PENGUAT TRANSISTOR. dimana A V adalah penguatan tegangan (voltage gain). Hal yang sama untuk penguat arus berlaku

dokumen-dokumen yang mirip
berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

Pertemuan Ke-6 DC Biasing Pada BJT. ALFITH, S.Pd,M.Pd

ELEKTRONIKA ANALOG. Bab 2 BIAS DC FET Pertemuan 5 Pertemuan 7. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

Gambar Rangkaian dasar penguat operasiaonal

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB III RANGKAIAN APLIKASI DIODA

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB VIII. Analisa AC Pada Transistor

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

FUNGSI ALIH SISTEM ORDE 1 Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

PERCOBAAN 8 RANGKAIAN INVERTING DAN NON INVERTING OP-AMP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

RANGKAIAN-RANGKAIAN DASAR OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

Deret Taylor & Diferensial Numerik. Matematika Industri II

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB 1 RANGKAIAN TRANSIENT

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

Analisis Rangkaian Listrik

Interpretasi data gravitasi

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Modul ini adalah modul ke-8 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

TEORI KESALAHAN (GALAT)

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

PENGUAT FREKUENSI RENDAH (lanjutan)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

Transkripsi:

13 PNGUA ANSSO 13.1 Mdel Setara Penguat Secara umum penguat (amplfer) dapat dkelmpkkan menjad 3 (tga), yatu penguat tegangan, penguat arus dan penguat transresstans. Pada dasarnya kerja sebuah penguat adalah mengambl masukan (nput), menglahnya dan menghaslkan keluaran (utput) yang besarnya sebandng dengan masukan. esarnya tegangan keluaran ( ) dbandngkan dengan tegangan masukan ( ) dnyatakan sebaga A (13.1) dmana A adalah penguatan tegangan (ltage gan). Hal yang sama untuk penguat arus berlaku A (13.2) dmana adalah arus keluaran, adalah arus masukan dan A adalah penguatan arus (current gan). Sementara n pembahasan hanya dbatas pada penguatan tegangan. Gambar 13.1 menunjukkan rangkaan setara heenn dar jarngan bergerbang dua dar suatu penguat. Secara deal, penguat tdak mengambl arus dar masukan dan tegangan keluaran tdak mengalam perubahan jka arus dambl dar ujung keluaran (lhat gambar 13.1-a). Pada kenyataannya rangkaan yang deal n tdak bsa dbuat. angkaan sepert terlhat pada gambar 13.1-b adalah lebh realstk dmana kta menambah hambatan masukan dan hambatan keluaran. 154 KONKA DASA

s (a) ~ ~ A Sumber Penguat eban s (b) ' ~ ~ A ' Gambar 13.1 angkaan setara heenn jarngan bergerbang dua sebesar Pada gambar 13.1-b terlhat bahwa pada bagan masukan mengalr arus masukan (13.3) Semakn besar harga penguat tersebut semakn mendekat knds deal. Hambatan sumber s dan hambatan masukan membentuk pembag tegangan sehngga + s s (13.4) Pada bagan keluaran, dengan adanya, tegangan keluaran ' menjad ' atau ' + (13.5) Penguat ransstr 155

Persamaan 13.5 jelas memperlhatkan bahwa semakn kecl harga suatu penguat akan medekat knds deal. 13.2 Penguat egangan Pada bagan sebelumnya telah dpelajar bagamana transstr dber tegangan panjar (bas) agar transstr tersebut dapat bekerja sebaga penguat. Pada gambar 13.2 dperlhatkan penguat J emtr-dtanahkan dengan tegangan panjar dar dan. + _ + _ ~ Gambar 13.2 pemasangan tegangan panjar pada penguat emtr dtanahkan Antara parameter masukan dan keluaran terdapat hubungan dalam bentuk ekspnensal sebaga berkut exp exp 1 (13.6) Arus klektr ( ) besarnya hampr mendekat arus emtr ( ), dengan demkan kta dapat menulskan exp (13.7) 156 KONKA DASA

(a) (b) (c) Gambar 13.3 entuk syarat keluaran suatu penguat untuk syarat masukan (a) 1 dan 1,8 m, (b) 4 dan 8 m dan (c) 15 dan 20 m Penguat ransstr 157

dan tegangan klektr dberkan leh exp (13.8) Persamaan 13.8 menunjukkan hubungan antara tegangan nput dan tegangan utput dmana keduanya terdapat kmpnen D (untuk panjar) dan kmpnen A (syarat). Sayangnya keluaran dan masukan merupakan hubungan yang tdak selalu lner. Dengan kata lan tdak selalu keluaran merupakan cpy dar masukan sehngga terjad keluaran yang terdestr (cacat). n terjad akbat syarat masukan yang terlalu besar. Pada gambar 13.3-a syarat keluaran dar suatu nput 1 dan 1.8 m memperlhatkan bentuk snusda yang sempurna (tdak terjad dstrs). Namun jka syarat masukan dperbesar menjad 4 dan 8 m (gambar 13.3-b) nampak bahwa untuk gars referens d 7, syarat keluaran tdak smetr lag (bagan bawah lebh tajam). Pada syarat masukan sebesar 15 m (gambar 13.3-c), syarat keluaran mengalam dstrs yang sangat nyata. Saat masukan dperbesar ke harga 20 m, masukan klektr menyama tegangan emter, akbatnya transstr berada pada daerah jenuh sehngga syarat keluaran terptng kurang lebh 2. Dengan demkan kta hanya dapat menentukan besarnya tegangan keluaran karena adanya perubahan yang sangat kecl pada masukan, yang lebh dkenal sebaga penguatan syarat kecl (small-sgnal gan). Kta memlk exp dan besarnya penguatan dberkan leh d d exp atau d d (13.9) 158 KONKA DASA

Pada persamaan 13.9 terlhat bahwa penguatan berharga negatf, artnya jka nak maka juga nak, tetap sebalknya akan menurun. Untuk pengperasan pada syarat kecl, tetap mendekat harga panjar D yatu, sehngga penguatan syarat kecl dberkan leh A (13.10) Penguatan n bernla cukup besar, msalnya untuk sebesar -200. 5 dperleh penguatan 13.3 Hambatan Masukan Pada rangkaan emtr-dtanahkan (cmmn emtr) harga hambatan masukan dapat dperleh juga dar hubungan ekspnensal exp atau exp ( β + 1) Sekal lag untuk syarat masukan yang sangat kecl dperleh d d exp ( β + 1) sehngga d d ( β + 1) exp β (13.11) Penguat ransstr 159

uas kr tdak lan adalah hambatan masukan untuk rangkaan emtr dtanahkan atau basa dsmblkan dengan r π. Untuk syarat kecl, arus emtr mendekat hara D ( ) sehngga r π β (13.12) Slpe 1/r π Gambar 13.4 Pengamblan harga r π dar karakterstk nput transstr Perlu dcatat bahwa r π bukanlah berasal dar resstr yang nyata; namum berasal dar kemrngan (slpe) kura karakterstk masukan (lhat gambar 13.4) pada ttk panjar D. Dengan cara yang sama untuk rangkaan penguat bass-dtanahkan, dengan arus masukan ( β + 1), hambatan masukan (r e ) adalah r e (13.13) Persamaan 13.13 dturunkan langsung dar exp( / ). Dengan demkan hubungan r π dan r e dapat dtulskan sebaga 160 KONKA DASA

r π β r π (13.14) Sedangkan besarnya penguatan tegangan dmungknkan untuk dtulskan sebaga A r e (13.15) Dar keadaan d atas nampak bahwa besarnya penguatan tegangan adalah sama untuk setap transstr, yatu hanya tergantung pada dan bukan pada β. 13.4 Hambatan Keluaran rasstr mengalrkan arus lewat hambatan beban sebesar β (13.16) dmana harganya hampr tdak tergantung pada besarnya karena hampr tdak tergantung pada besarnya. esarnya hambatan keluaran walaupun keluaran terbeban akan berharga sektar. 13.5 Mdel-mdel syarat Kecl (Small-Sgnal Mdels) Untuk menentukan sfat-sfat sebuah penguat transstr, dapat dlakukan pendekatan yatu menggant transstr tersebut dengan rangkaan setara mdel syarat kecl. Mdel n tersusun dar rangkaan yang lebh sederhana sehngga memudahkan perhtungan. b c r π β b Gambar 13.5 Mdel syarat kecl untuk penguat emtr dtanahkan Penguat ransstr 161

Gambar 13.5 menunjukkan sebuah mdel syarat kecl untuk penguat emtr dtanahkan. Pada bagan masukan (bass) mengalr arus A (yatu ) lewat hambatan rπ β r e dmana r e /. Pada bagan keluaran (klektr), transstr mempunya arus A klektr ( ) yang (hampr) knstan sebesar β. b e b β b r e α e r e (a) (b) Gambar 13.6 Mdel syarat kecl untuk penguat bass dtanahkan Gambar 13.6-a menunjukkan sebuah mdel syarat kecl untuk penguat bassdtanahkan. Dengan membuat mdfkas mdel sepert terlhat pada gambar 13.6-b, kadang-kadang dapat member kemudahan dan lebh berguna. Pada bagan masukan terdapat hambatan masukan r e. Jka pada masukan dber tegangan masukan sebesar b maka arus masukan adalah b, sedangkan arus sebesar ( β + 1 mengalr lewat r e sehngga ( + ) b re β 1 (13.17) ) b b b ( β + ) 1 r π r e yang merupakan hambatan masukan sepert yang dharapkan. (13.18) 162 KONKA DASA

s 1 s ~ 2 + 9 1 10 khm 2 4,7 khm Q 390 hm 1 560 hm 4700 uf + _ 100 uf Gambar 13.7 nth pemberan keadaan panjar pada penguat transstr Gambar 13.7 memperlhatkan cnth rangkaan penguat transstr dengan sumber tegangan masukan S dengan resstans sumber S. Kta menganalss rangkaan tersebut dengan membuat pendekatan seperlunya. Msalkan transstr Q 1 adalah terbuat dar slkn dengan tpe n-p-n dengan penguatan arus β 200. eberapa permasalahan berkut akan kta selesakan. (a) erapa arus D klektr? (b) er kmentar seberapa efektf keadaan panjar rangkaan pada gambar 13.7 (msalnya dengan membuat perkraan besarnya perubahan arus klektr jka dlakukan penggantan transstr dengan harga gan arus setengahnya) (c) Dengan asums harga s dapat dabakan, perkrakan efek pada tanggapan frekuens syarat-kecl pada 50 Hz () dar () dar. (d) Jka S berupa gelmbang snus dengan ampltud 2 m dan frekuens 1 khz, perkrakan bentuk tegangan keluarannya dengan () berasums S 0, () berasums S 600 Ω Penguat ransstr 163

Penyelesaan: (a) Pertama harus kta htung besarnya sumber tegangan rangkaan terbuka bass (ngat terema heenn) sebaga 2 /( 1 + 2 ) 9 4,7/14,7 2,88 dan hambatan sumber bass 1 // 2 3,20 k Untuk transstr dengan gan arus β berlaku + ( β + 1) 2,88 0,6 ma 3,20 + 201 + 0,39 27,9 µ A Demkan juga β 200 27,9 5,58 ma (dalam hal n kta berasums bahwa berharga 0,6 ) (b) Untuk β 100 kta mendapatkan 2,88 0,6 3,20 + 101 0,39 53,5 5,35 ma ma ternyata dperleh hasl yang hampr sama dengan transstr dengan β 200. Dengan demkan rangkaan n mempunya stabltas panjar yang bak. Sebaga alternatf dar bagan (a) dperleh (201/200) 5,58 ma 390 2,19 164 KONKA DASA

sehngga 2,79, nampak hampr sama dengan harga, member ndkas bahwa berharga sangat kecl. Juga harga cukup besar untuk menghapus ketdakpastan pada saat menghtung. b r e β b s s ~ 2 1 Gambar 13.8 angkaan ekalen A (c) () Kta berasums bahwa berharga cukup besar untuk danggap terjad hubung sngkat pada frekuens 50 Hz, kemudan kta akan lhat efek dar. Kta akan menggunakan mdel setara transstr sepert pada gambar 13.6 (b). Kta perlu menggambar rangkaan setara A, dan untuk keperluan n untuk sebarang ttk pada tegangan D adalah pada A dtanahkan (karenanya mempunya tegangan A nl). Selengkapnya rangkaan tersebut sepert terlhat pada gambar 13.8. Harga reaktans dar pada frekuens 50 Hz adalah 1/ ω (4700 10 0,677 6 2π 50) eaktans n paralel dengan 390 Ω dmana harganya dapat dabakan, dan n ser dengan r e 25 m/5,61 ma 4,46 Ω 1 Arus sebesar ( β + 1) mengalr melalu keduanya sehngga tegangan pada e b kedua ujungnya adalah sebesar b b (896 Ω resstf + 136 Ω kapastf) Penguat ransstr 165

dmana karena kta mengabakan mpedans S dan, maka harganya sama dengan S. agan dar S yang muncul pada r e adalah sebesar 4,46 / 4,46 2 2 + 0,677 0,989. Dengan demkan hanya memberkan efek yang kecl pada frekuens 50 Hz (n akan menghaslkan pergeseran fase sebesar tan -1 (0,677/4,46) 8,6 ) () Pada kasus n mdel sepert terlhat pada gambar 13.5 lebh sesua sehngga rangkaan ekalen A terlhat sepert pada gambar 13.9. b r π β b s s ~ 2 1 Gambar 13.9 angkaan setara Kta dapat mengabakan besarnya reaktans dar sehngga emter dtanahkan (grunded) dan hambatan masukan merupakan kmbnas paralel 1, 2 dan rπ β / 200 25 m/5,61 896 yatu n (1/896 +1/4700 + 1/10000) -1 700 Ω. eaktans adalah sebesar 1/ ω (100 10 6 ma 2π 50) 1 31,8 2 2 agan dar S yang muncul pada r π adalah sebesar 700 / 700 + 31,8 0, 999. Dengan demkan pada frekuens 50 Hz, memberkan efek yang dapat dabakan pada besarnya penguatan. 166 KONKA DASA

(d) Masukan sebesar 2 m (>> 25 m) adalah cukup kecl untuk menghaslkan dstrs pada keluaran, karenanya kta dapat menggunakan analss syarat-kecl. Pada frekuens 1 khz, bak dan dapat danggap terjad hubung sngkat. () Dsn be s dan besarnya penguatan adalah sebesar A - /r e - (560/4,46) -126 dengan demkan keluaran berbentuk snusda dengan ampltud 252 m () Dalam hal n hambatan masukan sebesar 700 Ω (lhat bagan c-) dkena 2 m dar sumber dengan hambatan ser sebesar 600Ω. egangan keluaran akan turun sebesar (700/(700+600)) 2 m 126 136 m. 13.6 Pengaturan egangan Panjar Jka kta dmnta untuk menentukan besarnya panjar (bas) pada kedua rangkaan pada gambar 13.10, kemungknan kta akan kebngungan dengan banyaknya alternatf plhan harga. Namun perlu dperhatkan bahwa kta tdak bsa memlh panjar secara acak. Untuk tu dperlukan aturan agar ddapat desan yang tepat, walaupun harga-harga plhan dmaksud tdak berupa nla yang eksak tetap dalam bentuk nteral nla. + _ 1 + _ 2 _ + (a) (b) Gambar 13.10 Desan pemberan panjar pada penguat transstr Penguat ransstr 167

Untuk memlh desan yang tepat msalnya untuk rangkaan pada gambar 13.10- a, sebaknya tdak terlalu terpengaruh leh adanya alran arus bass dar pembag ptensal (sehngga 2 /( 1 2 ) ). Untuk tu dperlukan + ( / 2 ) ( / ) 1/ β >> atau mendekat 2 << β (karena ) Sebaga acuan dapat dbuat 2 10 jka dpasang 2 yang terlalu rendah dapat mengurang hambatan masukan syarat-kecl (small-sgnal nput resstance). Pada kedua rangkaan pada gambar 13.10 perbedaan tegangan antara bass dan sumber emtr harus lebh besar dar 0,6 lt; dan juga kelebhan tegangan harus lebh besar dar ketdak pastan harga ( 0,1 ). Untuk tu dperlukan 0,6 >> 0,1 0,6 >> 0,1. atau Sebaga pedman dapat dbuat 3 lt, atau 3 lt atau mungkn / 3, atau 168 KONKA DASA

asanya terdapat pembatasan tertentu untuk harga, jka tdak, dapat saja dpasang harga dar 1 1000 lt. Namun basanya akan lebh realstk dengan mengambl harga pada daerah 5 50 lt. Secara prakts basanya kta memlh 9 lt (standar batera yang banyak djual) atau 15 lt (basanya dpaka pada penguat kmersal) Dar harga 2,, dan selanjutnya dapat dtentukan harga 1. asanya juga terdapat pembatasan tertentu untuk harga,, dan. Harga dan dapat berksar dar 10 Ω - 10 MΩ serta dapat berharga dar 1µA sampa dengan 1 A. Jka hambatan keluaran dtentukan sama dengan dan jka hambatan luar harus dpasang, maka harus berharga beberapa kal lebh kecl. Jka arus beban luar harus dcatu maka harus palng tdak beberapa kal lebh besar. Jka keterbatasan-keterbatasan d atas tdak berlaku, secara prakts harga-harga berkut dapat dplh 1 ma dan untuk meyaknkan pemlhan panjar yang tepat ambl harga dan dar ( ) 0,6 / 2 Kemungknan penguatan tegangan dapat dtentukan, yatu dar A / r / e Dengan demkan harga adalah tertentu sesua dengan harga yang dpasang, yatu ( )/ 2 Penguat ransstr 169