BAB X MATRIK DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER SIMULTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB X MATRIK DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER SIMULTAN"

Transkripsi

1 1 BAB X MATRIK DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER SIMULTAN Pembahasan berikut ini akan meninjau salah satu implementasi operasi matrik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier simultan. Selain menggunakan invers matrik, terdapat beberapa metoda yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dengan memanfaatkan perhitungan matrik, yaitu eliminasi Gauss, eliminasi Gauss-Jordan, Jacobi, dan Gauss-Seidel Metoda Eliminasi Gauss Untuk memahami metoda eliminasi Gauss dalam menyelesaikan sistem persamaan linier simultan akan dijelaskan melalui contoh berikut ini. Jika diketahui dua buah persamaan dengan dua variabel yang tidak diketahui, yaitu sebagai berikut: 2X + 3Y = 7 (1) 3X + 5Y = 11 (2) Harga variabel X dan Y pada kedua persamaan di atas dapat dihitung atau ditemukan dengan cara sebagai berikut. Mula-mula kita harus mengeliminasi salah satu variabel dalam persamaan, misal X. Untuk mengeliminasi variabel X dari persamaan (2) dapat dilakukan dengan cara membagi persamaan (1) dengan 2, sehingga persamaan (1) akan menjadi sebagai berikut: 2X + 3Y = 7 (1) (2X + 3Y = 7) / 2 X + 3/2Y = 7/2. (3) Hasil yang diperoleh pada persamaan (3) tersebut nantinya akan digunakan untuk mengurangi pada persamaan (2). Karena koefisien variabel X dalam (2) adalah 2, maka sebelum digunakan untuk mengurangi, maka persamaan (3) perlu dikalikan 3 terlebih dahulu. Hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: X + 3/2Y = 7/2. (3)

2 2 3(X + 3/2Y = 7/2) 3X + 9/2Y = 21/2 (4) Hasil pada persamaan (4) kemudian akan digunakan untuk mengurangi pada persamaan (2), sehingga akan diperoleh hasil sebagai berikut: 3X + 5Y = 7/2 (2) 3X + 9/2Y = 21/2. (4) ½Y = ½. (5) Untuk menentukan harga Y, maka persamaan (5) harus dikalikan dengan 2, sehingga akan menjadi sebagai berikut: ½Y = ½.. (5) 2(½Y = ½) Y = 1 (6) Dari perhitungan di atas, maka harga variabel Y adalah 1. Selanjutnya untuk menghitung harga variabel X, maka subsitusikan harga Y tersebut ke dalam persamaan (1), sehingga akan diperoleh hasil sebagai berikut: 2X + 3Y = 7. (1) 2X + 3x1 = 7 2X + 3 = 7 2X = 4 X = 2 (7) Berdasarkan hasil-hasil perhitungan yang ditujukkan pada persamaan (6) dan (7), maka harga penyelesaian pada sistem persamaan linier di atas adalah Y=1, dan X=2. Sekarang kita akan meninjau teknik eliminasi Gauss untuk menyelesaikan sistem persamaan linier simultan. Secara umum sistem persamaan linier dapat dinotasikan sebagai berikut ini: A 11 X 1 + A 12 X A 1N X N = B 1 A 21 X 1 + A 22 X A 2N X N = B 2 A 31 X 1 + A 32 X A 3N X N = B A N1 X 1 + A N2 X A NN X N = B N

3 3 Sistem perasamaan tersebut dapat diubah ke dalam persamaan notasi matrik sebagai berikut: AX = B. (8) Dimana A, X, dan B merupakan matrik yang masing-masing mempunyai entri sebagai berikut: A NXN = A 11 A 12.. A 1N X NX1 = X 1 BBNXN = B 1 A 21 A 22.. A 2N X 2 BB2 A 31 A 32.. A 3N X 3 BB A N1 A N2.. A NN X N BBN Notasi dalam persamaan (8), dapat dituliskan menjadi persamaan notasi matrik yang diperbesar (augmented matrik), yaitu sebagai berikut: A 11 A 12 A 1N B 1 A 21 A 22 A 2N B 2 A 31 A 32 A 3N B A N1 A N2 A NN B N Dan selanjutnya matrik X merupakan matrik yang akan dicari dengan metoda eliminasi Gauss. Secara garis besar, penyelesaian sistem persamaan linier simultan dengan metoda eliminasi Gauss adalah terdiri dari dua tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Eliminasi maju, yaitu dimulai dari baris paling atas dan kemudian menurun, membagi setiap elemen baris dengan elemen diagonal yang disebut pivot, sehingga diperoleh harga 1 pada elemen diagonalnya. Kemudian kurangkan hasil perkalian suatu baris pada masing-masing baris dibawahnya sehingga diperoleh harga 0 pada kolom dibawah elemen pivot. 2. Subsitusi mundur, kurangkan harga hasil perkalian pada baris-baris yang lebih rendah sehingga semua elemen mempunyai harga 0 (nol) kecuali pada diagonal utama yang mempunyai harga 1 dan pada kolom paling kanan.

4 4 Setelah kedua tahap tersebut dilaksanakan, maka hasil penyelesaiannya dapat dilihat pada kolom paling kanan yaitu: X NX1 = X 1 X 2 X 3.. X N Untuk memperjeles proses dalam metoda eliminasi Gauss, contoh sistem persamaan di atas akan diselesaikan dengan metoda eliminasi Gauss. Sistem persamaan tersebut akan dituliskan kembali, yaitu: 2X + 3Y = 7 (1) 3X + 5Y = 11 (2) Sistem persamaan tersebut dapat diubah ke dalam notasi matrik sebagai berikut ini: AX = B Berdasarkan sistem persamaan tersebut, maka A, X, dan B adalah matrik-matrik yang mempunyai entri sebagai berikut: A 2X2 = 2 3 B 2X1 = 7 X 2X1 = X X 2 Dalam contoh di sini, harga N adalah 2. Selanjutnya berdasarkan notasi pada matrik yang diperbesar akan diselesaikan sesuai dengan tahapan penyelesaian dalam metoda eliminasi Gauss. Elemen bertanda kotak dimaksudkan sebagai elemen pivot pada setiap langkah perhitungan. Untuk membedakan operasi arimatika dalam perhitungan, maka operasi perkalian akan dinotasikan dengan simbol khusus yaitu %. Sedangkan nomor baris dalam matrik yang diperbesar akan dinotasikan dengan simbol R. sebagai contoh, simbol R1 digunakan untuk menyatakan baris ke-1, R2 untuk baris ke-2, R3 untuk menyatakan baris ke-3, dan seterusnya. Selain itu, untuk menyatakan kolom tertentu dalam matrik akan digunakan simbol C.

5 5 Berdasarkan notasi matrik diperbesar di atas, maka proses perhitungan untuk penyelesaian sistem persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut ini: 1. Langkah ke-1, baris ke-1 dibagi dengan 2 3 / 2 7 / 2 R1% Langkah ke-2, baris ke-2 dikurangi dengan 3 kali baris ke-1 R2-3 x R1 1 3 / 2 7 / / 2 ½ 3. Langkah ke-3, baris ke-2 dibagi dengan ½ 3 / 2 R2%½ Langkah ke-4, baris ke-1 dikurangi dengan 3 / 2 kali baris ke-2 7 / 2 R- 3 / 2 x R Pada akhir langkah ke-4 semua elemen matrik telah mempunyai harga 0 (nol) kecuali pada diagonal utama yang mempunyai harga 1 dan pada kolom paling kanan, seningga proses telah selesai. Hasil penyelesaian sistem persamaan linier adalah ditunjukan pada kolom paling kanan, yaitu X=2 dan Y=1. Perhitungan pada langkah ke-1 hingga langkah ke-3 adalah memperlihatkan tahap eliminasi maju. Sedangkan langkah ke-4 adalah subsitusi mundur. Berdasarkan proses perhitungan di atas, selanjutnya dapat dikembangkan solusi dalam bentuk algoritma prosedurnya. Untuk menuliskan algoritma prosedur yang dimaksud, di sini akan digunakan dua variabel bantu yaitu N dan M. Variabel N adalah menyatakan indeks terbesar pada elemen matrik A. Sedangkan variabel M menyatakan indeks terbesar pada elemen matrik yang diperbesar yang mempunyai harga M=N+1. Selain itu, variabel I, J, dan K digunakan untuk menyatakan subskrip pada larik dan sekaligus berfungsi sebagai variabel pencacah untuk kendali pada proses perulangan. Dengan asumsi bahwa semua entri pada matrik yang diperbesar telah diketahui, maka algoritma prosedur penyelesaian sistem persamaan linier simultan dengan metoda eliminasi Gauss

6 6 adalah dituliskan di bawah ini. Sedangkan Gambar 10.1 adalah menunjukan flowchart prosedurnya. Algoritma prosedur yang dituliskan di sini akan memberikan hasil sebagai berikut: X X X N Dalam matrik hasil tersebut harga-harga penyelesaian yang dicari untuk sistem persamaan linier simultan adalah ditunjukkan pada kolom paling kanan yaitu dalam variabel X 1, X 2, X 3, dan seterusnya hingga X N dimana N adalah sesuai dengan banyaknya persamaan. Dari matrik yang diperbesar dengan entri A[I,J]. N menyatakan indeks terbesar pada matrik A dan M=N+1. A[K,M] dan A[K,I] adalah harga-harga penyelesaian untuk sistem persamaan linier simultan. 1. Mulai 2. Proses berulang langkah-3 s/d langkah-4 untuk eliminasi maju FOR I = 1 TO N 3. Proses berulang untuk membagi setiap elemen dalam baris dengan pivot FOR J = I TO M Hitung A[I,J] = A[I,J] / A[I,I] 4. Proses berulang untuk mengurangkan hasil perkalian suatu baris pada setiap baris di bawahnya FOR K = I + 1 TO N Hitung A[K,J] = A[K,J] - A[K,J] x A[I,J] 5. Proses berulang untuk subsitusi mundur FOR I = N DOWN TO 2 Hitung secara berulang FOR K = 1 TO I-1 A[K,M] = A[K,M] - A[K,I] x A[I,M]

7 7 6. Cetak hasil 7. Selesai A[K,I] = 0 Beberapa variasi dapat dilakukan pada metoda eliminasi Gauss. Setiap entri pada baris dapat dibagi dengan elemen pivot setelah tahap eliminasi maju, selama proses eliminasi maju berlangsung, atau bahkan setelah tahap subsitusi mundur selesai dijalankan. Variasi lain yang penting adalah dengan melakukan perputaran atau pivoting. Kesalahan yang terjadi akibat pembulatan angka, dapat diminimalkan dengan saling menukar antar baris dan kolom. Jika pertukaran dilakukan antar baris dan kolom sekaligus, maka disebut eliminasi dengan perputaran penuh atau full pivoting. Sedangkan jika pertukaran hanya dilakukan antar baris saja maka disebut sebagai eliminasi dengan perputaran sebagian atau partial pivoting. Proses pertukaran antar baris akan mengakibatkan suatu perubahan yang sederhana pada bentuk persamaan. Di lain pihak, suatu pertukaran antar kolom adalah sama dengan mengubah bentuk persamaan dalam sebagian kecil variabel-variabelnya. Karenanya, kita perlu menyimpan jejak kolom-kolom yang saling dipertukarkan tersebut untuk mengetahui pada bagian mana harga-harga variabel X 1, X 2,.. X N yang akan muncul pada kolom paling kanan. Jika pertukaran dilakukan antara kolom ke-i dan kolom ke-j, maka hasil X[I] dan X[J] juga harus saling ditukarkan tempatnya. Simbol digunakan untuk menyatakan pertukaran antar baris atau kolom. Sebagai contoh, jika baris ke-1 akan ditukarkan dengan baris ke-3 maka akan dituliskan dengan notasi sebagai berikut: R1 R3 Berikut ini akan diberikan contoh menyelesaikan sistem persamaan linier dengan menggunakan metoda eliminasi Gauss tanpa perputaran, dengan perputaran sebagian, dan dengan perputaran penuh. Sistem persamaan linier simultan yang akan diselesaikan adalah dari tiga persamaan, yaitu sebagai berikut ini: X1 + 3X2-2X3 = 7

8 8 4X1 - X2-3X3 = 10-5X1 + 2X2 + 3X3 = 7 Proses penyelesaian pada masing-masing variasi metoda eliminasi Gauss tersebut adalah dijelaskan seperti berikut ini. 1. Eliminasi Gauss tanpa perputaran Matrik yang diperbesar dalam sistem persamaan tersebut adalah sebagai berikut: Langkah ke-1: R2 4R R3 + 5R Langkah ke-2: R2% Langkah k3-3: R3 17R Langkah ke-4: R3% Langkah ke-5: R1+2R R Xr Langkah ke-6: R1-3R Pada akhir langkah ke-6 semua elemen matrik telah mempunyai harga 0 (nol) kecuali pada diagonal utama yang mempunyai harga 1 dan pada kolom paling kanan, sehingga proses telah selesai. Hasil penyelesaian sistem persamaan linier adalah ditunjukkan pada kolom paling kanan, yaitu X1 = , X2 = , dan X3 =

9 9 2. Eliminasi Gauss dengan perputaran sebagian Matrik yang diperbesar dalam sistem persaman tersebut adalah sebagai berikut: Langkah ke-1: R1 R Langkah ke-2: R1% Langkah ke-3: R2-4R Langkah ke-4: R2 R Langkah ke-5: R2% Langkah ke-6: R3-0.6R Langkah ke-7: R3% Langkah ke-8: R10.6R R R Langkah ke-8: R1+0.4R Pada akhir langkah ke-6 semua elemen matrik telah mempunyai harga 0 (nol) kecuali pada diagonal uatama yang mempunyai harga 1 dan pada kolom paling kanan, sehingga proses telah selesai. Hasil penyelesaian sistem persamaan linier adalah ditunjukkan pada kolom paling kanan, yaitu X1 = , X2 = , dan X3 =

10 10 3. Eliminasi Gauss dengan Perputaran penuh Matrik yang diperbesar dalam sistem persamaan tersebut adalah sebagai berikut: Langkah ke-1: R1 R Langkah ke-2: R1% Langkah ke-3: R2 4R R3-R Langkah ke-4: C2 C Langkah ke-5: R2% Langkah ke-6: R3+1.4R Langkah ke-7: R3% Langkah ke-8: R1+0.4R R R Langkah ke-9: R1+0.4R R1+0.6xR Perhatikan, pada langkah ke-4 dalam perhitungan di atas elemen-elemen pada kolom ke-2 ditukarkan dengan elemen-elemen pada kolom ke-3. hal ini akan

11 11 mengakibatkan pertukaran lokasi pada harga X2 dan X3. Jelasnya, pertukaran tersebut akan mengakibatkan pertukaran pada harga X2 dan X3, dimana X2 akan muncul pada baris ke-3 dan X3 pada baris ke-2. Oleh karenanya hasil akhir penyelesaian yang diperoleh pada masing-masing variabelnya juga menjadi berubah, yaitu X1 = , X2 = , X3 = Jika dihitung dengan cara subsitusi, maka hasil penyelesaianyang sebenarnya dari sistem persamaan linier simultan di atas adalah X1 = 1.5, X2 = 3.5, dan X3 = 2.5. Sebagaimana dapat kita lihat pada hasil perhitungan dengan tiga variasi metoda eliminasi Gauss di atas, setiap metoda telah memberikan hasil yang berbeda. Oleh karena itu kita akan dapat membandingkan tingkat akurasi setiap metoda tersebut berdasarkan hasil akhir penyelesaian yang diperoleh. Selisih atau kesalahan absolut untuk metoda eliminasi Gauss tanpa perputaran adalah , dengan perputaran sebaian adalah dan dengan perputaran penuh adalah Pada umumnya, penerapan operasi perputaran dalam metoda eliminasi Gauss akan dapat mengurangi tingkat kesalahan pada hasil perhitungannya. Dengan kalimat yang lain, operasi perputaran akan menghasilkan penyelesaian yang lebih akurat. Flowchart prosedur penyelesaian persamaan linier simultan dengan metode eliminasi Gauss ditunjukkan oleh Gambar 10.1.

12 12 Mulai Baca matrik yg diperbesar,n,m FOR I = 1 TO N FOR J = 1 TO N A[I,J] = A[I,J]/A[I,I] NEXT J FOR K = 1 TO N FOR J = 1 TO M A[k,J] = A[k,J]xA[I,J] NEXT J NEXT K NEXT I FOR I = NDOWNTO2 FOR K = I TO I-1 A[K,M]=A[K,M] A[K,I] x A[I,M], A[K,J] = 0 NEXT K NEXT I Cetak hasil Selesai Gambar 10.1: Flowchart prosedur penyelesaian sistem persamaan linier simultan dengan metoda eliminasi Gauss

13 Metoda Eliminasi Gauss-Jordan Metoda eliminasi Gauss-Jordan merupakan teknik lain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier simultan. Proses penyelesaian dalam metoda ini hampir sama dengan metoda eliminasi Gauss. Perbedaannya adalah bahwa dalam metoda eliminasi Gauss-Jordan elemen-elemen di atas pivot dieliminasi pada saat yang bersamaan sebagaimana dilakukan pada elemen-elemen di bawahnya. Dengan demikian, tahapan subsitusi mundur tidak diperlukan lagi dalam etoda eliminasi Gauss-Jordan. Karenanya langkah penyelesaiannya akan lebih singkat, jika dibandingkan dengan penyelesaian dalam metoda Gauss. Sebagaimana dalam eliminasi Gauss, operasi perputaran antar baris dan antar kolom atau perputaran antar kolom saja juga dapat diterapkan dalam metoda ini. Sekalipun demikian, metoda ini relatif kurang efisien dibandingkan dengan metoda eliminasi Gauss. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan operasi-operasi arimatika yang lebih banyak dalam langkah-langkah penyelesaiannya. Dengan asumsi bahwa semua elemen pada matrik yang diperbesar telah diketahui, maka algoritma prosedur penyelesaian sistem persamaan linier simultan dengan metoda eliminasi Gauss-Jordan dapat dituliskan sebagai berikut: Dari matrik yang diperbesar dengan entri A[I,J]. N menyatakan indeks terbesar pada matrik A dan M = N + 1. A[K,J] adalah harga-harga penyelesaian untuk sistem persamaan linier simultan. 1. Mulai 2. Proses berulang langkah-3 s/d langkah-4 FOR I = 1 TO N 3. Proses berulang untuk membagi masing-masing elemen dalam baris dengan pivot FOR J = I TO M Hitung A[I,J] = A[I,J]/A[I,I] 4. Proses berulang untuk mengurangkan hasil perkalian suatu baris pada setiap baris yang lain FOR K = 1 TO N

14 14 IF K <> I Hitung FOR J = I TO M A[K,J] = A[K,J] A[K,I] x A[I,J] 5. Cetak hasil 6. Selesai Algoritma prosedur eliminasi Gauss-Jordan di atas akan memberikan hasil yang sama dengan algoritma prosedur eliminasi Gauss tanpa perputaran. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diberikan contoh penerapannya. Jika sistem persamaan yang akan diselesaikan adalah sama dengan contoh sebelumnya, maka di bawah ini akan ditampilkan langkah-langkah penyelesaian dengan menggunakkan metoda eliminasi Gauss-Jordan. Pada bagian yang lebih dahulu adalah penyelesaian tanpa perputaran, sedangkan berikutnya merupakan variasi dengan perputaran sebagian. Selanjutnya, anda dipersilakan mencobanya jika menggunakan variasi penuh. 1. Eliminasi Gauss-Jordan tanpa perputaran Matrik yang diperbesar dalam sistem persamaan tersebut adalah sebagai berikut: Langkah ke-1: R3+R Langkah ke-2: R2% Langkah ke-3: R1-3R R3-17R Langkah ke-4: R3%

15 15 Langkah ke-5: R R R R Penyelesaian pada masing-masing variabel untuk sistem persamaan di atas dengan metoda eliminasi Gauss tanpa perputaran adalah X1 = , X2 = , dan X3 = Eliminasi Gauss-Jordan dengan perputaran sebagian Matrik yang diperbesar dalam sistem persamaan terbut adalah sebagai berikut: Langkah ke-1: R3 R Langkah ke-2: R1% Langkah ke-3: R2-4R R2-4R R3-1R Langkah ke-4: R2 R Langkah ke-5: R2% Langkah ke-6: R1+0.4R R3-0.6xR Langkah ke-7: R2%

16 16 Langkah ke-8: R R R xR Hasil penyelesaian yang diperoleh pada masing-masing variabel dengan menggunakan metoda eliminasi Gauss dengan perputaran sebagian adalah X1 = 1, X2 = , dan X3 = 2.5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan, bahwa Penggunaan operasi perputaran akan memberikan hasil yang lebih akurat pada penyelesaian sistem persamaan. Sebagai catatan tambahan, penting diperhatikan bahwa jika salah satu elemen diagonal matrik berharga 0 (nol), algoritma eliminasi Gauss dan eliminasi Gaussjordan akan mengalami kegagalan, yaitu sejak langkah ke-2 dimana elemen pivot membagi elemen-elemen baris. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan satu langkah pengecekkan harga 0 (nol) pada awal langkah ke-2. jika ditemeukan 0 (nol) pada elemen diagonal, kemudian dicek pada baris berikutnya untuk kolom yang sama. Penetapan pivot pada baris asli adalah dilakukan dengan menggunakan elemen pada kolom yang lain. Dan proses selanjutnya tetap mengikuti prosedur sebagaimana algoritma yang telah ditulis di atas. Flowchart prosedur penyelesaian sistem persamaan linier simultan dengan metoda eliminasi Gauss-Jordan adalah ditunjukkan pada Gambar 10.2.

17 17 Mulai Baca matrik yg diperbesar FOR I = 1 TO N FOR J = I TO M A[I,J] = A[I,J]/A[I,I] NEXT J FOR K = 1 TO M YA FOR J = I TO M K<>I TIDAK A[K,J] = A[K,J]-A[K,J]Xa[I,j] NEXT J NEXT K NEXT I Cetak hasil Selesai Gambar 10.2: Flowchart prosedur penyelesaian persamaan linier simultan dengan metoda eliminasi Gauss-Jordan Metoda Iterasi Jacobi metoda Jacobi sangat menguntungkan untuk diterapkan pada penyelesaian sistem persamaan linier simultan jika matrik koefisiennya memiliki banyak elemen 0 (n0l), atau lebih dikenal sebagai matrik jarang (sparse matrik). Metoda

18 18 ini melaksanakan proses pnyelesaian sistem persamaan secara iteratif, dan umumnya implementasi ke dalam program aplikasi komputer dapat dilakukan dengan mundah. Proses dalam metoda Jacobi dapat dijelaskan sebagai berikut. Mula-mula pada langkah pertama adalah menyelesaikan salah satu variabel pada masing-masing persamaan. Sebagai contoh, jika diketahui sistem persamaan dengan bentuk sebagai berikut: 5X 1 + X 2 + 3X 3 = 10 (1) X 1 + X 2 + 5X 3 = 8 (2) 2X 1 +4X 2 + X 3 = 11 (3) Bentuk persamaan-persamaan tersebut dapat ditranformasikan ke dalam bentuk sebagai berikut ini: X 1 = X X 3 (1) X 2 = X X 3 (2) X 3 = X X 2 (3) Kemudian kita membuat inisialisasi harga awal sembarang untuk masing-masing variabel. Dalam banyak kesempatan, sering ditetapkan harga 0 (nol) pada sema variabel, terutama jika tak ada harga awal yang lebih baik sebagai estimasi pada harga-harga sesungguhnya yang harus dicari. Selanjutnya harga-harga tersebut digunkan sebagai dasar bagi estimasi harga-harga variabel yang sebenarnya lebih baik. Prosedur ini dilakukan berulang-ulang hingga harga-harga variabel yang sebenarnya ditemukan. Harga penyelesaian akan ditemukan apabila harga kedua estimasi yang berururtan telah cukup rapat atau memiliki selisih yang sangat kecil. Kriteria yang menentukan telah ditemukanya harga penyelesaian adalah jika jumlah kuadrat selisih hasil hitungan lebih kecil dari batas yang ditentukan. Batas ketelitian yang digunakan biasanya adalah suatu harga yang sangat kecil hampir mendekati 0 (nol) yang sering disebut epsilon. Jika X I J menyatakan harga estimasi variabel X J pada iterasi ke-i, dan N adalah menyetakan cacah variabel yang akan diselesaikan, maka kita akan memperoleh harga-harga X 1, X 2, X N sebagai penyelesaian sistem persamaan jika:

19 19 N J = 1 I I 1 2 ( X J X J ) < EPSILON Dengan demikian, jika N menyatakan cacah variabel yang tidak diketahui dan X 1, X 2, X N adalah larik harga awal yang diinisialisasikan, dan F 1, F 2, F N menyatakan persamaan-persamaan yang akan digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan, maka algoritma di bawah ini akan menyelesaikan persamaan-persamaan berikut: X 1 = F 1 (X 2,X 3 X N ) X 2 = F 2 (X 1,X 3, X 4 X N ) X 3 = F 3 (X 1,X 3, X 4 X N ).... X N = F N (X 1,X 2 X N-1 ) Harga-harga pendekatan pada iterasi yang lebih akhir akan disimpan dalam vektor yang diberi nama BARU. Proses akan berhenti ketika jumlah kuadrat selisih dua hasil yang berurutan kurang dari harga EPSILON atau jika iterasi perulangan telah dilakukan 30 kali. Dengan batasan cacah iterasi sebanyak 30 tersebut, maka apabila sistem persamaan memang memiliki penyelesaian akan dapat ditemukan. Dari sistem persamaan yang telah ditransformasikan dalam bentuk: X[J] = F[J](X[1], X[2], X[J-1], X9[J+1], X[N]). N menyatakan indeks terbesar dalam sistem persamaan linier simultan. X[J] adalah harga-harga penyelesaian yang dicari untuk sistem persamaan linier simultan. 1. Mulai 2. Tentukan cacah maksimal iterasi untuk melaksanakan langkah-3 s/d 5 FOR I = 1 TO Proses berulang untuk menghitung harga-harga pendekatan baru FOR J = 1 TO N Hitung BARU[J] = F[J](X[1], X[2], X[J-1], X[J+1], X[N]). 4. Tes konvergensi hasil perhitungan JUMLAH = 0

20 20 FOR J = 1 TO N Hitung JUMLAH = JUMLAH+(BARU[J]-X[J]^2 Cek konvergensi IF JUMLAH < EPSILON Jika ya, cetak hasil perhitungan (BARU[1], BARU[2], BARU[N]) Selesai 5. Proses berulang untuk menentukan hraga-harga pendekatan baru FOR J = 1 TO N X[J] = BARU [J] 6. Cetak pesan bahwa konvergensi gagal/penyelesaian tidak ditemukan ( Penyelesaian tidak ditemukan dalam 30 iterasi, hasil hitungnya:, X[1],X[2], X[N]) 7. Selesai Flowchart prosedur untuk menyelesaikan sistem persamaan dengan metoda Jacobi adalah ditunjukkan pada Gambar Selanjutnya, Tabel 10.1 adalah menunjukkan contoh proses penyelesaian sistem persaman diatas, yaitu: X 1 = X X 3 (1) X 2 = X X 3 (2) X 3 = X X 2 (3) Harga awal yang digunakan untuk X 1, X 2, dan X 3 masing-masing adalah 0 (nol). Tingkat ketelitian yang digunakan adalah 4 (empat) digit di belakang koma atau 0,0001. Berdasarkan hasil perhitungsn dalam tabel tersebut, maka harga penyelesaian yang diperoleh adalah X 1 = , X 2 = , dan X 3 = Penyelesaian tersebut adalah ditemukan setelah 21 iterasi perulangan.

21 21 Tabel 10.1: Contoh penyelesaian sistem persamaan linier simultan secara iteratif dengan metoda Jacobi Iterasi Ke X1 X2 X

22 22 Mulai Baca sistem persamaan, N,ε FOR I = 1 TO 30 FOR J = 1 TO N BARU[J]=F[J](X1,X[2], X[J-1],X[J+1], X[N] NEXT J JUMLAH = 0 FOR J = 1 TO N JUMLAH = JUMLAH+(BARU[J]-X[J])^2 YA JUMLAH<ε TIDAK NEXT J Cetak Penyelesaian adalah:, BARU[1],BARU[2], BARU[N] FOR J = 1 TO N X[J]=BARU [J] NEXT J NEXT I Cetak Penyelesaian tidak ditemukan dalam 30 iterasi, hasil hitung:,x[1],x[2], X[N] mulai Gambar 10.3: Flowchart prosedur penyelesaian persamaan linier simultan secara iteratif dengan metoda Jacobi Metoda Iterasi Gauss-Seidel Metoda Gauss-Seidel merupakan modifikasi dari metoda Jacobi. Dalam metoda Jacobi harga-harga pendekatan baru pada iterasi berikutnya adalah selalu didasarkan pada harga-harga pendekatan sebelumnya yang baru saja dihitung.

23 23 Jika harga-harga pendekatan baru tersebut dihitung secara individual, maka metoda ini disebut metoda iterasi Gauss-Seidel. Metoda ini dijamin lebih berhasil jika koefisien pada variabel dalam masing-masing persamaan mempunyai magnitude lebih besar dari pada jumlah absolut harga koefisienkoefisien lain dalam persamaan. Kondisi semacam ini lebih menguntungkan untuk menyelesaikan sistem persamaan linier simultan dalam bidang teknik. Sebagaimana dalam metoda Jacobi, jika N adalah menyatakan cacah variabel yang tidak diketahui, X 1, X 2, X N adalah larik harga awal yang ditetapkan, F 1, F 2, F N menyatakan persamaan-persamaan yang akan digunkan untuk menyelesaikan sistem persamaan, maka algoritma prosedur metoda Gauss- Seidel dapat dituliskan seperti di bawah ini. Dari sistem persamaan yang telah diteransformasikan dalam bentuk: X[J]=F[J](X[1],X[2], X[J-1],X[J+1], X[N]) N menyatakan indeks terbesar dalam sistem persamaan linier simultan. EPSILON menyatakan batas ketelitian yang digunakan. 1. Mulai 2. Menentukan batas maksimal iterasi untuk melaksanakan langkah-3 s/d 4 Inisialisasikan JUMLAH = 0 Proses berulang FOR J = I TO J Hitung LAMA = X[J] X[J] = F[J](X[1], X[2], X[J-1], X[J+1], X[N]) 3. Tes konvergensi hasil perhitungkan IF JUMLAH <EPSILON Jika ya, cetak hasil ( Penyelesaianya adalah:,x[1],x[2], X[N] 4. Cetak pesan bahwa konvergensi gagal/penyelesaian tidak ditemukan ( Pernyelesaian tidak ditemukan dalam 30 iterasi, hasil hitungannya:, X[1],X[2], X[N]) 5. Selesai

24 24 Flowchart prosedur sistem persaman linier simultan dengan metoda Gauss- Seidel adalah ditunjukkan pada Gambar dan sebagai contoh penerapannya, Tabel 10.1 adalah menunjukkan proses perhitungan pendekatan pada harga-harga penyelesaian untuk sistem persamaan berikut: X X X 3 X X X 3 X X X 3 Mulai Baca sistem persamaan,n,ε FOR I = 1TO30 JUMLAH = 0 FOR J = 1TON LAMA = X[J] X[J]=F[J](X[1],X[2], X[J-1],X[J+1], X[N] JUMLAH = JUMLAH+(X[J]-LAMA)^2 Ya NEXT J Tidak JUMLAH<ε NEXT J Cetak penyelesaian adalah:, X[1],X[2],..x[n] Cetak penyelesaian tidak ditemukan dalam 30 iterasi, hasil hitung X[1],X[2],..x[n] Selesai Gambar 10.4: Flowchart prosedur penelesaian linier simultan secara iteratif dengan metoda Gauss-Seidel

25 25 Tabel 10.2: Contoh menyelesaikan sistem persamaan linier simultan secara iteratif dengan metoda Gauss-Seidel Iterasi Ke: X 1 X 2 X Dengan menggunakan harga awal untuk X 1, X 2, X 3 masing-masing adalah 0 (nol) dan dengan menggunakan tingkat ketelitian 4 digit desimal (=0.0001), maka sebagaimana terlihat dalam tabel tersebut, untuk menentukan harga-harga penyelesaian sistem persamaan linier simultan di atas, hanya diperlukan 6 iterasi perulangan saja. Hasil akhirnya masing-masing adalah X 1 = , X 2 = , X 3 =

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

BAB XIII MENGECEK KESAMAAN DUA VEKTOR

BAB XIII MENGECEK KESAMAAN DUA VEKTOR 1 BAB XIII MENGECEK KESAMAAN DUA VEKTOR Dalam banyak kesempatan, seringkali kita memerlukan operasi untuk mengecek kesamaan di antara dua kelompok data. Dengan memanfaatkan ide dalam beberapa algoritma

Lebih terperinci

BAB IX OPERASI MATRIK

BAB IX OPERASI MATRIK 1 BAB IX OPERASI MATRIK Matrik merupakan suatu bentuk data tipe larik berdimensi dua. Data-data dalam matrik disusun dalam sejumlah baris dan kolom. Suatu elemen data atau lebih dikenal sebagai entri,

Lebih terperinci

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER 4.1 PERSAMAAN LINIER Misalnya x 2 Matematika analitik membicarakan ilmu ukur secara aljabar. Garis lurus pada bidang x 1 dan x 2 dapat dinyatakan sebagai persamaan a 1 x

Lebih terperinci

Bab 7 Sistem Pesamaan Linier. Oleh : Devie Rosa Anamisa

Bab 7 Sistem Pesamaan Linier. Oleh : Devie Rosa Anamisa Bab 7 Sistem Pesamaan Linier Oleh : Devie Rosa Anamisa Pendahuluan Bentuk umum dari aljabar linier sebagai berikut: a11x1 + a12a 12X2 +... + a1na 1nXn = b1b a21x1 + a22a 22X2 +... + a2na 2nXn = b2b...............

Lebih terperinci

BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN 1 BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN Dalam banyak usaha pemecahan permasalahan, seringkali harus diselesaikan dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis, baik persamaan linier, persamaan kuadrat,

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Aljabar Linier

Sistem Persamaan Aljabar Linier Sistem Persamaan Aljabar Linier Dimana: a ij = koefisien konstanta; x j = unknown ; b j = konstanta; n = banyaknya persamaan Metode-Metode untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Aljabar Linier: 1. Metode

Lebih terperinci

BAB III : SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB III : SISTEM PERSAMAAN LINIER 3.1 PENDAHULUAN BAB III : SISTEM PERSAMAAN LINIER Penyelesaian suatu sistem n persamaan dengan n bilangan tak diketahui banyak dijumpai dalam permasalahan teknik. Di dalam Bab ini akan dipelajari sistem

Lebih terperinci

Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini.

Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini. . INVERS MTRIKS Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini. a. RNK MTRIKS Matriks tak nol dikatakan mempunyai rank r jika paling

Lebih terperinci

6 Sistem Persamaan Linear

6 Sistem Persamaan Linear 6 Sistem Persamaan Linear Pada bab, kita diminta untuk mencari suatu nilai x yang memenuhi persamaan f(x) = 0. Pada bab ini, masalah tersebut diperumum dengan mencari x = (x, x,..., x n ) yang secara sekaligus

Lebih terperinci

BAB 4 Sistem Persamaan Linear. Sistem m persamaan linear dalam n variabel LG=C adalah himpunan persamaan linear

BAB 4 Sistem Persamaan Linear. Sistem m persamaan linear dalam n variabel LG=C adalah himpunan persamaan linear BAB 4 Sistem Persamaan Linear berbentuk Sistem m persamaan linear dalam n variabel LG=C adalah himpunan persamaan linear Dengan koefisien dan adalah bilangan-bilangan yang diberikan. Sistem ini disebut

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI 214 MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI Astri Fitria Nur ani Aljabar Linear 1 1/1/214 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I MATRIKS DAN SISTEM PERSAMAAN A. Pendahuluan... 1 B. Aljabar

Lebih terperinci

BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM

BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM 1 BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM 12.1. Mencari Data Maksimum Untuk menjelaskan proses pencarian data terbesar atau data maksimum dari sekelompok data, di bawah ini akan diberikan contohnya terlebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Linier Sistem Persamaan dengan m persamaan dan n bilangan tak diketahui ditulis dengan : Dimana x 1, x 2, x n : bilangan tak diketahui a,b : konstanta Jika SPL

Lebih terperinci

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel. 1. Persamaan Linier 5. PERSAMAAN LINIER Persamaan linier adalah suatu persamaan yang variabel-variabelnya berpangkat satu. Disamping persamaan linier ada juga persamaan non linier. Contoh : a) 2x + 3y

Lebih terperinci

Pertemuan 14. persamaan linier NON HOMOGEN

Pertemuan 14. persamaan linier NON HOMOGEN Pertemuan 14 persamaan linier NON HOMOGEN 10 Metode GAUSS Aljabar Linier Hastha 2016 10.2.2 METODE ELIMINASI GAUSS Apabila [A][X]=[B] maka dengan menyusun matriks baru yaitu matriks [A.B] akan didapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU),

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU), PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa.

Lebih terperinci

Operasi Baris Elementer (OBE) dan Eliminasi Gauss-Jordan (EGJ)

Operasi Baris Elementer (OBE) dan Eliminasi Gauss-Jordan (EGJ) Operasi Baris Elementer (OBE) dan Eliminasi Gauss-Jordan (EGJ) Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Agustus 2015 MZI (FIF Tel-U) OBE dan

Lebih terperinci

Syarif Abdullah (G ) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor.

Syarif Abdullah (G ) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor. Syarif Abdullah (G551150381) Matematika Terapan FMIPA Institut Pertanian Bogor e-mail: syarif_abdullah@apps.ipb.ac.id 25 Maret 2016 Ringkasan Kuliah ke-6 Analisis Numerik (16 Maret 2016) Materi : System

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Linier Simultan

Solusi Persamaan Linier Simultan Solusi Persamaan Linier Simultan Obyektif : 1. Mengerti penggunaan solusi persamaan linier 2. Mengerti metode eliminasi gauss. 3. Mampu menggunakan metode eliminasi gauss untuk mencari solusi 1. Sistem

Lebih terperinci

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : Persamaan Linear Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : a x + a y = b Persamaan jenis ini disebut sebuah persamaan linear dalam peubah x dan y. Definisi

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINIER

SISTEM PERSAMAAN LINIER 2 SISTEM PERSAMAAN LINIER Ëistem persamaan linier merupakan salah satu model dan masalah matematika yang banyak dijumpai di dalam berbagai disiplin, termasuk matematika, statistika, fisika, biologi, ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER 10.1 Definisi Persamaan linier adalah persamaan aljabar yang terdiri dari satu atau lebih peubah dan masing-masing peubah mempunyai derajad satu. Sebagai contoh persamaan

Lebih terperinci

BAB VII PENCARIAN DATA (SEARCHING)

BAB VII PENCARIAN DATA (SEARCHING) 1 BAB VII PENCARIAN DATA (SEARCHING) Seperti halnya dengan pengurutan data, pencarian data (searching) merupakan operasi yang penting dalam pengolahan data. Bahkan, tidak jarang keduanya digunakan secara

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DENGAN METODE ITERASI

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DENGAN METODE ITERASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DENGAN METODE ITERASI Susilo Nugroho (M0105068) 1. Latar Belakang Masalah Sistem persamaan linear yang terdiri dari n persamaan dengan n variabel x 1, x 2,..., x n

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS ALJABAR LINIER DAN MATRIKS MATRIKS (DETERMINAN, INVERS, TRANSPOSE) Macam Matriks Matriks Nol (0) Matriks yang semua entrinya nol. Ex: Matriks Identitas (I) Matriks persegi dengan entri pada diagonal utamanya

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT Pertemuan Ke SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST,MT Pendahuluan Suatu sistem persamaan linier (atau himpunan persaman linier simultan) adalah satu set persamaan dari sejumlah unsur yang tak diketahui

Lebih terperinci

Minggu II Lanjutan Matriks

Minggu II Lanjutan Matriks Minggu II Lanjutan Matriks Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Jumlah Pertemuan : Matriks : A. Transformasi Elementer. Transformasi Elementer pada baris

Lebih terperinci

oleh : Edhy Suta tanta

oleh : Edhy Suta tanta ALGORITMA TEKNIK PENYELESAIAN PERMASALAHAN UNTUK KOMPUTASI oleh : Edhy Sutanta i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga buku

Lebih terperinci

BAB III METODA LEAST SQUARE

BAB III METODA LEAST SQUARE BAB III ETODA LEAST SQUARE etoda least square merupakan suatu teknik penyelesaian permasalahan yang penting dan dimanfaatkan dalam banyak bidang aplikasi. etoda ini banyak digunakan untuk mencari / mengetahui

Lebih terperinci

MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR

MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR 4.. Pendahuluan. Sistem Persamaan Linear merupakan salah satu topik penting dalam Aljabar Linear. Sistem Persamaan Linear sering dijumpai dalam semua bidang penyelidikan

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN ELIMINASI GAUSS

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN ELIMINASI GAUSS SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN ELIMINASI GAUSS Dr. Eng. Supriyanto, M.Sc Lab. Komputer, Departemen Fisika, Universitas Indonesia email: supri@fisika.ui.ac.id atau supri92@gmail.com 5 Februari 2005 Abstract

Lebih terperinci

BAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR)

BAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR) 1 BAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR) Metoda coba-salah atau trial-error merupakan salah satu metoda yang penting dan berdaya guna dalam perhitungan-perhitungan yang sangat sulit jika diselesaikan dengan

Lebih terperinci

Part II SPL Homogen Matriks

Part II SPL Homogen Matriks Part II SPL Homogen Matriks SPL Homogen Bentuk Umum SPL homogen dalam m persamaan dan n variabel x 1, x 2,, x n : a 11 x 1 + a 12 x 2 + + a 1n x n = 0 a 21 x 1 + a 22 x 2 + + a 2n x n = 0 a m1 x 1 + a

Lebih terperinci

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2 Aljabar Linier Elementer Kuliah 1 dan 2 1.3 Matriks dan Operasi-operasi pada Matriks Definisi: Matriks adalah susunan bilangan dalam empat persegi panjang. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut disebut

Lebih terperinci

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Agustus 2015 MZI (FIF Tel-U) Matriks -

Lebih terperinci

ELIMINASI GAUSS MAKALAH. Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Numerik Dosen Saluky M.Kom. Di Susun Oleh: Kelompok VII Matematika C/VII

ELIMINASI GAUSS MAKALAH. Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Numerik Dosen Saluky M.Kom. Di Susun Oleh: Kelompok VII Matematika C/VII ELIMINASI GAUSS MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Numerik Dosen Saluky M.Kom Di Susun Oleh: Kelompok VII Matematika C/VII Anggota : 1. Eko Kurniawan P. (59451064) 2. Siti Nurhairiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Setijo Bismo

Lebih terperinci

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3. MATRIKS Pokok Bahasan Matriks definisi Notasi matriks Matriks yang sama Panambahan dan pengurangan matriks Perkalian matriks Transpos suatu matriks Matriks khusus Determinan suatu matriks bujursangkar

Lebih terperinci

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd Qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SISTEM PERSAMAAN LINEAR Pokok Bahasan : Sistem persamaan linier Sub Pokok Bahasan : Sistem persamaan linier Eliminasi Gauss Eliminasi Gauss Jordan Penyelesaian SPL dengan invers SISTEM PERSAMAAN LINEAR Tujuan : Menyelesaikan

Lebih terperinci

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 ) MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat dari suatu unsur-unsur pada beberapa sistem aljabar. Unsur-unsur tersebut bisa berupa bilangan dan juga suatu peubah.

Lebih terperinci

MATRIK dan RUANG VEKTOR

MATRIK dan RUANG VEKTOR MATRIK dan RUANG VEKTOR A. Matrik. Pendahuluan Sebuah matrik didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari bilangan bilangan yang diatur dalam baris dan kolom. Matrik ditulis sebagai berikut: a a

Lebih terperinci

LU DECOMPOSITION (FAKTORISASI MATRIK)

LU DECOMPOSITION (FAKTORISASI MATRIK) LU DECOMPOSITION (FAKTORISASI MATRIK) Dr. Eng. Supriyanto, M.Sc Lab. Komputer, Departemen Fisika, Universitas Indonesia email: supri@fisika.ui.ac.id atau supri92@gmail.com 5 Februari 2005 Pada semua catatan

Lebih terperinci

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3 11 II. M A T R I K S Untuk mencari pemecahan sistem persamaan linier dapat digunakan beberapa cara. Salah satu yang paling mudah adalah dengan menggunakan matriks. Dalam matematika istilah matriks digunakan

Lebih terperinci

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse Matriks Tujuan Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse Pengertian Matriks Adalah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SISTEM PERSAMAAN LINEAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 1 Dr. Abdul Wahid Surhim POKOK BAHASAN 1.1 Pengantar Sistem Persamaan Linear (SPL) 1.2 Eliminasi GAUSS-JORDAN 1.3 Matriks dan operasi matriks 1.4 Aritmatika Matriks, Matriks

Lebih terperinci

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,

Lebih terperinci

dimana a 1, a 2,, a n dan b adalah konstantakonstanta

dimana a 1, a 2,, a n dan b adalah konstantakonstanta Persamaan linear adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri (seperti sin, cos, dll.), perkalian, pembagian dengan peubah lain atau dirinya sendiri. Secara umum persamaan

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR Bentuk umum persamaan linear dengan n peubah diberikan sebagai berikut : a1 x1 + a2 x2 +... + an xn = b ; a 1, a 2,..., a n R merupakan koefisien dari persamaaan dan x 1,

Lebih terperinci

MATRIKS. Matematika. FTP UB Mas ud Effendi. Matematika

MATRIKS. Matematika. FTP UB Mas ud Effendi. Matematika MATRIKS FTP UB Mas ud Effendi Pokok Bahasan Transpos suatu matriks Matriks khusus Determinan suatu matriks bujursangkar Invers suatu matriks bujursangkar Penyelesaian set persamaan linier Nilai-eigen dan

Lebih terperinci

Operasi Eliminasi Gauss. Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam

Operasi Eliminasi Gauss. Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam Operasi Eliminasi Gauss Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss). Caranya adalah

Lebih terperinci

03-Pemecahan Persamaan Linier (2)

03-Pemecahan Persamaan Linier (2) -Pemecahan Persamaan Linier () Dosen: Anny Yuniarti, M.Comp.Sc Gasal - Anny Agenda Bagian : Matriks Invers Bagian : Eliminasi = Faktorisasi: A = LU Bagian : Transpos dan Permutasi Anny Bagian MATRIKS INVERS

Lebih terperinci

BAB V HITUNG INTEGRAL

BAB V HITUNG INTEGRAL V HITUNG INTEGRL Perhitungan integral merupakan teknik matematis standar yang penting untuk menghitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup yang bentuknya tidak tertentu. Daerah terasir pada Gambar

Lebih terperinci

MATRIKS Matematika Industri I

MATRIKS Matematika Industri I MATRIKS TIP FTP UB Mas ud Effendi Pokok Bahasan Matriks definisi Notasi matriks Matriks yang sama Panambahan dan pengurangan matriks Perkalian matriks Transpos suatu matriks Matriks khusus Determinan suatu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3 LAMPIRAN 16 Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3 Sebelum membuktikan Teorema 2.3, terlebih dahulu diberikan beberapa definisi yang berhubungan dengan pembuktian Teorema 2.3. Definisi 1 (Matriks Eselon Baris)

Lebih terperinci

Bentuk umum : SPL. Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN. Tidak mempunyai penyelesaian disebut TIDAK KONSISTEN TUNGGAL BANYAK

Bentuk umum : SPL. Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN. Tidak mempunyai penyelesaian disebut TIDAK KONSISTEN TUNGGAL BANYAK Bentuk umum : dimana x, x,..., x n variabel tak diketahui, a ij, b i, i =,,..., m; j =,,..., n bil. diketahui. Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel. SPL Mempunyai penyelesaian disebut KONSISTEN

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Matriks, part 2

Pertemuan 2 Matriks, part 2 Pertemuan 2 Matriks, part 2 Beberapa Jenis Matriks Khusus 1. Matriks Bujur Sangkar Suatu matriks dengan banyak baris = banyak kolom = n disebut matriks bujur sangkar berukuran n (berordo n). Barisan elemen

Lebih terperinci

MATRIKS Matematika Industri I

MATRIKS Matematika Industri I MATRIKS TIP FTP UB Mas ud Effendi Pokok Bahasan Matriks definisi Notasi matriks Matriks yang sama Panambahan dan pengurangan matriks Perkalian matriks Transpos suatu matriks Matriks khusus Determinan suatu

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) 1 MATERI ALJABAR LINIER VEKTOR DALAM R1, R2 DAN R3 ALJABAR VEKTOR SISTEM PERSAMAAN LINIER MATRIKS, DETERMINAN DAN ALJABAR MATRIKS, INVERS MATRIKS

Lebih terperinci

Komputasi untuk Sains dan Teknik

Komputasi untuk Sains dan Teknik Komputasi untuk Sains dan Teknik Dr. Eng. Supriyanto, M.Sc Edisi I Laboratorium Jaringan Komputer Departemen Fisika-FMIPA Univeristas Indonesia 2006 Untuk Muflih Syamil dan Hasan Azmi... Mottoku : Tenang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan

Lebih terperinci

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A = Bab 2 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Matriks Dalam BAB ini akan dibahas mengenai matriks, sifat-sifatnya serta penggunaannya dalam penyelesaian persamaan linier. Matriks merupakan representasi

Lebih terperinci

BAB IV. METODE SIMPLEKS

BAB IV. METODE SIMPLEKS BAB IV. METODE SIMPLEKS Penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim (ingat kembali solusi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Analisis Struktur Dengan Matriks Kode Mata Kuliah : MKK 1303 SKS : 3(3-0) Waktu Pertemuan : 150 Menit A. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran umum mata

Lebih terperinci

Solusi Numerik Sistem Persamaan Linear

Solusi Numerik Sistem Persamaan Linear Solusi Numerik Sistem Persamaan Linear Modul #2 Praktikum AS2205 Astronomi Komputasi Oleh Dr. Muhamad Irfan Hakim Program Studi Astronomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 SISTEM BILANGAN DAN KESALAHAN METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode

Lebih terperinci

MATRIK DAN KOMPUTASI

MATRIK DAN KOMPUTASI MATRIK DAN KOMPUTASI Penulis: Supriyanto, email: supri@fisika.ui.ac.id Staf Lab. Komputer, Departemen Fisika, Universitas Indonesia Fukuoka, 5 Feb 2005 Catatan ini bermaksud menjelaskan secara singkat

Lebih terperinci

Course of Calculus MATRIKS. Oleh : Hanung N. Prasetyo. Information system Departement Telkom Politechnic Bandung

Course of Calculus MATRIKS. Oleh : Hanung N. Prasetyo. Information system Departement Telkom Politechnic Bandung Course of Calculus MATRIKS Oleh : Hanung N. Prasetyo Information system Departement Telkom Politechnic Bandung Matriks dan vektor merupakan pengembangan dari sistem persamaan Linier. Matriks dapat digunakan

Lebih terperinci

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik Harry Octavianus Purba (13514050) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Modifikasi Metode Gauss atau Operasi Baris Elementer pada Solusi Sistim Persamaan Linier 3 Variabel dan 3 Persamaan

Modifikasi Metode Gauss atau Operasi Baris Elementer pada Solusi Sistim Persamaan Linier 3 Variabel dan 3 Persamaan Modifikasi Metode Gauss atau Operasi Baris Elementer pada Solusi Sistim Persamaan Linier 3 Variabel dan 3 Persamaan Edwin Julius Solaiman Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Advent Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

Metode Matriks Balikan

Metode Matriks Balikan Metode Matriks Balikan MisalkanA -1 adalahmatriksbalikandaria. Sistempersamaan lanjar Ax = b dapat diselesaikan sebagai berikut: Ax= b A -1 Ax= A -1 b I x= A -1 b (A -1 A = I ) x= A -1 b Cara penyelesaiandenganmengalikanmatriksa

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR ELEMENTER

ALJABAR LINEAR ELEMENTER BAHAN AJAR ALJABAR LINEAR ELEMENTER Disusun oleh : Indah Emilia Wijayanti Al. Sutjijana Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Desember, 22 ii Daftar Isi Sistem Persamaan Linear dan Matriks.

Lebih terperinci

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan METODA SIMPLEKS Metoda Simpleks Suatu metoda yang menggunakan prosedur aljabar untuk menyelesaikan programa linier. Proses penyelesaiannya dengan melakukan iterasi dari fungsi pembatasnya untuk mencapai

Lebih terperinci

Keunggulan Penyelesaian Persamaan Linear dengan Metode Dekomposisi LU dalam Komputerisasi

Keunggulan Penyelesaian Persamaan Linear dengan Metode Dekomposisi LU dalam Komputerisasi Keunggulan Penyelesaian Persamaan Linear dengan Metode Dekomposisi LU dalam Komputerisasi Elvina Riama K. Situmorang 55) Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK BANTU ANALISIS NUMERIK METODE DETERMINAN CRAMER, ELIMINASI GAUSS DAN LELARAN GAUSS-SEIDEL UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PERANGKAT LUNAK BANTU ANALISIS NUMERIK METODE DETERMINAN CRAMER, ELIMINASI GAUSS DAN LELARAN GAUSS-SEIDEL UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR PERANGKAT LUNAK BANTU ANALISIS NUMERIK METODE DETERMINAN CRAMER, ELIMINASI GAUSS DAN LELARAN GAUSS-SEIDEL UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR Tacbir Hendro Pudjiantoro A B S T R A K Salah satu

Lebih terperinci

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR MUHG3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN Determinan Matriks Determinan Matriks Sub Pokok Bahasan Permutasi dan Determinan Matriks Determinan dengan OBE Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Beberapa Aplikasi

Lebih terperinci

02-Pemecahan Persamaan Linier (1)

02-Pemecahan Persamaan Linier (1) -Pemecahan Persamaan Linier () Dosen: Anny Yuniarti, M.Comp.Sc Gasal - Anny Agenda Bagian : Vektor dan Persamaan Linier Bagian : Teori Dasar Eliminasi Bagian 3: Eliminasi Menggunakan Matriks Bagian 4:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world). 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemodelan Matematika Definisi pemodelan matematika : Pemodelan matematika adalah suatu deskripsi dari beberapa perilaku dunia nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (2)

Pemrograman Linier (2) Solusi model PL dengan metode simpleks Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia 2 Bentuk umum model PL Ingat kembali bentuk umum model PL maksimum Maks Z = c x + c 2 x 2 +... + c n x n Dengan kendala:

Lebih terperinci

MATRIKS. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris dan kolom)

MATRIKS. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris dan kolom) MTRIKS DEFINISI Bentuk umum =(aij),i=,,...m J=,,...m a a a n baris a a..a n baris MTRIKS Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris

Lebih terperinci

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

MATRIKS Nuryanto, ST., MT. MateMatika ekonomi MATRIKS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat : 1. Pengertian matriks 2. Operasi matriks 3. Jenis matriks 4. Determinan 5. Matriks invers 6.

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Lanjar untuk Penyelesaian Persoalan Kriptografi dengan Hill Cipher

Aplikasi Aljabar Lanjar untuk Penyelesaian Persoalan Kriptografi dengan Hill Cipher Aplikasi Aljabar Lanjar untuk Penyelesaian Persoalan Kriptografi dengan Hill Cipher Nursyahrina - 13513060 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai konsep dasar tentang matriks meliputi definisi matriks, jenis-jenis matriks, operasi matriks, determinan, kofaktor, invers suatu matriks, serta

Lebih terperinci

MENENTUKAN INVERS SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUGMENTASI DAN REDUKSI ABSTRACT

MENENTUKAN INVERS SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUGMENTASI DAN REDUKSI ABSTRACT MENENTUKAN INVERS SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUGMENTASI DAN REDUKSI S. E. Wati 1, M. Imran 2, A. Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS A. OPERASI ELEMENTER TERHADAP BARIS DAN KOLOM SUATU MATRIKS Matriks A = berdimensi mxn dapat dibentuk matriks baru dengan menggandakan perubahan bentuk baris dan/atau

Lebih terperinci

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R Metode Simpleks M U H L I S T A H I R PENDAHULUAN Metode Simpleks adalah metode penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan

Lebih terperinci

Dalam bentuk SPL masalah ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dalam bentuk SPL masalah ini dapat dinyatakan sebagai berikut: SISTEM PERSAMAAN LINIER Persamaan linier adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat fungsi eksponensial, trigonometri, logaritma serta tidak melibatkan suatu hasil kali peubah atau akar peubah atau

Lebih terperinci

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB III. METODE SIMPLEKS BAB III. METODE SIMPLEKS 3.1. PENGANTAR Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah : MAtematika Lanjut 2 Kode / SKS : IT012220 / 2 SKS Program Studi : Sistem Komputer Fakultas : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan Metode Numerik Pengertian Metode Numerik Mahasiswa

Lebih terperinci

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks Matriks & Ruang Vektor Pertemuan Sistem Persamaan Linier dan Matriks Start Matriks & Ruang Vektor Outline Materi Pengenalan Sistem Persamaan Linier (SPL) SPL & Matriks Matriks & Ruang Vektor Persamaan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE NUMERIK PADA PERAMALAN UNTUK MENGHITUNG KOOEFISIEN-KOEFISIEN PADA GARIS REGRESI LINIER BERGANDA

PENERAPAN METODE NUMERIK PADA PERAMALAN UNTUK MENGHITUNG KOOEFISIEN-KOEFISIEN PADA GARIS REGRESI LINIER BERGANDA PENERAPAN METODE NUMERIK PADA PERAMALAN UNTUK MENGHITUNG KOOEFISIEN-KOEFISIEN PADA GARIS REGRESI LINIER BERGANDA Yuniarsi Rahayu, S.Si, M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 4

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 4 Aljabar Linear & Matriks Pert. 4 Evangs Mailoa Sistem Persamaan Linier & Matriks 1. Matriks dan Operasi Matriks 2. Pengantar Sistem Persamaan Linier 3. Eliminasi Gaus 4. Invers: Aturan Aritmatika Matriks

Lebih terperinci

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3 Matriks A. Matriks Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan di dalam kurung

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 6. Determinan dan Sistem Persamaan Linier. cukup dengan perintah det(a). Coba lihatlah contoh di bawah ini

MODUL PRAKTIKUM 6. Determinan dan Sistem Persamaan Linier. cukup dengan perintah det(a). Coba lihatlah contoh di bawah ini MODUL PRAKTIKUM 6 Determinan dan Sistem Persamaan Linier Determinan sebuah matriks A yang berorde 2 x 2 didefinisikan sebagai A= a 11 a 12 a 21 a 22 =a 11 a 22 a 12 a 21 Untuk menentukan determinan A dalam

Lebih terperinci

Pertemuan 13 persamaan linier NON HOMOGEN

Pertemuan 13 persamaan linier NON HOMOGEN Pertemuan 13 persamaan linier NON HOMOGEN 10 Metode CRAMER Aljabar Linier Hastha 2016 10. PERSAMAAN LINIER NONHOMOGEN 10.1 PERSAMAAN LINIER Misalnya x 2 Matematika analitik membicarakan ilmu ukur secara

Lebih terperinci

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB II METODE SIMPLEKS BAB II METODE SIMPLEKS 2.1 Pengantar Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan

Lebih terperinci

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS BAB. DETERMINAN MATRIKS DETERMINAN MATRIKS . Definisi DETERMINAN Determinan : produk (hasil kali) bertanda dari unsur-unsur matriks sedemikian hingga berasal dari baris dan kolom yang berbeda, kemudian

Lebih terperinci