WEEKLY REPORT 14 September 2015

dokumen-dokumen yang mirip
DAILY REPORT 11 September 2015

DAILY REPORT 12 April 2016

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 27 April 2016

DAILY REPORT 22 April 2016

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAILY REPORT 15 September 2015

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

DAILY REPORT 15 April 2016

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 16 September 2015

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 03 September 2014

WEEKLY REPORT 04 August 2014

DAILY REPORT 20 April 2016

WEEKLY REPORT 18 August 2014

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

DAILY REPORT 23 Aug 2017

Indonesia Outlook

DAILY REPORT 11 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

DAILY REPORT 03 September 2015

DAILY REPORT 06 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 04 May 2015

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 02 January 2014

DAILY REPORT. 09 October 2013

DAILY REPORT 25 Februari 2016

WEEKLY REPORT 18 May 2015

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 22 Maret 2016

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT 31 August 2016

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 24 January 2014

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

DAILY REPORT 21 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT 16 August 2016

WEEKLY REPORT 11 April 2016

DAILY REPORT 24 November 2016

DAILY REPORT 02 November 2016

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

DAILY REPORT 14 October 2016

DAILY REPORT 14 April 2016

DAILY REPORT 27 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Sep 2017

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 26 Maret 2015

DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 18 Mei 2016

WEEKLY REPORT 05 Desember 2016

Juni 2017 RESEARCH TEAM

DAILY REPORT 15 August 2014

WEEKLY REPORT 10 Agustus 2015

DAILY REPORT 13 May 2014

DAILY REPORT 03 Jun 2014

WEEKLY REPORT 11 May 2015

Kondisi Perekonomian Indonesia

DAILY REPORT 23 September 2015

DAILY REPORT 05 February 2014

DAILY REPORT 01 Maret 2016

DAILY REPORT 18 Maret 2016

WEEKLY REPORT 18 Juli 2016

DAILY REPORT 09 November 2016

DAILY REPORT 27 September 2016

DAILY REPORT 11 February 2014

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 02 February 2017

DAILY REPORT 03 Mei 2016

DAILY REPORT 03 Juni 2016

Weekly Report. 12 March 2018 NEWS HEADLINES JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 27 Juli 2017

R i Danareksa Research Institute

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

DAILY REPORT 19 October 2016

DAILY REPORT 28 Juli 2017

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

Market outlook. Total Score Accuracy Stock Shoot Ticker Call Point Potential Open Close Score

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

DAILY REPORT 10 Aug 2017

DAILY REPORT 21 Oktober 2014

DAILY REPORT 04 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

STATISTIK PASAR MODAL

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

DAILY REPORT 23 September 2016

DAILY REPORT 31 October 2013

Transkripsi:

WEEKLY REPORT NEWS HEADLINES PTBA menghentikan eksplorasi 6 bulan ADRO butuh 600 ribu-700 ribu kl biosolar per tahun Anak usaha BYAN pasok batu bara ke SMPC 1,95 juta MT DOID targetkan produksi naik 20% PSAB siap lunasi utang Rp 1,3 triliun Anak usaha BWPT peroleh fasilitas kredit BBNI senilai Rp 2,74T SMGR telah gunakan 42,85% capex tahun 2015 Anak usaha WSKT tambah modal ke SNJ dan NKJ Pangsa pasar HEXA naik menjadi 21% Likuiditas valas BMRI mencapai USD 3,2 miliar BBNI targetkan pertumbuhan kredit 16% - 18% BBNI restrukturisasi Rp 2,5 triliun BBTN jajaki sektor pendukung konstruksi Tiga bank BUMN sepakati bunga pinjaman CDB MAYA kaji rights issue tahun depan BNLI targetkan kredit konsumsi tumbuh 5% DILD tidak bebankan pelemahan rupiah ke konsumen DILD akan tambah lahan di Ngoro GWSA akan pertahankan laba EXCL siapkan sukuk hingga Rp 1,5 triliun PBRX butuh dana investasi USD 100 juta BRNA akan private palcement 10% dari modal JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Dari perspektif teknikal mengindikasikan sinyal positif bagi IHSG, hal ini tercermin baik dari leading indicator maupun lagging indicator. Indikator MACD dan Stochastic mengkonfirmasikan positif bagi IHSG. Demikian dengan MA5 dan MA20 juga mengkonfirmasikan positif bagi indeks. Selain itu, pola yang diperlihat candle terindikasikan positif bagi IHSG JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 4360.468 +17.207 4,653.41 3,975.05 LQ-45 736.361 +4.868 1,069.52 2,609.62 MARKET REVIEW Pada akhir pekan kemarin (11/9), IHSG ditutup di zona positif dengan kenaikan sebesar 17,21 poin (0,39%) dari level 4.343,26 ke level 4.360,47. Dari domestik, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan paket kebijakan September I pada Rabu malam (9/9). Akan tetapi, paket kebijakan ekonomi tahap satu dinilai belum bisa meredam tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Hal ini terjadi karena sifat dari paket kebijakan ekonomi ini lebih mengarah untuk jangka waktu menengah dan panjang. Adapun, Rupiah menyentuh level Rp 14.330 per Dollar AS pada akhir perdagangan pekan kemarin. Di sisi fiskal, Kementrian Keuangan akan merombak Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan yang menghambat aktivitas ekonomi dan investasi, sekaligus menyusun beleid baru sebagai stimulus fiskal untuk dunia usaha. Selain itu, Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro juga memastikan, Indonesia memiliki ketahanan yang sangat baik dalam menghadapi krisis ekonomi yang dipicu pelemahan ekonomi global saat ini. Dari global, kekhawatiran investor menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan depan masih membayangi indeks-indeks saham global. Dari AS, Departemen Tenaga Kerja JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) mencatat bahwa lowongan pekerjaan meningkat menjadi 5,75 juta pada bulan Juli, tingkat tertinggi sejak data pertama kali dilaporkan pada 2000. Adapun, Bank Sentral AS mencatat, kredit konsumen naik lebih tinggi dari proyeksi. Per Juli 2015, kredit konsumen di AS tumbuh 6,7% YoY menjadi US$ 19,1 miliar. Data ekonomi yang mulai membaik akan memberikan sentimen positif bagi kenaikan bunga The Fed. Dari regional, Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang pada kuartal kedua 2015 turun 1,2% lebih rendah dari perkiraan sebesar 1,6%. Sementara itu, neraca pembayaran Jepang mengalami surplus selama 13 bulan berturut-turut pada bulan Juli, dibantu oleh defisit perdagangan yang menyempit dan meningkatnya pendapatan dari investasi luar negeri. Surplus transaksi berjalan Jepang mencapai 1,809 triliun. Di lain sisi, neraca perdagangan Tiongkok naik dari US$43,03 miliar pada Juli menjadi US$60,24 miliar pada Agustus. Nilai ekspor per Agustus tercatat senilai US$196,88 miliar, sedangkan nilai impor China pada bulan tersebut senilai US$136,65 miliar. Dari Eropa, saham-saham Eropa tentatif dibuka melemah pada awal perdagangan. MARKET VIEW Rilis data perekonomian AS dipekan lalu memperlihatkan perlambatan, hal ini akan menjadi pertimbangan para pemangku kebijakan otoritas moneter Amerika Serikat (AS) atas rencananya untuk menaikan suku bunga the Fed. Mengingat, komite panel kebijakan bank sentral AS akan bertemu pada tanggal 16-17 September 2015. Selain itu, peluang untuk kenaikan suku bunga oleh the Fed telah terpangkas oleh volatilitas pasar keuangan belakangan ini, yang dipicu oleh kecemasan mengenai perekonomian Cina. Sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam setahun pada bulan September seiring masyarakat AS mengantisipasi pelemahan ekonomi pasca perlambatan global dan gejolak pasar keuangan. Indeks sentimen konsumen oleh University of Michigan turun menjadi 85.7 dari 95.1 di bulan Agustus, sebagi penurunan bulanan terbesar sejak akhir tahun 2012. Masyarakat saat ini kurang optimis mengenai pertumbuhan tenaga kerja dan upah dari beberapa bulan sebelumnya seiring 73% dari responden mempertimbangkan mengenai perkembangan ekonomi global yang negatif. Kecemasan bursa saham telah menggoyahkan tingkat kepercayaan warga AS terhadap kondisi perekonomian, terutama seiring perlambatan pada negara lainnya. Kendati, pemulihan pada pasar tenaga kerja dan penurunan harga energi akan membantu menopang sentimen konsumen, yang mana akan menjadi fokus para petinggi bank sentral AS seiring mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga dalam pertemuannya pekan depan. Akan tetapi, kekacauan pada pasar kemungkinan akan meredam sentimen konsumen, mengingat berkurangnya tingkat kesejahteraan dan anggapan bahwa bursa saham menjadi acuan kondisi perekonomian. Data lainnya dari AS, Inflasi produsen flat di bulan Agustus, hal ini menunjukkan lemahnya tekanan inflasi juga dapat membebani keputusan Fed mengenai kenaikan suku bunga pekan depan. Hasil flat pada indeks harga produsen bulan lalu menyusul kenaikan sebeasr 0.2% di bulan Juli, Tekanan turun pada tingkat inflasi akibat dari penurunan harga minyak mentah dan penguatan dollar. Dalam 12 bulan hingga Agustus, PPI turun sebanyak 0.6% menyusul penurunan yang berlanjut di bulan Juli, Diharapkan pesimis atas kenaikan suku bunga the Fed pada pertemuan di pekan depan mengurangi tekanan bagi pasar saham global, meski di sisi lainnya perlambatan ekonomi Cina tetap menjadi kendala bagi laju IHSG. Untuk itu IHSG diperkirakan begerak mixed pada pekan ini dengan terbukanya peluang untuk menguat. 1

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menghentikan eksplorasi selama 6 bulan sejak Oktober 2015 hingga Maret 2016. Perseroan tidak melakukan aktivitas eksplorasi untuk penambahan sumber daya di luar area yang telah memperoleh izin eksplorasi. Adaro Energy (ADRO) membutuhkan 600.000 kilo liter (kl) - 700.000 kl biosolar per tahun untuk kegiatan operasional tambang batubaranya. Adaro telah menandatangani kesepakatan aliansi strategis untuk layanan pasokan dan optimalisasi infrastruktur Bahan Bakar Minyak dengan PT Pertamina (Persero). Saat ini kerja sama pasokan biodisel yang diterima Adaro dari Pertamina hanya 550.000 kl per tahun. Untuk mencapai kebutuhan per tahunnya Adaro mencari mitra untuk menutupi kebutuhan pasokan sekitar 150.000 kl lagi. Nantinya selain dengan Pertamina, sebagai bentuk pemenuhan efisensi BBM untuk kebutuhan fasilitas tambang batubara ADRO, akan melakukan kerja sama dengan perusahaan migas lainnya pada tahun 2015 ini. ADRO akan memangkas produksi batu bara tahun 2016 hingga 3% menjadi 52 juta ton per tahun. Turunnya harga batubara tidak mempengaruhi harga batubara milik Adaro Energy, karena kontrak dilakukan jangka panjang. Bayan Resources (BYAN) melalui anak usahanya yaitu PT Bara Tabang (BT) akan memasok batu bara ke perusahaan asal Pilipina yakni SMC Consolidated Power Corporation (SMPC) kurang lebih sebanyak 1,95 juta metrik ton (MT). Perjanjian jual beli ini akan berlaku selama 6 tahun terhitung sejak tahun 2017 dengan opsi SMPC dapat memperpanjang perjanjian tersebut untuk 5 tahun berikutnya. SMPC adalah perusahaan asal Pilipina yang merupakan grup dari San Miguel Corporation yang bergerak dalam bidang real estate, makanan dan minuman, tenaga listrik, infrastruktur, pengolahan minyak dan pemasaran, perbankan dan telekomunikasi. Delta Dunia Makmur (DOID) menargetkan produksi batubara sebanyak 39,6 juta ton pada tahun depan, naik 20% dari target tahun ini sebesar 33 juta ton. Kenaikan tersebut seiring berjalannya beberapa kontrak baru. Kontrak dari jasa tambang dapat terjadi kenaikan pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 5-7% pada tahun depan. Tahun ini, perseroan menargetkan overburden removal sebesar 270 juta bcm. J Resources Asia Pacific (PSAB) siap melunasi utang jatuh tempo senilai USD 96 juta atau setara dengan Rp 1,3 triliun. Pelunasan utang akan dibiayai dari kas internal. Utang yang jatuh tempo tersebut terdiri atas sewa pembiayaan sebesar USD 12,5 juta dan pinjaman bank sebesar USD 83,8 juta. Pada 2015, perseroan membidik kenaikan pendapatan sekitar 18,4% YoY menjadi USD 296 juta. Pertumbuhan ini didasarkan atas target pertumbuhan produksi emas menjadi 225 ribu oz, dibandingkan tahun lalu sebanyak 220 ribu oz. Anak usaha Eagle High Plantations (BWPT) yaitu PT Bumilanggeng Perdanatrada, PT Bumihutani Lestasi, PT Adhyaksa Dharmasatya, PT Satria Manunggal Sejahtera dan PT Prima Cipta Selaras memperoleh fasilitas kredit dari Bank Negara Indonesia (BBNI) pada 10 September 2015 dengan nilai total Rp 2.700.000.000. Fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk pembayaran utang perbankan guna pengembangan kelapa sawit. Jangka waktu kredit selama 84-96 bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Semen Indonesia (SMGR) telah menggunakan dana belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp 3 triliun hingga Agustus 2015. Dana capex terealisasi baru sekitar 42,85% dari anggaran capex tahun 2015 sebesar Rp 7 triliun. Dana capex itu untuk pabrik Indarung dan Rembang, serta untuk packing plant dan power plant yang pakai panas buang. Anak usaha Waskita Karya (WSKT) yakni PT Waskita Toll Road telah menambah modal sebesar Rp 25.000.000 untuk PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan Rp 19.800.000.000 untuk PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ). Pangsa pasar Hexindo Adiperkasa (HEXA) naik menjadi 21% meskipun volume penjualan turun. Volume penjualan ekskavator Hitachi hanya 290 unit sepanjang April-Juli atau turun 27,5% dari realisasi periode sama tahun sebelumnya. Hingga Maret 2016, perseroan menargetkan penjualan ekskavator Hitachi sebanyak 1.222 unit atau 25,2% dari total permintaan pasar. Untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) semakin gencar untuk memacu layanan e- channel khusus untuk daerah-daerah terpencil. Hal ini dikarenakan, di saat perlambatan ekonomi terjadi maka perbankan tengah berupaya memindahkan layanan dari transaksi di counter menjadi di e-channel karena layanan e-channel membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan biaya operasional. Bank Mandiri (BMRI) membukukan likuiditas valas saat ini sebesar USD 3,2 miliar. Kelebihan likuiditas valas tersebut tidak dapat disalurkan dalam kredit valas karena permintaannya menurun. Untuk meminimalkan risiko dari kelebihan valas tersebut, perseroan tidak hanya menempatkannya dalam bentuk tunai, namun juga dalam bentuk obligasi yang mencapai USD 2 miliar. Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan bisa mencapai pertumbuhan kredit sebesar 16% hingga 18% pada tahun depan. Perseroan mengandalkan sektor konstruksi, disamping sektor perkebunan yang juga masih memiliki potensi untuk tumbuh. Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan dapat merestrukturisasi kredit bermasalah Rp 2,5 triliun hingga akhir tahun ini sehingga dapat menekan peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL). Yang direstrukturisasi tidak hanya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tetapi juga korporasi. Perseroan menargetkan NPL hingga akhir tahun dapat ditekan di bawah 3%. Bank Tabungan Negara (BBTN) akan menjajaki kredit sektor industri pendukung konstruksi guna mendorong kredit pemilikan rumah (KPR) sebagai bisnis utama perseroan pada tahun depan. Industri pendukung konstruksi diantaranya adalah industri keramik, semen, genteng, atau yang lainnya terkait dengan pembangunan perumahan dan apartemen. Tiga Bank BUMN telah menyepakati bunga pinjaman dari China Development Bank (CDB) bertenor 10 tahun, yakni LIBOR ditambah 2,8%. Tiga bank tersebut adalah Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan memperoleh pinjaman masing-masing USD 1 miliar. Bank Mayapada Internasional (MAYA) tengah mengkaji untuk kembali menggelar rights issue pada tahun depan guna. Hal ini dilakukan guna mencapai target perseroan naik kelas ke golongan bank umum berdasarkan kegiatan usaha III. Bank Permata (BNLI) menargetkan penyaluran kredit konsumsi hingga akhir tahun tumbuh di kisaran 5% YoY. Target penyaluran kredit konsumsi tersebut serupa dengan target penyaluran kredit 2

perseroan secara keseluruhan yang juga ditargetkan hanya tumbuh di kisaran 5% seiring dengan melambatnya kondisi perekonomian. Pelemahan rupiah membawa pengaruh terhadap komponen high rise Intiland Development (DILD). Namun perseroan tidak akan membebankan dampak pelemahan rupiah kepada konsumen. Porsi komponen impor proyek high rise bisa mencapai sebesar 30% pada bahan baku, dan 70% sisanya merupakan komponen lokal. Sehingga pelemahan rupiah melemah akan mempengaruhi nilai dari proyek sebesar 15%-20%. Namun beberapa proyek lama yang telah memperoleh komitmen dengan vendor tidak terganggu dengan adanya pelemahan rupiah ini. membuka rekening valas di bank lokal. Kebijakan ini juga ditujukan untuk menjaring dana valas para wisatawan tersebut masuk ke sistem perbankan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan suplai valas melalui pertambahan simpanan valas perbankan. Kemudahan ini diharapkan juga dapat meningkatkan minat warga negara asing untuk berinvestasi dan atau berwisata di Indonesia. Intiland Development (DILD) akan menambah luasan lahan di kawasan Industri Ngoro, Jawa Timur seiring dengan peningkatan minat investor untuk membuka pabrik di wilayah tersebut. Total luas lahan yang akan dikembangkan perseroan di Ngoro mencapai 5.500 hektare. Greenwood Sejahtera (GWSA) akan tetap mempertahankan target laba tahun ini sebesar Rp 171,74 miliar atau sama dengan pencapaian sepanjang 2014 karena ada kontribusi dari anak usaha. Meskipun demikian, perseroan menurunkan target penjualan pemasaran unit properti hingga 90% menjadi Rp 200 miliar dari semula Rp 2 triliun. XL Axiata (EXCL) berencana melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) sukuk ijarah I senilai Rp 1-1,5 triliun pada kuartal IV-2015. Dana hasil emisi surat utang syariah tersebut akan digunakan untuk modal kerja. Pada semester II-2015, perseroan berencana merestrukturisasi utang valas senilai total USD 1,5 miliar. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak rugi bersih dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD. Pan Brothers (PBRX) membutuhkan dana USD 50-100 juta untuk keperluan investasi dalam periode 2016-2019. Jumlah ini masih bisa bertambah sesuai dengan kebutuhan perseroan. PBRX akan mengkombinasikan dana sisa rights issue dengan pinjaman baru dari sindikasi perbankan untuk belanja modal. Berlina (BRNA) berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Private Placement) sebanyakbanyaknya 69.000.000 saham biasa dengan nominal Rp 50 per saham atau 10% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan. Berdasarkan pergerakan saham selama 25 hari bursa, maka harga pelaksanaan rencana transaksi sekurang-kurangnya Rp 627,40. Perseroan akan melaksanakan RUPS Luar Biasa pada 23 Oktober 2015 guna mendapatkan persetujuan pemegang saham atas rencana itu. Rencana transaksi ini dilaksanakan tidak melebihi jangka waktu 2 tahun terhitung sejak pelaksanaan RUPSLB. Dana hasil pengeluaran saham baru ini akan dipergunakan seluruhnya setelah dikurangi biaya untuk modal kerja perseroan. Dampak pelaksanaan rencana transaksi ini adalah persentase kepemilikan saham dari pemegang saham akan terdilusi sebanyak 9,09%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam waktu dekat akan segera mengeluarkan peraturan mengenai penyederhanaan rekening valas oleh perorangan yang berkewarganegaraan asing. Selama ini pembukaan rekening bagi WNA harus menyertakan banyak dokumen selain paspor, seperti Kartu Izin Tinggal Sementara (Kitas) dan dokumen penunjang lainnya dalam rangka customer due dilligent (CDD). Dengan kemudahan aturan itu, diharapkan akan mendorong wisatawan khususnya 'frequent flyer' untuk 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 44,82 0,19 TLKM (US) 38 13.763 115 Natural Gas (US$)/mmBtu 2,72 0,02 ANTM (GR) 0,02 341 16 Gold (US$)/Ounce 1105,21-2,57 Nickel (US$)/MT 10300,00-150,00 Tin (US$)/MT 15530,00 155,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 57,70-4,70 Coal (RB) (US$)/MT* 52,35-11,01 CPO (ROTH) (US$)/MT 600,00-7,50 CPO (MYR)/MT 2002,50 24,50 Rubber (MYR/Kg) 678,50 9,50 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 807,95 3,45 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 16433,09 0,63-7,80 14,99 13,77 2,80 2,63 4.976,0 USA NASDAQ COMPOSITE 4822,34 0,54 1,82 21,04 18,42 3,26 3,04 7.606,0 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6117,76-0,62-6,83 15,13 13,82 1,72 1,66 1.481,2 CHINA SHANGHAI SE A SH 3352,36 0,06-1,09 13,37 11,86 1,60 1,46 4.122,2 CHINA SHENZHEN SE A SH 1863,04 0,63 26,01 26,88 21,10 3,15 2,80 2.748,1 HONG KONG HANG SENG INDEX 21504,37-0,27-8,90 10,71 9,94 1,13 1,06 1.725,7 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4360,47 0,40-16,58 14,52 12,42 2,19 1,96 291,4 JAPAN NIKKEI 225 18264,22-0,19 4,66 17,19 15,68 1,55 1,45 2.799,4 MALAYSIA KLCI 1603,60-0,65-8,95 15,52 14,14 1,73 1,63 218,7 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2888,03-1,37-14,18 12,38 11,46 1,07 1,02 335,6 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 14.322,00-11,00 1000 IDR/ USD 0,07 0,0001 EUR/IDR 16.246,30 73,79 EUR / USD 1,13 0,0006 JPY/IDR 118,60-0,34 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 10.142,48 8,59 SGD / USD 0,71-0,0008 AUD/IDR 10.157,59 69,82 AUD / USD 0,71 0,0000 GBP/IDR 22.120,62 19,98 GBP / USD 1,54 0,0016 CNY/IDR 2.246,62 0,00 CNY / USD 0,16 0,0001 MYR/IDR 3.317,77-5,52 MYR / USD 0,23-0,0002 KRW/IDR 12,09 0,09 100 KRW / USD 0,08 0,0007 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.37 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13 PBOC Rate (%) China 4.60 SHIBOR (RENMINBI) China 3.01 4

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description August-15 July-15 Description Rate (%) Inflation YTD % 2.29 1.90 SBI (9M) 6,66058 Inflation YOY % 7.18 7.26 SBIS (9M) 6,66058 Inflation MOM % 0.39 0.93 Foreign Reserve (USD) 105.35 Bn 107.55 Bn GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 15 Sep Indonesia Trade Balance Turun menjadi $919 juta dari $1332 juta 15 Sep Indonesia Total Exports YoY Naik menjadi -15.50% dari -19.23% 15 Sep Indonesia Total Imports YoY Naik menjadi -23.03% dari -28.44% 15 Sep US Retail Sales Advance MoM Turun menjadi 0.4% dari 0.6% 15 Sep US Empire Manufacturing Naik menjadi 0.50 dari -14.92 15 Sep US Industrial Production MoM Turun menjadi -0.2% dari 0.6% 15 Sep US Capacity Utilization Turun menjadi 77.8% dari 78.0% 15 Sep US Manufacturing Production Turun menjadi -0.3% dari -0.8% 15 Sep US Business Inventories Turun menjadi 0.2% dari 0.8% 16 Sep US CPI MoM Turun menjadi -0.1% dari 0.1% 16 Sep US CPI YoY Tetap 0.2% Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt UNVR IJ 38750 2.65 8.01 BDMN IJ 3610-4.87-1.84 PGAS IJ 2685 8.05 5.09 BBNI IJ 4405-1.78-1.55 INTP IJ 19525 4.83 3.48 BBRI IJ 9600-0.52-1.28 ASII IJ 6125 1.24 3.19 TBIG IJ 6500-3.70-1.26 AALI IJ 18000 9.09 2.48 BYAN IJ 7900-3.66-1.05 INDF IJ 5175 4.33 1.98 EXCL IJ 2500-4.21-0.99 UNTR IJ 17800 2.45 1.67 SCMA IJ 2595-2.08-0.84 BMRI IJ 8650 0.58 1.21 SMRA IJ 1295-3.36-0.68 MYOR IJ 27500 3.77 0.94 AKRA IJ 5625-2.60-0.62 ADRO IJ 565 4.63 0.84 ACES IJ 525-5.41-0.54 UPCOMING IPO'S Company Gelombang Seismic Indonesia IPO Issued Business Offering Date Listing Underwriter (IDR) Shares (Mn) Trade & Service 130-170 150.00 TBA TBA Panca Global Securities 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment DVLA 30.00 Cash Dividend 14 Sep-15 15 Sep-15 17 Oct-15 08 Oct-15 CTRA TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRS TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRP TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA SRAJ Rights Issue 3:2 200.00 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep 14 Sep 15 ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15 10 Sep 16 Sep 15 BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15 15 Sep 21 Sep 15 MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15 25 Sep 01 Oct 15 HMSP Rights Issue 65:4 63000-99000 28 Sep-15 29 Sep-15 05 Oct 09 Oct 15 BABP Rights Issue 5:2 100.00 02 Oct-15 05 Oct-15 09 Oct 22 Oct 15 BCAP Rights Issue 25:2 1642.00 02 Oct-15 05 Oct-15 09 Oct 20 Oct 15 MAIN Rights Issue 4:1 1200-1600 08 Oct-15 09 Oct-15 16 Oct 22 Oct 15 ANTM Rights Issue 25:26-37 371.00 15 Oct-15 16 Oct-15 22 Oct 28 Oct 15 TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda INVS RUPSLB 14-Sep-15 RALS RUPSLB 16-Sep-15 ADHI RUPSLB 16-Sep-15 HEXA RUPST/LB 17-Sep-15 RIGS RUPSLB 22-Sep-15 ADHI RUPSLB 22-Sep-15 MIKA RUPSLB 23-Sep-15 BABP RUPSLB 25-Sep-15 INPP RUPSLB 29-Sep-15 BCIC RUPST 29-Sep-15 PNBS RUPSLB 02-Okt-15 BBNI RUPSLB 02-Okt-15 BMRI RUPSLB 05-Okt-15 ANTM RUPSLB 07-Okt-15 BBNP RUPSLB 09-Okt-15 6

AALI S1 17100 R1 19000 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 16050 R2 20050 18000 AALI Wedge Bullish Breakout 28,000 26,000 24,000 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI mendekati area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 17200-Rp 19000 Entry Rp 18000, take Profit Rp 19000 Stochastics 38.70 Positif MACD 10.07 Positif True Strength Index (TSI) 21.21 Positif Bollinger Band (Mid) 16688 Positif MA5 16485 Positif 22,000 18,700 18,000 20,000 18,000 18,000 17,710 18,000 17,710 16,918.8 16,000 16,485 16,368.8 14,912.5 14,000 14,912.5 84.8451 February March April May Jun Jul August September 14,800 84.8451 AALI - Stochastic %D(6,3,3) = 62.47, Stochastic %K = 84.85, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 100.0 80 62.4655 62.4655 20 0.0 AALI - MACD (5,3) = -322.26, Signal() = -176.51 200 400 600 800-176.508-800 -600-400 -200 0-322.263 2,009,700 AALI - TSI(3,5,3) = 21.21, Volume() = 2,009,700.00 21.2145 - - - - 7.31086 0.00000 2,009,700 AALI - William's % R(14) = -16.37, Volume() = 2,009,700.00-16.3743 SMBR S1 275 R1 295 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 265 R2 305 283 Stochastics fast line & slow indikasi negatif RSI mendekati area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 275-Rp 295 Entry Rp 283, take Profit Rp 295 Stochastics 65.73 Negatif MACD 1.85 Positif True Strength Index (TSI) 46.83 Positif Bollinger Band (Mid) 270 Positif MA5 270.6 Positif SMBR Broadening Wedge Bullish Breakout 3 307.606 283 3 283 283 300.0 279 279 2 276 272.6 2 270.6 268 2 257 2 80.1309 208.4 February March April May Jun Jul August September 80.1309 208.4 SMBR - Stochastic %D(6,3,3) = 68.26, Stochastic %K = 80.13, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 90.0 80 30.0 50.0 70.0 68.2562 68.2562 10.0 20 SMBR - MACD (5,3) = -3.46, Signal() = -2.48 10.0-6.0-4.0-2.0 2.0 4.0 6.0 8.0-2.48147 19,648,400 0.0-3.45605 46.8288 SMBR - TSI(3,5,3) = 46.83, Volume() = 19,648,400.00 32.3074 - - - - 0.00000 19,648,400 SMBR - William's % R(14) = -10.87, Volume() = 19,648,400.00-10.8696 400.0 3 3

BISI S1 1145 R1 1265 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 1025 R2 1385 1220 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 1145-Rp 1265 Entry Rp 1220, take Profit Rp 1265 Stochastics 79.77 Positif MACD 20.30 Positif True Strength Index (TSI) 39.27 Positif Bollinger Band (Mid) 1047 Positif MA5 1106 Positif BISI Wedge 1,350.42 1,400 1,220 1,220 1,220 1,200 1,130 1,106 1,100.63 1,095 1,000 1,095 1,061.25 983.75 983.75 800 980 84.2348 February March April May Jun Jul August September 84.2348 BISI - Stochastic %D(6,3,3) = 70.16, Stochastic %K = 84.23, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 80 10.0 30.0 50.0 70.0 90.0 70.1634 70.1634 20 BISI - MACD (5,3) = -27.92, Signal() = -19.16-19.1631 0.0 - - -27.9226 2,659,200 BISI - TSI(3,5,3) = 39.27, Volume() = 2,659,200.00 39.2699 30.6629 - - - - 0.00000 2,659,200 BISI - William's % R(14) = -5.26, Volume() = 2,659,200.00-5.26316 1,600 INDF S1 5025 R1 5300 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 4725 R2 5600 5175 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area netral Trading range Rp 5025-Rp 5300 Entry Rp 5175, take Profit Rp 5300 Stochastics 45.25 Positif MACD -26.60 Positif True Strength Index (TSI) -14.67 Positif Bollinger Band (Mid) 5228 Negatif MA5 4988 Positif INDF Downward Sloping Channel Bullish Breakout 7,800 7,200 6,600 6,162.86 5,400 6,000 5,302.5 5,175 5,175 5,400 5,175 5,123.21 4,800 5,123.21 5,092.5 4,988 4,200 4,845 3,275 February March April May Jun Jul August September 3,275 80 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 20.97, Stochastic %K = 33.93, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 10.0 30.0 50.0 70.0 90.0 33.9339 33.9339 20.9715 INDF - MACD (5,3) = -9.08, Signal() = 16.34 20.9715 200.0 100.0 150.0 20 16.3394 50.0-50.0-9.07932 0.0 6,033,400 INDF - TSI(3,5,3) = -14.67, Volume() = 6,033,400.00 0.00000 - - - - -14.6657 0.0-23.4406 INDF - William's % R(14) = -30.82, Volume() = 6,033,400.00-30.8219 3,600

DSNG S1 2650 R1 3075 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 2475 R2 3250 2850 DSNG Downward Sloping Channel Bullish Breakout 4,800 4,200 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 2650-Rp 3075 Entry Rp 2850, take Profit Rp 3075 Stochastics 84.25 Positif MACD 41.58 Positif True Strength Index (TSI) 47.46 Positif Bollinger Band (Mid) 2534 Positif MA5 2699 Positif 3,395 3,362.21 3,600 2,850 2,850 2,850 3,000 2,792.63 2,792.63 2,699 2,400 2,634.38 2,580.25 2,150 1,800 1,594.44 80 February March April May Jun Jul August September 1,594.44 74.7726 DSNG - Stochastic %D(6,3,3) = 74.77, Stochastic %K = 66.41, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 100.0 74.7726 66.4084 66.4084 20 0.0 DSNG - MACD (5,3) = -47.63, Signal() = -40.25 1-40.2519 0.0-1,976,200-47.6296 49.9081 DSNG - TSI(3,5,3) = 47.46, Volume() = 1,976,200.00 47.4619-100.0 - - - - 0.00000 1,976,200 DSNG - William's % R(14) = -12.50, Volume() = 1,976,200.00-12.5 MDLN S1 355 R1 400 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 325 R2 430 376 MDLN Downward Sloping Channel Bullish Breakout 600.0 550.0 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area netral Trading range Rp 355-Rp 400 Entry Rp 376, take Profit Rp 400 Stochastics 29.45 Positif MACD -0.31 Positif True Strength Index (TSI) 41.44 Positif Bollinger Band (Mid) 368 Positif MA5 351 Positif 450.0 400 376 400.0 376 376 372.45 350.0 351 348 82.2667 347.222 February March April May Jun Jul August September 82.2667 347.222 MDLN - Stochastic %D(6,3,3) = 69.06, Stochastic %K = 82.27, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 323 321.5 321.5 10.0 30.0 50.0 70.0 90.0 80 69.0637 69.0637 20 0.0 MDLN - MACD (5,3) = -5.16, Signal() = -2.24 15.0 10.0-2.24123 5.0 0.0-5.0-5.16492-10.0 86,110,704 MDLN - TSI(3,5,3) = 41.44, Volume() = 86,110,704.00 41.4385-100.0 - - - - 1.5131 86,110,704 0.00000 MDLN - William's % R(14) = -30.38, Volume() = 86,110,704.00-30.3797 500.0 473.826

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 11-09-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Buy 18000 18000 19000 16050 17100 19000 20050 Positif Positif Positif 21150 14425 LSIP Trading Buy 1170 1170 1205 1085 1145 1205 1265 Positif Negatif Positif 1425 910 SGRO Trading Buy 1335 1335 1375 1225 1300 1375 1450 Positif Negatif Negatif 1750 1290 Mining PTBA Trading Sell 5650 5650 5575 5400 5575 5750 5925 Negatif Negatif Negatif 6625 5025 ADRO Trading Sell 565 565 550 530 550 570 590 Negatif Negatif Positif 650 467 MEDC Trading Buy 1365 1365 1380 1320 1350 1380 1410 Positif Positif Positif 2590 1240 INCO Trading Buy 1480 1480 1535 1365 1450 1535 1620 Positif Negatif Positif 2155 1190 ANTM Trading Buy 485 485 498 458 478 498 520 Positif Negatif Positif 655 450 TINS Trading Buy 595 595 615 555 585 615 645 Positif Negatif Positif 705 510 Basic Industry and Chemicals WTON Trading Buy 920 915 930 900 915 930 945 Negatif Negatif Negatif 1140 830 SMGR Trading Buy 10300 10300 10550 9500 10025 10550 11075 Positif Negatif Positif 10325 7100 INTP Trading Buy 19525 19525 20175 17325 18750 20175 21600 Positif Positif Positif 20900 16175 SMCB Trading Sell 1020 1020 995 915 995 1075 1155 Negatif Negatif Negatif 1495 895 Miscellaneous Industry ASII Trading Buy 6125 6125 6200 5950 6075 6200 6325 Positif Positif Positif 6875 5450 GJTL Trading Buy 478 478 483 453 468 483 498 Positif Negatif Positif 760 418 Consumer Goods Industry INDF Trading Buy 5175 5175 5300 4725 5025 5300 5600 Positif Positif Positif 6325 4560 GGRM Trading Sell 41750 41750 41500 40750 41500 42250 43000 Positif Negatif Negatif 50075 41000 UNVR Trading Buy 38750 38750 40075 37225 38175 39125 40075 Positif Positif Positif 40400 33000 KLBF Trading Buy 1550 1530 1570 1490 1530 1570 1610 Negatif Positif Negatif 1745 1405 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 1500 1500 1515 1455 1485 1515 1545 Positif Negatif Positif 1845 1285 PTPP Trading Buy 3435 3435 3510 3270 3390 3510 3630 Negatif Negatif Negatif 3960 2960 WIKA Trading Buy 2685 2685 2730 2590 2660 2730 2800 Negatif Negatif Negatif 2920 2370 ADHI Trading Buy 2135 2135 2230 1950 2090 2230 2370 Negatif Negatif Negatif 2635 1665 WSKT Trading Buy 1615 1615 1640 1570 1605 1640 1675 Positif Negatif Negatif 1845 1505 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Buy 2685 2685 2755 2395 2575 2755 2935 Positif Positif Positif 4065 2150 JSMR Trading Buy 4985 4985 5025 4925 4970 5025 5050 Positif Negatif Positif 5750 4810 ISAT Trading Sell 3725 3725 3685 3570 3685 3800 3915 Positif Negatif Negatif 4400 3695 TLKM Trading Buy 2760 2760 2785 2705 2745 2785 2825 Positif Negatif Positif 2970 2590 Finance BMRI Trading Sell 8650 8650 8625 8575 8625 8675 8725 Negatif Negatif Negatif 10075 8125 BBRI Trading Sell 9600 9600 9550 9375 9550 9725 9900 Negatif Negatif Negatif 10875 9025 BBNI Trading Sell 4405 4405 4365 4255 4365 4475 4585 Negatif Negatif Negatif 5250 4070 BBCA Trading Buy 11925 11925 11975 11775 11875 11975 12075 Positif Negatif Positif 13900 11000 BBTN Trading Sell 1010 1020 980 980 1000 1020 1040 Negatif Negatif Negatif 1255 935 Trade, Services and Investment UNTR Trading Buy 17800 17500 18050 16950 17500 18050 18600 Negatif Negatif Negatif 20750 16050 MPPA Trading Buy 2305 2305 2345 2145 2245 2345 2445 Positif Negatif Positif 2900 2020