PENGARUH SURAT TEGURAN TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Sudi Pada Kanor Pelayanan Pajak Praama Malang Uara) Dina Famadika Heru Susilo Rosalia Rachma Agusi (PS Perpajakan, Jurusan Adminisrasi Bisnis, Fakulas Ilmu Adminisrasi, Universias Brawijaya 125030401111021@mail.ub.ac.id) ABSTRACT The research o explain deermine of exhoraion leer on he liquefacion of lease arrears wih leer force as inervening variable of Tax Office Norh Malang. Research ype is explanaory research wih quaniaive approach. The populaion used ime series wih sauraed sampling mehod. Source of daa is colleced from he secondary daa. Analysis used is descripive analysis and inferenial analysis. The variable exhoraion leer significanly on variable leer force of coefficiens 0,353 bea and value of sig 0,006 (0,006<0,05). Variable exhoraion leer agains he liquefacion of lease arrears significanly 0,467 and value of sig 0,000 (0,000<0,05), variable leer force on he liquefacion of lease arrears also affeced as much as 0,354 and value of sig 0,001 (0,001<0,05), and leer force as inervening variable also affeced as much as 0,124. Inferenial ha exhoraion leer influencing leer force and liquefacion of lease arrears, eiher hrough direc or also indirecly. Key Words: Exhoraion Leer, Leer Force, Liquefacion of lease arrears ABSTRAK Peneliian digunakan menguji pengaruh sura eguran erhadap pencairan unggakan pajak dengan sura paksa sebagai variabel inervening pada KPP Praama Malang Uara. Peneliian penjelasan dengan pendekaan kuaniaif merupakan jenis peneliian yang digunakan. Populasi yang digunakan daa runuan waku dengan meode sampling jenuh. Sumber daa dari daa sekunder. Terdapa analisis deskripif dan analisis inferensial. Variabel sura eguran berpengaruh erhadap variabel sura paksa dibukikan nilai koefisien bea 0,353 dan nilai sig (0,006<0,05). Variabel sura eguran erhadap variabel pencairan unggakan pajak 0,467 dan sebesar (0,000<0,05), sura paksa erhadap variabel pencairan unggakan pajak juga 0,354 dan nilai probabilias (0,001<0,05), dan unuk sura paksa sebagai variabel inervening berpengaruh 0,124. Kesimpulannya bahwa sura eguran mempengaruhi sura paksa dan pencairan unggakan pajak, baik secara langsung maupun secara idak langsung. Kaa Kunci: Teguran, Paksa, PENDAHULUAN Pembangunan erus diupayakan unuk peningkaan perekonomian yang mengharapkan konribusi penerimaan negara eringgi dari sekor perpajakan. Pajak salah sau sumber alernaif unuk membiayai pembangunan negara (Kemenrian Keuangan Republik Indonesia, 2015). Peranan pajak sebagai pilar pembangunan bangsa Indonesia semakin pening seiring dengan berkembangnya masyaraka Indonesia. Hal ini dibukikan dalam APBN ahun 2015 yang membukikan bahwa penerimaan negara di sekor perpajakan berkonribusi sebesar Rp. 1.270,82 riliun, aau sebesar 77,79% dari oal pendapaan negara. Dengan konribusi 1
sebesar iu, pemerinah erus memanfaakan poensi pajak. Kenaikan ersebu ernyaa masih idak diserai dengan kinerja yang idak pernah mencapai arge yang elah dienukan. Padahal, penerimaan pajak seiap ahunnya erus naik. Berdasarkan persenase realisasi pada daa Noa Keuangan dan APBN ahun 2015 selama 4 ahun erakhir, realisasi penerimaan pajak selalu menurun seiap ahunya hingga mencapai iik erendah pada ahun 2014 yaiu sebesar 92%. Persesnase realisasi penerimaan perpajakan yang semakin urun dan idak mencapai arge seiap ahunnya membua pemerinah segera berindak agar membua beberapa arah kebijakan yang berguna unuk mensabilkan kembali persenase realisasi penerimaan perpajakan. Pemerinah melalui Kemenerian Keuangan membua upaya unuk mengimplemenasikan suau kebijakan jangka menengah seperi yang elah dipublikasikan dalam Noa Keuangan dan APBN ahun 2015. Arah kebijakan jangka menengah ersebu, sebagian besar melipui penegakan hukum yang berguna unuk meningkakan kepauhan Wajib Pajak. Arah kebijakan yang mengarah pada kegiaan penegakan hukum ersebu idak sera mera dilakukan pemerinah dengan anpa alasan. Pemerinah menganalisis penyebab erjadinya penurunan persenase realisasi berdasarkan ukuran ax raio negara Indonesia yang masih rendah yaiu 11% dibandingkan berapa Negara eangga, seperi Filipina sebesar 12%, Malaysia sebesar 16%, dan Singapura sebesar 22% (Kemenrian Keuangan Republik Indonesia, 2015). Tax raio ersebu berfungsi sebagai ukuran seberapa besar ingka kepedulian masyaraka erhadap penerimaan pajak. Kepedulian masyaraka yang masih rendah ersebu memacu pemerinah unuk melakukan kegiaan-kegiaan yang meningkakan kepauhan Wajib Pajak. Salah sau kegiaan penegakan hukum yang dilakukan adalah dengan meningkakan efisiensi kegiaan penagihan pajak. Selama ini apabila Wajib Pajak yang erindikasi idak pauh karena idak membayar unggakan pajak akan dilakukan kegiaan penagihan oleh Direkora Jenderal Pajak. Kegiaan penagihan ersebu dilakukan secara berahap dengan melakukan serangkaian kegiaan penagihan secara pasif dengan menerbikan Tagihan Pajak dan Keeapan Pajak. Kegiaan penagihan secara pasif ersebu akan berubah menjadi penagihan pajak akif apabila Wajib Pajak idak menindaklanjui unggakan pajak sehingga menyebabkan berkurangnya penerimaan negara. Hal ersebu erjadi karena penagihan pasif merupakan prosedur yang dilakukan pejaba unuk menguji kepauhan Wajib Pajak, sedangkan akif merupakan indakan unuk mencairkan unggakan dengan didaangi langsung oleh Juru Sia (Suandy, 2014:169). Penagihan pajak akif dimulai dikeluarkannya sura eguran agar Wajib membayar uangnya sehingga dapa menambah pencairan unggakan pajak. Selanjunya apabila Wajib Pajak belum membayarkan uangnya maka oleh pejaba akan dierbikan sura paksa diharapkan dapa menambah pencairannya karena dalam pelaksanaan penagihan pajak akif kebanyakan Wajib Pajak elah melunasi uang pajaknya sebelum dierbikannya sura paksa dikarenakan Wajib Pajak ersebu aku jika barang milik mereka disia dan dilelang oleh negara. Penagihan dilaksanakan dengan keenuan Undang-Undang diharapkan dapa memberikan kepasian hukum dan keadilan masyaraka dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Pelaksanaan penegakan hukum ersebu dilakukan Direkora Jenderal Pajak unuk memberikan efek jera bagi wajib pajak dalam mengimplemenasikan arah kebijakan jangka menengah yang elah disahkan oleh negara. TINJAUAN PUSTAKA Kepauhan Wajib Pajak 2
Kewajiban perpajakan elah dipenuhi oleh Wajib Pajak seperi, mengisi formulir lengkap dan jelas, menghiung dengan benar, membayar epa waku, sera melaksanakan hak perpajakannya sesuai dengan perauran yang berlaku (Zain, 2007:31). Teguran eguran merupakan sura peringaan unuk melunasi uang pajak yang ercanum dalam sura agihan pajak dan sura keeapan pajak yang idak dilunasi sampai melewai ujuh hari dari baas waku jauh empo aau sau bulan sejak anggal dierbikan (Rusjdi, 2007:13). Paksa paksa merupakan sura perinah membayar uang pajak dan biaya penagihan dengan mempunyai kedudukan puusan pengadilan dan kekuaan hukum eap, dikeluarkan seelah sura eguran dengan dibebani biaya penagihan sebesar lima puluh ribu rupiah, dan dilunasi dalam waku dua kali dua puluh empa jam (Mardiasmo, 2011:121). Pajak yang elah dilunasi ermasuk sanksi adminisrasi dalam masa agihan pajak. Pencairan unggakan pajak ini harus dibayar dengan sura seoran pajak, yang digunakan unuk membayar pelunasan uang pajak Penanggung Pajak unuk menambah penerimaan negara (Waluyo 2009:64) Model Hipoesis Menuru Sugiyono (2011:71) berpendapa bahwa hipoesis jawaban semenara erhadap rumusan masalah peneliian karena disusunnya hanya berdasarkan eori yang relevan saja, belum berdasarkan faka-faka empiris yang diperoleh dari hasil pengumpulan daa. Berdasarkan eori yang elah dijabarkan, maka penelii sajikan dalam benuk model hipoesis sebagai beriku: Paksa (Z) H1 H4 H3 Teguran (X) H2 Gambar 1. Model Hipoesis Keerangan: Pencairan Tunggakan Pajak (Y) = Pengaruh Langsung = Pengaruh idak langsung X mempengaruhi Y melalui Z Keerangan Model Hipoesis: H1: Teguran berpengaruh signifikan erhadap Paksa H2: Teguran berpengaruh signifikan erhadap H3: Paksa berpengaruh signifikan erhadap H4: Terdapa pengaruh signifikan anara Teguran erhadap Pencairan Tunggakan Pajak dengan Paksa sebagai variabel inervening METODE PENELITIAN Jenis peneliian yang digunakan adalah peneliian penjelasan dengan pendekaan kuaniaif. Populasi peneliian menggunakan daa ime series dengan jumlah 60 buah unuk masing-masing variabel (5 ahun x 12 bulan) selama periode 2010-2014. Pengambilan sampel dalam peneliian ini meode sampling jenuh aau isilah lainnya sensus merupakan eknik penenuan sampel bila semua anggoa populasi digunakan sebagai sampel (Arikuno 2013:174). Berdasarkan eknik pengambilan sampel ersebu, maka sampel peneliian sama dengan populasi yaiu sejumlah 60 buah daa ime series periode 2010-2014 unuk masing-masing variabel. Daa yang diperoleh yaiu daa sekunder yang dikumpulkan dari daa dokumenasi pada empa peneliian selama kurun waku lima ahun yang dilakukan secara bulanan agar dapa memperoleh hasil yang akura. Teknik analisis daa pada peneliian ini menggunakan analisis deskripif, uji asumsi klasik yang erdiri dari 3
uji normalias dan heeroskedasisias, sera analisis saisic inferensial yang erdiri dari analisis jalur (pah analysis) dan uji parsial (es) (Ghozali, 2013:98). Diagram jalur pada persamaan srukural adalah 1. Uji Normalias pz.x e1 Paksa (Z) py.z e2 Gambar 3. Hasil Uji Normalias Dikeahui ii-iik pada P-Plo mendekai garis berari daa berdisribusi normal. py.x Teguran (X) py.x Pencairan Tunggakan Pajak (Y) 2. Uji Heeroskedasisias. Gambar 2. Diagram Model Jalur Persamaan srukural dapa dirumuskan sebagai beriku: Z = pz.x + e1 Y = py.x + py.z + e2 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Saisik Deskripif Tabel 1. Hasil Analisis Saisik Deskripif Minimum Maximum Mean Pencairan 19842318 7628269468 1435365188 Paksa 8 32 19.65 Teguran 7 132 33.18 Hasil analisis deskripif pada sura eguran menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajaknya, eapi sura paksa hasilnya lebih rendah. Hal ersebu membukikan bahwa kepauhan Wajib Pajak mulai meningka karena kebanyakan Wajib Pajak elah melunasi pajaknya erlebih dahulu dan Pencairan unggakan pajak iku berkembang. Uji Asumsi Klasik Gambar 4. Hasil Uji Keeroskedasisias Tiik pada grafik scaerplo idak membenuk pola maka idak erjadi heeroskedasisias. Analisis Saisik Inferensial Uji Analisis Jalur (Pah Analysis) 1. Koefisien Jalur Teguran erhadap Paksa Tabel 2. Hasil Koefisien Jalur Teguran erhadap Paksa Varia bel Beba s Tegur an N = 60 Variab el Inerve ning Paksa Be a 0,3 53 hiu ng 2,87 3 Probabi lias Kepu usan 0,006 Signifi kan 4
2. Kefisien Jalur Teguran erhadap Tabel 3. Hasil Koefisien Jalur Teguran erhadap Vari abel Beba s Tegu ran Variab el Terika Pencai ran Tungg akan Pajak Be a 0,4 67 hiu ng 4,49 1 N = 60 Probab ilias Kepu usan 0,000 Signifi kan 3. Koefisien Jalur Paksa erhadap Tabel 4. Hasil Koefisien Jalur Paksa erhadap Varia bel Inerv ening Paksa Varia bel Terika Pencai ran Tungg akan Pajak Be a 0,3 54 hi ung 3,40 9 N = 60 Probab ilias Kepu usan 0,001 Signifi kan 4. Hubungan Anar Jalur Tabel 5. Hasil Langsung, Tidak Langsung, dan Toal Variabel Dirrec Indirrec Toal ST - SP 0,353-0,353 ST - PTP 0,467 0,124 0,591 ST -PTP 0,354-0,354 5. Keepaan Model Tabel 6. Hasil Koefisien Deerminasi R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae 1.353 a.125.110 4.03671 2.679a.461.442 1.01394 Hasil model sebagai beriku: R 2 = 1 (1 R 2 1) (1 R 2 2) = 1 (1 0,110) (1 0,442) = 1 (0,89) (0,558) = 0,504 Sisanya sebesar 49,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model peneliian ini. Inerpresasi Hasil Peneliian 1. Pengaruh Teguran erhadap Paksa Berdasarkan hasil perhiungan analisis jalur didapakan hasil bahwa variabel sura eguran mempunyai pengaruh signifikan erhadap sura paksa yang diunjukkan oleh nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,353. Signifikan dengan probabilias sebesar 0,006 (p < 0,05). Hasil uji hipoesis menunjukkan hipoesis 1 dierima yang membukikan bahwa sura eguran dan sura paksa menjadi hal pening unuk diberikan kepada Wajib Pajak yang idak memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan keenuan yang elah dierapkan. Suandy (2014:170) menyaakan bahwa penagihan pajak diawali oleh penerbian sura eguran yang dikeluarkan 7 hari seelah jauh empo pembayaran dan diikui oleh penerbian sura paksa apabila 21 hari seelah penerbian sura eguran Wajib Pajak ersebu belum memlunasi uang pajaknya. Teori ersebu elah sesuai dengan peneliian yang dilakukan oleh penulis enang pengaruh sura eguran erhadap sura paksa. Kesimpulan dari hasil ersebu membukikan bahwa pada Wajib Pajak di Kabupaen Malang memiliki kepauhan dan kesadaran yang inggi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan berdampak pada pencapaian pencairan unggakan pajak secara opimal. eguran dan sura paksa yang diberikan kepada Wajib Pajak juga menjadi olak ukur sejauh mana kepauhan Wajib Pajak unuk menyelesaikan permasalahan perpajakan. Peneliian ini mendukung pendapa yang dikemukakan oleh Suandy (2014:171), berpendapa bahwa sura eguran dierbikan oleh pejaba kepada Wajib Pajak diharapkan 5
dapa mencairkan unggakan pajak yang erjadi, apabila Wajib Pajak masih eap belum melunasi uang pajaknya maka akan dierbikan sura paksa oleh pejaba yang berujuan unuk meningkakan efek jera bagi Wajib Pajak. Kesimpulan yang dapa diarik bahwa sura eguran berpengaruh erhadap sura paksa. 2. Pengaruh Teguran erhadap Berdasarkan hasil analisis jalur mengungkapkan sebuah korelasi posiif anara variabel sura eguran dengan pencairan unggakan pajak yang diunjukkan oleh nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,467. Signifikan dengan probabilias sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil uji hipoesis menunjukkan hipoesis 2 dierima yang membukikan bahwa perubahan pencairan unggakan pajak yang erjadi dipengaruhi oleh perubahan sura eguran, dengan demikian dapa dinyaakan semakin besar penerbian sura eguran maka pencairan unggakan pajak juga semakin mengalami peningkaan. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 enang Penagihan Pajak dengan Paksa yang berbunyi bahwa sura eguran adalah sura yang dierbikan oleh pejaba unuk menegur aau memperingakan kepada Wajib Pajak unuk melunasi huang pajaknya, elah sesuai dengan hasil peneliian yang dilakukan oleh penulis erkai bagaimana pengaruh sura eguran erhadap pencairan unggakan pajak. Kesimpulan hasil peneliian menunjukkan bahwa sura eguran dapa meningkakan kepauhan Wajib Pajak unuk mendorong upaya pencairan unggakan pajak yang dilakukan oleh Kanor Pelayanan Pajak Praama Malang Uara yang kemudian hasil pencairan unggakan pajak ersebu akan diseor ke kas negara unuk menambah penerimaan pajak. Peneliian ini mendukung hasil dari peneliian erdahulu yaiu pada peneliian Syahpura (2015) yang menyaakan sura eguran berpengaruh signifikan erhadap pembayaran unggakan pajak. 3. Pengaruh Paksa erhadap Pencairan Tunggakan Pajak Hasil analisis jalur mengungkapkan sebuah korelasi posiif anara variabel sura paksa erhadap pencairan unggakan pajak yang diunjukkan oleh nilai koefisien jalur (β) sebesar 0,354. Signifikan dengan probabilias sebesar 0,001 (p < 0,05). Berdasarkan Hasil uji hipoesis menunjukkan hipoesis 3 dierima yang membukikan bahwa perubahan pencairan unggakan pajak yang erjadi dipengaruhi oleh perubahan sura paksa, dengan demikian semakin banyak penerbian sura paksa maka pencairan unggakan pajak semakin mengalami peningkaan. Pengerian sura paksa yang erdapa dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 enang Penagihan Pajak dengan Paksa yang berbunyi bahwa sura paksa merupakan sura perinah membayar huang pajak dan biaya penagihan pajak, elah sesuai dengan hasil peneliian yang dilakukan oleh penulis yang menyimpulkan bahwa penerbian sura paksa yang dierbikan oleh Kanor Pelayanan Pajak Praama Malang Uara erhadap Wajib Pajak yang menunggakkan pajaknya merupakan kegiaan yang efekif unuk meningkakan pencairan unggakan pajak. Kesimpulannya bahwa sura paksa yang mempunyai kekuaan puusan hakim ini mampu membua Wajib Pajak unuk menghindari melakukan kesalahan dalam kaiannya dengan pelaksanaan keenuan perauran perundangundangan perpajakan yang dampaknya mencipakan wajib pajak yang pauh dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Peneliian ini mendukung hasil dari peneliian erdahulu yaiu pada peneliian Wardani (2014) didukung peneliian yang dilakukan oleh Syahpura (2015) yang menyaakan bahwa sura paksa berpengaruh signifikan erhadap pencairan unggakan pajak. 4. Pengaruh Teguran erhadap melalui Paksa sebagai variabel Inervening 6
paksa dalam model peneliian ini memediasi hubungan anara sura eguran erhadap pencairan unggakan pajak di Kanor Pelayanan Pajak Malang Uara. Variabel sura paksa mengakhibakan variabel sura eguran mempengaruhi pencairan unggakan pajak secara idak langsung. Perhiungan menyaakan bahwa nilai hiung = 8,7103119 lebih besar dari abel 2,798929 maka dapa disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,124 signifikan yang berari ada pengaruh mediasi. Kesimpulannya bahwa bahwa variabel sura paksa adalah sebagai variabel inervening aau variabel peranara pada variabel sura eguran dan pencairan unggakan pajak.. Peneliian ini mendukung hasil dari peneliian erdahulu yaiu pada peneliian Wardani (2014) didukung peneliian yang dilakukan oleh Syahpura (2015) yang menyaakan bahwa sura eguran dan sura paksa berpengaruh signifikan erhadap pencairan unggakan pajak. Keerbaasan Peneliian Keerbaasan selama menjalankan peneliian ini, yaiu penulis dilarang oleh pejaba KPP dalam mengeahui pihak lainnya, yaiu Wajib Pajak. Keerbaasan yang dimaksud adalah keerbaasan sebagaimana diaur dalam Pasal 34 aya (1) UU KUP. Adapun Pasal 34 aya (1) UU KUP berbunyi seiap pejaba dilarang memberiahukan kepada pihak lain segala sesuau yang dikeahui aau diberiahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabaan aau pekerjaannya unuk menjalankan keenuan perauran perundang-undangan perpajakan Selanjunya, Pasal 34 aya (3) memberikan wewenang keerangan secara erbaas, yaiu apabila menyangku aau mengenai kepeningan negara. Dengan demikian, pihak KPP idak dapa diminai keerangannya aau daa dalam kaiannya dengan Wajib Pajak aas masalah penagihan pajak ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Teguran berpengaruh erhadap Paksa 2. Teguran berpengaruh erhadap 3. Paksa berpengaruh erhadap Pencairan Tunggaan Pajak 4. paksa mampu menjadi variabel inervening (variabel anara) yang erleak dianara Teguran dan Pencairan Tunggaan Pajak Saran 1. Bagi pemerinah, lebih diperlukan kerjasama anara fiskus dan Wajib Pajak seperi memeberikan penyuluhan dan sosialisasi di bidang penagihan pajak khususnya kepada Wajib Pajak yang menunggakkan pajaknya agar Wajib Pajak pauh dan epa waku dalam membayarkan pajaknya. 2. Bagi pemerinah, sebaiknya Direkora Jendral Pajak khususnya Seksi Penagihan selalu berusaha menghasilkan sraegisraegi baru yang lebih baik berkaian dengan pelaksanaan penagihan pajak agar kendala-kendala yang dihadapi dapa diminimalisir, seperi memperbaruhi dan mengecek alama Wajib Pajak seiap ahunnya unuk menganisipasi Wajib Pajak yang alamanya idak diemukan aau elah pindah rumah eapi alamanya belum digani. 3. Bagi penelii selanjunya, periode waku dan ruang lingkup berbeda dapa memberikan hasil peneliian yang berbeda pula sera penelii selanjunya diharapkan menggunakan variabel-variabel lain diluar variabel agar memperoleh hasil yang beraneka ragam unuk memperdalam eori yang ada, conohnya variabel penyiaan, pelelangan, penyanderaan, dll. DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelian (Suau Pendekaan Prakik). Jakara: PT. Rineka Cipa Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Mulivariae dengan Program SPSS. Ceakan Keempa, Badan Penerbi Universias Diponegoro, Semarang Kemenrian Keuangan Republik Indonesia. 2015. Noa Keuangan dan APBN 7
periode 2010-2015, diakses anggal 2 Sepember 2015 dari hp://www.kemenkeu.go.id/caegory/ daa/uu-apbn-noa-keuangan Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakara: Andi Offes. Suandy, Erly. 2014. Hukum Pajak. Jakara: Salemba Empa Sugiyono. 2011. Meode Peneliian Kuaniaif Kualiaif dan R&D. Bandung: CV Alfabea. Republik Indonesia. 2000. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 enang Penagihan Pajak dengan Paksa sebagaimana elah diubah erakhir dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000, diakses pada Tanggal 4 Sepember 2015 dari hp://www.pajak.go.id/sies/defaul/fi les/ PersandinganUUPerpajakan.pdf Rusjdi, Muhammad. 2007. PPSP Penagihan Pajak dengan Paksa. Jakara: Indeks. Syahpura, M. Sulhan. 2015. Teguran, Paksa, dan Sanksi Adminisrasi erhadap Pembayaran Tunggakan Pajak. Jurnal Perpajakan Universias Brawijaya Malang, Vol. 5 No. 1 April 2015. Waluyo. 2009. Perpajakan Indonesia. Jakara: Salemba Empa. Wardani, Danis Maydila. 2014. Pengaruh Sanksi Adminisrasi dan Paksa erhadap Opimalisasi. Jurnal Perpajakan Universias Brawijaya Malang, Vol. 3 No. 1 Desember 2014. Zain, Muhammad. 2007. Manajemen Perpajakan. Jakara: Salemba Empa. 8