putaran maka volume benda putarnya : b V = X 2 dy a satuan volume d. Tugas 4 : ). Hitunglah harga integral-integral berikut ini! 3 a). (3X 2 2X+ 4 ) dx c). X 2. sin X dx 2 0 2 ½ b). (X 2 + /X 3 ) dx d). cos2 X. sin X dx 4 0

37 2). Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh parabola Y= ( X+2 ) ( X 4 ) dan sumbu X. 3). Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva Y = 3 e 2X dan Y = 3e X dan ordinat pada X = dan X = 2 4). Hitunglah luas daerah yang diarsir di bawah ini a. b. Y Y Y = X 3 Y = 2X X 2 Y = 4 O X X 5). Tentukan volume benda putar yang dibentuk jika daerah yang dibatasi oleh kurva Y = X, sumbu X dan garis X = 4 diputar 360 o mengelilingi sumbu X. 6). Carilah volume benda yang terjadi bila bidang yang dibatasi oleh kurva Y = X 2 + 5, sumbu X dan ordinat pada X = dan X = 3 diputar satu putaran penuh mengelilingi sumbu Y. e. Tes formatif 4 : ). Hitunglah harga integral-integral berikut ini! 3 ½ 3 sin 2X a). ( t + 2 ) 2 dt b). dx 0 + cos 2 X 2). Carilah luas daerah antara kurva Y= ( X+ 2 ) 2 dengan kurva Y = 0 X 2

38 3). Hitunglah besarnya isi benda yang terbentuk jika bidang yang dibatasi kurva Y = 3 cos X, sumbu X, dan ordinat pada X = 0 dan X = ¼ diputar satu putaran penuh mengelilingi sumbu X. f. Kunci Jawab Tes Formatif 4 : ). a). 4/5 b). 2, 079 2). 2⅓ satuan luas. 3). 8,72 satuan volume

BAB III EVALUASI A. Pertanyaan. Tentukanlah integral-integral berikut ini! a. Y = (5X 4 4X 2 3X +7+ 2 X ) b. Y = 7 ( 3X 2 9X + 2 ) ( 0 X 5 ) dx c. Y = ( X 3 ).sin ( 5X 7 ) dx 5 cos 3X d. Y = -dx X - 4 sin 3X 2. Hitunglah! 3 a. 5X 2 e 2X dx b. 4 cos 3. sin3 d ¼ 3. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh parabola Y = 6X X 2 dan Y = X 2 2X. 4. Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva Y = X + 3, sumbu X, garis X = 2 dan garis X = 5 diputar satu putaran mengelilingi sumbu X! B. Kunci Jawaban 4 3 4. a. Y = X 5 X 3 X 2 + 7 X + X X + C 3 2 3 35 b. Y = ( 3X 2 9 X + 2 ) 2 + C 6 39

40 6 3 6 c. Y = { (X 3 ) + X }.cos (5X 7) + ( X 2 ) cos (5X 7) + C 5 25 25 625 5 b. Y = ln ( 4 sin 3X ) + C 3 2. a. 6546,48 b. ⅓ 3. 2⅓ satuan luas 4. 29 satuan volume = 405,65 satuan volume C. Kriteria Kelulusan Kriteria Skor ( 0) Bobot Nilai Keterangan Kognitif ( soal nomor sd. 4 ) 5 Ketelitian menulis notasi Ketepatan prosedur 2 Ketepatan formula jawaban Ketepatan waktu NILAI AKHIR Syarat lulus nilai minimal 56

BAB IV PENUTUP Demikianlah mudul MAT. TKF 20 03 dengan judul Integrasi Fungsi ini telah selesai disusun dengan dilengkapi beberapa latihan/tugas, tes formatif maupun evaluasi akhir beserta kunci jawabannya. Dengan bantuan modul ini diharapkan para mahasiswa dapat memantau sendiri perkembangan kompetensinya, apakah mereka telah benar-benar memiliki kompetensi sebagaimana tercermin pada tujuan yang diharapkan pada setiap kegiatan belajar atau belum. Bagi para mahasiswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal maka mereka dapat menghentikan kegiatan belajarnya pada modul ini dan melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya jika belum dapat memenuhi kelulusan minimal, maka mereka harus mengulang kembali belajarnya terutama pada bagian materi-materi yang belum dikuasainya ( belum lulus ) dan sebaiknya mereka harus lebih sungguh-sungguh dalam belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang ada termasuk bantuan dari dosen sebagai fasilitator matakuliah ini. 4

DAFTAR PUSTAKA Frank Ayres, Jr., 984. Diferensial dan Integral : Kalkulus. Edisi Kedua (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Njoman Susilo dkk., 988. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid. Jakarta : Erlangga Spiegel, M.R. 984. Matematika Lanjutan (Terjemahan). Jakarta: Erlangga Stroud, K.A. 986. Erlangga. Matematika untuk Teknik (Terjemahan). Jakarta: 42