JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 CATATAN KULIAH ALJABAR LINEAR MUSTHOFA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 20

2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR Tujuan : Menyelesaikan sistem persamaan linear. OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE) Misalkan kita akan menyelesaikan suatu sistem persamaan linear sebagai berikut : x+ 2y = 5 2x+ y = 4 Salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan tersebut adalah dengan : ) Mengalikan persamaan pertama dengan 2, kemudian mengurangkan dengan baris kedua, diperoleh : 2x+ 4y = 0 2x+ y = 4-3y = 6 y = 2 2) Mengalikan baris kedua dengan 2, kemudian mengurangkan dengan persamaan pertama, diperoleh : 4x+ 2y = 8 x+ 2y = 5-3y = 3 x = Diperoleh solusi x = ; y = 2. Catatan : Pada proses penyelesaian di atas, langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :. Mengalikan suatu persamaan( baris ) dengan suatu bilangan tak nol 2. Menukar baris 3. Menjumlahkan atau mengurangkan suatu persamaan dengan persamaan yang lain. Langkah langkah ini dinamakan operasi baris elementer (OBE)

3 MATRIKS AUGMENTASI Jika diperhatikan dengan seksama, maka untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear, cukup diperhatikan koefisien dari masing-masing variable. Oleh karena itu untuk menyelesaikan sistem persamaan linear seperti di atas, dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut : Bentuk seperti ini dinamakan matriks augmentasi ( augmented matrix form ). ELIMINASI GAUSS Misal akan dicari penyelesaian dari sistem persamaan linear sebagai berikut : x+ 2y+ z = 8 2x+ y z = 3x+ 2y+ z = 0 Matriks augmentasi dari sistem persamaan linear di atas adalah : Selanjutnya, dengan melakukan OBE, diperoleh bentuk sebagai berikut : R2 2R R R3 3R R R 4R R disebut bentuk eselon baris. Setelah matriks augmentasi menjadi matriks dalam bentuk eselon baris, maka kita dapat memperoleh solusi sistem persamaan linear tersebut dengan melakukan substitusi dimulai dari baris terakhir. Pada sistem persamaan linear di atas : 6z = 8 z = 3

4 z = y = 2 y = 2 x = Akhirnya diperoleh solusi x =; y =2 dan z = 3. Definisi: Elemen taknol pertama dari setiap baris pada matrisk dinamakan elemen pivot. Suatu matriks dikatakan dalam bentuk eselon baris jika memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :. Semua bilangan pada kolom di bawah elemen pivot adalah nol. 2. Jika terdapat baris yang seluruhnya nol, maka semua baris seperti itu dikelompokkan bersama-sama di bagian bawah dari matriks. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear di atas dengan metode eliminasi Gauss, langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :. Menentukan matriks augmentasi 2. Melakukan OBE untuk memperoleh bentuk eselon baris. 3. Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan substitusi LATIHAN : Selesaikan sistem persamaan linear berikut dengan metode eliminasi gauss:. x+ 2y+ z+ 2w= 9 2x+ y z+ w= 3 3x+ 2y+ z w= 5 2x 3y+ 2z+ 3w= x+ 2y+ 3z+ w= 3 2x+ 5y z+ 3w= 8 3x+ 2y+ z 2w= 0 2x y+ z+ 2w=

5 ELIMINASI GAUSS-JORDAN Metode ini hampir sama dengan metode eliminasi gauss. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :. Menentukan matriks augmentasi 2. Melakukan OBE sehingga matriks augmentasinya menjadi bentuk eselon baris tereduksi. Suatu matriks dikatakan dalam bentuk eselon baris tereduksi jika :. Elemen pivot = 2. Semua bilangan pada kolom di bawah elemen pivot adalah nol. 3. Jika terdapat baris yang seluruhnya nol, maka semua baris seperti itu dikelompokkan bersama-sama di bagian bawah dari matriks. 4. Setiap kolom yang mempunyai elemen pivot mempunyai nol ditempat lain Misal akan diselesaikan sistem persamaan linear sebagai berikut : x+ 2y+ z = 8 2x+ y z = 3x+ 2y+ z = 0 Langkah langkah penyelesaian dengan metode eliminasi gauss-jordan adalah sebagai berikut :. Matriks augmentasi dari sistem persamaan linear di atas adalah : Menerapkan OBE sehingga diperoleh bentuk eselon baris tereduksi sebagai berikut : R 2R R R 3R R R2 R R 4R R 3 2 3

6 R R R R3 0 5 R R R R R R R R Matriks terakhir ini dikatakan dalam bentuk eselon baris tereduksi. Jadi penyelesaian sistem persamaan linear di atas adalah : z = 3, y = 2, dan x + 2y = 5,sehingga x =. LATIHAN Selesaikan sistem persamaan linear berikut dengan eliminasi gauss-jordan :. x+ y+ 2z = 8 x 2y+ 3z = 3x 7y+ 4z = x+ y+ 3z = 5 2y+ 7z = 7 3x+ 4y+ 5z = 8 KONSISTENSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR Misal akan diselesaikan suatu sistem persamaan linear : x+ 2y = 5 2x+ 4y = 2 Dengan menerapkan eliminasi gauss, diperoleh hasil sebagai berikut : R 2R R 2 2

7 Menurut hasil di atas, diperoleh persamaan 0 x + 0 y = -8. Dari sini, tidak mungkin ada nilai x dan y yang memenuhi persamaan tersebut. Oleh karena itu sistem persamaan linear di atas dikatakan tidak konsisten. Definisi : suatu sistem persamaan linear yang tidak memiliki solusi dinamakan tidak konsisten. Selanjutnya perhatikan sistem persamaan linear sebagai berikut : x 3 y+ z = 2x 6y+ 3z = 4 x+ 3 y z = - Dengan menerapkan eliminasi gauss, diperoleh bentuk eselon baris sebagai berikut : R 2R R R3 + R R Berdasarkan hasil di atas, diperoleh persamaan sebagai berikut: x 3 y+ z = z = 2 x 3y =. Akibatnya sistem persamaan linear tersebut memiliki banyak solusi, misal ( -,0,2), (0,/3,2), (2,,2), dll. LATIHAN Selidiki diantara sistem persamaan linear berikut, manakah yang tidak konsisten dan manakah yang memiliki banyak solusi.. x+ y+ 2z = 0 x+ 2y+ 3z = 2 2x+ 2y+ 4z = 5 2. x+ 2z = 0 x+ 2y+ 2z = x+ 4y+ 2z = 2 3. x+ 2z = 0 y z = 0 x+ y+ z = 2

8 x y 2z = 3 x+ 2y z = x y+ z = 5 x y z = 3 5. x+ y+ z = 2 x y+ z = 2x+ 2z = 4 Berdasarkan hasil latihan di atas, apakah ciri-ciri suatu sistem persamaan linear tidak konsisten dan apakah ciri-ciri suatu sistem persamaan linear memiliki banyak solusi?

9 MATRIKS Tujuan : Memahami operasi matriks DEFINISI : Matriks adalah susunan segiempat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan tersebut dinamakan entri. Jika A adalah suatu matriks, maka entri pada baris ke-i dan kolom ke-j dapat dinyatakan sebagai a ij. a A= a a = 2 3 aij a a22 a 23 Selanjutnya ukuran suatu matriks dinyatakan sebagai banyaknya baris dan kolom, sebagai contoh matriks A di atas berukuran 2 3. MATRIKS PERSEGI Suatu matriks yang memiliki kolom dan baris yang banyaknya sama dinamakan matriks persegi. 2 3 A = MATRIKS DIAGONAL Matriks D dikatakan matriks diagonal jika matriks tersebut merupakan matriks persegi dengan entri-entri d ij = 0 untuk setiap i j. 0 0 D =

10 MATRIKS SATUAN /IDENTITAS Matriks I dikatakan matriks satuan jika matriks I merupakan matriks diagonal dengan entri-entri I ii = untuk setiap i ( entri diagonalnya = ). I 0 0 = OPERASI PADA MATRIKS. Penjumlahan Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika mempunyai ukuran yang sama Penjumlahan dua matriks didefinisikan sebagai berikut : Jika A= a ij dan 2 3 A= b ij, maka 2 3 A+ B = a + b ij ij A = dan 0 2 B = 2 0 6, diperoleh A+ B = = Perkalian Matriks Untuk mendefinisikan perkalian matriks, terlebih dahulu diberikan sebuah contoh sebagai berikut : 2 3 A 2 = dan B = 4 5 0

11 2 2 3 () + 2(4) + 3(0) (2)+2(5)+3() 9 5 AB = = = 4()+5(4)+6(0) 4(2)+5(5)+6() Berdasarkan contoh di atas, dapat dilihat bahwa dalam menghitung perkalian dua matriks, kita mengalikan elemen-elemen pada setiap baris dengan elemen-elemen pada setiap kolom. Jika a A a = ij dan m r ij = a b ik ir rk r 3. Perkalian scalar A= b, maka AB = [ a kh ] m n dengan r m Jika A adalah suatu matriks dan k adalah scalar, maka ka adalah suatu matriks yang entri-entrinya merupakan hasil kali entri matriks A dengan k. k =2 dan 2 A = A = Transpose matriks Jika A matriks berukuran m n, maka transpose matriks A, dinotasikan dengan A t, merupakan matriks berukuran n m dengan baris ke-i nya merupakan kolom ke-i dari A. t Jadi A = aji, aji A t A= A = 4

12 LATIHAN : a b b+ c 8. = 3 d + c 2a 4d 7 6, tentukan nilai a,b, c dan d. 2. Jika diketahui matriks-matriks sebagai berikut : A = - 2 B = C 0 2 = 3 5 Hitung : AB, AC, BC, CA. SIFAT-SIFAT OPERASI MATRIKS Berikut beberapa sifat yang berlaku pada operasi matriks:. A+ B = B + A ( komutatif terhadap penjumlahan) 2. A + (B + C) = (A+B) + C ( assosiatif terhadap penjumlahan) 3. A(BC) = (AB) C ( assosiatif terhadap perkalian) 4. A(B+C) = AB + AC ( distributif) Selanjutnya akan dibuktikan untuk sifat (3) sebagai berikut : Misal a a2... ar A = ; am am2... a mr b b2... b k B = dan br br2... b rk c c2... c n C =. ck ck2... c kn b b2... b 2... k k k k2... k c c c b c b c b n kckn BC = = b b... b c c... c b c b c... b c r r2 rk k k2 kn rk k rk k 2 rk kn a a2... a 2... r b kck b kck b kckn ABC ( ) = a a... a b c b c... b c m m2 mr rk k rk k 2 rk kn

13 a b kck + a2 b2 kck ar brkck... a b kckn + a2 b2 kckn+...+ ar brkckn = am bkck + am2 b2kc a b c... a b c + a 2 b2 c a b c k mr rk k m k kn m k kn mr rk kn = a b c + a b c a b c... a b c + a b c a b c k k 2 2k k r rk k k kn 2 2k kn r rk kn a b c + a b m k k m2 2k c a b c... a b c + a b c a b c k mr rk k m k kn m2 2k kn mr rk kn a r brkck a r brkck2... ar brkckn r k r k r k = amr brkck amr brk ck 2... amr brkckn r k r k r k a rbrkck a rbrkck2... arbrkckn r k r k r k = amrbrkck amrbrkck 2... amrbrk ckn r k r k r k Selanjutnya akan dicari bentuk dari (AB) C sebagai berikut : a rbr a rbr2... a rbrk a a2... ar b b2... b k r r r AB = = am am2... amr br br2... brk amrbr amrbr 2 a b r r r a rbr a rbr2... a rbrk r r r c c2... c n ( AB) C = a 2... ck ck2... c mrbr amrbr amrbrk kn r r r =... mr rk a b c + a b c a b c... a b c + a b c a b c r r r r2 2 r rk k r r n r r2 2n r rk kn r r r r r r r a b c mr r mr r 2 2 r + a b c a b c... a b c + a b c a b c mr rk k mr r n mr r2 2n mr rk 2k r r r r

14 = a b c a b c... a b c r rk k r rk k2 r rk kn r k r k r k a b c a b c... a b c mr rk k mr rk k 2 mr rk kn r k r k r k Jadi terbukti bahwa (AB)C = A(BC). Selanjutnya dengan menerapkan sifat-sifat pada operasi pada matriks, maka diperoleh suatu ketentuan yang ditulis dalam teorema berikut : Teorema 2.: Setiap sistem persamaan linear pasti memenuhi salah satu kondisi berikut: tidak memiliki solusi, memiliki solusi tunggal, atau memiliki banyak solusi. Bukti : Misal sistem persamaan linear AX=B memiliki solusi dan solusi tersebut adalah X dan X 2. Diperoleh AX = B dan AX 2 = B, sehingga AX = AX 2. Akibatnya A(X -X 2 ) = 0. Jika X 0 = X X 2, maka A(X + kx 0 ) = AX + A(kX 0 ) = AX + k A(X 0 ) = B + 0 = B Berdasarkan hasil di atas, terlihat bahwa X + kx 0 juga merupakan solusi. Karena terdapat tak hingga banyak untuk scalar k, maka sistem persamaan linear tersebut memiliki takhingga banyak solusi. MATRIKS YANG MEMILIKI INVERS ( INVERTIBEL )

15 Suatu matriks persegi dikatakan memiliki invers ( dapat dibalik / invertible ) jika terdapat matriks B sehingga AB = BA = I, dengan I matriks satuan. Matriks B = merupakan invers dari matriks A = sebab AB = 2 = MATRIKS ELEMENTER Suatu matriks persegi berukuran n n dinamakan matriks elementer jika matriks tersebut dapat diperoleh dari suatu matriks identitas berukuran n n ( I n ) dengan melakukan satu kali OBE. a b 0. 0 c (mengalikan baris kedua dari I 2 dengan 2 ) (menukar baris kedua dari I 2 dengan baris pertama ) (menambahkan dua kali baris kedua dari I 2 dengan baris pertama ) Misal kita memiliki matriks A = Selanjutnya kita kalikan matriks elementer E = dengan matriks A, diperoleh EA = =

16 Terlihat bahwa matriks yang baru dapat diperoleh dari matriks A dengan melakukan OBE yang sama untuk memperoleh matriks E. Hal ini dinyatakan dalam terome di bawah ini. Teorema 2.2: Jika suatu matriks elementer E diperoleh dengan melakukan suatu OBE pada I m dan A adalah matriks berukuran m n, maka hasil kali EA merupakan suatu matriks yang diperoleh dari A dengan melakukan OBE yang sama pada I m untuk memperoleh E. Penting : Jika suatu OBE dikenakan pada suatu matriks identitas I sehingga menghasilkan matriks E, maka pasti terdapat suatu OBE yang apabila dikenakan pada E akan menghasilkan I. a). 02R 0 R R R 0 0 b). 0R 0 R R 2 R 2 0 R 0 R R 2 R c) R + R R R + R R operasi operasi di atas dapat dituliskan dalam tabel sebagai berikut : OBE pada I untuk memperoleh E OBE pada E untuk memperoleh I Mengalikan baris ke-i dengan k Mengalikan baris ke-i dengan /k Menukar baris ke-i dengan baris ke-j Menukar baris ke-i dengan baris ke-j Menambahkan k kali baris ke-i pada baris ke-j Menambahkan -k kali baris ke-i pada baris ke-j Teorema berikut menunjukkan sifat penting dari matriks elementer.

17 Teorema 2.3: Setiap matriks elementer mempunyai invers dan inversnya juga merupakan matriks elementer. Bukti : Karena setiap matriks elementer E diperoleh dengan melakukan sebuah OBE pada I dan karena dapat ditentukan suatu OBE lagi pada E sehingga diperoleh I, maka menurut teorema 2.2 terdapat matriks elementer E 0 sehingga : E 0 E = I dan E E 0 = I Hal ini menunjukkan bahwa E mempunyai invers suatu matriks elementer E 0. Selanjutnya sifat sifat matriks elementer di atas akan digunakan untuk menentukan invers dari suatu matriks. Misal akan dicari inverse dari matriks A = Langkah yang ingin dilakukan adalah mengalikan matriks A dengan matriks elementer-matriks elementer sehingga diperoleh suatu matriks identitas sebagai berikut :.) 2.) R R R R R R E 0 = - 0 = - E2 2 3.) R R E = 0 4.) R R R E4 - = 0 5.) R R 2 2 E5 0 = ) 0 0.

18 Diperoleh :E 5 E 4 E 3 E 2 E A = (Kalikan sesuai kesamaan warna) = = = = Jadi invers dari A = adalah E 5 E 4 E 3 E 2 E = Langkah langkah seperti di atas dapat digunakan untuk mencari invers dari suatu matriks secara simultan sebagai berikut : Misal akan dicari invers dari matriks B = Terapkan OBE pada B disisi sebelah kiri dan secara bersamaan disebelah kanan OBE yang sama pada I, yaitu : R R R R R R 2R R 0 3 2

19 R R A - = 2 3. LATIHAN: Cari invers dari matriks matriks berikut : HUBUNGAN INVERS DAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR Jika A n n merupakan matriks yang mempunyai invers dan B matriks berukuran n, maka solusi dari sistem persamaan linear AX = B adalah X = A - B. Hal ini dituangkan dalam teorema sebagai berikut : Teorema : Jika A matriks berukuran n n, maka pernyataan berikut ekuivalen :. A mempunyai invers 2. AX = 0 hanya mempunyai solusi trivial 3. A ekuivalen baris dengan I n. Latihan :

20 2 2 3 x. Jika A = 2 dan X = x tentukan solusi dari AX = X dan AX = x 3 4X. 2. Tentukan nilai a dan b sehingga kedua matriks A dan B berikut tidak memiliki invers. a+ b A= ; B 0 3 = 0 2a 3b 7 3. Diketahui matriks augmentasi dari suatu sistem persamaan linear sbb : a 0 b 2 a a 4 4. Tentukan nilai a dan b sehingga sistem persamaan linear 0 a 2 b tsb hanya memiliki satu solusi dan tidak punya solusi. 4. Tentukan matriks K sehingga AKB = C Dengan A= ; B = ; C =

21 MENGHITUNG DETERMINAN DENGAN EKSPANSI KOFAKTOR MINOR Jika A adalah matriks persegi, maka minor entri a ij dinyatakan sebagai M ij dan didefinisikan menjadi determinan submatriks setelah menghapus baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A. 2 3 A = M = ; M 2 = ; M 22 = KOFAKTOR Jika M ij merupakan minor dari A, maka C ij = (-) i + j dinamakan kofaktor entri a ij. 2 3 A = C = ( ) = 3; C 2 = ( ) = DETERMINAN Jika A merupakan matriks berukuran n n, maka determinan dari matriks A dapat dihitung dengan cara :. Det(A) = a j C j + a 2j C 2j + + a nj C nj. 2. Det (A) = a i C i + a i2 C i2 + + a in C in 2 3 A = 2 2 det(a) = a C + a 2 C 2 + a 3 C Dengan perhitungan diperoleh :

22 Det (A) = ( -3) + 2 ( -2) + 3 (4) = 5 Latihan : Dengan ekspansi kofaktor, tentukan determinan dari matriks berikut : A = B = C = k k k k k k k- 2 3 D = 2 k k-4. MENENTUKAN INVERS DENGAN KOFAKTOR Misal 2 3 A = 2 2 Melalui perhitungan diperoleh : 0 2. C = -3, C 2 = -2, C 3 = 4 C 2 = 4, C 22 =, C 23 = -2 C 3 =, C 32 = 4, C 33 = -3. Jika suatu baris kita kalikan dengan kofaktor pada baris yang berbeda, maka diperoleh hasil sebagai berikut : a C 2 + a 2 C 22 + a 3 C 23 = (4) + 2() + 3(-2) = 0

23 a C 3 + a 2 C 32 + a 3 C 33 = () + 2(4) + 3(-3) = 0 a 2 C + a 22 C 2 + a 23 C 3 = 2(-3) + (-2) + 2(4) = 0 a 2 C 3 + a 22 C 32 + a 23 C 33 = 2() + (4) + 2(-3) = 0 a 3 C + a 32 C 2 + a 33 C 3 = 0(-3) + 2(-2) + (4) = 0 a 3 C 2 + a 32 C 22 + a 33 C 23 = 0(4) + 2() + (-2) = 0 Penting : Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat dibuktikan bahwa: a i C j + a i2 C j2 + + a in C jn = 0 untuk setiap i j. MENENTUKAN INVERS Sebelum membahas invers, didefinisikan adjoin dari suatu matriks sebagai berikut : Jika A sebarang matriks berukuran n n dan C ij adalah kofaktor dari A, maka matriks C C... C C C... C C C... C 2 n n n n2 nn C C... C C C... C C C... C 2 n 2 22 n2 n 2n nn dinamakan matriks kofaktor dan transposenya, yaitu dinamakan adjoin A. Jika kita kalikan matriks A dengan adjoin A, diperoleh : A adjoin A = a a... a a a... a a a... a 2 n n n n2 nn C C2... Cn C2 C22... C n2 = B C n C2n... Cnn Entri pada baris ke-i kolom ke-j dari matriks B adalah : b ij = a i C j + a i2 C j2 + + a in C jn, sehingga b ij = 0 untuk setiap i j dan b ii = det A.

24 det A det A... 0 Diperoleh, A adjoin A = = det A I det A adjoin A Jadi, A adjoin A = det A I A = I. det A Akibatnya jika A mempunyai invers, maka 2 3 A = 2 2 adjoin A = adjoin A A =. det A A - = adjoin A det A = = Latihan : Tentukan invers dari matriks berikut dengan mencari adjoin : ATURAN CRAMER

25 Sistem persamaan linear AX = B dengan det A 0 mempunyai solusi tunggal, yaitu : det( Aj ) xi = dengan A j adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan det( A) mengganti kolom ke-j dengan matriks B. Bukti : AX = B X = A - B = (adjoin A) B = det A C C2... Cn b C2 C22... C n2 b 2 C n C2n... Cnn bn X = x j = bc + bc bc bc + bc bc det( A) bc + bc bc 2 2 n n n n2 n 2 2n n nn bc bc bc j j n nj det( A) a a2... a j b a j+... an j 2 2 j... 2n Selanjutnya dibentuk A j = a a a b a + a, yaitu matriks yang an an2... anj bn anj+... ann diperoleh dari matriks A dengan mengganti kolom ke-j dengan B. Jadi peroleh x j = bc j + bc 2 2 j bc n nj det( Aj) =. det( A) det( A) Tentukan solusi sistem persamaan linear : x+ 2y + 3z = 8 2x+ y + 2z = 6 2y + z = 5 Penyelesaian :

26 2 3 A = 2 2 det (A) = A = det (A ) = 8(-3) -2(-4) + 3 (7 ) = A A = det(a 2 ) = (-4) -8(2) +3(0) = = 2 6 det(a 3 ) = (-7) -2(0) +8(4) = Jadi sistem persamaan linear tersebut mempunyai solusi : x = 5 5 = ; y = = ; z = 5 5 =. Latihan : Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut :. 2. x+ 2y 2z = 2x y + z = 2 x 2y 4z = 4 4x+ 5y = 2 x+ y+ 2z = 3 x+ 5y+ 2z = 3. 4x+ y+ z+ w= 6 3x+ 7y z+ w= 7x+ 3y 5z+ 8w= 3 x+ y+ z+ 2w= 3

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS A. OPERASI ELEMENTER TERHADAP BARIS DAN KOLOM SUATU MATRIKS Matriks A = berdimensi mxn dapat dibentuk matriks baru dengan menggandakan perubahan bentuk baris dan/atau

Lebih terperinci

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti Part III DETERMINAN Oleh: Yeni Susanti Perhatikan determinan matriks ukuran 2x2 berikut: Pada masing-masing jumlahan dan Terdapat wakil dari setiap baris dan setiap kolom. Bagaimana dengan tanda + (PLUS)

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SISTEM PERSAMAAN LINEAR Pokok Bahasan : Sistem persamaan linier Sub Pokok Bahasan : Sistem persamaan linier Eliminasi Gauss Eliminasi Gauss Jordan Penyelesaian SPL dengan invers SISTEM PERSAMAAN LINEAR Tujuan : Menyelesaikan

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS ALJABAR LINIER DAN MATRIKS MATRIKS (DETERMINAN, INVERS, TRANSPOSE) Macam Matriks Matriks Nol (0) Matriks yang semua entrinya nol. Ex: Matriks Identitas (I) Matriks persegi dengan entri pada diagonal utamanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang

Lebih terperinci

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

8 MATRIKS DAN DETERMINAN 8 MATRIKS DAN DETERMINAN Matriks merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem persamaan linear. Oleh karenanya aljabar matriks sering juga disebut dengan aljabar linear. Matriks dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

Part II SPL Homogen Matriks

Part II SPL Homogen Matriks Part II SPL Homogen Matriks SPL Homogen Bentuk Umum SPL homogen dalam m persamaan dan n variabel x 1, x 2,, x n : a 11 x 1 + a 12 x 2 + + a 1n x n = 0 a 21 x 1 + a 22 x 2 + + a 2n x n = 0 a m1 x 1 + a

Lebih terperinci

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7 Aljabar Linier Elementer Kuliah 7 Materi Kuliah Ekspansi kofaktor Aturan Cramer 2 2.4 Espansi Kofaktor; Aturan Cramer Definisi: Jika A adalah matriks bujur sangkar, maka minor dari entri a ij dinyatakan

Lebih terperinci

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66 MATRIKS Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, 2012 1 / 66 Topik Bahasan 1 Matriks 2 Operasi Matriks 3 Determinan matriks 4 Matriks Invers 5 Operasi

Lebih terperinci

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015 Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015 Dadang Amir Hamzah (STT) Matematika Teknik I Semester 3, 2015 1 / 33 Outline 1 Matriks Dadang

Lebih terperinci

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : Persamaan Linear Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : a x + a y = b Persamaan jenis ini disebut sebuah persamaan linear dalam peubah x dan y. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Teori matriks merupakan salah satu cabang ilmu aljabar linier yang menjadi pembahasan penting dalam ilmu matematika. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, aplikasi

Lebih terperinci

Modul Praktikum. Aljabar Linier. Disusun oleh: Machudor Yusman IR., M.Kom. Ucapan Terimakasih:

Modul Praktikum. Aljabar Linier. Disusun oleh: Machudor Yusman IR., M.Kom. Ucapan Terimakasih: Modul Praktikum Aljabar Linier Disusun oleh: Machudor Yusman IR., M.Kom. Ucapan Terimakasih: David Abror Gabriela Minang Sari Hanan Risnawati Ichwan Almaza Nuha Hanifah Riza Anggraini Saiful Anwar Tri

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu

BAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu BAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu pengetahuan. Di bidang ilmu ukur, diperlukan untuk mencari titik potong dua garis dalam satu bidang. Di bidang

Lebih terperinci

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI 214 MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI Astri Fitria Nur ani Aljabar Linear 1 1/1/214 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I MATRIKS DAN SISTEM PERSAMAAN A. Pendahuluan... 1 B. Aljabar

Lebih terperinci

MATRIKS VEKTOR DETERMINAN SISTEM LINEAR ALJABAR LINEAR

MATRIKS VEKTOR DETERMINAN SISTEM LINEAR ALJABAR LINEAR MATRIKS VEKTOR DETERMINAN SISTEM LINEAR ALJABAR LINEAR 7.1 Matriks DEFINISI Susunan bilangan (fungsi) berbentuk persegi panjang yang ditutup dengan tanda kurung. Bilangan (fungsi) disebut entri-entri matriks.

Lebih terperinci

M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL TO N I BAKHTIAR I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR 2 0 1 2 Kesetimbangan Dua Pasar Permintaan kopi bergantung tidak hanya pada harganya tetapi juga pada harga

Lebih terperinci

Matematika Teknik DETERMINAN

Matematika Teknik DETERMINAN DETERMINN da satu cara lagi dalam menentukan solusi SPL dengan bekerja pada matriks koefisiennya. Cara berikut hanya akan berlaku untuk matriks koefiien berupa matriks bujursangkar atau SPL mempunyai banyak

Lebih terperinci

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3 11 II. M A T R I K S Untuk mencari pemecahan sistem persamaan linier dapat digunakan beberapa cara. Salah satu yang paling mudah adalah dengan menggunakan matriks. Dalam matematika istilah matriks digunakan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT Pertemuan Ke SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST,MT Pendahuluan Suatu sistem persamaan linier (atau himpunan persaman linier simultan) adalah satu set persamaan dari sejumlah unsur yang tak diketahui

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR Bentuk umum persamaan linear dengan n peubah diberikan sebagai berikut : a1 x1 + a2 x2 +... + an xn = b ; a 1, a 2,..., a n R merupakan koefisien dari persamaaan dan x 1,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: = BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks Definisi 2.1 (Lipschutz, 2006): Matriks adalah susunan segiempat dari skalarskalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: Setiap skalar yang terdapat dalam

Lebih terperinci

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom. Page- MATRIKS Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom. Notasi: Matriks dinyatakan dengan huruf besar, dan elemen elemennya

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SISTEM PERSAMAAN LINEAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 1 Dr. Abdul Wahid Surhim POKOK BAHASAN 1.1 Pengantar Sistem Persamaan Linear (SPL) 1.2 Eliminasi GAUSS-JORDAN 1.3 Matriks dan operasi matriks 1.4 Aritmatika Matriks, Matriks

Lebih terperinci

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Matematika Teknik INVERS MATRIKS INVERS MATRIKS Dalam menentukan solusi suatu SPL selama ini kita dihadapkan kepada bentuk matriks diperbesar dari SPL. Cara lain yang akan dikenalkan disini adalah dengan melakukan OBE pada matriks koefisien

Lebih terperinci

Determinan. Untuk menghitung determinan ordo n terlebih dahulu diberikan cara menghitung determinan ordo 2

Determinan. Untuk menghitung determinan ordo n terlebih dahulu diberikan cara menghitung determinan ordo 2 Determinan Determinan Setiap matriks bujur sangkar A yang berukuran (nxn) dapat dikaitkan dengan suatu skalar yang disebut determinan matriks tersebut dan ditulis dengan det(a) atau A. Untuk menghitung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Linier Sistem Persamaan dengan m persamaan dan n bilangan tak diketahui ditulis dengan : Dimana x 1, x 2, x n : bilangan tak diketahui a,b : konstanta Jika SPL

Lebih terperinci

Dalam bentuk SPL masalah ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dalam bentuk SPL masalah ini dapat dinyatakan sebagai berikut: SISTEM PERSAMAAN LINIER Persamaan linier adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat fungsi eksponensial, trigonometri, logaritma serta tidak melibatkan suatu hasil kali peubah atau akar peubah atau

Lebih terperinci

dimana a 1, a 2,, a n dan b adalah konstantakonstanta

dimana a 1, a 2,, a n dan b adalah konstantakonstanta Persamaan linear adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri (seperti sin, cos, dll.), perkalian, pembagian dengan peubah lain atau dirinya sendiri. Secara umum persamaan

Lebih terperinci

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks 1 Jika A adl matriks nxn yg invertible, untuk setiap matriks b dgn ukuran nx1, maka sistem persamaan linier Ax = b mempunyai tepat 1 penyelesaian, yaitu x = A -1 b

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

MATRIKS DAN OPERASINYA. Nurdinintya Athari (NDT)

MATRIKS DAN OPERASINYA. Nurdinintya Athari (NDT) MATRIKS DAN OPERASINYA Nurdinintya Athari (NDT) MATRIKS DAN OPERASINYA Sub Pokok Bahasan Matriks dan Jenisnya Operasi Matriks Operasi Baris Elementer Matriks Invers (Balikan) Beberapa Aplikasi Matriks

Lebih terperinci

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 = NAMA : KELAS : 1 2 MATRIKS Matriks adalah susunan berbeda dalam bentuk persegi panjang yang diatur pada baris dan kolom. NOTASI MATRIKS DAN ORDO MATRIKS Notasi matriks biasanya dituliskan dalam huruf kapital

Lebih terperinci

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd Qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

Lebih terperinci

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel. 1. Persamaan Linier 5. PERSAMAAN LINIER Persamaan linier adalah suatu persamaan yang variabel-variabelnya berpangkat satu. Disamping persamaan linier ada juga persamaan non linier. Contoh : a) 2x + 3y

Lebih terperinci

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV Norma Puspita, ST MT Matriks Matriks adlah susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk persegi panjang Matriks dinotasikan

Lebih terperinci

Course of Calculus MATRIKS. Oleh : Hanung N. Prasetyo. Information system Departement Telkom Politechnic Bandung

Course of Calculus MATRIKS. Oleh : Hanung N. Prasetyo. Information system Departement Telkom Politechnic Bandung Course of Calculus MATRIKS Oleh : Hanung N. Prasetyo Information system Departement Telkom Politechnic Bandung Matriks dan vektor merupakan pengembangan dari sistem persamaan Linier. Matriks dapat digunakan

Lebih terperinci

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Setijo Bismo

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 467 Teknik Numerik Sistem Linear Trihastuti Agustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF 2 3 CONTOH 4 SIMPULAN

Lebih terperinci

DIKTAT MATEMATIKA II

DIKTAT MATEMATIKA II DIKTAT MATEMATIKA II (MATRIK) Drs. A. NABABAN PURNAWAN, S.Pd.,M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2004 MATRIKS I. PENGERTIAN

Lebih terperinci

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2 Aljabar Linier Elementer Kuliah 1 dan 2 1.3 Matriks dan Operasi-operasi pada Matriks Definisi: Matriks adalah susunan bilangan dalam empat persegi panjang. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut disebut

Lebih terperinci

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3 MATRIKS a. Konsep Matriks Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegipanjang dan diletakkan di dalam kurung biasa ( ) atau

Lebih terperinci

MATRIKS. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

MATRIKS. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS MATRIKS Slide : Tri Harsono PENS - ITS 1 Sifat Matriks Perkalian dua matriks tidak komutatif Perkalian dua matriks bersifat assosiatif dan distributif tidak komutatif AB BA (AB)C = A(BC) A(B+C) = AB +

Lebih terperinci

BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER 10.1 Definisi Persamaan linier adalah persamaan aljabar yang terdiri dari satu atau lebih peubah dan masing-masing peubah mempunyai derajad satu. Sebagai contoh persamaan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

Matriks Jawab:

Matriks Jawab: Matriks A. Operasi Matriks 1) Penjumlahan Matriks Jika A dan B adalah sembarang Matriks yang berordo sama, maka penjumlahan Matriks A dengan Matriks B adalah Matriks yang diperoleh dengan cara menjumlahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini dibicarakan mengenai matriks yang berbentuk bujur sangkar dengan beberapa definisi, teorema, sifat-sifat dan contoh sesuai dengan matriks tertentu yang dibicarakan yang

Lebih terperinci

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR MUHG3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN Determinan Matriks Determinan Matriks Sub Pokok Bahasan Permutasi dan Determinan Matriks Determinan dengan OBE Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Beberapa Aplikasi

Lebih terperinci

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 3) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 3) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 3) A. Pendahuluan Salah satu kajian matematika sekolah menengah yang memiliki banyak aplikasinya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi MATRIKS CONTOH SOAL A. MATRIKS SATUAN (MATRIKS IDENTITAS)

MATEMATIKA. Sesi MATRIKS CONTOH SOAL A. MATRIKS SATUAN (MATRIKS IDENTITAS) MATEMATIKA KELAS XII - KURIKULUM GABUNGAN 10 Sesi N MATRIKS A. MATRIKS SATUAN (MATRIKS IDENTITAS) Masih ingat angka 1 kan, setiap bilangan yang dikali satu apakah berubah? Tentunya tidak. Matriks satuan

Lebih terperinci

MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR

MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR 4.. Pendahuluan. Sistem Persamaan Linear merupakan salah satu topik penting dalam Aljabar Linear. Sistem Persamaan Linear sering dijumpai dalam semua bidang penyelidikan

Lebih terperinci

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 ) MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat dari suatu unsur-unsur pada beberapa sistem aljabar. Unsur-unsur tersebut bisa berupa bilangan dan juga suatu peubah.

Lebih terperinci

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3. MATRIKS Pokok Bahasan Matriks definisi Notasi matriks Matriks yang sama Panambahan dan pengurangan matriks Perkalian matriks Transpos suatu matriks Matriks khusus Determinan suatu matriks bujursangkar

Lebih terperinci

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama. MATRIKS Matriks adalah susunan berbeda dalam bentuk persegi panjang yang diatur pada baris dan kolom. NOTASI MATRIKS DAN ORDO MATRIKS Notasi matriks biasanya dituliskan dalam huruf kapital (huruf besar)

Lebih terperinci

a11 a12 x1 b1 Lanjutan Mencari Matriks Balikan dengan OBE

a11 a12 x1 b1 Lanjutan Mencari Matriks Balikan dengan OBE a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Lanjutan Mencari Matriks Balikan dengan OBE a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Untuk DIPERHATIKAN! a A c Untuk mencari Matriks INVERS ordo 2, rumus: 1 1 d b A a d b c c a b

Lebih terperinci

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j. MATRIKS A. Definisi Matriks 1. Definisi Matriks dan Ordo Matriks Matriks adalah susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda kurung. Jika suatu matriks tersusun

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) 1 MATERI ALJABAR LINIER VEKTOR DALAM R1, R2 DAN R3 ALJABAR VEKTOR SISTEM PERSAMAAN LINIER MATRIKS, DETERMINAN DAN ALJABAR MATRIKS, INVERS MATRIKS

Lebih terperinci

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER 4.1 PERSAMAAN LINIER Misalnya x 2 Matematika analitik membicarakan ilmu ukur secara aljabar. Garis lurus pada bidang x 1 dan x 2 dapat dinyatakan sebagai persamaan a 1 x

Lebih terperinci

02-Pemecahan Persamaan Linier (1)

02-Pemecahan Persamaan Linier (1) -Pemecahan Persamaan Linier () Dosen: Anny Yuniarti, M.Comp.Sc Gasal - Anny Agenda Bagian : Vektor dan Persamaan Linier Bagian : Teori Dasar Eliminasi Bagian 3: Eliminasi Menggunakan Matriks Bagian 4:

Lebih terperinci

Pertemuan 14. persamaan linier NON HOMOGEN

Pertemuan 14. persamaan linier NON HOMOGEN Pertemuan 14 persamaan linier NON HOMOGEN 10 Metode GAUSS Aljabar Linier Hastha 2016 10.2.2 METODE ELIMINASI GAUSS Apabila [A][X]=[B] maka dengan menyusun matriks baru yaitu matriks [A.B] akan didapat

Lebih terperinci

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1 6- Operasi Matriks Contoh 6-1 : Budi diminta tolong oleh ibunya untuk membeli 2 kg gula dan 1 kg kopi. Dengan uang Rp. 10.000,- Budi mendapatkan uang kembali Rp. 3.000,-. Dihari yang lain, Budi membeli

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT304. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Matriks dan Operasinya. 1. Pengertian Matriks

SILABUS MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT304. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Matriks dan Operasinya. 1. Pengertian Matriks JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN MATEMATIKA MINGGU KE SILABUS MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT304 POKOK & SUB POKOK TUJUAN INSTRUKSIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS : BAB I MATRIKS DEFINISI : Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun/dijajarkan berbentuk persegi panjang (menurut baris dan kolom). Skalar-skalar itu disebut elemen matriks.

Lebih terperinci

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3 Matriks A. Matriks Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan di dalam kurung

Lebih terperinci

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

MATRIKS Nuryanto, ST., MT. MateMatika ekonomi MATRIKS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat : 1. Pengertian matriks 2. Operasi matriks 3. Jenis matriks 4. Determinan 5. Matriks invers 6.

Lebih terperinci

TE 1467 Teknik Numerik Sistem Linear

TE 1467 Teknik Numerik Sistem Linear TE 67 Teknik Numerik Sistem Linear Trihastuti gustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI ONTOH SIMPULN

Lebih terperinci

MATRIK dan RUANG VEKTOR

MATRIK dan RUANG VEKTOR MATRIK dan RUANG VEKTOR A. Matrik. Pendahuluan Sebuah matrik didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari bilangan bilangan yang diatur dalam baris dan kolom. Matrik ditulis sebagai berikut: a a

Lebih terperinci

Aljabar Matriks. Aljabar Matriks

Aljabar Matriks. Aljabar Matriks Aljabar Matriks No No Unit Unit Kompetensi 1 Menerapkan keamanan web dinamis 2 Membuat halaman web dinamis dasar 3 Membuat halaman web dinamis lanjut 4 Menerapkan web hosting 5 Menerapkan konten web memenuhi

Lebih terperinci

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1 Aljabar Linier Lanjut Kuliah 1 Materi Kuliah (Review) Multiset Matriks Polinomial Relasi Ekivalensi Kardinal Aritmatika 23/8/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 2 Multiset Definisi Misalkan S himpunan

Lebih terperinci

Matriks. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar

Matriks. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar Bab 1 Matriks Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama, sikap kritis dan cermat

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SISTEM PERSAMAAN LINEAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR Persamaan Linear Pengertian Persamaan linear adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum sebagai berikut. + + + Di mana:,,,, dan adalah konstanta-konstanta riil.,,,, adalah bilangan

Lebih terperinci

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom. Bab MATRIKS DAN OPERASINYA Memahami matriks dan operasinya merupakan langkah awal dalam memahami buku ini. Beberapa masalah real dapat direpresentasikan dalam bentuk matriks. Masalah tersebut antara lain

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut, disebut ordo matriks

Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut, disebut ordo matriks MATRIKS DEFINISI Matriks adalah susunan bilangan real atau bilangan kompleks (atau elemen-elemen) yang disusun dalam baris dan kolom sehinggga membentuk jajaran persegi panjang. Matriks memiliki m baris

Lebih terperinci

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik Harry Octavianus Purba (13514050) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian

Lebih terperinci

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS BAB. DETERMINAN MATRIKS DETERMINAN MATRIKS . Definisi DETERMINAN Determinan : produk (hasil kali) bertanda dari unsur-unsur matriks sedemikian hingga berasal dari baris dan kolom yang berbeda, kemudian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai konsep dasar tentang matriks meliputi definisi matriks, jenis-jenis matriks, operasi matriks, determinan, kofaktor, invers suatu matriks, serta

Lebih terperinci

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Agustus 2015 MZI (FIF Tel-U) Matriks -

Lebih terperinci

Kumpulan Soal,,,,,!!!

Kumpulan Soal,,,,,!!! Kumpulan Soal,,,,,!!! Materi: Matriks & Ruang Vektor 1. BEBAS LINEAR S 3. BASIS DAN DIMENSI O A L 2. KOMBINASI LINEAR NeXt FITRIYANTI NAKUL Page 1 1. BEBAS LINEAR Cakupan materi ini mengkaji tentang himpunan

Lebih terperinci

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse Matriks Tujuan Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse Pengertian Matriks Adalah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam

Lebih terperinci

BAB 3 : INVERS MATRIKS

BAB 3 : INVERS MATRIKS BAB 3 : INVERS MATRIKS PEMBAGIAN MATRIKS DAN INVERS MATRIKS Pada aljabar biasa, bila terdapat hubungan antara 2 besaran a dengan x sedemikian sehingga ax1, maka dikatakan x adalah kebalikan dari a dan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan. i Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan. Modul ajar ini dimaksudkan untuk membantu penyelenggaraan kuliah jarak

Lebih terperinci

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar BAB II MATRIKS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan dapat: 1. menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR ELEMENTER

ALJABAR LINEAR ELEMENTER BAHAN AJAR ALJABAR LINEAR ELEMENTER Disusun oleh : Indah Emilia Wijayanti Al. Sutjijana Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Desember, 22 ii Daftar Isi Sistem Persamaan Linear dan Matriks.

Lebih terperinci

Bab 7 Sistem Pesamaan Linier. Oleh : Devie Rosa Anamisa

Bab 7 Sistem Pesamaan Linier. Oleh : Devie Rosa Anamisa Bab 7 Sistem Pesamaan Linier Oleh : Devie Rosa Anamisa Pendahuluan Bentuk umum dari aljabar linier sebagai berikut: a11x1 + a12a 12X2 +... + a1na 1nXn = b1b a21x1 + a22a 22X2 +... + a2na 2nXn = b2b...............

Lebih terperinci

MATRIKS. Matematika. FTP UB Mas ud Effendi. Matematika

MATRIKS. Matematika. FTP UB Mas ud Effendi. Matematika MATRIKS FTP UB Mas ud Effendi Pokok Bahasan Transpos suatu matriks Matriks khusus Determinan suatu matriks bujursangkar Invers suatu matriks bujursangkar Penyelesaian set persamaan linier Nilai-eigen dan

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Matriks, part 2

Pertemuan 2 Matriks, part 2 Pertemuan 2 Matriks, part 2 Beberapa Jenis Matriks Khusus 1. Matriks Bujur Sangkar Suatu matriks dengan banyak baris = banyak kolom = n disebut matriks bujur sangkar berukuran n (berordo n). Barisan elemen

Lebih terperinci

TUGAS MANDIRI MATRIKS. Mata Kuliah : Matematika ekonomi

TUGAS MANDIRI MATRIKS. Mata Kuliah : Matematika ekonomi TUGAS MANDIRI MATRIKS Mata Kuliah : Matematika ekonomi NamaMahasiswa : Suriani NIM : 140610098 Kode Kelas Dosen : 141-MA112-M6 : NeniMarlinaPurbaS.Pd UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Linier dan Matriks

Sistem Persamaan Linier dan Matriks Sistem Persamaan Linier dan Matriks 1.1 Pendahuluan linier: Sebuah garis pada bidang- dapat dinyatakan secara aljabar dengan sebuah persamaan Sebuah persamaan jenis ini disebut persamaan linier dalam dua

Lebih terperinci

Vektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor

Vektor. Vektor. 1. Pengertian Vektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi Artikel Aljabar Vektor dan Matriks Oleh : Zie_Zie Vektor Vektor 1. Pengertian Vektor a. Definisi Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai (besar) dan arah. Contohnya

Lebih terperinci

MATRIKS. Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu sekolah Tabel Jumlah Siswa Kelas Laki-laki Wanita

MATRIKS. Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu sekolah Tabel Jumlah Siswa Kelas Laki-laki Wanita MATRIKS A. Pengertian Matriks. Pengertian Matriks dan Ordo Matriks Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu sekolah Tabel Jumlah Siswa Kelas Laki-laki Wanita Ι ΙΙ ΙΙΙ Dari tabel di atas,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah : Matematika Diskrit 2 Kode / SKS : IT02 / 3 SKS Program Studi : Sistem Komputer Fakultas : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi. Pendahuluan 2. Vektor.. Pengantar mata kuliah aljabar linier.

Lebih terperinci

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5 Aljabar Linear & Matriks Pert. 5 Evangs Mailoa Pengantar Determinan Menurut teorema 1.4.3, matriks 2 x 2 dapat dibalik jika ad bc 0. Pernyataan ad bc disebut sebagai determinan (determinant) dari matriks

Lebih terperinci

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 1 Matriks dan Operasinya MATRIKS DAN OPERASINYA Sub Pokok Bahasan Matriks Jenis-jenis Matriks Operasi Matriks Operasi Baris Elementer Matriks Invers (Balikan)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Matriks 1. Pengertian Matriks Definisi II.A.1 Matriks didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari bilangan-bilangan yang diatur dalam baris dan kolom. Contoh II.A.1: 9 5

Lebih terperinci

MATRIKS Matematika Industri I

MATRIKS Matematika Industri I MATRIKS TIP FTP UB Mas ud Effendi Pokok Bahasan Matriks definisi Notasi matriks Matriks yang sama Panambahan dan pengurangan matriks Perkalian matriks Transpos suatu matriks Matriks khusus Determinan suatu

Lebih terperinci