BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK

dokumen-dokumen yang mirip
ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

CATATAN KULIAH #12&13 Bunga Majemuk

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money)

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

BARISAN DAN DERET. Materi ke 1

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Muniya Alteza

Definisi Integral Tentu

theresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Barisan, Deret, dan Notasi Sigma

2 BARISAN BILANGAN REAL

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

III. METODE PENELITIAN

DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

E-learning matematika, GRATIS 1

SOAL-SOAL. 1. UN A Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL


BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

Bab 3 Metode Interpolasi

Modul ini adalah modul ke-3 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

-1- U n : suku ke-n barisan aritmetika a : suku pertama n : banyak suku b : beda/selisih

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 5. DERET

B a b 1 I s y a r a t

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Probabilitas dan Statistika Teorema Bayes. Adam Hendra Brata

BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

Induksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta

SEBARAN t dan SEBARAN F

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

Barisan dan Deret. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-2 DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT

SOAL-SOAL SPMB 2006 MATEMATIKA DASAR (MAT DAS) 63 n, maka jumlah n suku. D n n 2. f n log3 log 4 log5... log n, maka f 2...

LOGO MATEMATIKA BISNIS (Deret)

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.

Kekeliruan dalam Perhitungan Numerik dan Selisih Terhingga Biasa

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

HALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Solusi Numerik PDP. ( Metode Beda Hingga ) December 9, Solusi Numerik PDP

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

Bab III Metoda Taguchi

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum

Ekonomi Rekayasa Koreksi

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

Program Bonus Mempertahankan Tingkat Pencapaian Dalam Rangka Pembelian Kendaraan Bermotor (Program Kendaraan Bermotor)

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET

) didefinisikan sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk: a x a x a x b... b adalah suatu urutan bilangan dari bilangan s1, s2,...

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA

BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT

PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT

Galat dan Perambatannya

IV. METODE PENELITIAN

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial

Elemen Dasar Model Antrian. Aktor utama customer dan server. Elemen dasar : 1.distribusi kedatangan customer. 2.distribusi waktu pelayanan. 3.

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

UNIVERSITAS GUNADARMA POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN BAHAN AJAR. Oleh : Muhammad Imron H. Modul Barisan dan Deret Hal. 1

BAB VII DISTRIBUSI SAMPLING DAN DESKRIPSI DATA

Transkripsi:

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK 2.1. Buga Majemuk Ada sedikit perbedaa atara suku buga tuggal da suku buga majemuk. Pada suku buga tuggal, besarya buga B = Mp tidak perah digabugka dega modal M. Sebalikya pada suku buga majemuk, besar buga pada akhir jagka waktu selalu ditambahka kepada modal M. Dega demikia modal M maki besar karea buga yag telah didapat pada setiap akhir jagka waktu diperbugaka lagi. Dega kata lai buga berbuga. Lambag modal pada awal jagka waktu pertama dilambagka dega M 0, da pada awal jagka waktu ke-k dega M k. Teorema 1: Modal sebesar M 0 ditabug di bak dega suku buga p% per tahu (majemuk) selama tahu. Maka Jumlah uag tabuga pada akhir tahu ke adalah: M k = M 0 (1 + p%) = M 0 (1,0p) Bukti: Perlu diigat bawa besar modal pada akhir jagka waktu pertama sama dega besar modal pada awal jagka waktu kedua. Modal pada akhir tahu pertama = M 1 = modal pada awal tahu + buga. Jadi, M 1 = M 0 + pm 0 = M 0 (1 Modal pada akhir tahu kedua = M 2 = modal awal tahu + buga Maka, M 2 = M 0 (1 + p M 0 (1 = M 0 (1 (1 = M 0 (1 2. Dari pola ii tampak bahwa, M k. = M 0 (1 k, da M = M 0 (1 Rumus ii harus dibuktika lewat iduksi matematik. Cotoh 1: Saya meabug Rp. 500.000,- di bak dega suku buga 3% per tahu majemuk. Berapa besar tabuga saya pada (a) akhir tahu ke 3? (b) Awal tahu ke 7? (a) Besar tabuga saya pada akhir tahu ke 3 = M k = M 0 (1 k. Di sii k = 3, p = 3%, M 0 = 500.000. Maka, M 3 = 500.000(1 + 3%) 3 = 500.000(1,03) 3 = 500.000 1,092727 = 546.363,6 Jadi, modal tersebut pada akhir tahu ke 3 = Rp. 546.364,- (dibulatka ke 1 rupiah). Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 1

(b) Awal tahu ke 7 = akhir tahu ke 6. Maka, M 6 = 500.000(1,03) 8 = 500.000 1,194052296 = 597026,1482 Jadi modal tersebut pada awal tahu ke 7 besarya mejadi Rp. 597.026,-. 2.1.1. Nilai Akhir da Nilai Tuai sebuah modal Nilai Akhir A sebuah modal yag ditabug atas dasar suku buga majemuk adalah ilai modal itu pada akhir jagka waktu tertetu. Cotoh 1 di atas adalah ilai akhir sebuah seluruh modal da bugaya. Nilai Tuai T sebuah modal dari sebuah modal adalah modal yag harus dibayarka (ditabug) pada awal jagka waktu tertetu yag diketahui ilai akhirya. Teorema 2: (a) Nilai Akhir A dari modal sebesar M yag ditabug atas dasar suku buga majemuk p% per tahu selama tahu adalah A = M(1. (b) Nilai Tuai T sebuah modal yag ditabug selama tahu dega suku buga p% pertahu agar ilai akhir mejadi A adalah : A T = ( 1 Bukti: Bagia (a) sudah termasuk dalam Teorema 1, sehigga haya perlu membuktika bagia (b). Bukti pertama. Nilai Tuai T dibayar pada awal tahu. T berbuga selama tahu dega suku buga majemuk p%, mejadi T(1. Hasil A ii adalah ilai akhir A. Jadi T(1 = A sehigga T = Bukti kedua. Rumus buga majemuk M = M o (1 + p%), dalam kasus ii (Nilai Tuai T), maka M = A, M 0 = T, da p sama saja, dapat diperoleh A = T(1 A sehigga T =. ( 1 Cotoh 2:. Berapakah saya harus membayar (ilai tuai) ke bak pada awal tahu pertama apabila 4 tahu medatag tabuga saya mejadi Rp. 100.000,- jika suku buga majeuk 4% per tahu? A Dalam rumus T =, diperoleh A = 100.000, p = 4%, = 4. ( 1 100.000 1 Maka, T = = 100.000 = 100.000 0,854804191 = 85.480,42. 4 4 (1,04) (1,04) Jadi ilai tuai yag harus saya bayar adalah Rp.85.480,-. ( 1 + p) Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 2

2.2. Cicila Seseorag dapat memijam sejumlah uag atau membeli suatu barag dega membayarya kembali dalam jagka waktu tertetu da dega buga tertetu atas dasar kesepakata. Pembayara dega cara ii disebut kredit. Besar uag yag dibayarka setiap periode pembayara disebut agsura. Cara pembayara da besar buga maupu suku bugaya disepakati atara pemberi pijama da pemijam. Adapu caraya ada beberapa macam seperti yag aka dibahas di bawah ii. 1. Sistem I: Besar Buga Merata da Agsura Tetap Ii adalah cara perhituga yag termudah. Besar buga dihitug berdasarka besarya ilai pijama, sedagka jagka waktu sesuai dega kesepakata da besarya pijama. Misalka seseorag megambil kredit sebesar P dalam jagka bula dega suku buga p% per bula. Pemijam aka meluasi kreditya dalam jagka agsura (bula ). Tiap agsura A = P/ harus ditambah buga sebesar pp. Jadi besarya tiap agsura adalah P/ + pp. Nilai ii besarya tetap. Jadi, diperoleh teorema berikut ii: Teorema 1.1: Misalka kredit sebesar P dega suku buga p% per bula da buga merata dalam jagka waktu kredit bula. Maka besarya agsura A diberika oleh rumus berikut ii: A = P/ + pp. Cotoh 1.1: P = 10.000.000, p = 1,25% per bula (atau 15% per tahu), = 12 bula. Agsura setiap bula, A = P/ + pp 10.000.000 = + 0,0125 10.000.000 12 = 833.334 + 125.000 = 968.334,- Jadi agsura setiap bula adalah Rp. 968.334,- Cotoh 1.2: Jaka membeli sepeda motor seharga Rp 12.000.000,- dibayar cicila dega buga tetap da suku buga 15% per tahu (atau 12%/12 = 1,25% per bula) dega jagka waktu 12 bula Agsura yag harus dibayar setiap bulaya adalah (rumus P/ + pp) = 12.000.000/12 + 0,0125 12.000.000 = 1.000.000 + 150.000 = 1.150.000. Jadi Jaka harus membayar Rp 1.150.000,00 setiap bulaya. Tabel di bawah ii meggambarka agsura dega besar buga tetap. Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 3

Tabel 1. Agsura tetap dega besar buga merata sebesar 1.25%, jagka waktu 12 bula, da besar pijama Rp 12.000.000,00. Agsura ke Buga 1.25% Agsura Pijama Sisa Pijama 1. 1.150 150 1.000 11.000 2. 1.150 150 1.000 10.000 3. 1.150 150 1.000 9.000 4. 1.150 150 1.000 8.000 5. 1.150 150 1.000 7.000 6. 1.150 150 1.000 6.000 7. 1.150 150 1.000 5.000 8. 1.150 150 1.000 4.000 9. 1.150 150 1.000 3.000 10 1.150 150 1.000 2.000 11 1.150 150 1.000 1.000 12 1.150 150 1.000 0 13.800 1.000 12.000 ---- Cara ii memag palig mudah meghitug, tetapi belum tetu megutugka bagi pemijam atau pemilik modal. 2. Sistem II. Agsura pokok tetap, buga meuru Dalam Sistem ii besar buga dihitug dari sisa pijama sedagka agsura pokok pijama tetap. Jadi, jika pokok pijama P dega jagka waktu bula da suku buga p, maka setiap bula besarya agsura pokok adalah P/ sedag buga dihitug dari sisa pijama. Perhatikalah Tabel 2 di bawah ii: Tabel 2. Pijama P, suku buga p% per bula meuru, jagka waktu 12 bula Agsura ke Besar Buga Agsura Pokok Sisa Pijama 1. P/ +pp pp P/ P 1P/ 2. P/ + pp( 1)/ pp( 1)/ P/ P 2P/ 3. P/ + pp( 2)/ pp( 2)/ P/ P 3P/... P/ + pp/ pp/ P/ P P/ I II P 0 Dalam Tabel 2, terlihat bahwa agsura pertama terdiri dari agsura pokok P/ ditambah dega buga dari sisa pijama yag dalam kasus agsura pertama sisa pijama masih utuh P, sehigga agsura pertama adalah P/ + pp. Agsura kedua terdiri dari agsura pokok P/ ditambah buga dari sisa pijama yag dalam kasus agsura kedua sisaya adalah P P/, sehigga besar bugaya p(p P/) = pp( 1)/. Jadi, besarya agsura kedua adalah P/ + pp( - 1)/. Sisa pijama setelah agsura kedua adalah P 2P/. Maka Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 4

besarya agsura ketiga = P/ + p(p 2P/) = P/ + pp( 2)/. Dst. Dapat dilihat pola yag terjadi. Besarya setiap agsura maupu keseluruha agsura (kolom pertama) merupaka deret aritmetika meuru dega suku pertama adalah P/ + pp, dega beda yaitu pp/, da bayak suku yaitu. Demikia juga besar buga (kolom kedua) merupaka deret aritmetika meuru dega suku pertama pp, dega beda adalah pp/ da bayak suku yaitu. Diiggatka bahwa jumlah deret aritmetika adalah S = ½(t 1 + t ) dega t 1 adalah suku pertama da t r adalah suku terakhir. Dapat dilihat bahwa agsura ke k, A k adalah A k = P/ + pp( k + 1)/. Besar buga agsura ke-k, B k, adalah (diperoleh dari rumus A k ) B k = pp( k + 1)/ Jumlah seluruh agsura, P,, adalah P = ½ {(P/ + pp) + (P/ +pp/)} = P + ½pP( + 1). Jumlah seluruh buga, B, adalah B = ½(pP + pp/) = ½pP( + 1). Tetu saja ilai ii dapat diperoleh dari jumlah seluruh agsura dikuragi pokok pijamaya. Jadi ditemuka teorema berikut ii: Teorema 2.1: Misalka kredit sebesar P diluasi dalam jagka waktu bula, suku buga p% dega buga meuru megikuti sisa pijama. Maka besar agsura ke-k, besarya buga pada agsura ke-k, jumlah seluruh agsura, P, da jumlah seluruh buga, B, diberika oleh rumus-rumus berikut ii: P + pp( k + 1) A k = B k = pp( k + 1)/ P = P + ½pP( + 1) B = ½pP( + 1). Cotoh 2.1: Badu megambil kredit Rp 6.000.000,- dari sebuah bak dega jagka waktu peluasa 12 bula da dega suku buga 3% perbula meuru meurut sisa pijama. Berapakah besarya: (a) agsura ke-5? (b) buga agsura ke-6, (c) seluruh agsura, (d) seluruh buga, da (e) Buatlah tabel seluruh agsura! Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 5

Dalam kasus ii P = 6.000.000, p = 3%, = 12. P + pp( k + 1) (a) Agsura ke-5 dega rumus A k = sehigga 6.000.000 + 0,03 6.000.000 (12 5 + 1) A 5 = 12 180.000 8 = 500.000 + = 500.000 + 120.000 = 620.000. 12 Agsura ke-5 adalah Rp 620.000,- (b) Buga pada agsura ke-6 dega rumus B k = pp( k + 1)/. Uutuk k = 6 sehigga B 6 = 0,03 6.000.000 (12 6 + 1)/12 = (180.000 7) = 15.000 7 = 105.000,- Buga agsura ke-6 adalah Rp 105.000,- (c) Agsura keseluruha dega rumus P = P + ½pP( + 1) sehigga P 12 = 6.000.000 + ½ 0,03 6.000.000 (12 + 1) = 6.000.000 + 1.1700.000 = 7.170.000 Agsura keseluruha adalah Rp 6.630.000,- (d) Buga keseluruha megguaka rumus B = ½pP( + 1) sehigga B = ½ 0,03 6.000.000 (12 +1) = 1.170.000 Buga keseluruha adalah Rp 1.170.000,- (e) Tabel agsura legkap Tabel ii sebaikya memuat kolom-kolom: Agsura, Besar Buga, Agsura Pokok, da Sisa Pijama. Dalam baris akhir memuat jumlah masig masig kolom utuk memeriksa kecocoka dega data. Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 6

Tabel 3. Kredit Rp 6.000.000,- jagka waktu 12 bula dega suku buga 3% meuru meurut sisa pijama Agsura ke Besar Buga Agsura Pokok Sisa Pijama 1. 680.000 180.000 500.000 5.500.000 2. 665.000 165.000 500.000 5.000.000 3. 650.000 150.000 500.000 4.500.000 4. 635.000 135.000 500.000 4.000.000 5. 620.000 120.000 500.000 3.500.000 6. 605.000 105.000 500.000 3.000.000 7. 590.000 90.000 500.000 2.500.000 8. 575.000 75.000 500.000 2.000.000 9. 560.000 60.000 500.000 1.500.000 10.545.000 45.000 500.000 1.000.000 11 530.000 30.000 500.000 500.000 12.515.000 15.000 500.000 0. 7.170.000 7.170.000 6.000.000 - Cotoh 2.2: Cadra kredit mobil bekas seharga Rp 75.000.000 dega jagka waktu 5 tahu dega buga 1% per bula meuru meurut sisa pijama. Jika pembayara itu setiap bula, berapakah seluruh pembayara agsuraya? Di sii P = 75.000.000,- p = 1%, = 5 12 = 60 Maka dega rumus P = P + ½pP( + 1), dipuyai P 60 = 75.000.000 + ½ 0,01 75.000.000 (60 + 1) = 75.000.000 + 22.875.000 = 97.875.000. Seluruh pemyara kreditya adalah Rp 97.876.000, - da buga yag telah dibayarkaya adalah Rp 22.875.000,- 3. Sistem III. Agsura merata dega buga meuru Dalam sistem ii, besarya agsura adalah merata, artiya setiap kali megagsur besarya tidak berubah, sedagka besar bugaya meuru meurut sisa pijama. Jika A adalah besarya agsura yag merata, maka tetulah bahwa A diperhitugka sebagai agsura pokok yag berubah-ubah da buga yag juga berubah-ubah. Umpamaya, besarya kredit P da suku buga p%. Pada agsura pertama besarya buga adalah pp. Jadi besar agsura pokok adalah A pp, da sisa pijama adalah P (A pp) = P + pp - A. Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 7

Teorema 3.1: Dalam sistem kredit dega agsura merata, jika besar pijama (kredit) adalah P, suku buga p%, jagka waktu, maka besarya agsura setiap bulaya, A, adalah A =. (1 Bukti pertama. Lihatlah Tabel 3 di bawah ii Tabel agsura merata (A) pijama P, suku buga p% meuru meurut sisa pijama, jagka waktu. Agsura ke Buga Agsura Pokok Sisa Pijama 1. A pp A pp P A + pp 2. A p(p A + pp) A - p(p A + pp) P A + pp [A - p(p A + pp)] Dst. Perhatikalah: Agsura pokok I: = A pp, sisa pijama P + pp - A Agsura pokok II = A p(p A + pp) = A pp + pa p 2 P = A(1 = (A pp)(1. da seterusya. Melihat polaya maka, diperkiraka Agsura ke- = (A pp)(1-1. Jumlah agsura I s/d ke adalah jumlah deret geometrik dega suku pertama = A pp, rasio = (1, da bayak suku. Tetapi jumlah ii haruslah sama besar dega pijama P (luas). Jadi, diperoleh ( A pp) [(1 ] ( A pp) [(1 ] P = = (1 p pp = A(1 A - + pp 0 = A(1 A- A[(1 1] =. p. sehigga A =. (1 Bukti dega iduksi matematik. Tuliska rumus itu dalam betuk: A(1 A =. Pagkal iduksi: utuk = 1, memberika A(1 - A = +p) Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 8

A + pa A = pa = A = P + pp A pp = P Ruas kiri berbuyi agsura pokok, ruas kaa berbuyi besar pijama. Bear, sebab sekali dibayar (utuk = 1) sudah luas. Kita coba utuk = 2 (walaupu sebearya tidak perlu) A(1 2 A = 2. A(1 + 2p + p 2 ) A = + 2p + p 2 ) Ap(2 = + 2p + p 2 ) A(2 = P(1 + 2p + p 2 ) bear, sebab, pada waktu agsura kedua telah dilaksaaka, sisa pijama harus ol, yaki, P 2A pa + 2pP + p 2 P = 0. Sisa pijama setelah agsura kedua sama dega sisa agsura pertama yaitu P A + pp dikuragi agsura kedua sebesar A (P (A pp)p), lihat tabel. Hipotesis iduksi:. Rumus diaggap bear utuk = k. Jadi A(1 k A = k Lagkah: Aka dibuktia bahwa rumus juga bear utuk = k + 1. Pada agsura ke (k +1) sisa pijama sudah habis (ol). Jadi, [A(1 k A]/p - P(1 k + A + Ap[(1 k 1]/p - k = 0, A[(1 k 1](1 /p A/p - P(1 k+1 = 0 A[(1 k+1 1]/p - P(1 k+1 A(1 k+1 A = k+1 Jadi terbukti rumus bear utuk = k + 1. Kesimpulaya rumus bear utuk semua ù. Terdapat korolari (teorema akibat) utuk Teorema 3.1 ii, yaki tetag jumlah seluruh pembayara kreditya, yaitu, A = (1 =. (1 Korolari 3.2: Misalka seseorag mempuyai kredit sebesar P dega agsura merata A, suku buga p%, da jagka waktu peluasa bula, maka jumlah seluruh agsura, S, diberika oleh rumus berikut ii Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 9

S = A =. (1 Cotoh 3.1: P = 10.000.000, p = 2%, da = 12, maka besarya agsura A = A = 12 0,02 10.000.000 1,02 = 12 (1 1,02 200.000 1,268241795 = 945.595,9664. 0,269241795 Jadi besarya agsura Rp 945.596,- Jumlah seluruh agsura = A = 12 945.595,9664 = 11.347.151,6. Jadi jumlah seluruh agsura Rp 11.347.152,- Cotoh 3.2: Diberika P = 10.000.000, p = 2%, da = 24 dega agsura merata. Besarya agsura A = (1 Jadi besarya agsura Rp 528.711,- 24 0,02 10.000.000 1,02 = 24 1,02 0,02 10.000.000 1,608437249 = 608437249 = 528.710,9726 Jumlah seluruh agsura = A = 24 528.710,9726 = 12.689.063,34. Jadi besarya seluruh agsura = Rp 12.689.063,- Cotoh 3.3: David membuat perjajia kredit sepeda motor bekas seharga Rp 8.000.000,-. Ia sepakat setiap bula megagsur Rp 200.000,- da pemilik kedaraa meerapka suku buga 2%. Dalam berapa bula David aka meluasi kreditya? Besarya agsura A = (1 Di sii A = 200.000, p = 2%, P = 8.000.000, da aka dicari. Jelas bahwa 200.000 = 0,02 8.000.000 1,02 1,02 Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 10

160.000 1,02 200.000 = 1,02 Kedua ruas dibagi dega 40.000, 5 (1,02 1) = 4 1,02 5 1,02 5 = 4 1,02 (5 4) 1,02 = 5 1,02 = 5 log 1,02 = log 5 0,008600171762 = 0,698970004 = 0,698970004 : 0,008600171762 = 81,27395867 Jadi jagka waktu kredit adalah 82 bula. Hasil 82 bula adalah pembulata. Jadi dapat diperkiraka bahwa agsura tetap itu tetu kurag sedikit dari 200.000. Utuk = 82, maka agsura tetapya sebesar: 0,02 8.000.000 1,02 A = = 82 (1 1,02 A = 199.288,8046. Jadi agsura merata itu sebearya cukup Rp 199.288,- berbeda Rp 712,- dari kesediaa David. Cotoh 3.4: Edi mampu meyisihka peghasilaya Rp 250.000,- sebula selama 10 tahu. Berapakah kredit yag dapat dimitaya jika pemberi kredit meetapka suku buga 2% dega agsura merata. Ii tetulah sistem III, sebab agsuraya merata. Jadi dapat diguaka rumus berikut: A = (1 Di sii A = 250.000, p = 2%, = 10 12 = 120. Igi dicaari P, besar pijama yag mugki. Masukka data ke dalam rumus di atas 250.000 = 0,02 P 1,02 120 1,02 120 250.000 (1,02 ) P = = 11.338.847,13. 120 0,02 1,02 Jadi Edi dapat megajuka kredit sebesar Rp 11.338.847,- 120 Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 11 82

Pertayaa: 1. Sebutka tiga sistem kredit yag telah dibahas? 2. Maakah sistem kredit yag palig megutugka bagi pemijam? 3. Maakah yag dapat salig dikaitka? 3. Ekuivalesi Utuk membadigka tiga sistem kridet yag ada, aka dicari ekuivalesi atara kredit Sistem I da Sistem III. Kredit Sistem I adalah kredit dega besar pijama sebesar P suku buga p% jagka waktu. Dalam sistem ii besarya agsura adalah P/ + pp, dega kata lai besar agsura tetap da dapat dikataka buga merata, yaki selalu sebesar pp. Dalam Sistem III, kredit sebesar P suku buga p% da jagka waktu, besar agsura adalah A merata. Agsura ii diperhitugka sebagai agsura pokok da buga dari sisa pijama (jadi meyerupai P + pp). Sistem III ii diamaka agsura tetap da buga meuru. Igi dicari syarat-syarat agar Sistem I da III ii ekuivale. Tetu saja kata ekuivale ii tidak persis seperti dalam cabag-cabag matematika pada umumya. Jadi, dipuyai kredit sebesar P dega suku buga p% merata dalam jagka waktu. Kredit ii diubah mejadi kredit sebesar P dega suku buga b% dega agsura tetap da buga meuru dalam jagka waktu. Dalam kasus ii P da kosta da igi dicari hubuga atara b da p. Dapat diaggap bahwa p diketahui da b dicari. Perhatikalah Tabel di bawah ii, yaki tabel tetag agsura tetap da buga meuru. Dalam sistem I, besar agsura tetap adalah P/ + pp. Dalam Sistem III, agsura ii adalah A. Kemudia A ii kita pecah mejadi agsura pokok da buga meuru (tergatug sisa pijama) atas suku buga b%. Lihat tabel di bawah ii: Tabel 4. Peyesuaia buga merata p% ke b% buga meuru pijama sebesar P da jagka waktu Agsura ke Buga meuru Agsura Pokok Sisa Piama 1. P/ +pp bp P/ +pp bp P P/ - pp + bp 2. P/ +pp b(p/ +pp bp) P/ + pp P P/ - pp + bp b( P/ +pp bp) - [P/ + pp b(p - (P/ + pp bp)] 3.. 4.. P/ +pp 0 P Teorema 4: Kredit sebesar P dega sistem buga merata (tetap) dega suku buga p% da jagka waktu, diubah ke agsura tetap A dega buga meuru da suku buga b%, jagka waktu. Maka hubuga atara b da p adalah sebagai berikut: Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 12

( 1 [(1 (1 ] = + p (1 1 b Bukti. Bukti megguaka iduksi matematik Pagkal iduksi: Utuk = 1, dipuyai (1 = (1 [1 + b 1 b]/b = 1 + p 1 + b = 1 + p bear, sebab utuk = 1 berarti tidak ada lagi sisa pijama. Jadi, lihat tabel, P P/ - pp + bp = 0 P P - pp + bp = 0 P + bp = P pp 1 + b = 1 + p setelah kedua ruas dibagi dega P. Dicoba utuk = 2, (walaupu sebearya tidak perlu) (1 Rumus ( 1 [(1 (1 ] = 1 + p b Utuk = 2: (1 2 (1 + 2p)(1 + 2b + b 2 1 2b)/2b = 1 + 2p 1 + 2b + b 2 (1 + 2p)(b/2) = 1 + 2p 1 + 2b + b 2 b/2 - pb = 2p b 2 + 3b/2 pb = 2p bear, sebab, setelah agsura kedua sisa pijama harus ol. Jadi, lihat tabel, P P/ - pp + bp - [P/ + pp b[p - (P/ + pp bp)] = 0 Utuk = 2 P P/2 - pp + bp - [P/2 + pp b[p (P/2 + pp bp)] = 0 Kedua ruas dibagi dega P 1 ½ - p + b - [ ½ + p b[1 ( ½+ p b)] = 0 1 ½ - p + b ½ - p + b[1 - ½ - p + b] = 0 - p + b p + ½ b - bp + b 3 = 0 3b/2 bp + b 2 = 2p. + Hipotesis: Rumus diaggap bear utuk = k, atau ( 1 k [(1 (1 + kb) ] = + kp k (1 + pk ) 1 kb k [(1 (1 + kb) ] kp k (1 + pk ) ( 1 1 = 0. kb Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 13

Lagkah: Dibuktika bahwa rumus bear utuk = k + 1.Sisa pijama setelah agsura ke-(k +1) habis (ol). k [(1 (1 + kb) ] kp k (1 + pk ) ( 1 1 = 0 kb Sisa buga setelah agsura ke-(k + 1) (1 k (1 + kp)[(1 k (1 + kb)]/kb + b[(1 k (1 + kp){(1 k (1 k (1 + kb)] 1 kp = 1 + kp + p (1 k (1 (1 + pk) (1 k (1 /kb + (1 + kb)(1 + kp)/kb + (1 + kp) [(1 + kb) b(1 + kb)]/kb (1 k+1 - )1 + kp) (1 k+1 /kb 1 (k + 1)p + (1 + kp)(1+ lp/kb + (1 + kp) (1 + kb)/kb b(1 + kp) (1 k+1 (1 + kp) (1 k+1 + [(1 + kp) (1 + kb + b + kb 2 kb 2 ]/kb (1) Karea jagka waktuya sekarag (k +1) bula, maka (1) mejadi (1 k+1 (1 + kp) (1 k+1 + (1 + kp)[1 + kb + b]/kb = 1 + (k + 1)p. (1 k+1 (1 + kp) (1 k+1 + (1 + kp)[1 + (k + 1)b]/kb = 1 + (k + 1)p...(2) Jadi rumus bear utuk = k +1. Cotoh 4.1:. Jika = 3, p = 1,25%, berapakah b? Jadi, ( 1 [(1 (1 ] = + p (1 1 b (1 +b) 3 - (1,0375)[(1 +b) 3 (1 + 3b)]/3b = 1,0375. Ii adalah persamaa pagkat 3 dalam variabel b, ada cara (disebut cara Cardao) tetapi juga tidak sederhaa. Maka biasaya dilakuka dega coba-coba (lihat metode umeric). Jika dimasukka b = 1,9, diperoleh 1,05809 0,01984 = 1,03825 Nilai ruas kiri = 1,01986 selisihya dega ruas kaa (1,03825) = 0,01841. Jadi masih ada kesalaha (galat) sebesar 1,8%. Sukardjoo, Kaa, Rosita ( 2005) 14