Peranan Sektor Pariwisata dalam Pertumbuhan Ekonomi Makro Propinsi Bali dengan Pendekatan Input-Output

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRUKTUR SEKTOR PERTANIAN INDONESIA: ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. pendapatan (factorial distribution dan income distribution), dan pengaruh dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

DINAMIKA KETERKAITAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA, : Pendekatan Rasmussen's Dual Criterion ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

KONTRIBUSI EKSPOR SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL: ANALISIS INPUT OUTPUT. Oleh: Risna Yusuf dan Tajerin *

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2)

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: upah minimum, kesempatan kerja, pendapatan, Input-Output

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

Perbandingan Fase Bulan dan Jarak Bulan ke Bumi Pada Kejadian Erupsi Gunung Berapi di Indonesia dengan Menggunakan Uji Kruskal Wallis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

III. KERANGKA TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

Seemingly Unrelated Regression (SUR) Penderita Penyakit DBD RS. Wahidin Sudirohusodo Dan RS. Stella Maris Makassar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

Penerapan Aljabar Matrik Dalam Analisa Masukan-Keluaran Elistya Rimawati 6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

Transkripsi:

Peranan Sektor Parwsata dalam Pertumbuhan Ekonom Makro Propns Bal dengan Pendekatan Input-Output E. Susy Suhendra 1 Toto Sugharto 2 Teddy Oswar 3 Fakultas Ekonom, Unverstas Gunadarma, Jakarta 1 (susys@staff.gunadarma.ac.d), 2 (tsharto@staff.gundarma.ac.d), 3 (toswar@staff.gunadarma.ac.d) Abstrak Krss moneter yang berkelanutan hngga sekarang telah melanda Indonesa dan berbaga aks terorsme khususnya d Bal menad pelaaran berharga bag pemerntah dalam menentukan kebakan pembangunan nasonal. Propns Bal, yang dkenal sebaga kantong devsa bag perekonoman Indonesa karena kegatan parwsatanya. Hal tersebut menandakan bahwa sektor parwsata perlu mendapatkan perhatan sebaga sektor yang utama dalam mendukung perekonoman makro Bal dan perekonoman Indonesa pada umumnya. Kegatan-kegatan ekonom yang memlk kontrbus domnan bag suatu perekonoman makro perlu mendapatkan perhatan yang lebh sehngga dapat doptmalkan. Analss nput-output dterapkan dalam peneltan n. Jumlah sektor yang dgunakan dalam analss tersebut adalah 68 sektor sebagaman tercantum dalam tabel Input-Output Indonesa 2000. Model n dgunakan untuk menganalss secara terntegras peranan sektor parwsata dalam pembangunan ekonom Bal secara menyeluruh serta untuk mengetahu proyeks nvestas d sektor parwsata. Model nput-output danggap sebaga model yang palng komprehensf dan sstemats karena model n merupakan pengembangan konsep nputoutput yang mengntegraskan unsur ruang secara "smple" dan "elegan" (West et.al., 1989). Model n akan membag ekonom nasonal berdasarkan sektor dan daerah kegatan (Hulu, 1990) Hasl peneltan menunukkan bahwa peranan sektor parwsata dalam pertumbuhan ekonom Propns Bal mash cukup besar. Peranan suatu sektor dalam perekonoman selan dapat dlhat dar kontrbus sektor tersebut dalam pencptaan output, uga dapat dlhat dar besaran nla tambah yang dhaslkan. Nla tambah yang dhaslkan tdak hanya dpengaruh oleh kemampuan suatu sektor dalam mencptakan output namun uga oleh baya yang dkeluarkan dalam mencptakan output tersebut. Peranan sektor hotel berbntang dan sektor perdagangan dalam menghaslkan nla tambah bag Propns Bal masng-masng sebesar 12,32 persen dan 12,11 persen, sementara sektor restoran menyumbang 8,14 persen. Sub-sektor yang berpotens untuk dadkan subsektor unggulan, adalah sub-sektor yang mempunya daya penyebaran dan deraat kepekaan yang bak. Sub-sektor tersebut adalah perdagangan, pemotongan ternak, ndustr makanan dan mnuman. Hasl peneltan n uga dapat dpaka untuk menentukan umlah nvestas yang dharapkan untuk memenuh atau mengmbang ekses permntaan yang ada. Kata kunc: model nput-output, sektor parwsata, nvestas 1. Pendahuluan Provns Bal yang dkenal sebaga pulau Dewata atau Pulau Serbu Pura mempunya peran yang strategs dalam pembangunan Indonesa, khususnya sektor parwsata. Industr parwsata yang dharapkan dapat menad salah satu penggerak roda perekonoman nasonal, sebagan besar dhaslkan dar pulau Bal. Tdak pelak lag, segala upaya dlakukan untuk mempertahankan keberadaan pulau Bal dalam menarng wsatawan untuk berbondong- 1

bondong datang ke pulau yang sarat dengan budaya dan sen n. Namun saat n parwsata pulau Bal dapat dlukskan dalam konds sekarat, tepatnya setelah traged bom Kuta dan Jmbaran, 1 Oktober 2005 yang lalu. Wsatawan yang berkunung ke Bal terus merosot, dkut dengan pembatalan rencana bepergan ke Bal dalam umlah yang sgnfkan. Kemunduran parwsata d pulau Bal, dapat dndkaskan dengan teradnya penurunan tngkat hunan hotel sektar 70 persen, kebangkrutan dar perusahaan penerbangan Ar Paradse yang beroperas tahun 2003 dengan tuuan khusus mendukung parwsata Bal. Hal n dakbatkan teradnya pembatalan bepergan ke Bal. Pada awalnya perusahaan n dapat mengangkut 40.000 penumpang per bulan, namun seak traged bom tersebut mengalam penurunan umlah penumpang yang mencapa 80 persen. Berdasarkan konds tersebut, perlu dgal dan doptmalkan potens lan yang ada d pulau Bal untuk tetap atau bahkan menngkatkan keseahteraan masyarakat Bal. Berkatan dengan hal tu, maka untuk mengetahu poss masng-masng sektor ekonom dan kontrbusnya terhadap pembangunan perekonoman Bal perlu dka lebh auh. Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang keparwsataan, yang dmaksud dengan parwsata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wsata termasuk pengusahaan obek dan daya tark wsata serta usaha-usaha yang terkat d bdang tersebut. Sedangkan parwsata budaya adalah satu ens keparwsataan yang dkembangkan berdasarkan pada tnggnya nla-nla budaya suatu daerah yang dharapkan dapat menark banyak wsatawan. Dengan demkan maka segala aspek yang terkat dengan keparwsataan sepert promos, atraks, arstektur, etka, pola manaemen, perkembangan parwsata yang pesat dharpakan dapat memberkan dampak ganda terhadap kegatan-kegatan d sektor lannya. Selama n ukuran atau ndkator yang dgunakan untuk mengetahu peranan masngmasng sektor ekonom mash terbatas pada sektor-sektor yang ada pada klasfkas lapangan usaha Indonesa (KLUI). Secara gars besar, berdasarkan pengklasfkasan yang dlakukan dalam System of Natonal Accounts (SNA), kegatan ekonom dbag dalam semblan sektor utama yang basa dgunakan. Masng-masng sektor tersebut adalah : (1) sektor pertanan, (2) sektor pertambangan dan penggalan, (3) sektor Industr Pengolahan, (4) Lstrk, Gas dan Ar Mnum, (5) Bangunan, (6) Perdagangan Hotel dan Restoran, (7) Pengangkutan dan Komunkas, (8) Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan dan (9) Sektor Jasa Lannya. Semua kegatan ekonom habs dbag dalam semblan sektor tersebut. Sektor parwsata dalam klasfkas SNA tdak secara explst mencantumkan hal tersebut, namun tdak berart bahwa sektor parwsata tdak terdapat dalam klasfkas yang dbuat. Sektor parwsata merupakan kegatan yang terdr dar berbaga sektor kegatan. Kegatan parwsata dapat mencakup semua kegatan ekonom terutama sektor hotel, restoran, sektor asa, maupun sektor ndustr. Sehngga peranan parwsata dalam perekonoman dapat tercakup d semua kegatan ekonom. Peranan parwsata dalam berekonoman Bal perlu dposskan untuk melhat bagamana parwsata memberkan kontrbus dalam perekonoman dan dampak pengembagan parwsata terhadap sektor-sektor ekonom yang secara langsung maupun tdak langsung merupakan komodt yang dperlukan dalam kegatan parwsata. Salah satu alat analss yang dapat mengungkapkan secara menyeluruh hubungan tmbal balk dan salng keterkatan antara unt ekonom d Bal khususnya keterkatan unt-unt ekonom yang berhubungan dengan kegatan d bdang keparwsataan dengan unt-unt ekonom yang secara langsung maupun tdak langsung menopang kegatan parwsata adalah dengan analss Input-Output. Tuuan peneltan n adalah untuk menganalss peranan sektor parwsata dan subsektor unggulan, menganalss tngkat kebutuhan nvestas d sektor parwsata yang dapat memacu pertumbuhan ekonom daerah. 2

2. Metodolog Secara sederhana model IO menyakan nformas tentang transaks barang dan asa serta salng keterkatan antarsatuan kegatan ekonom untuk suatu waktu tertentu yang dsakan dalam bentuk tabel. Isan sepanang bars menunukkan alokas output dan san menurut kolom menunukkan pemakaan nput dalam proses produks (Bro Pusat Statstk, 2000). Sebaga model kuanttatf, tabel IO mampu member gambaran menyeluruh tentang: (1) struktur perekonoman yang mencakup struktur output dan nla tambah masng-masng kegatan ekonom d suatu daerah, (2) struktur nput antara (ntermedate nput), yatu penggunaan barang dan asa oleh kegatan produks d suatu daerah, (3) struktur penyedaan barang dan asa bak yang berupa produks dalam neger maupun barang-barang yang berasal dar mpor, dan (4) struktur permntaan barang dan asa, bak permntaan oleh kegatan produks maupun permntaan akhr untuk konsums, nvestas dan ekspor. 2.1. Jens dan Metode Pengumpulan Data Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data tersebut dperoleh langsung Table Input-Output Bal 2000 yang dterbtkan Badan Pusat Statstk Propns Bal. Tabel tersebut terdr atas 68 x 68 sektor. Data sekunder lan yang dgunakan dalam peneltan n dambl dar pelbaga laporan dan/atau publkas dar Badan Pusat Statstk dan dar pelbaga laporan dan/atau publkas Departemen Parwsata. 2.2. Analss Peranan Sektor Parwsata Peneltan n menggunakan pendekatan nput output, dengan analss keterkatan bak kedepan maupun ke belakang yang dgunakan untuk mengetahu sturktur dalam subsektor parwsata Indonesa berdasarkan data nput-output tahun 2000. Backward lnkages (katan ke belakang) dan forward lnkages (katan ke depan) adalah alat analss yang dgunakan untuk mengetahu tngkat keterkatan suatu sektor terhadap sektor / sub-sub sektor lannya dalam suatu perekonoman. Katan ke belakang merupakan alat analss untuk mengetahu deraat keterkatan suatu sektor terhadap sektor-sektor lan yang menyumbangkan nput kepadanya. Katan ke depan merupakan alat analss untuk mengetahu deraat keterkatan antara suatu sektor yang menghaslkan output, untuk dgunakan sebaga nput bag sektor-sektor yang lan. Pendekatan Input-Output menggunakan analss antar sektor. Model n dbangun berdasarkan neraca komodtas sebaga berkut : Q dmana : Q F n = n = 1 + F = Nla output sektor = Nla output sektor yang dgunakan dalam proses produks sector = Nla permntaan akhr terhadap sector = Banyaknya sektor dalam perekonoman. tak lan alah permntaan nput langsung sektor yang merupakan output dar sektor. Dengan demkan = adalah permntaan total antar sektor terhadap output sektor. Oleh karena tu persamaan 3.1. tak lan alah dekomposs permntaan terhadap output sektor Q ) menad dua komponen yatu permntaan antar sektor ( ) dan permntaan akhr ( ( F ). Asums selanutnya adalah, koefsen nput-output adalah tetap : (1) = 3

a = / Q (2) a = nla output sector yang dgunakan untuk menghaslkan setap satu rupah nla produks sector. Apabla persamaan (2) dmasukkan ke dalam persamaan (1) maka akan dperoleh : Q = a Q + F (3) Persamaan 3. adalah sstem persamaan yang terdr dar n persamaan, d mana n adalah umlah sektor dalam perekonoman. Sepert yang telah dsebutkan, adalah permntaan nput langsung sektor yang merupakan output dar sektor. Dengan demkan merupakan smpul pengkat langsung sektor dengan sektor. Oleh karena tu a tak lan alah pengganda langsung sector terhadap sector. Oleh karena tu = = aq adalah total permntaan nput langsung sector dar seluruh sector-sektor lannya. Oleh karena katan antar sector tersebut muncul melalu kebutuhan nput sector dar sector-sektor lannya, maka dsebut pula katan antar sektor langsung ke belakang (Panchamukh, 1975). Dalam bentuk ndeks katan langsung ke belakang (drect backward lngkage) tersebut dapat dtuls sebaga berkut : U = = a (4) Q U = 1 = katan langsung ke belakang. Dengan cara yang sama, ddapat bahwa = adalah total produk I yang langsung dgunakan sebaga nput bag seluruh sector dalam perekonoman. Oleh karena tu, serngkal dsebut sebaga katan langsung ke depan. Dalam ukuran ndeks, katan langsung ke depan sector I (drect forward lngkage) dhtung sebaga berkut. W = = a (5) Q W = 1 = katan langsung ke depan (drect backward lnkage) 3. Hasl dan Pembahasan 3.1. Peranan Sektoral dalam Perekonoman Untuk mengetahu sektor-sektor unggulan dalam suatu wlayah, dengan mengetahu nla output yang dhaslkan oleh suatu sektor maupun melalu peranan nla tambah yang dhaslkan. Besaran output merupakan nla produks suatu sektor dalam menghaslkan barang maupun asa. Besarnya output yang dhaslkan suatu sektor menunukkan peranan atau sumbangan sektor tersebut dalam pembentukan otuput Bal secara keseluruhan. Berkut adalah tabel sepuluh sektor terbesar menurut perngkat output. 4

Tabel 1. Peranan Sepuluh Sektor Terbesar berdasarkan Nla Output No. Kode Sektor Sektor Peranan (persen) 1 48 Hotel berbntang 11,02 2 46 Perdagangan 10,68 3 47 Resotran, R. Makan, Warung 9,84 4 45 Bangunan tempat tnggal 6,59 5 55 Angkutan Udara 5,03 6 68 Jasa perorangan dan R.T. lannya 4,55 7 15 Jasa pemotongan ternak 4,28 8 64 Jasa Pemerntahan umum 4,06 9 23 Pengglngan Pad, Penyosohan beras 4,04 10 1 Pad 3,65 Jumlah 63,73 Sektor Lannya 36,27 Jumlah output 100,00 Peranan suatu sektor dalam perekonoman selan dapat dlhat dar kontrbus sektor tersebut dalam pencptaan output, uga dapat dlhat dar besaran nla tambah yang dhaslkan. Nla tambah yang dhaslkan oleh suatu sektor tdak hanya dpengaruh oleh kemampuan suatu sektor dalam mencptakan output namun uga oleh baya yang dkeluarkan dalam mencptakan output tersebut. Dengan kata lan, nla tambah suatu sektor merupakan nput prmer yang dperlukan dalam pencptaan output sektor tersebut, sehngga suatu sektor yang besar kontrbusnya dalam pencptaan output belum tentu memberkan kontrbus yang besar pula dalam menghaslkan nla tambah sepert sektor asa pemotongan ternak. Nla output asa pemotongan ternak sebagan besar merupakan nput antara asa tersebut yang berupa hewan ternak yang dpotong. Tabel 2. Peranan Sepuluh Sektor terbesar berdasarkan Nla Tambah No. Kode Sektor Sektor Peranan (persen) 1 48 Hotel berbntang 12,32 2 46 Perdagangan 12,11 3 47 Resotran, R. Makan, Warung 8,14 4 64 Jasa pemerntahan umum 6,57 5 68 Jasa perorangan dan RT lannya 5,97 6 1 Pad 5,85 7 55 Angkutan udara 4,49 8 45 Bangunan tempat tnggal 4,16 9 61 Persewaan bangunan dan tanah 2,68 10 14 Ternak kecl 2,39 Jumlah 64,68 Sektor Lannya 35,32 Jumlah output 100,00 Peranan sektor hotel berbntang dan sektor perdagangan dalam menghaslkan nla tambah bag propns Bal masng-masng sebesar 12,32 persen dan 12,11 persen. Sementara tu sektor restoran dan rumah makan, warung menyumbang 8,14 persen. Jasa pemerntahan umum, asa perorangan dan lannya, pad, angkutan udara serta bangunan tempat tnggal selan 5

menempat urutan sepuluh besar dalam perngkat output, uga merupakan sepuluh besar dalam pencptaan nla tambah. Sementara tu, sektor persewaan bangunan dan ternak kecl yang tdak masuk sepuluh besar dalam pencptaan output, ternyata merupakan penyumbang sepuluh besar dalam pencptaan nla tambah, hal tersebut dsebabkan karena sektor persewaan bangunan dan ternak kecl mempunya komponen baya antara yang relatf kecl. 3.2. Analss Keterkatan Antar Sektor Keterkatan ke depan serng dsebut uga sebaga deraat kepekaan dan keterkatan ke belakang sebaga daya penyebaran. Sektor yang mempunya deraat kepekaan tngg memberkan ndkas bahwa sektor tersebut mempunya keterkatan ke depan atau daya dorong yang cukup kuat dbandngkan terhadap sektor lannya, sedangkan sektor yang mempunya daya penyebaran tngg berart sektor tersebut mempunya ketergantungan yang tngg terhadap sektor lannya. Indeks daya penyebaran memberkan ndkas bahwa sektor-sektor yang mempunya ndeks daya penyebaran lebh besar dar 1, menunukkan daya penyebarannya d atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Pengertan yang sama uga berlaku untuk ndeks deraat kepekaan. Berdasarkan Tabel 3. terlhat sektor asa pemotongan ternak mempunya daya penyebaran tertngg dengan nla 2,36767, Angka tersebut mempunya art bahwa kenakan satu unt output sektor asa pemotongan ternak akan membutuhkan output sektor lannya sebaga nput sebesar 2,36767unt. Selanutnya sektor ndustr makanan, mnuman dantembakau, ndustr tenun, ndustr pakaan ad, pengglngan pad dan penyosohan beras, ndustr kertas dan barang kertas, ndustr kma barang dar kma karet dan plastk, ndustr kayu lannya dan banunguan tempat tnggal uga termasuk sepuluh sektor dengan daya penyebaran tertngg. Tabel 3. Indeks Daya Penyebaran Sektor Pertanan d Indonesa, 2000 Daya Penyebaran No. Kode Sektor Jumlah Indeks 1 15 Jasa pemotongan ternak 2,36767 1,48517 2 27 Industr makanan, mnuman, tembakau 2,23771 1,40365 3 28 Industr tenun / tekstl 2,19266 1,37359 4 29 Industr pakaan ad 2,14744 1,34703 5 24 Pengglngan pad 2,14347 1,34454 6 34 Industr kertas dan barang kertas 2,11235 1,32502 7 35 Industr kma barang dar karet, plastc 2,10665 1,32144 8 33 Industr kayu lannya 2,10157 1,31826 9 45 Bangunan tempat tnggal 2,08854 1,31008 10 56 Travel Bro 2,04511 1,28284 Sumber : Tabel Input-Output 2000 (dolah) Selanutnya, sepuluh sektor yang mempunya deraat kepekaan tertngg dapat dlhat pada table berkut. Sektor perdagangan, bahan bakar mnyak, asa perorangan dan RT lannya, ndustr kma, barang dar kma termasuk karet dan plastk, ndustr kertas, barang dar kertas, penggergaan kayu, ndustr tenun dan tektl, pad, bangunan tempat tnggal, ndustr makanan mnuman dan temabkau merupakan sepuluh sektor utama dengan deraat kepekaan yang tngg. Sektor yang mempunya daya penyebaran tngg memberkan ndkas bahwa sektor tersebut mempunya keterkatan ke depan atau daya dorong yan cukup kuat dbandngkan sektor 6

lannya. Sebalknya sektor yang mempunya keraat kepekaan tngg berart sektor tersebut mempunya ketergantungan / kepekaan backward yang tngg terhadap sektor lannya. Tabel 4. Indeks Deraat Kepekaan Sektor Pertanan d Indonesa, 2000. Deraat Kepekaan No. Kode Sektor Jumlah Indeks 1 46 Perdagangan 6,05729 3,79957 2 36 Bahan Bakar mnyak 4,08139 2,56014 3 68 Jasa perorangan, RT lannya 3,33735 2,09343 4 35 Industr kma, karet, plastk 2,82945 1,77483 5 34 Industr kertas, barang dar kertas 2,51496 1,57756 6 31 Penggergaan kayu 2,48797 1,56063 7 28 Industr tenun/tekstl 2,47582 1,55301 8 1 Pad 2,27363 1,42618 9 45 Bangunan tempat tnggal 2,22022 1,39268 10 27 Industr makanan mnuman tembakau 2,11750 1,32825 Sumber : Tabel Input-Output 2000 (dolah) Berdasarkan hasl pengolahan data I-O tahun 2000, dapat dsusun suatu matrks 4 dmens, dengan klasfkas sebaga berkut: (1) mempunya daya penyebaran dan deraat kepekaan yang tngg; (2) mempunya daya penyebaran tngg dan deraat kepekaan yang rendah; (3) mempunya daya penyebaran rendah dan deraat kepekaan yang tngg; (4) mempunya daya penyebaran dan deraat kepekaan yang rendah. Klasfkas tngg berdasarkan angka sektoralnya melebh angka rata-rata keseluruhan sub-sektor keseluruhan dalam perekonoman. Klasfkas rendah apabla angka katan sektoralnya lebh rendah dbandng angka rata-rata keseluruhan subsektor dalam perekonoman. Tabel 5. Matrks sektor berdasarkan Daya Penyebaran dan Deraat Kepekaan d Propns Bal, 2000 Deraat Kepekaan Tngg Rendah Daya Penyebaran Tngg Ternak kecl, ndustr makanan mnuman, ndustr tenun tekstl, penggergaan kayu, ndustr kertas, ndustr kma, bangunan tempat tnggal, perdagangan, restoran, angkutan umum darat, angkutan udara Kelapa, ternak besar, asa pemotongan ternak, unggas, pengerngan penggaraman kan, pengglngan pad, ndustr kopra, ndustr kop, ndustr garmen, ndustr barang dar kult, ndustr keranan kayu, ndustr barang kayu lannya, ndustr keranan dan bahan galan, ndustr bahan bangunan, ndustr karoser, ndustr perhasan, ndustr pengolahan lannya, ar mnum, hotel bntang, hotel non bntang, angkutan carter darat, travel bro, lembaga keuangan lannya Rendah Pad, tembakau, bahan bakar Jagung, umb-umban, sayuran, 7

mnyak, ndustr logam, lstrk, asa penunang angkutan, komunkas pos gro, perbankan, asa perorangan/ rumah tangga buahan, kacang tanah, kacang kedela, tanaman bahan pangan lan, kop, tanaman perkebunan lan, kehutanan, kan laut, kan darat, batu padas, barang galan, pertambangan, angkutan laut antar pulau, angkutan wsata, angkutan penyeberangan, money changer, persewaan bangunan dan tanah, asa perusahaan, asa sosal kemasyarakatan, atraks budaya, asa hburan lannya. Sumber : Tabel Input-Output 2000 (dolah) Matrks tersebut dsakan pada tabel 5. Dar tabel tersebut dapat dtark suatu pola keterkatan sebaga berkut : 1. Sektor yang mempunya deraat kepekaan dan daya penyebaran yang tngg mengndkaskan bahwa penngkatan nvestas d subsektor-subsektor n akan memberkan dampak yang luas tdak hanya terhadap sektor nput namun uga sektor outputnya. Tnggnya daya penyebaran menunukkan tnggnya penyebaran dampak perubahan dar subsektor tersebut terhadap subsektor lannya, yang berada dalam ndustr yang lebh hulu (subsektor nput). Output dar subsektor-subsektor n akan menad nput bag subsektor lan yang lebh hlr. 2. Sektor yang mempunya deraat kepekaan tngg namun daya penyebaran yang rendah mengndkaskan bahwa yang termasuk klasfkas n adalah sektor prmer, yang umumnya mash dolah lebh lanut oleh sektor ndustr manufaktur, khususnya ndustr pengolah hasl pertanan. Dengan demkan, subsektor-subsektor n peka terhadap perubahan subsektor lannya sebaga akbat perubahan permntaan akhr terhadap masngmasng subsektor tersebut. Sementara tu perubahan permntaan akhr terhadap subsektorsubsektor n tdak banyak dampaknya terhadap subsektor lannya karena daya penyebaran yang rendah. 3. Sub sektor yang mempunya daya penyebaran yang tngg dan deraat kepekaan yang rendah mengndkaskan bahwa dengan nla daya penyebaran yang tngg, subsektor n dharapkan dapat dadkan prortas dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonom. Investas d sektor n akan menumbuhkan subsektor hulu, khususnya sektor pertanan. 4. Sub sektor yang mempunya daya penyebaran yang rendah dan deraat kepekaan yang rendah mengndkaskan bahwa subsektor-subsektor n tdak peka terhadap perubahan subsektor lannya sehngga sult dandalkan untuk menumbuhkan subsektor lannya ka nvestas dtanamkan d subsektor-subsektor n, namun perlu dketahu penyebabnya dan dapat dpecahkan dengan berbaga solus yang cocok dengan ens sektor dan kondsnya 4. Kesmpulan Dar hasl analss struktur sektor perekonoman d propns Bal dapat dtark penemuan utama dar peneltan n sebaga berkut : Konds kesembangan antara sektor parwsata dan non parwsata harus ada, sehngga adanya goncangan akbat ancaman terors tdak mematkan semua sudut perekonoman dar propns Bal. Peranan Sektor berdasarkan Nla Output, dan nla tambah terbesar memang mash ddomnas oleh sektor-sektor parwsata. Namun dar deraat kepekaan dan daya 8

penyebaran yang bernla cukup tngg dar sektor-sektor yang bukan parwsata, memberkan ndkas dapatnya dlakukan pengembangan sektor-sektor tersebut d atas menad lebh bak. Dar matrx deraat kepekaan dan daya penyebaran yang telah d buat, dapat dpredks sektor-sektor yang dapat terus dkembangkan dan sektor yang menad sektor hulu dan sektor yang menad sektor hlr dar suatu perekonoman, sehngga pengembangan yang ada dapat menad suatu proyeks yang sesua dengan tuntutan pertumbuhan ekonom yang ada. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statstk, 1995, Kerangka Teor dan Analss Tabel Input-Output, Badan Pusat Statstka, Jakarta. Bulmer, T., 1982, Input Output Analyss n Developng Countres: Sources, Methods and Applcatons, John Wesley & Sons Ltd., New York., NY, USA. El-Sad, M., H. Lofgren, Sherman Robnson, 2001, The Impact of Alternatve Development Strateges on Growth and Dstrbuton Smulatons wth a Dynamc Model for Egypt, Workng Paper, Trade and Macroeconomcs Dvson Research Insttute, Washngton DC., USA. Jhngan, M. L., 2003, Ekonom Pembangunan dan Perencanaan, PT. Raa Grafndo Persada, Jakarta, Indonesa. Roberts Bran. and Robert J. Stmson, 1998, Mult Sectoral Qualtatve Analyss: a Tool for Assessng The Compettveness of regons and Formulatng Strateges for Economc Development, The Annals of Regonal Scence 1998, Vol. 32, pp. 469-494. Sadoulet, de Janvry, 1995, Accountng for the Lnkages of Agrculture n Hawa s Economy wth An Input-output Model: a Fnal Demand Base Approach, Department of Agrcultural and Resource Economc, Unversty of Hawa USA, 9