BAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN DAN PEMODELAN HUMANOID ROBOT

UNIVERSITAS DIPONEGORO DESAIN PEMODELAN KINEMATIK DAN DINAMIK HUMANOID ROBOT TUGAS AKHIR BENI ANGGORO L2E FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

Tugas Besar 1. Mata Kuliah Robotika. Forward dan Inverse Kinematics Robot Puma 560, Standford Manipulator, dan Cincinnati Milacron

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SIMULASI KINEMATIKA LENGAN ROBOT INDUSTRI DENGAN 6 DERAJAT KEBEBASAN

HALAMAN JUDUL ANALISIS INVERSE KINEMATICS TERSEGMENTASI BERBASIS GEOMETRIS PADA ROBOT HUMANOID SAAT BERJALAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pemodelan Robot Dengan Software Autocad Inventor. robot ular 3-DOF yang terdapat di paper [5].

BAB III PERANCANGAN 3.1. Bagian Perangkat Keras Robot Humanoid Kondo KHR-3HV

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,

Model Dinamik Robot Planar 1 DOF dan Simulasi

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt

ANALISIS INVERSE KINEMATICS TERSEGMENTASI PADA DANCING ROBOT HUMANOID MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

HALAMAN JUDUL KINEMATIKA BALIK MENGGUNAKAN NEURO-FUZZY PADA MANIPULATOR ROBOT DENSO

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

PENERAPAN METODE DENAVIT-HARTENBERG PADA PERHITUNGAN INVERSE KINEMATICS GERAKAN LENGAN ROBOT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGANTAR ROBOTIKA KODE / SKS : / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM

PENERAPAN INVERS KINEMATIKA UNTUK PERGERAKAN KAKI ROBOT BIPED

BAB I PENDAHULUAN. Anggota gerak pada manusia terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah,

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transformasi Datum dan Koordinat

PENGATURAN PERGERAKAN ROBOT LENGAN SMART ARM ROBOTIC AX-12A MELALUI PENDEKATAN GEOMETRY BASED KINEMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO

ABSTRAK. Toolbox Virtual Reality. Sistem robot pengebor PCB dengan batasan posisi,

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SIMBOL

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur. Seiring dengan perkembangan teknologi, pengertian robot tak lagi hanya

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

PERANCANGAN MODEL INDUSTRIAL ROBOT SECARA KINEMATIK

Arti Kata & Definisi Robot

BAB 2 ROBOTIKA. Perancangan aplikasi..., Dian Hardiyanto, FT UI, 2008.

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

III. PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK

ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS (ASMM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PERGERAKAN ARM MANIPULATOR BERBASIS SENSOR INERTIAL MEASUREMENT UNIT (IMU) DAN SENSOR FLEX

BAB 4 EVALUASI DAN ANALISA DATA

SISTEM PENGENDALI ROBOT LENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

Rekayasa Elektrika. Perancangan Lengan Robot 5 Derajat Kebebasan dengan Pendekatan Kinematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN #8 ROBOT INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

Keunggulan Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika melalui Lagrangian dan atau Hamiltonian dibanding Melalui Pengkajian Newton

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

PERANCANGAN ARM MANIPULATOR 4 DOF DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALIAN CARTESIAN SPACE-TRAJECTORY PLANNING

Desain Dan Realisasi Robot Meja Dengan Kemampuan Rekonfigurasi Permukaan (Self-Reconfigurable Table-1)

HALAMAN JUDUL KINEMATIKA BALIK MANIPULATOR ROBOT DENSO DENGAN METODE NEURAL NETWORK

PENERAPAN ALGORITMA PENGENDALI LANGKAH ROBOT HUMANOID R2C-R9 KONDO KHR-3HV BERBASIS KINEMATIKA BALIK. Oleh Bangkit Meirediansyah NIM:

FISIKA XI SMA 3

Jurnal Math Educator Nusantara (JMEN) Sifat-Sifat Sistem Pendulum Terbalik Dengan Lintasan Berbentuk Lingkaran

ANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX. Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS)

OPTIMALISASI UKURAN MANIPULABILITAS ROBOT STANFORD MENGGUNAKAN METODE PSEUDO-INVERSE

Perancangan dan Implementasi Sistem Pola Berjalan Pada Robot Humanoid Menggunakan Metode Inverse Kinematic

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. MATLAB adalah singkatan dari MATRIX LABORATORY, yang biasanya di. Pengembangan Algoritma matematika dan komputasi

PENGENALAN ROBOTIKA. Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

IMPLEMENTASI INVERSE KINEMATICS TERHADAP POLA GERAK HEXAPOD ROBOT 2 DOF

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

FIsika DINAMIKA ROTASI

BAB 3 PERANCANGAN MODEL INDUSTRIAL ROBOT SECARA KINEMATIK. robot industri yang mudah dibawa / dipindahkan. Robot ini dirancang untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGENDALI ROBOT TULIS

METODE PENELITIAN. 4.1 Tempat dan Waktu. 4.2 Bahan dan Alat. 4.3 Metode

SISTEM KENDALI ROBOT MANIPULATOR PEMINDAH BARANG DENGAN UMPAN BALIK VISUAL

SIMULATOR LENGAN ROBOT ENAM DERAJAT KEBEBASAN MENGGUNAKAN OPENGL

DESAIN, SIMULASI DAN PENGUJIAN MANIPULATOR ROBOT YANG TERINTEGRASI DENGAN REAL TIME POSITION JOYSTICK INPUT DAN 3D VIEW SIMMECHANICS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

Gambar 3.50 Simulator arm robot 5 dof menjepit kardus... 59

Lampiran Standart Nordic Questionnaire

Penerapan Pemodelan Matematika untuk Visualisasi 3D Perpustakaan Universitas Mercu Buana

Oleh Wiwik Wiharti Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT

PENGEMBANGAN DESAIN, SIMULASI DAN PENGUJIAN ROBOT TANGAN MENGGUNAKAN FLEX SENSOR TERINTEGRASI DENGAN 3D ANIMATION SIMMECHANICS

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

DEFINISI APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

Perancangan Pengaturan Posisi Robot Manipulator Berbasis PD Fuzzy Mamdani Computed Torque Control (PD Fuzzy CTC)

Sifat-Sifat Sistem Pendulum Terbalik dengan Lintasan Berbentuk Lingkaran

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b

Metode Kekakuan Langsung (Direct Stiffness Method)

14/12/2012. Metoda penyelesaian :

BAB 7 ANALISA GAYA DINAMIS

Transkripsi:

BAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT Dalam bab ini berisi tentang tahapan dalam mendesain humanoid robot, diagaram alir penelitian, pemodelan humanoid robot dengan software SolidWorks serta pemodelan kinematik humanoid robot. 3.1 Tahapan Desain Humanoid Robot Dalam mendesain humanoid robot ada tahapan-tahapan yang perlu dilakukan. Mulai dari deskripsi dan konfiguarsi robot, pemodelan, analisa lintasan, desain kontrol, dan terakhir pengujian. Pada Gambar 3.1 adalah salah satu model diagram alir (flowchart) desain humanoid robot yang dikembangkan oleh Orts et al. pada tahun 2006 [1]. Gambar 3.1 Diagram alir tahapan desain humanoid robot [1]. 39

40 Dalam penelitian ini, penulis hanya menganalisa dari tahapan pemodelan dengan SolidWorks, pemodelan kinematik, dan pemodelan Lagrangian. Hal ini dilakukan karena terbatasnya waktu dalam pengerjaan penelitian tersebut. 3.1.1 Pemodelam dengan SolidWorks Pemodelan desain humanoid robot dengan software SolidWorks berbentuk 3D. Pemodelan dibuat perkomponen, sehingga apabila dilakukan pembuatanya mendatang akan lebih mudah dan praktis. Dalam pemodelan desain di SolidWorks ini, dimensi, center of masses dan moment inersia dapat diketahui. Sehingga dapat dilakukan pemodelan selanjutnya, misalnya pemodelam kinematik dan pemodelan Lagrangian. 3.1.2 Pemodelan Kinematik Dalam menganalisa pergerakan robot ada dua pemodelan yang dapat digunakan untuk menganalisa pergerakanya, yaitu pemodelan kinematik dan pemodelan dinamik. Pemodelan kinematik adalah pemodelan yang berkaitan dengan pergerakan robot tanpa memperdulikan gaya yang menyebabkan pergerakan itu. Sedangkan, pemodelan dinamik adalah pemodelan matematis yang menggambarkan tingkah laku dinamis dari manipulator dengan memperhatikan gaya yang menyebabkan pergerakanya. Pemodelan kinematik dalam robotik adalah suatu bentuk pernyataan yang berisi tentang deskripsi matematik geometri dari suatu struktur robot. Dari persamaan kinematik dapat diperoleh hubungan antara konsep geometri ruang sendi pada robot dengan konsep koordinat yang biasa dipakai untuk menentukan kedudukan dari suatu obyek. Kinematik dalam robotik dibagi menjadi dua, yaitu forward kinematics dan inverse kinematics. Forward kinematics adalah proses menghitung posisi P(x,y,z) berdasarkan sudut-sudut joint yang ditentukan nilanya. Inverse kinematics adalah sebaliknya, diberikan posisi P(x,y,z) untuk menghitung sudut-sudut joint. Dalam pemodelan kinematik ini, penulis membahas tentang forward kinematics dengan parameter Denavit-Hertenberg. 3.1.3 Pemodelan Dinamik dengan Persamaan Lagrangian Pemodelan dinamik adalah pemodelan matematis yang menggambarkan tingkah laku dinamis dari manipulator dengan memperhatikan gaya yang menyebabkan

41 pergerakan tersebut. Pemodelan dinamik dapat menggunakan dua metode, yaitu pemodelan Lagrangian dan pemodelan Newton-Euler. Pemodelan Lagrangian merupakan pemodelan persamaan Lagrangian untuk mengitung torsi pada joint yang didapat dengan menjabarkan energi kinetik dan energi potensial pada tiap link robot. Pemodalan Newton-Euler berdasarkan pada hukum newton kedua untuk komponen translasi dan digabung dengan sudut Euler untuk komponen rotasi. Dalam penelitian ini, penulis dalam menganalisa pergerakan robot dengan persamaan Lagrangian. 3.2 Diagram Alir Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan diagram alir untuk menggambarkan bagaimana jalannya proses penelitian tersebut mulai dari awal hingga akhir yang dilakukan. Pada Gambar 3.2 adalah diagram alir desain humanoid robot dalam tugas akhir ini. Mulai Studi literatur Mendesain humanoid robot (SolidWorks) Pemodelan kinematik humanoid robot Pemodelan dinamik humanoid robot DH parameter Persamaan Lagrangian Forward kinematics Torsi aktuator I

42 I Pembahasan dan analisa Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 3.2 Diagram alir penilitian. 3.3. Pemodelan Humanoid Robot dengan SolidWorks Dalam mendesain humanoid robot penulis merancangnya dengan menggunakan software SolidWorks. Hal ini dilakukan agar dalam melakukan pembuatannya mendatang lebih jelas dan dapat mengurangi miss understanding pada gambar. Dengan program SolidWorks maka kita dapat milihat suatu benda dengan gambaran utuh atau perbagian dengan sudut pandang yang jelas dan dapat diatur dengan sudut pandang isometric. Sebelum mendesain humanoid robot, perlu diketahui terlebih dahulu tentang derajat kebebasan atau Degrees of freedom (DoF). 3.3.1 Derejat Kebebasan atau Degrees of Freedom (DoF) Derajat kebebasan merupakan jumlah variabel maksimum yang dibutuhkan untuk mendefenisikan gerak suatu benda. Gerakan manipulator dihasilkan dari adanya sendi (joint). Persendian antara dua buah lengan yang berhubungan dapat dibentuk dengan sifatnya sebagai joint revolute (putar) atau joint prismatic (geser). Dalam desain humanoid robot ini, persendianya menggunakan joint revolute yang dapat berputar ke sumbu longitudinal (roll), sumbu lateral (pitch) atau sumbu vertikal (yaw).

43 Pada sendi pergelangan kaki (ankle) memiliki 2 DoF yaitu berputar ke sumbu pitch dan roll. Sendi lutut (knee) memiliki 1 DoF yaitu berputar ke sumbu pitch. Sendi pinggul (hip) memiliki 2 DoF yaitu berputar ke sumbu pitch dan roll. Pada sendi bahu memiliki 2 DoF yaitu berputar ke sumbu pitch dan roll. Sendi siku memiliki 2 DoF yaitu berputar ke sumbu pitch dan yaw. Dan pada sendi kepala memiliki 1 DoF yaitu berputar ke sumbu yaw. Total DoF dalam desain humanoid robot ini sebanyak 19 DoF. Lokasi dan keterangan DoF humanoid robot dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Tabel 3.1 di bawah. 2 1 2 2 1 2 Gambar 3.3 Lokasi dan degrees of freedom. Tabel 3.1 Lokasi dan degrees of freedom Lokasi DoF Keterangan Kepala (Head) 1 Yaw Bahu (Shoulder) 2 x 2 Pitch + Roll Siku (Elbow) 2 x 2 Pitch + Yaw Pinggul (Hip) 2 x 2 Pitch + Roll Lutut (Knee) 2 x 1 Pitch Pergelangan kaki (Ankle) 2 x 2 Pitch + Roll Total 19

44 Lokasi degrees of freedom desain humanoid robot pada software SolidWorks dapat dilihat pada Gambar 3.4 dengan tampak isometric dan tampak depan. Pada setiap DoF terlihat mempunyai jarak, hal ini dikarenakan aktuatornya menggunakan servomotor. Sehingga pada pemasangan servomotor dipasang dengan diberi jarak dalam satu sendi untuk mempermudah dalam proses pembuatanya. Head Shoulder Elbow Hip Knee Ankle (a) (b) Gambar 3.4 Lokasi degrees of freedom tampak isometric (a) dan tampak depan (b) desain humanoid robot. 3.3.2 Desain Struktur Humanoid Robot Dalam perkembangan robotik dewasa ini, banyak perusahaan maupun universitas yang bersaing mengembangkan dan memproduksi humanoid robot dengan biaya yang tidak murah dan waktu yang lama. Oleh karena itu, salah satu tujuan penilitian ini adalah mendesain kontruksi mekanik humanoid robot yang sederhana, murah, dan ringan. Sehingga untuk proses pembelajaran dalam lingkup universitas masih terjangkau dalam hal biaya maupun waktu. Desain struktur humanoid robot pada penilitian ini berukuran kecil dengan tinggi 350 mm yang memiliki 19 DoF. 5x2 DoF pada kaki, 4x2 DoF pada lengan, dan 1x1 DoF pada kepala. Struktur humanoid robot

45 dapat dibagi dalam 3 komponen, yaitu kaki, badan, dan kepala. Gambar 3.5 menunjukan desain struktur humanoid robot. 3 2 1 (a) Gambar 3.5 Desain humanoid robot tampak depan (a) dan tampak samping (b). (b) Keterangan Gambar 3.5 adalah sebagai berikut: 1 Kaki (leg) 2 Badan (body) 3 kepala (head) 3.3.2.1 Kaki (leg) Desain pada kaki dengan panjang 210,1 mm memiliki 5 joint dan memiliki 4 link. Link merupakan penghubung antara joint ke satu ke joint berikutnya. Kaki humanoid robot ini terdiri dari 3 komponen, yaitu telapak kaki (feet), betis (shank) dan paha (thigh). Desain kaki humanoid robot dapat dilihat pada Gambar 3.6.

46 3 2 1 (a) (b) Gambar 3.6 Kaki (Leg) tampak isometric (a) dan tampak samping (b). Keterangan Gambar 3.6 adalah sebagai berikut: 1 Telapak kaki 2 Betis 3 Paha a. Telapak kaki Telapak kaki befungsi sebagai titik keseimbangan, sehingga di desain dengan bentuk dan dimensi yang tampak pada Gambar 3.7 di bawah ini. Dimensi dari telapak kaki ini dengan panjang 120 mm dan lebar 60 mm. Pada telapak kaki ini ada joint ankle yang menghubungkan ke betis. (a) Gambar 3.7 Telapak kaki tampak isometric (a) dan tampak depan (b). (b)

47 b. Betis Pada betis ini memiliki 2 link yang menghubungkan joint ankle ke joint knee. Bentuk betis dan dimensi link dapat dilihat pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 di bawah. 2 1 Gambar 3.8 Betis tampak isometric. Keterangan Gambar 3.8 adalah sebagai berikut: 1 link 1 2 link 2 1. Link 1 (a) Gambar 3.9 Sketsa link 1 tampak samping (a) dan tampak depan (b). (b) 2. Link 2 Bentuk dan dimensi link 2 pada betis sama dengan link 1 yang dapat dilihat pada Gambar 3.9 sebelumnya. c. Paha Pada paha memiliki 1 link yang menghubungkan joint knee ke joint hip. Bentuk paha dan dimensi link dapat dilihat pada Gambar 3.10 di bawah.

48 (a) (b) Gambar 3.10 Paha (a) dan sketsa link tampak samping (a) dan tampak depan (b). (c) d. Pinggul (hip) Sendi pinggul mempunyai 2 DoF yang dihubungkan dengan 1 link. Bentuk dan dimensi link pada hip dapat dilihat pada Gambar 3.11. Joint hip merupakan penghubung antara kaki dengan badan. (a) Gambar 3.11 Sketsa link pada hip tampak samping (a) dan tampak depan (b). (b)

49 3.3.2.2 Badan (body) Badan terdiri dari torso dan lengan (arm). Bentuk dan komponen dari badan dapat dilihat pada Gambar 3.12 2 1 Gambar 3.12 Badan tampak depan. Keterangan Gambar 3.11 adalah sebagai berikut: 1 Torso 2 Lengan a. Torso (batang tubuh) Desain Torso merupakan bagian yang penting bagi robot. Torso berfungsi menghubungkan semua limbs (anggota badan robot), tempat menempatkan on board computer dan baterai. Pada torso membutuhkan 5 buah servomotor untuk menggerakan tiap limbs robot. Dua servomotor untuk menggerakan kaki, dua servomotor untuk menggerakan lengan, dan satu servomotor untuk menggerakan kepala. Gambar 3.13 adalah desain torso humanoid robot yang dapat dilihat di bawah ini. Gambar 3.13 Torso.

50 b. Lengan (arm) Desain lengan humanoid robot memiliki 4 joint yang dihubungkan dengan 3 link. Struktur dari lengan itu sendiri terdiri dari bahu, siku dan pergelangan tangan. Sendi bahu merupakan penghubung antara torso dengan lengan. Pada bahu memiliki 2 DoF yang 50ea berputar 50ea rah picth and roll dan pada siku memiliki 2 DoF yang berputar ke arah pitch dan yaw. Gambar 3.14 adalah desain tangan humanoid robot. 1 2 3 Gambar 3.14 Tangan (arm). Keterangan Gambar 3.14 adalah sebagai berikut: 1 Bahu 2 Siku 3 Telapak tangan 1. Bahu Pada sendi bahu memiliki 2 DoF yang mempunyai jarak antar sendi. Jarak antar sendi dihubungkan 1 link. Desain bahu, sketsa dan dimensi link dapat dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini.

51 (a) Gambar 3.15 Bahu (a), link tampak samping (b) dan link tampak depan(c). (b) 2. Siku Pada sendi siku memiliki 2 DoF yang mempunyai jarak antar sendi. Jarak antar sendi tersebut dihubungkan dengan link. Bentuk bahu, sketsa dan dimensi link dapat dilihat pada Gambar 3.16. (a). (b) Gambar 3.16 Bahu (a), Sketsa link tampak samping (b) dan tampak depan (c). (c)

52 3. Telapak Tangan Desain telapak tangan dan dimensi dapat dilihat pada Gambar 3.17 di bawah ini. (a) Gambar 3.17 Telapak tangan sudut pandang isometric (a) dan sketsa tampak depan (b). (b) 3.3.2.3 Kepala (head) Pada desain kepala dapat dilihat pada Gambar 3.18 di bawah ini. Gambar 3.18 Kepala tampak isometric.

53 3.4 Pemodelan Kinematik Humanoid Robot Kinematika robot adalah studi analitis pergerakan kaki atau lengan robot terhadap sistem kerangka koordinat acuan yang diam atau bergerak tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan pergerakan tersebut. Dari persamaan kinematik dapat diperoleh hubungan antara konsep geometri ruang sendi pada robot dengan konsep koordinat yang biasa dipakai untuk menentukan kedudukan dari suatu obyek. Ada tiga tahapan untuk menentukan model kinematik pada robot, yaitu langkah pertama menentukan frames link robot, langkah kedua mengindifikasi 4 link parameter pada setiap link robot, dan yang ketiga menemukan hubungan matrik transformasi. 3.4.1 Menentukan Frames Robot Dalam menentukan frames humanoid robot dibagi dalam empat rantai (chain), yaitu: a. Chain 1 terdiri atas kaki pendukung (supporting leg), dimulai dari kaki dan berakhir pada hip. b. Chain 2 dimulai dari hip dan berakhir pada kaki (non-supporting leg). c. Chain 3 terdiri atas lengan kanan, dimulai dari bahu dan berakhir pada telapak tangan. d. Chain 4 terdiri atas lengan kiri, dimulai dari bahu dan berakhir pada telapak tangan. Chain 1 agar terpasang dengan chain 2, 3 dan 4 dengan menggunakan persamaan matriks transformasi homogen. Frames humanoid robot dapat di lihat pada Gambar 3.19 di bawah ini. Pada gambar, kaki kanan (Right Leg) disingkat dengan RL, kaki kiri (Left Leg) disingkat dengan LL, tangan kanan (Right Arm) disingkat dengan RA, dan tangan kiri (Left Arm) disingkat dengan LA. RL1 menunjukan joint pertama pada kaki kanan robot. LL1 menunjukan joint pertama pada kaki kiri robot. RA1 menunjukan joint pertama pada tangan kanan robot. LA1 menunjukan joint pertama pada tangan kiri robot.

54 x RA1 x LA1 z RA2 y RA2 z RA1 x RA2 x RA3 y RA3 z RA3 y RA1 x z LA1 z LA2 y LA1 x LA2 y LA3 z LA3 y LA2 x LA3 Keterangan: Arah sumbu keluar Arah sumbu masuk z RA4 y RA4 y z z LL1 z LA4 y LL1 y LA4 x RA4 z RL4 x RL4 y RL4 y LL2 x LL1 x LL2 z LL2 x LA4 y {} x z x RL3 {LL0} z y z RL3 z RL2 y RL1 y RL3 x RL2 y RL2 x RL1 z RL1 y LL3 y LL4 z LL5 x LL3 x LL4 z LL3 z LL4 y LL5 x {RA0} z {LA0} y x y x z (a) (b) Gambar 3.19 Frames humanoid robot dengan kaki kanan sebagai supporting foot (a) dan detail frame {}, {LL0}, {RA0} dan {LA0} (b). x LL5 Pada Gambar 3.20 menggambarkan link parameter yaitu panjang link a i-1, perubahan sudut joint θ i, dan perubahan arah sudut joint α i-1.

55 θ RA2 θ LA2 a RA1 a LA1 a RA2 p LA0,org a LA2 p RA0,org a RA3 a LA3 p RL0,org a RL4 α RL4 α LL1 a LL1 a RL3 θ RL3 a LL2 a RL2 θ LL3 a LL3 a RL1 α RL1 α LL4 a LL4 Gambar 3.20 Link parameter humanoid robot. 3.4.2 Mengindifikasi Link Parameter Mengindifikasi link parameter dengan notasi Denavit dan Hartenberg (DH). DH parameter memperkenalkan pendekatan sistematik dan pendekatan umum menggunakan matriks algebra untuk menyatakan dan menunjukkan geometri spasial pada link pada frame link parameter humanoid robot. DH parameter pada kaki kanan, kaki kiri, tangan kanan, dan tangan kiri dapat ditentukan sebagai berikut.

56 a. DH Parameter Kaki Kanan / Right Leg (RL) Desain kaki kanan humanoid robot memiliki 5 joint yang dihubungkan dengan 4 link. Untuk mencari DH parameter pada kaki kanan di mulai dari joint pertama (ankle) dengan notasi RL1 dan berakhir pada joint kelima (hip) dengan notasi. x y x RL4 z RL4 α RL4 RL4 39 θ θ RL4 x RL3 z RL3 α RL3 RL3 70 θ RL3 x RL2 z RL2 α RL2 RL2 43.05 θ RL2 x RL1 y RL1 α RL1 RL1 43.05 θ RL1 (a) (b) (c) Gambar 3.21 Link parameter perubahan arah sudut joint α i-1 (a), panjang link a i-1 (b) dan perubahan sudut joint θ i (c) pada kaki kanan. Dari Gambar 3.21 menunjukan link parameter pada kaki kanan sehingga DH parameter pada kaki kanan dapat diketahui yang ditunjukan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 DH parameter pada kaki kanan / Right Leg (RL) Link i α RL,i-1 [ ] a RL,i-1 [mm] d RL,I [mm] θ RL,I [ ] 1 0 0 0 θ RL1 2-90 43.05 0 θ RL2 3 0 43.05 0 θ RL3 4 0 70 0 θ RL4 5 90 39 0 θ

57 b. DH Parameter Kaki Kiri / Left Leg (LL) Desain kaki kiri humanoid robot memiliki 5 joint yang dihubungkan dengan 4 link. Untuk mencari DH parameter pada kaki kiri di mulai dari joint pertama (hip) dengan notasi LL1 dan berakhir pada joint kelima (ankle) dengan notasi LL5. α LL1 y LL1 x LL1 z LL2 α LL2 x LL2 LL1 39 LL2 70 θ LL1 θ LL2 α LL3 α LL4 z LL3 x LL3 z LL4 x LL4 y LL5 LL3 LL4 LL5 43.05 43.05 θ LL3 θ LL4 θ LL5 x LL5 (a) (b) (c) Gambar 3.21 Link parameter perubahan arah sudut joint α i-1 (a), panjang link a i-1 (b) dan perubahan sudut joint θ i (c) pada kaki kiri. Dari Gambar 3.21 menunjukan link parameter pada kaki kiri sehingga DH parameter pada kaki kiri dapat diketahui yang ditunjukan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 DH parameter pada kaki kiri / Left Leg (LL) Link i α LL,i-1 [ ] a LL,i-1 [mm] d LL,I[mm] θ LL,I[ ] 1 0 0 0 θ LL1 2-90 39 0 θ LL2 3 0 70 0 θ LL3 4 0 43.05 0 θ LL4 5 90 43.05 0 θ LL5

58 Vektor P LLO,org, P RA0,org, dan P LA0,org, posisi frame {LL0}, {RA0} dan {LA0} relatif terhadap {RL0}. Orientasi frame {LL0}, {RA0} dan {LA0} relatif terhadap {RL0} diperoleh dengan menurunkan matrik rotasi yang berhubungan. x P LL0,org LL1 y 67.85 x LL1 y LL1 Gambar 3.22 Vektor posisi P LL0,org. Pada Gambar 3.22 Menunjukan vektor posisi dari joint kelima kaki kanan (frame ) ke joint pertama kaki kiri (frame LL0), yaitu: P LLO,org 0 67.85 0 Dan matrik rotasi frame LL0 relatif terhadap frame berputar 180 terhadap sumbu z, yaitu: R z (θ) LL0R cos θ sin θ 0 sin θ cos θ 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 y z x z LL1 LL1 x LL1 y LL1

59 x RA1 RA1 z RA1 P RA0,org 67.4 y x Gambar 3.23 Vektor posisi P RA0,org. Pada Gambar 3.23 menunjukan vektor posisi P RA0,org dari joint kelima kaki kanan (frame ) ke joint pertama tangan kanan (frame RA0), yaitu: P RA0,org 67.4 22.5 0 Dan matrik rotasi frame RA0 relatif terhadap frame berputar -90 terhadap sumbu x, yaitu: R x (θ) LL0R 1 0 0 0 cos θ sin θ 0 sin θ cos θ 1 0 0 0 0 1 0 1 0 y x z z RA1 x RA1 RA1 y RA x LA1 P LA0,org RA1 z LA1 67.4 x y 90.35 Gambar 2.24 posisi P LA0,org.

60 Pada Gambar 3.24 menunjukan vektor posisi P LA0,org dari joint kelima kaki kanan (frame ) ke joint pertama tangan kiri (frame LA0), yaitu: P LA0,org 67.4 90.35 0 Dan matrik rotasi frame LA0 relatif terhadap frame berputar 90 terhadap sumbu x, yaitu: R x (θ) LL0R 1 0 0 0 cos θ sin θ 0 sin θ cos θ 1 0 0 0 0 1 0 1 0 x x LA1 z y LA1 LA1 z LA1 c. DH Parameter Tangan Kanan / Right Arm (RA) Desain tangan kanan humanoid robot memiliki 4 joint yang dihubungkan dengan 3 link. Untuk mencari DH parameter pada tangan kanan di mulai dari joint pertama (shoulder) dengan notasi RA1 dan berakhir pada joint kelima (elbow) dengan notasi RA4. RA2 35 x RA1 RA1 θ RA2 θ RA1 x RA2 RA3 29.5 x RA1 θ RA3 α RA1 α RA2 x RA3 z RA3 RA4 37.5 y RA4 θ RA4 α RA3 x RA4 (a) (b) Gambar 3.25 Link parameter panjang link a i-1 (a), perubahan arah sudut joint α i-1 dan perubahan sudut joint θ i (b) pada tangan kanan.

61 Dari Gambar 3.25 menunjukan link parameter pada tangan kanan sehingga DH parameter pada tangan kanan dapat diketahui yang ditunjukan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 DH parameter pada tangan kanan / Right Arm (RA) i α RA,i-1 [ ] a RA,i-1 [mm] d RA,I[mm] θ RA,I[ ] 1 0 0 0 θ RA1 2 90 35 0 θ RA2 3-90 29.5 0 θ RA3 4 90 37.5 0 θ RA4 d. DH Parameter Tangan Kiri / Left Arm (LA) Desain tangan kiri humanoid robot memiliki 4 joint yang dihubungkan dengan 3 link. Untuk mencari DH parameter pada tangan kiri di mulai dari joint pertama (shoulder) dengan notasi LA1 dan berakhir pada joint kelima (elbow) dengan notasi LA4. x LA1 LA1 35 LA2 z LA1 x LA2 LA3 y LA2 29.5 x LA3 θ LA1 θ LA2 α LA1 α LA2 θ LA3 z LA3 37.5 x LA1 α LA3 LA4 y LA4 θ LA4 x LA4 Gambar 3.26 Link parameter panjang link a i-1 (a), perubahan arah sudut joint α i-1 dan perubahan sudut joint θ i (b) pada tangan kiri. Dari Gambar 3.26 menunjukan link parameter pada tangan kiri sehingga DH parameter pada tangan kiri dapat diketahui yang ditunjukan pada Tabel 3.5.

62 Tabel 3.5 DH parameter pada tangan kiri / Left Arm (LA) i α LA,i-1 [ ] a LA,i-1 [mm] d LA,I [mm] θ LA,I [ ] 1 0 0 0 θ LA1 2-90 35 0 θ LA2 3 90 29.5 0 θ LA3 4-90 37.5 0 θ LA4 3.4.3 Menentukan Matriks Transformasi Persamaan matrik transformasi dari frames {i} ke {i 1}berdasarkan empat parameter link α i, a i, d i, dan θ i sebagai berikut: i-1 T i sin θ i cos a i 1 cos θ i cos a i 1 sin a i 1 d i sin a i 1 sin θ i sin a i 1 cos θ i sin a i 1 cos a i 1 d i cos a i 1 cosθ i sin θ i 0 a i 1 (3.1) a. Matrik Transformasi pada Kaki Kanan / Right Leg (RL) Matriks transformasi pada kaki kanan dapat ditentukan dengan menggunakan DH parameter pada Tabel 3.2 yang disubtitusikan pada persamaan 3.1 sebagai berikut: RL0 T RL1 sin θ RL1 cos a RL0 cos θ RL1 cos a RL0 sin a RL0 d RL1 sin a RL0 sin θ RL1 sin a RL0 cos θ RL1 sin a RL0 cos a RL0 d RL1 cos a RL0 cosθ RL1 sin θ RL1 0 a RL0 cos θ RL1 sin θ RL1 0 0 sin θ RL1 cos 0 cos θ RL1 cos 0 sin 0 0 sin 0 sin θ RL1 sin 0 cos θ RL1 sin 0 cos 0 0 cos 0 cos θ RL1 sin θ RL1 0 0 sin θ RL1 cos θ RL1 0 0 0 0 1 0 (3.2)

63 RL1 T RL2 cosθ RL2 sin θ RL2 0 a RL1 sin θ RL2 cos a RL1 cos θ RL2 cos a arl 1 sin a RL1 d RL2 sin a RL1 sin θ RL2 sin a RL1 cos θ RL2 sin a RL1 cos a RL1 d RL2 cos a RL1 cos θ RL2 sin θ RL2 0 43.05 sin θ RL2 cos 90 cos θ RL2 cos 90 sin 90 0 sin 90 sin θ RL2 sin 90 cos θ RL2 sin 09 cos 90 0 cos 90 cos θ RL2 sin θ RL2 0 43.05 0 0 1 0 sin θ RL2 cos θ RL2 0 0 (3.3) RL2 T RL3 sin θ RL3 cos a RL2 cos θ RL3 cos a RL2 sin a RL2 d RL3 sin a RL2 sin θ RL3 sin a RL2 cos θ RL3 sin a RL2 cos a RL2 d RL3 cos a RL2 cosθ RL3 sin θ RL3 0 a RL2 cos θ RL3 sin θ RL3 0 43.05 sin θ RL3 cos 0 cos θ RL3 cos 0 sin 0 0 sin 0 sin θ RL3 sin 0 cos θ RL3 sin 0 cos 0 0 cos 0 cos θ RL3 sin θ RL3 0 43.05 sin θ RL3 cos θ RL3 0 0 0 0 1 0 (3.4) RL3 T RL4 sin θ RL4 cos a RL3 cos θ RL4 cos a RL3 sin a RL3 d RL4 sin a RL3 sin θ RL4 sin a RL3 cos θ RL4 sin a RL3 cos a RL3 d RL4 cos a RL3 cosθ RL4 sin θ RL4 0 a RL3 cos θ RL4 sin θ RL4 0 70 sin θ RL4 cos 0 cos θ RL4 cos 0 sin 0 0 sin 0 sin θ RL4 sin 0 cos θ RL4 sin 0 cos 0 0 cos 0 cos θ RL4 sin θ RL4 0 70 sin θ RL4 cos θ RL4 0 0 0 0 1 0 (3.5)

64 RL4 T sin θ cos a RL4 cos θ cos a RL4 sin a RL4 d sin a RL4 sin θ sin a RL4 cos θ sin a RL4 cos a RL4 d cos a RL4 cosθ sin θ 0 a RL4 cos θ sin θ 0 39 sin θ cos 90 cos θ cos 90 sin 90 0 sin 90 sin θ sin 90 cos θ sin 90 cos 90 0 cos 90 cos θ sin θ 0 39 0 0 1 0 sin θ cos θ 0 0 (3.6) b. Matrik Transformasi pada Kaki Kiri / Left Leg (LL) Matriks transformasi pada kaki kiri dapat ditentukan dengan menggunakan DH parameter pada Tabel 3.3 yang disubtitusikan pada persamaan 3.1 sebagai berikut: T LL0 LL0T LL0,orgP 0 1 1 0 0 0 0 1 0 67.85 0 0 1 0 LL0 T LL1 sin θ LL1 cos a LL0 cos θ LL1 cos a LL0 sin a LL0 d LL1 sin a LL0 sin θ LL1 sin a LL0 cos θ LL1 sin a LL0 cos a LL0 d LL1 cos a LL0 cosθ LL1 sin θ LL1 0 a LL0 cosθ LL1 sin θ LL1 0 0 sin θ LL1 cos θ LL1 0 0 0 0 1 0 (3.7) LL1 T LL2 sin θ LL2 cos a LL1 cos θ LL2 cos a LL1 sin a LL1 d LL2 sin a LL1 sin θ LL2 sin a LL1 cos θ LL2 sin a LL1 cos a LL1 d LL2 cos a LL1 cosθ LL2 sin θ LL2 0 a LL1 cos θ LL2 sin θ LL2 0 39 0 0 1 0 sin θ LL2 cos θ LL2 0 0 (3.8)

65 LL2 T LL3 cosθ LL3 sin θ LL3 0 a LL2 sin θ LL3 cos a LL2 cos θ LL3 cos a LL2 sin a LL2 d LL3 sin a LL2 sin θ LL3 sin a LL2 cos θ LL3 sin a LL2 cos a LL2 d LL3 cos a LL2 cos θ LL3 sin θ LL3 0 70 sin θ LL3 cos θ LL3 0 0 0 0 1 0 (3.9) LL3 T LL4 cosθ LL4 sin θ LL4 0 a LL3 sin θ LL4 cos a LL3 cos θ LL4 cos a LL3 sin a LL3 d LL4 sin a LL3 sin θ LL4 sin a LL3 cos θ LL4 sin a LL3 cos a LL3 d LL4 cos a LL3 cos θ LL4 sin θ LL4 0 43.05 sin θ LL4 cos θ LL4 0 0 0 0 1 0 (3.10) LL4 T LL5 cosθ LL5 sin θ LL5 0 a LL4 sin θ LL5 cos a LL4 cos θ LL5 cos a LL4 sin a LL4 d LL5 sin a LL4 sin θ LL5 sin a LL4 cos θ LL5 sin a LL4 cos a LL4 d LL5 cos a LL4 cos θ LL5 sin θ LL5 0 43.05 0 0 1 0 sin θ LL5 cos θ LL5 0 0 (3.11) c. Matrik Transformasi pada Tangan Kanan / Right Arm (RA) Matriks transformasi pada tangan kanan dapat ditentukan dengan menggunakan DH parameter pada Tabel 3.4 yang disubtitusikan pada persamaan 3.1 sebagai berikut: T RA0 RA0T RA0,orgP 0 1 1 0 0 67.4 0 0 1 22.5 0 1 0 0 (3.12) RA0 T RA1 cosθ RA1 sin θ RA1 0 a RA0 sin θ RA1 cos a RA0 cos θ RA1 cos a RA0 sin a RA0 d RA1 sin a RA0 sin θ RA1 sin a RA0 cos θ RA1 sin a RA0 cos a RA0 d RA1 cos a RA0

66 cos θ RA1 sin θ RA1 0 0 sin θ RA1 cos θ RA1 0 0 0 0 1 0 (3.13) RA1 T RA2 cosθ RA2 sin θ RA2 0 a RA1 sin θ RA2 cos a RA1 cos θ RA2 cos a RA1 sin a RA1 d RA2 sin a RA1 sin θ RA2 sin a RA1 cos θ RA2 sin a RA1 cos a RA1 d RA2 cos a RA1 cos θ RA2 sin θ RA2 0 35 0 0 1 0 sin θ RA2 cos θ RA2 0 0 (3.14) RA2 T RA3 cosθ RA3 sin θ RA3 0 a RA2 sin θ RA3 cos a RA2 cos θ RA3 cos a RA2 sin a RA2 d RA3 sin a RA2 sin θ RA3 sin a RA2 cos θ RA3 sin a RA2 cos a RA2 d RA3 cos a RA2 cos θ RA3 sin θ RA3 0 29.5 0 0 1 0 sin θ RA3 cos θ RA3 0 0 (3.15) RA3 T RA4 cosθ RA4 sin θ RA4 0 a RA3 sin θ RA4 cos a RA3 cos θ RA4 cos a RA3 sin a RA3 d RA4 sin a RA3 sin θ RA4 sin a RA3 cos θ RA4 sin a RA3 cos a RA3 d RA4 cos a RA3 cos θ RA4 sin θ RA4 0 37.5 0 0 1 0 sin θ RA4 cos θ RA4 0 0 (3.16) d. Matrik Transformasi pada Tangan Kiri / Left Arm (LA) Matriks transformasi pada tangan kiri dapat ditentukan dengan menggunakan DH parameter pada Tabel 3.5 yang disubtitusikan pada persamaan 3.1 sebagai berikut: T LA0 LA0T LA0,orgP 0 1 1 0 0 67.4 0 0 1 90.35 0 1 0 0 (3.17)

67 LA0 T LA1 cosθ LA1 sin θ LA1 0 a LA0 sin θ LA1 cos a LA0 cos θ LA1 cos a LA0 sin a LA0 d LA1 sin a LA0 sin θ LA1 sin a LA0 cos θ LA1 sin a LA0 cos a LA0 d LA1 cos a LA0 cos θ LA1 sin θ LA1 0 0 sin θ LA1 cos θ LA1 0 0 0 0 1 0 (3.18) LA1 T LA2 cosθ LA2 sin θ LA2 0 a LA1 sin θ LA2 cos a LA1 cos θ LA2 cos a LA1 sin a LA1 d LA2 sin a LA1 sin θ LA2 sin a LA1 cos θ LA2 sin a LA1 cos a LA1 d LA2 cos a LA1 cos θ LA2 sin θ LA2 0 35 0 0 1 0 sin θ LA2 cos θ LA2 0 0 (3.19) LA2 T LA3 cosθ LA3 sin θ LA3 0 a LA2 sin θ LA3 cos a LA2 cos θ LA3 cos a LA2 sin a LA2 d LA3 sin a LA2 sin θ LA3 sin a LA2 cos θ LA3 sin a LA2 cos a LA2 d LA3 cos a LA2 cos θ LA3 sin θ LA3 0 29.5 0 0 1 0 sin θ LA3 cos θ LA3 0 0 (3.20) LA3 T LA4 cosθ LA4 sin θ LA4 0 a LA3 sin θ LA4 cos a LA3 cos θ LA4 cos a LA3 sin a LA3 d LA4 sin a LA3 sin θ LA4 sin a LA3 cos θ LA4 sin a LA3 cos a LA3 d LA4 cos a LA3 cos θ LA4 sin θ LA4 0 37.5 0 0 1 0 sin θ LA4 cos θ LA4 0 0 (3.21)