SIFAT GELANGGANG NOETHERIAN DAN GELANGGANG PERLUASANNYA. ABSTRAK Suatu gelanggang R disebut gelanggang Noetherian jika memenuhi sifat :

dokumen-dokumen yang mirip
IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING

Pembentukan Ideal Prim Gelanggang Polinom Miring Atas Daerah ( )

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

PEMBENTUKAN IDEAL MAKSIMAL GELANGGANG POLINOM MIRING MENGGUNAKAN IDEAL GELANGGANG TUMPUANNYA

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

Isomorfisma dari Gelanggang Polinom Miring Kompleks ke Gelanggang Quaternion Riil

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

BEBERAPA SIFAT DIMENSI KRULL DARI MODUL. Amir Kamal Amir 1)

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

MENENTUKAN DEVIASI DARI HIMPUNAN TERURUT PARSIAL

PEMBUKTIAN AUTOMORFISMA PADA GELANGGANG POLINOM MIRING UNTUK PEMBENTUKAN GELANGGANG POLINOM MIRING BERSUSUN

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

PEMBUKTIAN AUTOMORFISMA PADA GELANGGANG POLINOM MIRING UNTUK PEMBENTUKAN GELANGGANG POLINOM MIRING BERSUSUN. Amir Kamal Amir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3

PEMBENTUKAN GELANGGANG POLINOM MIRING DARI QUATERNION

Bab 2 Daerah Euclid. 2.1 Struktur Daerah Euclid

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

GRUP HINGGA NILPOTENT. Patma dan Hery Susanto Universitas Negeri Malang

STRUKTUR ALJABAR: RING

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

INF-104 Matematika Diskrit

UNNES Journal of Mathematics

Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks atas Ring Komutatif

ALJABAR WEYL, CONTOH GELANGGANG NOETHER DAN PRIM

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra

PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

MODUL HASIL BAGI DARI SUATU MODUL DEDEKIND

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

KARAKTERISTIK GELANGGANG BILANGAN BULAT DAN PENGAITANNYA DENGAN TIGA STRUKTUR KHUSUS DAERAH INTEGRAL

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABEL SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

ABSTRAK. Kata kunci: derivasi, ideal semigrup, prime near-ring, ring komutatif

RANK MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF

IDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES

Generalized Inverse Pada Matriks Atas

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

Antonius C. Prihandoko

KAJIAN SIFAT SIFAT GRAF PEMBAGI-NOL DARI RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Transkripsi:

SIFAT GELANGGANG NOETHERIAN DAN GELANGGANG PERLUASANNYA Raja Sihombing 1, Amir Kamal Amir 2, Loeky Haryanto 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika, FMIPA Unhas 2,3 Dosen Program Studi Matematika, FMIPA Unhas ABSTRAK Suatu gelanggang R disebut gelanggang Noetherian jika memenuhi sifat : 1. Setiap himpunan tak kosong dari ideal R memuat elemen maksimal dalam R 2. Setiap ideal dari R dibangun berhingga 3. Ideal kiri dan kanannya memenuhi kondisi rantai naik (ascending chain condition). Pada sisi lain, gelanggang R dapat diperluas menjadi gelanggang lain yang memuat R, misal : 1. R[x], gelanggang polynomial 2. R[[x]], gelanggang Formal Power Series 3. R[x,σ], gelanggang polinom miring Pada skripsi ini, akan diteliti sifat-sifat apa yang dimiliki oleh gelanggang Noether R. Lebih lanjut, apakah sifat-sifat yang berlaku pada R juga berlaku pada gelanggang perluasannya, yaitu R[x], R[[x]], R[x,σ]. ABSTRACT A ring R is called Noetherian ring if it satisfied the following properties : 1. Every nonempty set of maximal ideal of R contains the elements in R 2. Every ideal of R is finitely generated 3. Ideal left and right is ascending chain condition On the other hand, the ring R can be expanded into other arenascontaining R, eg : 1. R[x], polynomial ring 2. R[[x]], formal power series ring 3. R[x,σ]], the polynomial ring oblique In this thesis, will be investigated what properties owned by Noether ring R, furthermore, if the properties that apply to the R also applies to ring expansion, ie R[x], R[[x]], R[x,σ]. I. PENDAHULUAN Gelanggang adalah salah satu objek yang dipelajari dalam aljabar abstrak, salah satu cabang ilmu matematika. Dalam ilmu matematika gelanggang memiliki peranan yang sangat besar. Mengapa demikian, objek seperti himpunan bilangan riil (R), himpunan bilangan kompleks ( C), himpunan bilangan rasional (Q), serta himpunan bilangan bulat (Z), dengan operasi penjumlahan dan perkalian merupakan contoh dari gelanggang. Dalam stuktur aljabar telah dipelajari pengertian awal tentang teori gelanggang dan beberapa sifatnya. Salah satu pengembangan dari teori gelanggang yaitu gelanggang Noetherian.

Gelanggang Noetherian memiliki sifat-sifat yang memiliki keterkaitan dengan gelangganggelanggang lain. Pada Tugas Akhir ini akan dibahas sifat gelanggang Noetherian dan kaitannya dengan gelanggang-gelanggang lain (perluasannya), dalam hal ini gelanggang R[X], R[[x]], dan R[x,σ]. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gelanggang Himpunan R tak kosong disebut gelanggang jika didalam R terdapat 2 operasi (umumnya disimbolkan (+) dan (.)) sedemikian sehingga belaku : 1. Tertutup terhadap penjumlahan (+) 2. Assosiatif terhadap penjumlahan (+) 3. Adanya unsur satuan atau identitas terhadap penjumlahan (+) 4. Adanya unsur balikan atau invers terhadap penjumlahan (+) 5. Komutatif terhadap penjumlahan (+) 6. Tertutup terhadap perkalian (.) 7. Assosiatif terhadap perkalian (.) 8. Distributif perkalian (.) terhadap penjumlahan (+) Contoh : Himpunan bilangan real R dengan operasi penjumlahan (+) dan operasi perkalian (.) yang sudah dikenal membentuk gelanggang. 2.2 Sub Gelanggang Misalkan (, +,. ) gelanggang dan himpunan bagian. dikatakan subgelanggang dari, jika (, +,.) adalah gelanggang. Teorema : Misalkan adalah gelanggang dan adalah himpunan bagian dari. subgelanggang dari jika dan hanya jika : 1. 2. ( ), untuk setiap, 3., untuk setiap,. 2.3 Ideal Subgelanggang-subgelanggang dari suatu gelanggang mempunyai peranan yang mirip dengan subgrup normal dalam suatu grup. Subgelanggang yang peranannya mirip subgroup normal disebut ideal. Definisi : Misal adalah suatu gelanggang dan adalah sub gelanggang, maka dikatakan Ideal jika untuk dan berlaku dan. 2.4 Kondisi Rantai Naik (Ascending Chain Condition) Sebuah poset (partially ordered set) ( ) memenuhi kondisi rantai naik (ascending chain condition) jika setiap barisan naik dari elemen akhirnya berakhir, atau dengan kata lain unsur-unsur barisan tersebut berhingga. Definisi formal kondisi rantai naik adalah Diberikan barisan :, Maka terdapat bilangan bulat sehingga = = =.

2.5 Finitely Generated Misalkan = (,, ), dan, jika anggota bisa ditulis sebagai kombinasi linear dari unsur-unsur pembangun J, yaitu terdapat,, = + +, maka dikatakan J dibangun berhingga. 2.6 Gelanggang Polinomial Sebuah fungsi disebut polinomial jika ( ) = + + + + dengan n adalah bilangan bulat tak negatif dan bilangan,,,, adalah konstanta yang disebut koefisien polinomial. Himpunan dari semua polinomial dengan koefisien-koefisien dari gelanggang R dengan peubah ditulis R[ ]. Himpunan polinomial di R[ ] membentuk sebuah gelanggang, yaitu gelanggang polinomial R[ ]. 2.7 Gelanggang Noetherian Gelanggang Noetherian adalah sebuah gelanggang dimana setiap himpunan tak kosong dari idealnya adalah elemen maksimal. Suatu gelanggang adalah Noetherian jika dan hanya jika memenuhi kondisi rantai naik (ascending chain condition) diantara semua ideal kiri dan kanannya. Teorema : kondisi di bawah berlaku ekuivalen 1. R adalah Noetherian 2. Setiap himpunan tak kosong dari ideal R memuat elemen maksimal didalam R. yaitu terdapat sedemikian sehingga untuk setiap, 3. Setiap ideal dari R dibangun berhingga. III. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Gelanggang Noetherian Teorema : kondisi di bawah berlaku ekuivalen 1. R adalah Noetherian 2. Setiap himpunan tak kosong dari ideal R memuat elemen maksimal dalam R. 3. Setiap ideal dari R dibangun berhingga. Bukti : 1 2. Asumsikan R adalah Noetherian, dan ambil subhimpunan S di dalam ideal R. pilih, Jika elemen maksimal dari S maka point 2 terpenuhi, jadi asumsikan bukan elemen maksimal. Jadi terdapat juga, sedemikian sehingga. Jika elemen maksimal di S, maka point 2 terpenuhi. Jadi dapat di asumsikan terdapat, sehingga. Dari proses di atas, jika 2 salah, maka akan dihasilkan barisan rantai naik tak berhingga, sehingga kontradiksi dengan diketahuinya R adalah Noetherian. 2 3. Asumsikan point 2 terpenuhi dan misalkan I adalah suatu ideal di R. Misalkan S adalah kumpulan semua ideal yang dibangun berhingga dari I. karena 0, maka tak kosong. Karena point 2, maka memuat elemen maksimal, misalkan. jika, ambil, karena, maka ideal terbangun berhingga berdasarkan asumsi awal. Sebab itu juga membangun ideal dan dibangun berhingga. Jadi = terbangun berhingga, hal ini kontradiksi dengan kemaksimalan dari. 3 1. Asumsikan point 3 terpenuhi, dan ambil sebuah rantai ideal dari R. ambil J, dimana = sehingga J adalah ideal. Berdasarkan point 3, J dibangun berhingga oleh,

katakan,,,. Untuk setiap, terletak di salah satu ideal pada rantai, katakan. Pilih = max(,,, ), maka untuk setiap, dengan kata lain, sehingga berlaku = = untuk setiap. Point 1 terbukti. Contoh Gelanggang Noetherian : Gelanggang Z merupakan contoh gelanggang Notherian karena idealnya memenuhi kondisi rantai naik (ascending chain condition). Bukti : Untuk menunjukkan Z adalah Noetherian, di ambil suatu barisan naik Z Setiap ideal adalah ideal terbentuk dari sebuah elemen 0 dan kondisi sama saja bila dikatakan habis dibagi, dan karena habis dibagi maka, sehingga Barisan tersebut terbatas di bawah, dengan batas bawah 0. Karena barisan tersebut terbatas bawah di 0, maka barisan tersebut pasti berhenti pada sebuah titik yang sama (konstan). Sehingga = =, dengan kata lain dapat dikatakan = = Sehingga Z memenuhi ascending chain condition di antara ideal-idealnya, terbukti Z adalah Noetherian. Dalam pembuktian diatas, gelanggang Z adalah jenis gelanggang komutatif, dikarenakan ideal Z yang sama, baik ideal kiri Z sama dengan ideal kanannya. Contoh Gelanggang Tidak Noetherian : Karena terdapat gelanggang yang memenuhi kondisi Noetherian, maka terdapat juga gelanggang yang tidak memenuhi gelanggang Noetherian. Misalnya = {(,,, ) Z} Dengan operasi penjumlahan (,,, ) + (,,, ) = ( +, +, +, ) Dan operasi perkalian (,,, ). (,,, ) = (,,, ) Di definisikan ideal-ideal = {(, 0,0, ) Z} = {(,, 0,0, ), Z} = {(,,, 0,0, ),, Z} = {(,,,, 0,0, ) Z} sehingga, Barisan ideal gelanggang R diatas adalah barisan tak berhingga, sehingga gelanggang R tidak memenuhi kondisi Noetherian. 3.2 Sifat-Sifat Gelanggang Noetherian Gelanggang Noetherian memiliki beberapa sifat-sifat yang penulis tertarik untuk menelitinya, berikut beberapa sifat dari gelanggang Noetherian : 1. Jika gelanggang R merupakan gelanggang Noetherian, maka R[x] juga gelanggang Noetherian 2. Jika gelanggang R merupakan gelanggang Noetherian, dan R[x] gelanggang Noetherian, maka R[[x]] juga merupakan gelanggang Noetherian.

3.3 Definisi Gelanggang Perluasan Dari Gelanggang Notherian 3.3.1 R[x] Adalah Gelanggang Notherian 3.3.1.1 Definisi R[x] Didefenisikan R adalah sebuah gelanggang, sebuah polinomial di dengan koefisien di R, diekspresikan dalam bentuk + + + + Dimana 0 adalah integer dan = 0,,. 3.3.1.2 Bukti R[x] Gelanggang Notherian Theorem 5.1 (Hilbert basis theorem) Misalkan I adalah ideal dari [ ]. Ada polinomial dengan bentuk, misal - 4 + 3 + - 5 + 2 + - 7 + 2 + Himpunan dari leading koefisien polynomial (4,-5,7) yang juga memuat 0 disebut i) Akan ditunjukkan adalah ideal dari Bukti : Kita ambil, Karena maka ada polinomial ( ) = + Karena maka ada juga polinomial ( ) = + Misalkan,,. Karena I ideal maka +. Karena dan memuat polynomial, maka + sama dengan, ( + ) + ( + ) Atau, ( + ) + Dimana + juga. jadi karena ( + )adalah koefisien, maka ( + ). ii) Akan ditunjukkan Jika maka I memuat polynomial ( ) = + karena [ } dan I ideal maka ( ) = + atau sama dengan ( ) = +, jadi. Dengan demikian, diperoleh barisan naik. Karena R Noetherian maka barisan naik ini akan berhenti pada suatu titik, dengan kata lain = =. Untuk = 0,, misalkan adalah generator untuk ideal. Misalkan dalah polinomial derajat dengan leading koefisien iii) Polinomial untuk = 0, membangun I sebagai ideal dari R[x]. Akan dibuktikan hal ini dengan menggunakan induksi pada. Jika ( ) sama dengan polinomial dalam I dengan derajat maka ( ) sama dengan polinomal derajat kurang dari dan kombinasi linear dari. Untuk membuktikan hal ini diperhatikan 2 kasus. Kasus 1. Misalkan bahwa >. Dalam kasus ini ( ) = +. Karena = maka terdapat sedemikian sehingga =. Hal ini berarti bahwa ( ) = +. Jadi, ( ) ( ) dengan derajat < Kasus 2. Misalkan bahwa maka dengan argument yang sama dengan diatas, disimpulkan terdapat sedemikian sehingga ( ) ( ) Idengan derajat <. Hal ini membuktikan polynomial untuk = 0, membangun I, dan hal ini melengkapi pembuktian teorema.

3.3.2 R[[x]] Adalah Gelanggang Notherian 3.3.2.1 Definisi R[[x]] Didefenisikan R sebuah gelanggang, sebuah polynomial di x dengan koefisien di R diekspresikan dalam bentuk : + + + + + Dimana 0 adalah integer dan = 0,,. 3.3.2.2 Bukti R[[x]] Gelanggang Notherian Misalkan = [ ], dan misalkan adalah ideal dari. Akan ditunjukkan bahwa dibangun berhingga. Misalkan adalah ideal dari R, dimana dibentuk dari leading koefisien dari = + +, saat dilanjutkan, dapat dikatakan ( ), maka dapat dikatakan. Untuk setiap dipilih pembangun misalkan,, kemudian dipilih ( ) yang mempunyai sebagai koefisien dari. Pilih ( ) yang mempunyai sebagai koefisien dari. Pilih ( ) yang mempunyai sebgai koefisien dari. Akan ditunjukkan,,, membangn ideal. Untuk ( ). Dapat diambil kombinasi linear dari : = + + + sedemikian sehingga ( ) karena ( ),,,,, maka ( ) adalah polinomial tanpa konstanta. Dapat diambil kombinasi linear dari = + + + sedemikian sehingga ( ). Seterusnya untuk kombinasi linear dari = + + + sedemikian sehingga ( ). Seterusnya untuk ( ) = + + + sedemikian sehingga ( ). Kemudian dengan cara yang sama untuk,, untuk, dapat dituliskan Dan untuk setiap dapat dituliskan h =, sehingga = = + + + h 3.4.3. R[x,σ] Adalah Gelanggang Notherian Berdasarkan Theorem 1.14 (Goodreal K.R,Warfield R.B, 1989), yaitu Misalkan merupakan automorpisma dari gelanggang R dan = [ ; ]. Jika R adalah Noetherian kanan(kiri), maka S juga Noetherian. dalam teorema di atas diubah menjadi, hal ini tidak mengubah theorema.

3.4.3.1 Bukti R[x,σ] Gelanggang Notherian Kasus I. Pertama diasumsikan R adalah Noetherian kanan dan buktikan ideal kanan I dari S terbangun berhingga. Step 1. Misalkan J himpunan dari koefisien utama dari polynomial elemen I. = { + + +,,, } Akan ditunjukkan J adalah ideal kanan dari R. Ambil dan, karena, maka ada polynomial ( ) = + Karena I ideal maka ( ).. Karena adalah automorphisma maka terdapat inversnya ( ) ( ) Karena I ideal kanan, maka perkalian polinomialnya adalah ( ). ( ) = [ + ]. ( ) = ( ). + = ( ) + = + Karena + maka. J adalah ideal kanan dari R Step 2. = { + + +,,, } J dibangun berhingga, missal J dibangun oleh (,, ). Ada polynomial : ( ) = + ( ) = + ( ) = + Dipilih = (,, ) ( ). ( ). ( ). Dari polinomial diatas dilihat ( ), ( ), ( ) berderajat, berbeda dengan plinomial awal saat ( ) belum dikali dengan (berderajat ), sehingga dapat dimisalkan ( ) berderajat untuk setiap, atau bisa ditulis = + untuk setiap. Step 3. = + + + Karena R Noetherian kanan dan automorphisma maka, = + + + = + + + Sehingga N adalah R-submodul dari S dan N dibangun berhingga, dengan pembangun {,, }. Corollary 1.4. Jika R adalah Noetherian kanan maka semua R-modul yang dibangun berhingga adalah Noetherian. ( Goodreal K.R,Warfield R.B, 1989, An Introduction To Noncommutative Noetherian Ring). Karena N dibangun berhingga dan N adalah R-submodule dari S maka N adalah Noetherian. Sebab itu juga dibangun berhingga. Misalkan,, pembangun.

Step 4. Misalkan ideal dari S, dan dibangun oleh,,,,, oleh karena itu,, karena,, dan,,. Selanjutnya akan ditunjukkan Misalkan dengan deg( ) <, dimana = + + untuk setiap,, sehingga. Karena dan, maka = Step 5. Tinjau dengan deg( ), dan andaikan semua anggota dari dengan deg( ) < terletak di. Misalkan adalah leading koefisien dari, maka = + Karena, maka r, sehingga = + + untuk. Selanjutnya akan dikonstruksikan suatu anggota dengan derajat dan leading koefisien. Untuk setiap. ( ) = + Maka jika = ( ) + + ( ), dan = + Karena dan, maka. Dapat dilihat bahwa deg( ) <, dengan demikian berdasarkan hipotesis dihasilkan, oleh karena itu. Jadi. Dari tahap 4 dan 5 diperoleh =. Karena dibangun oleh,,,,,, maka dibangun berhingga. IV.Kesimpulan Dan Saran 4.1 Kesimpulan Adapun beberapa kesimpulan dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Jika gelanggang R adalah gelanggnag Noetherian, maka gelanggang [ ] juga merupakan gelanggang Noetherian. 2. Jika gelanggang R adalah gelanggang Noetherian, maka gelanggang [[ ]] juga merupakan gelanggang Noetherian. 3. Jika gelanggang R adalah gelanggang Noetherian, maka gelanggang [, ] juga merupakan gelanggang Noetherian. 4.2 Saran Adapun saran dari penulis, pembahasan mengenai perluasan gelanggang Noetherian masih terbuka bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini dan bias juga mengadakan penelitian yang sejenis tapi pada jenis gelanggang lainnya.

V. Daftar Pustaka Goodreal K.R,Warfield R.B, 1989, An Introduction To Noncommutative Noetherian Ring, Cambridge, Cambridge University Press. McConnell J.C,Robson J.C, Noncommutative Noetherian Rings, A Wiley-Interscience Publication. Fraleigh, John. 1997. A First Course In Abstract Algebra, 5 th Edition. University of Rhode Island. Prihandoko.C, Antonius. 2009. Pengantar Teori Ring dan Implementasinya. Jember : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas jember http://www.math.uwo.ca/~srankin/courses/4123/2011/girish_presentation.pdf diakses 4 maret 2014 http://people.brandeis.edu/~igusa/math101bso7/math101b_notesb.pdf diakses 4 maret 2014