BAB II PENGELOLAAN KASUS

dokumen-dokumen yang mirip
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

d. Sosial Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB II PENGELOLAAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

Universitas Sumatera Utara

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS

perkembangan inisiatif terganggu.

BAB II PENGELOLAAN KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Tindakan Keperawatan

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene

BAB III TINJAUAN KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGELOLAAN KASUS

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan

BAB III TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

BAB III ANALISA KASUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

BAB III RESUME KEPERAWATAN

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB III TINJAUAN KASUS

KARYA TULIS ILMIAH. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapai Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

nonfarmakologi misalnya, teknik

BAB III TINJAUAN KASUS

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB II PENGELOLAAN KASUS

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

Transkripsi:

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006). Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, BAB/BAK (toileting). Keterbatasan perawatan diri tersebut biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial (Fitria 2010).Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2009). 2. Etiologi Ada faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Potter dan Perry, 2006) yaitu : a. Citra tubuh Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli terhadap kebersihannya. 4

b. Status sosial ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. c. Pengetahuan Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahun yang baik dapat meningkatkan kesehatan. d. Variabel kebudayaan Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan. e. Kondisi fisik Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan memerlukan bantuan. Menurut Tarwoto (2009) ada beberapa dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri seperti: a. Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. b. Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. 3. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri A. Pengkajian Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian dilakukan maka ditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri yaitu(fitria, 2010): 5

a. Gangguan kebersihan diri (mandi) Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar kamar mandi. b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, meilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu. c. Makan Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,mengambil cangkir atau gelas. d. BAB/BAK Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, BAB dan BAK. 6

Berdasarkan Diagnosis Keperawatan Nanda 2012 1. Defisit perawatan diri mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan mandi atau aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri. Batasan karakteristik : a. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh b. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi Faktor yang berhubungan : a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Ansietas berat 2. Defisit perawatan diri berpakaian/berhias Hambatan kemempuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri. Batasan karakteristik: a. Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan b. Hambatan mengambil pakaian c. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh atas d. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh bawah Faktor yang berhubungan: a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Kendala lingkungan 3. Defisit perawatan diri makan Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas makan sendiri Batasan karakteristik: a. Ketidakmampuan menghabiskan makanan b. Ketidakmampuan mengunyah makanan Faktor yang berhubungan: a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi 7

4. Defisit perawatan diri eliminasi Hambatan kemampuan untuk melakukan eliminasi sendiri Batasan karakteristik: a. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat Faktor yang berhubungan : a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Kendala lingkungan B. Analisa data Data Subyektif: 1. klien mengatakan dirinya sudah tidak berharga 2. klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri Data Obyektif: 1. Klien tampak tidak rapi 2. Badan klien bau 3. Kulit tampak berdaki 4. Rambut acak-acakan 5. Tampak ketombe 6. Giginya terlihat kotor 7. Kuku kotor dan panjang C. Rumusan masalah Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Tarwoto & Wartonah, 2009). Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa: 1. Defisit perawatan diri 2. Harga diri rendah 3. Isolasi sosial 8

D. Perencanaan Berdasarkan diagnosa yang muncul, maka yang menjadi prioritas masalah adalah defisit perawatan diri. 1. Tujuan Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK. 2. Rencana tindakan keperawatan Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal. - Perkenalkan diri dengan sopan. - Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. - Jelaskan tujuan pertemuan. - Jujur dan menepati janji. - Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. - Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien. Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri, berdandan, makan, dan BAB/BAK. Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya meminta klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri. Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri, dengan tahapan tindakan sebagai berikut; - Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri. - Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk membersihkan diri. - Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien. 9

Strategi Pertemuan Pada Pasien Kurang Perawatan Diri No. Kemampuan/ Kompetensi A Kemampuan Merawat Pasien 1. 1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri (SP1) 2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri 3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian kegiatan 2. 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (SP2) 2. Menjelaskan cara berdandan 3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan 3. 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (SP3) 2. Menjelaskan cara makan yang baik 3. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 4. 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (SP4) 2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik 3. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan memasukkan dalam jadwal 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian (Purba, dkk 2008) 10

B. Asuhan Keperawatan Kasus FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. E Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 40 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Kristen Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ikut orang tua Alamat : Jl. Sutomo Sibolga Tanggal Masuk RS : 04 Agustus 2012 No. Register : 03.13.05 Ruangan/Kamar : Cempaka Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013 Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid II. KELUHAN UTAMA : Klien sering menyendiri karena merasa diperbudak dan klien merasa malu dengan dirinya yang sudah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh keluarganya sehingga ia merasa tidak berguna dan malas untuk merawat diri. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya Menurut klien ia diperbudak dan malu karena pernah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan keluarganya. 11

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Menurut klien dengan menyendiri dan minum obat dapat memperbaiki keadaannya. B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan Klien mengatakan sering memikirkan nasibnya yang sering dikucilkan oleh keluarganya. 2. Bagaimana dilihat Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung. C. Severity Klien tidak merasa tidak terganggu dengan kondisinya yang sekarang IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Menurut klien penyakit yang diderita sekitar 2 tahun yang lalu yaitu gangguan jiwa dengan harga diri rendah, isolasi sosial. Usaha yang dilakukan untuk penyembuhan penyakitnya ialah dengan cara dirawat di klinik kejiwaan, namun penyakit yang dideritanya kambuh kembali karena klien tidak teratur minum obat. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Usaha pengobatan yang pernah dilakukan oleh klien yaitu dengan dirawat di klinik kejiwaan dan dengan meminum obat. C. Pernah dirawat/dioperasi Salah satu tempat dimana klien pernah dirawat yaitu klinik kejiwaan TMC Medan pada Agustus 2010. D. Lama dirawat Lamanya waktu klien pernah dirawat adalah sekitar 2 tahun E. Alergi Klien tidak memiliki riwayat alergi 12

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang dialami klien. B. Saudara kandung Klien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Diantara ketiga saudaranya tidak ada satupun menderita penyakit seperti yang diderita klien. C. Penyakit keturunan yang ada Keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa E. Anggota keluarga yang meninggal Anggota keluarga klien yang telah meninggal yaitu ayah dan ibu kandung klien. F. Penyebab meninggal Menurut klien penyebab meninggal kedua orang tuanya karena sakit. VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Menurut klien ia sering menyendiri karena merasa malu dengan keadaan dirinya yang telah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh saudara kandungnya sehingga klien merasa tidak berguna dan malas untuk merawat diri. B. Konsep diri - Gambaran diri Klien tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya - Ideal diri Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah - Harga diri Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti lagi karena telah menjadi korban pelecehan seksual oleh saudara kandungnya. 13

- Peran diri Klien sebagai seorang wanita yang belum menikah dan sebagai anak - Identitas Klien merupakan seorang wanita dengan tamatan SMA C. Keadaan emosional Keadaan emosional klien stabil,tampak kooperatif saat dilakukan wawancara pengkajian. D. Hubungan sosial - Orang yang berarti Menurut klien orang yang paling berarti adalah ibu kandungnya, namun semenjak ibu kandungnya meninggal tidak ada lagi orang yang dapat klien percaya. - Hubungan dengan keluarga Semenjak kedua orang tua klien meninggal, hubungan klien dengan keluarganya tidak harmonis karena keluarga klien tidak pernah menjenguknya. - Hubungan dengan orang lain Selama klien dirawat di rumah sakit jiwa hubungan sosialisasi dengan orang lain kurang baik karena klien lebih banyak menyendiri. - Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Karena kurangnya sosialisasi antara klien dengan teman-teman diruangan, menyebabkan klien hanya memiliki teman yang terbatas. E. Spiritual - Nilai dan keyakinan Klien menganut keyakinan agama Kristen. - Kegiatan ibadah Klien jarang mengikuti kegiatan ibadah kebaktian selama klien dirawat dirumah sakit jiwa. 14

VII. STATUS MENTAL - Tingkat kesadaran : Tingkat kesadaran klien compos mentis (sadar penuh). Klien tidak mengalami bingung saat dilakukan wawancara. - Penampilan : penampilan klien terlihat sangat tidak rapi terlihat dari rambutnya yang acak-acakan serta berketombe, bau badan, kukunya yang panjang. - Pembicaraan : Pada saat dilakukan wawancara oleh perawat, klien berbicara dengan lambat namun dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh perawat - Alam perasaan : Pada saat dilakukan wawancara pengkajian oleh perawat, klien tampak lesu dan kurang bersemangat. - Afek : Afek klien adekuat, klien merespon stimulus yang diberikan dan klien tersenyum saat perawat tersenyum. - Interaksi selama : Pada saat dilakukan pengkajian, klien wawancara bersikap kooperatif namun kontak mata kurang - Proses pikir : proses pikir klien koheren dibuktikan pada waktu interaksi klien mampu menjawab sesuai pertanyaan. - Isi pikir : Pada saat dilakukan wawancara klien tidak mengalami masalah isi pikir. 15

- Waham : Pada saat dilakukan wawancara pengkajian oleh perawat klien mengatakan jika ia melihat orang yang sedang berkumpul, klien merasa bahwa mereka sedang menceritakan dirinya. - Memori : Pada saat dilakukan wawancara pengkajian oleh perawat, klien tidak mengalami gangguan daya ingat VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Compos mentis B. Tanda-tanda vital - Suhu tubuh : 36,2 0 c - Tekanan darah : 110/80 mmhg - Nadi : 80 x/i - Pernafasan : 22x/i C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut : Bentuk kepala klien bulat, simetris, normal,terdapat bekas luka dibagian pariental. Rambut : Penyebaran rambut klien tidak merata pada bagian yang terdapat berkas luka. Rambut klien berbau dan berketombe serta terlihat kotor dan acak-acakan. Wajah : Wajah klien berbentuk oval dengan struktur wajah tidak ada kelainan. Mata : Klien memiliki mata yang lengkap dan simetris dengan konjungtiva dan sklera normal. 16

Hidung Telinga : Bentuk dan posisi hidung klien simetris, dengan 2 lubang hidung dan cuping hidung normal serta tidak memakai alat bantu. : Telinga klien lengkap dan tidak ada kelainan dengan fungsi ketajaman yang baik, tidak mengalami gangguan pendengaran. Mulut dan faring : Keadaan bibir klien simetris, dengan keadaan gigi kotor dan bau serta terdapat gigi yang ompong pada graham. Leher : Posisi trachea klien simetris dan normal serta tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid. Pada kelenjar limfe juga tidak ada pembengkakan. Pemeriksaan integumen : Kulit klien terlihat kotor berdaki, terdapat bercak hitam pada kulit, kondisi kulit kering dan kusam. Pemeriksaan thoraks/dada : Pemeriksaan dada klien normal tidak ada kelainan, dengan frekuensi pernafasan 22x/menit. Tidak terdapat tanda kesulitan bernafas. Pemeriksaan abdomen : Abdomen normal, tidak ada pembengkakan. Pemeriksaan kelamin : Lubang uretra ada dan tidak ada kelainan pada anus. Fungsi motorik : Cara berjalan tidak terganggu 17

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum - Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari - Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik - Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati - Alergi : tidak memiliki riwayat alergi - Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah - Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): Klien makan tampak memisahkan diri - Waktu pemberian makan : pagi,siang,sore - Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk - Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan - Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah): Klien tidak mengalami masalah dalam makan dan minum II. Perawatan diri/personal hygiene - Kebersihan tubuh : Tampak kotor, berdaki, terdapat bercak hitam, kering dan kusam. - Kebersihan gigi dan mulut : Tampak kotor dan bau mulut karena jarang sikat gigi - Kebersihan kuku kaki : Kuku tampak panjang dan kotor. dan tangan III. Pola kegiatan/aktivitas - Uraian aktivitas pasien untuk mandi,makan,eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri,sebahagian, atau total. Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian harus diarahkan terlebih dahulu oleh perawat. - Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit. Klien jarang mengikuti kegiatan ibadah kebaktian selama dirawat di RSJ. 18

IV. Pola Eliminasi 1. BAB - Pola BAB : 1 x sehari - Karakter feses : kadang keras dan kadang lembek - Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan - BAB terakhir : siang hari - Diare : tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif 2. BAK - Pola BAK : 1-3 x sehari - Kateter urine : tidak memakai kateter urine - Nyeri/rasa terbakar/ : tidak ada nyeri atau kesulitan BAK kesulitan BAK - Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik V. Mekanisme koping Saat mengalami masalah, klien lebih memilih untuk menyendiri dan tidak mau menceritakan dengan teman-teman diruangan. 19

B. ANALISA DATA No. Data Masalah Keperawatan 1. DS : - klien mengatakan ia Defisit Perawatan Diri sudah tidak berharga lagi sehingga klien malas untuk merawat diri. DO : - Klien tampak tidak rapi - Badannya kotor dan bau - Rambut kotor - Berketombe - Giginya terlihat kotor - Rambut acak-acakan - Kuku kotor DS: - klien mengatakan ia senang menyendiri karena merasa malu dengan keadaannya yang tidak berharga lagi. Harga Diri Rendah DO : - Tampak memisahkan diri - Terlihat menyendiri - Kontak mata kurang 20

No. 3. Data DS : - klien mengatakan memilih dalam hal berteman - Klien mengatakan senang menyendiri DO : - klien terlihat jarang bersosialisasi - Tampak menyendiri Masalah Keperawatan isolasi sosial MASALAH KEPERAWATAN 1. Defisit Perawatan Diri 2. Harga diri rendah 3. Isolasi sosial C. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) 1. Defisit Perawatan Diri 21

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/ No. Perencanaan Keperawatan Tanggal Dx Selasa/ I Tujuan dan Kriteria Hasil : 18 juni - Klien mampu melakukan 2013 aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK. Rencana Tindakan - Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik Rasional - Rasa saling percaya adalah fasilitas untuk ekspresi pikiran/perasaan terbuka SP 1 - Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri - Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri - Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri. - Jelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri. - Mengetahui kemampuan yang dimiliki klien dalam kebersihan diri - Pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri dapat meningkatkan motivasi - Bimbingan perawat akan mempermudah pasien melakukan perawatan diri - Mendorong pasien agar dapat melakukannya dengan mandiri 22

Rencana Tindakan - Latih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri. - Berikan pujian pada setiap hasil tindakan Rasional - Membiasakan diri untuk melakukan perawatan diri sendiri - Membuat pasien puas dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan perawatan diri SP 2 - Identifikasi kemampuan klien untuk berdandan dan berhias. - Jelaskan peralatan yang dibutuhkan untuk berhias/berdandan - Jelaskan cara-cara melakukan berhias/berdandan - Latih klien mempraktikkan cara berhias/berdandan. - Berikan pujian pada setiap hasil tindakan - Mengetahui kemampuan yang dimiliki klien dalam berdandan/berhias - Bimbingan perawat akan mempermudah pasien melakukan berhias/berdandan - Mendorong pasien agar dapat melakukannya dengan mandiri - Membiasakan diri untuk melakukan perawatan diri sendiri - Membuat pasien puas dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan berhias/berdandan 23

Rencana Tindakan SP 3 - Jelaskan cara mempersiapkan makan - Jelaskan cara makan yang tertib - Jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan - Latih klien untuk mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik - Berikan pujian pada setiap hasil tindakan SP 4 - Jelaskan tempat BAB/BAK - Jelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK - Jelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK - Berikan pujian pada setiap hasil tindakan Rasional - Bimbingan perawat mempermudah pasien untuk melakukannya - Mendorong pasien agar dapat melakukan makan dengan mandiri - Untuk memotivasi pasien dalam menjaga kebersihan - Membiasakan diri untuk melakukan tahapan makan dengan baik - Membuat pasien puas dan senang sehingga mau melakukannya - Membiasakan pasien untuk melakukan BAB/BAK pada tempatnya - Pengetahuan memberi motivasi kepada pasien untuk dapat melakukan dengan mandiri - Menjaga kebersihan lingkungan - Membuat pasien puas dan senang sehingga mau melakukannya 24

E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/ Tanggal Selasa / 18 Juni 2013 No. Dx Implementasi Keperawatan SP 1 - Mengidentifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri - Menjelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri - Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri. - Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri. - Melatih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri. - Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan - Memasukkan kedalam jadwal harian SP 2 - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien - Mengidentifikasi kemampuan klien untuk berdandan dan berhias. - Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan untuk berhias/berdandan - Menjelaskan cara-cara melakukan berhias/berdandan S: Evaluasi (SOAP) Klien mengatakan tidak mau mandi karena biasanya klien mandi sehari 1 kali. O: klien tampak tidak rapi, bau keringat A: Masalah teratasi P : Intervensi dilanjutkan belum S: Klien mampu menjelaskan caracara kebersihan diri O : rambut klien acakacakan, berketombe dan tidak rapi 25

Hari/ No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Tanggal Dx (SOAP) - Melatih klien mempraktikkan cara A: berhias/berdandan. Masalah teratasi - Memberikan pujian pada setiap sebagian hasil tindakan - Menganjurkan pasien memasukkan P: kedalam jadwal harian intervensi dilanjutkan SP 3 - Mengevaluasi jadwal harian S : kegiatan pasien Klien dapat - Menjelaskan cara mempersiapkan menyebutkan cara- makan cara berdandan - Menjelaskan cara makan yang tertib O : - Menjelaskan cara merapikan Klien sudah mulai peralatan makan setelah makan tampak rapi, - Melatih klien untuk bersih dan tidak mempraktekkan makan sesuai bau dengan tahapan makan yang baik - Memberikan pujian pada setiap A : hasil tindakan Masalah teratasi - Menganjurkan memasukkan sebagian kedalam jadwal harian pasien P : Intervensi dilanjutkan 26

Hari/ Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) SP 4 S : - Mengevaluasi jadwal kegiatan Klien mengatakan harian pasien sudah mengerti - Menjelaskan tempat BAB/BAK bagaimana cara - Menjelaskan cara membersihkan merawat diri diri setelah BAB/BAK - Menelaskan cara membersihkan O : tempat BAB dan BAK Klien tampak lebih - Memberikan pujian pada setiap rapi, tidak bau hasil tindakan badan, rambut bersih dan kuku tidak panjang A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan F. EVALUASI 1. Pasien dapat menyebutkan: Penyebab tidak merawat diri Manfaat menjaga perawatan diri Tanda-tanda bersih dan rapi Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan 2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal: Kebersihan diri Berdandan/berhias Makan, BAB/BAK 27