ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH STANDAR DEVIASI SHADOW FADING TERHADAP KINERJA ALGORITMA SUBOPTIMAL SIGNAL DEGRADATION HANDOFF (SDH)

ANALISIS EKSPONEN PATH LOSS DENGAN MEMBANDINGKAN METODE HISTERESIS ADAPTIF DAN METODE HISTERESIS TETAP

STUDI SISTEM VERTICAL HANDOVER PADA JARINGAN WIRELESS HETEROGEN MENGGUNAKAN ALGORITMA ADAPTIVE LIFETIME BASED

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

EVALUASI PARAMETER TRADEOFF HANDOFF PADA METODE THRESHOLD DENGAN HISTERESIS ADAPTIF

EVALUASI KINERJA ALGORITMA HISTERESIS HARD HANDOFF PADA SISTEM SELULER

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

ANALISIS TRAFIK CDMA2000 1X

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sinyal paling tinggi. Metode ini memperlihatkan banyaknya handover yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

ANALISIS HANDOFF JARINGAN UMTS DENGAN MODEL PENYISIPAN WLAN PADA PERBATASAN DUA BASE STATION UMTS

BAB I PENDAHULUAN. handoff pada jaringan 3G (third generation), para pengguna sudah dapat merasakan

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PENGARUH DISTRIBUSI PEMBOBOTAN TERHADAP POLA ARRAY PADA DELAY AND SUM BEAMFORMING

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

TERMODINAMIKA TEKNIK II

III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

BAB II LANDASAN TEORI

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SUBOPTIMAL HANDOVER PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

BAB II PROPAGASI SINYAL. kondisi dari komunikasi seluler yaitu path loss, shadowing dan multipath fading.

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

User-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

IMPLEMENTASI ANT-BASED ROUTING ALGORITHM PADA MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

Bab 2 Tinjauan Pustaka

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PENGARUH DISPERSI TERHADAP KECEPATAN DATA KOMUNIKASI OPTIK MENGGUNAKAN PENGKODEAN RETURN TO ZERO (RZ) DAN NON RETURN TO ZERO (NRZ)

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

BAB II SOFT HANDOFF. bergerak. Mobilitas menyebabkan variasi yang dinamis pada kualitas link dan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Model Produksi dan Distribusi Energi

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Transkripsi:

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co ABSTRAK Sebuah siste kounikasi seluler eberikan keudahan terhadap pengguna untuk dapat elakukan kounikasi eskipun dala keadaan bergerak, salah satunya eungkinkan obile station untuk berpindah dari satu base station ke base station yang lain selaa kounikasi berlangsung, ekanise perpindahan ini dinaakan handoff. Adapun paraeter yang epengaruhi handoff adalah kecepatan pergerakan obile station dan korelasi jarak pada lingkungan sekitar base station atau disebut sebagai paraeter kontrol. Algorita locally optial handoff adalah algorita yang diadaptasikan dengan kecepatan dan korelasi jarak. Paper ini enganalisis perbandingan algorita locally optial handoff dengan etode threshold dengan histeresis adaptif. Nilai korelasi jarak adalah 10, 20, dan 30 dan titik operasi kecepatan adalah 2 /s sapai 50 /s. Julah handoff dan sinyal degradasi bernilai rendah ketika nilai korelasi jarak 30 pada kecepatan 0 /s sapai 5 /s. Untuk perbandingan algorita locally optial handoff dengan etode (do = 10 ), julah handoff berbanding terbalik untuk kedua etode, sedangkan nilai sinyal degradasi saa. Kata kunci: Algorita locally optial handoff, etode, kecepatan, korelasi jarak. 1. PENDAHULUAN Handoff erupakan proses pengalihan kanal traffic secara otoatis pada obile station (MS) yang sedang digunakan untuk berkounikasi tanpa terjadinya peutusan hubungan. Hal ini enjelaskan bahwa handoff pada dasarnya adalah sebuah call koneksi yang bergerak dari satu sel ke sel lainnya. Secara uun handoff dapat didefinisikan sebagai prosedur, diana ada perubahan layanan pada MS dari satu base station ke base station lainnya. Keputusan untuk sebuah handoff dibuat oleh Base transceiver station (BSC), yaitu dengan engevaluasi secara peranen pengukuran yang diabil oleh BTS dan MS. Pada siste seluler generasi pertaa seperti Advanced obile phone syste (AMPS), handoff relatif sederhana. Siste seluler generasi kedua seperti Global syste for obile counications (GSM) dan Personal access counications syste (PCAS) lebih baik dari generasi pertaa dala banyak hal, terutaa algorita handoff yang digunakan. Proses handoff ebutuhkan suber daya jaringan untuk rute panggilan dari BTS yang sedang engendalikan MS ke BTS kandidat yang akan engendalikan MS. Dala hal ini, julah handoff diharapkan inial untuk enghindari beban switching yang besar dan juga enibulkan kegagalan koneksi karena delay handoff yang laa. Perancangan skea handoff yang buruk cenderung berakibat pada trafik sibuk yang berakibat pada penurunan kualitas pelayanan buruk (Quality of service rendah). Handoff erupakan eleen penting dala siste kounikasi seluler. Sel-sel BTS enggunakan pebagian pita frekuensi, sehingga diperlukan fasilitas koordinasi antara Mobile station (MS), Base Transceiver Station (BTS) yang sedang aktif elayani MS dan BTS kandidat yang potensial elayani MS untuk enjaga kekontinuan layanan ketika terjadi perpindahan kanal[1]. 2. MODEL SISTEM Jaringan seluler diasusikan terdiri dari tiga BTS yaitu BS-1, BS-2 dan BS-3. Sinyal terkuat yang diteria oleh MS adalah lintasan lurus yaitu dari BS-1 enuju ke titik T (titik -25- copyright @ DTE FT USU

tujuan) dengan sudut sejauh D eter. ketiga BS eiliki daya transisi yang saa, seperti diperlihatkan pada Gabar 1. shadow fading, yang diodelkan (desibel) sebagai zero-ean proses stasioner acak Gaussian. Model ini disebut sebagai odel fading lognoral autoregressive pertaa (AR- 1). Fungsi Z i diberikan pada Persaaan 2[4]: E[ ( ) ( + )] = exp δ (2) Diana: d o : korelasi jarak : variansi dari proses shadow fading. 3. MODEL SIMULASI Gabar 1. Model Lintasan Diasusikan bahwa MS sedang bergerak engikuti garis di sebuah lintasan dari sel 1, bergerak enjauh dari BS-1 dan endatangi area sekitar BS-2 dan BS-3. Dengan d i dinotasikan sebagai jarak MS ke BS-i, i = 1,2,3 yang diukur secara diskrit. Kuat sinyal yang diteria MS dari asing-asing base station dinotasikan dengan X i,k, i= 1,2,3. Diasusikan bahwa MS engukur kuat sinyal dari setiap base station dan engiri nilai saple ke base station yang bekerja. Sebaliknya, dari analisis, diasusikan bahwa keputusan handoff hanya didasarkan pada pengukuran. Kuat sinyal eiliki tiga koponen propagasi yaitu pathloss, fluktuasi skala besar atau shadow fading, dan fluktuasi skala kecil atau ultipath. Sinyal yang diteria dilewatkan elalui low pass filter untuk ratarata dari fluktuasi skala kecil[2,3]. Diasusikan bahwa kuat sinyal diukur dala desibel relatif terhadap beberapa referensi level daya. Kuat sinyal X i diteria dari base station BS-i di jarak d i (setelah low pass filter), diperoleh dengan persaaan berikut[1,4]: = log + Z ( )db, = 1,2 (1) Paraeter dan adalah keterangan untuk pathloss, tergantung pada daya yang ditransisikan pada base station, dan adalah eksponen pathloss. Z i adalah koponen Level kuat sinyal yang diteria oleh MS disapel secara diskrit setiap t k = kt h, diana t h adalah periode waktu sapling. Jarak setiap titik sapel adalah d s = v.t s, dengan engasusikan kecepatan MS v (eter/sekon) adalah konstan. Untuk eperhalus atau einialkan pengaruh sinyal yang berfluktuasi, aka level sinyal yang diteria MS diolah dengan proses ratarata etode eksponensial[5,6,7]. Sehingga persaaan level sinyal setelah dirata-ratakan terdapat pada Persaaan 3[7]:,, =,, + 1,, (3) Diana, d rata-rata : panjang rata-rata window,, : rata-rata sinyal diteria oleh MS dari BS i sebagai fungsi jarak d, pada sapel sinyal yang ke-k,, : rata-rata sinyal diteria oleh MS dari BS i sebagai fungsi jarak d, pada sapel yang ke-k 3.1 Algorita Locally Optial Handoff Solusi locally optial handoff didasarkan pada lintasan future, diana konsekuensi keputusan handoff di waktu k dan k+1. Keputusan locally optial terhadap fungsi di waktu k ditulis dengan persaaan berikut[8]: P < + -26- copyright @ DTE FT USU

P < (4) Untuk odel fading lognoral diasusikan distribusi kondisional erupakan distribusi Gaussian, diodelkan dengan persaaan berikut[8]: E Var = ( ) = log ( ) + (1 ) ( ) ( ) (1 ) ( ) (5) Berdasarkan gabungan dari persaaan (4) dan (5) diperoleh persaaan uu untuk keputusan locally optial[8]: Q σ, Diana, = standard deviasi a = koefisien korelasi c = cost + c Q σ (6) 3.2 Metode Threshold dengan Histeresis Adaptif Pada etode threshold dengan Histeresis Adaptif, kejadian handoff diawali ketika kuat sinyal dari BS aktif yang sedang elayani MS berada dibawah nilai threshold tertentu. Seentara kuat sinyal BS kandidat lebih tinggi dari sinyal dengan: < ( > + ). Histeresis adaptif berubah- ubah berdasarkan fungsi jarak. Persaaan untuk histeresis adaptif ditulis pada persaaan berikut[9]: = ax 20 1, 0 (7) Diana, : Histeresis adaptif d : jarak R : radius sel 3.3 Paraeter Handoff Paraeter handoff yang dibahas adalah julah handoff, sinyal/link degradasi, kecepatan dan korelasi jarak. 3.3.1 Julah Handoff Variabel julah handoff (Uk) eiliki 2 nilai yaitu 0 dan 1. = 1 jika stateent keadaan julah handoff terpenuhi, sebaliknya jika = 0 enyatakan bahwa stateent keadaan handoff tidak terpenuhi. Banyaknya kejadian handoff ( (l)) pada lintasan l yang terdiri dari N titik sapel sinyal, akan dinyatakan dengan persaaan berikut[5]: ( ) = (8) Nilai rata-rata handoff sejulah s lintasan l, ditulis dengan persaaan berikut: Rata rata handoff = 3.3.2 Link Degradasi ( ) (9) Kejadian link degradasi( ) erupakan kejadian ketika level sinyal berada dibawah level sinyal iniu( ). Laju ekspektasi kejadian sinyal degradasi dala suatu lintasan yang terdiri dari sapel sinyal,, dinyatakan dengan Persaaan berikut[5]: ( ) =, < (11) Diana,, < = + [,, ] [,, ],, = log, + ( log, +, ) ( log, ),, = (1 ) Jadi, sinyal degradasi rata-rata dari sejulah s lintasan l diruuskan dengan persaaan berikut[5]: = ( ) (12) 4. HASIL SIMULASI Proses siulasi diulai dengan enentukan paraeter dan ebangkitkan bilangan acak. Menghitung kuat sinyal teria dan erata-ratakan kuat sinyal dengan etode windowing. Nilai rata-rata kuat sinyal keudian digunakan untuk kebijakan proses handoff. -27- copyright @ DTE FT USU

4.1 Algorita Locally Optial Handoff Algorita locally optial handoff dievaluasi berdasarkan paraeter kinerja handoff, yaitu: banyaknya handoff yang terjadi (julah handoff) dan link degradasi. Data hasil siulasi algorita locally optial handoff denga variasi kecepatan terhadap julah handoff dengan S = 50 ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Variasi Kecepatan terhadap Julah Handoff dengan pengulangan data sebanyak 50 kali (S=50) Kecepatan Julah Handoff (/s) 10 20 30 2 26,200 18,100 16,800 10 23,200 23,200 23,00 20 4,600 4,600 4,600 30 1,450 1,450 1,450 40 1,100 1,100 1,100 50 1,00 1,00 1,00 Berdasarkan Tabel 1 diperoleh bahwa julah handoff akan eningkat jika kecepatannya kecil dan nilai korelasi jarak kecil, karena kejadian handoff seakin sering terjadi. Julah handoff akan enurun jika nilai kecepatan seakin besar dan nilai korelasi jarak seakin besar juga. Nilai handoff yang seakin kecil enyatakan bahwa kecepatan seakin besar. Grafik variasi kecepatan terhadap julah handoff dengan pengulangan data sebanyak 50 kali (S = 50) diperlihatkan pada Gabar 2. Julah handoff rata-rata 30 25 20 15 10 5 do = 10 do = 20 do = 30 0 variasi kecepatan Gabar 2. Grafik variasi kecepatan terhadap julah handoff dengan S=50 Data hasil siulasi variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan S = 50 ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan pengulangan data sebanyak 50 kali (S=50) Kecepatan Sinyal Degradasi (/s) 10 20 30 2 0,075 0,058 0,040 10 0,128 0,128 0,128 20 0,149 0,149 0,149 30 0,161 0,161 0,161 40 0,166 0,166 0,166 50 0,170 0,170 0,170 Berdasarkan Tabel 2 diperoleh bahwa seakin besar nilai kecepatan aka seakin eningkatkan nilai sinyal degradasi. Sinyal degradasi yang seakin eningkat diakibatkan oleh nilai korelasi jarak yang seakin rendah (korelasi jarak seakin enurun). Kejadian korelasi jarak seakin rendah terjadi pada kecepatan yang enurun, seakin besar nilai kecepatan aka korelasi jarak seakin eningkat. Grafik variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan S=50 ditujukkan pada Gabar 3. Sinyal Degradasi 0.18 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 do = 10 do = 20 do = 30 0.02 variasi kecepatan Gabar 3. Grafik variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan S=50 4.2 Perbandingan Algorita Locally Optial Handoff dengan Metode Threshold dengan Histeresis Adaptif pada Korelasi Jarak 10 Perbandingan antara algorita locally optial handoff dengan etode threshold -28- copyright @ DTE FT USU

dengan histeresis adaptif dengan variasi korelasi jarak 10. Data hasil siulasi variasi kecepatan terhadap julah handoff dengan S=50 untuk algorita locally optial handoff dan ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Variasi kecepatan terhadap julah handoff dengan pengulangan data sebanyak 50 kali (S=50) untuk algorita locally optial handoff Kecepatan Julah handoff (/s) 10 20 30 2 26,90 18,70 14,70 10 22,40 22,40 22,40 20 4,960 4,960 4,960 30 1,540 1,540 1,540 40 1,100 1,100 1,100 50 0,900 0,9000 0,9000 Tabel 4. Variasi kecepatan terhadap julah handoff dengan pengulangan data sebanyak 50 kali (S=50) untuk etode threshold dengan histeresis adaptif Kecepata Julah handoff n (/s) 10 20 30 2 16,90 12,14 9,240 10 32,60 32,66 32,60 20 37,80 37,80 37,80 30 40,00 40,00 40,00 40 42,48 42,48 42,48 50 43,72 43,72 43,72 Diperlihatkan hubungan antara julah handoff dengan locally optial handoff dan pada kecepatan 0 /s 50 /s (S=50). Pada kisaran kecepatan 0 5 /s algorita locally optial eningkat seiring besarnya julah handoff, seentara pada kecepatan 5-30 /s nilai dari algorita locally optial berangsur enurun, julah handoff seakin kecil. Pada kisaran kecepatan 30 50 /s nilai algorita locally optial hapir konstan seiring seakin kecilnya julah handoff. Pada etode threshold dengan histeresis adaptif, pada kecepatan 0 5 /s nilai histeresis adaptif rendah, julah handoff kecil. Pada kecepatan 10 50 /s terjadi kenaikan histeresis adaptif, julah handoff seakin besar seiring bertabahnya kecepatan. Dapat dibandingkan bahwa nilai dari algorita locally optial berbanding terbalik dengan histeresis adaptif, algorita locally optial engalai kenaikan saat kecepatan 0 10 /s sedangkan histeresi adaptif terjadi penurunan di kecepatan yang saa. Pada kecepatan 10-50 /s algorita locally optial seakin rendah dan nilai hapir konstan seiring julah handoff seakin kecil dan kecepatan yang seakin besar, sedangkan histeresis adaptif terjadi kenaikan, julah handoff eningkat seiring seakin besarnya nilai kecepatan. Pada Tabel 3 dan Tabel 4 diperlihatkan hasil data perbandingan algorita locally optial dengan histeresis adaptif dengan korelasi jarak 10 terhadap julah handoff seperti diperlihatkan pada Gabar 4. Julah handoff rata-rata 50 40 30 20 10 perbandingan algorita LO vs Hist.Adaptif, do = 10 Locally Optial Histeresis Adaptif 0 variasi kecepatan (/s) Gabar 4. Variasi kecepatan terhadap julah handoff dengan S=50 Data hasil siulasi variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan S=50 untuk algorita locally optial handoff dan ditunjukkan pada Tabel 5 dan Tabel 6. -29- copyright @ DTE FT USU

Tabel 5. Variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan pengulangan data sebanyak 50 kali (S=50) untuk etode algorita locally optial Kecepatan Sinyal Degradasi (/s) 10 20 30 2 0,0690 0,0540 0,0416 10 0,1296 0,1296 0,1296 20 0,1506 0,1506 0,1506 30 0,1604 0,1604 0,1604 40 0,1668 0,1668 0,1668 50 0,1704 0,1704 0,1704 Tabel 6. Variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan pengulangan data sebanyak 50 kali (S=50) untuk etode Kecepatan Sinyal Degradasi (/s) do = 10 20 30 2 0,0690 0,0540 0,0416 10 0,1296 0,1296 0,1296 20 0,1506 0,1506 0,1506 30 0,1604 0,1604 0,1604 40 0,1668 0,1668 0,1668 50 0,1704 0,1704 0,1704 Untuk perbandingan algorita locally optial dengan histeresis adaptif nilai sinyal degradasi konstan dan saa pada kisaran kecepatan 0 50 /s. Nilai sinyal degradasi engalai kenaikan seiring eningkatnya histeresis adaptif. Fenoena pada Tabel 5 dan Tabel 6 diperlihatkan bahwa nilai dari algorita locally optial dengan histeresis adaptif adalah saa. Seakin besar nilai sinyal degradasi aka nilai algorita locally optial dan histeresis adaptif seakin eningkat, nilai kecepatan seakin besar. Banyaknya sinyal degradasi yang terjadi karena kenaikan nilai algorita locally optial dan histeresis adaptif (nilai handoff seakin besar) diperlihatkan pada Gabar 5. Sinyal Degradasi 0.18 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 variasi kecepatan (/s) Gabar 5. Variasi kecepatan terhadap sinyal degradasi dengan S=50 5. KESIMPULAN perbandingan algorita LO vs Hist.Adaptif, do = 10 Locally Optial Histeresis Adaptif Pada Paper ini telah dilakukan siulasi algorita locally optial handoff dan perbandingannya dengan etode threshold dengan histeresis adaptif. Dari hasil siulasi diperoleh beberapa kesipulan yaitu: 1. Julah handoff sering terjadi ketika nilai korelasi jarak 10 (julah handoff eningkat), hal ini berkaitan dengan kecepatan yang labat (kecepatan bernilai 0 /s 5 /s). 2. Pengaturan kecepatan yang seakin eningkat (10 /s sapai 50 /s), enyebabkan handoff seakin jarang terjadi (julah handoff bernilai rendah), hal ini terjadi karena korelasi jarak bernilai 30 sehingga enyebabkan level sinyal enurun. 3. Seakin besar nilai kecepatan enyebabkan sinyal degradasi eningkat dan konstan pada nilai korelasi jarak yaitu 10, 20, 30. 4. Pada algorita locally optial handoff, nilai handoff seakin enurun yaitu dari 26,9400 pada kecepatan 2 /s hingga 0,900 pada kecepatan 50 /s dengan nilai korelasi jarak yang saa yaitu 10, seentara pada etode terjadi kenaikan julah handoff seiring bertabahnya kecepatan. 5. Pada algorita locally optial handoff, sinyal degradasi terjadi kenaikan dari 0,0690 sapai 0,1704 dengan kecepatan 2 /s hingga 50 /s, dan bernilai saa dengan etode threshold dengan histeresis adaptif. -30- copyright @ DTE FT USU

DAFTAR PUSTAKA [1]. Rui Sirait, ST. MT. 2009. Handover Pada Jaringan Kounikasi Bergerak Generasi Ketiga (3G) WCDMA. [2]. Stallings, W.2007. Kounikasi dan Jaringan Nirkabel (alih bahasa), Penerbit: Erlangga. [3]. Goldsith,A. 2005. Wireless Counication,Penerbit: Cabridge University Press. [4]. Halgauge, M. N. 2006. Perforance Evaluation and Enhanceent of Mobile and Sensor Networks, (Disertasi). Australia, University of Melbourne. [5]. Leonardo, Siregar. 2013. Optialisasi Paraeter Tradeoff Handoff dengan Mengevaluasi Metode Handoff. [6]. Akar, M., Mitra,U. 2001, Variations on Optial and Suboptial Handoff Control for Wireless Counication Systes,IEEE J. Select. Areas Coun., vol. 19, hal. 1173-1185. [7]. Gudundson, M. 1991. Analysis of Handover Algoriths, IEEE, hal. 537-542. [8]. Venugopal V. Veeravalli. A Locally Optial Handoff Algorith foe Cellular Counications, IEEE, vol 46, August 1997. [9]. Zhu,K.,danKwak,K.2006. Perforance Analysis of an Adaptive Handoff Algorith Based on Distance Inforation, Elsevier,Cop., Coun., 30 (2007) 1278-1288. Counications: Principle and -31- copyright @ DTE FT USU