d. Sosial Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "d. Sosial Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar 1. Defenisi Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah 2000). Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan diri (DepKes, 2000). 2. Etiologi Menurut DepKes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah: 1. Faktor Predisposisi a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. d. Sosial

2 Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. 2. Faktor Presipitasi Menurut wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain: a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status sosial-ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Militus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. e. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit terlalu maka tidak boleh dimandikan. f. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain. g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan melakukannya.

3 3. Tanda dan Gejala Menurut Fitria (2010), tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah: a. Mandi/hygiene Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaus kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan menggunakan sepatu. c. Makan Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makana, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya kedalam mulut, melengkapi makanan, mengambil gelas atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman. d. Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, mauapun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2010).

4 4. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene a. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integrasi kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. b. Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto & Wartonah, 2010). 5. Manifestasi Klinis Menurut DepKes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri adalah: 1. Fisik a. Badan bau, pakaian kotor b. Rambut dan kulit kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Gigi kotor disertai mulut bau e. Penampilan tidak rapi 2. Psikologi a. Malas, tidak ada inisiatif b. Menarik diri, isolasi diri c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina 3. Sosial a. Interaksi kurang b. Kegiatan kurang c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma d. Cara makan tidak teratur e. BAB dan BAK disembarang tempat

5 6. Tujuan Perawatan Personal Hygiene Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), tujuan perawatan personal hygiene adalah: (1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. (2) Memelihara kebersihan diri seseorang. (3) Pencegahan penyakit. (4) Memperbaiki personal hygiene yang kurang. (5) Meningkatkan percaya diri seseorang. (6) menciptakan keindahan. 7. Asuhan Keperawatan 7.1 Pengkajian Pengkajian menurut Muslim (2001), meliputi beberapa faktor antara lain: 1. Identitas klien dan penanggung Yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status, pendidikan, pekerjaan dan alamat. 2. Alasan masuk rumah sakit Umumnya klien defisit perawatan diri dibawa kerumah sakit karena keluarganya merasa tidak mampu merawat, terganggu karena prilaku klien dan hal lain, gejala yang dinampakkan dirumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. 3. Pemeriksaan fisik Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keseluruhan fisik yang dirasakan klien. 4. Status mental Pengkajian status mental meliputi: a. Penampilan: tidak rapi, tidak serasi dan berpakaian b. Pembicaraan: teroganisir atau berbelit-belit c. Aktivitas motorik: meningkat atau menurun d. Alam perasaan: suasana hati dan emosi e. Afek: sesuai atau maladaptive seperti tumpul, datar, labil, dan ambivalen f. Interaksi selama wawancara: respon verbal dan nonversal

6 g. Persepsi: ketidak mampuan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai dengan informasi h. Proses fikir: proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan baik dan tepat mempengaruhi proses pikir i. Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian relistis j. Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang k. Memori 1. Memori jangka panjang: mengingat peristiwa setelah lebih setahun berlalu 2. Memori jangka pendek: mengingat peristiwa seminggu yang lalu dan pada saat dikaji l. Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan menyelesaikan tugas dan berhitung sederhana m. Kemampuan penilaian: apakah terdapat masalah ringan sampai berat n. Daya tarik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan tentang diri o. Kebutuhan persiapan pulang: yaitu pola aktifitas sehari-haritermasuk minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri, pengobatandan kesehatan serta aktifitas dalam dan luar ruangan.

7 7.2 Analisa Data Analisa Data menurut Fitria (2010) Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji Defisit Perawatan Diri Subjektif : 1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS tidak tersedia alat mandi. 2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan. 3. Klien mengatakan ingin disuapi makan. 4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK/BAB. Objektif : 1. Ketidak mampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor. 2. Ketidak mampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (wanita). 3. Ketidak mampuanmakan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan sediri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. 4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

8 7.3 Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul 1. Defisit perawatan diri 2. Harga diri rendah 3. Isolasi social 7.4 Rencana Tindakan Keperawatan 1. Tujuan Klien mampu melakukan aktivitas keperawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK. 2. Tindakan Keperawatan untuk Kien a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri. b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri. c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri. 3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini dapat di kalukan dengan cara sebagai berikut: a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri. b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu klien dalam merawat dan membantu klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati). c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas kebersihan klien dalam merawat diri (Fitria, 2010).

9 B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian I. Biodata Identitas Pasien Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan (Pr) Umu : 18 thn Status Perkawinan : Belum menikah Agam : Kristen Pendidikan : SD Pekerjaan : Pembantu rumah tangga Alamat : Jln. Saser 1 lingkungan III. Kec. Medan amplas Tanggal Masuk RS : No. Register : Ruang/kamar : Mawar Golongan darah : - Tanggal Pengkajian : Tanggal operesi : - Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid II. Keluhan Utama Klien tidak mau mandi, klien tampak kotor dan bau. Pakaian klien tidak rapi dan jika makan nampak berantakan. III. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Provocative/palliative 1. Apa penyebab: Semenjak menjadi TKI di Malaysia klien sering di pukuli oleh majikannya. Sehingga klien merasa tubuhnya tidak cantik lagi karena banyak bekas luka di tubuhnya.

10 b. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan: Klien merasa tidak berguna lagi kepada keluarganya. 2. Bagaimana dilihat: Klien terlihat tebih banyak diam, sering melamun dan susah diajak berkomunikasi. IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu a. Penyakit yang pernah dialami: Klien tidak mengingat penyakit yang pernah dialaminya. b. Alergi: Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi. V. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Orang tua: Klien mengatakan kedua orang tuanya masih hidup b. Saudara kandung: Klien mengatakan, klien anak ke empat dari tujuh bersaudara c. Penyakit keturunan yang ada: Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: Tidak ada VI. Riwayat Keadaan Psikososial a. Persepsi klien tentang penyakitnya: Klien mengatakan merasa malu dengan penyakitnya saat ini dan pasien ingin cepat pulang b. Konsep diri: 1. Gambaran diri: klien mengatakan menyukai tubuhnya terutama pada bagian matanya dan tangannya yang berotot, namun klien kurang menyukai bentuk hidungnya.

11 2. Identitas diri: klien merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara. Klien juga adalah seorang perempuan yang sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan klien hannya tamatan SD. 3. Peran diri: klien berperan sebagai anak dan sebagai kakak bagi adikadiknya. 4. Ideal diri: klien berharap agar ia cepat sembuh dan dapat segera pulang agar dapat kembali bekerja dan berkumpul dengan keluarganya. 5. Harga diri: klien mengatakan tidak bisa lagi membantu orang tuanya, merasa tidak layak menjadi kakak dan sungkan untuk berkumpul. 6. Keadaan Emosi: Perasaan klien saat ini merasa sedih, dan pasien susah diajak berkomunikasi dengan orang lain. Klien mengatakan lebih senang berdiam diri dikamar. c. Hubungan Sosial: 1. Orang yang berati: Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya ialah kedua orang tuanya terutama ibunya, karena klien sering bercerita jika klien mempunyai masalah. Klien tidak memiliki teman dekat (sahabat). 2. Hubungan dengan orang lain: Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena klien merasa tidak percaya kepada orang lain. Klien juga tidak mengikuti kegiatan/organisasi apapun di lingkungannya. 3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien merupakan orang yang pendiam dan mengatakan tidak ingin berkenalan dengan orang lain selama di rumah sakit. d. Spiritual 1. Nilai dan keyakinan Klien menganut agama Kristen dan mempercayai adanya Yesus. 2. Kegiatan ibadah

12 Sebelum masuk RSJ, klien melaksanakan ibadah di gereja setiap minggu dan selama di rawat di RSJ, klien tidak melaksanakan ibadah. VII. Status Mental a. Penampilan: tidak rapi dan penggunaan pakaian tidak sesuai. b. Tingkat kesadaran: bingung/orientasi. c. Pembicaraan: lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan. d. Alam perasaan: lesu dan putus asa. e. Isi pikir: ide yang terkait. f. Memori: gangguan daya ingat jangka panjang. g. Proses fikir: sirkumstansial VIII. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Kondisi klien lesu, klien tampak lebih suka menyendiri. Kondisi penampilan tidak rapi, baju kotor, kuku panjang dan kotor dan badan bau. b. Tanda- tanda vital 1. Suhu tubuh : 36,7 0 C 2. Tekanan darah : 110/70 mmhg 3. Nadi : 80 x / i 4. Pernafasan : 22 x / i 5. TB : 155 cm 6. BB : 50 Kg c. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan rambut a. Bentuk : Normal dan Simetris b. Ubun-ubun : Normal, tertutup dan keras c. Kulit keras : Kotor dan berbau

13 2. Rambut a. Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, kotor dan berbau b. Bau : rambut berbau c. Warna kulit : Normal sawo matang 3. Wajah a. Warna kulit : Sawo matang b. Struktur wajah : Normal dan simetris 4. Mata a. Kelengkapan dan krsimetrisan : Simetris kanan dan kiri b. Palpebra oedema : Normal c. Konjungtiva dan scleraikterus : Anemis dan sclera tidak ada d. Visus : Normal e. Tekanan bila mata : Normal 5. Hidung a. Bentuk telinga : Normal b. Ukuran telinga : Simetris kanan dan kiri c. Lubang telinga : Normal d. Ketajaman telinga : Pendengaran baik 6. Mulut dan faring a. Keadaan bibir : Bibir kering b. Keadaan gusi dan gigi : Gigi kotor dan kuning c. Keadaan lidah : Lidah kering d. Orofaring : Baik dan mampu menelan 7. Leher a. Posisi trachea : Media Normal b. Thyroid : Pembesaran kelenjar thyroid (-) c. Suara : Pelan, lambat, dan kurang jelas d. Kelenjar limfe : Pembesaran getah bening (-)

14 8. Pemeriksaan integrumen a. Kebersihan : kulit kotor, dan berbau b. Kehangatan : Suhu normal c. Warna : Sawo matang d. Turgor : Kembali 2 detik e. Kelembaban : Kulit kering f. Kelainan pada kulit : Terdapat bekas luka di kulit IX. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Pola makan dan minum 1. Frekuensi makan : 3 kali 2. Nafsu/selera makan : Klien selera makan 3. Nyeri ulu hati : Tidak ada 4. Alergi : Tidak ada 5. Mual dan muntah : Tidak ada 6. Tampak makan memisahkan diri : iya, klien memisahkan diri ketika makan 7. Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan sore 8. Jumlah dan jenis makanan : Nasi, lauk dan sayur 9. Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah b. Perawatan diri/personal hygiene 1. Kebersihan tubuh : Badan tampak kotor, berbau dan berdaki 2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi kuning, mulut kering dan kotor 3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku panjang dan kotor c. Pola kegiatan/aktivitas 1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total: Klien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, klien lebih sering menyendiri, susah diajak berbicara dan eliminasi dapat dilakukan mandiri.

15 2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat: Semenjak klien dirawat di rumah sakit, klien malas untuk melakukan ibadah. d. Pola eliminasi 1. BAB a. Pola BAB : Lancar b. Karakter fases : lembek dan berbentuk c. Riwayat pendarahan : Tidak ada d. BAB terakhir : Tadi pagi 2. BAK a. Pola BAK : Lancar b. Nyeri/kesulitan BAk : Tidak ada e. Mekanisme Koping Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas konstruktif dan dengan berbincang dengan orang lain sesuai yang diajarkan oleh perawat.

16 2. Analisa Data No Data Masalah 1. DS: Klien mengatakan malas mandi. DO: Kuku klien kotor dan badan klien bau. Jika makan nampak berantakan. Defisit perawatan diri : Mandi,Makan dan Berdandan. 2. DS: Klien mengatakan sudah tidak mempunyai Harga diri rendah tubuh yang cantik lagi, semenjak dipukuli oleh manjikannya dan klien merasa malu dan tidak berarti lagi terhadap orang tua dan keluarganya. DO: Klien tampak sedih dan putus asa. 3. DS: Klien mengatakan malu untuk bergaul dengan teman-temannya. DO: Klien sering menyendiri. Isolasi sosial 3. Masalah Keperawatan 1. Defisit perawatan diri 2. Harga diri rendah 3. Isolasi sosial 4. Diagnosa Keperawatan (PRIORITAS) 1. Defisit perawatan diri

17 5. Intervensi dan Rasional Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri : Mandi, Makan dan Berdandan Perencanaan Tujuan Kteteria Hasil Intervensi Rasional 1. Klien dapat melakukan SP 1: kebersihan diri secara 1. Jelaskan pentingnya mandiri. kebersihan diri. 2. Klien dapat melakukan berdandan/berhias secara baik. 3. Klien dapat melakukan makan dengan baik. 4. Klien dapat melakukan BAB/BAK secara mandiri. 1. Klien mampu menyebutkan : - Penyebabkan tidak merawat diri - Manfaat menjaga perawatan diri - Tanda-tanda bersih dan rapi - Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan 2. Klien dpat melaksanakan perawatan diri secara mandidalam hal: - Kebersihan diri - Berdandan - Makan - BAB/BAK 2. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri. 3. Bantu pasien memperaktekkan cara menjaga kebersihan diri. 4. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP 2: 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Jelaskan cara makan yang baik. 3. Bentu klien cara makan yang baik dan menganjurkan untuk makan bersama teman di ruang makan. 4. Anjurkan klien memasukkan kedalam 1. Meningkatkan pengetahuan klien tentang tanda-tanda perawatan diri yang baik. 2. Klien dapat menjaga kebersihan dirinya secara mandiri. 3. Membantu klien meningkatkan harga dirinya. 4. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR. 1. Untuk mengetahui kemajuan klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan. 2. Menambah pengetahuan klien tentang makan. 3. Meningkatkan rasa percaya diri klien. 4. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR

18 Harga Diri Rendah 1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 2. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. 3. Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan. 4. Klien dapat berlatih kegiatan yang sudah dipilih, kemampuan. sesuai 1. Klien mampu menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien. 2. Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan. 3. Klien mampu membuat rencana kegiatan harian 4. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat. jadwal. SP 4 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Jelaskan cara berdandan. 3. Bentu klien cara berdandan. 4. Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian. SP 1: 1. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. 2. Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih ada. 3. Bantu klien memilih kegiatan ang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien. 4. Latih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih 5. Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan 1. Untuk mengetahui kemajuan klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan. 2. Menambah pengetahuan klien tentang berdandan. 3. Meningkatkan rasa percaya diri klien. 4. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR. 1. Aspek sangat penting untuk meningkatkan PD serta harga diri. 2. Memvalidasi dan menguatkan apa yang sudah disampaikan secara lisan. 3. Mencari cara yang konstruktif dan menunjukkan potensi yang dimiliki klien untuk mengubah dirinya lebih baik dan berharga. 4. Meningkatkan harga diri serta memancing klien untuk mengucapkan apa yang diinginkan oleh klien.

19 5. Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih. yang dipilih. 6. Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. SP 2: 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Latih kemampuan kedua yang telah dipilih oleh klien. 3. Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. 1. Untuk mengetahui kemajuan klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan. 2. Menambah kemampuan/pengetahuan klien. 3. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR. SP 3: 1. Evaluasi jadwal harian kegiatan klien. 2. Melatih kemampuan ketiga. 3. Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal. 1. Untuk mengetahui kemajuan klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan. 2. Menambah kemampuan/pengetahuan klien. 3. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR.

20 Isolasi sosial 1. Memebina hubungan saling percaya 2. Menyadari penyebab isolasi sosial 3. Dapat berinteraksi dengan orang lain 1. Klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menatik diri. 2. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap. 3. Klien dapat menyebutkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain 4. Klien dapat menyebutkan manfaat,kerugian dan lima prinsip cara minum obat. SP 1: 1. Identifikasi penyebab isolasi social (teman yang disukai, yang tidak disukai, alas an). 2. Diskusikan dengan klien tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi 3. Ajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang. 4. Anjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal harian kegiatan. 1. Dengan mengetahui penyebab klien menarik diri dapat ditemukan mekanisme koping klien dalm berinteraksi sosial. 2. Dengan mengetahui keuntungan dan kerugian menarik diri, maka klien akan termotivasi untuk berinteraksi dengan orang lain. 3. Mendorong klien untuk merasakan secara langsung manfaat dari berhubungan sosial. 4. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR

21 SP 2: 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Berikan kesempatan kepada klien memperaktekkan cara berkenalan dengan satu orang. 3. Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan haraian. SP 3 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Berikan kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang tau lebih. 3. Anjurkan klien untuk memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. 1. Untuk mengetahui kemajuan klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan. 2. Memudahkan klien dalam melakukan pendekatan serta meningkatkan konsep diri klien. 3. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR 1. Untuk mengetahui kemajuan klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan. 2. Memudahkan klien dalam melakukan pendekatan serta meningkatkan konsep diri klien. 3. Menghindari adanya perubahan peran akibat perasaan HDR.

22 SP 4: 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Jelaskan kegunaan obat. 3. Latih klien minum obat dengan prinsip 5 benar. 4. Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. 1. Untuk mengetahui kemajuan klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan. 2. Memberi motivasi agar klien mau minum obat. 3. Mensukseskan program pengobatan klien dan mengoptimalkan kerja dari obat terhadap klien. 4. Memudah klien untuk mengingat semua tindakan yang telah dilakukan.

23 6. Implementasi dan Evaluasi No. Tanggal Diagnosa Keperawatn Implementasi Evaluasi Juni 2013 Pukul: WIB Defisit Perawatan Diri : Mandi, Makan dan Berdandan SP 1: 1. Membina hubungan saling percaya. 2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri. S: - Nama saya Ny.S suka dipanggil S saja. - Klien mengatakan sudah mengerti begitu pentingnya kebersihan pada dirinya. 3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan - Klien mengatakan akan selalu menjaga kebersihan diri dan cara mandi. dirinya dan akan mandi. 4. Membantu klien memperaktekkan cara - Klin mengatakan senang bisa dibantu dalam kebersihan menjaga kebersihan diri dan mandi. tubuhnya. 5. Menganjurkan klien memasukkan O: Klien menjawab dengan suara pelan. dalam jadwal kegiatan. A: Klien dapat menyebutkan kembali cara menjaga kebersihan. P: Pertemuan selanjutnya Jam WIB Dengan topik cara makan yang baik dan benar.

24 20 Juni 2013 Pukul: WIB SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Menjelaskan cara makan yang baik. 3. Membantu klien cara makan yang baik. 4. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal. S: Klien menyebutkan cara menjaga kebersihan dirinya. O: Bicara sopan, ekspresi gelisah, kontak mata kurang. Klien mulai tampak bersih. A: - Tujuan tercapai. - Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara makan dengan baik. P: Pertemuan selanutnya pada tanggal 22 Juni 2013 jam WIB dengan topik melatih kemampuan yang telah disepakati.

25 22 Juni 2013 Pukul: SP 4 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. 2. Menjelaskan cara berdandan. 3. Membantu klien memperaktekkan cara berdandan. 4. Menganjurkan klien memasukan kedalan jadwal kegiatan harian. S: Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara berdandang yang benar. A: - Tujuan tercapai. - Klien mulai bersih dan mulai mau berdandan P: Memutuskan hubungan Juni 2013 Pukul: WIB Harga Diri Rendah SP 1: 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. 2. Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan. 3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien ( 1 kemampuan). 4. Melatih klien sesuai dengan S: - Klien dapat mengatakan kemampuan yang di milikinya. O: - Klien menjelaskan dengan suara pelan dan malu-malu. A: - Tujuan tercapai. - Klien dapat menyebutkan kelebihannya dan dapat memperaktekkannya. P:

26 21 Juni 2013 Pukul: WIB kemampuan yang dipilih. 5. Member pujian yang wajar terhadap kebersihan klien. 6. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. SP 2: 1. Mengevaluasi kegiatan hari klien. 2. Melatih kemampuan kedua. 3. Menganjurkan klienmemasukkan kedalam jadwal harian. Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam WIB dengan topik melatih kemampuan kedua. S: Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik. O: - Ekspresi wajah bersahabat. - Mau duduk disamping perawat. - Kontak mata ada. A: - Tujuan tercapai. - Klien mamapu melakukan tanpa dibantu. P: Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam WIB dengan topik melatih kemampuan ketiga.

27 21 Juni 2013 Pukul: WIB SP 3: 1. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. 2. Melatih kemampuan ketiga. 3. Membantu klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian. S: Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik. O: - Ekspresi wajah bersahabat. - Mau duduk disamping perawat. - Kontak mata ada. A: - Tujuan tercapai. - Klien mamapu melakukan tanpa dibantu. P: Memutuskan hubungan Juni 2013 Pukul: WIB Isolasi Sosial SP 1: 1. Mengedentifikasi penyebab isolasi sosial (teman yang disukai, yang ridak disukai, alasan). 2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain. S: Klin dapat mengerti dan dapat memperaktekkan cara berkenalan. O: - Kontak mata ada - Wajah bersahabat. - Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi.

28 21 AJuni 2013 Pukul: WIB 3. Berdiskusi dengan klien tentang A: kerugian tidak berinteraksi dengan - Tujuan tercapai. orang lain. - Klien dapat menebutkan keuntungan dari berinteraksi 4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan orang lain. dengan satu orang. P: 5. Menganjurkan klien memasukkan Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam kegiatan latihan berbincang-bincang WIB dengan topik berkenalan dengan satu dengan orang lainsebagai salah satu orang. kegiatan harian. SP 2: S: 1. Mengevaluasi jadwal kegiaran harian Klien dapat memperaktekkan cara berkenalan dengan klien. satu orang. 2. Memberikan kesempatan kepada klien O: memperaktekkan cara berkenalan - Kontak mata ada. dengan satu orang. - Mau bersalaman. 3. Membantu klien memasukkan kegiatan - Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang. berbincang-bincang dengan orang lain A: sebagai salah satu kegiatan harian. - Tujuan tercapat. - Klien dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal harian.

29 21 Juni 2013 Pukul: WIB SP 3: 1. Mengevaluasi jadwal harian klien. 2. Memberi kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang atau lebih. 3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. P: Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam WIB dengan topik berkenalan dengan satu orang. S: Klin mamapu melakukan perkenalan dengan teman sekamarnya. O: - Kontak mata ada. - Mau bersalaman. - Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang. - Wajah terlihat senang. A: - Tujuan tercapai. - Kliem mampu berkenalan dengan beberapa orang. P: Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam WIB dengan topik cara dan lima prinsip minum obat.

30 21 Juni 2013 Pukul: WIB SP 4: 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klen. 2. Menjelaskan kegunaan minum obat. 3. Melatih klien minum obat dengan prinsip 5 benar. 4. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. S: Klien mengerti cara yang benar minum obat. O: - Kontak mata ada. - Wajah terlihat bahagia. - Mau berjabat tangan. A: - Tujuan tercapai. - Klien mampu menyebutkan lima prinsip cara minum obat dengan baik. P: Hubungan dihentikan

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Defisit Perawatan Diri 1.1. Pengertian Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI 1.1 KONSEP PERAWATAN DIRI A. Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU OLEH : REFIDA VERONIKA S 012015020 STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. 1 BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis membahas dua kasus asuhan keperawatan pada klien defisit perawatan diri dengan penerapan pendidikan kesehatan personal hygiene di rumah

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 1.1. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Personal Hygiene Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar perawatan diri/personal hygiene 1. Defenisi perawatan diri/personal hygiene Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan nya guna

Lebih terperinci

perkembangan inisiatif terganggu.

perkembangan inisiatif terganggu. A. Konsep Dasar 1. Definisi Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygieneberarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar defisit perawatan diri: Mandi dan Berdandan 1. Defenisi defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat

Lebih terperinci

2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian ASKEP DPD 2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian 1. Identitas klien Nama : Tn. A Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 35 Tahun tinggal : Status : 2. Riwayat kesehatan RKS :lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI Disusun Oleh : Kelompok 8 1. Bagas Amang S (14.401.15.014) 2. Dayu Ageng Safitri (14.401.15.021) 3. Dimas Viki H

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Desember 20010 pukul 10.00

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN KLIEN B Asuhan Keperawatan Kasus 1 PENGKAJIAN I BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : An. N A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Status

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memdulikan perawatan diri. Hal ini yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Tindakan Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Tindakan Keperawatan No. Hari/ Dx tanggal 1. Selasa/ 18 juni 2013 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan Keperawatan SP 1 08.30 - Mengidentifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene 2.1.1. Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Diruang : VIII (Graha Irawan) Tanggal : 16 januari 2008 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Sdr.P, Umur :31 tahun, Jenis kelamin : Laki-laki, Suku : Jawa, Agama

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara berkembang. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun I. BIODATA FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur : Ny. R : Perempuan : 32 tahun Status Perkawinan : Janda Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Tidak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM , BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak permasalahan sosial yang muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial budaya serta krisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN RAHMAD GURUSINGA Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang kurang

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan Jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata. a. Identitas Klien. Nama Tn. St, umur:

Lebih terperinci

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan : Lampiran 1 Format Pengkajian Pasien Di Rumah Sakit I. Biodata Identitas Pasien Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Pendidikan :

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Personal Hygiene 1. Definisi Personal Hygiene Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang optimal. Salah satu teori orem ialah self care deficit, Inti dari teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang optimal. Salah satu teori orem ialah self care deficit, Inti dari teori ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan Dasar Manusia Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien untuk mencapai kemandirian dan kesehatan yang optimal.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa :... Pengkajian diambil tanggal :... Jam :... A. IDENTITAS UMUM. Identitas Kepala Keluarga: Nama :... Pendidikan :... Umur :... Pekerjaan :...

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.

Lebih terperinci

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi NO. Keperawatan DX Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi 1. Kamis, 10.00 1. Mempertimbangkan S : Klien mengatakan 21 Mei 2015 WIB budaya klien ketika

Lebih terperinci

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua. BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Harga Diri Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem)

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008 BAB III RESUME KEPERAWATAN Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008 sampai dengan 06 Januari 2008 pada Tn. S (45 tahun), dengan alamat Parang Barong VIII, kelurahan Tlogosari kulon,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Suku Agama Status Perkawinan Pendidikan : Tn.S : 33 tahun : Laki-laki : Ungaran : Jawa, Indonesia : Islam : Kawin : SD Nomor Register

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Lampiran 1 STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Nama klien : Ny. M Ruangan : Nakula No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien

Lebih terperinci

4. PENGKAJIAN 1) DATA UMUM Nama kepala keluarga Alamat kepala keluarga Pekerjaan kepala keluarga Pendidikan kepala keluarga Genogram

4. PENGKAJIAN 1) DATA UMUM Nama kepala keluarga Alamat kepala keluarga Pekerjaan kepala keluarga Pendidikan kepala keluarga Genogram Transcript 1. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (HOME CARE) PADA TN. K DENGAN ULKUS DEABITUS MILITUS (DM) DI DESA MIJEN RT 01 / RW 05 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS 1. Heru Indriyanto 2. Ika Lestari 3.

Lebih terperinci