BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

Sistem DIGITAL. Eka Maulana., ST, MT, M.Eng

Sistem Bilangan & Kode Data

BAB II Sistem Kode Dalam Bilangan Biner

SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA

Representasi Data. M. Subchan M

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2-

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL

Pokok Pokok Bahasan :

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

Sistem Bilangan. Rudi Susanto

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

Dalam konvensi tersebut dijumpai bahwa suatu bilangan yang tidak disertai indeks berarti bilangan tersebut dinyatakan dalam desimal atau basis-10.

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

SISTEM BILANGAN I. DEFINISI. II. Teori Bilangan

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Pertemuan 2. sistem bilangan

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 --

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

3/20/2013 SISTEM BILANGAN Jam 1

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD Maret 2018

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom

SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal

Bilangan Biner. Bentuk umum dari bilangan biner dan bilangan desimal adalah : Biner Desimal

Sistem Bilangan pada Bidang Ilmu Komputer (Lanjutan)

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan

BAB V BILANGAN PECAHAN

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN

Dr. novrina

FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR

Definisi Bilangan Biner, Desimal, Oktal, Heksadesimal

Bilangan Desimal bilangan yang memiliki basis 10. Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Bilangan Biner bilanganyang memilikibasis

Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan

BAB I SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL II ARITMATIKA BINER

KONVERSI BILANGAN. B. Konversi Bilangan Desimal ke Biner Contoh =. 2? Tulis sisa hasil bagi dari bawah keatas =

Atau, kita dapat menyusun semua bersebelahan agar menghemat tempat menjadi :

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

Sasaran Pertemuan 2 PERTEMUAN 2 SISTEM BILANGAN

Arithmatika Komputer. Pertemuan 3

Sistem-Sistem Bilangan Sistem-Sistem Bilangan secara matematis: Contoh-2: desimal: biner (radiks=2, digit={0, 1}) Bilangan. Nilai

PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

SISTEM BILANGAN DIGITAL

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

SISTEM BILANGAN. B. Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital, diantaranya yaitu

BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL

DASAR SISTEM BILANGAN

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE

9.3. ARITMATIKA INTEGER

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

Sistem Bilangan. Desimal Biner Oktal Heksadesimal

Sistem Digital (410206)

OPERASI ARITHMATIK OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Pengertian Data datum

77 = (bilangan biner).

Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi

KERJAKAN SOAL BERIKUT BESERTA HITUNGANYA DIBUKU CATATAN DAN DIKUMPULKAN DI MEJA GURU DEPAN KELAS

KONVERSI BILANGAN. Bilangan oktal adalah bilangan berbasis 8, yang menggunakan angka 0 sampai 7. Contoh penulisan : 17 8.

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD April 2018

Quis. 2. Sistem bilangan yang menggunakan basis 8 adalah: A. Biner D. Hexadesimal B. Oktal E. Sexagesimal C. Desimal

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

Representasi Data Digital (Bagian 1)

SISTEM BILANGAN (NUMBER SYSTEM)

II. Sistem Bilangan Outline : 31/10/2008. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer

Operasi Aritmatika Sistem Bilangan Biner & Bilangan Oktal

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER

Sistem Bilangan dan Kode

MATERI 2 SISTEM BILANGAN DAN REPRESENTASI DATA

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

RANGKAIAN ARITMETIKA

Hanif Fakhrurroja, MT

Sistem Bilangan dan Konversinya. Oleh : Agus Pribadi

DIKTAT SISTEM DIGITAL

MAKALAH KONVERSI BILANGAN

Transkripsi:

BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG 1.1. Pengenalan Sistem Bilangan Seperti kita ketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari bilangan desimal yang sering dipergunakan adalah bilangan desimal. Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri dari digit atau angka mulai dari nol sampai sembilan yaitu :, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Bilangan desimal ini mempunyai bilangan dasar sepuluh atau radiksnya adalah 1 (sepuluh) yaitu terdiri dari digit sebanyak sepuluh. Oleh karena itu, lebih jelasnya yang dinamakan bilangan desimal adalah suatu bilangan yang diikut sertakan dengan radiks 1. sebagai contoh antara lain : (125) 1 ; (468) 1 ; (8) 1 ; (1239) 1. Nilai dari setiap posisi angka bilangan desimal biasanya dimulai dari ujung kanan sebagai berikut :.1 6, 1 5, 1 4, 1 3, 1 2, 1 1, 1, 1-1, 1-2, 1-3, 1-4, Artinya setiap angka atau digit, berbeda nilainya yaitu tergantung pada tempatnya. Contoh : 1. (125) 1 = (1 x 1 2 ) + (2 x 1 1 ) + (5 x 1 ) 2. (72,9) 1 = (7 x 1 1 ) + (2 x 1 ) + (9 x 1-1 ) Berarti dalam setiap bilangan kita katakan bahwa angka yang terbesar dari suatu bilangan disebut MSD (Most Significant Digit), sedangkan angka yang mempunyai harga temapat terkecil disebut LSD (Least Significant Digit). Seperti contoh no: 1, sebagai MSD adalah 1 dan LSD nya adalah 5, dan terdiri dari tiga digit yaitu 1; 2; 5. Selain bilangan desimal, kita kenal bilangan yang mempunyai radiks 2; radiks 8 dan bilangan yang mempunyai radiks 16. Bilangan yang mempunyai radiks dua disebut bilangan biner, yang digitnya adalah :, 1. Bilangan yang mempunyai radiks 8 disebut bilangan oktal, yang terdiri dari digit sebagai berikut :, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.

Bilangan yang mempunyai radiks 16 disebut bilangan heksadesimal, yang terdiri dari :, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Cara penulisan bilangan biner, bilangan oktal maupun bilangan heksadesimal tak ubahnya seperti penulisan bilangan desimal sebelumnya yaitu setiap bilangan yang terdiri dari beberapa digit dibubuhi dengan radiksnya, dimana angka atau digit pada harga tempat terbesar disebut MSD dan digit pada harga tempat terkecilnya disebut LSD. Adapaun contoh masing-masing bilangan di atas adalah sbb : 1. (111) 2 = (1 x 2 3 ) + ( x 2 2 ) + (1 x 2 1 ) + (1 x 2 ) 2. (471) 8 = (4 x 8 2 ) + (7 x 8 1 ) + (1 x 8 ) 3. (6A4) 16 = (6 x 16 2 ) + (1 x 16 1 ) + (4 x 16 ) Dari ketiga contoh di atas, digit yang tempatnya paling kiri merupakan MSD, sedangkan digit yang tempatnya pada posisi paling kanan sebagai LSD. 1.2. Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner dan Biner ke Desimal Untuk konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner ada dua cara yaitu : a) Untuk bilangan bulat (INTEGER) : diperoleh dari pembagian dengan 2, kemudian tuliskan sisanya sampai hasilnya merupakan nilai tertentu dari sisa yang dilihat dari bawah ke atas dan dituliskan dari kiri ke kanan. Lebih jelasnya dapat dilihat dari beberapa contoh di bawah ini. 1) Berapa bilangan biner dari (125) 1? Cara ke I Cara ke II 2 125 Sisa 125 : 2 = 62 Sisa 1 LSD 2 62 1 LSD 62 : 2 = 31 Sisa 2 31 31 : 2 = 15 Sisa 1 2 15 1 15 : 2 = 7 Sisa 1 2 7 1 7 : 2 = 3 Sisa 1 2 3 1 3 : 2 = 1 Sisa 1 2 1 1 1 : 2 = Sisa 1 MSD

1 MSD Jadi (125) 1 = (111111) 2 Jadi (125) 1 = (111111) 2 2) Berapa bilangan biner dari (74) 1? 2 74 Sisa 2 37 LSD 2 18 1 2 9 2 4 1 2 2 2 1 1 MSD Jadi (74) 1 = (111) 2 3) Berapa bilangan biner dari (542) 1? 542 : 2 = 262 Sisa LSD 262 : 2 = 131 Sisa 131 : 2 = 655 Sisa 655 : 2 = 327 Sisa 1 327 : 2 = 163 Sisa 1 81 : 2 = 4 Sisa 1 4 : 2 = 2 Sisa 2 : 2 = 1 Sisa 1 : 2 = 5 Sisa 5 : 2 = 2 Sisa 1 2 : 2 = 1 Sisa 1 : 2 = Sisa 1 MSD Jadi (524) 1 = (111111) 2 b) Utuk bilangan pecahan : diperoleh dari perkalian denga angka 2, kemudian tuliskan hailnya jika tidak lebih dari satu dan tuliskan 1 jika lebih dari satu atau sama dengan satu belakang koma.

Contoh : 1) Berapakah pecahan bilangan biner dari (,625) 1? Representasi biner,625 x 2 =,25,1,25 x 2 =,5,1,5 x 2 =,,11 Jadi pecahan binernya adalah (,11) 2 2) Berapakah pecahan bilangan biner dari (,75) 1? Representasi biner, 75 x 2 =,15,,15 x 2 =,3,,3 x 2 =,6,,6 x 2 =,2,1,2 x 2 =,4,1,4 x 2 =,8,1,8 x 2 =,6,11,6 x 2 =,2,111,2 x 2 =,4,111,4 x 2 =,8,111,8 x 2 =,6,1111,6 x 2 =,2,11111 dst dst Jadi (,75) 1 = (,11111) 2 3) Berapakah pecahan bilangan biner dari (,375) 1? Representasi Biner,375 x 2 =,75,,75 x 2 =,5,1,5 x 2 =,11

Jadi pecahan bilangan biner dari (,375) 1 = (,11) 2 Untuk konversi bilangan biner menjadi bilangan desimal juga kita kenal dengan dua cara yaitu : c) Untuk bilangan bulat (INTERGER) Ini dilakukan dengan mengalikan setiap digit biner dengan nilai posisi masing-masing. Akan lebih mudah kalau dimulai dari kanan. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini. Contoh : 1) Berapa bilangan desimal dari (1111) 2? Cara ke I. (1111) 2 = 1x2 + x2 1 + x2 2 + 1x2 3 + 1x2 4 + 1x2 5 = 1 + + + 8 + 16 + 31 = 57 Jadi (1111) 2 = (57) 1 Cara ke II yaitu sistem Doubling and doubling. (1111) 2 = ((((((1x2)+1)2+1)2+)2+)2+)2+1) = 57 Jadi (1111) 2 = (57) 1 2) Berapakah bilangan desimal dari (11111) 2? (11111) 2 = ((((((1x2)+)2+1)2+1)2+1)2+1) = (47) 1 Atau : Jadi (11111) 2 = (47) 1 (11111) 2 = 1x2 + 1x2 1 + 1x2 2 + 1x2 3 + x2 4 + 1x2 5 = 1 + 2 + 4 + 8 + + 32 = 47 Jadi (11111) 2 = (47) 1

3) Berapa bilangan desimal dari (1) 2? (1) 2 = (((((1x2)+)2+)2+)2+) = (16) 1 Jadi (1) 2 = (16) 1 d) Untuk bilangan pecahan : Ini dilaksanakan dengan mengalikan setiap digit biner dengan nilai posisi masing-masing dan akan lebih mudah jika dimulai dari arah kiri setelah tanda koma. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini : Contoh : 1) Berapakah bilangan desimal dari (,11) 2? (,11) 2 = x2-1 + x2-2 + 1x2-3 +1x2-4 1 1 = + + + 8 16 = = 16 3 2 +1 16 Jadi (,11) 2 = ( 16 3 )1 2) Berapa pecahan bilangan desimal dari (,111) 2? (,111) 2 = 1x2-1 + 1x2-2 + 1x2-3 1 1 1 = + + 2 4 8 = = 4 + 2 + 1 8 7 8 Jadi (,111) 2 = ( 8 7 )1 = (,875) 1

3) Berapa bilangan desimal dari (11,1) 2? (11,1) 2 = 1x2 + 1x2 1 + x2-1 + 1x2-2 1 = 1 + 2 + + 4 1 = 3 4 Jadi (11,1) 2 = (3 4 1 )1 = (3,25) 1 1.3. Konversi Bilangan Desimal ke Oktal dan Sebaliknya Untuk konversi bilangan desimal menjadi bilangan oktal, caranya sama dengan konversi desimal ke biner yaitu dengan pembagian dengan radiksnya (khusus untuk INTEGER). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. Contoh : INTEGER. 1) Berapa bilangan oktal dari (245) 1? 245 : 8 = 3 Sisa 5 LSD 3 : 8 = 3 Sisa 6 3 : 8 = Sisa 3 MSD Jadi bilangan oktal dari (245) 1 adalah (365) 8 2) Berapa bilangan oktal dari (16) 1? 168 : 8 = 2 Sisa LSD 2 : 8 = Sisa 2 MSD Jadi bilangan oktal dari (16) 1 adalah (2) 8

3) Berapa bilangan oktal dari (12) 1? 8 12 Sisa 8 15 LSD 8 18 6 8 2 2 2 MSD Jadi bilangan oktal dari (12) 1 adalah (226) 8 Sedangkan untuk konversi bilangan pecahan desimal menjadi bilangan pecahan oktal caranya sama dengan konversi pecahan desimal menjadi pecahan biner sebelumnya yaitu : pecahan desimal dikalikan dengan 8, jika hasilnya kurang dari 1 tuliskan pada representasi oktalnya dan jika hasilnya 1 atau lebih dari 1, tuliskan pada representasi oktalnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. Contoh : PECAHAN 1) Berapa bilangan pecahan oktal dari (,5) 1? Representasi Oktal,5 x 8 =,4 Jadi (,5) 1 = (,4) 8 2) Berapa bilangan pecahan oktal dari (,875) 1? Representasi Oktal,875 x 8 =,7 Jadi (,875) 1 = (,7) 8 3) Berapa bilangan pecahan oktal dari (,625) 1? Representasi Oktal,625 x 8 =,5 Jadi (,625) 1 = (,5) 8

Untuk konversi bilangan oktal menjadi bilangan desimal yaitu INTEGER dilaksanakan dengan mengalikan setiap digit oktal dengan nilai posisi masingmasing. Contoh : 1) Berapa bilangan desimal dari (367) 8? Cara ke I : (367) 8 = 7x8 + 6x8 1 +7x8 2 = 7 + 48 + 192 = 247 Jadi (367) 8 = (247) 1 Cara ke II : (367) 8 = (((3x8)+6)8+7) = ((24+6)8+7) = (24 + 7) = (247) Jadi (367) 8 = (247) 1 2) Berapa bilangan desimal dari (2451) 8? (2451) 8 = ((((2x8)+4)8+5)8+1) = (((16+4)8+5)8+1) = (16+5)8+1 = 132 + 1 = 1321 Jadi (2451) 8 = (1321) 1 3) Berapa bilangan desimal dari (4627) 8? (4627) 8 = 7x8 + 2x8 1 + 6x8 2 + 4x8 3 = 7 + 16 + 384 + 248 = 2455 Jadi (4627) 8 = (2455) 1

Sedangkan konversi bilangan pecahan oktal menjadi pecahan desimal, caranya sama seperti konversi pecahan biner ke pecahan desimal sebelumnya. Contoh : 1) Berapa bilangan pecahan desimal dari (,75) 8? (,75) 8 = 7x8-1 + 5x8-2 7 5 = + 8 64 56 5 = + 64 64 61 = 64 61 Jadi,75) 8 = ( )1 64 2) Berapa bilangan pecahan desimal dari (,625) 8? (,625) 8 = 6x8-1 + 2x8-2 + 5x8-3 6 2 5 = + + 8 64 512 384 16 5 = + + 512 512 512 45 = 512 45 Jadi (,625) 8 = ( )1 512 3) Berapa bilangan pecahan desimal dari (,5235) 8? (,5235) 8 = 5x8-1 + 2x8-2 + 3x8-3 + 5x8-4 5 2 3 5 = + + + 8 64 512 496 256 128 24 5 = + + + 496 496 496 496

2717 = 496 2717 Jadi (,5235) 8 = ( )1 496 1.4. Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Heksadesimal dan sebaliknya Untuk konversi bilangan desimal ke bilangan heksadesimal diperoleh dengan cara yang sama seperti konversi desimal ke biner atau konversi desimal ke oktal sebelumnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini. Contoh : INTEGER 1) Berapa bilangan heksadesimal dari (17) 1? 17 : 16 = 1 Sisa 1 LSD 1 : 16 = Sisa 1 MSD Jadi (17) 1 = (11) 16 2) Berapa bilangan heksadesimal dari (165) 1? 165 : 16 = 1 Sisa 5 LSD 1 : 16 = Sisa A MSD Jadi (165) 1 = (A5) 16 3) Berapa bilangan heksadesimal dari (8657) 1? 8657 : 16 = 541 Sisa 1 LSD 541 : 16 = 33 Sisa D 33 : 16 = 2 Sisa 1 2 : 16 = Sisa 2 MSD Jadi (8657) 1 = (21D1) 16 Sedangkan untuk konversi pecahan bilangan desimal ke pecahan heksadesimal dapat diperoleh seperti cara konversi pecahan desimal ke pecahan oktal sebelumnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.

Contoh : 1) Berapa bilangan pecahan heksadesimal dari (,5) 1? Representasi Heksadesimal,5 x 16 =,8 Jadi (,5) 1 = (,8) 16 2) Berapa bilangan pecahan heksadesimal dari (,75) 1? Representasi Heksadesimal,75 x 16 =,C Jadi (,75) 1 = (,C) 16 3) Berapa bilangan pecahan heksadesimal dari (,625) 1? Representasi Heksadesimal,625 x 16 =,A Jadi (,625) 1 = (,A) 16 Sebaliknya untuk konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan desimal caranya sama dengan konversi bilangan biner atau bilangan oktal menjadi bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. Contoh : INTEGER 1) Berapa bilangan desimal dari (7) 16? (7) 16 = x16 + 7x16 1 = + 112 = 112 Jadi (7) 16 = (112) 1 2) Berapa bilangan desimal dari (2A5) 16? (2A5) 16 = 5x16 + Ax16 1 + 2x16 2 = 5 + 1x16 + 2x256 = 5 + 16 + 512

= 677 Jadi (2A5) 16 = (677) 1 3) Berapa bilangan desimal dari (2EF9) 16? (2EF9) 16 = 9x16 + Fx16 1 + Ex16 2 + 2x16 3 = 9 + 15x16 + 14x256 + 2x496 = 9 + 24 + 354 + 8192 = 1225 Jadi (2EF9) 16 = (1225) 1 Untuk konversi bilangan pecahan heksadesimal menjadi bilangan pecahan desimal dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. Contoh : PECAHAN 1) Berapa bilangan pecahan desimal dari (,8) 16? (,8) 16 = 8x16-1 8 = 16 =,5 Jadi (,8) 16 = (,5) 1 2) Berapa bilangan pecahan desimal dari (,482) 16? (,482) 16 = 4x16-1 +8x16-2 + 2x16-3 4 8 2 = + + 16 256 496 = 124 + 128 + 2 496 1154 = 496 1154 Jadi (,482) 16 = ( )1 496

3) Berapa bilangan pecahan desimal dari (,AD5) 16? (,AD5) 16 = (Ax16-1 ) + (Dx16-2 ) + (5x16-3 ) = (1x16-1 ) + (13x16-2 ) + (5x16-3 ) 1 13 5 = + + 16 256 496 = 256 + 28 + 5 496 2773 = 496 Jadi (,AD5) 16 = (,67719) 1 1.5. Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Oktal dan Sebaliknya Untuk konversi bilangan biner menjadi bilangan oktal caranya boleh mengubah terlebih dahulu menjadi bilangan desimal kemudian menjadi bilangan oktal. Contoh : 1) Berapa bilangan oktal dari (111111) 2? (111111) 2 = 1x2 + 1x2 1 + 1x2 2 + x2 3 + 1x2 4 + 1x2 5 + x2 6 + 1x2 7 = 1 + 2 + 4 + + 16 + 32 + + 128 = (183) 1 (183) 1 = ( ) 8 183 : 8 = 22 Sisa 7 22 : 8 = 2 Sisa 6 2 : 8 = sisa 2 Jadi (111111) 2 = (183) 1 = (267) 8 Cara lain untuk konversi bilangan biner menjadi bilangan oktal adalah dengan mengelompokkan 3 bit (binary digit) mulai dari arah kanan. Lebih jelasnya dapat dilihat penyelesaian dari contoh nomor 1. (111111) 2 = 1 11 111 = 2 6 7

Jadi (111111) 2 = (267) 1 2) Berapa bilangan oktal dari (111111111) 2? (111111111) 2 = 11 11 111 11 = 3 5 7 3 Jadi (111111111) 2 = (3573) 8 3) Berapa bilangan pecahan oktal dari (,111) 2? Caranya untuk konversi pecahan oktal dari pecahan biner adalah sebagai berikut : kelompokkan 3 bit mulai dari arah kiri yaitu setelah tanda koma. (,111) 2 =, 11 1 =, 5 4 Jadi (,111) 2 = (,111) 2 = (,54) 8 Demikian juga untuk konversi bilangan oktal mennjadi bilangan biner baik untuk INTEGER maupun untuk pecahan dapat diperoleh dengan cara pengelompokan tiga bit sebelumnya. Contoh : 1) Berapa bilangan biner dari (57) 8? Caranya : (57) 8 = (11111) 2 5 = 11 7 = 111 Jadi (57) 8 = (11111) 2 2) Berapa bilangan biner dari (326) 8? 3 = 11 = 11 2 = 1 6 = 11 Jadi (326) 8 = (11111) 2 = (11111) 2

3) Berapa bilangan biner dari (,642) 8? 6 = 11 4 = 1 2 = 1 Jadi (,642) 8 = (,1111) 2 = (,1111) 2 1.6. Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Heksadesimal dan Sebaliknya. Untuk konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner, caranya dengan menuliskan setiap digit heksadesimal menjadi 4 bit. Demikian juga sebaiknya untuk merubah bilangan biner menjadi bilangan heksadesimal, maka setiap 4 bit mewakili 1 digit bilangan heksadesimal. Contoh : 1) Berapa bilangan biner dari (18) 16? (18) 16 = (11) 2 = (11) 2 Caranya : 1 = 1 = 1 8 = 1 2) Berapa bilangan biner dari (4A5) 16? Jawab: 4 = 1 A = 11 5 = 11 Jadi (4A5) 16 = (11111) 2 = (11111) 2 3) Berapa bilangan biner dari (E798) 16? Jawab: E = 111 7 = 111 9 = 11 8 = 1

Jadi (E798) 16 = (111111111) 2 4) Berapa bilangan heksadesimal dari (1111) 2? Pengelompokkan 4 bit mulai dari arah kanan ke kiri. (1111) 2 = (1 111) 2 = (1 111) 2 1 = 2 111 = B Jadi (1111) 2 = (2B) 16 5) Berapa bilangan heksadesimal dari (11111) 2? (11111) 2 = (1 11 11) 2 = (1 11 11) 2 1 = 1 11 = 9 11 = 6 Jadi (11111) 2 = (11111) 2 = (196) 16 6) Berapa bilangan heksadesimal dari (1111111) 2? (1111111) 2 = (1111 1 11) 2 = ( F 1 9 ) 16 Jadi (1111111) 2 = (F19) 16 1.7. Konversi bilangan oktal ke heksadesimal dan sebaliknya Untuk konversi bilangan oktal menjadi bilangan heksadesimal caranya yang lebih mudah yaitu dengan mengkonversikannya terlebih dahulu ke bilangan biner, kemudian baru ke bilangan heksadesimal. Demikian juga halnya untuk konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan oktal, caranya sama yaitu diubah terlebih dahulu ke bilangan biner, baru ke bilangan oktal. Untuk memudahkan konversi di atas, maka dapat kita gunakan tabel konversi di bawah ini.

TABEL 1 Konversi biner, oktal dan heksadesimal serta desimal Desimal Biner Oktal Heksadesimal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 = = 1 = 1 = 1 1 = 1 = 1 11 = 11 = 11 1 = 1 11 = 11 11 = 11 111 = 111 1 = 1 11 = 11 11 = 11 111 = 111 11 = 11 111 = 111 111 = 111 1111 = 1111 1 = 1 = 1 11 = 11 = 11 11 = 11 = 11 111 = 111 = 111 11 = 11 = 11 111 = 111 = 1 2 3 4 5 6 7 1 11 12 13 14 15 16 17 2 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 1 11 12 13 14 15

111 22 111 = 111 = 26 16 111 23 1111 = 1111 = 27 17 1111 24 11 = 11 = 3 18 11 25 111 = 111 = 31 19 111 26 111 = 111 = 32 1A 111 27 1111 = 1111 = 33 1B 1111 28 111 = 11 = 34 1C 111 29 1111 = 1111 = 35 1D 1111 3 1111 = 1111 = 36 1E 1111 31 11111 = 11111 = 37 1F 11111 32 1 = 1 4 2 Contoh : 1) Berapa bilangan heksadesimal dari (37) 8? Dengan menggunakan tabel konversi sebelumnya, maka diperoleh bahwa (37) 8 = (1F) 16

Atau caranya : 3 = 11 7 = 111 Jadi (37) 8 = (11111) 2 = (11111) 2 1 = 1 1111 = F Berarti (11111) 2 = (1F) 16 2) Berapa bilangan heksadesimal dari (462) 8? 4 = 1 6 = 11 2 = 1 Berarti (462) 8 = (1111) 2 = (1111) 2 = (132) 16 3) Berapa bilangan heksadesimal dari (7456) 8? (7456) 8 = (11111111) 2 (11111111) 2 = (F2E) 16 4) Berapa bilangan oktal dari (37) 16? 3 = 11 7 = 111 Jadi (37) 16 = (11111) 2 = (11111) 2 = (67) 8 5) Berapa bilangan oktal dari (E19) 16? E = 111 1 = 1 9 = 11 Jadi (E19) 16 = (111111) 2 = (731) 8

6) Berapa bilangan oktal dari (5AF9) 16? 5 = 11 A = 11 F = 1111 9 = 11 Jadi (5AF9) 16 = (1111111111) 2 = (55371) 8 1.8. Operasi Perhitungan pada Sistem Bilangan Operasi perhitungan yang dibahas dalam sistem bilangan ini adalah penjumlahan, penguragan, perkalian dan pembagian untuk bilangan biner, bilangan oktal dan bilangan heksadesimal. a) Operasi Penjumlahan Bilangan Biner Hukum dasar dari penjumlahan biner adalah : + = ; + 1 = 1; 1 + = 1; 1 + 1 = 1. Dengan hukum ini, kita dapat menjumlahkan seperti penjumlahan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. Contoh : 1) Hitung jumlah dari 111,1 dan 1111,! 111,1 1111, + 111,1 Langkah-langkahnya dimulai dari kanan yaitu : 1 + = 1; + 1 = 1; 1 + 1 = 1; 1 + + 1 = 1; 1 + 1 + = 1; 1 + 1 + 1 = 11. 2) Hitung jumlah dari 111, 111 dan 1111,1111! 111,111 1111,1111 + 1111,1111

b) Operasi Pengurangan Bilangan Biner Seperti perhitungan desimal, pengurangan bilangan biner boleh digunakan hukum-hukum dari kebalikan penjumlahan biner. Lebih jelasnya dapat dilihat dari beberapa contoh di bawah ini. Contoh : 1) Hitung secara aljabar penjumlahan 1111 dan -111! 1111 111 + 11 Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1- = 1; 1-1 = ; 1-1 = 1; - = ; 1-1 =. 2) Hitung secara aljabar penjumlahan -1111 dan 111! 1111-111 + 11 Cara di atas ternyata sulit atau tidak cocok diwujudkan secara elektronik, karena tidak ada konsep logika minus 1. Oleh sebab itu dalam pengurangan biner diterapkan dengan cara pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen 2 yang digunakan pada Komputer Digital. Adapun pengertian komplemen 1 adalah sebagai berikut : Komplemen 1 bagi suatu bilangan biner adalah bilangan yang terjadi bila diubah masing-masing 1 menjai atau menjadi 1. berarti, komplemen 1 untuk 11 adalah 11 dan komplemen 1 untuk 11 adalah 11. Contoh lain dari komplemen 1 antara lain : 111 komplemen 1 nya adalah 1 111 komplemen 1 nya adalah 1 1 komplemen 1 nya adalah 111 111 komplemen 1 nya adalah 1

Selanjutnya pengertian komplemen 2 adalah bilangan biner yang terjadi jika ditambahkan 1 terhadap komplemen 1, yaitu : Komplemen 2 = Komplemen 1 + 1 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh untuk mencari komplemen 2 dari suatu bilangan biner. 1) Komplemen 2 dari 11 adalah 11 + 1 = 1 2) Komplemen 2 dari 111 adalah 1 + 1 = 11 3) Komplemen 2 dari 11 adalah 11 + 1 = 111 4) Komplemen 2 dari 111 adalah 111 + 1 = 111 Setelah kita memahami untuk mencari komplemen 1 dan komplemen 2 suatu bilangan biner, maka penerapannya untuk pengurangan bilangan biner dapat diuraikan seperti di bawah ini. b.1) Pengurangan Biner dengan Komplemen 1. Pengurangan ini caranya sebagi berikut : Bilangan biner yang akan dikurangi dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya di komplemen 1, kemudian dijumlahkan. Jika dari penjumlahan tersebut ada bawaan putaran ujung (end-around carry), maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan hasil akhir. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini. 1) Berapakah hasil dari 111 111? 111 (bilangan biner yang dikurangi) 111 (pengurangnya) 111 + (komplemen 1 dari 111) End-arround carry 111 11 1 + 1 Jadi 111 111 = 1.

2) Berapakah hasil dari 1111 11? 1111 111 (komplemen 1 dari 11) + 111 11 1 + 111 Jadi 1111 11 = 111 Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan putaran ujung, maka hasil penjumlahan bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan negatif dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 hasil penjumlahan tadi. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini. 1) Berapakah hasil dari 111 1111? 2) Berapakah hasil dari 111 11? Karena tidak ada bawaan putaran ujung, maka hasil akhirnya adalah 11 yaitu komplemen 1 dari 111. b.2) Pengurangan Biner dengan Komplemen 2 Untuk pengurangan biner dengan komplemen 2, caranya adalah sebagai berikut : Bilangan biner yang dikurangi tetap kemudian bilangan biner sebagai pengurangnya di komplemen 2, lalu dijumlahkan. Jika hasilnya ada bawaan, maka hasil akhir adalah hasil penjumlahan tersebut tanpa bawaan atau bawaan diabaikan. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini. 1) Berapakah hasil dari 11 11? 11 + 111 (Komplemen 2 dari 11) 111

Diabaikan Jadi 11 11 = 11 2) Berapakah hasil dari 11 1111? 11 + 11 (Komplemen 2 dari 1111) 111 Diabaikan Jadi 11 1111 = 11 Sekarang bagaimana kalau hasil penjumlahan dari bilangan yang dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa bawaan? Untuk menjawab ini, maka caranya sama seperti pengurangan komplemen 1, dimana hasil akhirnya negatif dan hasil penjumlahan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini. 1) Berapakah hasil dari 1111 111? 1111 + 111 (Komplemen 2 dari 111) 111 Jadi hasil akhirnya adalah 1 yaitu komplemen 2 dari 111. 2) Berapakah hasil dari 111 111? 111 + 111 (Komplemen 2 dari 111) 111 Jadi hasil akhirnya adalah 11 yaitu komplemen 2 dari 111.

c) Perkalian Biner Perkalian biner dapat juga dilakukan seperti perkalian desimal, malahan jauh lebih mudah karena pada perkalian biner hanya berlaku empat hal yaitu : x = x 1 = 1 x = 1 x 1 = 1 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. 1) Berapakah hasil perkalian dari 111 dengan 11? 111 disebut Multiplikan (bilangan yang dikali) = MD 11 disebut Multiplikator (bilangan pengali) = MR 111 atau desimalnya 11 11 x 111 111 + 1111 2) Berapakah 111 x 11? Jawab: 111 11 111 111 11111 Jadi 111 x 11 = 11111 atau desimalnya 9 99 atau desimalnya = 2 6 + 2 5 + 2¹ + 2 x + x = 64 + 32 + 2 +1 = 99

3) Berapakah 11 x 111? Jawab: 11 111 11 11 11 1111 Jadi 11 x 111 = 1111 4) Berapakah 111 x 11? Jawab: 111 11 x 111 x 111 + 111 + Jadi 111 x 11 = 111. Cara lain untuk perkalian biner dapat diuraikan urutan operasinya sebagai berikut : Tuliskan pertama keadaan awal misalnya : a) Apabila digit pertama dari MR = 1, maka jumlahnya MD dengan keadaan awal lalu digeser ke kanan 1 posisi dan tidak ada penjumlahan b) Akan tetapi jika digit pertama dari MR = 1, maka jumlahnya MD dengan keadaan awal lalu digeser ke kanan 1 posisi a) Apabila digit pertama dari MR = dan digit kedua dari MR = 1, maka langkah selanjutnya keadaan awal yang sudah digeser sebelumnya dijumlahkan dengan MD dan selanjutnya digeser ke kanan 1 posisi b) Apabila digit pertama dari MR = 1, kemudian digit kedua dari MR =, maka tidak ada penjumlahan namun di geser ke kanan 1 posisi, dari MR (Multiplikator = Multipiler)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari beberapa contoh di bawah ini. Contoh 1. Berapakah 111 x 11? Keadaan awal........... ;... 111 Digit pertama MR = 1, jumlahkan MD + 111 Geser ke kanan 1 posisi 111 Digit kedua MR =, tidak ada penjumlahan Geser ke kanan 1 posisi.......... 111 Digit ketiga MR =, tidak ada penjumlahan Geser ke kanan 1 posisi.......... 111 111 Digit ke empat MR= 1, jumlahkan MD + 1111 Jadi 111 x 11 = 1111. 2. Berapakah 111 x 11? Keadaan awal........... ;... 111 Digit pertama MR = 1, jumlahkan MD + 111 Geser ke kanan 1 posisi 111 Digit kedua MR =, tidak ada penjumlahan Geser kekanan 1 posisi.......... 111 111 Digit ketiga MR = 1, jumlahkan MD + 11111 Jadi 111 x 11 = 11111. 3. Berapakah 111 x 11? Keadaan awal 111 Digit pertama MR = 1, jumlahkan MD + 111

Geser kekanan 1 posisi.......... 111 Digit kedua MR =, tidak ada penjumlahan Geser ke kanan 1 posisi.......... 111 Digit ketiga MR =, tidak ada penjumlahan Geser ke kanan 1 posisi.......... 111 111 Digit ke empat MR = 1, jumlahkan MD + 111111 Geser ke kanan 1 posisi 111111 Jadi 111 x 11 = 111111. Dari contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa jumlah digit keadaan awal sama dengan jumlah digit dari Multiplicand (MD). d) Pembagian biner Untuk pembagian bilangan biner tak ubahnya seperti pada pola pembagian bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh berikut ini: 1) Berapakah 1111: 111? 11 111 1111 111 1 11 111 111

2) Berapakah 11111 : 111? 11 111 11111 111 111 3) Berapakah 111 : 111? Jawab: 111 111 111 111 11111 11 11 111 11 11 11 e) Operasi Penjumlahan dan pengurangan Bilangan Oktal Hukum dasar penjumlahan oktal adalah: + =, + 1 =1; + 2 = 2; + 3 = 3; + 4 = 4, + 5 = 5; + 6 = 6; +7 = 7; 1 + 1 = 2; 1 + 2 = 3; 1 + 3 = 4; 1 + 5 = 6; 1 + 7 = 1; 2 + 6 = 1; 2 + 7 = 11; 3 + 5 =1; 4 + 5 = 11; 4 + 6 = 12; dst. Dengan ini kata lain, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat dari beberapa contoh berikut ini.

1) Berapakah 125 + 46? 125 46 173 + 2) Berapakah 765 + 467? 765 467 1454 + 3) Berapakah 424 + 2567? Jawab: 424 2567 3213 + Ingat bahwa dalam penjumlahan ini jumlahnya secara desimal, kemudian diubah menjadi oktal Demikian juga untuk pengurangan oktal polanya sama dengan pengurangan bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini. 1) Berapakah 125 67? 125 67 36 2) Berapakah 243 154? 243 154 67 Ingat bahwa dalam pengurangan ini, puluhannya atau ratusan maupun ribuannya adalah digit 8 kemudian tambahkan secara desimal dengan satuannya, baru dikurangkan. Demikian juga untuk ratusan dst.

3) Berapakah 1321 657? 1321 657 442 f) Perkalian dan Pembagian Oktal Perkalian dan pembagian bilangan oktal ini, lebih jelasnya dapat diperhatikan seperti beberapa contoh berikut ini. 1) Berapakah 25 x 14? 25 14 124 25 374 Bukti secara desimal : (25) 8 = ( 21 ) 1 x x (14) 8 = (12) 1 Jadi (21) 1 x( 12) 1 = (252) 1 = (374) 8 terbukti 2) Berapakah 453 x 65? 453 65 2727 342 36747 Jadi 453 x 65 = 36747 3) Berapakah 642 x 137? 642 137 5556 x x

2346 642 + 115436 Jadi 642 x 137 = 115436 Dari contoh di atas dapat disimpulkan, bahwa untuk perkalian oktal caranya sama dengan perkalian desimal, kemudian setiap hasil kalinya diubah menjadi bilangan oktal. Adapun beberapa contoh untuk pembagian bilangan oktal dapat dilihat seperti di bawah ini. 1) Berapakah 374 : 25? 25 14 374 25 124 124 Jadi 374 : 25 = 14 2) Berapakah 36747 : 65? 453 65 36474 324 434 411 237 237

3) Berapakah 115436 : 642? 137 642 115436 642 3123 2346 5556 5556 Jadi 115436 : 642 = 137. 4) Berapakah 226 : 15? 17 Jadi 226: 17 = 12 12 226 17 36 36 g) Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Heksadesimal Operasi penjumlahan dan pengurangan heksadesimal ini sama halnya seperti pada penjumlahan dan pengurangan secara desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. 1) Berapakah 47 + 29? 47 29 7 +

Jadi 47 + 29 = 7 2) Berapakah 2B5 + 7CA? 2B5 7CA + 7F Jadi 2B5 + 7CA = A7F 3) Berapakah 658A + 7E6? 658A 7E6 + 6D6 Jadi 658A + 7E6 = 6D6 4) Berapakah 1256 479? 1256 479 DDD Jadi 1256 479 = DDD 5) Berapakah 487-298? 487 298 1EF Jadi 1256 298 = 1EF 6) Berapakah 3242 1987? 3242 1978 18CA

h) Perkalian dan Pembagian Heksadesimal Perkalian bilangan heksadesimal ini tak ubahnya seperti pada perkalian oktal sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. Contoh : 1) Berapakah 17 x 15? 17 15 x 73 17 + 1E3 Jadi 17 x 15 = 1E3 2) Berapakah 527 x 74 =? 527 74 149c x 2411 255AC Jadi 527 x 74 = 255AC 3) Berapakah 1A5 x 2F? 1A5 2F x 18AB 34A + 4D4B Jadi 1A5 x 2F =4D4B

Adapun untuk pembagian heksadesimal dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini. 1) Berapakah 1E3 : 15? 17 15 1E 3 15 93 93 Jadi 1E3 : 15 = 17 2) Berapakah 255AC : 527? 74 527 255AC 2411 149C 149C 3) Berapakah 21C8 : 17? 178 17 21C 8 17 AC A1 B8 B8

4) Berapakah 4954E : 25? 1FB6 25 4954E 25 245 22B 1A4 197 DE DE 5) Berapakah 7468 : 254? 254 32 7468 6FC 4A8 4A8