Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

dokumen-dokumen yang mirip
ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

03-Pemecahan Persamaan Linier (2)

Matriks Jawab:

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

Contoh. C. Determinan dan Invers Matriks. C. 1. Determinan

Matriks. Matriks B A B. A. Pengertian Matriks. B. Operasi Hitung pada Matriks. C. Determinan dan Invers

BAB 2 LANDASAN TEORI

ALJABAR LINIER DAN MATRIKS

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

Eigen value & Eigen vektor

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1

DIKTAT MATEMATIKA II

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

Pertemuan 2 Matriks, part 2

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

Pertemuan 2 & 3 DEKOMPOSISI SPEKTRAL DAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

MATRIKS VEKTOR DETERMINAN SISTEM LINEAR ALJABAR LINEAR

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

02-Pemecahan Persamaan Linier (1)

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.

Materi Aljabar Linear Lanjut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

MATRIKS Matematika Industri I

Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini.

MAKALAH ALJABAR LINEAR TRANSFORMASI LINEAR ATAU PEMETAAN LINEAR

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

MATRIKS Matematika Industri I

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik

Part II SPL Homogen Matriks

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

MATRIKS. Matematika. FTP UB Mas ud Effendi. Matematika

Fisika Matematika II 2011/2012

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut:

Pertemuan 13 persamaan linier NON HOMOGEN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari objek yang diatur berdasarkan baris (row) dan kolom (column). Objek-objek dalam susunan tersebut

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

M AT E M AT I K A E K O N O M I MATRIKS DAN SPL I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB V DIAGONALISASI DAN DEKOMPOSISI MATRIKS. Sub bab ini membahas tentang faktorisasi matriks A berorde nxn ke dalam hasil

BAB II LANDASAN TEORI

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

MATEMATIKA. Sesi MATRIKS CONTOH SOAL A. MATRIKS SATUAN (MATRIKS IDENTITAS)

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

MATRIK dan RUANG VEKTOR

ALJABAR LINEAR ELEMENTER

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi.

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

BAB 3 : INVERS MATRIKS

BAB X SISTEM PERSAMAAN LINIER

BAB 2 LANDASAN TEORI

Matematika Teknik I: Matriks, Inverse, dan Determinan. Oleh: Dadang Amir Hamzah STT DR. KHEZ MUTTAQIEN 2015

MODUL IV SISTEM PERSAMAAN LINEAR

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

BAB IV TRANSFORMASI LINEAR. sebuah vektor yang unik di dalam W dengan sebuah vektor di dalam V, maka kita mengatakan F

Pertemuan 4 Aljabar Linear & Matriks

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

TUGAS MANDIRI MATRIKS. Mata Kuliah : Matematika ekonomi

Sistem Persamaan Linier dan Matriks

Catatan Kuliah Aljabar Linier

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Matriks. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Transkripsi:

Bab 2 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Matriks Dalam BAB ini akan dibahas mengenai matriks, sifat-sifatnya serta penggunaannya dalam penyelesaian persamaan linier. Matriks merupakan representasi dari kumpulan besaran. Vektor yang telah dibahas pada BAB terdahulu merupakan contoh matriks karena vektor dapat direpresentasikan sebagai kumpulan bilangan (yaitu komponenkomponennya. Secara umum dapatlah diartikan bahwa matriks adalah kumpulan besaran-besaran yang disusun dalam bentuk persegi (rectangular. 2.1 Notasi Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: ( 1 2 A = (2.1 3 0 6 Padacontohtersebutdiatas,matriksAmempunyai2barisdan3kolom. Matriks tersebut mempunyai 2 3 = 6 buah komponen. Komponen-komponen tersebut diacu berdasarkan posisinya pada matriks. Misalnya, komponen baris pertama kolom pertama dari matriks A (dituliskan sebagai A 11 atau a 11 adalah 1. Sedangkan komponen baris kedua kolom ketiga dari matriks A (dituliskan sebagai A 23 atau a 23 adalah 6. Untuk lebih lengkapnya: a 11 = 1;a 12 = ;a 13 = 2 a 21 = 3;a 22 = 0;a 23 = 6 Jadi komponen baris ke-i kolom ke-j dari matriks A dinyatakan dengan A ij atau a ij. 17

18 BAB 2. MATRIKS 2.2 Transpose Transpose suatu matriks A (ditulis sebagai A T diperoleh dengan menuliskan baris matriks A menjadi kolom, sedangkan kolom matriks A menjadi baris. Misalkan untuk matriks A sebagaimana persamaan 2.1, maka transposenya adalah A T = Dengan demikian dapat dinyatakan 1 3 0 2 6 2.3 Determinan Matriks (2.2 (A T ij = A ji (2.3 Matriks yang jumlah barisnya sama dengan jumlah kolomnya dinamakan matriks bujursangkar (square matrix. Untuk suatu matriks bujursangkar terdapat suatu bilangan yang penting yang merupakan properti matriks tersebut yaitu yang dinamakan determinan. Misalkan suatu matriks bujursangkar 2 2 berikut ( a b A = c d maka determinannya adalah deta = a b c d = ad bc (2.4 Persamaan 2.4 adalah ungkapan untuk memperoleh determinan matriks 2 2. Berikut ini akan diuraikan cara mencari determinan matriks dengan orde yang lebih tinggi. Untuk itu perlu diperkenalkan lebih dulu tentang minor dan cofactor dari suatu komponen (elemen matriks. Minor dari suatu komponen Misalkan untuk matriks bujursangkar 3 3 sebagai berikut a b c A = d e f (2. g h i Bila baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A tersebut dibuang maka matriks A menjadi matriks 2 2 yang determinannya disebut minor dari a ij dan

2.3. DETERMINAN MATRIKS 19 dinyatakan dengan M ij. Jadi misalnya untuk matriks A seperti pada 2., maka minor dari a 11 adalah M 11 = e f h i = ei hf (2.6 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 demikian pula halnya minor dari a 32 adalah M 32 = a c d f = af cd (2.7 Cofactor dari suatu komponen Cofactor dari suatu komponen a ij diperoleh dengan cara cofactor dari a ij = C ij = ( 1 i+j M ij (2.8 dengan M ij adalah minor sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya. Determinan matriks menggunakan cofactor Determinan matriks (terutama yang mempunyai orde lebih dari 2 dapat diperoleh dengan menggunakan cofactor. Caranya adalah dengan mengalikan setiap elemen pada salah satu baris atau kolom dengan cofactor nya kemudian hasilnya dijumlahkan. Untuk lebih jelasnya kembali pada matriks A pada persamaan 2.. Dengan menggunakan elemen pada baris pertama, maka dapat dinyatakan deta = a(c 11 +b(c 12 +c(c 13 = a( 1 1+1 M 11 +b( 1 1+2 M 12 +c( 1 1+3 M 13 = a e f h i b d f g i +c d e g h = a(ei fh b(di fg+c(dh eg (2.9 Beberapa sifat penting terkait determinan Beberapa sifat penting yang terkait determinan matriks di antaranya adalah: Jika semua elemen pada satu baris (atau pada satu kolom dari suatu matriks dikalikan dengan bilangan k, maka determinannya juga dikalikan dengan k. Nilai determinan suatu matriks sama dengan nol jika

20 BAB 2. MATRIKS 1. semua elemen dalam satu baris (atau dalam satu kolom sama dengan nol, atau 2. dua baris (atau dua kolom elemen-elemennya identik, atau 3. dua baris (atau dua kolom elemen-elemennya proporsional (sebanding Jika dua baris (atau dua kolom dari suatu matriks dipertukarkan, maka nilai determinannya berubah tanda Determinan suatu matriks tidak berubah jika 1. baris dituliskan menjadi kolom dan kolom dituliskan menjadi baris, atau 2. setiap elemen dalam satu baris (atau dalam satu kolom ditambahkan dengan k kali elemen pada baris (atau kolom yang lain. Aturan Cramer Penyelesaian sistem persamaan linier dapat dilakukan juga dengan menggunakan determinan. Cara ini disebut Aturan Cramer (Cramer s Rule. Misalkan dua buah persamaan yang dinyatakan dengan a 1 x+b 1 y = c 1 a 2 x+b 2 y = c 2 dengan a 1, a 2, b 1, b 2, c 1 dan c 2 adalah bilangan. Jika persamaan pertama dikalikan dengan b 2 sementara persamaan kedua dikalikan dengan b 1 kemudian keduanya dikurangkan, maka dapat diperoleh nilai x, yaitu x = c 1b 2 c 2 b 1 a 1 b 2 a 2 b 1 cara yang serupa juga dapat dilakukan untuk memperoleh nilai y, yaitu y = a 1c 2 a 2 c 1 a 1 b 2 a 2 b 1 artinya solusi untuk x dan y dapat dituliskan dalam bentuk determinan matriks: c 1 b 1 c 2 b 2 a 1 c 1 a 2 c 2 x = a 1 b 1, y = a 2 b 2 a 1 b 1 (2.10 a 2 b 2 Secara umum dapat dituliskan langkahnya sebagai berikut:

2.4. MATRIKS IDENTITAS 21 Tuliskan persamaan linier dalam bentuk standar dengan urutan variabel yang sama Tuliskan koefisien-koefisien variabelnya dalam bentuk matriks dan hitung determinan matriksnya. Determinan matriks koefisien (sebut sebagai D ini akan menjadi penyebut dalam penghitungan nilai variabelvariabel yang dicari cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Pembilang untuk nilai x diperoleh dengan mengganti elemen koefisien variabel x pada matriks koefisien dengan konstanta ruas kanan persamaan yang sesuai. Pembilang untuk nilai x diperoleh dengan mengganti elemen koefisien variabel x pada matriks koefisien dengan konstanta ruas kanan persamaan yang sesuai Jadi untuk persamaan yang melibatkan tiga variabel sebagai berikut maka diperoleh x = 1 D dengan D = d 1 b 1 c 1 d 2 b 2 c 2 d 3 b 3 c 3 a 1 b 1 c 1 a 2 b 2 c 2 a 3 b 3 c 3, y = 1 D. 2.4 Matriks Identitas a 1 x+b 1 y +c 1 z = d 1 a 2 x+b 2 y +c 2 z = d 2 a 3 x+b 3 y +c 3 z = d 3 a 1 d 1 c 1 a 2 d 2 c 2 a 3 d 3 c 3, z = 1 D a 1 b 1 d 1 a 2 b 2 d 2 a 3 b 3 d 3 (2.11 Matriks identitas atau matriks satuan adalah matriks bujursangkar dengan semua elemen sama dengan nol kecuali elemen pada diagonal utama sama dengan 1. Matriks identitas atau matriks satuan umumnya dilambangkan dengan I. Contohnya adalah sebagai berikut I = 1 0 0 0 1 0 0 0 1 (2.12

22 BAB 2. MATRIKS 2. Reduksi Baris Perhatikan kumpulan persamaan linier berikut ini 2x z = 2 6x +y +3z = 7 2x y = 4 (2.13 Kumpulan persamaan tersebut dapat disusun menjadi bentuk matriks yang terdiri dari koefisien masing-masing variabelnya. Kolom pertama berisi koefisien dari variabel x, kolom kedua berisi koefisien variabel y, kolom ketiga berisi koefisien dari variabel z dan kolom keempat berisi ruas kanan persamaan-persamaan tersebut. Matriks yang dimaksud adalah 2 0 1 2 6 3 7 2 1 0 4 Hal ini berarti terdapat kesetaraan antara kumpulan persamaan linier dengan matriks koefisien-koefisien variabelnya. Apa yang dilakukan pada kumpulan persamaan linier tersebut dapat juga diterapkan pada matriks yang berkaitan. Dengan sifat kesetaraan tersebut dapat dilakukan metode reduksi baris untuk menyelesaikan persamaan linier tersebut. Berikut adalah contohnya Karena persamaan linier dapat dieliminasi dengan persamaan lain, maka bila persamaan kedua dikurangi tiga kali persamaan pertama: 2x z = 2 2 0 1 2 y +6z = 1 0 6 1 2x y = 4 2 1 0 4 Kurangi persamaan ketiga dengan persamaan pertama: 2x z = 2 2 0 1 2 y +6z = 1 0 6 1 y +z = 2 0 1 1 2 Susunan persamaan-persamaan tersebut dapat dipertukarkan satu sama lain. Bila persamaan kedua dan ketiga dipertukarkan akan diperoleh 2x z = 2 2 0 1 2 y +z = 2 0 1 1 2 y +6z = 1 0 6 1

2.6. OPERASI MATRIKS 23 Tambahkan persamaan ketiga dengan lima kali persamaan kedua: 2x z = 2 2 0 1 2 y +z = 2 0 1 1 2 11z = 11 0 0 11 11 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Bagi persamaan ketiga dengan 11: 2x z = 2 y +z = 2 z = 1 2 0 1 2 0 1 1 2 0 0 1 1 Kurangi persamaan kedua dengan ketiga, kemudian hasilnya dikalikan dengan 1: 2x z = 2 2 0 1 2 y = 1 0 1 0 1 z = 1 0 0 1 1 Tambahkan persamaan satu dengan persamaan tiga, kemudian hasilnya dibagi dengan dua: x = 3 3 1 0 0 2 2 y = 1 0 1 0 1 z = 1 0 0 1 1 Dari tahapan tersebut akhirnya diperoleh nilai x, y dan z yang memenuhi persamaan linier di atas, yaitu x = 3, y = 1 dan z = 1. 2 Cara penyelesaian persamaan linier dengan mengaitkannya dalam bentuk matriks tersebut disebut metode reduksi baris atau dikenal juga sebagai eliminasi Gauss (Gaussian elimination. 2.6 Operasi Matriks Dua buah matriks dikatakan sama jika elemen-elemen pada posisi yang sama nilainya sama. Jadi jika matriks A = B, hal ini berarti bahwa a ij = b ij. Misalnya persamaan matriks berikut ini ( x r u y s v = ( 2 1 3 7 0 maka berarti diperoleh persamaan-persamaan sebagai berikut x = 2;r = 1;u = ;y = 3;s = 7;v = 0

24 BAB 2. MATRIKS 2.6.1 Penjumlahan dan Pengurangan Matriks yang dapat dijumlahkan atau dikurangi adalah matriks-matriks dengan ukuran yang sama. Penjumlahan atau pengurangan matriks secara sederhana adalah penjumlahan atau pengurangan elemen-elemen pada posisi yang sama. Artinya dapat dinyatakan C ij = (A+B ij = a ij +b ij (2.14 ( ( 1 2 1 3 0 Misalkan A = dan B = maka hasil penjumlahan keduanya adalah A+B = sedangkan pengurangannya 3 0 6 ( 2 1 2 0 8 2 ( 1 1 8 2 2 2 adalah A B =. 1 4 2.6.2 Perkalian dengan bilangan Bila suatu matriks dikalikan dengan bilangan, maka diperoleh matriks dengan ukuran yang sama. Komponen-komponen matriks asal dikalikan dengan bilangan skalar pengali tersebut Misalkan A = ( 1 2 3 0 6 2.6.3 Perkalian Matriks (ca ij = ca ij (2.1 ( 2 10 4 maka 2A = 6 0 12 Ada dua macam perkalian matriks. Yang pertama yang lebih sering dijumpai disebut sebagai inner product dan yang kedua adalah direct product. Inner Product Dua buah matriks dapat dikalikan (inner product jika banyaknya kolom matriks pertama sama dengan banyaknya baris matriks kedua. Matriks hasilnya mempunyai jumlah baris yang sama dengan jumlah baris matriks pertama dan mempunyai jumlah kolom yang sama dengan jumlah kolom matriks kedua. Misalnya matriks A = ( a b c d dan matriks B = ( e f g h maka hasil kali keduanya adalah ( ( a b e f AB = c d g h ( (2.16 ae+bg af +bh = ce+dg cf +dh

2.6. OPERASI MATRIKS 2 Secara umum AB tidak sama dengan BA, yang berarti perkalian matriks (inner product tidak bersifat komutatif. cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Direct Product Direct product dikenal juga sebagai direct tensor atau Kronecker product. Jika A adalah matriks m m dan B adalah matriks n n, maka direct product antara keduanya dilambangkan dengan C = A B dengan C adalah matriks yang berukuran mn mn. Misalkan A dan B masing-masing adalah matriks 2 2 dengan A = ( a b c d dan B = ( e f g h, maka direct product antar keduanya adalah ( a b A B = c d = ( e f g h ae af be bf ag ah bg bh ce cf de df cg ch dg dh (2.17 Direct product akan banyak dijumpai dalam persoalan mekanika kuantum. 2.6.4 Invers Matriks Invers dari suatu matriks A dinyatakan dengan A 1, sedemikian sehingga bila matriks A dikalikan (inner product dengan inersnya atau sebaliknya maka hasilnya adalah matriks satuan atau matriks identitas AA 1 = A 1 A = 1 = I (2.18 Hanya matriks bujursangkar saja yang mempunyai invers, namun tidak semua matriks bujursangkar memiliki invers. Matriks yang memiliki invers dinamakan invertible, sedangkan yang tidak memiliki invers dinamakan singular. Invers dari suatu matriks dapat diperoleh dengan cara: A 1 = 1 deta CT (2.19 dengan C ij adalah cofactor dari a ij. 1 0 1 Misalkan suatu matriks A = 2 3 0 dengan menggunakan persamaan 2.9 dapat diperoleh bahwa det A = 3. Kemudian cofactor dari 1 3 2 setiap

26 BAB 2. MATRIKS elemen matriks A dapat diperoleh sebagai berikut: C 11 = 3 0 3 2 = 6; C 12 = 2 0 1 2 = 4; C 13 = 2 3 1 3 = 3; C 21 = 0 1 1 2 = 3; C 22 = 1 1 1 2 = 3; C 23 = 1 0 1 3 = 3; C 31 = 0 1 3 0 = 3; C 32 = 1 1 2 0 = 2; C 33 = 1 0 2 3 = 3 maka diperoleh matriks C berbentuk C = 6 3 3 4 3 2 3 3 3. Jadi invers dari matriks A adalah 6 4 3 3 3 3 3 2 3, kemudian C T = A 1 = 1 deta CT = 1 6 3 3 4 3 2 3 3 3 3 (2.20 Dapat ditunjukkan bahwa AA 1 = A 1 A = I. Cara lainnya yang dapat digunakan adalah metode inversi Gauss-Jordan yang prinsipnya mirip dengan cara reduksi baris. Berikut akan diberikan contohnya. Tuliskan matriks A (sebelah kiri dan pasangannya (sebelah kanan yang berupa matriks identitas, pada akhir proses matriks sebelah kiri akan menjadi matriks identitas sementara matriks sebelah kanan menjadi A 1 : 1 0 1 2 3 0 1 3 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 Kalikan tiap baris dengan bilangan tertentu agar didapat kolom pertama matriks sebelah kiri sama dengan 1: 1 0 1 1 3 2 0 1 3 2 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1

2.7. MATRIKS TRANSFORMASI 27 baris kedua dan baris ketiga masing-masing dikurangi baris pertama: 1 0 1 1 0 0 0 3 1 1 1 0 2 2 0 3 3 1 0 1 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Kalikan baris kedua dengan 2 3 : 1 0 1 0 1 2 3 0 3 3 1 0 0 2 3 1 0 3 1 0 1 Tambahkan baris ketiga dengan tiga kali baris kedua: 1 0 1 1 0 0 0 1 2 2 1 0 3 3 3 0 0 1 1 1 1 Tambahkan baris kedua dengan 2 kali baris ketiga: 3 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 2 3 3 0 0 1 1 1 1 Tambahkan baris pertama dengan baris ketiga: 1 0 0 2 1 1 0 1 0 4 1 2 3 3 0 0 1 1 1 1 Sehingga diperoleh bahwa A 1 = diperoleh sebelumnya. 2 1 1 4 3 1 2 3 1 1 1 sebagaimana yang telah 2.7 Matriks Transformasi Perhatikan persamaan linier berikut ini x = ax+by y = cx+dy (2.21

28 BAB 2. MATRIKS (x,y r r (x,y Gambar 2.1: Transformasi vektor r menjadi r seperti yang dinyatakan dengan persamaan 2.22. dengan a, b, c dan d adalah bilangan. Persamaan tersebut menyatakan bahwa untuk setiap nilai x dan y, dapat diperoleh nilai pasangannya yaitu x dan y. Persamaan 2.21 tersebut dapat dituliskan dalam bentuk operasi matriks yaitu ( ( ( x a b x y = c d y (2.22 r = Mr ( a b dengan M = menyatakan matriks yang mengubah titik (atau vektor (x,y menjadi titik (atau vektor (x,y. Karenanya matriks M tersebut c d dinamakan matriks transformasi. 2.7.1 Transformasi vektor Persamaan 2.22 dapat diilustrasikan sebagaimana Gambar 2.1. Artinya persamaan 2.22 menggambarkan transformasi suatu vektor (dengan sistem koordinat yang tetap. Jika transformasi ini hanya merotasi vektor (panjang vektor tidak berubah dengan sudut rotasi sebesar θ, maka dapat dituliskan ( x y = ( cosθ sinθ sinθ cosθ ( x y (2.23

2.7. MATRIKS TRANSFORMASI 29 Y Y y A X y r = r x cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Gambar 2.2: Transformasi sumbu koordinat(rotasi seperti yang dinyatakan dengan persamaan 2.22. 2.7.2 Rotasi sumbu koordinat 2 D Transformasi yang dinyatakan dengan persamaan 2.22 juga dapat dipandang sebagai transformasi sumbu koordinat (dengan vektor yang tetap sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Pada Gambar 2.2, sumbu koordinat XY dirotasi sehingga menjadi sumbu koordinat baru X Y. Suatu titik A yang koordinatnya (x,y dalam sistem koordinat XY bila dinyatakan dalam sistem koordinat X Y koordinatnya menjadi (x,y. Posisi titik A dinyatakan dengan vektor r dalam sistem koordinatxy dandinyatakandenganvektorr dalamsistemkoordinatx Y. Dapat dinyatakan bahwa r = xi+yj dan r = x i +y j. Jika vektor-vektor satuan dalam arah sumbu X,Y,X dan Y berturutturut adalah i, j, i dan j serta sudut rotasi sumbu koordinat adalah θ, maka dapat dinyatakan x X x = r i = xcosθ+ysinθ y = r j = xsinθ+ycosθ sehingga dapat dituliskan dalam bentuk ( x y = ( cosθ sinθ sinθ cosθ ( x y (2.24

30 BAB 2. MATRIKS Dua contoh transformasi di atas yaitu yang dinyatakan dengan persamaan 2.23 dan persamaan 2.24 merupakan contoh yang disebut transformasi ortogonal karena kedua transformasi tersebut tidak mengubah panjang vektor. 2.8 Diagonalisasi Matriks Matriks diagonal adalah matriks bujursangkar yang elemen selaian pada diagonal utamanya sama dengan nol. Diagonalisasi matriks adalah proses membuat suatu matriks bujursangkar menjadi matriks diagonal. 2.8.1 Eigen Value Problem: Nilai Eigen dan Vektor Eigen Seringkali dijumpai persoalan fisis yang dinyatakan dengan persamaan berikut Mr = λr (2.2 dengan M adalah matriks bujursangkar dan r adalah suatu vektor sedangkan λ adalah bilangan. Persamaan 2.2 menggambarkan suatu vektor r yang ditransformasikan dengan matriks M dan hasilnya adalah suatu vektor baru yang dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tertentu dikalikan dengan vektor asalnya. Artinya transformasi seperti ini membuat vektor r menjadi lebih panjang atau lebih pendek namun dengan arah yang tetap ataupun berlawanan. Dengan kata lain vektor baru sejajar dengan vektor asal. Persoalan yang dirumuskan dengan persamaan 2.2 tersebut dikenal sebagai Persoalan Nilai Eigen (Eigen Value Problem. Bilangan λ dikenal sebagai nilai eigen (eigen value sedangkan vektor r dinamakan vektor eigen (eigen vector dari matriks transformasi M. Berikut ini akan diuraikan cara untuk mencari nilai eigen dan vektor eigen dari suatu transformasi. Misalkan ( suatu transformasi yang dinyatakan 2 dengan matriks transformasi M =. Dengan transformasi ini ( 2 2 x suatu vektor yang dinyatakan dengan menjadi suatu vektor lain yaitu ( y x λ. Dengan notasi matriks, tranformasi tersebut dapat dinyatakan y sebagai berikut ( ( ( 2 x x = λ (2.26 2 2 y y

2.8. DIAGONALISASI MATRIKS 31 Persamaan matriks tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan linier menjadi x 2y = λx 2x+2y = λy (2.27 atau cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 ( λx 2y = 0 2x+(2 λy = 0 (2.28 dan bila disusun kembali dalam bentuk matriks ( ( λ 2 x = 0 (2.29 2 2 λ y Persamaan tersebut adalah persamaan homogen yang solusinya dapat diperoleh (untuk x dan y selain 0 jika determinan matriksnya sama dengan 0. Dengan demikian berarti λ 2 2 2 λ = 0 (2.30 Persamaan tersebut disebut persamaan karakteristik matriks M. Dengan demikian diperoleh persamaan kuadrat dalam λ yang memberikan ( λ(2 λ 4 = 0 λ 2 7λ+6 = 0 (2.31 λ = 1 atau λ = 6 (2.32 Kedua nilai λ yang diperoleh pada persamaan 2.32 adalah nilai eigen dari matriks M. Bila nilai eigen yang diperoleh tersebut disubstitusi ke persamaan 2.28 maka diperoleh untuk λ = 1 2x y = 0 untuk λ = 6 x+2y = 0 (2.33 Kembali ke ungkapan operasi matriks seperti yang dinyatakan dengan persamaan 2.2, vektor eigen yang berkaitan dengan matriks M adalah vektor r sedemikian sehingga hasil transformasinya menmberikan vektor yang sejajar dengan r. Untuk nilai eigen λ = 1 kondisi tersebut dipenuhi oleh

32 BAB 2. MATRIKS y 2x y=0 6r r r x x+2y=0 Gambar 2.3: Vektor-vektor eigen untuk matriks M. vektor yang dinyatakan dengan persamaan garis 2x y = 0 atau y = 2x. Vektor-vektor yang memenuhi syarat ini tak hingga banyaknya (misalnya adalah vektor i + 2j, vektor 2i + 4j, vektor i 2j dan sebagainya namun kesemuanya mempunyai vektor satuan yang dapat dinyatakan dengan ˆr 1 = 1 (i+2j. Untuknilaieigenλ = 6kondisitersebutdipenuhiolehvektor yang dinyatakan dengan persamaan garis x+2y = 0 atau y = 1 x, artinya 2 vektor satuannya adalah ˆr 2 = 1 ( 2i + j. Kedua vektor eigen tersebut ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Terlihat bahwa dengan nilai eigen dan vektor eigen yang telah diperoleh maka persoalan nilai eigen untuk kasus ini dapat dinyatakan kembali yaitu (misalnya dengan mengambil vektor i+2j dan 2i+j: ( 2 2 2 ( 2 2 2 ( 1 2 = dan ( 2 = 1 ( 1 2 ( 12 6 2.8.2 Proses diagonalisasi matriks ( 1 = 1 2 ( 2 = 6 1 Bila persamaan 2.28 dituliskan kembali dengan menggunakan kedua nilai eigen, masing-masingdihubungkandenganvariabel(x 1,y 1 dan(x 2,y 2 maka

2.8. DIAGONALISASI MATRIKS 33 diperoleh empat buah persamaan-persamaan berikut: x 1 2y 1 = x 1, x 2 2y 2 = 6x 2 2x 1 +2y 1 = y 1, 2x 2 +2y 2 = 6y 2 (2.34 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Keempat persamaan-persamaan tersebut dapat disusun dalam bentuk suatu perkalian matriks sebagai berikut ( ( ( ( 2 x1 x 2 x1 x = 2 1 0 (2.3 2 2 y 1 y 2 y 1 y 2 0 6 (x 1,y 1 memenuhi persamaan 2x 1 y 1 = 0 dan (x 2,y 2 memenuhi persamaan x 2 +2y 2 = 0 sehingga dapat dinyatakan sehingga dapat dituliskan ( 2 2 2 x 1 = 1, y 1 = 2, x 2 = 2, y 2 = 1 (2.36 ( 1 2 2 1 = M C = C D ( 1 2 2 1 ( 1 0 0 6 (2.37 terlihat bahwa matriks C adalah matriks yang dibentuk oleh vektor-vektor eigen dari matriks M sedangkan matriks D adalah matriks yang dibentuk oleh nilai-nilai eigen dari matriks M. Bila matriks C adalah invertible, maka dapat diperoleh inversnya sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga diperoleh ( 1 C 1 = 2 2 1 kemudian bila persamaan 2.37 dikalikan dengan C 1 maka diperoleh C 1 M C = C 1 C D = D (2.38 Persamaan 2.38 menunjukkan bahwa suatu transformasi tertentu mengubah matriks M menjadi suatu matriks diagonal. Transformasi tersebut direpresentasikan dengan matriks C yang ternyata berkaitan dengan vektor-vektor eigen dari matriks M. Proses tersebut dinamakan diagonalisasi matriks karena mentransformasikan suatu matriks menjadi berbentuk matriks diagonal. Dengan demikian proses diagonalisasi suatu matriks M dapat dirangkumkan sebagai berikut:

34 BAB 2. MATRIKS.. Y Y r=r R=R X θ X Gambar 2.4: Interpretasi matriks diagonal. Cari nilai-nilai eigen dan fungsi eigen matriks M Bentuk matriks C dari vektor-vektor eigen, ingat bahwa vektor-vektor tersebut perlu dinyatakan dalam bentuk vektor normal Cari invers dari matriks C Lakukan transformasi C 1 M C untuk memperoleh matriks diagonal yang diinginkan. Untuk memahami makna matriks D, perhatikan Gambar 2.4. Pada gambar tersebut sumbu koordinat XY dirotasi dengan sudut θ sehingga menjadi sumbu koordinat X Y. Vektor R dan r adalah dua vektor dalam sistem koordinat XY. Kedua vektor tersebut adalah R dan r bila dinyatakan dalam sistem koordinat X Y. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa rotasi sumbu koordinat dapat dinyatakan menggunakan matriks transformasi. Dalam hal ini, suatu titik (x,y dalam sistem koordinat X Y bila dinyatakan dalam sistem koordinat XY adalah atau dapat dinyatakan x = x cosθ y sinθ y = x sinθ+y cosθ r = Cr, dengan C = ( cosθ sinθ sinθ cosθ (2.39 (2.40

2.8. DIAGONALISASI MATRIKS 3 Karena ungkapan tersebut berlaku untuk sembarang vektor lainnya, maka untuk R dapat pula dinyatakan dalam bentuk yang sama R = CR (2.41 Kemudian misalkan matriks M adalah menyatakan transformasi yang mengubah vektor r menjadi vektor R (ini merupakan transformasi dalam sistem koordinat XY, hal ini berarti cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 R = Mr (2.42 Dengan membandingkan kedua persamaan tersebut diperoleh CR = Mr = R = C 1 Mr = R = C 1 MCr (2.43 Hal ini berarti matriks C 1 M C mentransformasikan vektor r menjadi vektor R (dalam sistem koordinat X Y. Jika matriks D C 1 M C berbentuk matriks diagonal, hal ini berarti matriks C dibentuk dari vektor-vektor eigen matriks M sebagaimana yang telah ditunjukkan sebelumnya. 2.8.3 Aplikasi diagonalisasi matriks Sumbu utama suatu objek Suatu irisan kerucut dinyatakan dengan persamaan Ax 2 +2Hxy +By 2 = K dengan A, H, B dan K adalah konstanta. Bila disusun dalam bentuk perkalian matriks, persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi ( ( ( A H x x y = K H K y ( ( x x y M = K y Ingin ditentukan sumbu-sumbu utama irisan kerucut tersebut sedemikian sehingga persamaannya menjadi lebih sederhana. Hal ini dilakukan dengan mendiagonalisasi matriks M, dengan kata lain mencari nilai eigen dan vektor eigen dari matriks M. Lebih spesifik, misalkan A, H, B dan K masing-masing adalah, 2, 2 dan 30, sehingga persamaan irisan kerucut yang ditinjau adalah x 2 4xy +2y 2 = 30

36 BAB 2. MATRIKS ( 2 yang berarti M =. Pada bagian terdahulu matriks ini telah 2 2 dicari nilai eigen dan vektor eigennya. Telah diperoleh bahwa C 1 M C = C 1 C D ( 1 0 = D = 0 6 Maka persamaan irisan kerucut tersebut bila dinyatakan relatif terhadap sumbu-sumbu utamanya adalah ( ( ( x y 1 0 x = x 2 +6y 2 = 30 (2.44 0 6 Matriks C yang merupakan matriks ( vektor eigen yang berkaitan dengan 1 2 transformasi ini adalah C = y 2 1. Bila matriks ini dibandingkan dengan matriks rotasi sumbu koordinat (persamaan 2.24, maka dapat diperoleh ( 1 θ = arccos Hal ini berarti sumbu utama x y diperoleh dengan merotasi sumbu xy dengan sudut rotasi sebesar θ. Karakteristik vibrasi sistem pegas-massa Tinjau persoalan dinamika suatu sistem yang terdiri dari dua buah benda titik bermassa m dan tiga buah pegas identik dengan konstanta pegas k seperti yang digambarkan dalam Gambar 2.. Misalkan x dan y menyatakan posisi sesaat dari masing-masing benda titik relatif terhadap posisi setimbangnya. Energi potensial sistem ini adalah energi potensial pegas total, yaitu V = 1 2 kx2 + 1 2 (x y2 + 1 2 ky2 = k(x 2 xy +y 2 (2.4 Persamaan gerak benda dapat diperoleh dari turunan energi potensial tersebut (yang menyatakan gaya yang bekerja pada benda, yaitu F x = ma x = V x = 2kx+ky F y = ma y = V y = kx 2ky

2.8. DIAGONALISASI MATRIKS 37 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 x Gambar 2.: Sistem tiga pegas dengan dua benda titik. Persamaan differensial tersebut mempunyai bentuk solusi berupa fungsi harmonik(lebih lengkap tentang solusi persamaan differensial akan dibahas pada BAB 8, dapat dituliskan kembali menjadi mω 2 x = 2kx+ky mω 2 y = kx 2ky Dalam notasi matriks, persamaan tersebut dituliskan sebagai ( x λ y = ( 2 1 1 2 ( x y y,dengan λ = mω2 k yang merupakan persoalan nilai eigen (eigen value problem. Nilai eigen dari matriks yang bersangkutan adalah 2 λ 1 1 2 λ = 0 = λ = 1 atau λ = 3 Dengan demikian diperoleh frekuensi modus normal sistem yaitu yang ber-

38 BAB 2. MATRIKS kaitan dengan nilai-nilai eigen tersebut, yaitu k λ = 1 ω 1 = m 3k λ = 3 ω 2 = m Vektor eigen yang berkaitan adalah untuk λ = 1 y = x untuk λ = 3 y = x Hal ini berarti pada frekuensi ω 1 (di mana diperoleh y = x, kedua benda bergerak osilasi dalam arah yang sama bersamaan (yaitu sama-sama ke kiri kemudian sama-sama ke kanan, sedangkan pada frekuensi ω 2 (di mana diperoleh y = x, simpangan kedua benda saling berlawanan (saat yang satu bergerak ke kiri yang lain bergerak ke kanan.