PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN"

Transkripsi

1 PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan dibahas mengenai pengenalan sistem Bilangan pada komputer dan bahasa assembly serta fungsi-fungsi yang dalam pengaksesan ke port dengan bahasa assembly. Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat memahami fungsi bilangan biner, octal, decimal, heksadesimal yang dibutuhkan untuk mempelajari bahasa assembler. 2. Memahami jenis-jenis sistem bilangan yang digunakan pada teknik mikroprosessor 3. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan biner 4. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan oktal 5. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan heksadesimal 6. Memahami konversi sistem bilangan biner ke sistem bilangan oktal atau sebaliknya 7. Memahami konversi sistem bilangan biner ke sistem bilangan heksadesimal atau sebaliknya 8. Memahami konversi sistem bilangan desimal dan sistem bilangan biner antara 0 dan 1 9. Mampu merubah bilangan desimal ke bentuk BCD atau sebaliknya 10. Mampu merubah bilangan desimal ke bentuk BCH atau sebaliknya 11. Memahami ASCII Code untuk pembentukan karakter Modul I dan II Page 14

2 2.1 Bilangan Sistem bilangan (Number System) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu sistem fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan oleh manusia adalah sistem bilangan decimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili besaran. Sistem ini banyak dipergunakan oleh manusia karena konsep yang digunakan adalah manusia memiliki 10 buah jari yang bisa membantu perhitungan-perhitugan menggunakan sistem decimal. Sistem bilangan pada sebuah komputer, diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan (Two-State Elements), yaitu keadaan off (tidak ada arus) dan keadaan on (ada arus). Konsep ini yang digunakan dalam sistem bilangan biner, yaitu hanya menggunakan 2 macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai. Disamping sistem bilangan biner (Binary Number System), komputer juga menggunakan sistem bilangan yang lain, yaitu sistem bilangan octal (Octal Number System) dan sistem bilangan hesadesimal (Heksadesimal Number System). Sistem bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base atau disebut juga radix) tertentu. Basis yang dipergunakan oleh masing-masing sistem bilangan tergantung pada bobot bilangan yang dipergunakan. Sistem bilangan yang dibutuhkan untuk mempelajari bahasa assembler adalah : 1. Basis bilangan biner (basis 2) 2. Basis bilangan Oktal (basis 8) 3. Basis bilangan Desimal (Basis 10) 4. Basis bilangan Heksadesimal (basis 16) Tabel 1.1 Sistem Bilangan Sistem Bilangan Radix Digit Mutlak binary 2 01 ternary quarternary quinary senary septenary octenary (octal) nonary denary (decimal) Modul I dan II Page 15

3 undenary A duodenary AB tredenary ABC quatuordenary ABCD quidenary ABCDE hexadenary (hexadecimal) ABCDEF 2.2 Bilangan Desimal Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan. Integer desimal adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan : 8 x 10 3 = x 10 2 = x 10 1 = 90 8 x 10 0 = position value/palce value absolute value Absolue value merupakan nilai mutlak untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya. Tabel 2.1 Nilai Posisi dari Nilai Mutlak Posisi Digit (dari kanan) Position Value = = = = = Modul I dan II Page 16

4 Dengan demikian, nilai 8598 dapat juga diartikan sebagai (8*1000)+(5*100)+(9*10)+(8*1). Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan : 1 x 10 2 = x 10 1 = 80 3 x 10 0 = 3 7 x 10 1 = 0,7 5 x 10 2 = 0,05 183,75 Interger decimal maupun pecahan desimal dapat ditulis dalam bentuk eksponen. Misalnya, nilai 89, 15 dapat dituliskan 0,8915 * Setiap nilai decimal yang bukan 0 (nol) dapat dituliskan dalam bentuk standar (Standard Exponential Form) seperti pada tabel 2.2 dibawah ini. Tabel 2.2 Standard Exponential Form Terlihat bahwa mantissa selalu lebih besar atau sama dengan -0,1 dan lebih kecil atau sama dengan 0,1. Bentuk penulisan dengan Standard Exponential Form disebut Floating-Point Number. Sistem bilangan decimal menggunakan komplemen, dilakukan untuk mengurangi dua buah bilangan dimana kedua bilangan kedua lebih besar daripada bilangan pertama. Didalam sistem bilangan decimal, ada 2 macam komplemen yang digunakan, yaitu komplemen 9 (9 s complement atau nine s complement yang merupakan komplemen basis minus 9) dan komplemen 10 (10 s complement atau ten s complement yang merupakan komplemen basis). Contoh pengurangan dalam bentuk decimal. Modul I dan II Page 17

5 34 (10) 165 (10) Caranya: 9 s complement (bilangan kedua) 9 s complement (165) ( ) = 834 Komplemen 10 (10 s complement (bilangan kedua) + 1) = 835 Jumlahkan 34 (10) (10) = 869 (10) 2.3 Bilangan Biner Semua bilangan, data maupun program itu sendiri akan diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner. Jadi pendefinisisan data dengan jenis bilangan apapun (Desimal, oktaf dan hexadesimal) akan selalu diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner. Komputer memproses data maupun program berupa sejumlah bilangan biner yang menyatakan keadaan hiudp atau mati (on or of) dengan angka 1 dan 0. Sesuai dengan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua yang diproses komputer sebenarnya hanya angka 0 dan 1, sehingga sistem bilangan biner yang terdiri dari angk 0 dan 1 sangatlah penting untuk dipelajari lebih lanjut. Bilangan biner hanya terdiri dari 1 dan 0, maka dapat disimpulkan bahwa bilangan biner itu berbasis 2. Setiap angka digit dalam sistem bilangan biner disebut Bit, jika bentuk 4 bit disebut Nibble, bentuk 8 disebut Byte, bentuk 2 (two) Byte disebut Word, bentuk two word disebut Double Word. Catatan : Gambar 2.1 Digit dalam sistem biner Modul I dan II Page 18

6 1. Bilangan 0 dan 1 merupakan bilangan biner yang disebut BIT (Binary digit). 2. Kumpulan dari 4 bit disebut NIBBLE. Nibble beranjak dari bilangan 0 sampai dengan 15 (bilangan desimal) dan 0 sampai dengan F (bilangan hex). 3. Satu BYTE terdiri dari 8 bit atau 2 nibble. Angka beranjak dari bilangan 0 sampai dengan 255 (desimal) dan 00 sampai dengan FF (hexadesimal) 4. Satu WORD terdiri dari 16 bit. 5. Satu DOUBLE WORD terdiri dari 32 bit 6. Satu PARAGRAF terdiri dari 128 bit. 7. Sati PAGE (halaman) terdiri dari 256 byte (2048 bit) Gambar 2.3 Hubungan Bit, Nibble, Byte dan Word Notasi biner merupakan integer dengan menggunakan simbol 0 dan 1. Jika pada notasi basis memiliki kuantitas posisi satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya, pada notasi biner memiliki kuantitas posisi satu (2 0 ), dua (2 1 ), empat (2 2 ), delapan (2 3 ), dan seterusnya. Untuk mengubah integer basis dua (biner) menjadi basis sepuluh yaitu dengan cara mengalikan setiap digit dengan kuantitas posisinya. Contoh: (2) = 1 x x x x 2 0 = = 13 (10) Modul I dan II Page 19

7 Jadi 1101 (2) = 13 (10) = x x x 2 0 = = 25 Ada aturan untuk menambahkan "b" pada akhir angka biner, dengan cara ini kita dapat menentukan bahwa 101b adalah angka biner dengan nilai desimal dari 5. Angka biner b sama dengan nilai decimal dari 165 dan b sama dengan 133 : Gambar 2.4 Penentuan biner b ke decimal 165 Gambar 2.5 Penentuan biner b ke decimal 133 Agar lebih mengerti tentang nilai posisi dari sistem bilangan biner, perhatikan posisi digit seperti pada tabel 2.1 dan tabel 2.2. Modul I dan II Page 20

8 Tabel 2.1 Posisi Digit dari Sistem Bilangan Biner Posisi Digit (dari kanan) Position Value = = = = = Tabel 2.2 Posisi Sistem Bilangan Biner dan Desimal Untuk mengetahui lebih jelas mengenai bilangan konversi biner ke desimal, dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Konversi Bilangan Biner ke Desimal Modul I dan II Page 21

9 Konsep sistem bilangan biner adalah menggunakan 2 macam simbol bilangan berbasis 2 digit angka, yaitu 0 dan 1. Berikut cara lain dengan contoh bilangan 1001 dapat diartikan : x 2 0 = 1 0 x 2 1 = 0 0 x 2 2 = 0 1 x 2 3 = 8 9 (10) Operasi aritmetika pada bilangan Biner : a. Penjumlahan Dasar penjumlahan biner adalah : = = = = 0 dengan carry of 1, yaitu = 2, karena digit terbesar biner 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 2 = 0 dengan carry of 1. contoh : atau dengan langkah : = = = 0 dengan carry of = = 0 dengan carry of Modul I dan II Page 22

10 b. Pengurangan Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah : 0-0 = = = = 1 dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi sebelah kirinya) dengan langkah langkah : 1 1 = = 1 dengan borrow of = = = Pengurangan menggunakan komplemen, dilakukan untuk mengubah pengurangan menjadi bentuk penjumlahan. Didalam sistem biner terdapat 2 macam komplemen yang dipergunakan,yaitu komplemen 1 (1 s complement atau one s complement yang merupakan komplemen basis minus 1) dan komplemen 2 (2 s complement atau one s complement yang merupakan komplemen basis). Contoh pengurangan dalam ukuran byte (8 bit) berikut : (2) (2) Caranya : Not (bilangan kedua), Not ( ) = Komplemen dua (Not(bilangan kedua)+1) = Jumlahkan (2) (2) = (2) Modul I dan II Page 23

11 c. Perkalian Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah : 0 x 0 = 0 1 x 0 = 0 0 x 1 = 0 1 x 1 = 1 contoh Desimal Biner x x d. Pembagian Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pembagian biner adalah : 0 : 1 = 0 1 : 1 = 1 Desimal Biner 5 / 125 \ / \ Modul I dan II Page 24

12 2.1.2 Pecahan Biner ke Desimal Sebaliknya, untuk konversi dari pecahan biner ke desimal, dapat dilihat melalui contoh berikut: Misalkan yang ingin dikonversi adalah Dalam hal ini, kita perlu melihat terlebih dahulu bilangan di belakang koma, yaitu Untuk mendapatkan bilangan desimal, bilangan tersebut dikalikan berturut 2 dengan 1/2 1, 1/2 2, 1/2 3,. 1/2 n. Masukkan nilai bilangan tersebut, maka : 1 x 1/2 1 = ½ 0 x 1/2 2 = 0 1 x 1/2 3 = 1/8 1 x 1/2 4 = 1/16 Langkah berikutnya adalah menjumlah seluruh bilangan di atas, sehingga menghasilkan : 1/ /8 + 1/16 = 11/16 = 0, Bilangan tersebut tinggal dijumlah ke bilangan di depan koma. Karena di depan koma adalah 0 2, dimana kalau dikonversi ke desimal menjadi 0 10, maka hasil akhir adalah : = Bilangan Oktal Selain mengenal bilangan biner, komputer juga mengenal beberapa sistem bilangan lain. Salah satunya adalah bilangan octal. Bilangan octal meliputi angka 0 hingga 7, sesuai dengan namanya octal yang berarti 8. Pada bilangan oktal hanya menggunakan 8 simbol yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dan setiap nilai tempat mempunyai kelipatan 8 0, 8 1, 8 2, 8 3, 8 4, dst. Sistem bilangan octal menggunakan basis 8. Dalam bahasa assembler, sistem bilangan octal jarang digunakan. Konversi bilangan octal ke decimal memiliki cara yangsama dengan melakukan konversi bilangan biner ke decimal. Bilangan octal merupakan bilangan berdasar delapan, contoh bilangan terdiri angka 0 hingga 7, seperti terlihat dalam tabel 2.5. Tabel 2.5 Bilangan Oktal, Biner dan Desimal Modul I dan II Page 25

13 Nilai posisi sistem bilangan octal merupakan perpangkatan dari nilai 8, seperti yang terlihat dalam tabel 2.6 Tabel 2.6 Nilai Posisi pada Bilangan Oktal Posisi Digit (dari kanan) Position Value = = = = = Modul I dan II Page 26

14 Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai (8) = (10) 2 x 8 0 = 2 1 x 8 1 =8 10 Jadi 10 (10) Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal a. Penjumlahan Langkah-langkah penjumlahan octal : - Tambahkan masing-masing kolom secara desimal - Ubah dari hasil desimal ke octal - Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal - Jika hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya. Modul I dan II Page 27

15 Tabel 2.7 Penjumlahan Satu Digit pada Bilangan Oktal Pada tabel 2.7, penjumlahan angka 7 langsung menuju ke angka 10. Hal ini merupakan bilangan oktal yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dimana nilai maksimal adalah 7. Dan apabila lebih dari 7 maka itu adalah carry of dan sisanya akan dijumlahkan pada kolom berikutnya = > tidak lebih dari 7. Maka tetap = > carry of 1 dan sisa 0, maka hasilnya adalah 10 (8 mod 8= hasil 1 sisa 0) = > carry of 1 dan sisa 1, maka hasilnya adalah 11 (9 mod 8= hasil 1 sisa 1) Untuk memudahkan perhitungan, dapat digunakan persamaan berikut ini : Hasil = n * 10 + (jumlah bilangan mod 8) n = banyaknya modulo yang terjadi Contoh: 7 (8) + 6 (8) + 4 (8) = 17 mod 8 = hasil 2 sisa 1 = 21 Modul I dan II Page 28

16 Desimal Oktal = = = 5 10 = = 1 10 = 1 8 b. Pengurangan Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal. Desimal Oktal (borrow of) = = = 0 8 Untuk mengurangi dua buah bilangan, di mana bilangan kedua lebih besar daripada bilangan pertama, biasanya komputer menggunakan metode yang disebut komplemen (complement), yaitu dengan komplemen basis minus 7 (radix-minus-seven complement) atau komplemen basis (radix complement). Kompelemen pada dasarnya mengubah bentuk pengurangan menjadi bentuk penambahan. Di dalam sistem bilangan octal ada 2 macam komplemen yang dipergunakan, yaitu komplemen 7 (7 s complement atau seven s complement yang merupakan komplemen basis minus 7) dan komplemen 8 (8 s complement atau eight s complement yang merupakan komplemen basis). Contoh pengurangan dalam bentuk octal adalah : 34 (8) 165 (8) Modul I dan II Page 29

17 Caranya : 7 s complement (bilangan kedua): (165) ( ) =612 8 s complement (bilangan kedua) + 1 = 613 Jumlahkan 34 (8) = 613 (8) = 647 (8) c. Perkalian Langkah langkah : - Kalikan masing-masing kolom secara desimal - Ubah dari hasil desimal ke octal - Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal - Kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya. Desimal Oktal x x x 6 10 = = x = 7 10 = x x 6 10 = 6 10 = x 1 10 = 1 10 = x 70 Modul I dan II Page 30

18 = = = 2 10 = 2 8 Perhatikan hasil kali antara 6 * 4 = 24, sehingga hasil yang didapat (24 mod 8 = 3 sisa 0) di-modulo/bagi dengan 8 dan diperoleh 3 sisa 0, lalu 4 * 1 =4 ditambah dengan carry of (4 + 3 = 7) 3 = 7. Lakukan hal yang serupa pada proses penjumlahannya. d. Pembagian Tabel 2.8 Hasil Perkalian Digit Oktal Pembagian octal juga dapat dilakukan dengan cara yangsama dengan pembagian decimal. Contoh dari pembagian bilangan octal adalah : 11: 3 = : 27 = 34 Desimal 12 / 168 \ Oktal 14 / 250 \ x 1 8 = x 6 8 = 4 8 x 6 8 = x 6 8 = Modul I dan II Page 31

19 2.5 Bilangan Hexadesimal Sistem bilangan Oktal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F. Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13, E = 14 dan F = 15 Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 16. C7 (16) = (10) 7 x 16 0 = 7 C x 16 1 = Jadi 199 (10) Nilai posisi sistem bilangan hexadecimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 seperti pad tabel 2.9. Tabel 2.9 Posisi Digit dari Bilangan Hexadesimal Posisi Digit (dari kanan) Position Value = = = = = Pada bahasa assembler, bilangan hexadecimal mutlak harus dikuasai. Hal ini karena berbagai perintah dalam program yang dibuat menggunakan utility DEBUG dari DOS. Seperti bilangan biner yang berdasarkan 2 atau bilangan octal yang berdasarkan 8, bilangan heksadesimal berdasarkan 16, seperti terlihat pada tabel 2.10 yang sesuai dengar arti heksadesimal sendiri, yaitu heksa = 6 dan decimal = 10. Tabel 2.10 Konversi Heksadesimal, Desimal dan Biner Modul I dan II Page 32

20 Contoh: a. 3A = (3*16 1 )+(A*16 0 ) = 58 b. A341 = (10*16 3 )+(3*16 2 )+(4*161)+(1*16 0 ) = Bilangan heksadesimal dapat konversi bilangan pecahan. Perhatikan contoh berikut : a. 0, A2 = (10*16-1 )+(2*16-2 ) = = b. 0,3B2 = (3*16-1 )+(11*16-2 ) +(2*16-3 ) = = Operasi Aritmetika Pada Bilangan Hexadesimal a. Penjumlahan Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan penjumlahan bilangan octal, dengan langkah-langkah sebagai berikut : Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal : - Tambahkan masing-masing kolom secara desimal - Ubah dari hasil desimal ke hexadesimal - Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil hexadesimal - Jika hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan kolom selanjutnya. Modul I dan II Page 33

21 Desimal hexadesimal BAD FDE D = = = E 16 A = = =D 16 B = = = F 16 Penjumlahan heksadesimal dapat juga dilakukan dengan bantuan tabel 2.11 Tabel 2.11 Hasil Penjumlahan Digit Heksadesimal Menggunakan tabel tersebut, penjumlahan bilangan heksadesimal CBA dengan 627 dapat dilakukan sebagai berikut : CBA E1 Penjelasan : A + 7 = 17 karena lebih dari 16, maka 17 mod 16 = 1 carry of 1 Modul I dan II Page 34

22 B = 14 karena kurang dari 16, maka 14 mod 16 = 1 carry of 0, lalu dikonversikan menjadi E C + 6 = 18 karena lebih dari 16, maka 18 mod 16 = 2 carry of 1 Pada tabel 2.12, merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan tabel yang tersedia, untuk melakukan perhitungan heksadesimal 64 (16) =. (10). Hasil yang didapat adalah 100 (10). Tabel 2.12 Tabel Perhitungan Heksadesimal ke Desimal b. Pengurangan Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal. Desimal hexadesimal E CBA Modul I dan II Page 35

23 16 10 (pinjam) = = A (dipinjam) = =B (pinjam) = = C (dipinjam) 0 10 = 0 16 c. Perkalian Langkah langkah : - Kalikan masing-masing kolom secara desimal - Ubah dari hasil desimal ke octal - Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal - Jika hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya. Desimal Hexadesimal x AC 1B x 764 C 16 x B 16 =12 10 x = A 16 x B = x =76 16 AC 1B x 764 AC C 16 x 1 16 = x 1 10 =12 10 =C 16 A 16 x 1 16 = x1 10 =10 10 =A 16 AC 1B x 764 Modul I dan II Page 36

24 AC C 16 = = = A = 7 10 x =18 10 = d. Pembagian Desimal 27 / 4646 \ hexadesimal 1B / 1214 \ AC 10E - 1B 16 xa 16 = x10 10 = = 10E B 16 x C 16 = x = = Contoh Konversi Sistem Bilangan Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang berbeda. Konversi dari bilangan Desimal 1. Konversi dari bilangan Desimal ke biner Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan dua kemudian diambil sisa pembagiannya. 45 (10) =..(2) 45 : 2 = 22 + sisa 1 22 : 2 = 11 + sisa 0 11 : 2 = 5 + sisa 1 5 : 2 = 2 + sisa 1 2 : 2 = 1 + sisa (2) ditulis dari bawah ke atas Modul I dan II Page 37

25 2. Konversi bilangan Desimal ke Oktal Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 8 kemudian diambil sisa pembagiannya 385 ( 10 ) =.(8) 385 : 8 = 48 + sisa 1 48 : 8 = 6 + sisa (8) 3. Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 16 kemudian diambil sisa pembagiannya 1583 ( 10 ) =.(16) 1583 : 16 = 98 + sisa : 16 = 6 + sisa 2 62F (16) Konversi dari system bilangan Biner 1. Konversi ke Desimal Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya x 2 0 = 1 0 x 2 1 = 0 0 x 2 2 = 0 1 x 2 3 = 8 10 (10) 2. Konversi ke Oktal Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap tiga buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang (2) = (8) Modul I dan II Page 38

26 3 2 4 diperjelas : 100 = 0 x 2 0 = 0 0 x 2 1 = 0 1 x 2 2 = 4 4 Begitu seterusnya untuk yang lain. 3. Konversi ke Hexademial Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner yang dimulai dari bagian belakang D 4 Konversi dari system bilangan Oktal 1. Konversi ke Desimal Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya. 12 (8) = (10) 2 x 8 0 = 2 1 x 8 1 =8 10 Jadi 10 (10) 2. Konversi ke Biner Dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit octal ke tiga digit biner (8).. = (2) 2 = = = = 110 jadi Modul I dan II Page 39

27 3. Konversi ke Hexadesimal Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan octal menjadi bilangan biner kemudian dikonversikan ke hexadesimal (8) =..(16) 2537 (8) = (2) = 55F (16) Konversi dari bilangan Hexadesimal 1. Konversi ke Desimal Yaitu dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya. C7 (16) = (10) 7 x 16 0 = 7 C x 16 1 = Jadi 199 (10) 2. Konversi ke Oktal Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi biner terlebih dahulu kemudian dikonversikan ke octal. 55F (16) =..(8) 55F(16) = (2) (2) = 2537 (8) 2.7 Format Data Komputer Data ASCII ASCII singkatan ( American Standard Code for Informatioan Interchange) mewakili karakter alfanumerik dalam memori sistem komputer. Format data yang digunakan adalah 7 bit dengan bit ke-8 sebagai MSB (Most Significant Bit) yaitu bit yang paling siginifikan yang digunakan untuk memuat bit parity merupakan bit tambahan yang disisipkan dalam beberapa sistem. ASCII merupakan kumpulan kode-kode yang dipergunakan untuk interaksi antara user dengan komputer dengan menggunakan hardware keyboard sebagai Modul I dan II Page 40

28 alat interaksi. ASCII merupakan karakter-karakter khusus yang dapat diinputkan melalui keyboard seperti angka, haruf, symbol, symbol grafis, dan kode komunikasi. Kode ASCII merupakan kode angka sebanyak 255 buah, dimana setiap angka mempunyai karakter khusus. 1 kode ASCII mewakili/mempunyai/berukuran nilai 1 byte (8 bit). Gambar 2.6 Tabel ASCII Modul I dan II Page 41

29 Gambar 2.7 Tabel ASCII Dalam bidang mikrokomputer ASCII-Code mempunyai arti yang sangat khusus, yaitu untuk mengkodekan karakter ( Huruf, Angka dan tanda baca yang lainnya ). Code-code ini merupakan code standard yang dipakai oleh sebagian besar sistem mikrokomputer. Selain huruf, angka dan tanda baca yang lain ada 32 ( mis ACK, NAK dsb. ) merupakan kontrol untuk keperluan transportasi data. Di bawah ini adalah tabel 7 bit ASCII Code beserta beberapa penjelasan yang diperlukan. Modul I dan II Page 42

30 Untuk mendapatkan ASCII Code bagi karakter N adalah ( 4E16 ) dengan penjelasan bahwa 100 adalah b7, b6 dan b5 yang lurus keatas terhadap huruf Modul I dan II Page 43

31 N dan dan berharga 4 sedangkan 1110 adalah b4, b3, b2 dan b1 yang lurus kesamping kiri terhadap huruf N dan berharga E Bentuk BCD Binary Code Desimal Seperti telah diterangkan dalam uraian mengenai sistem bilangan oktal dan heksadesimal di bagian depan, untuk menyatakan 1 angka desimal diperlukan 4 angka biner. Tetapi dengan 4 bit sebenarnya dapat dinya-takan 16 macam simbol yang berbeda sehingga kesepuluh simbol dalam bilangan desimal dapat dinyatakan dengan beberapa himpunan (set) kode yang berbeda. Perlu dibedakan dengan tegas antara pengkodean dan konversi. Kalau suatu bilangan dikonversikan ke bilangan lain maka kedua bilangan itu mempunyai harga/nilai. Sebagai contoh, kalau angka 8 desimal dikonversikan ke biner, maka satusatunya pilihan adalah Tetapi kalau angka 8 ini dikodekan ke biner, ada bermacam-macam kode yang dapat dibentuk, walaupun hanya terdiri atas 4 bit. Dari bermacam-macam kode untuk angka-angka desimal, kode BCD (singkatan dari Binary Coded Decimal) merupakan kode yang paling sederhana karena kode itu sendiri merupakan konversi dari desimal ke biner.bilangan desimal pada setiap tempat dapat terdiri dari 10 bilangan yang berbeda-beda. Untuk bilangan biner bentuk dari 10 elemen yang berbeda beda memerlukan 4 bit. Sebuah BCD mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat bilangan desimal. Contoh Z (10) = Desimal BinerCodeDesimal Dalam contoh ini BCD terdiri dari 3 kelompok bilangan masing-masing terdiri dari 4 bit, dan jika bilangan desimal tersebut di atas dikonversi ke dalam bilangan biner secara langsung adalah 317 (10) = (2) dan hanya memerlukan 9 bit. Untuk contoh proses sebaliknya dapat dilihat di bawah ini. Contoh Biner Code Desimal Desimal Jadi bentuk BCD di atas adalah bilangan Z (10) = Modul I dan II Page 44

32 2.7.3 Bentuk BCO - Biner Code Oktal Bilangan oktal pada setiap tempat terdiri dari 8 bilangan yang berbeda-beda. Untuk 8 elemen yang berbeda-beda diperlukan 3 bit. Sebuah BCO mempunyai 3 bit biner untuk setiap tempat bilangan oktal. Contoh Z (8) = Bilangan Oktal Biner Code Oktal Untuk proses sebaliknya adalah setiap 3 bit dikonversi ke dalam bilangan oktal. Contoh Biner Code Oktal Bilangan Oktal Jadi bentuk BCO diatas adalah bilangan Z (8) = Modul I dan II Page 45

33 Bentuk BCH - Biner Code Heksadesimal Bilangan heksadesimal dalam setiap tempat dapat terdiri dari 16 bilangan yang berbedabeda ( angka dan huruf ). Bentuk biner untuk 16 elemen memerlukan 4 bit. Sebuah BCH mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat bilangan heksadesimal. Contoh Z(16) = 31AF BilanganHeksadesimalAFBinerCodeHeksadesimal Untuk proses sebaliknya, setiap 4 bit dikonversi ke dalam bilangan heksadesimal. Contoh BinerCodeHeksadesimalBilanganHeksadesimalA Jadi bentuk BCH diatas adalah bilangan Z(16) = A Metoda Balikan Metoda yang kita gunakan bisa dibalik yaitu dimulai dari bilangan Heksadesimal dirubah kedalam bentuk BCH ( group digit biner empat-empat ). Buat group ulang ke bentuk BCO ( group digit biner tiga-tiga ) dari titik desimal untuk mengkonversikan ke dalam bilangan Oktal. Akhirnya bilangan Oktal dapat dikonversikan ke dalam bentuk bilangan desimal dengan metoda biasa dan dengan cara ini konversi basis bilangan dapat dipermudah. Contoh 1 Tunjukkan bilangan Heksadesimal 4B2,1A616 ke bentuk bilangan Biner, Oktal dan Bilangan Desimal yang ekuivalen. Lakukanlah : a. Tulis ulang 4B2,1A616 dalam bentuk BCH b. Groupkan ulang kedalam bentuk BCO dari titik Desimal c. Tunjukkan ekuivalen Oktalnya setiap BCO d. Akhirnya konversikan bilangan Oktal ke ekuivalen Desimal Jika ke-4 langkah di atas dilakukan dengan benar akan menghasilkan, a , b , c , d. 1202,10310 Contoh 2 Selesaikan bilangan Heksadesimal 2E3,4D16 ke bentuk bilangan Biner, Oktal dan 2E3,4D16 = , Modul I dan II Page 46

34 = , = , = 739,30110 Modul I dan II Page 47

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN MODUL 1 SISTEM BILANGAN 1. Definisi Sistem Bilangan Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN I. DEFINISI. II. Teori Bilangan

SISTEM BILANGAN I. DEFINISI. II. Teori Bilangan SISTEM BILANGAN I. DEFINISI System bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah system biilangan

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN 1 MODUL 1 SISTEM BILANGAN A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Sistem Bilangan 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 3. Tujuan Kegiatan Pembelajaran B. URAIAN MATERI POKOK I. DEFINISI : 1. Teori

Lebih terperinci

Pokok Pokok Bahasan :

Pokok Pokok Bahasan : Sistem Bilangan Arsitektur Komputer I Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Site s : agus E-mail : agus agus-aan.web.ugm.ac.id agus-aan@mail.ugm.ac.id 1 studywithaan@gmail.com 2 Pokok Pokok Bahasan : Bilangan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN. B. Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital, diantaranya yaitu

SISTEM BILANGAN. B. Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital, diantaranya yaitu SISTEM BILANGAN A. Pendahuluan Komputer dibangun dengan menggunakan sirkuit logika yang beroperasi pada informasi yang dipresentasikan dengan dua sinyal listrik. Dua nilai tersebut adalah dan 1. dan jumlah

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data KOMPETENSI DASAR : 3.1. Memahami sistem bilangan Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) 4.1. Menggunakan sistem bilangan (Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) dalam memecahkan masalah konversi MATERI POKOK

Lebih terperinci

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN Pertemuan Kedua Teknik Digital Yus Natali, ST.,MT SISTEM BILANGAN Sistem bilangan adalah cara untuk mewaikili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE 4.. Konsep dasar sistem bilangan Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item phisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Pengantar Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pertemuan 3 Sistem Bilangan Dan Pengkodean Sistem Bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan manusia adalah desimal,

Lebih terperinci

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) Pengantar Teknologi Informasi 1 BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1 SISTEM BILANGAN Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA 2.1. Sistem Bilangan Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat di representasikan dalam berbagai bentuk, yang kemudian digolongkan pada sebuah

Lebih terperinci

Sistem DIGITAL. Eka Maulana., ST, MT, M.Eng

Sistem DIGITAL. Eka Maulana., ST, MT, M.Eng Sistem DIGITAL #1 Sistem Bilangan Eka Maulana., ST, MT, M.Eng Konsep Dasar Sistem Bilangan Sistem Bilangan selalu mencakup tiga hal: BASE (RADIX) Adalah maksimum angka atau simbol yang digunakan dalam

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal

SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal SISTEM BILANGAN Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal Tujuan : Setelah mempelajari diharapkan dapat,. Memahami jenis-jenis sistem bilangan yang digunakan pada teknik mikroprosessor. Memahami konversi

Lebih terperinci

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN TEKNIK DIGITAL/HAL. 8 BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN ARITMATIKA BINER Operasi aritmatika terhadap bilangan binari yang dilakukan oleh komputer di ALU terdiri dari 2 operasi yaitu operasi penambahan dan

Lebih terperinci

Dr. novrina

Dr. novrina Dr. novrina novrina@staff.gunadarma.ac.id Sistem Bilangan Konversi Sistem Bilangan Operasi Aritmatik pada Sistem Bilangan Bilangan Biner Bertanda Pengkodean Biner ( 0 dan 1) Desimal ( 0 9) Oktal ( 0 7)

Lebih terperinci

Representasi Data. M. Subchan M

Representasi Data. M. Subchan M Representasi Data M. Subchan M DATA Fakta berupa angka, karakter, symbol, gambar, suara yang mepresentasikan keadaan sebenarnya yg selanjutnya dijadikan sbg masukan suatu sistem informasi Segala sesuatu

Lebih terperinci

Sistem Bilangan. Desimal Biner Oktal Heksadesimal

Sistem Bilangan. Desimal Biner Oktal Heksadesimal Sistem Bilangan Desimal Biner Oktal Heksadesimal Apa itu Sistem Bilangan? Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik Atau Suatu sistem yang digunakan untuk menyatakan sesuatu secara kuantitatif

Lebih terperinci

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2-

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Sistem Digital Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Missa Lamsani Hal 1 Sistem Bilangan Bilangan Decimal Bilangan Biner Decimal -> biner Aritmatika Binar Komplemen 1 dan 2 Sign Bit Operasi aritmatik dengan

Lebih terperinci

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357. 2.Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Sistem bilangan desimal merupakan sistem

Lebih terperinci

Sistem Bilangan & Kode Data

Sistem Bilangan & Kode Data Sistem Bilangan & Kode Data Sistem Bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan manusia adalah desimal, yaitu sistem bilangan

Lebih terperinci

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER SISTEM BILANGAN A. SISTEM DESIMAL DAN BINER Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel., yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan,

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A REPRESENTASI DATA ALUR PEMROSESAN DATA SISTEM BILANGAN TEORI BILANGAN KOVERSI BILANGAN OPERASI ARITMATIKA Representasi Data Data adalah sesuatu yang belum

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN REPRESENTASI DATA Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN 2.1 Pendahuluan Komputer dan sistem digital lainnya mempunyai fungsi utama mengolah informasi. Sehingga diperlukan metode-metode dan sistem-sistem untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

AGENDA KONSEP DASAR SISTEM BILANGAN. SISTIM BILANGAN BINARY SISTIM BILANGAN OCTAL SISTIM BILANGAN HEXADECIMAL. KONVERSI.

AGENDA KONSEP DASAR SISTEM BILANGAN. SISTIM BILANGAN BINARY SISTIM BILANGAN OCTAL SISTIM BILANGAN HEXADECIMAL. KONVERSI. S I S T E M B I L A N G A N AGENDA KONSEP DASAR SISTEM BILANGAN. SISTIM BILANGAN BINARY SISTIM BILANGAN OCTAL SISTIM BILANGAN HEXADECIMAL. KONVERSI. KONSEP DASAR SISTEM BILANGAN Suatu sistim billangan,

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN By : Gerson Feoh, S.Kom 1 BAB I PENDAHULUAN Konsep dasar sistem komputer yaitu adanya sistem biner, sistem desimal dan hexadesimal. Dalam sistem biner adalah sistem

Lebih terperinci

Bilangan Desimal bilangan yang memiliki basis 10. Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Bilangan Biner bilanganyang memilikibasis

Bilangan Desimal bilangan yang memiliki basis 10. Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Bilangan Biner bilanganyang memilikibasis SISTEM BILANGAN PENDAHULUAN Sistem bilangan adl cara untuk mewakili besaran dari suatu item phisik Sistem bilangan yg banyak digunakan manusia : sistem bilangan desimal Logika di komputer diwakili oleh

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM BILANGAN Khairil Anwar, ST Tujuan Belajar Memahami jenis-jenis sistem bilangan yang dikenal sistem komputer. Memahami cara melakukan konversi antar sistem bilangan.

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA

SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA SISTEM BILANGAN REPRESENTASI DATA Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi

Lebih terperinci

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA

DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DASAR KOMPUTER REPRESENTASI DATA Overview Sistem Bilangan Konversi Bilangan Aritmatika Representasi Fixed Point Representasi Floating Point Representasi Data Lain Sistem Bilangan Angka : Lambang dari sebuah

Lebih terperinci

Sistem Bilangan dan Kode

Sistem Bilangan dan Kode Updated : 12/11/2009 Sistem Bilangan dan Kode Dosen : Agung Prasetyo ST. Sistem Bilangan Sistem Bilangan (numberic system) adalah sebuah simbol atau kumpulan dari simbol yang mempresentasikan sebuah angka.

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA REPRESENTASI DATA Unit Informasi Dasar dalam sistem komputer- 1 byte atau 8 bit. Word size (ukuran word) merupakan ukuran register operasionalnya. Contoh : 1. Komputer

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma REPRESENTASI DATA Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma Pendahuluan Materi ini mendiskusikan beberapa konsep penting mencakup sistem bilangan biner dan hexadecimal, organisasi

Lebih terperinci

Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi

Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi berkode biner yang dioperasikan untuk mencapai beberapa

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Materi #13 Elektronika Digital 2 Elektronika digital telah menyebabkan terjadinya perubahan besar dalam industri, baik dalam industri elektronika maupun industri yang lain. Beberapa tahun silam, aplikasi

Lebih terperinci

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan

Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan Bab 10 Penyajian Data Integer dan Bilangan Floating Point 10.1 Pendahuluan Komputer menyimpan semua data dan instruksi program dalam bentuk biner tidak ada ketentuan khusus yang dibuat untuk penyimpanan

Lebih terperinci

3/20/2013 SISTEM BILANGAN Jam 1

3/20/2013 SISTEM BILANGAN Jam 1 SISTEM BILANGAN Jam 1 4 sistem bilangan : 1. Bilangan Desimal (10) 2. Bilangan Biner(2) 3. Bilangan Oktal(8) 4. Bilangan Hexadesimal(16) dec oct hex bin dec oct hex bin 0 0 0 0000 10 12 A 1010 1 1 1 0001

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tim Dosen KPKK Kelompok Keahlian Representasi Data 1 9/2/2016 Pendahuluan (Resume) Apa yang dimaksud dengan representasi data? Mengapa komputer menganut sistem

Lebih terperinci

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Struktur Data Struktur dan Data Struktur suatu susunan, bentuk, pola atau bangunan Data suatu fakta, segala sesuatu yang dapat dikodekan atau disimbolkan dengan kode-kode

Lebih terperinci

Sistem Digital (410206)

Sistem Digital (410206) Sistem Digital (410206) Materi Kuliah ke-2 SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan 1. Bilangan Desimal 2. Bilangan Biner 3. Desimal ke Biner 4. Aritmatika Biner 5. Komplemen 1 dan 2 6. Sign Bit 7. Operasi aritmatik

Lebih terperinci

DASAR SISTEM BILANGAN

DASAR SISTEM BILANGAN Pengantar Sistem Digital / Sistem Digital Materi 1 DASAR SISTEM BILANGAN Hugo Aprilianto Pengertian Sistem bilangan merupakan tata aturan atau susunan dalam menentukan nilai suatu bilangan, antara lain

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Teknologi Informasi Sistem Bilangan Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com http://hanifoza.wordpress.com Agenda Sesi 3 1 2 3 Teori Bilangan Konversi

Lebih terperinci

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL

KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL KONVERSI BILANGAN BINNER, OKTAL, DESIMAL & HEXADESIMAL NURLITA nurlita.icha@gmail.com Abstrak Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Bilangan & Dasar Assembler Dadang Mulyana

Sistem Bilangan & Dasar Assembler Dadang Mulyana Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-2 Sistem Bilangan & Dasar Assembler Dadang Mulyana SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan Desimal Sistem Bilangan Biner Sistem Bilangan Oktal Sistem Bilangan Heksadesimal

Lebih terperinci

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL TEKNIK DIGITAL/HAL. 1 BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL Bagian dasar dari Komputer digital : - Input = Keyboard - Control = Control Circuit - Memory = Memory, Storage - Aritmetic Logic Unit o Addition = Penjumlahan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN (NUMBER SYSTEM)

SISTEM BILANGAN (NUMBER SYSTEM) Definisi SISTEM BILANGAN (NUMBER SYSTEM) Adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan menggunakan basis (base / radix) tertentu yang tergantung dari jumlah bilangan yang

Lebih terperinci

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan Microprocessor & Microcontroller Programming FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR Mikroprosesor sebagai bagian dari sistem digital bekerja dalam format biner. Di dalam

Lebih terperinci

Materi #13. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

Materi #13. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n Materi #13 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu mengidentifikasi kebutuhan otomasi dalam suatu sistem manufaktur/jasa, mampu menganalisa aspek teknis dan non teknis perancangan sistem otomasi dalam

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH MICROPROCESSOR I Nama Dosen: Yulius C. Wahyu Kurniawan, S.Kom.

SILABUS MATA KULIAH MICROPROCESSOR I Nama Dosen: Yulius C. Wahyu Kurniawan, S.Kom. SILABUS MATA KULIAH MICROPROCESSOR I Nama Dosen: Yulius C. Wahyu Kurniawan, S.Kom. Konsep Dasar Bilangan Pengertian Base (Radix), Absolute Digit, Positional Value Macam-macam Sistem Bilangan Desimal, Oktal,

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Binary Octal Decimal Hexadecimal Binary-coded Decimal 2 s Complement Abdussalam, M. Kom 081901175759 Kita terbiasa menggunakan sistem bilangan basis-10, atau juga disebut

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 5 Organisasi Komputer Sistem Bilangan Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com http://hanifoza.wordpress.com Agenda Pertemuan 5 1 2 3 Teori Bilangan

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 -- Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 -- Acknowledgement Digital Principles and Applications, Leach- Malvino, McGraw-Hill Adhi

Lebih terperinci

Pengertian Data datum

Pengertian Data datum Data dan Informasi Pengertian Data Data berasal dari kata datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Menurut Gordon B. Davis data sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN 1.1 Sistem Bilangan Puluhan

SISTEM BILANGAN 1.1 Sistem Bilangan Puluhan 1 SISTEM BILANGAN Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah dipakai dalam melaksanakan perhitungan. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah jarang dipakai ataupun tidak dipakai lagi sama sekali dan ada

Lebih terperinci

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL I SISTEM BILANGAN YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 2008 MODUL I SISTEM BILANGAN Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu : Teknik Digital : I

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 -- Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 -- Acknowledgement Digital Principles and Applications, Leach- Malvino, McGraw-Hill Adhi

Lebih terperinci

Sistem Bilangan pada Bidang Ilmu Komputer (Lanjutan)

Sistem Bilangan pada Bidang Ilmu Komputer (Lanjutan) Sistem Bilangan pada Bidang Ilmu Komputer (Lanjutan) 2. Sistem Bilangan Biner Sistem bilangan binari adalah sistem bilangan yang menggunakan basis 2. Sistem bilangan binari menggunakan 2 macam simbol yaitu

Lebih terperinci

TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN

TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN Review Kuliah Sebelumnya Pengertian Aritmatika Biner Operasi aritmatika untuk bilangan biner dilakukan dengan cara hampir sama dengan operasi aritmatika untuk bilangan desimal.

Lebih terperinci

MAKALAH KONVERSI BILANGAN

MAKALAH KONVERSI BILANGAN Tugas Pengantar Ilmu Komputer MAKALAH KONVERSI BILANGAN OLEH: Irwan Budiansyah S : H13114515 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014/2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I SISTEM BILANGAN

BAB I SISTEM BILANGAN BAB I SISTEM BILANGAN Tujuan Mengetahui jenis-jenis bilangan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan komputer digital Mencoba untuk menyelesaikan berbagai jenis bilangan untuk dikonversikan kedalam

Lebih terperinci

FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR

FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR 177 SISTEM MIKROPROSESOR dan MIKROKONTROLER B A B 8 FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR Mikroprosesor sebagai bagian dari sistem digital bekerja dalam format biner. Di dalam sistem mikroprosesor operasi

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

Sistem Bilangan. Rudi Susanto

Sistem Bilangan. Rudi Susanto Sistem Bilangan Rudi Susanto 1 Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal Sistem bilangan

Lebih terperinci

II. REPRESENTASI DATA

II. REPRESENTASI DATA II. REPRESENTASI DATA 1. Representasi External Representasi ini yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dilingkungannya untuk memperoleh suatu informasi. Penyampaian informasi dari satu tempat (asal)

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DAN SANDI

SISTEM BILANGAN DAN SANDI SISTEM BILANGAN DAN SANDI. Pendahuluan Sistem bilangan yang biasa kita pakai sehari-hari disebut bilangan berbasis posisi. Bilangan desimal disebut sistem basis (base system), karena sistem ini mempunyai

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN SISTEM DIGITAL Perkembangan teknologi dalam bidang elektronika sangat pesat, kalau beberapa tahun lalu rangkaian elektronika menggunakan komponen tabung hampa, komponen diskrit, seperti dioda, transistor,

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

II. Sistem Bilangan Outline : 31/10/2008. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer

II. Sistem Bilangan Outline : 31/10/2008. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer http://anhar.net63.net II. Sistem Bilangan Outline : A. Sistem bilangan desimal B. Sistem bilangan biner C. Sistem bilangan oktal D. Sistem bilangan hexadesimal E.

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tim Dosen KPKK Kelompok Keahlian Representasi Data 1 8/30/2016 Pendahuluan (Resume) Apa yang dimaksud dengan representasi data? Mengapa komputer menganut sistem

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DIGITAL

SISTEM BILANGAN DIGITAL SISTEM BILANGAN DIGITAL Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia 1 ferrywahyu@gmail.com 1. Sistem bilangan

Lebih terperinci

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1 TEORI DASAR DIGITAL Leterature : (1) Frank D. Petruzella, Essentals of Electronics, Singapore,McGrraw-Hill Book Co, 1993, Chapter 41 (2) Ralph J. Smith, Circuit, Devices, and System, Fourth Edition, California,

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA. Data di kategorikan menjadi : 1. Tipe data tunggal : Integer, Boolean dan Kara 2. Tipe data majemuk : String ( Untai )

STRUKTUR DATA. Data di kategorikan menjadi : 1. Tipe data tunggal : Integer, Boolean dan Kara 2. Tipe data majemuk : String ( Untai ) STRUKTUR DATA Suatu koleksi / kelompok data yang dapat dikarakterisasikan oleh organisasi serta operas didefinisikan terhadapnya Data di kategorikan menjadi : 1. Tipe data tunggal : Integer, Boolean dan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE Didalam sistem-sistem digital informasi numerik biasanya dinyatakan dalam sistem bilangan biner (atau kode biner lain yang bersangkutan). Sistem biner telah diperkenalkan

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto (http://didik.blog.undip.ac.id) TSK205 Sistem Digital

Lebih terperinci

MAKALAH. Mata Kuliah. Arsitektur dan Organisasi Komputer

MAKALAH. Mata Kuliah. Arsitektur dan Organisasi Komputer MAKALAH Mata Kuliah Arsitektur dan Organisasi Komputer Kelompok 1 1. M. Dwi setiyo (14670015) 2. Bima Setya N. (14670018) 3. Yan Ari Firmansyah (14670021) 4. Lia Ayu K. (14670024) Program Studi Informatika

Lebih terperinci

Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian

Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian Standard IEEE 754 & Big Endian Litle Endian Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom September 2015 Floating Point

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu

Lebih terperinci

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. 1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. Pencacah (Counter) 7. Register Geser 8. Operasi Register 9.

Lebih terperinci

Representasi Data Digital (Bagian 1)

Representasi Data Digital (Bagian 1) Bilangan Data (Bagian 1) Kuliah#9 TKC-205 Sistem Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Preview

Lebih terperinci

Pertemuan 2. sistem bilangan

Pertemuan 2. sistem bilangan Pertemuan 2 sistem bilangan Sasaran Pertemuan 2 - Mahasiswa diharapkan dapat : 1. mengkonversi antar bilangan desimal, biner, oktal dan hexadesimal 2. Mengerti tentang bilangan komplemen 3. mengerti tentang

Lebih terperinci

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI Chapter 1 Prinsip-Prinsip Sistem Digital Ferry Wahyu Wibowo Outlines Sistem digital Persamaan dan perbedaan elektronika analog dan elektronika digital Sistem

Lebih terperinci

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan BAB 1 Sistem Bilangan 1.1 Pendahuluan Sistem bilangan didefinisikan sebagai sekumpulan nilai yang digunakan untuk melambangkan besaran. Kita sudah terbiasa menggunakan bilangan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018 ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ 12-13 Maret 2018 Materi 6: Aritmatika Komputer Arithmetic and Logic Unit (ALU) ALU merupakan bagian komputer yang berfungsi

Lebih terperinci

Type Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String

Type Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String Struktur dapat diartikan sebagai suatu susunan, bentuk, pola atau bangunan. Data dapat diartikan sebagai suatu fakta, segala sesuatu yang dapat dikodekan atau disimbolkan dengan kode-kode atau lambang-lambang

Lebih terperinci

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN

DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN DATA KOMPUTASI & SISTEM BILANGAN Data Komputasi: TIPE DATA Basis sistem komputer adalah BINER. Mesin komputer hanya mengenal kondisi BINER yang hanya terdiri 0 (NOL) atau 1 (SATU). Data Integer Data untuk

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA 2

RANGKAIAN ARITMETIKA 2 RANGKAIAN ARITMETIKA 2 Pokok Bahasan : 1. Sistim Coding 2. Fungsi-fungsi Aritmetika Biner : penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian 3. Implementasi fungsi Aritmetika pada sistim Bilangan yang lain

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto (http://didik.blog.undip.ac.id) TSK205 Sistem Digital

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA

SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA SISTEM BILANGAN DAN FORMAT DATA N. Tri Suswanto Saptadi Informatics Engineering Faculty of Information Technology Pokok Bahasan Sistem Bilangan Perhitungan Aritmatika Konversi Antar Bilangan Format Data

Lebih terperinci

BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG

BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG BAB I SISTEM BILANGAN OLEH : GANTI DEPARI JPTE FPTK UPI BANDUNG 1.1. Pengenalan Sistem Bilangan Seperti kita ketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari bilangan desimal yang sering dipergunakan adalah

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN STMIK STIKOM BALIKPAPAN 1 MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Sistem Pengkodean Bilangan 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 3. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

Review Kuliah Sebelumnya

Review Kuliah Sebelumnya TEKNIK DIGITAL Review Kuliah Sebelumnya Konversikan Bilangan di Bawah ini 1. 89 10 = 16 2. 367 8 = 2 3. 11010 2 = 10 4. 7FD 16 = 8 5. 29A 16 = 10 6. 110111 2 = 8 7. 359 10 = 2 8. 472 8 = 16 Tujuan Perkuliahan

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION ASSALAMU ALAIKUM ARSITEKTUR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION Disajikan Oleh : RAHMAD KURNIAWAN,S.T., M.I.T. TEKNIK INFORMATIKA UIN SUSKA RIAU Analog vs Digital Ada dua cara dasar untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DASAR DIGITAL Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK 2 KATA PENGANTAR Modul ini

Lebih terperinci

Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3-

Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3- Sistem Digital Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3- Missa Lamsani Hal 1 Penggunaan Bilangan Biner Bilangan biner digunakan dalam komputer yang biasa tidak terlihat oleh pengguna Namun kemampuan

Lebih terperinci

09/01/2018. Prio Handoko, S. Kom., M.T.I.

09/01/2018. Prio Handoko, S. Kom., M.T.I. Prio Handoko, S. Kom., M.T.I. Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan konsep bilangan biner bertanda dalam format signed, ones complement, dan 2s complement. Mahasiswa dapat merepresentasikan

Lebih terperinci

DIKTAT SISTEM DIGITAL

DIKTAT SISTEM DIGITAL DIKTAT SISTEM DIGITAL Di Susun Oleh: Yulianingsih Fitriana Destiawati UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2013 DAFTAR ISI BAB 1. SISTEM DIGITAL A. Teori Sistem Digital B. Teori Sistem Bilangan BAB 2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER I.1 Lingkungan Komputasi Perkembangan dan penggunaan komputer sering digambarkan sebagai suatu revolusi teknologi yang membawa perubahan yang sangat mendasar pada sebagian

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Aritmatik Komputer. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Aritmatik Komputer. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Aritmatik Komputer Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id ALU Inputs and Outputs Representasi Integer Dalam sistem bilangan biner, semua

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I REPRESENTASI DATA Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu

Lebih terperinci

Sasaran Pertemuan 2 PERTEMUAN 2 SISTEM BILANGAN

Sasaran Pertemuan 2 PERTEMUAN 2 SISTEM BILANGAN PERTEMUAN SISTEM BILANGAN Sasaran Pertemuan - Mahasiswa diharapkan dapat :. mengkonversi antar bilangan desimal, biner, oktal dan hexadesimal. Mengerti tentang bilangan komplemen. mengerti tentang MSB

Lebih terperinci