III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS. Pendekatan model ekonomi perikanan pertama kali ditulis oleh Gordon

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

OVERVIEW 1/40

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS BIOEKONOMI PADA PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BONTANG

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

MEMBANGUN INVESTASI JARINGAN PELABUHAN IKAN JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Catatan Kuliah 13 Memahami dan Menganalisa Optimasi dengan Kendala Ketidaksamaan

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Pengukuran Data Kondisi

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Model Ekonom Perkanan Pendekatan model ekonom perkanan pertama kal dtuls oleh Gordon (1954), yang dalam artkelnya menyatakan bahwa sumberdaya perkanan pada umumnya bersfat akses terbuka (open access) sehngga sapa saja dapat memanfaatkannya. Dkatakan pula bahwa permasalahan perkanan banyak terfokus pada maksmsas hasl tangkapan dengan mengabakan faktor produks dan baya yang dgunakan dalam perkanan. Para ahl bolog memberkan perlakuan pada nelayan sebaga varabel eksogen dalam model analssnya dan perlaku nelayan tdak dntegraskan ke sebuah teor bonomk yang sstematk dan umum. Keadaan tersebut mendasar Gordon dalam memula analssnya berdasarkan konsep produks bolog kuadratk yang kemudan dkembangkan oleh Schaefer (1957), selanjutnya konsep dasar boekonom yang dtemukan dkenal dengan stlah teor Gordon-Schaefer. Untuk memaham konsep boekonom, maka dalam penjelasannya ddasar oleh konsep dasar bolog perkanan (konsep Gordon). Dmsalkan bahwa pertumbuhan populas kan pada perode t (dx/dt) pada suatu daerah tertentu adalah fungs dar jumlah asal populas asal kan (x). Secara matematk hubungan tersebut dtulskan sebaga : dx = f (x)......... (3.1) dt Oleh karena kta asumskan bahwa daerah tersebut terbatas, secara rasonal kta bsa asumskan bahwa populas kan tersebut tumbuh secara proporsonal terhadap populas asal, atau secara matemats dtulskan : dx = rx.............. (3.2) dt

Dmana r dalam stlah bolog perkanan serng dsebut dengan ntrnsc growth rate, yakn pertumbuhan alamah (nataltas dkurang mortaltas) atau serng juga dkatakan laju pertumbuhan tercepat yang dmlk oleh suatu jens kan. Dalam stuas deal, laju pertumbuhan populas kan dapat terjad secara eksponensal, namun karena keterbatasan daya dukung lngkungan, ada ttk maksmum dmana laju pertumbuhan tersebut akan menurun bahkan berhent. Ttk maksmum n basanya dsebut dengan carryng capacty. Dalam model kuadratk (logstk), dasumskan bahwa laju pertumbuhan populas kan adalah propors perbedaan antara carryng capacty (K) dengan populas (x). Secara matematk, hubungan tersebut adalah : dx dt ( K x) = rx........... (3.3) x = rx 1......... (3.4) K Persamaan (3.3) atau (3.4) dalam lteratur perkanan dkenal dengan persamaan logstk (Sejo et al., 1998). Dar persamaan matemats (3.4) terlhat bahwa dalam konds kesembangan (equlbrum) (dx/dt = 0) populas akan sama dengan carryng capacty. Sedangkan maksmum pertumbuhan akan terjad pada konds setengah dar carryng capacty. Persamaan pertumbuhan logstk (persamaan 3.4) menunjukkan bahwa perkanan belum mengalam eksplotas dan faktor produks (tangkap) belum dmasukkan ke dalam model. Untuk mengeksplotas sumberdaya kan d suatu peraran, dbutuhkan berbaga sarana yang merupakan faktor masukan (nput) yang basa dsebut dengan effort (upaya). Dalam perkanan, effort dpaham sebaga ndeks dar berbaga nput sepert tenaga kerja, kapal, alat tangkap dan sebaganya

yang dbutuhkan dalam suatu aktvtas penangkapan. Hubungan antara tngkat pertumbuhan alamah (logstk) dengan upaya tangkap (fshng effort) merupakan dnamka populas stok kan dlaut yang dgambarkan dalam model surplus produks. Laju pertumbuhan stok kan, dx/dt, dtentukan oleh kemampuan reproduks alamah dan jumlah kan yang dtangkap dar stok kan tersebut. Secara matemats, laju pertumbuhan stok kan dapat drumuskan sebaga berkut : dx = f ( x) C... (3.5) dt dmana, f(x) adalah laju pertumbuhan alamah dar stok kan x dan C adalah jumlah kan yang dtangkap pada waktu tertentu (C = c(t)), memlk hubungan proporsonal terhadap upaya penangkapan (E). Bla E merupakan ndeks dar beberapa sarana produks termasuk kapal dan alat tangkap standar, maka jumlah kan yang dtangkap (Catch, C) dapat dhtung dengan persamaan : C = q. Ex... (3.6) Dengan adanya aktvtas penangkapan, maka persamaan (3.5) menjad : dx x = f ( x) C = rx(1 ) q. Ex... (3.7) dt K Persamaan (3.7) dlustraskan pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa jka upaya tangkap tetap terus-menerus bertambah, ternyata tdak menghaslkan tangkapan yang lebh besar. Kesmpulan yang dapat dambl bahwa, tngkat eksplotas semacam n tdak efsen secara ekonoms, karena tngkat penangkapan yang sama harus dlakukan dengan tngkat effort yang lebh besar. Hal n dsebabkan oleh baya dkeluarkan pada saat hasl tangkapan kan C 3 lebh besar dbandng baya C 1. Untuk tu dperlukan aspek ekonom dalam menjelaskan tngkat efsens dan optmas penangkapan kan.

Catch, C C 1 =q.ex 1 C 2 = q.ex 2 C 2 C 3 = q.ex 3 C 1 dan C 3 E 1 E 2 E 3 Effort, E Gambar 1. Pengaruh Upaya Tangkap terhadap Hasl Tangkapan (Sejo et al., 1998) Sebelum menjelaskan aspek ekonom, terlebh dahulu akan djelaskan penurunan kurva tangkapan lestar dar Gambar 1. Dengan menggunakan persamaan (3.4) dan persamaan (3.6), kurva tangkapan yang lestar (sustanable yeld) sebaga fungs dar effort dapat dmodfkas menjad persamaan (3.7). Dalam konds kesembangan jangka panjang (long run), maka persamaan (3.7) dapat dtuls sebaga : x qex = rx 1........... (3.8) K sehngga kalau kta pecahkan persamaan tersebut untuk x, akan dperoleh : qe x = K 1................ (3.9) r sekarang jka kta substtuskan persamaan (3.9) ke persamaan (3.6), maka akan dperoleh fungs tangkap lestar (sustanable yeld) sebaga : qe C = qek 1............ (3.10) r 2 K 2 C = ( qk) E ( q ) E......... (3.11) r

persamaan (3.10) secara sepntas mrp dengan persamaan (3.4), dmana hasl tangkapan, C (Yeld) kuadratk terhadap effort dan jka dgambarkan menunjukkan sebuah parabola yang menggambarkan fungs produks perkanan dalam jangka panjang, dmana yeld tergantung dar tngkat fshng effort dalam sebuah kesembangan populas yang dsebut dengan sustanable yeld. Kurva tangkap lestar dapat dgambarkan sebagamana Gambar 2. Yeld, Y MSY Effort, E Gambar 2. Kurva Stats Schaefer (Clark et al., 1985) K jka dasumskan = qk dan β = q 2, maka persamaan (3.11) dapat dtulskan : r C 2 = E E... (3.12) α β Dcatat dsn bahwa ttk MSY pada Gambar 2 dperoleh dengan cara menurunkan persamaan hasl tangkapan lestar (3.12) terhadap upaya tangkap, sehngga : E MSY 2 C = α MSY... (3.13) 4β Koefsen parameter produks lestar ( dan ) dapat destmas melalu analss regres sederhana, dengan menggunakan model Schaefer berkut : C E = α βe... (3.14)

Berdasarkan nla MSY yang dperoleh dar model Schaefer, Gordon menambahkan faktor ekonom dengan memasukkan faktor harga dan baya. Dmsalkan harga persatuan unt kan sebaga p (Rp/kg) dan baya per satuan effort, kemudan kta kalkan harga tersebut dengan MSY (C), maka akan dperoleh kurva penermaan sebaga total revenue (TR) = pc. Sedangkan kurva baya kta asumskan lnear terhadap effort, sehngga fungs baya menjad TC = ce. Dasumskan harga p kan dan baya c dar upaya tangkap konstan, maka dperoleh keuntungan (rente) bersh suatu ndustr perkanan, melalu persamaan matemats berkut (Clark, 1980) : t = pc t ce t = (pqx t c)e t... (3.15) Kesembangan bonomk dar suatu level bomassa x merupakan determnan dar sehngga : x = c pq... (3.16) Kalau kta gabungkan fungs penermaan dan fungs baya tersebut dalam satu gambar maka akan dperoleh kurva sepert pada Gambar 3. Gambar 3a menunjukkan nt dar teor Gordon mengena kesembangan boekonom. Dalam konds open access, suatu perkanan akan mencapa ttk kesembangan pada tngkat effort E dmana penermaan total (TR) sama dengan baya total (TC). Dalam hal n, pelaku perkanan hanya menerma rente ekonom sumberdaya = nol. Tngkat effort pada poss n adalah tngkat effort kesembangan yang oleh Gordon dsebut sebaga boeconomc equlbrum of open access fshery. Pada setap tngkat effort d bawah E (msalkan d ttk E 0 ) penermaan total akan melebh baya total.

TR/TC MSY TC = ce MEY rent TR = p.c(e) TR/TC E o E Effort,E (a) a e b c d c = MC= AC 0 E o E Effort,E MR (b) AR Gambar 3. Model Statk Boekonom Gordon-Schaefer (Schaefer, 1957) Jka dlhat dar ss penermaan rata-rata, penermaan margnal dan baya margnal dar penurunan konsep penermaan total dan baya total pada Gambar 3b, terlhat bahwa setap ttk d sebelah kr E, penermaan rata-rata per setap unt effort lebh besar dar baya rata-rata per unt. Rente yang dterma dar pengelolaan sumberdaya kan sebesar abce untuk effort E o. Konds n tdak saja menark mnat pelaku perkanan yang baru, akan tetap juga memungknkan pelaku perkanan yang sudah ada untuk menambah daya kompetsnya dengan cara menambah daya mesn

dan membuat kapal lebh besar. Sebalknya pada ttk-ttk d sebelah kanan E baya rata-rata per satuan upaya lebh besar dar penermaan rata-rata per unt. Konds n akan memaksa nelayan untuk keluar dar perkanan atau mengurang daya kompetsnya. Dar Gambar 3b jelas terlhat bahwa hanya pada tngkat effort E konds kesembangan dperoleh. Dengan demkan hanya pada tngkat effort E kesembangan tercapa sehngga entry dan ext tdak terjad. Kalau kta lhat kembal Gambar 3a, d atas keuntungan lestar (sustanable proft) akan dperoleh secara maksmum pada tngkat effort E o dmana jarak vertkal terbesar antara penermaan dan baya dperoleh (gars bc). Dalam lteratur perkanan, tngkat effort E o serng dsebut sebaga Maxmum Economc Yeld (pertumbuhan ekonom maksmum), dsngkat MEY. Kalau kta bandngkan tngkat effort pada kesembangan open access dengan tngkat effort optmal secara socal (E ), maka pada konds open access tngkat effort yang dbutuhkan jauh lebh banyak dar yang semestnya untuk mencapa keuntungan optmal yang lestar. Dar sudut pandang lmu ekonom, kesembangan open access menjadkan tmbulnya alokas yang tdak benar (msalocaton) dar suberdaya alam. Karenanya, kelebhan sumberdaya (tenaga kerja, modal) yang dbutuhkan untuk perkanan bsa dalokaskan untuk kegatan ekonom lannya yang lebh produktf. Inlah sebetulnya nt predks Gordon bahwa open access akan menmbulkan konds economc overfshng. 3.2. Karakterstk dan Pemecahan Masalah Sumberdaya Perkanan Tangkap Indonesa memlk sumberdaya laut yang besar bak dtnjau dar kuanttas maupun keragamannya. Keragaman sumberdaya laut untuk jens kan dketahu terdapat 8 500 jens kan pada kolom peraran yang sama, 1 800 jens rumput laut dan 20 000 jens moluska. Keragaman sumberdaya laut tersebut merupakan salah

sumber pertumbuhan baru perekonoman, jka pengelolaannya dlakukan secara optmal. Terlebh lag dengan akan dberlakukannya lberalsas perdagangan d abad 21 n, maka terbuka peluang produk-produk perkanan untuk dapat bersang dalam perdagangan nternasonal sekalgus dapat menghaslkan devsa negara. Keragaman sumberdaya laut merupakan sumber proten hewan yang tngg khususnya untuk asam amno tak jenuh, atau dkenal dengan kandungan OMEGA-3 yang sangat bermanfaat bag pertumbuhan dan perkembangan jarngan otak Sektor perkanan juga merupakan salah satu alternatf dalam penyedaan lapangan kerja d saat semakn semptnya lahan pertanan d wlayah daratan dan semakn tnggnya persangan tenaga kerja d bdang ndustr dan jasa. Potens perkanan yang cukup besar d era otonom daerah membuka peluang untuk dkembangkan guna menngkatkan penyedaan lapangan kerja (Dahur, 2001). Monntja (1987) mengemukakan bahwa pengembangan usaha perkanan tangkap secara umum dlakukan melalu penngkatan produks dan produktvtas usaha perkanan. Tujuannya adalah untuk menngkatkan pendapatan petan dan nelayan, Produk Domestk Bruto, devsa negara, gz masyarakat dan penyerapan tenaga kerja, tanpa mengganggu atau merusak kelestaran sumberdaya perkanan. Aspek yang perlu dpertmbangkan dalam pengembangan usaha perkanan yakn aspek bolog, tekns (teknolog), ekonoms dan sosal-budaya. Secara bologs, sumberdaya perkanan memlk kemampuan bertambah banyak maupun berkurang. Ketka penangkapan kan dperaran dlakukan, maka akan terjad perubahan stok kan atau potens sumberdaya perkanan. Besarnya perubahan persedaan sumberdaya perkanan dapat dlakukan dengan pendugaan sedaan (stock assessment). Metode yang menghaslkan pendugaan yang bak dan efsen adalah dengan menganalss hubungan antara upaya tangkap (fshng effort)

dengan hasl tangkapan per upaya (Catch Per Unt Effort = CPUE). Dar analss tersebut akan dperoleh nla sedaan (stock) dan potens tangkapan lestar (MSY) yatu jumlah berat tangkapan maksmum yang tdak membahayakan kelestaran sumberdaya perkanan (Sparre dan Venema, 1999). Dketahunya nla potens sumberdaya, secara ekonom maka dapat djabarkan kombnas jumlah unt usaha penangkapan yang dapat dkembangkan d suatu wlayah peraran. Selama n aspek bolog secara parsal telah mendapat perhatan yang cukup besar, sementara aspek ekonom serta nteraks boekonom belum begtu dperhatkan. Interaks boekonom bersfat dnams, perubahan temporal yang terjad pada faktor ekonom akan menentukan pola dan dnamka pemanfaatan sumberdaya perkanan. Karena tu, untuk memperoleh manfaat yang optmum serta pengelolaan yang berkelanjutan, maka hubungan dnams antara faktor bolog (sumberdaya perkanan) dan faktor ekonom perlu dketahu. Secara ekonom, pengelolaan perkanan dtujukan untuk memaksmalkan pendapatan daerah. Pencapaan pendapatan maksmum, nelayan dhadapkan pada berbaga faktor pembatas, sepert potens sumberdaya, harga nput-output sumberdaya, tenaga kerja, modal, nfrastruktur, faktor musm dan nput penunjang lannya. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka aspek perencanaan dalam mengalokaskan sumberdaya yang terseda harus dlakukan secara optmal, dengan pendekatan program lnear (Lnear Programmng). Namun, pada konds tertentu, pengelolaan perkanan tdak hanya menekankan pencapaan tujuan pendapatan maksmum, akan tetap juga mempertmbangkan pemenuhan permntaan kan (ekspor dan konsums domestk) dan perluasan kesempatan kerja. Sejalan dengan Renstra Perkanan dan Kelautan Propns Sulawes Tengah yang dsnergkan dengan Renstra Kabupaten Morowal, bahwa pengelolaan

sumberdaya perkanan tdak hanya dtujukan untuk penngkatan pendapatan rl masyarakat dan nelayan d pessr dan pulau-pulau kecl, akan tetap juga terwujudnya penngkatan nvestas, peluang usaha d sektor perkanan, produks dan ekspor hasl perkanan, menngkatnya kesadaran masyarakat akan pelestaran sumberdaya laut dan wlayah pessr panta serta terpenuhnya permntaan ekspor kan (Tm Penyusun Renstra Perkanan dan Kelautan, 2001). Sehubungan dengan tu, maka aspek perencanaan dan alokas sumberdaya harus mempertmbangkan pencapaan beberapa tujuan pengelolaan perkanan yang optmal. Pendekatan yang dgunakan untuk pemecahan masalah tersebut yakn dengan program tujuan ganda (Multple Goal Programmng) (Lee et al., 1990 ; Pascoe and Mardle, 2001). 3.3. Model Lnear Goal Programmng Model lnear programmng (LP) mengasumskan bahwa model mempunya satu tujuan yang ngn dcapa yakn maksmsas laba atau memnmsas laba. Dengan formulas satu tujuan n, pemaka model LP dpaksa untuk menyatukan semua tujuan. Dalam prakteknya, penyatuan banyak tujuan tdak selalu dngnkan perusahaan dalam pengamblan keputusannya. Serngkal suatu perusahaan, dsampng ngn memaksmalkan laba, perusahaan juga berupaya untuk menjaga harga jual barang agar tetap rendah, menngkatkan nvestas dalam rset dan pengembangan serta persedaan barang. Tujuan-tujuan yang dngnkan perusahaan dalam kasus tad adalah tdak setaraf, atau bahkan bertentangan dan karenanya tdak dapat dgabung. Untuk menyelesakan masalah sepert n, salah satu jens program lnear yang dgunakan adalah Lnear Goal Programmng (LGP) atau program lnear tujuan ganda (Lee et al., 1990 ; Taylor III, 1993 ; Muslch, 1993).

LGP merupakan suatu metode analss dar perluasan model LP sehngga konsep dasar pemrograman lnear sepert asums lneartas, proporsonaltas, adtvtas, dvsbltas dan determstk akan selalu melandas pembahasan model LGP (Nasend dan Anwar, 1985; Lee et al., 1990 ; Taylor III, 1993). Karenanya, LGP menngkatkan fleksbltas LP dengan memasukkan berbaga tujuan tersebut, dsampng tetap dapat menghaslkan suatu solus optmal dalam katannya dengan prortas tujuan (Muslch, 1993). Model LGP menghadrkan sepasang varabel devasonal yang berfungs untuk menampung penympangan atau devas yang akan terjad pada nla ruas kr suatu persamaan kendala terhadap nla ruas kanannya. Bla pada model program lnear, kendala fungsonal menjad pembatas bag usaha pemaksmuman atau pemnmuman fungs tujuan, maka kendala-kendala pada LGP merupakan sarana untuk mewujudkan sasaran yang hendak dcapa, dnyatakan sebaga nla konstanta pada ruas kanan kendala atau dsebut sebaga kendala tujuan (Nasend dan Anwar, 1985). Analss LGP bertujuan untuk memnmumkan jarak antara (devas) target atau sasaran yang telah dtetapkan dengan hasl optmum berdasarkan syarat/katan (sumberdaya dan teknolog), termasuk kendala tujuan. Program lnear memaka skala yang ukurannya dalam unt tetap, msalnya uang rupah atau pun dollar, sedangkan dalam program tujuan ganda kta dapat memaka skala ukuran dalam unt fsk sepert kg, m 3, ton, persen, jumlah mobl, batang pohon, kapal dan sebaganya, sehngga hasl yang dperoleh lebh mendekat kenyataan. Keadaan lan yang membedakan LP dan LGP adalah bahwa dalam perumusan program tujuan ganda, kta memasukkan satu atau lebh tujuan yang langsung berhubungan dengan peubahpeubah devasonal dan menfokuskan prosedur optmsas pada peubah-peubah tersebut dengan jalan tdak memberkan nla pada peubah strukturalnya (X j ).

Jad yang dnla dan danalss dalam LGP tu bukanlah tngkat kegatannya, tetap devas dar tujuan, sasaran atau target yang dhaslkan oleh solus optmal. Lee et al. (1990) menyatakan bahwa, model LGP berguna untuk 2 (dua) macam analss yatu : (1) menentukan syarat-syarat pemakaan sumberdaya untuk mencapa beberapa tujuan dengan sumberdaya yang terseda, dan (2) memberkan penyelesaan yang memuaskan menurut masukan yang bermacam-macam, tngkat aspras dan struktur prortas. LGP mampu menangan banyak tujuan dalam berbaga dmens, dmana konvers berbaga faktor dar kerugan dan keuntungan mungkn tdak terlalu dperhtungkan. Beberapa penerapan dan pengembangannya adalah : kasus sumberdaya hutan (Rachman, 2000), perkanan (Panjatan et al., 1995), lahan (Anton, 2001) dan perencanaan pola tanam (Akbar, 2001). Metode analss n mampu memecahkan masalah alokas sumberdaya dalam upaya mendukung kegatan yang dnla efsen (alternatf terbak) untuk mencapa pendapatan maksmum, pemenuhan kebutuhan masyarakat dan dampak dar berbaga alternatf kebjakan terhadap penyerapan tenaga kerja d sektor perkanan Selanjutnya dlakukan analss postoptmal untuk mengetahu dampak dar beberapa perubahan yang terjad terhadap pendapatan, permntaan kan dan kesempatan kerja d suatu wlayah. Perubahan tersebut dapat berupa : (1) perubahan harga output dan penngkatan kuota atau kebutuhan untuk memenuh kebutuhan domestk dan nternasonal, (2) antspas terhadap kebjakan pemerntah dalam penetapan propors suatu jens teknolog penangkapan, skala usaha pengembangannya dan jumlah tangkapan yang dperbolehkan, (3) antspas terhadap penngkatan eksplotas suatu wlayah peraran dan ketersedaan bahan baku bag ndustr pengolahan, dan (4) antspas terhadap pengembangan bag jens tenaga kerja terampl yang dnla terbatas ketersedaannya.

Model umum LGP (tanpa faktor prortas dalam strukturnya) adalah sebaga berkut (Nasend dan Anwar, 1985) : m Mnmumkan : Z = W ( d d )... (3.17) Syarat katan : dmana : dan : d - dan d + = W + dan W - a j X j b g kj Ck = 1 m = 1 n = 1 n =1 W + j d + + + j + W + d a X + d d = b g k j X... (3.18) untuk = 1, 2,..., m (tujuan) j atau C k... (3.19)... (3.20) untuk k = 1, 2,..., p (kendala fungsonal) ; j = 1, 2,..., n X j, d -, d +... (3.21) d -, d + = 0... (3.22) = jumlah unt devas yang kekurangan (-) atau kelebhan (+) dar target (b ) = tmbangan atau penalt (ordnal atau kardnal) yang dberkan terhadap unt devas yang kekurangan (-) atau kelebhan (+) dar target (b ) = koefsen fungs kendala tujuan, yatu yang berhubungan dengan tujuan peubah pengamblan keputusan (X j ) = peubah pengamblan keputusan atau kegatan yang kn dnamakan sebaga sub tujuan = tujuan atau target yang ngn dcapa = koefsen teknolog fungs kendala basa (fungsonal) = jumlah sumberdaya k yang terseda. Perlu dkemukakan bahwa koefsen teknolog a j yang berhubungan dengan fungs kendala tujuan dan g kj yang berhubungan dengan fungs kendala fungsonal harus dtetapkan secara khusus dan eksplst. Hal n berart bahwa mbal-bel (trade-off) dantara fungs tujuan tdak perlu dkuantfkaskan, tetap nteraks antara sumberdaya yang satu dengan yang lannya akan memberkan nla yang unk.