II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

SISTEM BILANGAN BULAT

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

Sistem Persamaan Linier dan Matriks

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

& & # = atau )!"* ( & ( ( (&

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Pertemuan 2 Matriks, part 2

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

MATRIKS. a A mxn = 21 a 22 a 2n a m1 a m2 a mn a ij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

DIKTAT MATEMATIKA II

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

SISTEM BILANGAN REAL

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB I PENDAHULUAN. 3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks. 4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Part II SPL Homogen Matriks

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB VI BILANGAN REAL

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB II LANDASAN TEORI

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

2. MATRIKS. 1. Pengertian Matriks. 2. Operasi-operasi pada Matriks

BY : DRS. ABD. SALAM, MM

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

Bagian 2 Matriks dan Determinan

MATRIKS DAN OPERASINYA. Nurdinintya Athari (NDT)

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

STRUKTUR ALJABAR: RING

BAB V BILANGAN BULAT

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

MATRIKS VEKTOR DETERMINAN SISTEM LINEAR ALJABAR LINEAR

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

MATRIKS. kolom, sehingga dapat dikatakan matriks berordo 3 1 Penamaan suatu matriks biasa menggunakan huruf kapital

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

Pengolahan Dasar Matriks Bagus Sartono

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

METODE MATRIKS (MATRIKS) Mekanika Rekayasa IV. Norma Puspita, ST. MT. a 11 a 12 a 13 a 1n a 21 a 22 a 23 a 2n

Pertemuan 4 Aljabar Linear & Matriks

1 P E N D A H U L U A N

Analisa Numerik. Matriks dan Komputasi

Matriks. Modul 1 PENDAHULUAN

6- Operasi Matriks. MEKANIKA REKAYASA III MK Unnar-Dody Brahmantyo 1

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilangan Bulat Bilangan Bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga negatif dari bilangan cacah yaitu -1,-2,-3,-4, Himpunan semua bilangan bulat dilambangkan dengan Z atau Ƶ. Himpunan Z tertutup terhadap operasi penjumlahan, operasi pengurangan dan operasi perkalian. -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 Berdasarkan garis bilangan diatas, bilangan bulat positif terletak disebelah kanan nol atau disebut dengan bilangan asli sedangkan untuk bilangan bulat negatif terletak disebelah kiri nol. Sifat-sifat operasi bilangan bulat : (i) (Asosiatif) (ii) (Komutatif) 3

(iii) (Unsur Identitas) (iv) (Distributif) (v) (Invers) (Riyanto, 2008) 2.2 Barisan Dalam bahasa sederhana, barisan ( ) adalah susunan bilangan-bilangan real yang teratur, satu untuk bilangan bulat positif. Lebih tepatnya, barisan tak terhingga (Infinite Sequence) adalah fungsi yang daerah asal (domain)-nya adalah himpunan bilangan bulat positif dan daerah hasil (range)-nya adalah himpunan bilangan real. Sebuah barisan dapat dinotasikan dengan atau sederhana dengan {a n }. Kadangkala, kita juga dapat sedikit diperluas batasan tersebut dengan membuat daerah asalnya terdiri dari seluruh bilangan bulat yang lebih besar atau sama dengan bilangan bulat tertentu, seperti dan yang masing masing dilambangkan dengan dan Sebuah barisan dapat ditentukan dengan memberikan suku awal yang cukup untuk membentuk sebuah pola, seperti pada 1, 4, 7, 10, 13,... Dengan rumus eksplisitnya untuk suku ke-n yaitu. (Purcell, 2002). 4

2.2.1 Barisan Fibonacci Barisan Fibonacci diambil dari nama Leonardo of Pisa yang dikenal sebagai Fibonacci. Definisi 2.2.1 Barisan Fibonacci adalah relasi rekurensi linear homogen orde 2 berikut : Barisan Fibonacci dituliskan sebagai berikut : 2.2.2 Barisan Lucas Barisan Lucas adalah perumuman khusus dari barisan Fibonacci. Didefinisikan dengan : { Barisan Lucas dituliskan sebagai berikut Barisan Lucas jika dikaitkan dengan barisan Fibonacci dituliskan : 5

2.2.3 Barisan Catalan Suku ke-n Barisan catalan didefinisikan dengan : ( ) Barisan Catalan dituliskan sebagai berikut : 2.2.4 Fungsi Pembangkit Definisi 2.2.4 Fungsi pembangkit untuk sebuah barisan tak hingga : Adalah Contoh 2.2.4 Contoh 2.2.5 6

2.3 Sigma Digunakan untuk menyatakan penjumlahan berurutan dari suatu bilangan. Simbol Ʃ merupakan huruf kapital S dalam abjad Yunani dan juga huruf pertama dari kata SUM yang berarti jumlah. Bentuk umum notasi sigma : Berikut contohnya : Sifat notasi sigma : 1. 2. 3. ; dimana K adalah konstanta 4. 5. n-1 n 1 i 1 i 0 i 1 i 2 i-1 n 6. i 7. ; dimana 1 < m < n 8. 9. a. b. (Purcell, 2002) 7

2.4 Matriks Matriks merupakan suatu susunan angka berbentuk segiempat. Bilangan Bilangan dalam susunan itu disebut anggota dalam matriks. Ukuran matriks diberikan oleh jumlah baris (garis horisontal) dan kolom (garis vertikal) yang dikandungnya. Misalkan pada contoh matriks dibawah ini, matriks pertama mempunyai tiga baris dan dua kolom, sehingga ukurannya adalah 3 kali 2 (ditulis ). Dalam suatu uraian ukuran, angka pertama selalu menyatakan jumlah baris dan angka kedua menyatakan jumlah kolom. Matriks matriks lainnya pada contoh dibawah ini masing masing mempunyai ukuran dan. Sebuah matriks dengan hanya satu kolom disebut matriks kolom, dan sebuah matriks dengan hanya satu baris disebut matriks baris. Contoh 2.4.1 [ ], [ ], [ ], * +, [ ] Untuk menyatakan matriks, biasanya dengan menggunakan huruf besar, dan huruf kecil untuk menyatakan bilangan. Contoh 2.4.2 A = * + atau C = [ ] Anggota pada baris i dan kolom j dari sebuah matriks A akan dinyatakan sebagai. Jadi sebuah matriks umum dapat ditulis sebagai [ ] 8

dan sebuah matriks umum ditulis sebagai : [ ] Sebuah matriks A dengan n baris dan n kolom disebut matriks bujur sangkar berorde n, dan anggota anggota m 11, m 22,... m nn disebut sebagai diagonal utama. (bisa dilihat pada matriks A diatas). (Anton, 2000) 2.5 Operasi Operasi Matriks Definisi 2.5.1 Dua matriks didefinisikan sama jika keduanya mempunyai ukuran yang sama dan anggota naggotanya yang berpadanan sama. Dalam notasi matriks, jika A=[ ] dan B=[ ] mempunyai ukuran yang sama maka A=B jika dan hanya jika (A) ij =(B) ij. Contoh 2.5.2 * + * + * + Jika x = 5, maka A = B, tidak ada nilai x yang membuat A = C karena A dan C adalah matriks dengan ukuran yang berbeda. Definisi 2.5.3 Jika A dan B adalah matriks matriks berukuran sama, maka jumlah A+B adalah matriks yang diperoleh dengan menambahkan anggota anggota B dengan anggota anggota A yang berpadanan, dan selisih A-B adalah matriks yang diperoleh dengan mengurangkan anggota anggota A dengan anggota-anggota B yang 9

berpadanan. Matriks Mtriks berukuran berbeda tidak bisa ditambahkan atau dikurangkan. Contoh 2.5.4 [ ] [ ] * + Maka [ ] dan [ ] Ungkapan A+C, B+C, A-C, dan B-C tidak terdefinisi. Definisi 2.5.5 Jika A adalah sebarang matriks dan c adalah sebarang skalar, maka hasil kali ca adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap anggota A dengan c. Dalam notasi matriks, jika [ ], maka Contoh 2.5.6 Untuk matriks matriks * + * + Kita mendapatkan * + * + Adalah umum menyatakan dengan. Definisi 2.5.7 Jika A adalah sebuah matriks dan B adalah sebuah matriks, maka hasil kali AB adalah matriks yang anggota anggotanya didefinisikan 10

sebagai berikut. Untuk mencari anggota dalam baris dan kolom dari AB, pilih baris dari matriks A dan kolom secara bersama sama dan kemudian jumlah hasilnya sama. (Anton, 2000) 2.6 Sifat-sifat Operasi Matriks Pada bagian ini akan dibahas beberapa sifat operasi aritmatika pada matriks. Kita akan melihat bahwa banyak aturan dasar aritmatika untuk bilangan bilangan yang berlaku untuk matriks tetapi ada beberapa yang tidak. Teorema 2.6.1 Dengan menganggap bahwa ukuran matriks matriks dibawah ini adalah sedemikian sehingga operasi yang bisa ditunjukkan bisa dilakukan, maka aturan aturannya adalah berikut ini : a. (hukum komutatif untuk penjumlahan) b. (hukum asosiatif untuk penjumlahan) c. (hukum asosiatif untuk perkalian) d. (hukum distributif kiri) e. (hukum distributif kanan) f. g. h. i. j. k. l. m. (Anton, 2000) 11

2.7 Grup Definisi 2.7.1 Diberikan himpunan dan operasi biner. disebut grup yang dinotasikan dengan jika memenuhi aksioma berikut : (i) untuk setiap (* bersifat assosiatif) (ii) Terdapat elemen di, yang disebut identitas di, sedemikan sehingga, untuk setiap ; (iii) Untuk setiap terdapat, sedemikian sehingga, elemen disebut invers dari (Dummit and Foote, 2004) Untuk lebih memahami definisi grup, berikut diberikan contohnya. Contoh 2.7.1 Diberikan bilangan bulat positif dan Akan ditunjukkan bahwa merupakan grup. (i) Akan ditunjukkan bahwa bersifat tertutup terhadap operasi +. Diberikan sebarang dengan dan untuk suatu. Jadi, bersifat tertutup terhadap operasi +. (ii) Akan ditunjukkan bahwa bersifat tertutup terhadap operasi +. Diberikan sebarang dengan dan dan untuk suatu, sehingga : 12

= = = Jadi, terbukti bahwa elemen di nz bersifat assosiatif terhadap operasi +. (iii) Akan ditunjukkan setiap elemen di memiliki elemen identitas. Untuk setiap, terdapat 0 sehingga untuk suatu Jadi, elemen identitas pada yaitu 0. (iv) Akan ditunjukkan setiap elemen di memiliki invers. Diberikan sebarang dengan, akan ditentukan invers dari sebagai berikut : (dengan adalah invers dari ) Jadi, invers dari adalah. Hal ini berakibat bahwa setiap elemen di memiliki invers. Berdasarkan (i)-(iv) terbuktu bahwa merupakan grup. (Fraleigh, 2000) 13

2.8 Riordan Matriks Definisi 2.8.1 Suatu elemen adalah matriks tak hingga segitiga bawah dimana kolom ke k nya memiliki fungsi pembangkit dimana dan g(z), f(z) adalah fungsi pembangkit dengan atau dapat dituliskan sebagai: [ ] Selanjutnya R adalah sebuah Riordan Matrix dan dituliskan ( ) Contoh 2.8.1 [ ] [ ] Definisi 2.8.2 Riordan Grup adalah Matriks Riordan dan dimana yaitu dengan anggota R adalah matriks segitiga bawah dengan diagonal utamanya adalah 1. Perkalian pada R adalah ( )( ) ( ( ) ( )) Identitasnya adalah. Invers dari adalah ( ), dimana adalah invers komposisi dari yaitu ( ) ( ) 14

2.9 Fungsi Floor (Gaussian Function) Definisi 2.9.1 Untuk sebarang bilangan real x, bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x dinotasikan dengan x. Selanjutnya x f ( x) disebut fungsi Gaussian (Gaussian Function/Floor Function). Definisi 2.9.2 Untuk sebarang bilangan real x, nilai x - x dinotaskan dengan x, disebut bagian desimal dari x (the decimal part of x). Sifat-Sifat dari x dan x jika dan hanya jika x adalah bilangan bulat. Untuk setiap {. Pada umumnya, untuk. Pada umumnya, untuk 15