BAB IX OPERASI MATRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

BAB X MATRIK DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER SIMULTAN

Part II SPL Homogen Matriks

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

MATRIK dan RUANG VEKTOR

Vektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

MATRIK DAN KOMPUTASI

Pengolahan Dasar Matriks Bagus Sartono

Pertemuan 2 Matriks, part 2

2. MATRIKS. 1. Pengertian Matriks. 2. Operasi-operasi pada Matriks

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut, disebut ordo matriks

MATEMATIKA. Sesi MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS B. UKURAN ATAU ORDO SUATU MATRIKS

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATRIKS. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris dan kolom)

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

MATERI 8 MATRIKS. Contoh vektor kolom : Pengoperasian matriks dan vektor. Penjumlahan dan pengurangan matriks

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL E LEARNING SEKSI -1 MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE MATA KULIAH : ESA 151 : 5099 : DRA ENDANG SUMARTINAH,MA

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

Pertemuan 4 Aljabar Linear & Matriks

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari objek yang diatur berdasarkan baris (row) dan kolom (column). Objek-objek dalam susunan tersebut

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

DIKTAT MATEMATIKA II

P2.1 Teori. Secara umum, matriks Amxn = Pada matriks A di atas a23 menyatakan elemen matriks A pada baris ke-2 dan kolom ke Jenis-Jenis Matriks

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

Course of Calculus MATRIKS. Oleh : Hanung N. Prasetyo. Information system Departement Telkom Politechnic Bandung

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Matriks Jawab:

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 3) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

Matematika Teknik DETERMINAN

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

BAB XIII MENGECEK KESAMAAN DUA VEKTOR

Bab 5 Array (Variabel Berindeks)

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

MATRIKS DAN OPERASINYA. Nurdinintya Athari (NDT)

Matriks. Algoritma Pemrograman. Definisi Matriks

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

Analisa Numerik. Matriks dan Komputasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

MATRIKS VEKTOR DETERMINAN SISTEM LINEAR ALJABAR LINEAR

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

MATRIKS Matematika Industri I

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik

Modul Praktikum. Aljabar Linier. Disusun oleh: Machudor Yusman IR., M.Kom. Ucapan Terimakasih:

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

BAB VII PENCARIAN DATA (SEARCHING)

Materi 2: Matriks dan Operasi Matriks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 2) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

MATRIKS Matematika Industri I

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS

MATRIKS. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT VI DERAJAT MAHIR 2 SETARA KELAS XII. Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.

BAB III METODA LEAST SQUARE

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi : det(a) Permutasi himpunan integer {1, 2, 3,, n}:

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS (WAJIB)

Materi VI. Matik memiliki notasi yang berbeda dengan determinan. Garis pembatas sedikit disikukan Contoh. matrik ini memiliki ordo (3x4)

Bab 2 LANDASAN TEORI

MATRIKS. Matematika. FTP UB Mas ud Effendi. Matematika

Aplikasi OBE Untuk Mengurangi Kompleksitas Algoritma Program Penghitung Determinan Matriks Persegi

S I L A B U S. : Memecahkan Masalah Berkaitan dengan Konsep Matrik. Alokasi Waktu. Kompetensi Dasar. Materi Pembelajaran. Sumber Belajar.

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

Bab 7 Sistem Pesamaan Linier. Oleh : Devie Rosa Anamisa

02-Pemecahan Persamaan Linier (1)

MATRIKS. Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu sekolah Tabel Jumlah Siswa Kelas Laki-laki Wanita

Pemanfaatan Matriks dalam Penyeimbangan Persamaan Reaksi Kimia

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

Yang dibahas : Ortogonal Basis ortogonal Ortonormal Matrik ortogonal Komplemen ortogonal Proyeksi ortogonal Faktorisasi QR

MATEMATIKA. Sesi MATRIKS CONTOH SOAL A. MATRIKS SATUAN (MATRIKS IDENTITAS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

1 BAB IX OPERASI MATRIK Matrik merupakan suatu bentuk data tipe larik berdimensi dua. Data-data dalam matrik disusun dalam sejumlah baris dan kolom. Suatu elemen data atau lebih dikenal sebagai entri, menempati pada suatu posisi baris dan kolom tertentu dalam sebuah matrik. Untuk mengidentifikasi posisi entri, ditentukan oleh dua indeks yang menyatakan posisi nomor baris dan nomor kolom. Contoh sebuah matrik adalah sebagai berikut : A = 2 3 4 5 6 7 Dalam contoh di atas matrik A mempunyai 6 entri, yaitu : A [1,1] : entri matrik A pada posisi baris ke-1 dan kolom ke-1, bernilai 2 A [1,2] : entri matrik A pada posisi baris ke-1 dan kolom ke-2, bernilai 3 A [1,3] : entri matrik A pada posisi baris ke-1 dan kolom ke-3, bernilai 4 A [2,1] : entri matrik A pada posisi baris ke-2 dan kolom ke-1, bernilai 5 A [2,2] : entri matrik A pada posisi baris ke-2 dan kolom ke-2, bernilai 6 A [2,3] : entri matrik A pada posisi baris ke-2 dan kolom ke-3, bernilai 7 Setiap matrik selalu mempunyai ukuran yang disebut ordo. Ordo adalah menyatakan banyaknya baris dan kolom pada sebuah matrik. Contoh matrik di atas mempunyai 2 baris dan 3 kolom. Notasi untuk menuliskan ordo pada contoh matrik di atas adalah sebagai berikut : A 2x3 Artinya, matrik A berordo 2x3, yaitu mempunyai 2 baris dan 3 kolom Suatu matrik dapat dioperasikan sebagaimana data skalar apabila memenuhi beberapa kaidah tertentu. Dengan asumsi bahwa matrik-matrik telah berada

2 dalam kondisi sedemikian rupa sehingga operasi-operasi matrik dapat berlaku, maka bab ini akan meninjau beberapa operasi yang lazim dalam matrik. 9.1. Operasi Penjumlahan Dua buah matrik atau lebih dapat dijumlahkan apabila matrik-matrik tersebut mempunyai ordo yang sama. Misal, terdapat dua buah matrik yaitu A dan B yang elemen-elemennya adalah sebagai berikut : A = 2 3 4 B = 4 3 2 5 6 7 7 6 5 Jika matrik A dijumlahkan dengan matrik B, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : A+B = 2 3 4 + 4 3 2 5 6 7 7 6 5 = 2+4 3+3 4+2 5+7 6+6 7+5 = 6 6 6 12 12 12 Dalam operasi penjumlahan, ukuran matrik hasil operasi adalah sama dengan matrik yang dioperasikan. Dalam contoh di atas matrik yang dijumlahkan masingmasing mempunyai ordo 2x2 dan hasil penjumlahannya juga mempunyai ordo 2x2. Penjumlahan matrik dilakukan dengan cara menjumlahkan setiap entri matrik pertama dengan entri pada posisi yang sama matrik kedua. Penjumlahan matrik bersifat komulatif, sehingga : A+B akan sama dengan B+A

3 Mulai Baca matrik A,B FOR I = 1 TO CACAH_BARIS FOR J=1 TO CACAH_KOLOM Plus [I,J] = A[I,J] + B[I,J] Next J Next I Cetak hasil Selesai Gambar 9.1 : Flowchart prosedur penjumlahan dua matrik Selanjutnya, jika CACAH_BARIS menyatakan banyaknya baris pada matrik A dan B, dan CACAH_KOLOM menyatakan banyaknya kolom pada matrik A, maka algoritma prosedur untuk menjumlahkan dua buah matrik adalah dituliskan sebagai berikut ini. Sedangkan flowchart prosedurnya ditunjukan pada Gambar 9.1. Masukan dua buah matrik A dan B dengan ukuran yang sama. PLUS adalah matrik hasil penjumlahan dari A dan B. 1. Mulai

4 2. Proses berulang langkah-3 FOR I = 1 TO CACAH_BARIS FOR J = 1 TO CACAH_KOLOM 3. Menjumlahkan semua entri dalam matrik PLUS [I,J] = A[I,J] + B[I,J] 4. Cetak hasil Selesai 9.2. Operasi Perkalian Ada dua kemungkinan bentuk operasi perkalian dalam matrik, yaitu perkalian matrik dengan suatu skalar dan perkalian matrik dengan matrik. Bagian ini akan membahas tentang perkalian matrik dengan suatu skalar terlebih dahulu, dan kemudian dilanjutkan dengan perkalian dua buah matrik. 9.2.1. Perkalian Matrik dengan Skalar Operasi ini relatif sederhana dan mudah. Begitupun jika akan diselesaikan dengan program komputer. Matrik hasil operasi perkalian dengan suatu skalar memuat entri matrik yang dioperasikan dikalikan dengan suatu skalar yang menjadi operand-nya. Ukuran matrik hasil operasi perkalian juga tidak akan mengalami perubahan. Berikut ini diberikan sebuah contoh perkalian matrik dengan suatu skalar. Jika N adalah suatu skalar bernilai 4 dan A adalah sebuah matrik berukuran 3x2 dengan entri sebagai berikut : A 2x3 = 2 4 3 2 4 1

5 Jika matrik A dikalikan dengan N, maka proses perhitungan dan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : A 3x2 x4 = 2x4 4x4 3x4 2x4 4x4 1x4 = 8 16 12 8 16 4 Jika CACAH_BARIS menyatakan banyaknya baris dan CACAH_KOLOM menyatakan banyaknya kolom pada matrik A, maka solusi dalam bentuk algoritma prosedur untuk perkalian matrik dengan suatu skalar adalah dituliskan sebagai berikut ini. Masukan A matrik yang akan dioperasikan. KALI adalah matrik hasil perkalian dengan suatu skalar. N adalah nilai skalar. 1. Mulai 2. Proses berulang langkah-3 FOR I = 1 TO CACAH_BARIS FOR J = 1 TO CACAH_KOLOM 3. Mengalikan semua entri dengan skalar N KALI [I,J] = N X A[I,J] 4. Cetak hasil 5. Selesai Flowchart prosedur prosedur untuk perkalian matrik dengan suatu skalar ditunjukan pada Gambar 9.2.

6 Mulai Baca matrik A,N FOR I=1 to CACAH_BARIS FOR J=1 TO CACAH_KOLOM KALI [I,J] = NxA[I,J] NEXT J NEXT I Cetak hasil Selesai Gambar 9.2 : Flowchart prosedur perkalian matrik dengan suatu skalar 9.2.2. Perkalian Dua Matrik Seandainya terdapat dua buah matrik yaitu A dan B. Jika matrik A akan dikalikan dengan matrik B, maka harus memenuhi sebuah syarat yaitu ukuran kolom pada matrik A harus sama dengan ukuran baris pada matrik B, sebaliknya jika matrik B akan dikalikan dengan matrik A maka ukuran kolom pada matrik B harus sama dengan ukuran baris pada matrik A. Jadi perkalian dua matrik tidak memenuhi sifat komutatif. Jelasnya, hasil operasi perkalian AxB tidak sama dengan hasil operasi perkalian BxA.

7 Berikut ini akan diberikan sebuah contoh perkalian dua matrik. Jika A berukuran MxN, sedangkan B berukuran NxK, maka matrik A memnuhi syarat untuk dapat dikalikan dengan matrik B. Jika KALI menyatakan matrik hasil operasi perkalian AxB, maka matrik KALI akan mempunyai ukuran MxN. Ukuran baris pada matrik A akan menjadi ukuran baris pada matrik KALI, sedangkan ukuran kolom pada matrik B akan menjadi ukuran kolom pada matrik KALI, yaitu sebagai berikut : A MxN x B NxK = KALI MxN Perlu diperhatikan, bahwa dalam contoh di atas matrik B tidak dapat dikalikan dengan matrik A, karena ukuran kolom matrik B tidak sama dengan ukuran baris pada matrik A. Notasi perkalian dua buah matrik dapat dituliskan sebagai berikut : KALI [I,J] = KALI [I,J] + A[I,J] x B[K,J] Dimana, KALI [I,J] A [I,J] B [K,J] I,K J : entri matrik hasil perkalian pada posisi [I,J] : entri matrik A pada posisi [I,J] : entri matrik B pada posisi [K,J] : Indeks baris : Indeks kolom Jika diketahui dua buah matrik, yaitu A dan B masing-masing berukuran 2x2 seperti berikut : B A 2x2 = A 11 A 12 BB2X2 = B 11 BB12 A 21 A 22 B 21 B 22 Jika KALI adalah matrik hasil perkalian matrik A dan B, maka harga masingmasing entri pada matrik KALI adalah dihitung dengan cara sebagai berikut ini : KALI 2X2 = A 11 A 12 x B 11 B 12 A 21 A 22 x B 21 B 22

8 = A 11 x B 11 + A 12 x B 21 A 11 x B 12 + A 12 x B 22 A 21 x B 11 + A 22 x B 21 A 21 x B 12 + A 22 x B 22 Untuk perkalian dua matrik yang berukuran lebih besar, perhitungannya dilakukan sama dengan di atas. Jika I menyatakan cacah baris pada matrik A dan J menyatakan cacah kolom pada matrik B, maka entri pada KALI[I,J] merupakan jumlah dari hasil perkalian setiap entri pada baris ke I pada matrik A dan kolom ke J pada matrik B. Dengan asumsi bahwa ukuran matrik memenuhi persyaratan untuk dilakukan operasi perkalian, maka algoritma prosedur perkalian dua matrik adalah dituliskan sebagai berikut ini. Sedangkan flowchart prosedurnya ditunjukkan pada Gambar 9.3. A dan B adalah matrik yang akan dioperasikan. KALI adalah matrik hasil perkalian A dan B. 1. Mulai 2. Proses berulang langkah-3 s/d lagkah-4 FOR I = 1 TO CACAH_BARIS FOR J = 1 TO CACAH_KOLOM 3. Tentukan harga awal KALI [I,J] = 0,0 4. perkalian matrik FOR K = 1 TO CACAH_BARIS KALI [I,J] = KALI [I,J] + A[I,K] x B[K,J] 5. Cetak hasil 6. Selesai Permasalahan lain yang mungkin dihadapi adalah matrik yang akan dikalikan lebih dari dua buah. Jika ditemui permasalahan seperti ini, akan lebih baik jika perkaliannya diselesaikan secara bertahap. Setiap tahap dipergunakan untuk mengalikan dua matrik. Cara ini akan lebih mudah dipahami dan dikerjakan.

9 Mulai Baca matrik A,B FOR I = 1 TO CACAH_BARIS FOR J=1 TO CACAH_KOLOM KALI [I,J] = 0,0 FOR K=1 TO CACAH_BARIS KALI [I,J] = KALI [I,J] + A[IK]xB[KJ] NEXT K NEXT J NEXT I Cetak hasil Selesai Gambar 9.3 : Flowchart prosedur perkalian dua matrik

10 9.4. Matrik Transpose Matrik putaran / transpose adalah matrik hasil putaran dari suatu matrik tertentu yang menjadi matrik asalnya. Ukuran matrik transpose adalah kebalikan dari matrik asalnya. Untuk menyatakan transpose suatu matrik dinotasikan dengan simbol "T" yang diletakkan pada posisi kanan atas nama matriknya. Contoh matrik transpose adalah sebagai berikut : maka, A 4X2 = 2 5 3 4 4 3 5 2 A T 2x4 = 2 3 4 5 5 4 3 2 Pada contoh di atas terlihat bahwa entri kolom pertama pada matrik A akan menempati baris pertama pada matrik transpose, sedangkan entri kolom kedua pada matrik A akan baris kedua pada matrik transpose. Posisi kolom suatu entri pada matrik A akan menjadi posisi baris pada matrik transpose, sedangkan posisi baris suatu entri menjadi posisi kolom pada matrik transpose. Sehingga pada akhirnya, ukuran kolom matrik A akan menjadi ukuran baris dan ukuran baris akan menjadi ukuran kolom pada matrik transpose. Dalam contoh di atas, perubahan posisi setiap entri pada matrik transpose dihubungkan dengan posisi setiap entri matrik asalnya secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 9.1.

11 Tabel 9.1 : Perubahan posisi-posisi entri pada matrik transpose Posisi entri pada matrik awal (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) Posisi pada matrik transpose (1,1) (2,1) (3,1) (4,1) (1,2) (2,2) (3,2) (4,2) Mulai Baca matrik A FOR I = 1 TO CACAH_BARIS FOR J=1 TO CACAH_KOLOM Transpose [I,J]] = A[I,J] NEXT J NEXT I Cetak hasil Selesai Gambar 9.4 : Flowchart prosedur matrik transpose

12 Untuk memperoleh matrik transpose sebagaimana diterangkan di atas, maka prosedur yang harus dilakukan adalah menukarkan indeks kolom menjadi indeks baris dan indeks baris menjadi indeks kolom. Jika CACAH_BARIS dan CACAH_KOLOM masing-masing menyatakan cacah baris dan cacah kolom pada matrik asal, maka solusi bentuk algoritma prosedur untuk matrik transpose dapat dituliskan di bawah ini. Sedangkan flowchart prosedurnya ditunjukkan pada Gambar 9.4. A adalah matrik asal yang dioperasikan. TRANPOSE adalah matrik transpose dari A 1. Mulai 2. Proses berulang langkah-3 FOR I = 1 TO CACAH_BARIS FOR J = 1 TO CACAH_KOLOM 3. matrik transpose TRANSPOSE [I,J] = A[J,I] 4. Cetak hasil 5. Selesai 9.4. Matrik Invers Dalam kenyataanya, perhitungan invers matrik merupakan salah satu bentuk operasi yang penting. Invers matrik banyak dimanfaatkan untuk penyelasaian masalah, baik sebagai suatu langkah yang langsung menghasilkan harga-harga yang akan dicari, ataupun sebagai bagian dari suatu prosedur penyelesaian yang lebih kompleks. Saat ini telah dikenal beberapa metoda untuk menghitung invers suatu matrik. Salah satunya dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Jika A adalah matrik yang akan dicari inversnya, yaitu matrik bujursangkar berukuran NxN. Matrik A tersebut kemudian disekat menjadi empat bagian. Misal A mempunyai ukuran 4x4, setelah disekat maka masing-masing bagian akan mempunyai ukuran 2x2. Kemudian masing-masing bagian tersebut disekat

13 kembali menjadi 4 bagian, sehingga akan mempunyai ukuran 1x1. Apabila masing-masing bagian diberi nama A11, A12, A21, dan A22, maka invers matrik A adalah dihitung dengan cara mencari invers matrik setiap bagian yang berukuran 1x1 tersebut. Hasilnya, kemudian digunakan untuk menghitung invers pada setiap bagian yang berukuran lebih besar yaitu 2x2. Invers matrik pada setiap bagian adalah dihitung dengan formula sebagai berikut ini : A11_INVERS = A11-1 + A11-1 A12 S A21 A11-1 A12_INVERS = -A11-1 A12 A21_INVERS = -S A21 A11-1 A22_INVERS = S S = (A22 A21 A11-1 A12) -1 Keterangan: A11_INVERS : invers matrik bujursangkar A12_INVERS : invers vektor kolom A21_INVERS : invers vektor baris A22_INVERS : skalar AXY : elemen matrik A pada baris ke-x dan kolom ke-y Cara penyelesaian seperti ini dikenal dengan nama metoda persekatan (partitioning method). Secara lebih terinci, algoritma prosedur untuk menghitung invers matrik A dengan metoda persekatan dapat dituliskan sebagai berikut ini. Masukkan A matrik asal yang dioperasikan. TRANPOSE adalah matrik transpose dari matrik A. 1. Mulai 2. Tentukan A_INVERS [1,1] = 1/KOEFISIEN [1,1] 3. Proses berulang langkah-4 s/d langkah-7

14 FOR ULANG = 1 TO N-1 4. A22_INVERS Proses Berulang FOR I = 1 TO N KOEFISIEN21[I]=0,0 FOR J = 1 TO N KOEFISIEN21[I] = KOEFISIEN21[I]+KOEFISIEN[ULANG+I,J]Xa_invers[j,i] S = 0,0 Proses berulang FOR I = 1 TO ULANG S = S+KOEFISIEN21[I]x KOEFISIEN [I,ULANG+1] S1 = 1/(KOEFISIEN[ULANG+1, ULANG+1] S) A_INVERS [ULANG+1],ULANG+1] = S1 5. A21_INVERS FOR I = 1 TO ULANG A_INVERS[ULANG+1,I] = -KOEFISIEN21[I] x S1 6. A12_INVERS FOR I = 1 TO ULANG KOEFISIEN12[I] = 0,0 FOR J = 1 TO ULANG KOEFISIEN12[I]=KOEFISIEN12[I]+A_INVERS[I,J]xKOEFISIEN[J,ULANG+1] FOR I = 1 TO ULANG A_INVERS[I,ULANG+1] = -KOEFISIEN12[I] x S1 7. A11_INVERS

15 FOR I = 1 TO ULANG FOR J = 1 TO ULANG A_INVERS[I,J]=A_INVERS[I,J]+KOEFISIEN12[I]xKOEFISIEN21[j]xS1 8. Cetak hasil 9. Selesai Secara umum, perhitungan invers matrik berukuran NxN dengan metoda persekatan adalah dilakukan dengan membagi elemen-elemen matrik menjadi 4 bagian yang masing-masing mempunyai ukuran KxK, KxL dan LxL, dimana K+L=N. Selanjutnya invers matrik dicari dengan menghitung invers setiap bagian tersebut dimulai dari ukuran 1x1, 2x2 dan seterusnya hingga NxN. Prosedur tersebut akan diulang sebanyak N-1 kali. Sehingga pada akhirnya akan ditemukan matriks inversnya.