MATEMATIKA BISNIS DAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT

MATEMATIKA BISNIS DAN MANAJEMEN JILID 3

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DESKRIPSI PEMELAJARAN

Matematika Semester IV

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 2014

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

MATEMATIKA BISNIS DAN

22. MATEMATIKA SMA/MA (PROGRAM IPA)

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI DAN MATEMATIKA NON-TEKNOLOGI

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

MATEMATIKA BISNIS DAN MANAJEMEN

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

SILABUS ALOKASI WAKTU TM PS PI SUMBER BELAJAR KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

F/751/WKS1/ SMK NEGERI 2 WONOGIRI KISI-KISI PEMBUATAN SOAL UJIAN SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MATEMATIKA 2 Untuk SMK/MAK Kelas XI

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

1. BARISAN ARITMATIKA

SILABUS INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN KHARAKTER

BANK SOAL MATEMATIKA IPS

Sumber:

ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) SMK DIPONEGORO LEBAKSIU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P I SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR. Kuis Tes lisan Tes tertulis Pengamatan Penugasan

PENGEMBANGAN SILABUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrume n. - Menentukan nilai. Tugas individu. (sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, dan

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya

KISI - KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992

1. Sebuah kawat yang panjangnya 10 meter akan dibuat bangun yang berbentuk 3 persegi panjang kongruen seperti pada gambar di bawah.

KARTU SOAL UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALPINANG

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

KISI KISI US Diberikan pernyataan majemuk berkuantor, ingkaran dari pernyataan tersebut majemuk atau pernyataan majemuk berkuantor

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Kelompok : SMK Tingkat : XII ( Duabelas ) Bidang Keahlian : Ti, Kes, Sos Hari/Tanggal : Prog. Keahlian : Ti, Kes, Sos W a k t u : 0

MATEMATIKA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI. To ali. Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x -

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDI IPA

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Silabus. Tugas individu, tugas kelompok, kuis.

C. 9 orang B. 7 orang

Aktif Menggunakan Matematika

LATIHAN SOAL PROFESIONAL

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR

OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional)

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDY IPA

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)


MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN UN 2014

C34 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

D46 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( )

KUMPULAN SOAL SOAL. SOAL PILIHAN GANDA A. Berilah tanda silang (X) paad huruf a, b, c, d, e sesuai dengan pilihan jawaban yang paling tepat!

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAH SMA/MA PROGRAM STUDI IPA MATEMATIKA

SMA / MA IPA Mata Pelajaran : Matematika

DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LEMBAR SOAL

KISI-KISI LOGIC WAR. SK KD Indikator. Menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran

E59 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

02. Jika. 0, maka nilai x + y =... 3 = A. 14 B. 16 C. 18 D. 20 E. 21. ; a dan b bilangan bulat, maka a + b =... A. 3 B. 2 C. 2 D. 3 E.

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2008

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008

Transkripsi:

Bandung Arry Sanjoyo dkk MATEMATIKA BISNIS DAN MANAJEMEN SMK JILID 3 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang MATEMATIKA BISNIS DAN MANAJEMEN Untuk SMK JILID 3 Penulis Editor : Bandung Arry Sanjoyo Sri Suprapti Nur Asyiah Dian Winda S : Erna Apriliani Ukuran Buku : 7,6 x 5 cm SAN m SANJOYO, Bandung Arry Matematika Bisnis dan Manajemen untuk SMK Jilid 3 /oleh Bandung Arry Sanjoyo, Sri Suprapti, Nur Asyiah, Dian Winda S ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 008. xii, 6 hlm ISBN : 978-60-830-73-3 ISBN : 978-60-830-76-4 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 008

KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 008 tanggal 5 Agustus 008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, 7 Agustus 008 Direktur Pembinaan SMK

iv

KATA PENGANTAR Matematika merupakan suatu alat untuk berkomunikasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan matematika kita dapat mengungkapkan gejala gejala alam, sosial, dan teknik dengan suatu ungkapan rumusan matematika yang tidak memuat makna ganda. Bahkan dengan berbantuan matematika kita dapat menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, manajemen, dan teknik dengan penyelesaian yang akurat dan optimal. Fakta menunjukkan bahwa beberapa pemenang nobel untuk bidang ekonomi atau teknik berasal dari matematikawan. Oleh karena itu, mempelajari dan menguasai matematika dari usia sekolah dasar maupun lanjut merupakan suatu kebutuhan. Buku ini disusun dengan memperhatikan konsep berfikir matematis dan selalu mengaitkannya dalam kehidupan seharihari, khususnya pada permasalahan ekonomi, bisnis, dan manajemen. Pada setiap konsep kecil yang dituangkan dalam suatu sub bab selalu dikaitkan dengan permasalahan sehari hari. Juga pada setiap bab diawali dengan kalimat motivasi, pembuka dan perangsang bagi pembaca untuk mengerti dari awal, kira-kira akan dipakai seperti apa dan dimana. Belajar matematika tidak cukup hanya dengan mengerti konsep saja. Harus disertai dengan banyak latihan olah pikir serupa dengan contoh contoh yang diberikan. Untuk itu, pada setiap akhir sub bab diberikan banyak soal soal sebagai latihan dalam v

menguasai konsep dan miningkatkan ketrampilan olah pikir dan penyelesaian permasalahan. Susunan materi di buku ini berpedoman pada silabus dan GBPP yang telah disusun oleh Depdiknas untuk matematika tingkat SMK bidang Bisnis dan Perkantoran. Sehingga rujukan yang dipakai banyak menggunakan buku matematika untuk SMK dan SMA/MA. Namun demikian juga memperhatikan beberapa buku matematika untuk perguruan tinggi maupun buku aplikasi matematika. Dengan harapan bahwa konsep dan aplikasi matematika tidak terabaikan, juga tingkatan penyampaian materi sangat memperhatikan usia sekolah SMK. Banyak kata motivasi dan kalimat definitif diambil dari buku rujukan yang dipakai. Untuk suatu topik gagasan, sering diambil dari gabungan beberapa buku yang kemudian diungkapkan kedalam suatu kalimat yang sekiranya akan mudah dimengerti oleh siswa SMK. Penulis sangat menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan oleh penulis. Penulis. vi

Diunduh dari BSE.Mahoni.com DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI iii v vii JILID. SISTEM BILANGAN REAL.. BILANGAN REAL DAN OPERATOR PADA REAL... Bilangan Real... Operasi Pada Bilangan Real 4.. Perbandingan, Skala dan Persen... Perbandingan... Skala 6..3. Persen 7.3. Operasi Pada Bilangan Berpangkat Bulat 3.3.. Pangkat Bilangan Positif 3.3.. Pangkat Bilangan Negatif 34.3.3. Penerapan Operasional Bilangan Berpangkat 39.4. Bilangan Dalam Bentuk Akar (Irrasional) 47.4.0. Operasi Aljabar Pada Bilangan Berbentuk Akar 49.4.0. Merasionalkan Penyebut 5.4. Bilangan Berpangkat Rasional 56.4. Logaritma 63.6.0. Pengertian Logaritma 63.6.0. Menghitung Logaritma 65.6.0. Sifat-Sifat Logaritma 73.6.0. vii

. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 83.. Persamaan Linear 84.. Persamaan Kuadrat 96... Menyelesaikan Persamaan Kuadrat 99... Mencari Hubungan Akar-akar Persamaan Kuadrat 4..3. Hubungan Antara Akar-akar Persamaan Kuadrat Lainnya..4. Menerapkan Persamaan Kuadrat 8.3. Sistem Persamaan Linear 39.3.. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Peubah 4.3.. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Tiga Peubah 49.. Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat Dua Peubah 54.. Pertidaksamaan 58.5.9. Pertidaksamaan Linear Satu Peubah 6.5.0. Pertidaksamaan Kuadrat 64.5.. Pertidaksamaan Pecah Rasional 67.5.. Menerapkan Pertidaksamaan Kuadrat 70 3. FUNGSI 77.. Fungsi dan Relasi 78.6.3. Jenis-jenis Fungsi 83.. Fungsi Linear 87.7.. Menggambar Grafik Fungsi Linear 88.7.. Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Sebuah Titik 9 Dengan Gradien Diketahui.7.3. Penentuan Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Dua 9 Titik.7.4. Kedudukan Dua Buah Garis Lurus 93.7.5. Invers Fungsi Linear 94.. Fungsi Kuadrat 98.8.. Bentuk Umum Parabola 0 viii

.8.. Menentukan Puncak Persamaan Sumbu Simetri 03 Dan Koordinat Fokus Suatu Parabola.3. Aplikasi Untuk Ekonomi JILID 4. PROGRAM LINEAR 8 3.. Keramik 9 3... Pertidaksamaan Linear Dan Daerah 9 Penyelesaiannya 3... Sistem Pertidaksamaan Linear dan Daerah 8 Penyelesaiannya 3.. Nilai Optimum Dari Daerah Penyelesaian Sistem 48 Pertidaksamaan Linear 3.. Penyelesaian Program Linear Dengan Menggunakan Garis Selidik 63 5. LOGIKA MATEMATIKA 7 4.. Pernyataan dan Kalimat Terbuka 74 4... Proposisi 74 4... Kalimat Terbuka 76 4.. Penghubung Atau Konektif (Connective) 79 4... Negasi 79 4... Konjungsi 80 4..3. Disjungsi 8 4..4. Implikasi (Proposisi Bersyarat) 84 4..5. Bimplikasi 87 4..6. Tabel Kebenaran 9 4.3. Kuantor Universal Dan Kuantor Eksistensial 96 4.3.. Negasi Dari Pesyaratan Berkuantor 96 4.3.. Hubungan Invers, Konvers, dan Kontraposisi 99 4.3.3. Dua Buah Pernyataan Majemuk Yang Ekuivalen 30 4.4. Silogisme, Modus, Ponens, dan Modus Tollens 306 4.4.. Silogisme 307 ix

4.4.. Modus Ponens 309 4.4.3. Modus Tollens 3 6. FUNGSI 36 6.. Fungsi dan Relasi 37 6... Jenis-Jenis Fungsi 3 6.. Fungsi Liner 37 6..6. Menggambar Grafik Fungsi Liner 38 6..7. Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Sebuah Titik 33 Dengan Gradien Diketahui 6..8. Penentuan Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Dua 33 Titik 6.3. Fungsi Kuadrat 339 6.3.. Bentuk Umum Parabola 34 6.3.. Menentukan Puncak, Persamaan Sumbu Simetri dan 343 Koordinat Fokus Suatu Parabola 6.4. Aplikasi Untuk Ekonomi 354 7. BARISAN DAN DERET 36 7.. Barisan dan Deret Bilangan 36 7... Notasi Sigma 36 7.. Barisan dan Deret Aritmatika 377 7.3. Barisan dan Deret Geometri 386 JILID 3 8. GEOMETRI BIDANG 397 x 8.. Sudut 397 8.. Keliling Bidang Datar 40 8.3. Luas 407 8.4. Luas Bidang Datar Dibawah Garis Lengkung 44 8.5. Transformasi Geometri 40 8.6. Komposisi Transformasi 436

9. Peluang 447 9.. Pengertian Dasar 447 9.. Kaidah Pencacahan 450 0. STATISTIKA 477 0.. Pengertian Dasar 477 0.. Penyajian Data 48 0.3. Ukuran Statistik Bagi Data 498. MATEMATIKA KEUANGAN.. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk 59.. Diskonto 57.3. Bunga Majemuk 58.4. Nilai Tunai, Nilai Akhir, dan Hari Valuta 530.5. Rente (Rentetan Modal) 534.6. Anuitas 543.7. Metode Saldo Menurun 55 xi

xii

Bab 8 GEOMETRI BIDANG P ada bab ini akan dibahas bentuk-bentuk bidang dalam ruang dimensi dua, keliling serta luasan dari bidang tersebut, bentuk ini banyak kaitannya dengan kegiatan ekonomi (bisnis dan manajemen) terutama menyangkut luasan dari bidang. Selain itu dikenalkan dua besaran sudut yaitu derajat dan radian serta hubungan antara kedua satuan ukuran ini. 8. Sudut Misalkan kita menggambar dua garis lurus AB dan AC yang berpotongan di titik A (lihat gambar 8.), kedua garis ini membentuk sudut dengan titik sudut A dan dinamakan sudut A dilambangkan dengan: BAC atau dapat juga ditulis sebagai CAB. Garis AB dan AC dinamakan kaki sudut dari sudut BAC. Untuk mengukur besarnya BAC digunakan aturan berlawanan dengan arah jarum jam yang putar kanan, berarti sudut bernilai positip jika arah putar sudut kiri dan 397

398 Bab 8: Geometri Bidang bernilai negative jika arah putar sudut ke kanan, besar sudut dinyatakan dalam derajat. Jadi besar BAC dinyatakan dengan θ 0. C A θ B Gambar 8.. Garis AB dan garis AC membentuk BAC Ada beberapa nama sudut berdasarkan besar sudut yang dibentuk, pada Gambar 8.. BAC dinamakan sudut lancip karena besar sudut A kurang dari 90 0, jika besar sudut adalah 90 0 maka dinamakan sudut siku-siku dan jika besar sudut lebih dari 90 0 dinamakan sudut tumpul. HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT Dua macam satuan yang biasa digunakan untuk menentukan ukuran sudut yaitu radian dan derajad. Pada bagian ini akan dibahas pengertian radian dan hubungan antara derajat dengan radian. Buatlah sebuah lingkaran dengan pusat O dan jari-jari r seperti Gambar 8... Gambar 8.. Besar AOB = radian Misal AB sebuah busur pada lingkaran yang panjangnya sama dengan

Bab 8: Geometri Bidang 399 jari-jari lingkaran r. Besar sudut pusat AOB yang menghadap busur AB sebagai satu radian. Karena keliling lingkaran sama dengan π r (nilai π 3,4 ), ini berarti bahwa besar sudut pusat adalah: π radian. Besar sudut lingkaran dengan satu putaran adalah 360 0 sehingga 0 =. Satuan yang lebih kecil dari derajat adalah menit dan 0 360 detik, 0 = 60' dan ' = 60". Jadi: radian = 360 0 π atau π radian =80 0 persamaan tersebut adalah persamaan dasar antara radian dan derajat, oleh karena itu: 80 radian = π 0 0 57 7'45" 0 = π radian = 0, 0745 radian 80 CONTOH 8.. Berapa besar sudut dalam radian jika diketahui besar sudut dalan derajat adalah 45 0? Jawab. Karena Maka 0 = π radian = 0, 0745 radian, 80 π π 45 0 = 45 radian = radian 0, 7855 radian 80 4

400 Bab 8: Geometri Bidang CONTOH 8.. Berapa derajat jika besar sudut:,5 radian? Jawab 0 80 0 Karena radian = 57 7'45", π 0 80 0 Maka,5radian =,5 7 37'" π CONTOH 8..3 Nyatakan besar sudut: Jawab π 3 dalam derajat! Karena maka radian = 80 0 π, π 3 = 80 3 0 = 0 0 CONTOH 8..4 Nyatakan besar sudut Jawab Karena radian = 80 0 π, 0 540 dalam bentuk π radian Maka 0 0 540 540 = 0 80 π radian = 3π radian

Bab 8: Geometri Bidang 40 Latihan Soal 8 -. Konversikan besaran sudut dalam derajat ke dalam radian a. 3 0 45 c. 48 0 5 30 b. 8 0 35 d. 450 0 45 45. Konversikan besaran sudut dalam radian ke dalam derajat a. 6,8 radian c. 9 radian b. 0,34 radian d. radian 3. Ubahlah ke dalam satuan π radian a. 70 0 c. 35 0 b. 450 0 d. 405 0 4. Ubahlah ke dalam satuan derajat 5 a. π 6 3 b. π 4 c. π 4 7 d. π 3 5. Ubahlah ke dalam satuan π radian a. - 90 0 b. -60 o c. - 30 0 d. -80 0

40 Bab 8: Geometri Bidang 8. KELILING BIDANG DATAR Keliling suatu bangun datar yang tertutup merupakan jumlah panjang sisi-sisinya, dapat juga dikatakan bahwa keliling suatu bangun datar adalah jarak yang ditempuh bila suatu bangun dikitari sampai kembali ke tempat semula. PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Bangun datar yang berbentuk persegi panjang adalah bangun datar segi empat dengan sudut siku disetiap sudutnya, dimana mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sedangkan persegi adalah keadaan khusus dari persegi panjang yaitu ukuran panjang dan lebar adalah sama. Seperti terlihat pada Gambar 8.8..4. p l s s Persegi Panjang Persegi Gambar 8.8..4 Persegi dan Persegi Panjang Keliling dari persegi panjang adalah jarak yang ditempuh jika mengitari sisi-sisinya dan kembali pada titik awal. Untuk persegi panjang, kelilingnya (K) adalah dua kali panjang (p) ditambah dua kali lebar (l) dan dinyatakan dengan: ( p l) K = p + l = + Untuk persegi, karena panjang sisi-sisiya sama (s) maka keliling persegi dinyatakan dengan: K = s + s = 4s

Bab 8: Geometri Bidang 403 CONTOH 8.8..4 Hitung keliling persegi panjang dengan panjang 0 satuan dan lebar 5 satuan! Jawab Keliling persegi panjang tersebut adalah: ( p + l) = ( 0 + 5) satuan K = = 70 CONTOH 8.. Hitung keliling persegi dengan panjang sisi-sisinya 0 satuan! Jawab Keliling persegi tersebut adalah: K = 4 s = 4 0 = 80 satuan JAJARAN GENJANG, LAYANG LAYANG DAN TRAPESIUM Bentuk-bentuk segi empat yang lain adalah: Jajaran genjang, Layanglayang dan Trapesium. Jajaran genjang mempunyai dua pasang sisi yang saling sejajar, layang-layang dua pasang sisinya sama panjang sedangkan trapesium hanya memiliki sepasang sisi yang sejajar. Bentuk bangun datar ini diperlihatkan pada Gambar 8.. l l p l p p p n m l l k Jajaran Genjang Layang - Layang Trapesium

404 Bab 8: Geometri Bidang Gambar 8.. Bangun datar Jajaran Genjang, Layang-Layang dan Trapesium Keliling dari bangun segi empat ini dengan menghitung jarak yang ditempuh, jika mengitari bangun segi empat ini dan kembali ke titik asal. Dengan demikian keliling untuk masing masing banun segi empat ini adalah : Jajaran genjang: K = ( p + l) Layang-layang : K = ( p + l) Trapesium : K = k + l + m+ n SEGITIGA Perhatikan Gambar 8..3, terlihat pada gambar bahwa persegi panjang yang ditarik sebuah garis yang melalui salah satu diagonalnya maka akan terbentuk bidang datar yang berbentuk segitiga. S S S 3 Gambar 8..3 Segitiga Keliling segitiga dinyatakan dengan menjumlahkan ketiga sisinya: K = S + + S S 3 Terdapat 3 jenis segitiga yaitu: Segitiga siku-siku: salah satu sudutnya siku-siku Segitiga sama kaki: mempunyai dua sisi yang sama panjang Segitiga sama sisi: ketiga sisinya sama panjang

Bab 8: Geometri Bidang 405 LINGKARAN Bentuk-bentuk benda yang berupa lingkaran sering anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan bentuk roda kendaraan, jam tangan yang bulat, medali, uang logam merupakan contoh benda-benda yang berbentuk lingkaran. Bentuk Lingkaran diperoleh dengan menentukan tempat kedudukan atau himpunan semua titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah titik (Gambar 8..4). Titik tetap (x o, y o) tersebut dikatakan Pusat lingkaran dan jarak r tersebut dikatakan jari-jari lingkaran. Gambar 8..4 Keliling sebuah lingkaran sama dengan dua kali π dikalikan dengan jari-jarinya, atau ditulis: K = π r

406 Bab 8: Geometri Bidang Latihan Soal 8-. Tentukan keliling dari bangun datar dibawah ini: a. Persegi Panjang dengan panjang = 6 cm, lebar = 3 cm b. Persegi dengan sisi = 4 cm c. Jajajaran genjang panjang = cm, lebar = 8 cm d. Lingkaran dengan jari-jari = 5 cm. Sebuah jendela berbentuk persegi panjang dengan panjang =,4 m dan lebar,8 m. Diatas jendela diberi lengkungan setengah lingkaran. b. Tentukan keliling jendela c. Jika harga bahan Rp. 4.500,-/m dan ongkos pembuatan jendela Rp. 55.000,-. Tentukan harga jendela tersebut. 3. Sebuah pagar berbentuk seperti gambar dibawah ini, bagian atas pagar diberi hiasan segi tiga sama sisi. 3 m 0,5 m Jika harga bahan Rp. 35.000,-/m, ongkos pembuatan Rp. 5.000,- tentukan harga pagar. 4. Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan panjang 5 m dan lebar 0 m, keliling taman diberi pagar seperti pada soal 3. Berapa beaya yang dibutukhan untuk memberi pagar taman tersebut. 5 m

Bab 8: Geometri Bidang 407 8.3 Luas Luas daerah suatu bangun datar, yang selanjutnya disebut luas adalah ukuran yang menunjukkan besarmya permukaan untuk menutup bangun datar tersebut. Luas suatu bangun datar dinyatakan dengan L, yang mana rumus-rumus luas bangun datar yang sudah pernah kita pelajari kita ulas kembali. PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Bangun datar yang berbentuk persegi panjang adalah bangun datar segi empat dengan sudut siku disetiap sudutnya, dimana mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sedangkan persegi adalah keadaan khusus dari persegi panjang yaitu ukuran panjang dan lebar adalah sama. Seperti terlihat pada Gambar 8... Luas dari persegi panjang adalah banyaknya besaran turunan yang dapat menutupi permukaan persegi panjang. Kalau panjang dari persegi panjang adalah p satuan dan lebar dari persegi panjang adalah l satuan, maka luas persegi panjang tersebut adalah: L = p l Sedangkan luas dari persegi adalah sisi (s) dikalikan dengan sisi (s) dan dinyatakan dengan: L = s s = s CONTOH 8.3. Tentukan luas dari persegi panjang dengan panjang 8 cm & lebar 4 cm Jawab L = p l = 8cm 4cm = 3 cm

408 Bab 8: Geometri Bidang CONTOH 8.3. Tentukan luas dari persegi dengan panjang sisi 4 m Jawab L = s s = 4m 4m = 6 m SEGITIGA Perhatikan Gambar 8.3.. Terlihat pada gambar bahwa Luas segi tiga ABC sama dengan ½ luas persegi panjang ADCF ditambah ½ luas persegi panjang DBFC maka luas segi tiga ABC sama dengan ½ luas persegi panjang ADCE dan DBFC. Sehingga luas segitiga dapat dirumuskan sebagai berikut : E C F L = ( AB) ( CD) A D B Gambar 8.3. Jika panjang alas (AB) segi tiga ABC adalah a dan Panjang dari garis tinggi CD adalah t, maka luas segitiga ABC dapat ditulis: L = a t CONTOH 8.3.3 Tentukan luas segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tinggi 4 cm Jawab L = a t = 8cm 4cm = 6 cm

Bab 8: Geometri Bidang 409 JAJARAN GENJANG Untuk mendapatkan luas jajaran genjang perhatikan Gambar 8.3.. Buat garis tinggi dari sepasang sisi yang sejajar, potong bentuk segitiga sebelah kanan kemudian tempelkan ke segitiga sebelah kiri, bentuk bangun menjadi persegi panjang.misalkan panjang alas jajaran genjang diketahui a dan tingginya t t t a a Gambar 8.3.Jajaran genjang dan Persegi panjang yang dibentuk dari potongan Segitiga Jajaran genjang Jadi luas jajajaran genjang dinyatakan dengan: L = a t CONTOH 8.3.4 Tentukan luas jajaran genjang yang panjang alas 8 cm dan tinggi 4 cm Jawab L = a t = 8cm 4cm = 3 cm

40 Bab 8: Geometri Bidang LAYANG LAYANG Luas layang-layang dicari dengan membuat garis diagonal-diagonalnya kemudian memotong salah satu diagonalnya. Dari potongan ini terdapat dua segitiga yang panjang alas sama dengan diagonal dan tinggi dari kedua segitiga sama dengan panjang diagonal yang lain seperti terlihat pada Gambar 8.3.3. t d d d t Gambar 8.3.3 Layang-layang dipotong menjadi dua segitiga Luas segitiga potongan atas adalah : L atas = d Luas segitiga potongan bawah adalah : L bawah = d Luas layang-layang: L atas + L bawah ( d t ) + ( d t ) = = d ( t + t ) Sedangkan d = t + t Jadi luas layang-layang: L = d d

Bab 8: Geometri Bidang 4 CONTOH 8.3.5 Tentukan luas layang-layang yang panjang diagonalnya 0 cm dan tinggi 6 cm Jawab L = d d = 0 6 = 30 cm TRAPESIUM Perhatikan Gambar 8.3.4. Penghitungan luas trapesium dengan membuat dua garis tinggi dari alas trapesium, bidang dipotong mengikuti garis tinggi, dengan demikian ada dua bidang datar berbentuk segitiga dan satu berbentuk persegi panjang. b c t d L L L 3 a Gambar 8.3.4 Trapesium dan Tiga Potongan Luas trapesium adalah jumlahan dari L + L + L L = L = L 3 = c t b t d t L trap = c t b + d t + ( t)

4 Bab 8: Geometri Bidang trap = t c + b + d = t c + b + d c d, panjang a = c + b + d t a = ( ) L = t ( a + b) c + d, panjang c + d = a b CONTOH 8.3.6 Tentukan luas trapesium dengan tinggi 4 cm, alas 6 cm dan 5 cm. Jawab L = t ( a + b) = 4 ( 6 + 5) = cm trap

Bab 8: Geometri Bidang 43 Latihan Soal 8-3. Tentukan luas dari bangun datar dibawah ini: a. Persegi dengan sisi 3 cm b. Persegi panjang dengan panjang 5 cm, lebar cm c. Segi tiga dengan alas 8 cm dan tinggi 7 cm d. Lingkaran dengan jari-jari 6 cm. Tentukan luas tanah pada gambar dibawah ini m 3 m 6 m 8 m 3. Paving dengan ukuran 4 x 8 cm digunakan untuk menutup halaman sekolah yang berukuran 8 x 0 m a. Berapa banyak paving yang dibutuhkan b. Jika harga paving Rp..500,-/buah berapa harga paving seluruhnya. c. Ongkos pemasangan paving Rp. 5.000,-/m Berapa beaya yang dibutuhkan d. Agar lebih bagus digunakan paving merah sebanyak m dengan harga Rp. 750,-/buah, berapa harga paving seluruhnya 4. Sebuah teras dari cor berbentuk persegi panjang dan diatasnya diberi setengah lingkaran seperti gambar dibawah, dengan ketebalan 5 cm tiap meter persegi membutuhkan semen 6 kg, harga semen yang berisi 50 kg Rp. 48.000,- a. Berapa luas teras b. Berapa kg semen yang dibutuhkan c. Berapa biaya untuk membeli semen m m 4m

44 Bab 8: Geometri Bidang 8.4 Luas Bidang Datar Dibawah Garis Lengkung Prinsip untuk mendapatkan luas bidang datar dibawah garis lengkung dengan membagi bidang tersebut menjadi potongan-potongan yang berbentuk persegi panjang atau trapesium, hasil yang didapat merupakan pendekatan luas dari bidang datar tersebut. Terdapat dua cara untuk mendapatkan pendekatan luas bidang datar yaitu: Aturan titik tengah Aturan trapesoida ATURAN TITIK TENGAH Perhatikan Gambar 8.4. Luas bidang datar dibawah garis lengkung dari titik A sampai dengan titik B dibagi menjadi n potongan yang berbentuk persegi panjang dengan lebar yang sama. p p 3 p 4 p p n A l l l l l B Gambar 8.4. Luas dibawah garis lengkung dari titik A sampai titik B dipotong sebanyak n persegi panjang Luas potongan persegi panjang adalah panjang kali lebar, dengan demikian luas bidang datar adalah jumlah dari potongan-potongan luas persegi panjang dan ditulis:

Bab 8: Geometri Bidang 45 L L + L + L +... + 3 Ln ( p l) + ( p l) + ( p l) +... + ( p n l) n p l ATURAN TRAPESOIDA i i Pendekatan luas dengan aturan trapesoida, potongan dibawah garis lengkung berbentuk trapesium seperti terlihat pada Gambar 8.4.. Lebar potongan merupakan tinggi trapesium, sehingga luas satu potong trapesium adalah: L = l + ( p p ) 3 p p 3 p 4 p 5 p n- p p n L L L 3 L 4 L n- A l l l l l Gambar 8.4. Luas dibawah garis lengkung dari titik A sampai titik B dipotong sebanyak (n-) Trapesium Luas seluruh dataran dibawah garis lengkung adalah: L L + L + L3 +... + Ln l ( p + p ) + ( p + p ) ( + ) l p n p n 3 l +... + B

46 Bab 8: Geometri Bidang L l ( p + p + p +... + + ) 3 p n p n L l [( p + p ) + ( p + p +.. + p )] n 3. n Perhatikan rumusan luas aturan trapesoida panjang awal ditambah akhir, panjang ditengah dijumlahkan kemudian dikalikan dengan dua. CONTOH 8.4. Tentukan pendekatan luas pada gambar dibawah dengan menggunakan aturan titik tengah dan trapesoida untuk n = 0, panjang AB = 0 cm dan ukuran panjang (dalam cm) P P P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 0 P 7,6 8, 9,8 0 9,6 8,4 8 8, 8,8 8,6 7,4 p p p 3 p 4 p 5 p 6 p 7 p 8 p 9 p 0 p A B Jawab. n = 0, panjang AB = 0 cm, lebar potongan: 0 cm l = = cm 0

Bab 8: Geometri Bidang 47 Aturan Titik Tengah Lebih dahulu menentukan panjang rata-rata setiap potongan luasan untuk potongan ke satu panjang rata-rata adalah: p + p 7,6 + 8, p = = = 7, 9cm Dengan cara yang sama didapat rata-rata panjang semua potongan sebagai berikut: p p p p 3 4 p 5 7,9 9 9,9 9,8 9 8, 8, 8,5 8,7 8 p 6 Jadi pendekatan luas bidang datar adalah: L p 7 p 8 p 9 ( 7,9 + 9 + 9,9 + 9,8 + 9 + 8, + 8, + 8,5 + 8,7 + 8) 87 = 74cm p 0 Aturan Trapesoida Penghitungan pendekatan luas dengan aturan trapesoida adalah sebagai berikut: L 74, = 74, cm ( 7,6 + 7,4 + ( 8, + 9,8 + 0 + 9,6 + 8,4 + 8 + 8, + 8,8 + 8,6 ) Hasil pendekatan luas sedikit berbeda hal ini disebabkan pendekatan luas dengan aturan titik tengah potongan bidang datar berbentuk persegi panjang, sedangkan bentuk potongan mendekati bentuk trapesium. Jadi pendekatan luas yang paling baik adalah aturan trapesium.

48 Bab 8: Geometri Bidang Latihan Soal 8-4. Tentukan luas daerah gambar dibawah ini, yang mempunyai data pengukuran seperti pada tabel yang diberikan: 0 4 6 8 0 4 6 8 0 l i 0 4 6 8 0 4 6 8 0 P i 5 6 7 5,5 4,5 6,5 6 5,3 5,5 5, 6. Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh y =, x 5 dan x sumbu x, ambil n = 0. Tentukan luas daerah dengan mengunakan a. Aturan titik tengah b. Aturan trapesoida 3. Gambar dibawah ini adalah sebuah jendela dengan data pengukuran, dipasang kaca dengan harga kaca Rp..000,-/m. Tentukan harga kaca yang dibutuhkan dengan menggunakan a. Aturan titik tengah b. Aturan trapesoida

Bab 8: Geometri Bidang 49 Data pengukuran (cm): t 90 9 95 97 00 0 00 97 95 9 90 h 0 7 4 8 35 4 49 56 63 70 4. Gambar dibawah ini adalah sebuah jendela mobil dengan data pengukuran, dipasang kaca dengan harga kaca Rp. 43.000,-/m. Tentukan harga kaca yang dibutuhkan dengan menggunakan a. Aturan titik tengah b. Aturan trapesoida Data pengukuran (cm): t 0 9 4 7 30 34 37 40 38 35 0 h 0 6 8 4 30 36 4 48 54 60 5. Hitung luas daerah dibawah kurva y=x yang dibatasi oleh garis x=0, x= dan sumbu X dengan pendekatan trapezium jika n=0.(sertai gambar)

40 Bab 8: Geometri Bidang 8.5 Transformasi Geometri Transformasi geometri adalah pemindahan obyek bidang datar dari tempat asal ketempat yang lain. Terdapat empat bentuk transformasi geometri yaitu: Translasi (pergeseran) Rotasi (putaran) Refleksi (pencerminan) Dilatasi (Perbesaran atau perkecilan) TRANSLASI Translasi atau pergeseran adalah bentuk transformasi untuk memindahkan suatu obyek pada bidang datar dengan jarak dan arah tertentu. Panjang jarak dan arah pada translasi dinyatakan oleh vektor AB atau a pasangan berurutan. b Suatu translasi dari pemetaan: T Titik ( x y) : R R R (ruang dimensi dua) ke a P, ditranslasikan oleh T = b artinya titik P ( x, y) dipetakan ke titik '( x', y ') hubungan: x' = x + a y' = y + b R didefinisikan oleh P sehingga berlaku

Bab 8: Geometri Bidang 4 Hubungan ini mengandung pengertian:. Jika a > 0 maka arah pergeseran kekanan dan jika a < 0 arah pergeseran kekiri.. Jika b > 0 maka arah pergeseran keatas dan jika b < 0 arah pergeseran kebawah. Secara geometri diperlihatkan pada Gambar 8.5. y y y + b y ( x y) P, x P ' ( x', y ') x + a x y y + b ( x y) P, x P ' ( x', y ') x + a x a > 0, b > 0 a > 0, b < 0 Gambar 8.5. Translasi Titik P ( x, y ) ke P '( x', y ') CONTOH 8.5. Tentukan bayangan titik P (, 5) dan ( 3,) Jawab Q oleh translasi T 3 Untuk titik P: P (, 5) P '( +, 5 + 3) = P' ( 4, ) Untuk titik Q: Q( 3,) Q '( 3 +,+ 3) = P' (,4)

4 Bab 8: Geometri Bidang CONTOH 8.5. Tentukan hasil translasi dari persamaan parabola y = x oleh translasi T, Gambarkan grafik sebelum dan sesudah translasi. 3 Jawab. Persamaan translasi adalah: x ' = x x = x ' + y ' = y + 3 y = y ' 3 Substitusikan persamaan translasi ke persamaan parabola didapat: y = x y ' 3 = ( x ' + ) y ' = ( x ') + x ' + + 3 y ' = ( x' ) + x ' + 4 Grafik parabola asal dan hasil translasi diperlihatkan pada gambar 8.5. y ( x' ) + ' + 4 y ' = x y = x y = x + x + - x Gambar 8.5. Grafik Parabola dan hasil Translasi

Bab 8: Geometri Bidang 43 Pertama kita gambarkan grafik y = x, grafik ini digeser ke-kiri sejauh satu satuan (gambar garis putus-putus), kemudian dilanjutkan digeser ke-atas sejauh tiga satuan (gambar garis tebal). CONTOH 8.5.3 Bayangan titik ( a b, a + b) Tentukan bayangan titik (, a + ) oleh translasi b a adalah titik ( 8, ) b oleh translasi yang sama. Jawab. Bentuk translasi sebagai berikut: a b a + b + a 8 = b a b + a = 8 a b = 8.... () a + b + b = a + b =.. () Dari persamaan () dan () didapat a = 3 dan b =, Oleh krena itu titik ( b, a + ) = (,4). Bayangan titik (,4) 3 oleh translasi x 3 = + = y 4 3 Jadi, bayangan titik (,4) adalah: a oleh tranlasi = b 3 adalah (,3)

44 Bab 8: Geometri Bidang ROTASI Rotasi adalah bentuk transformasi geometri untuk memindahkan obyek dengan cara pemutaran. Untuk melakukan rotasi diperlukan titik pusat, besar sudut dan arah sudut rotasi. Arah putaran sudut positif berlawanan dengan jarum jam, sebaliknya untuk arah sudut yang negatif putaran searah dengan jarum jam. Gambar 8.5.3 memperlihatkan bangun segitiga dirotasikan dengan pusat titik O ( 0,0 ), sudut putar sebesar θ searah jarum jam. O θ Gambar 8.5.3 Segitiga dirotasi pusat O sebesar θ searah jarum jam Misalkan titik P ( x, y) diputar dengan titik pusat O( 0,0 ) dengan sudut putar sebesar θ berlawanan arah jarum jam, untuk mendapatkan titik hasil rotasi yaitu titik '( x', y ') P perhatikan Gambar 8.5.4. y O y y ' P ' ( x', y ') r P ( x, y) θ x ' α r x x Gambar 8.5.4 Rotasi titik P ( x, y) ke P '( x', y ')

Bab 8: Geometri Bidang 45 OP = OP = r, x = r cosα, y = rsin α x' = r = r XOP = α, POP ' = θ cos( α + θ ) ( cosα cosθ sin α sin θ ) = r cosα cosθ r sin α sin θ = x cosθ ysin θ y' = r = r sin ( α + θ ) ( sin α cosθ + cosα sin θ ) = r sin α cosθ + r cosα sin θ = y cosθ + xsin θ = xsin θ + ycosθ Jadi, x ' = x cosθ y sin θ y ' = x sin θ + y cosθ Dalam bentuk matriks persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut: x' cosθ = y ' sin θ sin θ x cosθ y Bentuk matriks cosθ sin θ sin θ cosθ disebut matriks rotasi R [ O,θ ].

46 Bab 8: Geometri Bidang CONTOH 8.5.4 Diberikan titik-titik A (,4), B( 3,5) dan ( 0, 3) C diputar dengan sudut seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, pusat sumbu sumbu putar O. Tentukan bayangannya!. Jawab. Persamaan rotasi dengan θ 0 = 90 dengan pusat sumbu O adalah: 0 0 x' cos90 sin 90 = 0 0 y ' sin 90 cos90 4 0 3 0 = 0 4 5 3 4 5 3 = 3 0 Jadi, 3 A '( 4,), B '( 5, 3) dan C ' ( 3,0 ) 5 0 3 Sekarang kita bahas jika titik pusat putar bukan O ( 0,0 ), misal ( a b) P,. Penyelesaian masalah ini sama dengan mentranslasikan O ( 0,0 ) ke titik ( a b) x' a = y' b = atau dalam bentuk matriks: P,, sehingga didapat persamaan: ( x a) cosθ ( y b) sin θ ( x a) sin θ + ( y b) cosθ x' a cosθ = y ' b sin θ sin θ x a cosθ y b

Bab 8: Geometri Bidang 47 CONTOH 8.5.5 Tentukan bayangan dari persamaan parabola sudut putar sebesar Jawab. Pusat rotasi (,0), besar sudut putar persamaan rotasi: x ' = y ' 0 = y = x diputar dengan 0 90 berlawanan arah jarum jam, titik pusat (,0) 0 0 ( x ) cos90 ( y 0) sin 90 0 0 ( x ) sin 90 + ( y 0) cos90 x' = + ( x ) 0 ( y) ( x ) ( y)0 y ' = 0 + + x ' = y y ' = x y = x ' x = y '+ 0 90 berlawanan arah jarum jam, Substitusikan ke persamaan parabola bayangan: y = x didapat persamaan atau ( x ') = ( y ' + ) ( y ') 4 ' x ' = y Jadi bayangan dari persamaan parabola sudut putar sebesar adalah x = y 4y. y = x yang diputar dengan 0 90 berlawanan arah jarum jam, titik pusat (,0)

48 Bab 8: Geometri Bidang REFLEKSI (PENCERMINAN) Refleksi (pencerminan) adalah bentuk transformasi geometri yang memindahkan obyek menjadi bayangan seperti di depan cermin. Misal suatu segitiga dicerminkan terhadap garis l, hasil dari pencerminan diperlihatkan pada Gambar 8.5.5. l B B ' A A ' C C ' Gambar 8.5.5 Segitiga ABC dicerminkan terhadap l Pencerminan titik terhadap sumbu cermin, jarak titik asal ke sumbu cermin sama dengan jarak titik bayangan ke sumbu cermin. Pada koordinat Kartesius, titik ( x y) P, dicerminkan terhadap sumbu x dan sumbu y hasil dari pencerminan diperlihatkan pada Gambar 8.5.6. ( x y) P ", y ( x y) P, x Gambar 8.5.6 Pencerminan ( x y) P' ( x, y) P, terhadap sumbu koordinat

Bab 8: Geometri Bidang 49 Titik P ( x, y) dicerminkan terhadap sumbu x menghasikan P ( x, y) bentuk persamaan hasil pencerminan ini adalah: x ' = x x ' = x + 0 y y ' = y y ' = 0 x y Dinyatakan dalam bentuk persamaan matriks: x' 0 x = y ' 0 y ', 0 Matriks disebut matriks pencerminan terhadap sumbu x. 0 Dengan cara yang sama dapat dicari bentuk-bentuk matriks pencerminan pada sumbu-sumbu cermin yang lain, untuk memudahkan mempelajari pencerminan bentuk-bentuk matriks pencerminan ditulis dalam tabel 8.5. Tabel 8.5. Matriks Transformasi Pencerminan Transformasi Bentuk Matriks Pemetaan Pencerminan terhadap sumbu x Pencerminan terhadap sumbu y Pencerminan terhadap O 0,0 Pusat sumbu ( ) 0 0 0 0 0 0 Pencerminan terhadap 0 garis y = x 0 Pencerminan terhadap 0 garis y = x 0 ( x, y) ( x, y) ( x, y) ( x, y) ( x, y) ( x, y) ( x, y) ( y, x) ( x, y) ( y, x)

430 Bab 8: Geometri Bidang Selanjutnya, pengembangan pencerminan dengan mengganti sumbu cerminnya. Hasil pencerminan terhadap beberapa sumbu cermin adalah sebagai berikut: Sumbu cermin garis x = h P ( x, y) hasil pencerminan (bayangan) adalah: P '( h x, y) Sumbu cermin garis y = k P ( x, y) hasil pencerminan (bayangan) adalah: P' ( x,k y) Sumbu cermin garis y = mx, bentuk matriks pencerminan: M y = mx = m m + m m m CONTOH 8.5.6 Diberikan titik-titik A (,4), B( 3,5) dan ( 0, 3) C. Tentukan bayangannya jika jika dicerminkan terhadap garis y = x Jawab. Matriks pencerminan terhadap garis 0 y = x adalah: 0 Persamaan matriks untuk titik-titik A (,4), B( 3,5) dan C ( 0, 3) x' 0 = y ' 0 4 3 5 0 4 5 3 = 3 3 0 Jadi hasil pencerminan didapat: A '( 4,), B( 5, 3) dan C ( 3,0)

Bab 8: Geometri Bidang 43 CONTOH 8.5.7 Tentukan bayangan titik ( 3,7 ) jika dicerminkan terhadap garis x y + 3 = 0 Jawab. Ubah persamaan garis x y + 3 = 0 menjadi y = x + 3. 0 Garis y = x + 3 diperoleh dari garis y = x ditranslasi oleh T 3 Bayangan ( 3,7 ) dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:. Translasikan titik ( 3,7 ) 0 dengan 3. Tentukan matriks pencerminan garis y = x T diperoleh: ( 3,4 ). = 3 4 M y= x = +. 5 4 3 3. Cerminkan titik ( 3,4 ) terhadap garis y = x dengan menggunakan matriks pada. diperoleh: x = y 3 5 4 4. Translasikan titik (,0) Jadi hasil refleksi ( 3,7 ) 4 3 = 3 4 0 0 5 dengan 3 5 ( x, y ) = ( 5,0 ) T diperoleh ( 5,3) terhadap garis y + 3 = 0 x adalah: ( 5,3)

43 Bab 8: Geometri Bidang DILATASI Dilatasi adalah bentuk transformasi geometri yang memperbesar atau memperkecil obyek tanpa mengubah bentuk obyek tersebut. Untuk melakukan dilatasi diperlukan pusat dilatasi dan faktor pengali atau skala. Jika skala > maka bentuk obyek diperbesar, sebaliknya jika skal < maka obyek diperkecil. Perhatikan Gambar 8.5.7, suatu titik ( x y) pusat O ( 0,0 ) dengan skala a. P, dilakukan dilatasi dengan y " y y ' y O P ' ( x', y ') x ' ( x y) P, x x " ( x", ") P " y x Gambar 8.5.7 Dilatasi titik P ( x, y) a <menghasikan P '( x', y' ), a > menghasikan P "( x", y" ) Persamaan dilatasi dengan pusat O( 0,0 ) dan k skala dinyatakan dalam bentuk: x ' = y ' = k x k y Persamaan matriksnya adalah:

Bab 8: Geometri Bidang 433 k Matriks 0 x' k 0 x = y ' 0 k y 0 disebut matriks dilatasi D [ O, k] k Untuk dilatasi dengan pusat ( a b) [ P k] D, bentuk persamaannya adalah: x' = a + k y' = b + k ( x a) ( y b) Persamaan dalam bentuk matriks adalah: x' a k 0 x a = + y ' b 0 k y b P, dengan skala k dan ditulis CONTOH 8.5.8 Tentukan bayangan titik ( 6,8) oleh dilatasi: a. D [ O, ] b. Jawab D O, a. Titik ( 6,8) dilatasi D [ O, ] dilatasi didapat: x' 0 6 = = y ' 0 8 6 Jadi, hasil dilatasi (,6), gunakan persaman matriks

434 Bab 8: Geometri Bidang b. Titik ( 6,8) dilatasi dilatasi didapat: D O,, gunakan persaman matriks x' = y ' 0 0 6 3 = 8 4 Jadi, hasil dilatasi ( 3,4) CONTOH 8.5.9 Tentukan bayangan dari persegi ABCD dengan titik sudut A (,), B (,), C (, ) dan (, ) pusat titik C dengan skala Jawab. Bentuk dilatasi adalah: D [ C,] D jika dilakukan dilatasi dengan Persamaan matriks dilatasi untuk titik-titik: A (,), (,) C (, ) dan (, ) D adalah: x' 0 + = + y ' 0 + 0 4 = + 0 4 6 6 = 6 6 0 4 + + 0 0 4 0 + + + + Titik-titik hasil dilatasi: A '( 6,6), B '(,6), ' (, ) ( 6, ) D '. B, C dan

Bab 8: Geometri Bidang 435 Latihan Soal 8-5. Diberikan koordinat titik segi tiga (0,0), (,0) dan (,3). Tentukan koordinat titik segi tiga jika dikenakan transformasi: a. Translasi: T = 4 3 b. Translasi: T = c. Rotasi titik pusat O dengan d. Rotasi titik pusat O dengan 0 θ = 60 0 θ = 40 e. Refleksi (pencerminan) terhadap titik O, sumbu x dan sumbu y f. Refleksi (pencerminan) terhadap garis y = x, y = -x dan x = g. Dilatasi dengan titik pusat O dan faktor skala: 3 dan / m. Titik A(,-4) dengan translasi T = menjadi A (-,) tentukan n m dan n 3. Diberikan persamaan parabola y = x +, tentukan persamaan yang sesuai dan sket grafik jika ditransformasikan dengan: a. Translasi: T = b. Rotasi titik pusat O dengan c. Rotasi titik pusat P(0,) dengan 0 θ = 90 θ 0 = 80 d. Refleksi (pencerminan) terhadap titik O, sumbu x dan sumbu y 4. Tentukan matriks refleksi terhadap garis x = h dan y = k

436 Bab 8: Geometri Bidang 8.6 KOMPOSISI TRANSFORMASI Kita dapat melakukan beberapa transformasi, misal pertama suatu obyek ditranslasi dengan T kemudian dilanjutkan translasi yang kedua dengan T yang dinyatakan dengan ( T o ) ( y) T x,, bentuk ini dinamakan komposisi dua translasi. Bentuk komposisi transformasi yang lain dengan menggabungkan bentuk-bentuk transformasi yang telah dipelajari pada subbab 8.5. KOMPOSISI TRANSLASI Misal diberikan translasi translasi T dan T dinyatakan: a c a + c T o = + = b d b + d ( ) T c a c + a T o = + = d b d + b ( ) T a c T = dan T b =, komposisi dua d Karena jumlah bilangan bersifat komutatif, maka: ( T o T ) = ( T o T ) Catatan ( T o T ) artinya obyek ditranslasi oleh T dilanjutkan dengan T ( T ot ) artinya obyek ditranslasi oleh T dilanjutkan dengan T Walaupun memberi hasil yang sama tetapi penekanan pada urutan pengerjaan translasi.

Bab 8: Geometri Bidang 437 KOMPOSISI ROTASI Misalkan titik P ( x, y) dilakukan rotasi oleh [ O,θ ] dilanjutkan dengan [ O ] dengan R dinyatakan: R,θ, komposisi rotasi dari R kemudian R dilanjutkan ( R o R ) ( y) x, = cosθ sin θ cosθ sin θ cosθ sin θ sin θ cosθ x y cosθ cosθ sin θ sin θ cosθ sin θ sin θ cosθ = x sin θ cosθ + cosθ sin θ sin θ sin θ + cosθ cosθ y cos θ = sin θ ( + θ ) sin ( θ + θ ) ( + ) ( + ) θ cos θ θ x y Jadi, merotasikan suatu obyek menggunakan komposisi rotasi berarti merotasikan obyek tersebut dengan jumlah sudut masing-masing rotasi. Secara geometri diperlihatkan pada gambar 8.6. P " θ P ' O θ P Gambar 8.6. Komposisi Rotasi

438 Bab 8: Geometri Bidang Titik P dirotasikan pusat O besar sudut θ didapat P ' dilanjutkan rotasi pusat O besar sudut θ didapat P" atau dapat dilakukan dengan pusat O dengan besar sudut rotasi θ + θ. KOMPOSISI REFLEKSI (PENCERMINAN) Misalkan titik ( x y) kemudian dilanjutkan dengan y P, dilakukan refleksi terhadap garis x = k dilanjutkan dengan M dinyatakan: ( M o M ) ( y) x, = M ([ M ]( x, y ) = M ( k x, y) = ( h ( k x), y) = ( ( h k) + x, y) x = h, komposisi refleksi dari M Secara geometri hasil dari komposisi ( M o M ) ( y) x, terhadap garis x = k dilanjutkan dengan x = h diperlihatkan pada gambar 8.6.. ( x y) P, ( k x y) P ', ( ( h k) x y) P " +, x x = k x = h Gambar 8.6. Komposisi Refleksi terhadap dua garis sejajar

Bab 8: Geometri Bidang 439 Bagaimana jika titik ( x y) P, direfleksikan terhadap sumbu koordinat, untuk itu perhatikan gambar 8.6.3 dibawah ini. Titik P ( x, y) direfleksikan terhadap sumbu y menghasilkan P ( x, y) ' dilanjutkan terhadap sumbu x menghasilkan P "( x, y). Bagaimana jika P ( x, y) direfleksikan terhadap sumbu x dilanjutkan sumbu y, dicoba sendiri sebagai latihan. y ( x y) P ', ( x y) P, x P" ( x, y) Gambar 8.6.3 Refleksi terhadap sumbu y dilanjutkan sumbu x KOMPOSISI LEBIH DARI DUA TRANSFORMASI Setelah kita mengerti komposisi dua transformasi, untuk mempelajari komposisi lebih dari dua transformasi sangatlah mudah. Hal penting untuk diingat adalah operasi transformasi mana yang lebih dahulu dikerjakan dan bentuk serta operasi dari matrik transformasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini.

440 Bab 8: Geometri Bidang CONTOH 8.6. P ditranslasikan terhadap T =, dilanjutkan rotasi Titik (,3) dengan titik pusat O dengan terhadap sumbu x. 0 θ = 90, selanjutnya direfleksikan Jawab Urutan dan hasil transformasi adalah: M sumbu x o R 0 [ ] o T (,3), 90 = O [ ] (,3) = M sumbu x o R 0 [, 90 ] ot O [ ] + = M sumbu x o R 0 [ O,90 ] 5 = [ ] [ ] M o R sumbu x 0 O, 90 0 = [ ] M M sumbu x o 5 o = [ ] sumbu x 0 5 = 0 5 = 0 5 3 Jadi titik P (,3) hasil dari tiga transformasi berurutan: ( 5, )

Bab 8: Geometri Bidang 44 Latihan Soal 8-6. Carilah nilai p dan q dalam masing-masing persamaan berikut ini a. 3 p + = 4 q 6 b. p 4 = 3 q 4 c. p p + = q 3 q. Carilah peta dari titik dan transformasi yang ditentukan dibawah ini a. Titik (, - 4) oleh pencerminan berturutan terhadap garis x = 3 kemudian terhadap garis x = 7 b. Titik (-3, ) oleh pencerminan berturutan terhadap garis y = kemudian terhadap garis y = 5 c. Jika (5, ) (, ) oleh pencerminan berturutan terhadap x = 4, kemudian x = h, carilah h 3. Misalkan refleksi terhadap sumbu x adalah X dan refleksi terhdapa garis y = x adalah M a. Berilah transformasi tunggal yang ekuivalen dengan M o X, dan tulislah peta dari P ( a, b) b. Tulislah matriks A dan yang berkaitan dengan X dan M, dan periksa apakah BA merupakan matriks yang berkaitan dengan M o X c. Periksa apakah AB = BA

44 Bab 8: Geometri Bidang 4. Carilah matriks yang berkaitan dengan pencerminan terhadap sumbu y dilanjutkan dengan setengah putaran terhadap pusat. Periksa hasilnya secara geometri. 3 4 5. Perlihatkan bahwa matriks 4 3 memberikan transformasi yang sama dengan dilatasi [ O,5] dilanjutkan dengan rotasi sebesar suatu sudut lancip θ terhadap pusat, dimana tan θ = 3. Apakah 4 transformasi-transformasi dalam komposisi tersebut bersifat komutatif?. 8.7 PENERAPAN GEOMETRI DIMENSI DUA Penerapan dalam kehidupan sehari-hari perlu diperhatikan kondisi yang ada di Lapangan, penghitungan yang eksak harus dibulatkan keatas. Contoh pada pemasangan keramik untuk lantai rumah kurang 3 buah, kita tidak bisa membeli keramik hanya 3 buah tetapi harus satu dos, demikian juga dalam perhitungan yang lain. CONTOH 8.7. Perhatikan denah rumah dibawah ini ukuran dalam m, lantai rumah akan dipasang keramik yang berukuran 30 x 30 cm. Satu dos berisi 0 buah keramik, harga satu dos keramik Rp. 4.000,-. Ongkos pemasangan Rp. 5.000,- per m. Tentukan Beaya yang dibutuhkan!.

Bab 8: Geometri Bidang 443 0 4 3 3 Jawab 0 0 m 4 m = 9m Luas lantai adalah: ( ) ( ) 30 30 cm 0 = 9000 cm dos keramik luasnya adalah: ( ) 9m Kebutuhan keramik: = 0, dos, dibulatkan 03 dos. 0,9m Beaya yang dibutuhkan:. Pembelian keramik: 03 x Rp. 4.000,- = Rp. 4.36.000,-. Ongkos Pemasangan: 9 x Rp. 5.000,- = Rp..300.000,- Total beaya yang dibutuhkan = Rp. 6.66.000,- Contoh 8.7. Sebuah taman yang berukuran 5 m x 0 m diberi pagar yang berbentuk seperti gambar dibawah ini. Bahan pagar dibuat dari besi dengan harga Rp. 7.000,-/m. Tentukan harga bahan yang dibutuhkan.

444 Bab 8: Geometri Bidang 3 m 0,5 m 5 m Panjang besi Vertikal (warna biru) = 3 m x 0 = 30 m Horisontal (warna merah muda) = 5 m x = 0 m Segitiga = 3 x 0,5 m x 9 = 3,5 m Lingkaran = 9 x x 3,4 x 0,5 m = 8, 6 m Jumlah = 8,76 m Ukuran pagar taman = 5 m x 0 m Bahan yang dibutuhkan untuk panjang taman: 3 x 8,76 m = 45,8 m Bahan yang dibutuhkan untuk lebar taman : x 8,76 m = 63,5 m Total bahan yang dibutuhkan = 408,8 m Harga bahan Rp. 7.000,- Harga bahan seluruhnya adalah: Rp. 7.000,- x 408,8 m = Rp..037.600,-

Bab 8: Geometri Bidang 445 Latihan Soal 8-7. Tepi-tepi jalan pada gambar dibawah ini dibangun trotoar terbuat dari paving berukuran 0 cm x 4 cm, harga paving Rp. 60.000,-/m, ongkos pemasangan Rp. 4.000,-/m. Tentukan total beaya yang dibutuhkan km Trotoar 3 m 0,8 km Trotoar km 3 m. Anggaran yang tersedia untuk pembangunan jaringan pipa air sebesar Rp. 50.000.000,-, pipa yang digunakan berukuran dim dengan panjang 6 m, harga satu lonjor pipa Rp. 4.000,-, harga sambungan pipa Rp. 5.000,-/buah. Ongkos pemasangan pipa setiap 0 lonjor Rp. 45.000,-. Berapa m panjang pipa air yang terpasang. 3. Dinding sebuah hotel dengan luas 5.600 m dilakukan pengecatan, galon cat berisi 5 kg cukup digunakan untuk mengecat 5 m. Berapa galon cat yang dibutuhkan. 4. Lantai sebuah lobi hotel berukuran 0 m x 8 m akan dipasang keramik berukuran 40 cm x 40 cm, dos keramik berisi 6 keramik, berapa dos keramik yang dibutuhkan.

446 Bab 8: Geometri Bidang

Bab 9 P ELUANG H itung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-7 yang bermula dari permainan sebuah dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan) dari permukaan dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan inilah yang disebut ilmu hitung peluang yang kemudian sangat barmanfaat bagi ilmu yang lain,misalnya pada matematika melahirkan ilmu statistic. 9. PENGERTIAN DASAR Ruang Sampel adalah himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan, biasanya dilambangkan dengan S. Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel. Kejadian dapat terdiri dari satu titik sampel yang disebut kejadian sederhana, sedangkan kejadian majemuk adalah gabungan beberapa kejadian sederhana. Ruang nol 447

448 Bab 9: Peluang adalah himpunan bagian ruang sampel yang tidak mengandung satupun anggota. Titik sampel adalah setiap elemen dari ruang sampel. CONTOH 9.. Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, kemungkinan hasil percobaannya adalah: Jika ditinjau dari angka yang muncul maka ruang sampelnya adalah S = {,,3,4,5,6} Jika ditinjau dari keadaan angkanya maka ruang sampelnya adalah S = {genap, gasal} CONTOH 9.. Pada percobaan pengambilan sebuah kartu bridge, kemungkinan hasil percobaannya adalah Jika ditinjau dari jenis kartu maka ruang sampelnya adalah S = {?,?,?,? } Jika ditinjau dari warna kartu maka ruang sampelnya adalah S = {Merah, Hitam} Irisan Dua kejadian ( A I B ) adalah kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan kejadian A dan B. Kejadian saling terpisah (saling asing) adalah dua kejadian yang tidak memiliki unsur persekutuan, A I B = φ. Gabungan dua kejadian ( A B) adalah kejadian yang mencakup semua unsur atau anggota A atau B atau keduanya. Komplemen suatu kejadian ( A ') adalah himpunan semua anggota S yang bukan anggota A.

Bab 9: Peluang 449 CONTOH 9..3 Percobaan pelemparan buah mata dadu, kemungkinan hasil percobaannya adalah S = {(,),(,),(,3),(,4),(,5),(,6),(,),(,),(,3),(,4),(,5),(,6) (3,),(3,),(3,3),(3,4),(3,5),(3,6),(4,),(4,),(4,3),(4,4),(4,5),(4,6) (5,),(5,),(5,3),(5,4),(5,5),(5,6),(6,),(6,),(6,3),(6,4),(6,5),(6,6)} Jika A adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan maka A = { }, kejadian mustahil Jika B adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan 7 maka B = {(,6),(,5),(3,4),(4,3),(5,),(5,)} Jika C adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan maka C = {(5,6),(6,5)} Jika D adalah kejadian munculnya mata dadu pertama adalah 5 maka D = {(5,), (5,), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6)} Irisan kejadian A dan B adalah A B = { } Irisan kejadian B dan C adalah B C = { } Irisan kejadian C dan D adalah C D = { ( 5,6)} Gabungan kejadian A dan B adalah A B = {(,6),(,5),(3,4),(4,3),(5,),(5,)} = B

450 Bab 9: Peluang Gabungan kejadian B dan C adalah B C = {(,6),(,5),(3,4),(4,3),(5,),(5,),(5,6),(6,5)} Gabungan kejadian C dan D adalah C D = {(5,6),(6,5), (5,), (5,), (5,3), (5,4), (5,5)} 9. KAIDAH PENCACAHAN Untuk menentukan jumlah titik sampel yang ada dalam ruang sampel diperlukan prinsip dasar menghitung, diantaranya ka idah penggandaan, permutasi dan kombinasi. Ada dua aturan dasar untuk menghitung jumlah anggota dari suatu himpunan,. Aturan penjumlahan, yaitu jika ada n benda yang berbeda dihimpunan pertama dan n benda dihimpunan kedua dan kedua himpunan saling asing (tidak beririsan), maka total anggota dikedua himpunan adalah n +n.. Aturan perkalian, akan dijelaskan dalam dalil dan dalil. CONTOH 9.. : Ekskul Basket SMK mempunyai anggota 65 orang siswa dan Ekskul Karate mempunyai anggota 45 orang siswa, jika tidak ada siswa yang merangkap kedua ekskul, maka jumlah anggota kedua ekskul adalah 65 + 45 = 0. 9.. FAKTORIAL Hasil kali dari bilangan-bilangan bulat positif dari sampai dengan n, yaitu..3.4 (n-). (n-).n

Bab 9: Peluang 45 sering digunakan dalam matematika yang diberi notasi n! (dibaca n faktorial). n! = n.(n-).(n-). 3..! = 0! = CONTOH 9.. 4! = 4.3.. = 4 6! = 6.5! = 6.5.4.3.. = 70 9.. PRINSIP DASAR MENGHITUNG DENGAN DIAGRAM POHON Dalam percobaan sederhana, sebuah diagram pohon dapat digunakan dalam perhitungan ruang sampel. Misalnya pada percobaan pelemparan sebuah uang 3 kali. Himpunan hasil yang mungkin dapat diperoleh oleh seluruh garis yang ditunjukkan dalam diagram pohon berikut, Lemparan Lemparan Lemparan Pertama Kedua Ketiga G G G A A G A A G A G A G A

45 Bab 9: Peluang Karena dalam setiap percobaan ada kemungkinan hasil suatu percobaan dari 3 kali percobaan, maka dalam ruang sample ada sebanyak 3 = 8 buah titik sampel. Jadi S = {GGG, GGA, GAG, GAA, AGG, AGA, AAG, AAA}. CONTOH 9..4 Jika dari kota A menuju kota B ada 3 jalan yaitu (p,q,r) sedangkan dari kota B ke kota C ada jalan yaitu (a,b) maka dari kota A ke kota C dapat melalui 3 x = 6 jalan yang berbeda, yaitu S = {(p,a),(p,b),(q,a),(q,b),(r,a),(r,b)} DALIL KAIDAH PENGGANDAAN Bila suatu operasi dapat dilakukan dalam n cara dan bila untuk setiap cara tersebut operasi kedua dapat dilakukan dalam n cara maka kedua operasi itu secara bersama-sama dapat dilakukan dalam n.n cara. CONTOH 9..3 Bila sepasang dadu dilemparkan sekali, berapa banyak titik sampel dalam ruang sampelnya? Penyelesaian : Jika sepasang dadu dilemparkan satu kali maka dadu pertama akan muncul 6 cara sedangkan dadu kedua.akan muncul 6 cara juga Dengan demikian, sepasang dadu tersebut dapat terjadi dalam (6)(6) = 36 cara.

Bab 9: Peluang 453 DALIL KAIDAH PENGGANDAAN UMUM Bila suatu operasi dapat dilakukan dalam n cara bila untuk setiap cara tersebut operasi kedua dapat dilakukan dalam n cara, bila untuk setiap pasangan dua cara yang pertama dapat dilakukan dalam n 3 cara pada operasi ke tiga, demikian seterusnya, maka k- operasi dalam urutan tersebut dapat dilakukan dalam n n n 3 n k cara. CONTOH 9..5 Berapa macam menu makan siang yang terdiri atas sayur, lauk dan buah yang dapat dipilih dari 4 macam sayur, 3 macam lauk dan 5 macam buah? Penyelesaian : Banyak macam menu makan siang ada sebanyak (4)(3)(5) = 60 macam. CONTOH 9..6 Diketahui empat angka,,5,8, tentukan banyak semua bilangan yang dapat dibuat dari angka tersebut yang terdiri dari a. angka b. angka tetapi tidak boleh ada yang sama. Penyelesaian : a. Untuk mempermudah sediakan dua kotak yang akan diisi jumlah kemungkinan tiap tahap, yaitu letak angka puluhan dan angka satuan 4 4 = 6 Kotak pertama adalah posisi angka puluhan, dimana ada 4 kemungkinan, kotak kedua posisi angka satuan juga ada 4 kemungkinan, jadi jumlah kemungkinannya adalah 4 x 4 = 6.