BAB II PENGELOLAAN KASUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENGELOLAAN KASUS"

Transkripsi

1 BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar defisit perawatan diri: Mandi dan Berdandan 1. Defenisi defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan akitivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri (Anna &Akemat, 2010). Menurut Nanda (2006) defisit perawatan diri sering kali disebabkan oleh intoleransi aktifitas, hambatan mobilitas fisik, nyeri, ansietas, gangguan kognitif atau persepsi. Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Menurut Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005). 2. Jenis-jenis Perawatan Diri 1. Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. 2. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. 3. Kurang perawatan diri: Makan Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.

2 4. Kurang perawatan diri: toileting Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah, 2004). 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personalhygienedipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain: a. Citra tubuh (Body Image) penampilan umum pasien dapat menggambarkanpentingnya personal hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsepsubjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akanmempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999dalam setiadi, 2005). Citra tubuh dapat berubah, karena operasi, pembedahan ataupenyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkanhygiene dimana citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Bodyimage seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanyaperubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik sosial kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungandapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene.perawat harus menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahan-bahan yangpenting seperti deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harusmenentukan jika penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian darikebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien. c. Status sosial ekonomi menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008),pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakanfasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dankelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenisdan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang baikdibutuhkan sarana dan prasarana yang

3 memadai, seperti kamar mandi, peralatanmandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll). d. Pengetahuan pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karenapengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentangpentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene.kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harustermotivasi untuk memelihara personal higiene. Individu dengan pengetahuan tentangpentingnya personal higene akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegahdari kondisi atau keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008). e. Kebudayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuanperawatan personal higiene. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan personal higiene yang berbeda. Keyakinan yangdidasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri.dalam merawat pasien dengan praktik higiene yang berbeda, perawat menghindarimenjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya(potter & Perry, 2005). f. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang setiap pasien memiliki keinginanindividu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatanrambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasseringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personalhigiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakantraksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis,paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidakmampu dan memerlukan perawatan personal higiene total.

4 4. Tanda dan Gejala Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut: a. Mandi/hygiene Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.

5 5. Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan 1. Pengkajian Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri makatanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu: Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor. Ketidakmampuan berdandan/berhias, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan (Purba, 2012). 2. Analisa Data 1. Data Subjektif Klien mengatakan dirinya malas mandi Klien mengatakan malas gosok gigi karena tidak ada odol Klien mengatakan sudah dua hari tidak ganti baju dan celana Klien mengatakan tidak mempunyai alat mandi Klien mengatakan dirinya malas berdandan 2. Data Objektif Klien terlihat jorok, kulit kusam dan berdaki, kulit kepala berketombe terdapat kutu dan beruban, gigi kuning terdapat karang dan karies gigi, bibir kering dan pecah-pecah, Pakaian klien jorok dan tercium bau badan (Fitria, 2010). 3. Rumusan Masalah Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka dapat dirumuskan masalah sebagai Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan/berhias. 4. Perencanaan Menurut (Purba, 2012) perencanaan meliputi: 1. Menyediakan alat mandi dan berdandan untuk pasien (mis: sabun, sikat gigi, odol, sampo dan bedak).

6 2. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri dapat dilakukan tahapan tindakan yang meliputi: Menjelaskan pentingnya kebersihan diri Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri 3. Melatih pasien berdandan/berhias perawat dapat melatih pasien berdandandanuntuk pasien wanita latihan meliputi: Berpakaian Menyisir rambut Berhias Strategi Pertemuan pada pasien Defisit Perawatan diri: Mandidan berdandan NO 1. SP 1 2. SP 2 Kemampuan Pasien 1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas) 3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Menjelaskan cara berdandan (menyisir rambut, berpakaian, berbedak) 3. Membantu pasien memprakatekkan cara berdandan 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

7 1. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.S Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 47 tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tidak ada Alamat : Jl. Sakti Lubis No.41 Tanggal Masuk RS : 01 Desember 2013 No. Register : Ruangan/Kamar : Kamboja Tanggal Pengkajian : 02 juni 2014 Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid II. KELUHAN UTAMA : Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul anaknya dan suaminya. Klien suka marah-marah, mengamuk, berbicara dan tertawa sendiri. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya : Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul anak dan suaminya. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik.

8 B. Quantitiy/quality Bagaimana dirasakan Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering mendengar suara-suara. Bagaimana dilihat Klien tampak berinteraksi tapi sesekali klien sering terlihat menyendiri. C. Severity Klien merasa terganggu dengan kondisinya yang sekarang. D. Time Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut. IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami ± 3 tahun lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi karena tidak teratur minum obat. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan Klien mengatakan pengobatan hanya dengan berobat jalan. C. Pernah dirawat/dioperasi Klien tidak pernah di rawat diklinik kejiwaan. D. Lama dirawat Klien sudah 6 bulan dirawat di rumah sakit jiwa. E. Alergi Klien tidak memiliki riwayat alergi. F. Imunisasi Klien mengatakan imunisasinya lengkap.

9 V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien. B. Saudara kandung Klien adalah anak ke empat dari 5 bersaudara, dan saudara kandung klien yaitu anak ketiga ada yang memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien. C. Penyakit keturunan yang ada Keluarga klien memiliki Penyakit keturunan. D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa kakak klien mengalami gangguan jiwa seperti klien. E. Anggota keluarga yang meninggal Anggota keluarga yang meninggal adalah ayah klien. F. Penyebab meninggal Ayah klien meninggal karena penyakit asma. VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. persepsi pasien tentang penyakitnya klien mengatakan ia sering menyendiri karena merasa tidak berguna dengan keadaannya. B. Konsep diri - Gambaran diri Klien tidak merasa ada yang kurang dari tubuhnya. - Ideal diri Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah berkumpul dengan keluarganya. - Harga diri Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti lagi karena telah gagal menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya. - Peran diri

10 Klien sebagai seorang ibu yang memiliki anak satu orang. - Identitas Klien merupakan seorang wanita tamatan SMP. C. Keadan emosional : Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif. D. Hubungan sosial : - Orang yang berarti Menurut klien orang yang berarti adalah ibu dan anaknya. - Hubungan dengan keluarga Menurut klien hubungan klien dengan keluarga baik dan harmonis. - Hubungan dengan orang lain Hubungan klien dengan temannya diruangan baik. - Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Klien tidak memiliki hambatan berhubungan dengan orang lain. E. Spiritual - Nilai dan keyakinan Klien menganut agama islam. - Kegiatan ibadah Klien sering mengikuti kegiatan ibadah selama dirawat dirumah sakit jiwa. VII. STATUS MENTAL a. Tingkat kesadaran Klien sadar penuh (composmentis). b. Penampilan Penampilan klien tidak rapi, klien mengatakan malas mandi dan gosok gigi, klien mengatakan sudah 2 hari tidak ganti baju dan celana, terlihat baju dan celana klien belum pernah diganti selama pengkajian, klien mengatakan tidak mempunyai peralatan mandi, gigi kotor, tercium bau badan, kulit kepala berketombe.

11 c. Pembicaraan Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien berbicara agak lambat, menjawab pertanyaan dengan singkat. d. Alam perasaan Saat diajak berbincang bincang klien tampak tidak bergairah dan lesu. e. Afek Afek klien tumpul dimana klien berespon jika diberi hal yang menyenangkan atau menyedihkan. f. Interaksi selama wawancara Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu. g. Persepsi Klien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan teman seruangan karena malu terhadap dirinya yang kotor dan bau. h. Proses pikir Pembicaraan klien sesuai stimulus/pertanyaan perawat. Masalah keperawatan tidak ditemukan. i. Isi pikir Klien tidak mengalami gangguan daya pikir pada saat berinteraksi dengan perawat. Masalah keperawatan tidak ditemukan. j. Waham Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar, terlihat dari mata klien yang suka melihat kesegala arah. k. Memori Klien memiliki daya ingat yang masih bagus. VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Composmentis (CM) B. Tanda-tanda vital - Suhu tubuh : 36,5 0 c - Tekanan darah : 120/80 mmhg - Nadi : 80 x/i

12 - Pernafasan : 20 x/i C. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan Rambut Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala berketombe, banyak kutu, rambut pendek dan sedikit beruban. 2. Wajah Struktur wajah klien bulat dan tidak ada kelainan, kulit wajah kusam dengan warna kulit coklat. 3. Mata Klien memiliki dua mata dengan posisi simetris dan tidak ada kelainan dengan konjungtiva dan sclera normal. 4. Hidung Posisi hidung klien simetris dengan 2 lubang hidung dan cuping hidung normal, klien tidak memakai alat bantu hidung. 5. Telinga Bentuk telinga klien normal dan tidak ada kelainan, tetapi klien sering mendengar suara-suara yang orang lain tidak mendengarnya. 6. Mulut dan Faring Keadaan bibir kering dan pecah-pecah klien mampu membedakan rasa asin, manis, asam, dan pahit. 7. Gigi Adanya karang gigi, terdapat karies gigi, ada sebagian gigi yang sudah ompong. 8. Leher Leher klien tampak berdaki dan jorok. 9. Integument Kulit klien terlihat jorok dan kusam, terdapat kudis. 10. Genetalia Klien mengatakan sekitar genitalia gatal dan kemerahan. 11. Kamar mandi Air di RS dingin dan tidak disediakan alat mandi.

13 IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum - Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari - Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik - Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati - Alergi : tidak memiliki riwayat alergi - Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah - Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : Klien tampak makan memisahkan diri - Waktu pemberian makan : pagi, siang, dan sore - Jumlah dan jenis makan : 1 porsi jenis nasi + lauk pauk - Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan - Masalah makan dan minum ( kesulitan menelan, mengunyah): Klien tidak mengalami masalah dalam makan dan minum. II. Defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan - Kebersihan tubuh : terlihat kotor dan berdaki - Kebersihan gigi dan mulut : terdapat karang gigi dan karies gigi - Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku tangan dan kaki panjang, hitamhitam III. Pola kegiatan/aktivitas - Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian harus diarahkan terlebih dahulu. - Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit: Klen sering mengikiuti kegiatan ibadah selama dirawat di RSJ. IV. Pola Eliminasi 1. BAB - Pola BAB : 2 x sehari - Karater feses : kadang keras dan kadang lembek - Riwayat perdarahan : tidak memiliki riawayat perdarahan - BAB terakhir : malam hari

14 - Diare : tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif 2. BAK - Pola BAK :3-5 x sehari - Kateter urin : tidak memakai kateter urin - Nyeri/rasa terbakar : tidak adanyeri atau kesulitan BAK - Penggunaan diauretik : tidak ada penggunaan diauretik V. Mekanisme koping - Adaptif Saat ada masalah klien hanya memendam masalah nya sendiri tanpa menceritakannya kepada siapa pun. - Maladatif Klien mengatakan kalau mempunyai masalah klien selalu menghindarinya dan klien mengatakan lebih baik tidur dari pada memikirkannya.

15 2.Analisa Data No. Data Masalah Keperawatan 1. DS: Klien mengatakan dirinya malas mandi Klien mengatakan malas gosok gigi karena tidak ada odol Klien mengatakan sudah dua hari tidak ganti baju dan celana Klien mengatakan tidak mempunyai alat mandi Klien mengatakan dirinya malas berdandan. Defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan. DO: Klien terlihat jorok, kulit berdaki dan bau, rambut berantakan, berkutu dan beruban, gigi kotor terdapat karang dan karies pada gigi, kuku panjang dan hitam-hitam, pakaian kotor dan bau badan, pakaian tidak sesuai, dan klien tidak berdandan. 3. Rumusan Masalah Keperawatan Defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan. Diagnosa Keperawatan Defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan.

16 4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/ Tanggal Diagnosa Perencanaan Keperawatan Selasa, 03 juni 2014 Defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan Tujuan dan Kriteria Hasil: Tujuan : Klien mampun melakukan defisit perawatan diri: Mandi secara mandiri. Klien mampu melakukan berdandan/berhias dengan benar. Kriteria hasil: Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diridan berdandan. Rencana Tindakan 1. Menyediakan alat mandi seperti sabun, sikat gigi, odol,sampo dan bedak kepada klien. Rasional Memotivasi klien untuk melakukan perawatan diri mandi dan berdandan. 2.Strategi Pertemuan 1 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas) Membantu pasien Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri: Mandi dan dapat menjaga kebersihan dirinya.

17 mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 3.Strategi Pertemuan 2 Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien Menjelaskan cara berdandan (berpakaian, menyisir dan berdandan) Membantu pasien memprakatekkan cara berdandan Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Memantau kemajuan serta aktivitas yang dipilih dan dilatih bersama dengan klien

18 5. Implementasi Keperawatan Hari/tanggal No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Rabu 04 juni 2014 Dx Memfasilitasi perlengkapan mandi seperti sabun, sikat gigi, odol, sampo, dan bedandan. (SOAP) S: Klien mengatakan ingin mandi. O: Klien tampak senang. A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan. Kamis 05 juni Strategi Pertemuan 1 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas). Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. S: Pasien mengatakan kalau mandi badan jadi segar. O: Klien tampak bersih dan segar. A: Masalah teratasi sebagian. P:Intervensi dilanjutkan.

19 3. Strategi Pertemuan 2 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. Menjelaskan cara berdandan (menyisir rambut, berbedak, dan berpakaian). Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. S: klien mengatakan kalau berdandan dirinya lebih rapi dan cantik. O: Klien tampak rapi dan berdandan. A: Masalah sebagian Teratasi. P:Intervensi di hentikaan.

20 5. Evaluasi Evaluasi keperawatan dari implementasi yang dilakukan pada pasien dengan masalah defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan dapat teratasi, didapatkan data subyektif: Klien mengatakan mau mandi, ganti pakaian, gosok gigi, dan keramas, klien mengatakan setelah mandi badan lebih segar dan bersih. Data obyektif: Klien sudah mengganti pakaiannya, gigi klien bersih, klien terlihat rapi. Analisa: Klien mengerti pentingnya kebersihan diri, klien mengetahui cara melakukan perawatan diri, klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri. Rencana tindak lanjut perawat: Pertahankan klien untuk terus mandi dua kali sehari dan bantu memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian klien.

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Personal Hygiene Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Defisit Perawatan Diri 1.1. Pengertian Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. 1 BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis membahas dua kasus asuhan keperawatan pada klien defisit perawatan diri dengan penerapan pendidikan kesehatan personal hygiene di rumah

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 1.1. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

d. Sosial Universitas Sumatera Utara

d. Sosial Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar 1. Defenisi Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Tindakan Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Tindakan Keperawatan No. Hari/ Dx tanggal 1. Selasa/ 18 juni 2013 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan Keperawatan SP 1 08.30 - Mengidentifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar perawatan diri/personal hygiene 1. Defenisi perawatan diri/personal hygiene Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan nya guna

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI 1.1 KONSEP PERAWATAN DIRI A. Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Personal Hygiene 1. Definisi Personal Hygiene Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian ASKEP DPD 2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian 1. Identitas klien Nama : Tn. A Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 35 Tahun tinggal : Status : 2. Riwayat kesehatan RKS :lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memdulikan perawatan diri. Hal ini yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU OLEH : REFIDA VERONIKA S 012015020 STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene

BAB II PENGELOLAAN KASUS Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Perawatan Diri/Personal Hygiene 2.1.1. Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

perkembangan inisiatif terganggu.

perkembangan inisiatif terganggu. A. Konsep Dasar 1. Definisi Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygieneberarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Halusinasi 1. Definisi Halusinasi Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM , BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia

Lebih terperinci

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi NO. Keperawatan DX Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi 1. Kamis, 10.00 1. Mempertimbangkan S : Klien mengatakan 21 Mei 2015 WIB budaya klien ketika

Lebih terperinci

6

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemenuhan Personal Hygiene 1. Pengertian Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun I. BIODATA FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur : Ny. R : Perempuan : 32 tahun Status Perkawinan : Janda Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Tidak

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan Jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.M.A Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 55 tahun Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan I. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat kota Medan

Lebih terperinci

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak mira asmirajanti introduction Perawat merawat manusia sebagai mahluk yang unik dan utuh, menerapkan pendekatan komprehensif dan merencanakan perawatan bersifat individual

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Istirahat Tidur 1. Defenisi Istirahat Tidar Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas,

Lebih terperinci

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 5 Nurul Amin ABSTRAK Kebutuhan personal hygiene klien skizofrenia

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa :... Pengkajian diambil tanggal :... Jam :... A. IDENTITAS UMUM. Identitas Kepala Keluarga: Nama :... Pendidikan :... Umur :... Pekerjaan :...

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN KLIEN B Asuhan Keperawatan Kasus 1 PENGKAJIAN I BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : An. N A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang perempuan dan menjadi ancaman berbahaya bagi para perempuan di

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA USIA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik

Lebih terperinci

ALAT PENELITIAN. lain-lain, sebutkan. 4. suku : 5. tingkat pendidikan : tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat perguruan tinggi

ALAT PENELITIAN. lain-lain, sebutkan. 4. suku : 5. tingkat pendidikan : tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat perguruan tinggi ALAT PENELITIAN I. Petunjuk 1. Bapak/Ibu diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada 2. Tuliskan tanda benar ( ) pada kotak untuk pilihan jawaban yang tepat 3. Pada pertanyaan Data demografi,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA DIRUANG KENANGA WANITA RSU CIAMIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA DIRUANG KENANGA WANITA RSU CIAMIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA DIRUANG KENANGA WANITA RSU CIAMIS I. BIODATA, Pengkajian : 02-November-2015 A. Identitas Klien/ Pasien 1. Nama : Ny. N 2. Umur : 42 tahun 3.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

Lebih terperinci

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua. BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Harga Diri Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem)

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beban Kerja 1. Pengertian Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

ANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :...

ANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 69 ANGKET UJI COBA PENELITIAN 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 2. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik-baik butir pernyataan dan setiap alternatif jawaban! 2. Pilih alternatif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang

Lebih terperinci

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan : Lampiran 1 Format Pengkajian Pasien Di Rumah Sakit I. Biodata Identitas Pasien Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Pendidikan :

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata. a. Identitas Klien. Nama Tn. St, umur:

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Lebih terperinci