BUKU AJAR KINEMATIKA DAN DINAMIKA 1 TIM DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I. Kinematika mesin adalah suatu pengetahuan tentang gerak relatif. dari bagian-bagian mesin yaitu posisi, kecepatan dan percepatan.

Bab VI. 6.1 Mekanisme sederhana dan Mekanisme komplek. Suatu mekanisme dikatakan sederhana apabila untuk analisa

Bab IV. Mekanisme paling sederhana yang dipelajari adalah mekanisme. engkol-peluncur segaris seperti pada gambar 4.1

Bab V. Untuk menentukan besarnya kecepatan suatu titik yang bergerak. terhadap sebuah badan yang juga bergerak, perhatikan titik B yang

Bab II. Lintasan dari sebuah titik adalah perubahan dari posisinya dan dia. adalah besaran vector. Pada gambar 2.1 sebagai titik P bergerak

Bab III Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap

2.2 kinematika Translasi

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

BAB 6 PERCEPATAN RELATIF

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK

BAB IV ANALISA KECEPATAN

III. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Fisika Dasar 9/1/2016

FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS

Kinematika Sebuah Partikel

DIKTAT MATEMATIKA II

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

BAB III KECEPATAN RELATIF

GERAK LURUS Kedudukan

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

KINEMATIKA PARTIKEL 1. KINEMATIKA DAN PARTIKEL

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

GERAK MELINGKAR. = S R radian

B a b 2. Vektor. Sumber:

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

Fisika Dasar I (FI-321)

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrume n. - Menentukan nilai. Tugas individu. (sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, dan

Fisika Dasar I (FI-321)

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR

TKS-4101: Fisika. KULIAH 3: Gerakan dua dan tiga dimensi J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

GAYA-GAYA STATIS DALAM MESIN

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Matematika Semester IV

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

1 Sistem Koordinat Polar

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

NO. POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAB

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

BESARAN VEKTOR B A B B A B

Kinematika. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com 1

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Doc. Name: XPFIS0201 Version :

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Antiremed Kelas 10 Fisika

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut.

KODE SOAL A (NO ABSEN GANJIL) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

Perkalian Titik dan Silang

PERSAMAAN GARIS LURUS

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL

III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

Transkripsi:

UKU JR KINEMTIK DN DINMIK 1 TIM DOSEN FKULTS TEKNIK UNIVERSITS WIJY PUTR SURY 1

ab I KONSEP KONSEP DSR 1.1 KINEMTIK Kinematika mesin adalah suatu pengetahuan tentang gerak relatif dari bagian -bagian mesin yaitu posisi, kecepatan dan percepatan. 1.2 DIGRM KINEMTIS Dalam mempelajari gerakan -gerakan dari bagian -bagian mesin, biasanya kita gambarkan bagian-bagian tersebut dalam bentuk sketsa sehingga hanya bagian-bagian yang akan memberi efek pada gerakan yang diperhatikan. 2 1 3 C 4 Gambar 1.1 Diagram kinematis Gambar 1.1 menyatakan elemen-elemen utama dalam sebuah mesin diesel. agian -bagian yang diam, terdidri dari bantalan -bantalan kruk as dan dinding silinder diberi label 1. Engkol dan kruk as adalah batang penghubung 2, batang penghubung 3, dan torak atau peluncur adalah penghubung 4. 1

atang penghubung (link0 adalah suatu nama yang diberikan pada setiap benda yang mempunyai gerakan relatif terhadap yang lainnya. Posisi, kecepatan dan percepatan sudut dari batang tergantung hanya pada panjang dari engkol dan batang hubung dan tidak dipenguruhi oleh lebar atau ketebalan dari batang. Gambar sksla yang menyatakan suatu mesin sehingga hanya dimensi yang memberi efek pada gerakannya disebut diagram kinematis. 1.3 MEKNISME Sebuah rantai kinematis adalah sebuah system dari batang batang penghubung yang berupa benda benda kaku yang apakah digabungkan bersama atau dalam keadaan saling bersinggungan sehingga memungkinkan mereka untuk bergerak relatif satu terhadap yang lain. Jika salah satu dari batang penghubungnya tetap dan gerakan dari sebarang batang penghubung yang lain ke posisinya yang baru akan menyebabkan setiap batang penghubung yang lain bergerak ke posisi posisi tertentu yang telah diramalkan system tersebut adalah sebuah rantai kinematis yang dibatasi.jika salah satu dari batang penghubung ditahan tetap gerakan dari batang penghubung yang lain ke posisinya yang baru tidak akan menyebabkan setiap batang batang penghubung yang lain bergerakke posisi tertentu yang telah diramalkan maka system tersebut adalah suatu rantai kinematis tak terbatas. 2

1.4 INVERSI 2 3 4 1 Dengan membuat suatu batang penghubung yang berbeda dalam rantai kinematis sebagai bagian yang tidak bergerak, kita memperoleh mekanisme yang berbeda. Penting untuk dicatat bahwa inverse dari suatu mekanisme tidak akan mengubah gerakan antara batang-batang penghubungnya. Sebagai contoh, gambar diatas jika batang penghubung 2 berputar? 0 searah jarum jam relatif terhadap batang penghubung 1, batang penghubung 4 akan bergerak kekanan sepanjang garis lurus pada penghubung1. Hal ini akan selalu demikian tidak peduli batang penghubung mana yang ditahan tetap. 1.5 PSNGN Dua benda yang saling kontak akan membentuk suatu pasangan. Pasangan lebih rendah (lower pairing) terjadi jika dua permukaan saling kontak. Contohnya dari pasangan lebih rendah adalah sebuah torak dengan dinding silindernya. 3

2 3 1 4 Pasangan lebih tinggi (higher pairing) menyatakan suatu kontak yang berupa titik atau garis. Contohnya dari pasangan lebih tinggi adalah torak dengan silindernya tetapi toraknya dibuat seperti bola, maka toraknya akan kontak dengan dinding silinder sepanjang suatu lingkaran. 2 3 4 1 1.6 IDNG GERKN Sebuah benda mempunyai bidang gerakan jika semua titik-titiknya bergerak dalam bidang-bidang parallel terhadap bidang referensinya. idang referensi tersebut dise but bidang gerakan (plane motion). idang gerakan dapat merupakan salah satu dari 3 tipe : gerakan menurut garis lurus (translasi0, putaran atau kombinasi dari translasi dan rotasi. 1.7 TRNSLSI Sebuah benda mempunyai gerakan berupa translasi, jika ia bergerak sedemikian hingga semua garis-garis lurus dalam benda 4

tersebut bergerak mengikuti posisi-posisi yang sejajar. Translasi garis lurus (rectilinear translation) adalah suatu gerakan dimana semua titik dari suatu benda bergerak dalam jalur garis lurus. Suatu translasi dimana titiktitik dalam suatu benda bergerak sepanjang jalur yang berupakurva disebut translasi menurut kurva (curvilinear translation). 1.8 PUTRN Dalam putaran (rotasi) semua titik dalam sebuah benda selalu mempunyai jarak yang tetap dari sebuah garis yang tegak lurus terhadap bidang geraknya. Garis ini adalah sumbu putaran (axis of rotation) dan titik-titik dalam benda tersebut membuat lintasan menurut jalur berupa lingkaran terhadap garis tersebut. 1.9 TRNSLSI DN ROTSI C C (a) 5

C C (b) C C (c) Kebanyakan bagian -bagian mesin mempunyai gerakan yang merupakan kombinasi dari rotasi dan translasi. Dalam gambar (a) perhatikan gerakan dari batang hubung sewaktu ia bergerak dari posisi C ke C. Posisi -posisi ini ditunjukkan dalam gambar (b). Disini kita lihat bahwa gerakannya ekivalen terhadap suatu translasi dari C ke C yang diikuti oleh sutu rotasi dari C ke C. Gerakan ekivalen yang lain diilukiskan dalam ga mbar (c). Disini ditunjukkan suatu putaran dari suatu batang terhadap C dari posisi C ke C, diikuti dengan suatu translasi dari C ke C. Jadi gerakan dari batang hubung dapat dianggap sebagai suatu putaran terhadap beberapa titik ditambah suatu translasi. 6

1.10 VEKTOR-VEKTOR da dua tipe besaran yang harus diperhatikan dalam mekanika. esaran scalar adalah yang hanya mempenyai besar saja. Contohnya : jarak, luas, isi dan waktu. esaran vector mempunyai besar dan arah. Contohnya : lintasan, kecepatan, percepatan dan gaya. Sebuah besaran vector dapat dinyatakan dengan sebuah garis lurus dengan anak panah. esar dari vector diyatakan dengan panjangnya yang digambarkan dengan skala tertentu. 1.10.1 Penjumlahan dan Pengurangan dari vector-vektor Vektor-vektor dan dalam gambar dibawah dapat ditambahkan dengan meletakkan mereka dalam suatu cara seperti pada gambar. Titik O adalah titik awal yang disebut kutub, dari kutub ini vector dan vector diletakkan dengan ekor dari salah satunya diletakkan pada ujung vector lainnya. Jumlah dari kedua vector disebut resultante dan dalam gambar ditunjukkan dengan garis putus-putus. + O Pada waktu meletakkan vector-vektor untuk tujuan menentukan resultantenya, besar dan arahnya yang diberikan haru s dipertahankan, 7

tetapi urutannya meletakkan tidak akan memberikan efek terhadap resultantenya. Resultante selalu berarah keluar dari kutubnya dan merupakan penutup dari suatu polygon. O + - - O - - O 1.10.2 Penggabungan dan Penguraian dari vector-vektor Penggabungan menyatakan penambahan bersama -sama dari sejumlah vector-vektor. Jumlahnya disebut resultante dan vector-vektor tersebut disebut komponen dari resultante. O O C + + C C C + + Penguraian menyatakan pemecahan dari vector ke dalam sejumlah komponen-komponen. Setiap vector dapat diuraokan ke dalam 8

sejumlah komponen yang tak terbatas. Seringkali diinginkan untuk menguraikan sebuah vector kedalam dua komponen. Jika sebuah vector diuraikan ke dalam dua komponen, tiap komponen mempunyai besar dan arah. Jika dua dari empat besarannya diketahui, dua yang lain dapat ditentukan. C C SOL SOL : 1. Untuk setiap polygon vector dalam gambar dibawah, tuliskan persamaan vector yangmemberikan resultante R. 9

O R M (a) - O -D C - O C -Q (b) R -N P -D R O R (c) -P -M (d) -N 2. Uraikan sebuah vector yang mempunyai besar 20 unit dan arah 130 0 kedalam dua vector dan C. mempunyai arah 80 0 dan C mempunyai arah 210 0. Tentukan besar dari dan C. 3. Uraikan sebuah vector T yang mempunyai besar 50 unit dan arah 120 0 kedalam dua vector R dan S. esar R harus 30 unit dan besar S adalah 66 unit. 4. Uraikan sebuah vector yang mempunyai besar 50 unit dan arah 210 0 kedalam dua vector dan C. esar C harus 37.5 unit dan berarah 75 0. Tentukan besar dari dan arahnya dalam derajat. 10

5. Uraikan sebuah vector yang mempunyai besar 60 unit dan arah 345 0 kedalam dua vector dan C. C mempunyai arah 315 0. esar dari = 32.5 unit. Nyatakan dalam gambar besar dari C. 12

ab II KECEPTN DN PERCEPTN 2.1 LINTSN DN KECEPTN LINER 2.1.1 Kecepatan Linear Lintasan dari sebuah titik adalah perubahan dari posisinya dan dia adalah besaran vector. Pada gambar 2.1 sebagai titik P bergerak sepanjang jalur dari posisi ke posisi C. Lintasan linearnya adalah perbedaan posisi dari vector O dan OC. y C P? s? y? x x Gambar 2.1 Ini dapat dinyatakan sebagai vector?s yang merupakan jumlah dari vector?x dan?y. Jadi :?s =?x +??y 13

Ukuran dari lintasan linear dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran besar x dan y. s ( x) 2 ( y ) 2 Kecepatan linear adalah kecepatan perubahan terhadap waktu dari lintasan linearnya. Dalam gambar 2.1 titik p bergerak dari posisi ke posisi C dalam waktu?t. Kecepatanrata-ratanya selama selang waktu ini adalah: V av = s t Kecepatan linear sesaat dari suatu titik pada waktu di titik adalah : V = lim t 0 s t = ds 2.1.2 Percepatan Linear Percepatan linear adalah kecepatan perubahan terhadap waktu dari kecepatan linearnya. = lim t 0 V t = dv Tetapi : Maka V = ds = d 2 s 2 2.2 PERGESERN DN KECEPTN SUDUT Tinjaulah benda yang ada dalam gambar 2.2 yang berputar terhadap sebuah sumbu tetap O dan misalkanlah P adalah sebuah titik 14

yang tetap pada benda tersebut. Sewaktu P bergerak ke P, lintasan sudut dari garis OP adalah??, yang terjadi dalam waktu?t.? P?? V R P Kecepatan sudut rata-rata dari benda tersebut selama selang waktu?t adalah :???? t Kecepatan sudut sesaat dari benda untuk posisi OP adalah : w = lim q t 0 t Didalam gambar 2.2 titik P mempunyai jari-jari putaran R yang sama dengan panjang OP. V adalah kecepatan dari titik P dan menyinggung garis PP dan oleh karena itu tegak lurus terhadap jari-jari R. Panjang busur PP = R q dimana q dinyatakan dalam radian. esar dari kecepatan titik P adalah : V = lim R q dq = R t 0 t Substitusikan ke persamaan diatas diperoleh : V = R w 15

2.3 PERCEPTN SUDUT Percepatan sudut adalah kecepatan waktu dari perubahan kecepatan sudut : a dw d 2 q 2 2.4. PERCEPTN NORML DN TNGENSIL Suatu titik dapat mempunyai percepatan dalam suatu arah, apakah normal, tangensial atau kedua-duanya, terhadap jalur dari gerakannya. Jika suatu titik mempunyai gerakan yang berbentuk kurva, ia akan mempunyai sebuah percepatan normal sebagai akibat dari perubahan dalam arah dari kecepatan linearnya. Jika besar dari kecepatan linearnya berubah maka titik tersebut akan juga mempunyai percepatan tangensial. V C V +?V N M R R V?V? V n?? V +?V?V t O O, 16

Dalam gambar diatas sebuah titik bergerak sepanjang jalur MN. Kecepatannya pada waktu di adalah V. Setelah selang waktu?t mencapai titik C dan kecepatannya menjadi V+?V. R dan R adalah jarijari dari lintasan titik dan C. Percepatan tangensial t dari suatu titik pada posisi adalah kecepatan waktu dari perubahan besar dari kecepatan linearnya. t = lim V t t 0 t = dv t Dengan V = R w maka : t = R dw Percepatan normal n dari suatu titik pada posisi adalah kecepatan waktu dari perubahan kecepatannya dalam arah normal terhadap jalur pergeseran. n == lim t 0 V t n = dv n Dengan sudut?? menjadi d? dan besar dari?v n menjadi sama dengan panjang busur dalam limit, jadi dv n = Vd? dq n = V = V w dengan V = R w n = R w 2 2 = V R 17

2.5. Gerakan relatif Sebuah benda dikatakan mempunyai gerakan relatif terhadap benda lain hanya jika mempunyai perbedaan dalam gerakan-gerakan absolutnya. Gerakan relatif ditunjukkan dalam gambar dibawah ini, dimana V dan V adalah kecepatan-kecepatan dari dua benda. V V -V V V V -V V Kecepatan dari relatif terhadap adalah kecepatan absolute dikurangi kecepatan absolute, oleh karena itu V = V - V = V + ( - V ) seperti terlihat pada gambar. Dengan cara yang sama kecepatan relatif terhadap adalah kecepatan absolute dari dikurangi kecepatan absolute dari. V = V - V = V + ( - V ) atau dengan memindahkan V ke sisi sama dengan V = V + V 18

SOL SOL : 1. Sebuah benda bergerak sejauh 457 mm dengan kecepatan tetap = 1.22 m/detik. a. Tentukan waktu yang diperlukan dalam detik. b. Jika sebuah benda harus bergerak sejauh 457 mm dalam 0.2 detik dengan kecepatan yang berubah-ubah tentukan kecepatan rata-rata dalam m/detik. 2. Sebuah pesawat terbang, terbang lurus ke timur dari kota M ke kota N yang berjarak 644 km. Pesawat tersebut mempunyai kecepatan 290 km/jam. ngin potong bertiup ke selatan dengan kecepatan 97 km/jam. Dalam arah mana pesawat terbang harus diarahkan dan berapa lama perjalanan akan ditempuh? 3. Sebuah mobil dimodelkan seperti pada gambar dibawah ini, bergerak ke kanan dengan kecepatan 30 mil/jam. Roda 2 dan 4 masing-masing mempunyai garis tengah 36 inchi dan 24 inchi. 19

135 0 O Tentukan : a. VO2, VO2, V, VC dan VC dalam kaki/detik. b.? 2,? 4 dan? 24. c. Gambarkan vector-vektornya. 4. Lempeng dalam gambar dibawah mempunyai?= 120 put/menit dan a = 132 rad/detik 2. O = 38.1 mm dan OC = 25.4 mm. Tentukan : V, VC, n, t, n dan t dengan menggunakan C C persamaan dan secara grafis.? a C 5. Dalam gambar dibawah mempunyai?= 100 put/menit dan a = 90 rad/detik 2. Tentukan : V, VC, n, t, n dan t dengan C C menggunakan persamaan dan secara grafis. 20

21

ab III KECEPTN RELTIF DN PERCEPTN RELTIF 3.1 KECEPTN RELTIF 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku Penghubung berputar terhadap satu titik tetap Perhatikan sebuah penghubung kaku yang berputar terhadap satu titik tetap O. Seperti ditunjukkan dalam gambar 3.1 y y V y V x? V? R R?? O x O x Gambar 3.1. Kecepatan sebuah titik yang bergerak terhadap satu titik tetap Jarak antara O dan adalah R dan garis O- membuat suatu sudut sebesar q terhadap sumbu x. 22

Perpindahan titik dalam arah sumbu x = R cos q dan perpindahan titik dalam arah sumbu y = R sin q Dideferensial terhadap waktu dengan harga R konstan diperoleh : dx d ( R cosq ) R( sin q ) dq dy d ( R cosq ) ( R cosq ) dq dx Kecepatan titik dalam arah x adalah = Kecepatan titik dalam arah y adalah V y = dy Kecepatan sudut garis O- adalah : w dq Maka kecepatan pada titik : 1. Dalam arah x adalah V x = -R w sin q 2. Dalam arah y adalah V y = R w cosq Kecepatan total titik diperoleh dengan menjumlahkan secara vector kedua komponen kecepatan tegak lurus. V = R w sin q R w cosq V = [(R w sin q ) 2 + ( Rw cosq ) 2 ] 1/2 = Rw (sin 2 q + cos 2 q ) = Rw 23

Dari gambar diatas ditunjukkan bahwa kecepatan titik tegak lurus terhadap garis O-. 3.1.2 Hubungan kecepatan dua buah titik pada satu penghubung kaku Persamaan kecepatan relatif untuk dua buah titik pada satu penghubung kaku dapat diperoleh dengan mengembangkan prosedur analisa diatas. R? cos? y y y y R? V R? sin? R x V? R sin??? Y?? O X R cos? x x O x O Gambar 3.2. Hubungan kecepatan dua buah titik pada satu penghubung kaku Perhatikan sebuah garis -, seperti terlihat pada gambar 3.3 yang mempunyai gerak kombinasi translasi dan rotasi. Koordinat titik adalah (X,Y), panjang - sebesar R dan sudut yang dibentuk garis - dan sumbu x adalah q. Sehingga koordinat titik adalah : 24

X = X + R cos q Y = Y + R sin q Dideferensialkan terhadap waktu t, dan R adalah besaran Konstanta dx dy dx dy Rsin q dq R cos q dq dx Dengan x V, dx V x, dy V y, dy V y, dan w dq Maka V x V x Rw sin q V y V y Rw cosq Posisi dari vector-vektor kecepatan ini ditunjukkan pada gambar 3.3. Dengan menjumlahkan kedua persamaan diatas akan diperoleh kecepatan total dari titik. V = (V X V y ) (R w sin q R w cosq ) a a Harga (V X a V y ) adalah kecepatan total titik, V dan a Harga (R w sin q R w cosq ) = Rw, maka persamaan diatas dapat dituliskan menjadi : V = V Rw Dengan Rw adalah vector kecepatan yang tegak lurus ke garis - dan dalam arah yang sama dengan kecepatan sudutnya. Kecepatan relatif titik terhadap titik adalah V = R w. 25

Sehingga untuk dua buah titik pada satu penghubung kaku, dapat dipakai salah satu dari dua persamaan dibawah ini : V = V Rw V = V V 3.2 PERCEPTN RELTIF 3.2.1 Percepatan sebuah titik pada sebuah penghubung yang berputar terhadap satu pusat tetap dengan jari -jari konstan. 26

27

y R a sin? a R? O (e) R a cos? x R a Gambar 3.3. Percepatan sebuah titik pada sebuah penghubung yang berputar terhadap satu pusat tetap. Penghubung (Link) O 2 (Gambar 3.3 a) berputar terhadap satu pusat tetap O 2, dengan kecepatan sudut w radian per detik, kearah melawan putaran jam (CCW), dan percepatan sudutnya a. Jarak O 2 sama dengan R. link O2 membentuk sudut q dengan sumbu x. Diinginkan percepatan total yang diterima titik. Kecepatan titik : 1. Dalam arah x adalah V x = -R w sin q 2. Dalam arah y adalah V y = R w cosq Kedua persamaan diatas dideferensialkan terhadap waktu t, dan R adalah konstanta dihasilkan : dv x R[w(cosq ) dq (sin q ) dw ] 28

dv y R[w( sin q ) dq (cosq ) dw ] Percepatan titik dalam arah sumbu x : Percepatan titik dalam arah sumbu y : dv x b dv y b x yx Percepatan sudut : a dw Sehingga persamaan diatas menjadi : x y Rw 2 cosq Rw 2 sin q Ra sin q Ra cosq Gambar 6.1b memperlihatkan vector-vektor dalam posisinya masingmasing, sehingga percepatan total titik adalah : = ( Rw 2 cos q Rw 2 sin q ) ( Ra sin q Ra cosq ) Kedua komponen tegak lurus dalam tanda kurung pertama, yang ditunjukkan dalam gambar 3.3c memberikan sebuah resultan R? 2, yang mempunyai arah dari titik ke pusat perputaran penghubung (link). Dua komponen kedua tegak lurus dalam tanda kurung kedua, yang ditunjukkan dalam gambar 3.3d memberikan sebuah resultan Ra, yang mempunyai arah tegak lurus ke garis -O2. Gambar 3.3e menunjukkan pengaruh pembalikan arah percepatan sudutnya. Sehingga percepatan total titik dapat dinyatakan dengan persamaan : = R w 2 R a Dengan : R w 2 disebut komponen percepatan normal atau radial 29

Ra disebut komponen percepatan tangensial 30

3.2.2 Percepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku Sebuah gari - seperti pada gambar, adalah bagian dari penghubung kaku yang bergerak dalam suatu bidang dengan gerak sebarang, lokasi titik : y? a R? Y O X (a) x X = X + R cos q Y = Y + R sin q Kecepatan titik : V x V x Rw sin q V y V y Rw cosq Persamaan kecepatan titik dideferensialkan terhadap waktu t dengan harga R konstan diperoleh : dv x dv x R[w(cosq ) dq (sin q ) dw ] dv y dv y R[w( sin q ) dq (cosq ) dw ] 31

Percepatan titik dalam arah sumbu x : Percepatan titik dalam arah sumbu y : Percepatan titik dalam arah sumbu x : dv x b dv y b dv x b x yx x dv y Percepatan titik dalam arah sumbu y : yx Kecepatan sudut: w dq Percepatan sudut : a dw Maka persamaan diatas dapat dituliskan menjadi : x x Rw 2 cosq Ra sin q y y Rw 2 sin q Ra cosq Percepatan total titik, diperoleh dengan menjumlahkan komponen tegak lurus: = x y Dengan menjumlahkan vector seperti yang ada digambar dengan urutan sebagai berikut : = ( x y ) ( Rw 2 cos q Rw 2 sin q ) ( Ra sin q Ra cosq ) Suku dalam kurung pertama adalah percepatan total titik Suku dalam kurung kedua adalah samadengan Rw 2 yaitu vector yang arahnya dari ke. Suku dalam kurung ketiga adalah sama dengan Ra 32

yaitu vector dengan arah tegak lurus - dan arahnya sesuai dengan arah percepatan sudutnya. Sehingga percepatan titik dapat dinyatakan dengan : = Rw 2 Ra y R a a R? O (c) x Dari persamaan ini percepatan titik sama dengan percepatan titik ditambah denganpercepatan relatif titik terhadap titik. Sehingga persamaan percepatan titik dapat dituliskan : = Dengan mengganti R = dan w V maka didapatkan persamaan : = V 2 a 33

Soal -soal : I. Kecepatan Relatif 1. penghubung - bagian dari sebuah mekanisme empat penghubung telah dianalisa dan telah didapatkan bahwa kecepatan adalah 10 m/ seperti ditunjukkan. Juga diketahui bahwa kecepatan sudut penghubung untuk sesaat pengamatan adalah 60 rat/det kearah putaran jam. jika penghubung - panjangnya 10 cm berapa kecepatan total titik dan bearnya dan arah. Selesaikan dengan memakai V =V + V ; dan selesaikan dengan memakai V = V + V. V 30 0 2? 2 V 2. Sebuah penghubung - panjangnya 20 cm. Komponen-komponen kecepatan titik a dan b seperti ditunjukkan. erapa besar dan arah kecepatan sudut penghubung? 6 m/det 3 m/det 1.5 m/det 1.5 m/det 34

3. Kecepatan titik a pada penghung 2 diketahui besar dan arahnya. Kecepatan relatif titik terhadap titik diketahui besar dan arahnya. Tunjukkan bagaimana kecepatan titik dan kecepatan titik C dapat ditentukan. V V 2 C II. Percepatan Relatif 1. Sebuah penghubung yang panjangnya 12.5 cm, berputar pada 400 rpm kearah putaran jarum jam, dengan salah satu ujungnya tetap dan 5 detik kemudian berputar pada 1800 rpm, dengan percepatan sudut konstan. erapa percepatan titik tengah penghubung pada saat penghubung berputar pada 1400 rpm? 2. pabila percepatan titik seperti yang ditunjukkan, berapa kecepatan sudut dan percepatan sudutpenghubung untuk posisi yang ditunjukkan? Kemana arah percepatan sudutnya? Dapatkah arah kecepatan sudut diketahui? =1000 m/det 2 O 2 30 0 20 0 15 cm 35

3. Jika percepatan normal titik terhadap titik adalah 125 m/det 2 dan percepatan tangensial titik terhadap titik adalah 250 m/det 2. erapa kecepatan sudut dan percepatan sudut penghubung? t =250 m/det 2 = 15 cm 36

n 2 =125 m/det 4. Jika percepatan total titik-titik dan diketahui dan seperti ditunjukkan, berapa kecepatan sudut dan percepatan sudut penghubung? Perhatikan dalam dua cara : hubungan percepatan titik terhadap titik, dan hubungan percepatan titik a dan titik. tentukan juga percepatan titik C. =200 m/det 2 60 0 =400 m/det 2 C 36

ab IV PENERPN KECEPTN RELTIF DN PERCEPTN RELTIF 4.1.1 Mekanisme Engkol Peluncur Mekanisme paling sederhana yang dipelajari adalah mekanisme engkol-peluncur segaris seperti pada gambar 4.1 Semua dimensi mekanisme diketahui dan penghubung digambarkan dengan skala. Kecepatan sudut penghubung 2 konstan,w 2 = 1800 rpm berputar searah jarum jam. Panjang O 2 = 2.5 in dan = 6 in w 2 2 3 4 O2 Gambar 4.1 Mekanisme Engkol Peluncur Diagram Kecepatan Kecepatan titik : V = (O 2) w 2 = 2.5 12 x 1800 x2p = 39,3 rad/detik 60 37

V diketahui tegak lurus O 2 arahnya sesuai w 2 Kecepatan titik dapat ditentukan dari : V = V + V tau V = V + ( ) w 2 Dan V (titik hanya bergerak secara horizontal) sehingga V arahnya akan horizontal. Pembuatan diagram kecepatan ditabelkan sebagai berikut : Table diagram kecepatan No esaran Harga rah 1 V = Ov - a (O2) w 2 - O2 2 V = a - b? - 3 V = Ov - b? Lintasan titik a V Letak titik b sesuai lintasan b O v Letak titik b tegak lurus Diagram Kecepatan Untuk menentukan arah kecepatan sudut penghubung 3 (? 3). 38

3 w 3 V Penghubung 3 diisolasi seperti gambar dibawah, dimana digunakan V oleh karena titik dipandang diam. Untuk arah V, penghubung 3 berputar kea rah melawan jarum jam umtuk posisi yang ditunjukkan, dengan harga sebesar : w 3 V dimana? 3 harus dinyatakan dalam radian persatuan waktu. Jika V dinyatakan dalam meter per detik, harus dinyatakan dalam meter, dan? 3 dalam radian oer detik. Harga V dapat diperoleh dengan mengukur panjang ab dan mengalikan dengan skala yang dipakai. Diagram Percepatan Langkah pertama : Memisahkan penghubung 2. Percepatan titik yang berputar terhadap satu pusat tetap sama dengan 39

= (O )w 2 2 (O 2 )a 2 2 Harga R dan w 2 diketahui sehingga percepatan normal (O 2 )w 2 2dapat dihitung. rah (O 2 )w 2 2adalah sepanjang garis O2 dari menuju O2 dan harga (O 2 )a 2 sama dengan 0 karena kecepatan sudutnya konstan.. digambarkan dengan skala percepatan yang sesuai. Langkah kedua : Penghubung 3 Percepatan titik dapat dikaitkan dengan percepatan titik melalui penghubung 3. Hubungan percepatan di titik dan titik : = = n t =? 3 2 a 3 = V 2 a 3 Langkah ke tiga : interpretasi dari setiap suku dalam persamaan : a. diketahui arahnya, karena titik bergerak dengan translasi murni, dan ini hanya mempunyai percepatan dalam arah gerak. esarnya tidak diketahui. b. V 2 dapat ditentukan secara lengkap, baik dalam besarnya maupun arahnya. V dapat ditentukan dari polygon kecepatan, diketahui dan komponen percepatan normal arahnya dari ke karena yang ditentukan adalah percepatan relatif terhadap. 40

c. a 3 diketahui tegak lurus ke garis dari ke, besarnya belum diketahui. Sehingga terdapat dua anu, yakni besar dan besarnya a 3, yang dapat diperoleh dari penyelesaian sebuah polygon vektor. Table diagram percepatan No esaran Percepatan Normal Percepatan Tangensial Harga rah Vektor Harga rah Vektor 1 = o a w 2 (O 2 ) 2 O2 o a0 0 - a 0 a 2 = a - b w 2 () 3 - a - ba? V ba b 3 = o b 0 - o b0? V b 0 b O v Letak titik b sesuai lintasan b ba Letak titik b tegak lurus a Diagram Pe rcepatan 41

esar dan arah percepatan sudut penghubung 3 dapat ditentukan dengan cepat. Jika percepatan tangensial titik terhadap titik ditempatkan pada penghubung 3, yang terisolasi seperti ditunjukkan pada gambar dibawah. () a 3 3 a 3 akan diperoleh arah percepatan sudutnya melawan putaran jarum jam dan harganya : a 3 ( a 3 ) pabila satuan- satuan yang dipakai adalah feet dan detik, maka percepatan sudut harus dinyatakan dengan radian per detik per detik, dituliskan sebagai rad/det 2. Jika satuan-satuan yang digunakan adalah meter, detik, maka percepatan sudut harus dinyatakan dengan rad/det 2. 4.1.2 Mekanisme Engkol Peluncur 42

C w 2 3 2 O2 4 Gambar 4.1.2 Mekanisme Engkol Peluncur O 4 Mekanisme peluncur seperti diperlihatkan dalam gambar 4.1.2. Penghubung 3 digambarkan diperluas ke --C, terutama untuk ilustrasi dalam penentuan kecepatan semacam titik C. Diagram Kecepatan Pembuatan diagram kecepatan seperti pada sub bab 4.1.1. a V c Letak titik b sesuai lintasan b O v Letak titik b tegak lurus Diagram Kecepatan Prosedur selanjutnya adalah dengan memecahkan dua persamaan vektor. VC = V VC VC = V VC 43

Dimana terdapat emtat anu : besar dan arah VC, besar VC dan besarnya VC. Kedua persamaan vektor memungkinkan diperolehnya keempat anu, yang jawabnya ditunjukkan dalam gambar. Perlu dicatat bahawa a-b-c dalam gambar adalah bayangan --C, penghubung 3. ayangan dari kecepatan Tiap batang penghubung dalam suatu mekanisme akan mempunyai bayangan dalam segi banyak kecepatannya. Dalam gambar diagram kecepatan garis-garis a -b, b-c dan c-a masing-masing digambarkan tegak lurus terhadap garis-garis -, -C dan C- dari mekanisme. kibatnya segitiga abc adalah sebangun dengan segitiga C dan?abc disebut sebagai bayangan (image ) dari segitiga C. Diagram Percepatan Pembuatan diagram kecepatan seperti pada sub bab 4.1.1. Titik C dapat dicari dengan persamaan-persamaan dibawah ini. C = C C = C n C t C = V 2 C C Ca 3 Dan C = C C = C n C t C = 2 VC C t a 3 C b V 2 C C O v n Program Semi Que IV Tahun 2003 43 Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas rawijaya

ayangan percepatan c n t = V 2 C C a Diagram Pe rcepatan Untuk setiap mekanisme pasti ada satu bayangan dalam segi banyak percepatannya, persis seperti satu bayangan untuk setiap batang penghubung dalam segi banyak kecepatan. dan adalah dua titik pada penghubung 3 maka : esar dari percepatan relatifnya adalah : n 2 t 2 = = [ w 2 ] 2 [ a ] 2 = C w 4 a 2 Mengingat? dan a adalah sifat yang menjadi milik keseluruhan batang penghubung, persamaan yang terakhir menunjukkan bahwa percepatan relatifnya sebanding dengan jarak titik-titik tersebut. Ini memberikan arti yang baik untuk dapat menggambarkan segi banyak percepatan, mengingat besar dari vector percepatan relatif untuk semua titik-titik pada suatu batang penghubung akan sebanding dengan jarak-jarak antara titik-titik itu. Dalam diagram percepatan letak titik c dapat ditentukan dengan membuat a b c bayangan dari C. Ini menunjukkan : a'b' b'c' C a' c' C 44

Pada waktu menggambarkan bayangan percepatannya kita harus hatihati supaya bayangan percepatan tidak terlampaui (flip over). Ini menunjukkan jika, dan C pada suatu batang penghubung uruturutannya searah jarum jam maka a, b dan c urut-urutannya haruslah juga sesuai dengan arah jarum jam. 4.2 Mekanisme Empat Penghubung Suatu system rangkaian batang penghubung 4 batang diperlihatkan pada gambar dibawah. Kecepatan dan percepatan sudut dari batang penghubung 2 diketahui, percepatan dari titik-titik, dan C harus dicari bersama -sama dengan percepatan sudut dari batang penghubung 3 dan 4. C O2 = 152 = 279 C 3 O 4 C = 229 2 4? 2 = 50 rad/det O 2 a 2 = 1600 rad/det 2 1 O 4 Diagram Kecepatan 45

Kecepatan titik : V = (O 2 ) w 2 V diketahui tegak lurus O 2 arahnya sesuai w 2 Table diagram kecepatan No esaran Harga rah 1 V = Ov - a (O2) w 2 - O2 2 V = a - b? - 3 4 V = Ov - b VC = Ov - c? - O4 Diperoleh dengan bayangan kecepatan b O v c a V Diagram Percepatan Percepatan titik yang berputar terhadap satu pusat tetap sama dengan = (O )w 2 2 (O 2 )a 2 2 Harga O 2 dan w 2 diketahui sehingga percepatan normal 2 2 (O 2 )w 2dapat dihitung. rah (O 2 )w 2adalah sepanjang garis O2 dari menuju O2 dan harga harga percepatan normalnya = (O 2 )a 2 yang arahnya tegak lurus O2 sesuai arah a2. 46

digambarkan dengan skala percepatan yang sesuai. Pembuatan diagram percepatan dapat ditabelkan sebagai berikut : Table diagram percepatan No esaran Percepatan Normal Percepatan Tangensial Harga rah Vektor Harga rah Vektor 1 = o a w 2 (O 2 ) 2 O2 o a0 (O2) a2 V a 0 a 2 = a - b w 2 () 3 - a - ba? V ba b 3 = o b w 2 (O 4 ) 4 O4 o b0? V b 0 b 4 C = o c Diperoleh dengan bayangan Percepatan 47

O n bo t b n c 3 ao t a Gambar Diagram percepatan 48

4.3 Mesin Powell Mesin yang mengkombinasikan engkol peluncur dan dan empat penghubung ialah mesin powel pada gambar. Penghubung 2 dimisalkan berputar pada suatu kecepatan konstan? 2 searah putaran jam. Diagram Kecepatan Kecepatan titik : V = (O 2 ) w 2 V diketahui tegak lurus O 2 arahnya sesuai w 2 Table diagram kecepatan No esaran Harga rah 1 V = Ov - a (O2) w 2 - O2 2 V = a - b? - 3 V = Ov - b? - O4 4 VC = Ov - c Diperoleh dengan ( V C V ) O 4 C O 4 49

5 VDC = c - d? - CD 6 VD = Ov -d? Lintasan titik D Poligon kecepatannya ditunjukkan dalam gambar. Diagram Percepatan Percepatan titik yang berputar terhadap satu pusat tetap sama dengan = (O )w 2 2 (O 2 )a 2 2 Harga O 2 dan w 2 diketahui sehingga percepatan normal (O 2 )w 2 2dapat dihitung. rah (O 2 )w 2 2adalah sepanjang garis O2 dari menuju O2 dan harga percepatan normalnya = (O 2 )a 2 =0. digambarkan dengan skala percepatan yang sesuai. Pembuatan diagram percepatan dapat ditabelkan sebagai berikut : Table diagram percepatan No esaran Percepatan Normal Percepatan Tangensial Harga rah Vektor Harga rah Vektor 1 = o a w 2 (O2) O2 o a0 0 - a 0 a 2 2 = a - b w 2 () - a - ba? V ba b 3 3 = o b w 2 (O4) O4 o b0? V b 0 b 4 4 C = o c Diperoleh dengan ( C O 4 C ) O 4 5 DC = c - w 2 (CD) D - C c - dc? V dc d 5 50

d 6 D = o d 0 - o d 0? VD d 0 d Poligon percepatannya ditunjukkan dalam gambar. c d dc a b ba bo O Diagram Percepatan 51

SOL-SOL : 1. Kecepatan adalah 3 m/det kearah bawah dan bertambah dengan laju sebesar 25 m/det 2. Tentukan : a. Kecepatan dan percepatan titik-titik, C dan D. b. Kecepatan sudut dan percepatan sudut penghubung 3 dan 5. 2. Tentukan : a. Kecepatan dan percepatan titik-titik. penghubung 3. b. Kecepatan sudut dan percepatan sudut 52

3. Mekanisme penghubung kepala silang, Jika sesaat ditunjukkan seperti gambar penghubung 2 bertambah kecepatannya pada laju 4800 rad/det 2. Tentukan : a. Kecepatan dan percepatan titik-titik dan C. 4 dan 5. b. Kecepatan sudut dan percepatan sudut penghubung 3, 4. Gambarkan polygon kecepatan dan percepatan untuk posisi yang ditunjukkan jika penghubung 2 berputar pada suatu kecepatan konstan. 53

Gunakan penyelesaian secara grafis. 54

ab V KECEPTN DN PERCEPTN PD DU TITIK YNG ERIMPIT KOMPONE N CORIOLIS DRI PERCEPTN NORML 5.1 Kecepatan relatif dua titik berimpit Untuk menentukan besarnya kecepatan suatu titik yang bergerak terhadap sebuah badan yang juga bergerak, perhatikan titik yang bergerak terhadap badan M, yang pada saat bersamaan badan M tersebut bergerak dalam satu bidang, seperti terlihat pada gambar. Ditetapkan sebuah system sumbu koordinat, X dan Y, dan akan digunakan untuk menentukan posisi absolute suatu titik dalam bidang X dan Y. Sebuah system sumbu yang kedua, c dan d ditetapkan pada badan M dan bergerak dalam cara yang sama seperti badan M 56

bergerak. Sudut? memberikan posisi sudut dari sumbu c dengan sumbu X Y M d c? d c (c sin? + d cos?) Y X? (c cos? - d sin?) O X Y X (a) Pada gambar diatas menunjukkan bahwa perpindahan X dan Y dari titik dapat dinyatakan sebagai berikut, dimana merupakan satu titik tetap pada M : X = X + c cos q - d sin q Y = Y + c sin q + d cos q Dideferensialkan persamaan-persamaan di atas dan mengganti w dq yaitu kecepatan sudut badan M, dengan menganggap bahwa c dan d adalah variable-variabel dx V x dx cw sin q dc cosq dw cosq dd sin q 57

dy V Y dy cw cosq dc sinq dw sin q dd cosq Dengan dc dd u c, u d, dx X V dan dy V y Maka V x V x w(c sin q d cosq ) u c cos q u d sin q V Y V y w ( c cosq d sinq ) u c sin q u d cosq Y H? (c sin? + d cos?) G d? 90-? R???? (c cos? - d sin?) c R (c sin? + d cos?)? J (c cos? - d sin?) O X (b) Dengan menjumlahkan persaman diatas secara vektor dan menyederhanakan seperti dibawah : (a). V = (V X V y ) (b). V = (V X V y ) (c). w ( c sin q d cos q ) w ( c cos q d sin q ) = w c 2 d 2 1 / 2 58

2 2 (d). (uc cos? uc sin?) = ( u c cosq ) ( u c sin q ) 1 / 2 = uc 2 2 (e). (ud cos? u d sin?) = (u d cosq ) (u d sinq ) 1 / 2 = ud Maka V = V R? uc ud Tetapi V R? = V m yaitu kecepatan suatu titik pada badan M yang berimpit dengan titik, karena dan satu titik pada badan M yang berimpit dengan adalah dua buah titik pada satu penghubung kaku. Juga, uc ud = u, yaitu kecepatan relatif terhadap badan M. sehingga persamaan diatas dapat dituliskan dalam bentuk : V = V M u Sebagai kesimpulan, interpretasi persamaan diatas yaitu bahwa kecepatan sebuah titik yang bergerak terhadap satu badan yang juga bergerak, diperoleh dengan menjumlahkan secara vector kecepatan titik yang berimpit pada badan gerak dan kecepatan relatif terhadap badan, dengan menganggap badan diam. Persamaan dapat dituliskan dalam bentuk siap pakai dengan menyebut titik gerak sebagai 3 titik berimpit pada badan M sebagai 4, sehingga bentuknya menjadi : V3 = V 4 V34 Interprestasi sebenarnya adalah bahwa kecepatan relatif, V34, diamati dengan menganalisa lintasan gerak titik 3 relatif ke penhubung 4 (penghubung dimana titik 3 bergerak ), dengan menganggap penghubung 4 diam. 59

5.2 Percepatan dua titik berimpit Untuk menentukan percepatan relatif dua buah titik yang berimpit dimana satu titik bergerak terhadap satu body yang bergerak, seperti pada pasangan sliding (sliding pair). Maka analisa percepatan untuk keadaan tersebut diatas akan lebih rumit karena pusat kecepatan relatif untuk pasangan seperti ini berada di tak terhingga. Penyelesaian untuk analisa kinematika dari problem diatas ialah dengan berdasarkan ketentuan bahwa hubungan yang mentransfergerakan dari pasangan seperti keadaan diatas berimpit pada satu titik. Kedua titik yang berimpit dari pasangan link tersebut mempunyai kecepatan dan percepatan relatif satu dengan yang lainnya. Dalam analisa ini kita akan mencari persamaan yang menentukan besarnya percepatan normal relatif antara kedua titik tersebut. V Q S? s Q VQ S S? s Q? S? zs M s z M s Q pada link z S pada link s M pada link z dan link s (a) (b) 60

Pada gambar (a)diatas link S bergerak dengan kecepatan sudut? S, sedangkan titik Q bergerak diatas link S dengan jari-jari lintasan? dan pusat lintasan M. Dengan memisalkan MQ = link z dengan panjang? yang berputar diatas link S dengan M sebagai pusatnya serta kecepa tan sudutnya? ZS. Pada gambar (b) rah VQS keatas apabila? ZS. rahnya berlawanan arah putaran jarum jam dan arahnya akan kebawah bila? ZS berputar searah putaran jarum jam. Kecepatan Q relatif terhadap S : V QS =?? ZS. tau w ZS V QS r Tanda positip? ZS berlawanan dengan putaran jarum jam dan apabila negative arah? ZS sama dengan putaran jarum jam. Kecepatan sudut absolute dari link Z adalah :? Z =? S +? ZS Dengan menggunakan persamaan gerak relatif maka : ( QM )n = ( QS )n + ( SM )n ( QS )n = ( QM )n + ( SM )n Kemudian ditinjau titik Q dan titik M pada link z. Q? zs? M 61

( QM )n =? w 2 Z =? (? S +? ZS ) 2 =? w 2 S +? w 2 ZS 2? w S? w ZS Dengan memasukkan persamaan diatas dalam persamaan ini dihasilkan : ( QM )n =? w 2 + S V 2 r QS r 2 2? w S V QS r ( QM )n =? w 2 + S V 2 QS r 2 w S V QS Kemudian ditinjau titik S dan M pada link S. w S ( SM ) n =? w 2 S S M r Mensubstitusikan persamaan () dan () kedalam persamaan () maka akan didapatkan : 2 VQS ( QM )n =? w 2 + 2 w V QS -? w 2 S S S r 62

( QM )n = V 2 QS r 2 w S VQS Persamaan () menunjukkan besarnya percepatan normal titik Q yang bergerak diatas link S yang juga bergerak. Komponen percepatan apabila link S diam. V 2 QS r adalah percepatan normal titik Q, V Dalam hal ini berarti VQS = Vq, dan arah 2 QS r adalah dari Q ke M. Sedangkan komponen percepatan 2 w S VQS disebut komponen Coriolis dari percepatan normal titik Q relatif terhadap titik S. Tanda positip menunjuj\kkan bahwa arah w ZS sama dengan arah w S, dan komponen + 2 w S VQS arahnya dari M menuju Q. Sekarang apabila lintasan titik Q diatas link S adalah berpa garis lurus, maka dalam hal ini harga r tak terhingga, sehingga komponen percepatan V 2 QS r harganya nol. Jadi untuk kasus ini percepatan normal antara titik Q relatif terhadap S adalah : ( QS )n = 2 w S VQS Selanjutnya percepatan normal titik S relatif terhadap titik Q. ( SQ )n = 2 w S VSQ 63

Cara untuk menentukan arah komponen percepatan coriolis rah dari komponen percepatan coriolis dapat juga kita tentukan tanpa memperhatikan tanda positip atau negative dari komponen percepatan tersebut. rah dari 2 w S VQS adalah sama dengan arah VQS yang diputar 90 0 menurut arah putaran w S.Sedangkan arah 2 w S VSQ sama dengan arah VSQ yang diputar 90 0 menurut arah putaran w S. Selain dengan pedoman diatas arah komponen percepatancoriolis dapat juga ditentukan sebagai berikut : rah percepatan coriolis 2 w S V QS adalah sama dengan arah perkalian cros dari kecepatan sudut link pembawa w S dan kecepatan relatif antara titik Q dan S. Jadi secara vektor hal tersebut diatas dapat dituliskan : ( QS )coriolis = 2 w S VQS ( SQ )coriolis = 2 w S VSQ Komponen percepatan coriolis seperti yang telah kita bahas diatas terjadi pada dua titik yang berimpit dari dua buah link yang merupakan pasangan sliding, rolling atau slip-rolling. 64

Pada ketiga gambar diatas titik Q pada link q dan titik S pada link s. Pada gambar ini link q mempunyai gerakan sl iding, slip-rolling atau rolling pada link s. Dalam hal ini link s dikatakan sebagai link pembawa CONTOH SOL : Diketahui Link 2 berputar dengan kecepatan sudut? 2 konstan. 65

Pada mekanisme diatas diketahui data-data sebagai berikut : Diagram Kecepatan Kecepatan titik Q : V Q = (O 2 Q) w 2 V Q diketahui tegak lurus O 2 Q arahnya sesuai w 2 Table diagram kecepatan No esaran Harga rah 1 VQ = Ov - q (O2Q) w 2 - O2Q 2 VSQ = q - s? O4S 3 VS = Ov - s? - O4S 4 VP = Ov - p Diperoleh dengan ( V P V S ) O 4 P O 4 S 5 VR = Ov -r? Lintasan titik R Dari diagram kecepatan didapat : VSQ = q s ( arah ke bawah) VS = o s 66

? S = V S O 4 S ( arahnya berlawanan putaran jarum jam ) Diagram Percepatan Percepatan titik yang berputar terhadap satu pusat tetap sama dengan Q = (O Q)w 2 2 (O 2 Q)a 2 2 Harga O 2 dan w 2 diketahui sehingga percepatan normal 2 (O 2 Q )w 2dapat dihitung. rah (O 2 Q )w 2 2adalah sepanjang garis O 2 dari menuju O2 dan harga percepatan normalnya = (O 2 Q)a 2 =0. Q digambarkan dengan skala percepatan yang sesuai. Pembuatan diagram percepatan dapat ditabelkan sebagai berikut : Table diagram percepatan No esaran Percepatan Normal Percepatan Tangensial Harga rah Vektor Harga rah Ve ktor 1 Q = o q w 2 (O 2 Q) 2 Q O2 o q0 0 - q0 q 2 SQ = q - s 2w s xv SQ - O4S (kekanan) q - sq? O4S sq s 3 S = o s 4 P = o p 5 RP = p - r w 2 (O 4S) S w 2 (RP) 5 S O4 o s0? VS s0 s Diperoleh dengan ( P S ) O 4 P O 4 S R - P p - rp? VRP rp r 67

6 R = o r 0 - o r 0? VR r0 r r O s so p q sq 2? S V SQ? S 2? S V SQ V SQ Diagram percepatan SOL-SOL : 68

1. Suatu mekanisme seperti pada gambar dibawah diketahui : O2 O3 = 36 cm O2 2 = 8 cm O3 3 = 32 cm R = 48 cm Penghubung 2 sebagai penggerak berputar dengan kecepatan konstan? 2 = 40 rad/det 2. Tentukan? 3 dan a3 dengan membuat diagram kecepatan dan diagram percepatan lebih dahulu. 2. Kecep atan titik adalah 12 m/det dengan penghubung 2 berputar pada suatu kecepatan sudut konstan dalam arah melawan putaran jam. Dengan membuat polygon kecepatan dan polygon percepatan tentukan kecepatan sudut penghubung 4, 5, 6 dan kecepatan titik serta percepatan titik C pada penghubung 5 (atau 6) dan percepatan sudut penghubung 3, 4, 5 dan 6. 69

71

ab VI MEKNISME KOMPLEK 6.1 Mekanisme sederhana dan Mekanisme komplek Suatu mekanisme dikatakan sederhana apabila untuk analisa kecepatan dan percepatannya dapat diselesaikan hanya dengan persamaan gerak relatif atau dengan kombinasi metode image. Sebagai contoh persamaan gerak relatif VQ = VP + VPQ dan Q = P + P Q dimana P dan Q adalah titik-titik yang memindahkan gerakan dan terletak pada satu link. Persamaan gerak diatas dapat langsung diselesaikan apabila jari-jari lintasan dari titik P dan titik Q diketahui. P 3 Q 4 2 O 2 O 4 Gambar 6.1. Mekanisme sederhana Pada gambar diatas disamping P dan Q adalah titik-titik yang mentransfer gerakan dan terletak pada satu link. Jari-jari lintasan titik P dan Q langsung dapat diketahui yaitu O2P dan O4Q, sedang pusat lintasannya adalah O2 dan O 4. 71

nalisa percepatan dari mekanisme tersebut dapat diselesaikan dengan persamaan gerak relatif : Q = P + PQ pabila salah satu jari-jari lintasannya tidak dapat ditentukan maka cara analisa diatas tidak dapat dipergunakan. Mekanisme semacam ini dinamakan mekanisme komplek dan analisanya dengan cara khusus seperti yang akan kita bahas berikut. Ciri-ciri dari mekanisme komplek ialah adanya multipaired floating link yaitu suatu elemen yang merupakan pasangan kinema tik (turning atau sliding) dengan paling sedikit tiga buah link yang bergerak dan tidak berhubungan dengan body (frame) diam. 6.2 Mekanisme komplek derajat rendah dan derajat Tinggi O 6 6 D C 4 O 4 5 3 2 O 2 Gambar 6.2. Mekanisme komplek yang terdiri dari 6 link. 72

Gerakan pada link 5 ditentukan oleh dua dari tiga link yang berhubungan dengannya, yaitu link 4 dan link 6, yang masing-masing jari-jari lintasannya sudah tertentu. Hanya satu jari-jari lintasan yang tidak diketahui yaitu jarijari lintasan titik. pabila input diberikan dari link 6 pada mekanisme diatas maka analisa kecepatan dan percepatannya dapat diselesaiakn dengan persamaan gerak relatif. 6.3 Metode Titik antu Metode ini banyak sekali dipergunakan untuk analisa mekanisme komplek derajat rendah maupun derajat tinggi. Untuk mempergunakan analisa dengan metode titik antu ini, pertama kali kita harus menentukan multipaired link yang menyebabkan mekanisme tersebut menjadi komplek. Kemudian kita tentukan titik bantu yang terletak pada floating link tersebut. Titik antu tersebut didapatkan dari perpotongan garis-garis bantu yang dibuat pada floating link tersebut melalui titik-titik yang mentransfer gerakan yang terletak pada link lain, dimana komponen kecepatan dan percepatan ttitik bantu kearah garis-garis bantu yang dibuat, yang dapat ditentukan secara grafis. 73

Gambar 6.3. Sebagian dari mekanisme komplek Gambar diatas adalah sebagian dari mekanisme komplek, dimana kecepatan dan percepatannya titik-titik, dan C diketahui. Yang akan ditentukan adalah kecepatan dan percepatan titik-titk yang mentransfer gerakan D, E dan F. Langkah pertama kali adalah menarik garis bantu I, II dan III melalui titik-titik D, E dan F. garis antu I adalah perpanjangan link D, garis antu II adalah perpanjangan link E dan garis antu III adalah perpanjangan link CF. Ketiga garis antu ini berpotongan di titik-titik antu X dan Y, yang terletak pada floating link tersebut. KECEPTN Untuk menggambarkan diagram kecepatan dari suatu mekanisme harus ditentukan lebih dahulu titik O. 74

Kemudian melalui titik O ini ditarik garis-garis antu I, II dan III. V, V dan VC digambarkan melalui O. Karena dan D terletak pada satu rigid body maka komponen kecepatan dan D kearah garis antu I adalah sama. dapun titik-titik D, X dan Y terletak pada satu rigid body pula yaitu pada floating link. Jadi komponen kecepatan D, X dan Y kearah garis antu I sama pula. (V)I = (V D)I = (VX)I = (VY)I = o a 1 Tempat kedudukan titik-titik d, x dan y terletak pada garis m - garis antu I melalui a1. Untuk titik dan E (V)II = (V E)I I = (VX)II = o b1 Tempat kedudukan titik-titik e1 dan x1 terletak pada garis n - garis antu II melalui b 1. Selanjutnya titik C dan F (VC )III = (VF)III = (VY)III = o c1 Tempat kedudu kan titik-titik f dan y terletak pada garis p - garis antu III melalui c1. Titik x didapat dari perpotongan garis m dan n, dan titik y diperoleh dari perpotongan garis m dan p. Setelah titik x dan y diketahui pada diagram, maka titik D, E dan F dapat dicari dengan metode image atau dapat juga ditentukan dengan persamaan gerak relatif. Dimulai dengan menghitung kecepatan sudut floating link. w V XY Y X arahcw X.Y X.Y 75

Kemudian VD,VE dan V F dicari sebagai berikut : VD = VX + VDX VE = VX + VE X VF = VY + VFY Gambar 6.4. Diagram kecepatan PERCEPTN Pembuatan diagram percepatan dimulai dengan menarik garis antu I, II dan III melalui titik O. 76

Kemudian percepatan titik, dan C dibuat melalui titik O. = o a, = o b dan C= o c Komponen percepatan titik kearah garis antu I yaitu : ()I = o a 1 Titik dan D terletak pada satu rigid body. ( D )I = ( )I + ( D )I Sedangkan titik D, X dan Y terletak pada satu rigid body pula sehingga dalam hal ini berlaku : ( X )I = ( D )I + ( XD )I ( Y )I = ( X )I + ( YX )I dan Jadi : ( Y )I = ( )I + ( D )I + ( X )I + ( YX )I Harga -harga ( D ) I, ( X ) I dan ( YX ) I dapat dihitung dari : V ( D ) I = ( D ) n = a I - d I = 2 D D ( X ) I = ( X ) n = d I - x I = V 2 XD DX ( YX )I = ( YX )n = xi - yi = V 2 YX XY Harga -harga VD, VXD dan VYX didapat dari diagram kecepatan. Tempat kedudukan (letak) titik d, x dan y terletak masing-masing pada garis tegak lurus garis antu I melalui titik di, xi dan yi. Dengan cara yang sama didapatkan : dengan : ( X )I I = ( )I I + ( E )I I + ( X )I I ( ) I I = o - b II = proyeksi kegaris antu II V ( E ) I I = ( E ) N = b II - e II = V ( XE ) I I = ( XE ) n = e II - x I I = 2 E E 2 XE EX 77

Harga -harga VE dan Vxe didapatkan dari diagram kecepatan. Letak atau tempat kedudukan e dan x diperoleh debgab menarik garisgaris tega k lurus garis antu II melalui titik ei dan xi. Percepatan titik Y pada garis antu III dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti diatas : ( X )III = ( C )III + ( FC )III + ( YF )III dengan : ( C )III = o - ciii = proyeksi C kegaris antu III V ( FC ) III = ( E ) N = c III - f II = V ( YF )III = ( XE )n = fiii - yiii = 2 FC CF 2 YF FY Harga -harga VFC dan V YF didapatkan dari diagram kecepatan. Letak atau tempat kedudukan f dan y diperoleh debgab menarik garis- garis tegak lurus garis antu III melalui titik fi dan yi. Dari analisa diatas tampak bahwa titik x diperoleh dengan memanfaatkan garis antu I dan II karena dari garis ini didapatkan dua tempat kedudukan titik x dan y. Titik-titik d, e dan f pada diagram percepatan dapat dicari dengan metode image atau dengan persamaan gerak relatif sebagai berikut : D = X + DX D = + D Dari dua persamaan diatas diperoleh D = o - d E = + E E = X + EX 78

Dari dua persamaan diatas diperoleh E = o - e F = C + FC F = Y + FY Dari dua persamaan diatas diperoleh F = o - f Letak d Letak x ( ) I C Letak y Letak f I ( YF ) n III II y Gambar 6.5. Diagram Percepatan 79

Contoh Soal Mekanisme alok Jalan Watt Link 2 dari mekanisme diketahui berputar dengan kecepatan? 2 berlawanan arah jarum jam. Gambarkan Diagram kecepatan dan percepatannya? Penyelesaian : Titik antu untuk analisa mekanisme ini akan ditentukan pada link 4, karena link 4 merupakan floating link (penghubung apung). Garis antu I dibuat melalui titik yang merupakan perpanjangan. Garis antu II dibuat melalui D dan tegak lurus lintasan D. Perpotongan garis antu I dan garis antu II diberi notasi x dimana x terletak pada link 4 sehingga link 4 terdiri dari titik-titk CDX. 80

Kecepatan : Diagram kecepatan dari mekanisme diatas dibuat menurut table dibawah ini : No esaran Harga rah 1 V = Ov - a (O2) w 2 - O2 2 V = a - b? - 3 VX = b - x? - 4 VD = Ov - d? Lintasan titik D 5 VXD = d - x? - XD atau Lintasan titik D 6 VCX = x - c? - XC 7 VC = Ov - c? - O5C 8 VDC = c - d? - CD 9 VC = c - b? - C Dari langkah no. 1 didapatkan titik a pada diagram kecepatan. Dari langkah no 2 sampai langkah no 5 diperoleh titik x. b x Langkah 6 dan langkah 7 didapatkan titik c. Titik d dari langkah no 4 dan lankah no 8. Titik b dari langkah no 2 dan lankah no 9. a Gambar digram kecepatan c O v d 81

Percepatan : Table diagram percepatan No esaran Percepatan Normal Percepatan Tangensial Harga rah Vektor Harga rah Vektor 1 = o a w 2 (O 2 ) O 2 2 o a0 0 - a 0 a 2 = a - b w 2 () - 3 3 X = b - x w 2 (X) X - 4 a - ba? V ba b b - xb? VX xb x 4 D = o d 0 - o d0? VD d 0 d 5 XD = d - x w 2 (XD) X - D 4 d - xd? VXD xd x 6 C = o c w 2 (O 5 C) C O5 5 o c0? VC c0 c 7 CX = x - c w 2 (XC) C - X 4 8 DC = c - d w 2 (CD) D - C 4 9 C = c - b w 2 (C) - C 4 x - cx? VCX cx c c - cd? VDC cd d c - cb? VC cb b Dari langkah no. 1 didapatkan titik a pada diagram percepetan. Dari langkah no 2 sampai langkah no 5 diperoleh titik x. Langkah 6 dan langkah 7 didapatkan titik c. Titik d dari langkah no 4 dan lankah no 8. Titik b dari langkah no 2 dan lankah no 9. 82

x O a xd a ba xb cx b x b db O a C0 xd c a d ba xb Gambar diagram percepatan 83

SOL-SOL : 1. Penghubung (link) 2 dari mekanisme dari gambar dibawah mempunyai kecepatan sudut? 2 = 50 rad/det arahnya searah putaran jarum jam dan percepatan sudut a2 = 1000 rad/det 2 arahnya berlawanan putaran jarum jam. Tentukan :? 3,? 4,? 5 dan V D serta a3, a4, a5 dan D. 84

2. Penghubung (link) 2 dari mekanisme dari gambar dibawah mempunyai kecepatan sudut konstan? 2 = 50 rad/det arahnya berlawanan putaran jarum jam. Tentukan :? 6 dan a6 3. Diketahui mekanisme seperti gambar dibawah dengan VD = 60 cm/det dan D = 0. Tentukan :? 2,? 3,? 5 dan V serta a2, a 3, a5 dan. 85

86