1. Pendahuluan Perencanaan investasi Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI) yang matang dan optimal akan membantu perusahaan dalam mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MANFAAT BISNIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE PADA PERUSAHAAN RITEL DI INDONESIA

ANALISIS MANFAAT BISNIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE UNTUK MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI

Identifikasi Nilai Bisnis SI/TI Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Ranti: Studi Kasus Disaster Recovery Center Kementerian XYZ

IDENTIFIKASI MANFAAT BISNIS SI/TI MENGGUNAKAN METODE RANTI S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE (STUDI KASUS: DIPENDA PROVINSI SULAWESI UTARA)

BAB II LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI MANFAAT BISNIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA PEMERINTAH DAERAH: STUDI KASUS PROVINSI SULAWESI UTARA. Hans Wowor 1), Stanley Karouw 2)

Identifikasi Manfaat Fasilitas New Internet Banking Menggunakan Tabel Generik Ranti pada Bank XYZ

ANALISIS MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN METODE IT VALUATION DI KANTOR SINODE GMIM

Teddie Darmizal, S.T., M.T.I.

Marcel. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Abstrak

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

ANALISIS KUANTIFIKASI MANFAAT BISNIS TEKNOLOGI INFORMASI STUDI KASUS PROVINSI SULAWESI UTARA. Hans Wowor 1), Stanley Karouw 2)

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User )

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN BERBASIS WEB PADA PT XYZ

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

Bab 1. Pendahuluan. Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian saat ini, semakin

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Manajemen Investasi SI/TI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Peta bisnis telekomunikasi mengalami perubahan sangat cepat dari sisi teknologi,

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

KATA PENGANTAR Tipe transaksi dasar adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. tahap awal, 2. tahap penyusunan dokumen, dan 3. tahap akhir. Diagram

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

Pamela Darmadji dan Benny Ranti. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

Evaluasi Tata Kelola Sistem Informasi Keuangan PT Inti Cakrawala Citra Menggunakan Framework COBIT 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN. antar perusahaan. Untuk dapat bertahan dalam persaingan, maka perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) dan Sistem Informasi (SI), telah

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

delivery channel untuk personal customer dan cluster 4. Serta peran pengelolaan

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Jakarta, 1 Maret Tim GFP

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT INVESTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA BAGIAN SDM PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG A RIVAI PALEMBANG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010 / 2011

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

INPRO. Get More with Less. For your IT Solution. IN Integrated IT Solution

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari. Teknologi Informasi (TI) menjadi sangat penting dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

LAPORAN WORKSHOP KAJIAN KELAYAKAN PROYEK TI

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS. untuk membandingkan performance saat ini dengan dengan performance

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA ( FPOS SPBU) PT. FTF Globalindo

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis saat ini, banyak sekali terjadi persaingan yang sangat ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi-teknologi baru yang muncul kian pesat belakangan ini menunjukkan

KERANGKA MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan mendasar pada setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar. Diperlukan strategi dalam persaingan bisnis untuk mencapai

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. satu dari metode strategi pengembangan yaitu Rapid Application Development

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI RINGKAS SALING BERBAGI & SITUS DOWNLOAD SILABUS SPEKTRUM 2008 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINCI BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan finansial yang akurat, sesuai dengan kondisi bisnis, baik di dalam

EQUANTUM Retail & Distribution ERP System

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. dompet. Perkembangan bisnis distro khusunya di Bandung mengalami. perkembangan yang pesat. Perusahaan-perusahaan yang sejenis sudah

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

WAWANCARA PENGUMPULAN DATA

Project Charter & Business Case Transportation Company

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1. Pendahuluan Perencanaan investasi Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI) yang matang dan optimal akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan. [1] Tercapainya tujuan bisnis tersebut dapat diukur melalui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan manfaat atau nilai dari investasi SI/TI yang dilakukan, yaitu berupa peningkatan produktivitas dan kinerja bisnis, menciptakan efisiensi dan inovasi layanan atau produk bagi pelanggan, serta meningkatkan pangsa pasar. [2] Dalam melakukan investasi SI/TI, nilai uang dan waktu sangat berpengaruh dalam perhitungan manfaat yang dapat diperoleh. Hal inilah yang diharapkan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan jumlah investasi SI/TI yang telah dilakukan, baik pada masa kini maupun yang akan datang. Namun, fakta menyatakan masih banyak proyek SI/TI yang tidak memberikan hasil sesuai dengan biaya investasi yang sudah dikeluarkan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh tidak tepatnya pihak manajemen dalam proses pemilihan investasi SI/TI, akibat kurang memahami kebutuhan operasional perusahaan. Dengan demikian, maka perusahaan perlu melakukan upaya antisipasi dengan memperkirakan seberapa besar investasi tersebut memberikan manfaat bagi perusahaan berupa yang terhitung (tangible) maupun yang tidak terhitung (intangible). [3] Penilaian dari manfaat investasi SI/TI itulah yang akan menjadi salah satu acuan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen investasi SI/TI di suatu perusahaan. Sebagai salah satu perusahaan ritel di Indonesia, PT. XYZ telah memanfaatkan SI/TI untuk membantu proses bisnis perusahaan. Perkembangan teknologi pada PT. XYZ dimulai dengan pengembangan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman Clipper. Semakin besar dan bertambahnya kebutuhan perusahaan, maka tuntutan user dari segi keamanan data pun meningkat, sehingga pada tahun 2016 dimulailah proyek investasi SI/TI berupa migrasi sistem dari yang berbasis Clipper ke Oracle R12 untuk menunjang kinerja bagian Finance and Accounting Department (FAD). Departemen IT bagian Software Development di PT. XYZ merupakan bagian yang bertugas khusus untuk menunjang kinerja FAD dalam bidang teknologi. Dengan adanya proyek migrasi Clipper ke Oracle R12, maka Software Development turut andil dalam proses migrasi mulai dari perencanaan, implementasi, hingga maintenance yang masih dilakukan hingga saat ini. Dalam proses migrasi ini, perlu dilakukan kajian manfaat apakah nilai yang telah diinvestasikan sebanding dengan manfaat yang didapat. Kajian manfaat tersebut dapat digunakan PT. XYZ untuk memonitor aktivitas organisasi dan menilai keberhasilan investasi setelah migrasi dilakukan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengkaji manfaat investasi SI/TI tersebut adalah dengan menggunakan Ranti s Generic IS/IT Business Value. Ranti s Generic IS/IT Business Value merupakan metode dalam menilai manfaat investasi SI/TI sebab dikembangkan berdasarkan 60 kasus implementasi TI pada berbagai sektor di Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan pengukuran atau kuantifikasi manfaat bisnis SI/TI pada perusahaan ritel PT. XYZ. Tulisan ini mendiskusikan pengidentifikasian manfaat investasi SI/TI berdasarkan Ranti s Generic IS/IT Business Value untuk mengetahui kematangan manajemen investasi SI/TI pada perusahaan ritel PT. XYZ. Sebagai studi kasus, maka pengidentifikasian manfaat investasi SI/TI untuk mengetahui kematangan manajemen investasi SI/TI ini dilakukan pada salah satu proyek investasi SI/TI, yaitu migrasi Clipper ke Oracle R12. Setelah mengetahui kematangan manajemen investasi, maka hasil yang didapatkan akan menjadi rekomendasi bagi pihak manajemen perusahaan agar mengembangkan investasi proyek SI/TI yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja organisasi.

2. Tinjauan Pustaka Penelitian pada Lembaga Keuangan Mikro di Jakarta terkait dengan komputasi awan (cloud computing) menunjukkan bahwa hanya sedikit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menyadari isu seputar investasi TI, sehingga perlu dianalisis nilai ekonomi dari penerapan cloud computing di BPR. Penganalisisan diawali dengan mengidentifikasi dan mengukur relevansi manfaat SI/TI menggunakan metode Ranti s IS/IT Generic Business Value dan selanjutnya menempatkan nilai yang diukur pada metode Economic Value Added (EVA) untuk analisis keuangan. Nilai EVA yang positif menunjukkan bahwa cloud computing dapat memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi BPR. [4] Strategi mengelola investasi TI penting untuk mendukung keberhasilan tata kelola TI pada perusahaan, salah satunya dengan mengetahui tingkat kematangan manajemen investasi TI. Pengaplikasian Generic IS/IT Business Value untuk mengukur peningkatan level kematangan manajemen investasi TI pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan bahwa level kematangan manajemen investasi TI meningkat dari level 1 menjadi level 3. [2] Analisis manfaat bisnis juga dilakukan pada Bank XYZ yang memanfaatkan SI/TI untuk mendukung proses bisnis perusahaan dalam bentuk aplikasi internet banking. Penggunaan pemetaan tabel Ranti s Generic IS/IT Business Value terhadap aplikasi internet banking ini dapat membantu dalam menganalisa manfaat apa saja yang bisa didapatkan dengan implementasi internet banking. Pengelompokan manfaat yang didapatkan yaitu manfaat karena menghindari biaya (dari) biaya kehilangan dan penundaan, serta meningkatkan pendapatan (yang disebabkan oleh) meningkatkan kepercayaan pelanggan. [5] Hubungan dari 3 (tiga) penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai kerangka dan metode untuk mengidentifikasi manfaat yang diperoleh perusahaan dari suatu investasi SI/TI. Dimana dengan adanya pengidentifikasian tersebut, memberikan kontribusi positif berupa manfaat ekonomis dari pengelolaan investasi SI/TI yang nantinya berpengaruh pada siklus hidup investasi SI/TI dan aktivitas organisasi di perusahaan. Investasi IT merupakan hal yang penting agar perusahaan mempunyai daya saing di lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Tentunya peningkatan belanja TI harus dibarengi dengan peningkatan kualitas penilaian investasi. Beberapa survey menunjukkan penilaian investasi TI merupakan sebuah masalah di banyak organisasi karena lebih dari 86% eksekutif bisnis menggunakan metode penilaian keuangan Return on Investment (ROI) untuk menilai investasi TI, sedangkan hanya 18% dari 456 Chief Information Officer (CIO) yang menggunakan ROI, akibat lebih memilih penilaian dari segi ketepatan waktu dan biaya proyek dan efek manfaat yang dihasilkan [6]. Manfaat tersebut berupa peningkatan kinerja bisnis, peningkatan produktivitas, menciptakan efisiensi, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan inovasi layanan dan produk baru bagi pelanggan, dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan [1]. Upaya identifikasi dan klasifikasi manfaat bisnis SI/TI yang didapatkan organisasi telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan metode positivist. Remenyi membagi manfaat bisnis menjadi 4 bagian yaitu easy to quantify (EQT) atau hard benefit, hard-to quantify tangible (HQT), easy-to-quantify intangible (EQI), dan hard-to-quantify intangible (HQI) atau strategic/soft benefit. Sedangkan Parker membaginya menjadi 3 bagian saja yaitu manfaat nyata mudah diukur (tangible), manfaat tidak nyata sulit diukur (intangible), dan manfaat nyata sulit diukur atau sebaliknya (quasitangible). [7] Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai manfaat bisnis dan mengevaluasi investasi SI/TI, antara lain IT Value Network yang dikembangkan oleh Read, serta IT Valuation Matrix dan Ranti s Generic IT/IS Business Value yang dikembangkan oleh Benny Ranti. Ketiga metode tersebut memperhitungkan pendekatan finansial dan non-finansial, perbedaannya

terletak pada tahapan dan alat ukur evaluasi yang dilakukan. Selain itu, Benny Ranti juga memaparkan beberapa metodologi konvensional yakni Real Option Valuation (ROV), Balanced Scorecard (BSC), Economic Value Added (EVA), Return On Management (ROM), Multi-Objective Multi Criteria (MOMC), dan Information Economics (IE) dari Parker. [8] Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Ranti s Generic IS/IT Business Value yang merupakan hasil penelitian Ranti [9]. Penggunaan metode ini sesuai untuk menilai manfaat bisnis investasi SI/TI bisnis ritel di Indonesia karena menggunakan metodologi hermeneutic berdasarkan 60 kasus implementasi TI pada berbagai organisasi di Indonesia, menafsirkan makna sumber data dalam bentuk dokumen tanpa terlalu banyak memperhatikan faktor intangibility manfaat bisnis TI, serta metode ini memuat 13 kategori dan 73 sub-kategori manfaat bisnis SI/TI yang telah disesuaikan bagi proses bisnis negara berkembang. Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya maka Indonesia memiliki tiga manfaat bisnis yang unik, yaitu (1) mengurangi biaya berlangganan (Reducing subscription cost); (2) meningkatkan image dari peraturan yang dijalankan (Increasing image caused by complying with regulation); dan (3) meningkatkan citra dari penggunaan system yang bermerk (Increasing image caused by using Branded System). [10] Menurut Ranti terdapat beberapa alasan untuk melakukan evaluasi terhadap investasi SI/TI yaitu supaya mendapatkan justifikasi dari proyek SI/TI, memampukan organisasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif, mengembangkan bisnis baru, memperbaiki kinerja dan produktivitas, serta menyediakan alat ukur untuk memonitor investasi SI/TI yang telah maupun akan dilakukan. [1] 3. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus berdasarkan tahapan penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat tiga tahapan dimana seluruh informasi terkait perusahaan ritel ini didapatkan dari sumber-sumber internal perusahaan melalui wawancara maupun uji dokumen yang tidak dipublikasikan. Tahap 1. Memahami proses migrasi dan sistem Oracle R12 Input: Perkembangan, penganggaran, dan cara kerja sistem Metode: Wawancara dan observasi Output: Gambaran sistem setelah menggunakan Oracle R12 Tahap 2. Mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI pada sistem baru Input: Data relevan penelitian (gambaran sistem Oracle R12) dan hasil wawancara Metode: Studi pustaka, observasi, wawancara Output: Daftar investasi TI berdasarkan Ranti s Generic IS/IT Business Value Tahap 3. Membuat pemodelan manfaat bisnis SI/TI Input: Daftar investasi TI pada tahap 2 Metode: Studi pustaka, diskusi dengan user Output: Model manfaat bisnis dan simpulan dari investasi TI Gambar 1. Tahapan Penelitian Berdasarkan Gambar 1, pada tahap pertama akan dilakukan proses untuk menelaah sistem baru Oracle R12 dengan memahami gambaran umum sistem. Hal yang akan ditelaah yaitu perkembangan

sistem dari awal pembangunan sampai dengan sekarang dan mengenai cara kerja sistem yang didapatkan melalui observasi langsung terhadap aplikasi yang ada. Penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara untuk mengetahui ketiga hal tersebut dari pihak terkait di Perusahaan. Tahap ke-2 merupakan tahap mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI pada sistem baru. Hasil pada tahap 2 yang berupa daftar investasi TI berdasarkan tabel Ranti s Generic IS/IT Business Value didapatkan melalui studi pustaka dan wawancara. Studi pustaka dilakukan dengan mencari dokumen-dokumen mengenai metode Ranti s Generic IS/IT Business Value pada jurnal terkait. Wawancara kembali dilakukan untuk mencocokkan teori pada Ranti s Generic IS/IT Business Value dengan fakta yang ada pada studi kasus penelitian. Selain itu, data yang didapatkan selama observasi pada tahap 1 juga akan digunakan untuk menghasilkan output dari tahap 2 ini. Tahap terakhir pada penelitian ini adalah pembuatan model manfaat bisnis SI/TI dari sistem yang telah digunakan. Pemodelan manfaat bisnis SI/TI didapatkan dari manfaat bisnis yang relevan berdasarkan penyederhaan daftar investasi yang ada. Selanjutnya, model manfaat bisnis tersebut akan dikorelasikan dengan manfaat investasi bisnis di PT. XYZ berdasarkan metode Ranti s Generic IS/IT Business Value dan digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen investasi SI/TI. 4. Hasil dan Pembahasan PT. XYZ melakukan migrasi sistem dari Clipper ke Oracle R12 finance untuk lebih dari 5 unit perusahaan pada awal semester pertama tahun 2017. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, perpindahan ini didasari oleh beberapa alasan, yaitu proses maintenance yang susah dilakukan karena minimnya sumber daya manusia yang menguasai dan mampu menangani Clipper. Aplikasi Clipper juga mulai dirasa tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan akan pencatatan data yang semakin besar. Clipper hanya mampu memfasilitasi pencatatan jurnal sehingga tidak bisa menambahkan fungsi promosi dan diskon, serta laporan yang terbentuk tidak detail karena Clipper hanya fokus dalam menangani basis data. Pada proses implementasi investasi Oracle R12 finance, PT. XYZ memerlukan beberapa persiapan diantaranya server dan license untuk lebih dari 20 user yang terbagi dalam lebih dari 5 unit perusahaan. Proses migrasi ini berlangsung dengan membutuhkan waktu 1 bulan kerja. Dimana tim IT support bertugas untuk melakukan setup Oracle R12 dalam hal ini untuk melakukan setup bank, customer, dan supplier dari Clipper ke Oracle R12, melakukan proses Open Balance (OPBAL), memberi pelatihan pemakaian dan pendampingan kepada user, menangani masalah atau komplain yang muncul dari user, serta menjembatani antara user dengan programmer. Migrasi ini berjalan dengan metode konversi langsung (Direct Conversion/plunge strategy) dimana sistem Clipper dihentikan pemakaiannya dan langsung mengganti dengan sistem Oracle R12 secara keseluruhan. Proses mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI dilakukan dengan wawancara. Berdasarkan wawancara, penulis dapat mengkategorikan data yang didapat mengenai manfaat bisnis dari hasil wawancara dengan narasumber. Berdasarkan data wawancara, terdapat 27 potensi manfaat investasi SI/TI pada PT. XYZ dalam proyek migrasi Clipper ke Oracle R12. Hasil manfaat bisnis SI/TI kemudian dipetakan ke dalam Ranti s Generic IS/IT Business Value seperti Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan bagaimana manfaat yang disebutkan sesuai dengan kategori pada Ranti s Generic IS/IT Business Value dapat menjadi manfaat bisnis pada investasi Oracle R12 di PT. XYZ.

Tabel 1. Identifikasi Manfaat Bisnis Berdasarkan Ranti s Generic IS/IT Business Value Kode Sub-Kategori Ranti s Generic IS/IT Business Value Keterangan RCO-01 Mengurangi/menekan biaya dari biaya telekomunikasi Bagian finance dapat melakukan transaksi via Oracle R12 tanpa meminta bantuan support untuk melakukan backup dan restore terlebih dahulu. RCO-07 Mengurangi/menekan biaya dari Telah disediakan modul bagi user dan tampilan RCO-10 IPR-01 IPR-03 IPR-04 APR-03 APR-04 APR-07 APR-08 RRI-01 RRI-02 RRI-05 biaya pelatihan per setiap karyawan Mengurangi/menekan biaya dari biaya cetak dokumen dan ATK Meningkatkan produktivitas karena disebabkan oleh restrukturisasi pembagian fungsi kerja Meningkatkan produktivitas karena disebabkan oleh kemudahan analisis Meningkatkan produktivitas karena disebabkan oleh meningkatkan kepuasan karyawan Mempercepat proses dari proses pembuatan laporan Mempercepat proses dari proses persiapan data Mempercepat proses dari proses transaksi Mempercepat proses dari proses pengambilan keputusan Mengurangi risiko dari kesalahan hitung Mengurangi risiko dari piutang tak tertagih Mengurangi risiko dari kehilangan data yang baik dan mudah dimengerti. Report dapat dibuka dalam bentuk PDF, CSV, dan EXCEL. Pada bentuk cetakan pun, report dapat diatur letak maupun lebarnya sehingga lebih hemat dalam pencetakan dokumen. Satu karyawan dapat menangani 1 program Oracle R12 yang digunakan untuk beberapa unit kerja. Report yang terbentuk langsung berupa jurnal laporan keuangan sehingga mempermudah dalam analisis keuangan. Proses closing balance yang termonitor sehingga pembuatan laporan menjadi lebih mudah dan tidak terlambat. Laporan dibuat bertahap sehingga mengurangi kesalahan di awal dan sudah otomatis masuk ke dalam sistem. Data yang tersimpan dapat dicari dan terdapat log user yang melakukan pengubahan data. Supplier dapat melakukan Tanda Tukar Faktur (TTF) online sendiri tanpa perlu ke Kantor Pusat, sehingga transaksi dapat dikerjakan dalam 1 hari. Keputusan yang diambil berasal dari report yang mudah dimengerti sehingga membantu dalam proses persetujuan pengeluaran kas. Perhitungan tidak dilakukan secara manual dan sesuai dengan perhitungan sistem. Semua piutang masuk ke sistem dan terdapat kontrol tanggal penagihan. Data sudah terpusat pada server, berbeda dengan Clipper yang tidak menggunakan server karena 1 komputer dijadikan tempat 1 database, sehingga apabila komputer mengalami masalah akan berdampak pada kehilangan data. RRI-06 Mengurangi risiko dari kesalahan data Proses pencatatan keuangan dilakukan secara bertahap dan termonitor RRI-09 Mengurangi risiko dari pemalsuan Pencatatan sudah otomatis masuk ke sistem Oracle, terdapat ID pengunggah data di setiap transaksi RRI-10 Mengurangi risiko dari penipuan/kecurangan admininstrasi Ada history dan pembatasan hak akses sehingga pembatalan invoice hanya dapat dilakukan oleh manager. Data yang diproses dari toko tidak bisa diubah oleh user.

RRI-12 Mengurangi risiko dari kesalahan pengelolaan asset Nilai penyusutan asset tercatat dan bisa dimutasi. IAC-03 Meningkatkan keakuratan dari data Data yang ada di sistem merupakan data yang valid dan sudah dikoreksi oleh bagian keuangan tiap unit kerja. IAC-05 Meningkatkan keakuratan dari keputusan ACI-01 IIM-04 Mempercepat cash in disebabkan karena mempercepat pengiriman tagihan Meningkatkan citra disebabkan oleh menggunakan merk terkenal IQU-01 Meningkatkan kualitas dari manajemen penyedia/pemasok IQU-02 IIS-03 Meningkatkan kualitas dari hasil kerja Meningkatkan layanan internal dari layanan untuk karyawan ICA-02 Meningkatkan keunggulan kompetitif disebabkan oleh mempercepat terbentuknya bisnis baru ACO-02 Menghindari biaya dari biaya pemeliharaan ACO-03 Menghindari biaya dari biaya kehilangan dan penundaan Dalam mendukung keputusan perusahaan dibutuhkan laporan keuangan yang mudah dipahami. Misalnya keputusan perusahaan untuk membeli barang dengan jumlah yang sesuai dengan pendapatan tiap bulan. Piutang tercatat dalam sistem dan ada history, sehingga perusahaan mudah mengetahui mana piutang yang akan jatuh tempo dan akan segera mengirim tagihan. Menjadi nilai lebih untuk investor karena jurnal akan lebih terpercaya dan sudah tercatat semua setelah menggunakan Oracle R12. Terdapat notifikasi kepada supplier untuk tagihan TTF online sehingga meningkatkan kepuasan supplier dengan pembayaran yang lancer. Hasil kerja dalam bentuk laporan keuangan meningkat kualitasnya karena sudah tercatat semua dengan template yang rapi. Proses Permohonan Uang Muka (PUM), penggajian, dan reimburse menjadi lebih cepat karena karyawan dapat menginput langsung dan dapat menjadi jurnal secara otomatis Transaksi keuangan yang semakin mudah dan cepat pencatatannya membuat perusahaan sudah berfokus ada pengembangan bisnis perusahaan baik itu penambahan unit kerja maupun cabang. Oracle R12 memang lebih mahal di awal (biaya server dan license), namun untuk biaya pemakaian dan maintenance turun karena tidak perlu melakukan backup, restore, dan pemberian index data secara manual setiap hari. Sebelum menggunakan Oracle R12, database terdapat pada tiap komputer sehingga jika ada komputer yang bermasalah maka pekerjaan akan tertunda dan dapat berakibat pada pemberian penalti untuk pembayaran tagihan yang sudah jatuh tempo. Pengkajian manfaat bisnis SI/TI tersebut kemudian akan disederhakan untuk mencari relevansi dan menghindari adanya redundansi pengidentifikasian manfaat. Pada tahap ini, dibutuhkan masukan berupa diskusi dan studi pustaka penelitian yang terkait dengan metode Ranti s Generic IS/IT Business Value. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dianalisis dan dikelompokkan menjadi 8 kategori yang terdiri dari 16 sub-kategori manfaat, dimana pembagian ketegori berdasarkan kuantifikasi dari masing-masing manfaat yang diidentifikasi. Manfaat bisnis yang relevan tersebut dimuat pada Tabel 2. Kuantifikasi dilakukan dengan memperhitungkan fakta berdasarkan observasi

lapangan, informasi dan asumsi yang didapat dari hasil wawancara, serta diskusi dengan narasumber. Tabel 2. Penyederhanaan Manfaat Bisnis yang Relevan Kode Sub-Kategori Ranti s Generic IS/IT Business Value RCO-07 Mengurangi/menekan biaya dari biaya pelatihan per setiap karyawan IPR-01 Meningkatkan produktivitas karena disebabkan oleh restrukturisasi pembagian fungsi kerja IPR-03 Meningkatkan produktivitas karena disebabkan oleh kemudahan analisis APR-03 Mempercepat proses dari proses pembuatan laporan APR-04 Mempercepat proses dari proses persiapan data APR-07 Mempercepat proses dari proses transaksi RRI-01 Mengurangi risiko dari kesalahan hitung RRI-05 Mengurangi risiko dari kehilangan data RRI-10 Mengurangi risiko dari penipuan/kecurangan admininstrasi IAC-03 Meningkatkan keakuratan dari data IAC-05 Meningkatkan keakuratan dari keputusan IIM-04 Meningkatkan citra disebabkan oleh menggunakan merk terkenal IQU-01 Meningkatkan kualitas dari manajemen penyedia/pemasok IQU-02 Meningkatkan kualitas dari hasil kerja ACO-02 Menghindari biaya dari biaya pemeliharaan ACO-03 Menghindari biaya dari biaya kehilangan dan penundaan Dari Tabel 2, kemudian dilanjutkan dengan hubungan antar manfaat yang ada untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing manfaat. Pengaruh tersebut berupa hubungan sebab akibat yang diperoleh melalui observasi di lapangan berdasarkan manfaat yang sudah disederhanakan pada Tabel 2. Model manfaat bisnis yang penulis buat merupakan upaya penulis untuk memudahkan dalam membaca hubungan sebab akibat dari manfaat yang ada sehingga diperlukan sebuah model yang sederhana dalam bentuk bagan. Model tersebut dibuat dengan saling mengaitkan manfaat yang sudah disederhanakan sesuai dengan kode pada metode Ranti s Generic IS/IT Business Value, kemudian dihubungkan dengan tanda panah satu arah dan membentuk bagan seperti pada Gambar 2. Hasil akhir dari penyederhaan akan dimuat dalam bentuk pemodelan manfaat bisnis. RRI-01 RRI-05 IAC-03 IAC-05 IQU-02 IPR-03 IIM-04 APR-07 IQU-01 APR-04 APR-03 ACO-02 RCO-07 IPR-01 RRI-10 ACO-03 Gambar 2. Pemodelan Manfaat Bisnis dari Investasi SI/TI Berdasarkan Gambar 2, maka dapat dijelaskan keterkaitan manfaat bisnis yang ada pada investasi SI/TI tersebut, yaitu dengan adanya investasi Oracle R12 menyebabkan risiko kesalahan hitung (RRI-01) dan kehilangan data (RRO-05) berkurang, sehingga akurasi data semakin

meningkat (IAC-03). Dengan data akurat, maka keputusan yang diambil pun semakin akurat (IAC- 05). Perpindahan sistem dari Clipper ke Oracle R12 juga memberikan dampak lain terhadap perusahaan, yaitu peningkatan citra karena menggunakan merk terkenal (IIM-04). Dengan citra yang meningkat, masyarakat dalam hal ini supplier pun akan semakin memberi kepercayaan terhadap perusahaan dengan berinvestasi dan berimplikasi pada peningkatan kualitas dari manajemen penyedia/pemasok (IQU-01). Hal ini akan menyebabkan proses transaksi (APR-07), persiapan data (APR-04), dan pembuatan laporan (APR-03) semakin cepat. Pembuatan laporan yang cepat maka kualitas dari hasil kerja (IQU-02) dan produktivitas karena kemudahan analisis (IPR-03) laporan keuangan akan meningkat. Investasi SI/TI berupa Oracle R12 finance mengakibatkan adanya restrukturisasi pembagian fungsi kerja yang berdampak pada produktivitas yang meningkat (IPR-01), dengan adanya batasanbatasan fungsi kerja tersebut maka risiko penipuan atau kecurangan administrasi (RRI-10) yang disebabkan oleh karyawan toko, cabang, kantor pusat, maupun dari supplier menjadi menurun. Menurunnya risiko tersebut akan menghindarkan perusahaan dari biaya kehilangan dan penundaan (ACO-03) yang mungkin terjadi apabila terdapat kecurangan administrasi. Penggunaan Oracle R12 yang mudah dipahami tampilannya juga berdampak pada biaya pelatihan setiap karyawan yang akan berkurang (RCO-07), didukung dengan modul-modul yang sudah disediakan oleh tim support. Perusahaan pun juga akan terhindar dari biaya pemeliharaan (ACO-02) akibat dari proses maintenance yang tidak dilakukan setiap hari seperti saat menggunakan sistem Clipper. 5. Simpulan Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Ranti s Generic IS/IT Business Value dapat digunakan dalam pengidentifikasian manfaat bisnis SI/TI yang ada pada perusahaan ritel di Indonesia. Penggunaan Ranti s Generic IS/IT Business Value memberikan pengaruh yang baik terhadap perusahaan dalam meningkatkan keakuratan serta kecepatan pembukuan laporan keuangan. Identifikasi Ranti s Generic IS/IT Business Value juga mengklasifikasikan dari hubungan sebab akibat yang ada pada manfaat bisnis yang ada. Klasifikasi dari manfaat bisnis SI/TI dibuat dalam pemodelan manfaat bisnis yang diharapkan untuk menggambarkan pemetaan model manfaat bisnis yang ada pada. Model manfaat bisnis penggunaan Oracle R12 dalam sistem keuangan pada perusahaan ritel di Indonesia adalah mengurangi biaya (RCO), meningkatkan produktivitas (IPR), mempercepat proses (APR), mengurangi resiko (IRR), meningkatkan keakuratan (IAC), meningkatkan citra (IIM), meningkatkan kualitas (IQU), dan menghindari biaya (ACO). Manfaat bisnis APR dan IRR merupakan manfaat bisnis yang mendominasi dan memiliki relevansi sub-kategori manfaat bisnis paling banyak. Dari hasil yang didapat melalui perhitungan kuantifikasi Ranti s Generic IS/IT Business Value, dapat dilihat bahwa implementasi Oracle R12 finance layak untuk diterapkan pada perusahaan ritel di Indonesia. Investasi TI tidak cukup hanya dinilai secara matematis saja karena terdapat nilai-nilai yang tidak dapat dikuantifikasikan. Hasil penelitian ini tentunya akan lebih akurat apabila terdapat analisis yang lebih mendalam lagi untuk manfaat yang bersifat intangible. Oleh karena itu, perlu adanya kajian lanjut mengenai upaya meningkatkan tingkat kematangan manajemen investasi TI, sehingga perusahaan tidak hanya menilai namun juga mampu memberikan tindakan terhadap hasil penilaian tersebut. Perbedaan bidang usaha juga menjadi pembanding mengenai rekomendasi tindakan yang tepat untuk perusahaan sesuai dengan jenis masing-masing perusahaan.

Daftar Pustaka: [1] Azhar, S., Tambotoh, J., dan Wijaya, A. F., 2015, Analisis Manfaat Bisnis Sistem Informasi Menggunakan Ranti's Generic IS/IT Business Value untuk Mengukur Investasi Sistem Informasi, http://ris.uksw.edu/download/makalah/kode/m01614, diakses tanggal 12 Mei 2017. [2] Ranti, B., Tambotoh, J., 2010, Implementasi Kajian Kelayakan Finansial untuk Meningkatkan Tingkat Kematangan Manajemen Investasi Teknologi Informasi, Journal of Information Systems, no. 2, vol. VI, hal. 126-133. [3] Santoso, L.W., Yulia, dan Wirawan, A., 2014, Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan Domain Teknologi Metode Information Economics, http://repository.petra.ac.id/17044/1/publikasi1_03023_1383.pdf, diakses tanggal 30 Mei 2017. [4] Darmadji, P., Ranti, B., 2011, Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing Pada Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia dengan Metode Ranti's Generic IS/IT Business Value dan Economic Value Added: Studi Kasus Pada Bank Perkreditan Rakyat di Jakarta, Jurnal Sistem Informasi, no. 2, vol. VII, hal. 95-101. [5] Kusumawati, A., Rusli, M., 2016, Identifikasi Manfaat Fasilitas New Internet Banking Menggunakan Tabel Generik Ranti Pada Bank XYS, Kalbiscientia, no. 2, vol. III, hal. 56-62. [6] Anshari, M. R., Winarno, W. W., 2014, Penyelarasan Teknologi Informasi untuk Memenuhi Sasaran Finansial (Menilai Manfaat Investasi TI), Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014, Yogyakarta, 8 Februari. [7] Riskinanto, A., 2017, Identifikasi Nilai Bisnis SI/TI Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Ranti: Studi Kasus Disaster Recovery Center Kementerian XYZ, I-STATEMENT, no. 1, vol. III,, hal. 13-18. [8] Wowor, H., Karouw, S., 2013, Analisis Kuantifikasi Manfaat Bisnis Teknologi Informasi Studi Kasus Provinsi Sulawesi Utara, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika/article/view/ 1981/1576, diakses tanggal 21 April 2017. [9] Ranti, Benny, 2008, The Generic IS/IT Business Value Category: Cases in Indonesia, Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, Jakarta, 21-23 Mei. [10] Sualang, S. D., Ranti, B., 2009, Identifikasi Manfaat Bisnis SI/TI Menggunakan Metode Ranti's Generic IS/IT Business Value (Studi Kasus: Dipenda Provinsi Sulawesi Utara), Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2009, Bali, 14 November.