SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika"

Transkripsi

1 ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : Maria Sri Dian Pratama NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016

2 ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : Maria Sri Dian Pratama NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016 i

3 ii

4 iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Motto : Berilah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. ( Matius 22: 21) Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala penyertaan dan berkat-nya dalam hidup saya. Bapa dan mama yang tak hentinya memberi dukungan melalui doa, perhatian dan kasih sayang. Kedua adik saya yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. Semua teman-teman yang selalu memberi dukungan dalam berbagai bentuk. Serta almamater saya Universitas Sanata Dharma atas semua pelajaran hidup yang saya dapatkan. iv

6 v

7 vi

8 ABSTRAK Maria Sri Dian Pratama Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, (2) mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Pengambilan data ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada bulan Mei-Juni Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 24 siswa. Bentuk data dalam penelitian ini berupa hasi tes soal cerita dan hasil wawancara. Hasil tes soal cerita digunakan untuk mengetahui siswa yang melakukan kekeliruan saat menyelesaikan soal yang diberikan dan menjadi acuan dalam wawancara. Hasil wawancara digunakan dalam menarik kesimpulan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa beserta faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan analisis kesalahan Newman dalam pengklasifikasian jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, yaitu: (a) reading error atau kesalahan membaca soal, (b) transformation error atau kesalahan mentransformasi (c) encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban, (d) careless atau kecerobohan, dan (2) faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut yaitu: (a) belum memahami konsep prisma dan limas, (b) belum memahami konsep luas permukaan dan volume kubus, (c) belum memahami konsep luas permukaan dan volume balok, (d) belum memahami konsep luas permukaan dan volume limas, (e) belum menguasai materi prasyarat berupa perkalian dan luas segitiga, (f) tidak berkonsentrasi, dan (g) tidak memeriksa pekerjaan kembali. Kata kunci : Analisis Kesalahan Newman, Soal Cerita, Bangun Ruang Sisi Datar vii

9 ABSTRACT Maria Sri Dian Pratama The Error Analysis in Doing Word Problem Solid Geometry With Flat Side Exercise of Grade VIII B in SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the Academic Year of 2015/2016. Mathematics Education Department, Department Mathematics and Science Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This qualitative descriptive research aimed to (1) find out types of error made by students grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise, (2) find out factors that causing the error of student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise. This research was conducted on grade VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta on May June The subject of this research was student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the academic year of 2015/2016 that consist of 24 students. Method of collecting data is word problem exersice result and interview result. The result of word problem exersice was used for finding out all of student who made a mistake and reference interview. The result of interview was used for finding out the type of error and factors that causing the students error in finishing the exercise. This research using error analyzing by Newman for classify types of errors. This research result showed (1) types of error made by student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in doing space geometry with flat side exercise, were : (a) reading error, (b) transformation error, (c) encoding error, (d) careless and (2) factors that causing the student made mistake, were (a) student had understanding yet about prism and pyramid, (b) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a cube, (c) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a block, (d) students had understanding yet about base surface area concept and volume of a pyramid, (e) student had understanding yet about material prerequisites, (f) student had not concentration, (g) student had not re-check. Keywords: Error Analysis by Newman, Word Problem Exercise, Solid Geometry with Flat Side viii

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis. Penulis mengucapkan terima kasih atas segala motivasi, saran, dan kritik yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak Drs. Supardi, selaku Kepala Sekolah SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. ix

11 5. Bapak Martanto Adi, S.Pd., selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian. 6. Siswa-siswi kelas VIII A dan VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. 7. Segenap dosen dan seluruh staff sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA yang telah membantu dalam proses administrasi. 8. Bapa Mikael Meo, Mama Floriana Diani, Adik Melkior Rexadat Nago dan Adik Lusia Tirta Bernis selaku keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat. 9. Teman Lusia Christin Setiawati, Fransiskus Lima, Eman Senda, Ridho, Rian Pango, pasukan Kos Luna dan teman-teman Rejoice Choir yang selalu memberikan semangat kepada penulis. 10. Teman-teman Pendidikan Matematika 2012 yang telah memberikan dukungan dan semangat. 11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah turut serta membantu proses penyelesaian skripsi ini. x

12 Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan agar dapat lebih baik lagi di kemudian hari. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berhubungan atau bekerja dalam dunia pendidikan maupun kalangan umum. Penulis Maria Sri Dian Pratama xi

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN...vi ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii KATA PENGANTAR...ix DAFTAR ISI...xii DAFTAR TABEL...xiv DAFTAR GAMBAR...xv DAFTAR LAMPIRAN...xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Rumusan Masalah...3 C. Tujuan Penelitian...4 D. Pembatasan Masalah...4 E. Penjelasan Istilah...4 F. Manfaat Penelitian...6 G. Sistematika Penulisan...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori...8 B. Kerangka Berpikir...25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...27 B. Tempat dan Waktu Penelitian...28 C. Subjek dan Objek Penelitian...28 D. Bentuk Data...29 E. Metode Pengumpulan Data...29 xii

14 F. Instrumen Pengumpulan Data...30 G. Metode atau Teknik Analisis Data...31 H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan...36 I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian...37 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian...39 B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa Deskripsi Siswa C. Analisis Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab...90 D. Pembahasan...94 E. Keterbatasan Penelitian...97 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan...98 B. Saran...99 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

15 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Hasil Belajar...30 Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi...33 Tabel 3.3 Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian...38 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas...40 Tabel 4.2 Jenis Kesalahan Berdasarkan Hasil Deskripsi...88 Tabel 4.3 Rekapitulasi Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab...90 Tabel 4.4 Kesalahan Membaca oleh Siswa...91 Tabel 4.5 Kesalahan Mentransformasi oleh Siswa...91 Tabel 4.6 Kesalahan Menulis Jawaban oleh Siswa...93 Tabel 4.7 Careless oleh Siswa...94 xiv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Balok...15 Gambar 2.2 Jaring-jaring Balok...15 Gambar 2.3 Volume Balok...16 Gambar 2.4 Kubus...17 Gambar 2.5 Jaring-jaring kubus...18 Gambar 2.6 Volume Kubus...19 Gambar 2.7 Prisma...20 Gambar 2.8 Jaring-jaring prisma...21 Gambar 2.9 Volume prisma...22 Gambar 2.10 Limas...23 Gambar 2.11 Jaring-jaring Limas...23 Gambar 2.12 Volume Limas...24 Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Nomor 4 Siswa Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Nomor 6 Siswa Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan Nomor 7 Siswa Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.15 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.16 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa Gambar 4.17 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa xv

17 Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan Nomor 6 Siswa Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa Gambar 4.25 Hasil Pekerjaan Nomor 5 Siswa Gambar 4.26 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa Gambar 4.28 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa xvi

18 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A Lampiran A.1 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi Lampiran A.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian Lampiran A.3 Validasi Instrumen Soal Uji Coba Oleh Guru LAMPIRAN B Lampiran B.1 Soal Uji Coba Lampiran B.2 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Uji Coba Lampiran B.3 Soal Cerita Lampiran B.4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Cerita LAMPIRAN C Lampiran C.1 Foto Pelaksanaan Tes Soal Cerita LAMPIRAN D Lampiran D.1 Daftar Nilai Siswa Kelas VIII A Pada Tes Uji Coba Lampiran D.2 Daftar Nilai Siswa Kelas VIII B Pada Tes Soal Cerita Lampiran D.3 Hasil Uji Validitas Lampiran D.4 Hasil Uji Reliabilitas Lampiran D.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Tes Soal Cerita Lampiran D.6 Transkripsi Wawancara xvii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sering disebut sebagai ibu dari segala ilmu, yang digunakan hampir dalam semua ilmu pengetahuan lainnya. Mengikuti perkembangan jaman, pembelajaran matematika di sekolah diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan siswa dalam mempelajari matematika. Pembelajaran di sekolah diharapkan dapat benar-benar membantu siswa untuk mengeluar kemampuan terbaik yang tercermin lewat nilai matematika yang didapat. Dengan adanya tuntutan tersebut kualitas pembelajaran matematika di sekolah dari waktu ke waktu semakin ditingkatkan. Peningkatan kualitas dilakukan dari berbagai segi antara lain kualitas guru, dan sarana prasarana. Peningkatan dalam berbagai segi tersebut diharapkan dapat diikuti dengan meningkatnya kualitas pembelajaran. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan memfasilitasi siswa dalam mempelajari matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa memahami konsep-konsep dasar dari materi yang diajarkan. Selain itu siswa diharapkan mampu menggunakan konsep-konsep dasar tersebut untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua siswa yang memahami konsep dasar dapat menggunakannya saat menyelesaikan masalah sehari-hari. Padahal tujuan dari pemahaman konsep dasar tersebut adalah dapat menggunakannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. 1

20 2 Saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan di sekolah, peneliti menemukan bahwa siswa kesulitan mengerjakan soal cerita pada materi statistika. Kesulitan yang ditemukan saat PPL tersebut terjadi meskipun sebenarnya siswa paham dengan konsep dasar dari materi tersebut. Berdasarkan pengalaman PPL tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah masalah tersebut juga terjadi di sekolah lain. Peneliti lalu mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan guru mata pelajaran matematika SMP Institut Indonesia. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP Institut Indonesia Yogyakarta, peneliti mendapatkan informasi bahwa dari tahun ke tahun siswa kelas VIII selalu kesulitan saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Analisis kesalahan siswa memberikan alasan mendasar tentang kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika dan proses yang membantu guru untuk menemukan dimana letak kesulitan tersebut terjadi. Hal tersebut memberikan petunjuk bagi guru tentang kemana guru mengarahkan strategi pengajaran yang efektif untuk mengatasinya. Berdasarkan masalah yang selalu dialami siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia pada materi bangun ruang sisi datar, peneliti bermaksud mengadakan penelitian berjudul ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016. Analisis kesalahan ini dilakukan

21 3 berdasarkan kesulitan siswa, dengan memberikan tes soal cerita dan wawancara. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode analisis kesalahan Newman. Metode analisis kesalahan Newman (dalam Clements, 1980: 3) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di Australia. Menurut Newman (dalam Clements, 1980: 3) dalam menyelesaikan masalah seseorang harus melalui tahap membaca masalah atau soal, memahami apa yang dibaca, mentransformasikan kedalam model matematika, menentukan langkahlangkah dan menuliskan jawaban. Newman mengklasifikasikan jenis kesalahan sebagai (1) reading error atau kesalahan membaca, (2) comprehension error atau kesalahan memahami, (3) transformation error atau kesalahan mentransformasi, (4) process skill error atau kesalahan proses, (5) encoding error atau kesalahan menulis jawaban, (6) careless. Penggunaan metode analisis kesalahan Newman dalam penelitian ini, dikarenakan analisis kesalahan Newman sesuai dengan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita. B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, peneliti membuat rumusan masalah yang selanjutnya akan dikaji dalam penelitian. 1. Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman?

22 4 2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan tersebut muncul saat siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan tersebut muncul saat siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. D. Pembatasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah, keterbatasan tenaga, dana dan waktu, maka penelitian ini terkhusus pada analisis kesalahan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman. E. Penjelasan Istilah Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman akibat perbedaan pandangan dan pemikiran, maka perlu adanya penegasan beberapa istilah yang berhubungan dengan penelitian ini.

23 5 1. Analisis Analisis adalah penyeledikan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. 2. Kesalahan Kesalahan adalah kekeliruan siswa yang dapat dilihat dari pekerjaan tertulis dan wawancara dengan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman. 3. Analisis Kesalahan Analisis kesalahan adalah penyelidikan terhadap kekeliruan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar berdasarkan pekerjaan tertulis dan wawancara dengan metode analisis kesalahan Newman. 4. Analisis Kesalahan Newman Analisis kesalahan Newman adalah analisis kesalahan yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. 5. Soal Cerita Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek yang merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan.

24 6 6. Bangun Ruang Sisi Datar Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang memiliki sisi berbentuk datar (bukan sisi lengkung). F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa mengetahui jenis kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan faktor penyebabnya dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan pembelajaran bagi siswa agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi. 2. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam menyusun strategi kegiatan pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar dikemudian hari, sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan dengan melihat jenis kesalahan dan faktor penyebabnya. Dengan begitu guru dapat meningkatkan prestasi siswa. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis dalam memahami jenis kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Ini menjadi referensi bagi peneliti dalam menyelesaikan masalah-

25 7 masalah yang terkait dengan materi bangun ruang sisi datar saat peneliti menjadi seorang guru. G. Sistematika Penulisan Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi landasan teori dan kerangka berpikir. Teori teori yang digunakan adalah analisis kesalahan, soal cerita, metode analisis kesalahan Newman, faktor penyebab kesalahan dan tinjauan materi bangun ruang sisi datar. Bab III merupakan metode penelitian yang berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, metode atau teknik analisis data, prosedur pelaksanaan penelitian dan penjadwalan waktu pelaksanaan penelitian. Bab IV merupakan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pelaksanaan penelitian, pembahasan, hasil analisis jenis kesalahan dan faktor penyebab serta keterbatasan penelitian. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran.

26 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Analisis Kesalahan Analisis adalah proses pencarian jalan keluar (pemecahan masalah) yang berangkat dari dugaan akan kebenarannya; penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penyelidikan kimia yang menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat-zat yang menjadi bagiannya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman makna keseluruhan (dalam Tim Reality, 2008: 47). Analisis adalah suatu upaya penyelidikan untuk melihat, mengamati, mengetahui, menemukan, memahami, menelaah, mengklasifikasi, dan mendalami serta menginterpretasikan fenomena yang ada (dalam Wijaya dan Marsiyah, 2013: 1). Kesalahan adalah kekhilafan, kekeliruan (dalam Tim Reality, 2008: 566). Menurut Kurniasari (dalam Wijaya dan Marsiyah, 2013: 3) kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan terhadap suatu yang diharapkan. Jadi analisis kesalahan dapat diartikan sebagai penyelidikan serta proses terhadap kekeliruan atau bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar ataupun prosedur yang ditetapkan sebelumnya. 8

27 9 2. Soal Cerita Menurut Abidia (dalam Setiari, 2012: 24) soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang diungkapkan akan mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut. Makin besar bobot masalah yang diungkapkan, memungkinkan semakin panjang cerita yang disajikan. Menurut Haji (dalam Setiari, 2012: 24), soal yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang matematika dapat berbentuk cerita dan soal bukan cerita atau soal hitungan. Dalam hal ini, soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa. Berdasarkan hal-hal diatas, seorang siswa yang akan menyelesaikan soal cerita memerlukan kemampuan agar dapat mengubah soal tersebut kedalam bentuk matematika. Menurut Newman (dalam Clements, 1980: 3) ketika seseorang dihadapkan dengan satu masalah yang harus dilakukan adalah (1) membaca masalah (soal yang diberikan), (2) memahami apa yang dibaca, (3) mengubah masalah dalam bentuk kata-kata ke dalam bentuk matematis yang bisa diterima, (4) memproses bentuk matematika yang telah dipilih, (5) menuliskan jawaban dalam bentuk yang bisa diterima. Kegagalan pada setiap tingkat mencegah siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar, kecuali itu terjadi secara

28 10 kebetulan, yaitu siswa tersebut mendapat jawaban benar dengan cara yang salah. 3. Analisis Kesalahan Newman Pada tahun 1976 Newman memberikan tes yang terdiri dari 40 soal yang berisi pertanyaan numerik, spasial, dan logis, kepada 917 siswa kelas 6 dari 31 kelas di 19 sekolah di Mealbourne (dalam Clements, 1980: 9). Dengan segera tes tersebut diselesaikan dan dalam dua minggu ditentukan empat dari lima anak dengan nilai terendah dari masingmasing 31 kelas tersebut. Wawancara kemudian dilakukan oleh Newman maupun asistennya yang merupakan diploma di pendidikan matematika Monash University yang sebelumnya telah diberikan empat jam pelatihan mengenai teknik wawancara dari Newman. Ada 124 siswa yang diwawancara sesuai pedoman analisis kesalahan dari Newman (dalam Clements, 1980: 9). Analisis kesalahan ini kemudian diperkenalkan pada tahun Menurut pedoman analisis kesalahan Newman (dalam Clements, 1980: 9), pewawancara dalam hal ini peneliti akan meminta siswa yang awalnya memberi jawaban yang salah mengerjakan soal sekali lagi. Newman mengatakan bahwa siswa akan mengerjakan soal tanpa bantuan dan menanggapi pertanyaan dari peneliti. Newman menyarankan pertanyaan-pertanyaan berikut digunakan saat wawancara dalam rangka mengklasifikasikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

29 11 a. Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! b. Katakan, apa yang diinginkan oleh soal! c. Katakan, bagaimana cara menemukan jawabannya! d. Perlihatkan, apa yang akan kamu lakukan untuk mendapatkan jawabannya. e. Bicara yang keras selama kamu mengerjakannya dengan begitu saya bisa mengerti apa yang kamu pikirkan. f. Sekarang, tuliskan jawabanmu. Masing-masing pertanyaan Newman tersebut memilki maksud dan tujuan berikut (dalam White, 2005: 17): a. Untuk mengidentifikasi kesalahan membaca: Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! b. Untuk mengidentifikasi kesalahan pemahaman: Katakan, apa yang diinginkan oleh soal! c. Untuk mengidentifikasi kesalahan transformasi: Katakan, bagaimana cara menemukan jawabannya! d. Untuk mengidentifikasi kesalahan keterampilan proses: Perlihatkan, apa yang dilakukan untuk mendapatkan jawabannya. e. Untuk mengidentifikasi kesalahan menuliskan jawaban - ketidakmampuan untuk mengekspresikan jawaban dalam bentuk yang dapat diterima: Bicara yang keras selama kamu

30 12 mengerjakannya dengan begitu saya bisa mengerti apa yang kamu fikirkan. Seperti dalam White (2005: 17), pengklasifikasian kesalahan menurut Newman adalah sebagai berikut : a. Reading Errors atau kesalahan membaca Siswa tidak bisa membaca kata kunci atau simbol yang disampaikan dalam soal cerita yang menghalanginya untuk memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat. b. Comprehension Error atau kesalahan memahami Siswa bisa membaca semua kata dalam soal cerita, tetapi tidak bisa memahami semua arti kata, selain itu tidak bisa memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat. c. Transformation Error atau kesalahan mentransformasi Siswa mengerti apa yang ditanyakan oleh soal tapi tidak bisa mengidentifikasi operasi, atau deretan operasi yang tepat yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. d. Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses Siswa mampu mengidentifikasi operasi yang tepat, atau deretan operasi yang tepat, tetapi tidak tahu langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan operasi-operasi tersebut secara akurat.

31 13 e. Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban Siswa mengerjakan secara tepat dan mendapatkan solusi dari masalah namun tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata-kata yang bisa diterima. f. Careless Siswa menjawab salah pada kesempatan pertama dalam hal ini saat tes soal cerita tetapi mengerjakan secara tepat pada kesempatan kedua dalam hal ini wawancara. 4. Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan Soewarsono mengklasifikasikan faktor penyebab kesulitas siswa belajar matematika dari faktor kognitif dan nonkognitif (dalam Wijaya, 2013: 3). Faktor kognitif, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan cara siswa memproses dan mencerna materi matematika dalam pikirannya. Faktor nonkognitif, meliputi sikap, kepribadian, emosional, cara belajar, suasana rumah dan lain-lain. Menurut Malau (dalam Agustiawan, 2013: 3) penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam memecahkan soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep. Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti akan melihat faktor penyebab kesalahan dari aspek kognitif siswa yang berkaitan dengan materi bangun

32 14 ruang sisi datar seperti yang telah disampaikan Malau yaitu berupa kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep. 5. Bangun Ruang Sisi Datar Bangun ruang memiliki unsur-unsur yaitu bidang atau sisi, rusuk dan titik sudut. Bidang atau sisi adalah bidang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun ruang. Rusuk adalah perpotongan bidangbidang yang bertemu pada suatu garis. Titik sudut adalah perpotongan rusuk-rusuk yang bertemu pada suatu titik sudut. a. Balok Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam persegi panjang (dalam Wono, 2008: 55). Perhatikan balok ABCD.EFGH pada gambar 2.1. Pada balok terdapat 6 bidang atau 6 sisi yaitu ABCD, EFGH, ABFE, CDHG, ADHE dan BCGF. Pada balok terdapat 12 rusuk yaitu Pada balok terdapat delapan titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G dan H. 1) Luas Permukaan Balok Luas permukaan balok adalah jumlah luas permukaan (bidang atau sisi) pada balok. Jika sisi balok dibuat dari karton, maka kita dapat membuka balok tersebut sehingga diperoleh bentuk seperti gambar 2.2.

33 15 Gambar 2.1 Balok Bentuk ini disebut dengan jaring-jaring balok. Luas jaring-jaring inilah yang disebut sebagai luas permukaan balok. Gambar 2.2 Jaring jaring Balok Perhatikan, berdasarkan berdasarkan gambar 2.1 dapat dikatakan bahwa. Karena luas permukaan balok adalah luas jaring-jaring maka

34 16 [ ] [ ] [ ] Keterangan: 2) Volume Balok Volume digunakan untuk menyatakan ukuran besar suatu bangun ruang. Volume suatu bangun ruang ditentukan dengan membanding besar bangun ruang tersebut terhadap satuan pokok volume, misalnya 1 cm 3 (dalam Adinawan dan Sugijono, 2014: 133). Gambar 2.3 Volume Balok Perhatikan gambar 2.3, terdapat kubus satuan yang akan disusun kedalam suatu balok. Kubus satuan adalah kubus dengan panjang rusuk 1 satuan dengan volume 1 cm 3. Misalkan

35 17 kita memiliki balok berukuran panjang 6cm, lebar 4cm, dan tinggi 2cm, maka kita dapat menyusun kubus berukuran 1 cm sepanjang 4 baris, masing-masing baris berisi 6 buah sebanyak 2 lapis. Jadi banyaknya kubus satuan yang dapat dimuat adalah. Bilangan inilah yang disebut volume kotak dan ditulis sebagai. b. Kubus Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi. Kubus juga dapat disebut sebagai balok yang dibentuk oleh enam persegi (dalam Wono, 2008: 56). Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada gambar 2.4 dibawah ini. Gambar 2.4 Kubus Kubus juga memiliki 6 bidang sisi yaitu dan. Kubus memiliki 12 rusuk yaitu ruas garis

36 18 Kubus memiliki 8 titik sudut yaitu dan. 1) Luas Permukaan Kubus Luas pemukaan kubus adalah jumlah luas permukaan (bidang) pada kubus. Perhatikan gambar 2.5. Gambar 2.5 Jaring jaring Kubus Perhatikan gambar 2.5 yang merupakan jaring-jaring kubus. Terdapat 6 buah bidang dan tiap bidang berbentuk persegi yang sama dan sebangun, sehingga Maka

37 19 2) Volume Kubus Seperti volume pada balok, volume kubus juga didapat dengan melihat berapa banyak kubus satuan yang dapat mengisi kubus tersebut. Gambar 2.6 Volume Kubus Perhatikan bahwa kubus pada gambar 2.6 memiliki panjang tiap sisi 4 satuan, maka untuk mengisinya diperlukan 4 kubus satuan ke kanan, 4 kubus satuan ke belakang dan 4 kubus satuan ke atas. Maka volume kubus Dapat ditulis sebagai c. Prisma Prisma tegak adalah bangun ruang yang alas dan tutupnya mempunyai bentuk yang sama dan masing-masing terletak pada dua

38 20 bidang sejajar, dan bidang sisi yang lain berbentuk persegi panjang (dalam Wono, 2008: 76). Gambar 2.7 Prisma Perhatikan gambar 2.7, terdapat prisma segi tiga, prisma segi empat dan prisma segi lima. Perhatikan bahwa suatu prisma jika dipotong sejajar dengan bidang alas atau bidang tutup selalu mempunyai bentuk yang sama dengan alas atau tutup. Suatu prisma disebut bersegi n jika alasnya berbentuk segi-n. Balok tegak merupakan prisma segi empat. Selain prisma segi empat, kita juga mengenal prisma segi 3, 5, 6,, n tergantung dari bentuk alasnya. 1) Luas Permukaan Prisma Perhatikan gambar 2.8 yang merupakan jaring-jaring prisma segitiga.

39 21 Gambar 2.8 Jaring-jaring Prisma Luas permukaan prisma adalah luas seluruh daerah jaring-jaring pada gambar 2.8. [ ] atau 2) Volume Prisma Perhatikan prisma tegak segi empat pada gambar 2.9. Seperti pada balok, volume prisma adalah jumlah kubus satuan

40 22 yang dapat dimasukkan ke dalam prisma tegak segi empat tersebut. Gambar 2.9 Volume Prisma Volume prisma tegak segi empat tersebut adalah atau. Karena rumus ini harus berlaku untuk semua prisma tegak segi-n maka. Sehingga rumus volume prisma tegak segi-n adalah Harus diingat bahwa luas alas mengikuti bentuk alas dari prisma segi-n yang dimaksud. d. Limas Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi banyak sebagai alas, dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga sebagai bidang tegak yang bertemu pada satu titik puncak (dalam Adinawan dan Sugijono, 2014: 123).

41 23 Gambar 2.10 Limas Nama suatu limas tergantung dari bentuk alasnya. Suatu limas disebut limas segi-n jika alasnya segi-n. Gambar 2.10(a) merupakan limas segi-3, (b)limas segi-5 dan (c) limas segi-6. Ada pula limas segi empat disebut juga sebagai piramida. 1) Luas Permukaan Limas Luas permukaan limas adalah jumlah luas permukaan (bidang) pada bangun ruang limas. Perhatikan jaring-jaring limas segi-4 pada gambar 2.11(b).

42 24 2) Volume Limas Seperti pada balok, kubus, dan prisma, volume limas merupakan banyaknya kubus satuan yang dapat dimasukan ke dalam limas tersebut. Gambar 2.12 Volume limas Limas dapat juga dibuat dari kubus seperti pada gambar Dengan memotong kubus maka terdapat 3 limas segi empat, yaitu Untuk menghitung volume limas, perhatikan bahwa ketiga lima situ mempunyai bentuk yang sama. Jadi

43 25 Karena dan B. Kerangka Berpikir Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Institut Indonesia Yogyakarta, dari tahun ke tahun siswa kelas VIII selalu mengalami kesulitan belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar, khusus saat menyelesaikan soal cerita. Kesulitan belajar tersebut disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa saat menyelesaikan soal cerita. Analisis kesalahan ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa dan faktor penyebab munculnya kesalahan tersebut. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis kesalahan Newman. Newman mengklasifikan jenis kesalahan sebagai: (1) kesalahan membaca atau reading error, (2) kesalahan memahami atau comprehension error, (3) kesalahan mentransformasi atau transformation error, (4) kesalahan proses atau process skill error, (5) kesalahan menuliskan jawaban atau encoding error, dan (6) careless atau kecerobohan. Proses analisis ini diawali dengan melakukan observasi pembelajaran di kelas. Pada tahap selanjutnya siswa akan diberikan tes yang bertujuan untuk menentukan siswa yang akan diwawancara serta mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa. Peneliti lalu melakukan dugaan awal terhadap kesalahan yang dilakukan siswa. Selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara pada siswa yang melakukan kesalahan saat mengerjakan soal cerita. Hal ini bertujuan agar jenis kesalahan dapat

44 26 diketahui sesuai pengklasifiksian jenis kesalahan menurut Newman. Wawancara juga bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan tersebut. Untuk itu pada tahap wawancara, peneliti akan menggunakan pertanyaan Newman dan beberapa pertanyaan sesuai kondisi untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan tersebut. Dengan menemukan jenis kesalahan dan faktor penyebabnya guru dapat melakukan beberapa perubahan pada proses pembelajaran dalam rangka mengurangi kesulitan belajar akibat kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.

45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa-siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, serta faktor penyebabnya. Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Menurut Moleong (2008: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., serta holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Menurut Prastowo (2014a: 203) metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia secara apa adanya pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden. Jenis kesalahan siswa diklasifikasikan menggunakan analisis kesalahan Newman. Faktor penyebab munculnya kesalahan yang dilakukan siswa diketahui melalui wawancara dengan pertanyaan Newman sebagai pedoman serta beberapa pertanyaan tambahan sesuai kondisi untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kesalahan. 27

46 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat pengambilan data Pengambilan data dilakukan di SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang terletak di Jl. Urip Sumoharjo Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2016 C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 siswa. Objek yang diteliti adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Pemilihan subjek yang akan diwawancara mengikuti prosedur analisis kesalahan Newman, yaitu semua siswa yang salah dalam menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Pemilihan subjek wawancara berdasarkan purpose sampling atau berdasarkan tujuan (dalam Sukmadinata, 2008: 254) pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Wawancara berdasarkan prosedur analisis kesalahan Newman harus dilakukan pada semua siswa yang melakukan kesalahan. Untuk itu peneliti kemudian mewawancarai 16 siswa yang salah dalam menyelesaikan soal cerita dari 24 siswa yang ada.

47 29 D. Bentuk Data Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu data kuantitatif berupa hasil tes soal cerita dan data kualitatif berupa hasil wawancara. 1. Hasil Tes Soal Cerita Hasil tes soal cerita digunakan untuk memilih siswa yang akan diwawancarai, yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dibuat siswa. Data ini juga digunakan sebagai bahan acuan untuk wawancara. 2. Hasil Wawancara Hasil wawancara ini digunakan untuk menarik kesimpulan tentang jenis kesalahan yang dilakukan dan faktor penyebabnya E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah ketepatan cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut. 1. Tes Soal Cerita Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar (achievement test) dan tes psikologis (psychological test) (dalam Sukmadinata, 2008: 223). Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar (achievement test) berupa tes soal cerita. Penelitian ini menggunakan tes soal cerita untuk mengetahui siswa-siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dan jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Hasil

48 30 pekerjaan tes soal cerita juga menjadi salah satu acuan dalam melakukan wawancara. 2. Wawancara Wawancara atau interviu (interview) seperti dalam Sukmadinata (2008: 216) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara merupakan salah satu metode komunikasi langsung peneliti dengan siswa. Wawancara ini digunakan untuk mengetahu jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal cerita yang diberikan. F. Instrumen Pengumpulan Data 1. Soal Cerita Soal cerita yang dimaksud adalah soal cerita dengan jawaban dalam bentuk uraian. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat melihat dan menemukan dengan tepat jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Soal cerita ini dibuat sesuai indikator pencapaian hasil belajar sesuai kurikulum yang berlaku di SMP Institut Indonesia yaitu KTSP. Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Hasil Belajar Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal 5.3 Menghitung luas permukaan Menghitung luas dan volume kubus, balok, permukaan kubus, balok, prisma dan limas prisma dan limas Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas 1, 2, 3 dan 4 5, 6, 7 dan 8

49 31 2. Pedoman Wawancara Pedoman utama pada wawancara ini adalah pertanyaanpertanyaan analisis kesalahan Newman dan pertanyaan tambahan yang dikondisikan agar faktor penyebab kesalahan dapat diidentifikasi dengan baik. G. Metode atau Teknik Analisis Data 1. Analisis Instrumen a. Validitas Isi Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (dalam Arikunto, 2002: 80). Menurut Sukmadinata (2008: 229) validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isis pelajaran yang diberikan (dalam Arikunto, 2002: 82). Penyelidikan mengenai validitas alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan pendapat pakar atau disebut sebagai validasi pakar. Validasi pakar bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal yang diberikan kepada siswa. Validasi pakar yang dimaksud pada penelitian ini adalah validasi oleh guru pembimbing dan dosen pembimbing terhadap soal cerita yang telah dirancang. Selain menggunakan validasi pakar, penelitian ini menggunakan validitas butir soal. Soal yang telah divalidasi pakar kemudian diujikan kepada siswa kelas VIII A. Hasil dari tes uji coba

50 32 pada siswa kelas VIII A kemudian dihitung menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar untuk melihat validitas butir soal yang dibuat. Rumus korelasi product moment angka kasar adalah sebagai berikut : { }{ } Keterangan : koefisien validitas hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya kriteria yang dipakai Perhitungan validitas menggunakan taraf siginifikansi. Berdasarkan tabel r untuk N=19 maka. Soal dikatakan valid apabila. Sebaliknya jika artinya soal tes diagnostik tersebut tidak valid, maka soal tersebut harus direvisi atau ada nomor soal yang harus dihilangkan agar digunakan. b. Reliabilitas Reliabilitas (dalam Arikunto, 2002: 100) terkait dengan pemotretan data tersebut dengan benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.

51 33 Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Seperti dalam Arikunto (2002: 122) reliabilitas soal bentuk uraian tidak dapat dihitung dengan sembarang rumus. Setiap butir soal uraian menghendaki penilaian bertahap. Barangkali butir soal nomor 1 penilaian terendah 0 tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2 nilai tertinggi hanya 5, dan butir soal nomor 3 sampai 10, dan sebagainya. Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk objektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan pada kolom item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai berikut. Formula Alpha : ( ) ( ) Keterangan : reliabilitas yang dicari n = banyaknya aitem = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total Dengan nilai koefisien reliabilitas sebagai berikut : Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Rentang nilai Kategori Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

52 34 2. Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2012: 129) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu : a. Reduksi Data Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis (dalam Emzir, 2012: 129). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang relevan, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mengelompokkan dan membuang data yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data yang sejenis. Kegiatan ini mengarah kepada menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabstraksikan serta mentransformasikan data mentah yang didapat di lapangan dengan perekaman tape recorder. Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi : 1) Mengkoreksi hasil pekerjaan siswa, kemudian dilakukan dugaan awal kesalahan yang dilakukan siswa yang akan diwawancarai. Dugaan yang dimaksud adalah mencatat jenis kesalahan yang dapat dilihat pertama kali dari hasil pekerjaan siswa. 2) Hasil pekerjaan siswa pada tes soal cerita merupakan bahan untuk wawancara. 3) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi kemudian ditransformasikan ke dalam catatan.

53 35 b. Penyajian Data (Data Display) Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data atau Data Display (dalam Emzir, 2012: 131). Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang berasal dari data yang telah direduksi sebelumnya. Dalam penyajian data yang berupa hasil pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek penelitian. Penyajian data ini akan memaparkan kumpulan data atau informasi yang telah didapat supaya mudah dilihat, mudah dicari pola-polanya dan mudah dibanding-bandingkan, sehingga memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi: 1) Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dijadikan bahan untuk wawancara. 2) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam seperti tape recorder atau sejenisnya yang selanjutnya telah ditranskripsi. Dari hasil penyajian data (pekerjaan siswa dan hasil wawancara) dilakukan analisis. Kemudian disimpulkan data temuan, sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini. c. Verifikasi Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan atau verifikasi kesimpulan (dalam Emzir, 2012: 133). Pada tahap verifikasi, data yang sudah dipaparkan dengan baik tersebut

54 36 kemudian dicermati untuk ditarik kesimpulan-kesimpulan yang ada, sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka dapat ditarik kesimpulan jenis dan penyebab terjadinya kesalahan, yang disebut dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini triangulasi waktu, atau dilakukan dengan subjek serta pertanyaan atau soal yang sama namun pada waktu yang berbeda. H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan 1. Tahap Persiapan Peneliti mengajukan surat ijin penelitian yang diserahkan langsung kepada Kepala Sekolah. Setelah mendapat ijin, peneliti lalu menemui guru bidang studi matematika untuk berdiskusi lebih lanjut. 2. Tahap Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan agar peneliti mengetahui keadaan siswa. Pengamatan juga dilakukan agar peneliti mengetahui bagaimana siswa dan guru beraktivitas di kelas. Pengamatan ini dilakukan di kelas VIII A dan kelas VIII B.

55 37 3. Tahap Persiapan Tes soal cerita a. Peneliti membuat tes soal cerita sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan bantuan dan arahan dari guru bidang studi matematika di SMP Institut Indonesia Yogyakarta dan bimbingan dari dosen pembimbing. b. Melakukan validasi pakar untuk soal tes soal cerita tersebut. c. Menguji validitas dan reliabilitas dengan mengujikan soal cerita pada kelas VIII A SMP Institut Indonesia Yogyakarta. 4. Tahap Tes dan Wawancara a. Pada tahap pertama dilakukan tes soal cerita. Tes ini dilakukan setelah guru menyelesaikan materi bangun ruang sisi datar. Setelah soal tes soal cerita dikerjakan, peneliti memeriksa lalu memilih siswa yang akan diwawancarai. Selanjutnya sebelum wawancara peneliti terlebih dahulu melakukan dugaan awal kesalahan berdasarkan hasil pekerjaan siswa. b. Tahap kedua yaitu wawancara. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan analisis kesalahan Newman dan hasil pekerjaan siswa serta beberapa pertanyaan yang dikondisikan guna menemukan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut. I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian akan dilakukan dalam 5 bulan. Penelitian dimulai pada akhir bulan Maret 2016.

56 38 Tabel 3.3 Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian No Uraian Maret April Mei Juni Juli Tahap Persiapan 2 Tahap Pengamatan 3 Tahap Persiapan Tes Soal Cerita 4 Tahap Tes dan Wawancara 5 Tahap Penulisan Laporan

57 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar. Jumlah siswa di kelas VIII B adalah 24 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Tes yang diberikan berupa tes uji coba dan tes soal cerita. Tes uji coba dilakukan pada kelas VIII A dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas soal cerita yang dibuat. Soal yang digunakan pada tes uji coba sebelumnya telah didiskusikan dengan guru matematika SMP Institut Indonesia dan dosen pembimbing. Peneliti juga melakukan observasi di kelas VIII A dan VIII B. Setelah uji coba dilaksanakan soal-soal yang belum valid kemudian diperbaiki dengan bimbingan guru dan dosen pembimbing. Soal tes uji coba yang telah diperbaiki tidak uji kembali. Setelah diperbaiki, dilakukan tes soal cerita di kelas VIII B. Tes uji coba dilaksanakan pada Sabtu, 14 Mei 2016 di kelas VIII A. Setelah tes uji coba soal dilaksanakan, selanjutnya dianalisis terkait validitas dan reliabilitas. Dari 8 soal tes uji coba yang diberikan 2 soal valid, 4 soal tidak valid dan 2 soal lainnya belum di ketahui. Soal-soal yang tidak valid dan belum diketahui kemudian diperbaiki dengan bimbingan dosen pembimbing. Tabel 4.1 merupakan hasil perhitungan validitas menggunakan 39

58 40 rumus korelasi product moment angka kasar. Sedangkan untuk perhitungan reliabilitas dengan Formula Alpha adalah 0,2277 dengan kategori rendah. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Nomor soal Koefisien validitas Kategori Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tes soal cerita dilaksanakan pada Selasa, 17 Mei 2016 di kelas VIII B yang merupakan subjek pada penelitian ini. Setelah tes soal cerita dilaksanakan peneliti lalu memeriksa pekerjaan siswa. Hasil pekerjaan siswa kelas VIII B terlampir. Setelah tes soal cerita dilaksanakan peneliti lalu memilih subjek wawancara yaitu semua siswa yang menjawab pertanyaan atau soal tes diagnostik dengan keliru. Pengambilan sampel dalam penelitian ini merujuk pada purposive sampling atau berdasarkan tujuan (dalam Sukmadinata, 2008: 254). Hal ini sesuai dengan metode analisis kesalahan Newman yang mengharuskan peneliti mewawancarai kembali semua siswa yang melakukan kekeliruan. Setelah itu dilakukan wawancara dengan semua subjek yang telah dipilih. Wawancara ini dilakukan kepada 16 subjek dengan waktu wawancara dari 18 Mei sampai 1 Juni Lamanya waktu wawancara dikarenakan

59 41 banyaknya subjek yang diwawancarai dan wawancara yang hanya dapat dilakukan pada jam istirahat dan sepulang sekolah. B. Deskripsi Hasil Penelitian Berpedoman pada analisis kesalahan Newman, peneliti lalu mewawancarai 16 orang siswa yang salah mengerjakan tes soal cerita. Wawancara ini merupakan wawancara bebas terstruktur. Wawancara utama dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan dari Newman. Faktor penyebab diketahui menggunakan pertanyaan yang dikondisikan. Berikut deskripsi hasil penelitian berdasarkan hasil tes tes soal cerita dan hasil wawancara. P yang dimaksud dalam transkrip wawancara adalah peneliti, dan S adalah siswa. 1. Deskripsi Siswa 1 Berdasarkan hasil tes soal cerita, Siswa 1 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan menjawab salah pada soal nomor 1, 2, 4 6. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 1. a. Nomor 1 Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan Siswa 1 Nomor 1 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.1, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah

60 42 menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S1 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1)! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2), berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini? P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Saya tahu semua mbak, cuman karena keliru itunya rumusnya. P : Memangnya apa yang diinginkan soal. S1 : Mencari luas permukaan semuanya ini. P : Bagaimana cara mendapatkan hasilnya? S1 : Pakai rumus luas permukaan balok mbak. P : Bagaimana rumusnya? S1 : Dua kali panjang kali lebar tambah panjang kali tinggi tambah lebar kali tinggi P : Nah benar, tetapi saat mengerjakan tes kamu salah rumusnya. S1 : Waktu itu saya lupa mbak. Berdasarkan wawancara terlihat adanya perbedaan dengan hasil pekerjaan pada tes soal cerita, karena tes soal cerita merupakan hal yang diteliti maka peneliti kemudian mencari tahu mengapa perbedaan tersebut terjadi. Setelah melakukan wawancara lanjutan peneliti menemukan bahwa siswa 1 melakukan kesalahan yang diklasifikasikan sebagai Careless. Saat wawancara siswa 1 mampu menjawab dengan benar rumus luas permukaan balok. Akan tetapi pada pekerjaan tes soal cerita siswa 1 menjawab luas permukaan sebagai. Faktor penyebab dari kesalahan tersebut adalah saat mengerjakan tes soal cerita siswa 1 tidak tahu rumus. Peneliti lalu menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 2 Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Siswa 1 Nomor 2

61 43 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.2, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah menggunakan atau tidak lengkap menuliskan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S1 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan ) P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Tidak ada mbak, saya tahu kata-katanya. P : Apa yang diinginkan soal? S1 : Mencari luas kertas, luas permukaan kubus mbak. P : Bagaimana cara mendapatkannya. S1 : Sisi kali sisi Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 1 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara siswa 1 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 1 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan, siswa 1 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus luas permukaan kubus. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 1 tidak benar-benar memahami konsep luas pemukaan. Siswa 1 mengatakan bahwa sudah cukup untuk menghitung semua luas permukaan. Padahal jika

62 44 benar-benar memahami konsep luas permukaan siswa 1 pasti bisa memahami bahwa hanya bisa menghitung satu sisi saja. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat. c. Nomor 4 Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Siswa 1 Nomor 4 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.3, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 4. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S1 : Ayah akan membuat sebuah hiasan dari kaca seperti pada gambar di samping, dengan sisi alas berbentuk persegi yang panjangnya 8 cm dan tinggi bidang segitiganya 3 cm. Berapakah luas kaca yang dibutuhkan ayah untuk membuat hiasan tersebut?( semua bagian tertutup kaca ) P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S1 : Tidak ada mbak. P : Apakah yang diinginkan soal. S1 : Sama seperti yang sebelumnya mbak, luas permukaan. P : Bagaimana cara kamu mendapatkannya? S1 : Pakai rumus luas permukaan prisma. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 1 pada soal nomor 4 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan

63 45 wawancara siswa 1 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 1 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan, siswa 1 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas permukaan kaca dicari menggunakan rumus luas permukaan prisma. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 1 tidak benar-benar memahami konsep prisma dan limas. Gambar pada soal nomor 4 merupakan gambar limas, tetapi siswa 1 mengatakan bahwa itu merupakan gambar prisma. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat. d. Nomor 6 Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Siswa 1 Nomor 6 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.4, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah menghitung angka. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1.

64 46 P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 6. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S1 : Sebuah kolam renang berukuran panjang 20 m, lebar 8 m, dan kedalamannya 2 m. Kolam renang itu dikuras sampai airnya habis, kemudian diisi air kembali menggunakan mesin pompa dengan debit 5 m 3 /detik. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam sampai penuh? P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Tidak ada mbak. P : Apakah yang diinginkan oleh soal? S1 : Lamanya mengisi kolam dengan air sampai penuh P : Bagaimana cara mendapatkannya? S1 : Pakai rumus volume panjang kali lebar kali tinggi. P : Katakan bagaimana langkah-langkahnya? S1 : Saya cari dulu volume kolam mbak, pakai rumus volume balok. Iya tidak mbak? P : Lanjutkan dulu. S1 : Mmmm terus setelah ketemu volume saya bagi dengan lima, nah itu hasilnya. P : Sekarang kamu kerjakan tetapi sambil bicara ya, biar saya tahu kamu mengerjakannya bagaimana. S1 : (mulai mengerjakan) Volume sama dengan panjang kali tinggi kali lebar. Sama dengan dua puluh kali delapan kali dua. Sama dengan seratus enam puluh kali dua. Sama dengan tiga ratus delapan puluh. Terus lamanya mengisi kolam sama dengan volume bagi kecepatannya. Sama dengan tiga ratus delapan puluh bagi lima. Sama dengan tujuh puluh enam detik. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan Siswa 1 pada soal nomor 6 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Berdasarkan wawancara siswa 1 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari lama waktu mengisi kolam. Siswa 1 juga dapat menjelaskan langkah-langkah untuk menemukan jawaban. Akan tetapi siswa 1 salah dalam menghitung padahal seharusnya 320.

65 47 Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 1 tidak berkonsentrasi dan siswa 1 kadang-kadang sulit dalam mengalikan bilangan. Tidak lupa peneliti lalu menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat. 2. Deskripsi Siswa 2 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 2 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7 dan menjawab salah pada soal nomor 2, 7. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 2. a. Nomor 2 Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Siswa 2 Nomor 2 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.5, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 2 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 2. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S2 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan

66 48 untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan) P : Katakan, apa yang diinginkan soal! S2 : Luas kertas. P :Bagaimana cara mendapatkan jawabannya? S2 : Pakai rumus volume kubus P : Kalau kamu bilang pakai luas kertasnya pakai volume caranya bagaimana? S2 : 12 x s P :Kenapa volume? S2 : Karena yang ditanyakan luas kertas. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 2 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara siswa 2 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 2 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 2 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus volume. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 2 tidak benar-benar memahami konsep luas pemukaan dan volume. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 2 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 7 Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan Siswa 1 Nomor 7

67 49 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.6, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 2 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 2. P : Sekarang coba kamu baca soal nomor 7. S2 : Suatu bangun ruang terlihat seperti gambar di bawah ini. Berapakah volume bangun ruang tersebut? P : Apakah ada kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S2 : Ada, gambarnya mbak. P : Menurut kamu ini bangun ruang apa? S2 : Mmmm limas segitiga prisma mmmm P : Bagaimana? Coba dilihat lagi. S2 : Prisma eh limas kayaknya mbak P : Coba kamu gambar, mana prisma dan mana limas? S2 : (Mulai menggambar, saat mengatakan limas siswa 2 menggambar prisma dan saat mengatakan prisma siswa 2 kebingungan menggambar) P : Ayo kalau prisma bagaimana? S2 : Bingung mbak kalau prisma. P : Ayo coba gambar prismanya bagaimana? S2 : Bingung mbak. Eh ini gambar prisma mbak. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 2 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Reading Errors atau kesalahan membaca. Berdasarkan hasil wawancara siswa 2 salah membaca soal dalam hal ini simbol atau gambar pada soal. Siswa 2 mengatakan bahwa gambar pada soal nomor 7 adalah prisma, padahal itu adalah gambar limas. Siswa 2 mengatakan bingung saat membedakan prisma dan limas, jadi siswa 2 asal menggunakan rumus. Faktor penyebab terjadinya kesalahan ini karena siswa 2 belum benar-benar memahami konsep prisma dan limas. Peneliti lalu menyampaikan kepada siswa 2 bahwa dirinya

68 50 telah melakukan kesalahan dan menuntun siswa 2 untuk menemukan jawaban yang tepat. 3. Deskripsi Siswa 3 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 3 mengerjakan soal nomor 1 dan menjawab salah pada soal nomor 1. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 3. a. Nomor 1 Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan Siswa 3 Nomor 1 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.7, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 3 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 3. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S3 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1)! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2), berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini? P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S3 : Tidak ada P : Apa yang diinginkan soal? S3 : Mencari luas permukaan kemasan mbak. P : Bagaimana cara kamu mendapatkannya? S3 : Pakai rumus luas permukaan mbak panjang kali lebar kali tinggi P : Itu rumus luas permukaan apa?

69 51 S3 : Balok mbak P : Itu rumus luas permukaan ya dek? S3 : Eh salah ya mbak? Saya ingatnya rumus itu saja mbak lebih gampang dihafal. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 3 pada soal nomor 1 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara siswa 3 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas permukaan. Akan tetapi siswa 3 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 3 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas permukaan dicari menggunakan rumus luas permukaan. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah karena siswa 3 hanya mengingat rumus karena menurut siswa 3 rumus itulah yang paling gampang diingat. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun Siswa 3 untuk menemukan jawaban yang tepat. 4. Deskripsi Siswa 4 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 4 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 4.

70 52 a. Nomor 3 Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa 4 Nomor 3 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.8, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 4 salah menghitung dan salah tanda operasi. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 4. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S4 : Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S4 : Tidak ada mbak P : lalu apa yang diinginkan soal? S4 : Cari luas karton mbak P : Bagaimana cara mendapatkannya? S4 : Pakai rumus luas permukaan prisma yang dua kali luas alas tambah keliling alas kali tinggi P : Terus bagaimana langkah-langkahnya? S4 : Cari dulu itu mbak luas alas, keliling alas sama tingginya P : Lalu? S4 : Dimasukkan ke rumusnya mbak P : Sekarang kamu tulis jawabanmu tapi sambil bicara ya biar saya tahu apa yang kamu pikirkan dan kamu tulis. S4 : Kelilingnya lima tambah lima tambah delapan, terus tingginya empat. Terus. P : Terus? S4 : Saya tidak tahu rumus luas alas mbak

71 53 Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 4 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Berdasarkan wawancara, siswa 4 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Siswa 4 juga dapat menjelaskan langkahlangkah untuk mengerjakan soal tersebut. Akan tetapi siswa 4 tidak dapat menuliskan jawaban dengan benar, faktor penyebabnya adalah siswa 4 tidak tahu luas alas yang dimaksud. Hal tersebut juga membuat siswa 4 menjadi tidak berkonsentrasi sehingga salah menuliskan operasi hitung. Peneliti lalu menuntun siswa 4 untuk menemukan jawaban yang tepat. 5. Deskripsi Siswa 5 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 5 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan,peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 5. a. Nomor 3 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.9, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 5 salah menggunakan angka. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 5.

72 54 Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan Siswa 5 Nomor 3 P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S5 : Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S5 : Tidak P : Tidak ada atau tidak mengerti? S5 : Tidak mengerti? P : Bagian mana yang tidak kamu mengerti? S5 : Alas-alasnya itu mana mbak? P : Coba sekarang kamu perhatikan. Dari gambar ini mana yang tutup? S5 : Yang ini mbak P : Lalu apa yang diinginkan soal? S5 : Mencari luas permukaan prisma mbak P : Bagaimana cara mendapatkannya? S5 : Pake luas prisma sama dengan dua kali luas alas tambah keliling alas kali tinggi mbak P : Katakan bagaimana langkah-langkahnya. S5 : Cari dulu luas alas sama keliling mbak, terus dimasukkan kerumus. P : Sekarang kamu tulis jawabannya tetapi sambil bicara ya, biar saya tahu apa yang kamu pikirkan dan kerjakan. S5 : Kalau kelilingnya delapan belas, terus tingginya empat P : Kelilingnya dari mana? S5 : lima tambah lima tambah delapan mbak P : Lanjutkan S5 : Bingung mbak, Ini lho luas keliling, ini sama ini sama ini, saya tidak tahu mbak. Saya hanya tahu sampai yang itu saja.

73 55 Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 5 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Berdasarkan wawancara, siswa 5 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Siswa 5 juga dapat menjelaskan langkahlangkah mengerjakan dengan baik. Akan tetapi siswa 5 tidak dapat menuliskan jawaban dengan benar, faktor penyebabnya adalah siswa 5 tidak tahu luas alas yang dimaksud. Peneliti lalu menuntun siswa 5 untuk menemukan jawaban yang tepat. 6. Deskripsi Siswa 6 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 6 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 6. a. Nomor 3 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.10, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 6 salah menggunakan angka.

74 56 Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Siswa 6 Nomor 3 Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 6. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S6 : Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S6 : Ini loh mbak yang sisi lainnya saya tidak tahu. P : Coba kamu lihat, sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki dengan sisi yang sama, berarti maksud sisi yang sama itu yang ini yang 5 cm dan 5 cm dan sisi lainnya itu satu sisi selain yang 5 cm itu, maksudnya yang ini. S6 : Oh begitu ya mbak. P : Menurut kamu soalnya minta kamu mengerjakan apa. S6 : Luas permukaan prisma mbak. Begini lho mbak saya mengerti mbak rumusnya tapi tuh yang itu itunya yang saya tidak mengerti. P : Bagaimana rumus luas permukaan prisma? S6 : dua kali luas alas tambah keliling alas kali tinggi P : Bagaimana langkah-langkahnya? S6 : Cari luas alasnya terus keliling alas, terus dimasukan kerumus yang tadi P : Sekarang coba kerjakan, tapi sambil bicara biar saya tahu apa yang kamu pikirkan dan kamu tuliskan. S6 : keliling alasnya kan lima tambah lima tambah delapan sama dengan delapan belas. Tingginya empat sentimeter. Luas alasnya mmmm duapuluh. P : kenapa luas alasnya 20 dek? S6 : Dijumlahkan, eh tidak tahu mbak P : Sekarang lihat alasnya berbentuk apa?

75 57 Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 6 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Meskipun siswa 6 tidak tahu kata sisi lainnya, namun terlihat bahwa siswa 6 tidak melakukan kesalahan karena ketidak tahuannya itu, ini terlihat dari siswa 6 menjawab keliling alas dengan benar. Siswa 6 juga dapat menerangkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menemukan jawaban. Namun saat mengerjakan siswa 6 tidak tahu rumus luas alas, sehingga secara asal menulis 20 cm. Pada pekerjaan siswa 6 juga melakukan kekeliruan yaitu pada baris pertama menggunakan operasi tambah tetapi pada baris kedua menggunakan operasi perkalian. Jadi siswa 6 melakukan kesalahan mengkode dengan faktor penyebab lupa rumus dan tidak berkonsentrasi. Peneliti lalu menuntun siswa 6 untuk menemukan jawaban yang tepat. 7. Deskripsi Siswa 7 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 7 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan Siswa 7.

76 58 a. Nomor 3 Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Siswa 7 Nomor 3 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.11, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 7 salah menggunakan angka. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 7. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S7 : Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S7 : Ada mbak, gambarnya. Tingginya tu yang mana ya mbak? P : Ini bangun apa dulu? S7 : segitiga.. eh prisma eh lim... prisma segitiga mbak P : Tingginya yang mana? S7 : Yang ini kan mbak? Yang empat. P : Nah benar, lalu apakah yang inginkan oleh soal? S7 : Cari luas karton mbak P : Bagaimana cara mendapatkannya? S7 : Pakai rumus luas permukaan prisma lah mbak P : Bagaimana rumusnya? S7 : dua kali luas alas tambah keliling alas kali tinggi prisma P :Sekarang bagaimana langkah-langkah mengerjakannya? S7 : Ya cari itu mbak, luas alas, keliling sama tingginya. Terus masukkan kerumus P : Sekarang kamu kerjakan tetapi sambil bicara ya biar saya tahu apa yang kamu pikirkan dan kamu kerjakan.

77 59 S7 : kalau kelilingnya jumlahkan lima tambah lima tambah delapan. Nah yang saya bingung itu luasnya P : Kamu bingung bagaimananya? S7 : Saya tidak tahu rumus luas alasnya gimana mbak. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 7 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Berdasarkan wawancara siswa 7 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Siswa 7 juga mengetahui rumus serta langkah apa yang harus dilakukan. Akan tetapi siswa 7 tidak dapat menuliskan jawaban dengan tepat dengan faktor penyebab siswa 7 tidak tahu rumus luas alas. Peneliti lalu menuntun siswa 7 untuk menemukan jawaban yang tepat. 8. Deskripsi Siswa 8 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 8 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 2, 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 8. a. Nomor 2 Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Siswa 8 Nomor 2

78 60 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.12, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 8 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 8. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S8 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan ) P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S8 : Ada mbak P : Yang mana? S8 : Abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan P : Apakah kamu pernah buat jaring-jaring kubus dari kertas karton? S8 : Pernah P : Kalau kamu buat model kubus kan ada sisi-sisi tambahan yang dipinggir itu untuk dilem, nah itu yang dimaksud dengan kertas yang digunakan untuk merekatkan. Paham? S8 : Iya P : Sekarang apa yang diinginkan soal? S8 : Cari luas kertas karton yang dibutuhkan P : Luas kertas karton bisa kamu dapat dengan cara apa? S8 : Luas kubus. P : Bagaimana cara mendapatkannya? S8 : Ya pakai rumus luas kubus mbak. P : Iya bagaimana rumusnya? S8 : Saya lupa e mbak. P : Kemarin kamu mengerjakan seperti ini. Apa maksud dari 12 x 5? S8 : Wah itu ngawur e mbak Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 8 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara siswa 8 benar dalam membaca soal dan

79 61 memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Meskipun siswa 8 tidak tahu kata abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan tetapi itu tidak menghalangi siswa 8 untuk melanjutkan dan itu bukan merupakan kata kunci dari soal. Siswa 8 menuliskan 12 x 5 saat tes soal cerita, dan mengatakan bahwa dia menuliskan secara asal karena tidak tahu rumus. Maka penyebab dari kesalahan yang dilakukan siswa 8 adalah Karena tidak tahu rumus luas permukaan kubus. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun Siswa 8 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 3 Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan Siswa 8 Nomor 3 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.13, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 8 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 8. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S8 : Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm.

80 62 Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S8 : Tidak tahu semua e mbak P : Loh kok tidak tahu semua. Memangnya apa yang diinginkan soal? S8 : Luas permukaan kartonnya mbak. P : Bagaimana cara mendapatkannya? S8 : Pake rumus luas prisma dua kali alas kali mmm tidak tahu mbak. Saya cuma tahu kalau ini prisma. Itu saja P : Ayo sudah benar kalau harus pakai luas permukaan prisma, bagaimana rumusnya? S8 :Lupa e mbak, saya susah menghafal rumusnya, panjang sekali. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 8 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara, siswa 8 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 8 salah dalam mentransformasi rumus, dalam hal ini siswa 8 lupa rumus luas permukaan prisma yang merupakan operasi yang harus digunakan. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 8 tidak tahu rumus karena kesulitan menghafal rumus yang panjang. Peneliti lalu menuntun siswa 8 untuk menemukan jawaban yang tepat. 9. Deskripsi Siswa 9 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 9 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti

81 63 menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 9. a. Nomor 3 Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan Siswa 9 Nomor 3 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.14, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 9 salah menggunakan angka. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 9. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S9 : Budi akan membuat hiasan dari kerts karton seperti pada gambar gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S9 : Tidak ada P : Apa yang diinginkan soal? S9 : Mencari luas permukaan prisma P : Bagaimana cara mendapatkannya? S9 : Pakai rumus luas permukaan prisma P : Bagaimana rumusnya? S9 : Dua kali luas alas ditambah keliling alas kali tinggi prisma P : Bagaimana langkah-langkahnya mengerjakannya? S9 : Nanti cari dulu luas alas sama keliling mbak, terus dimasukkan kerumusnya. P : Sekarang tuliskan jawabanmu tapi sambil bicara ya, supaya saya tahu apa yang kamu pikirkan dan kamu kerjakan S9 : mmm saya tahu Cuma keliling mbak

82 64 P : Iya lanjutkan S9 : Kalau keliling tu lima tambah lima tambah delapan. Nah luasnya mbak saya tidak tahu Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 9 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Berdasarkan wawancara, siswa 9 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas permukaan prisma. Siswa 9 juga dapat menyebutkan rumus yang digunakan dan menjelaskan langkah-langkah mengerjakan. Akan tetapi siswa 9 tidak dapat menuliskan jawabannya dengan baik. Faktor penyebabnya adalah siswa 9 tidak mengetahui rumus luas alas. Peneliti lalu menuntun siswa 9 untuk menemukan jawaban yang tepat. 10. Deskripsi Siswa 10 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 10 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 10. a. Nomor 3 Gambar 4.15 Hasil Pekerjaan Siswa 10 Nomor 3

83 65 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.15, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 10 salah menghitung. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 10. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S10 : Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S10 : Tidak ada P : Lalu menurut kamu apa yang diinginkan soal? S10 : Cari luas karton mbak P : Bagaimana cara kamu mendapatkannya? S10 : Pakai luas prisma P : Bagaimana rumusnya? S10 : dua kali luas alas tambah keliling alas kali tinggi P : Terus bagaimana langkah-langkah untuk mendapatkan jawabannya? S10 : itu mbak cari dulu kayak luas alas, keliling sama tinggi. Terus masukkan ke rumus, terus dihitung mbak. P : Sekarang kamu tulis ya tapi sambil bicara ya, supaya saya tahu apa yang kamu pikir dan tulis S10 : Pertama tingginya delapan mbak, terus kalau keliling lima tambah lima tambah delapan. P : Itu saja? S10 : Masih ada luas alas mbak P : Nah terus? S10 : Saya bingung mbak. Saya tidak tahu rumusnya. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 10 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Siswa 10 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas

84 66 karton. Siswa 10 juga dapat menyebutkan rumus dan langkahlangkah mengerjakan dengan baik. Akan tetapi siswa 10 tidak dapat menuliskan jawabannya dengan baik. Faktor penyebab dari kesalahan ini karena siswa 10 tidak tahu rumus luas alas. Peneliti lalu menuntun siswa 10 untuk menemukan jawaban yang tepat. 11. Deskripsi Siswa 12 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 12 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 1, 2, 3. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 12. a. Nomor 1 Gambar 4.16 Hasil Pekerjaan Siswa 12 Nomor 1 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.16, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 12 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 12. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S12 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1)! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2), berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini?

85 67 P : Dari soal ini adakah kata-kata yang kamu tidak tahu? S12 : Jaring-jaring P : Bukannya sudah diajarkan tentang jaring-jaring ya? S12 : Sudah P : Menurut kamu apa yang diinginkan oleh soal? S12 : Mencari luas permukaan teh kotak. P : Bagaimana cara mendapatkan jawabannya? S12 : Pakai rumus permukaan balok mbak. P : Bagaimana rumusnya? S12 :Bingung mbak P : Nah ini kemarin kamu menulis 4 = (p + l + t) S12 : Itu saya asal menulis, saya bingung mbak P : Sekarang coba kamu lihat catatanmu, rumus mana yang seharusnya kamu pakai S12 : (Membuka catatan lalu menunjuk rumus total panjang rusuk )Ini mbak rumusnya = 4 (p+l+t) Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 12 pada soal nomor 1 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Siswa 12 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas permukaan teh kotak. Akan tetapi siswa 12 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Saat wawancara siswa 12 mengatakan bahwa dirinya bingung harus memakai rumus yang mana. Akan tetapi pada pekerjaan siswa 12 menulis 4= p+l+t. Faktor penyebab dari kesalahan ini adalah karena siswa 12 memahami luas permukaan yang dimaksud sebagai total panjang rusuk. Ini terlihat saat peneliti meminta siswa 12 untuk melihat kembali pada catatan rumus mana yang seharusnya digunakan. Pada catatan siswa 12 ada rumus luas permukaan yang benar tetapi siswa 12 malah menunjuk rumus total panjang rusuk sebagai luas permukaan.

86 68 Peneliti lalu menyampaikan kepada siswa 12 bahwa dia telah melakukan kesalahan dan menuntun siswa 12 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 2 Gambar 4.17 Hasil Pekerjaan Siswa 12 Nomor 2 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.17, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 12 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 12. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S12 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan) P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S12 : Tidak tahu P : Menurut kamu apa yang diinginkan soal? S12 : Cari luas karton P : Bagaimana cara mendapatkan luas kartonnya? S12 : Sisi kali sisi kali sisi mbak P : Memangnya itu rumus apa? S12 : Volume kubus mbak P : Tadi menurutmu soalnya minta kamu cari luas karton, mengapa caranya pakai volume kubus? S12 : Mmmm ya karena itu luas karton mbak makanya pakai volume. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 12 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai

87 69 Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara, siswa 12 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas karton. Akan tetapi siswa 12 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 12 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus volume. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 12 tidak benar-benar memahami konsep luas pemukaan dan volume. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 12 untuk menemukan jawaban yang tepat. c. Nomor 3 Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan Siswa 12 Nomor 3 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.18, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 12 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 12. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 3. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S12 : Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan

88 70 alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S12 : Sisi tutup P : Menurut kamu mana sisi tutup dan mana sisi alas? S12 : (Bingung dan ragu-ragu saat menunjuk) P : Coba lihat, seandainya ada bangun yang seperti ini, mana tutup mana alas? S12 : Ini tutup, ini alas. P : Benar, lalu kalau digambar ini mana tutup mana alas? S12 : ( menunjuk dengan benar ) P : Lalu apa yang diinginkan soal? S12 : Luas permukaan. P : Bagaimana cara mendapatkan hasilnya? S12 : Pakai panjang kali lebar kali tinggi P : Itu rumus apa? S12 : Volume balok P : Gambar ini bangun apa sih dek? S12 : Kubus? Balok? Prisma? P : Coba lihat lagi. S12 : Mmmmmm balok mbak Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 12 pada soal nomor 3 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara, siswa 12 tidak mengetahui apa itu sisi tutup. Akan tetapi berdasarkan wawancara lanjutan siswa 12 menjawab dengan benar. Siswa 12 memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas karton. Akan tetapi siswa 12 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 12 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus volume. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 12 tidak benar-

89 71 benar memahami konsep luas pemukaan dan volume dan tidak paham betul dengan konsep masing-masing bangun ruang. Soal nomor 3 menampilkan gambar prisma tetapi siswa 12 menyebutkan sebagai balok. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 12 untuk menemukan jawaban yang tepat. 12. Deskripsi Siswa 13 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 13 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan menjawab salah pada soal nomor 1, 2. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 13. a. Nomor 1 Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan Siswa 13 Nomor 1 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.19, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 13 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 13. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S13 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1)! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk

90 72 seperti gambar (2), berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini? P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S13 : Ada mbak. P : Yang mana? S13 : Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti pada gambar. P : Perhatikan ya, teh kotak berbentuk seperti gambar (1) nah jaring-jaringnya di gambar (2), jadi kalau gambar (1) dibuka jadinya seperti gambar (2). S13 : Oh iya mbak, saya kemarin juga berpikir begitu. P : Lalu apa yang diinginkan soal? S13 : Luas kemasan mbak. P : Bagaimana cara mendapatkannya? S13 : Pakai rumus luas permukaan balok. P : Bagaimana rumusnya? S13 : panjang kali lebar kali tinggi. P : Itu rumus permukaan balok kah dek? S13 : Salah kah mbak? P : Menurut kamu? S13 : Iya e mbak, kemarin saya tuh bingung mbak, lupa. Mmmm yang 2 kali panjang tambah lebar tambah tinggi bukan mbak? Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 13 pada soal nomor 1 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara siswa 13 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 13 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 13 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus luas permukaan. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 13 tidak tahu rumus luas permukaan balok. Peneliti lalu

91 73 menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 13 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 2 B Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan Siswa 13 Nomor 2 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.20, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 13 salah menggunakan angka. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 13 P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S13 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan ) P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui S13 : Tidak ada mbak P : Sekarang apa yang diinginkan soal? S13 : Cari luas kertas karton yang dibutuhkan P : Luas kertas karton bisa kamu dapat dengan cara apa? S13 : Luas kubus. P : Bagaimana cara mendapatkannya? S13 : enam kali sisi kali sisi P : Coba beritahu bagaimana kamu mendapatkan jawabannya. S13 : Kan rumusnya enam kali sisi kali sisi. Kita tinggal P ganti sisinya : Sekarang kamu kerjakan tapi sambil ngomong yang keras ya, biar saya tahu apa yang kamu tulis dan pikirkan. S13 : Enam kali sisi kali sisi. Sama dengan enam kali 10 kali 10. Terus dihitung mbak.

92 74 Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 13 pada soal nomor 2 diklasifikasikam sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Berdasarkan wawancara siswa 13 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Siswa 13 juga dapat menyebutkan rumus yang harus digunakan dan menerangkan langkah-langkah yang harus dilakukan. Akan tetapi siswa 13 salah dalam menyebutkan ukuran sisi. Siswa 13 mengatakan sisi adalah = 10, padahal sisinya adalah 5 cm. Berdasarkan wawancara lanjutan, peneliti menemukan penyebab kesalahan tersebut adalah siswa 13 belum memahami konsep sisi pada kubus. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 13 untuk menemukan jawaban yang tepat. 13. Deskripsi Siswa 17 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 17 mengerjakan soal nomor 1, 2, 6 dan menjawab salah pada soal nomor 1, 2, 6. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan S17. a. Nomor 1 Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan Siswa 17 Nomor 1

93 75 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.21, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 17 salah menggunakan rumus. Berikut sebagai transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 17 P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S17 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1)! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2), berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini? P :Apakah ada kata-kata dari soal ini yang tidak kamu ketahui? S17 : Tidak ada mbak. P : Katakan, apa yang diinginkan oleh soal! S17 :Diminta mencari luas permukaan bukan mbak? P : Coba kamu lihat lagi soalnya. S17 : Oh ya diminta mencari luas permukaan balok atau volume balok mbak? P : Coba dilihat baik-baik lagi. S17 : (Membaca lagi) Ini diminta mencari luas permukaan teh kotak mbak. P : Bagaimana cara menemukan jawabannya? S17 : Ya pakai rumus luas permukaan balok mbak. P : Bagaimana rumusnya? S17 : Mmmm. Bingung mbak P : ayo kalau kamu bilang soal ini tentang luas permukaan, bagaimana cara mendapatkan jawabannya? S17 :Pakai rumus luas permukaan balok. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 17 pada soal nomor 1 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Siswa 17 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas permukaan teh kotak. Akan tetapi siswa 17 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 17 menyebut luas permukaan balok

94 76. Penyebab dari kesalahan ini adalah karena sejak awal siswa 17 ragu-ragu dan tidak yakin dengan rumus apa yang harus digunakan. Atau dapat dikatakan, siswa 17 belum benar-benar memahami konsep luas permukaan dan volume. Ini bisa dilihat dari hasil wawancara dan pekerjaan siswa 17. Pada hasil pekerjaan siswa 17 menulis tetapi pada hasil wawancara siswa 17 mengatakan luas permukaan balok tetapi menyebutkan. Siswa 17 juga mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu suka belajar matematika, apalagi kalau rumus yang dipelajari susah. Peneliti lalu menyampaikan kepada siswa 17 bahwa dia telah melakukan kesalahan dan menuntun siswa 17 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 2 Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan Siswa 17 Nomor 2 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.22, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 17 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 17.

95 77 P :Sekarang kita lihat yang nomor 2. Coba kamu baca lagi soalnya. S17 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan) P : Apakah ada kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S17 : Tidak ada P : Apa yang diinginkan dari soal? S17 : Mmmm... luas permukaan atau volume ya mbak? P : Coba lihat lagi soalnya. S17 : Luas permukaan kubus mbak eh volume kubus. (Diam) Bukan mbak, luas permukaan deh. P : Sudah yakin itu tentang luas permukaan? S17 : Ya P : Kalau begitu bagaimana cara menemukan jawabannya? S17 : Pakai rumus luas permukaan kubus. P : Rumusnya bagaimana? S17 : 6 x s. eh. Bingung mbak. P : Bagaimana, mana rumus yang harus digunakan. S17 : sisi kali sisi kali sisi Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 17 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara tersebut pada soal nomor 2 siswa 17 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas permukaan kubus. Akan tetapi siswa 17 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan, siswa 17 menyebut luas permukaan kubus. Penyebab dari kesalahan ini adalah karena sejak awal siswa 17 ragu-ragu dan tidak yakin dengan rumus apa yang harus digunakan. Atau dapat dikatakan, siswa 17 belum benar-benar

96 78 memahami konsep luas permukaan dan volume. Ini bisa dilihat dari hasil wawancara dan pekerjaan siswa 17. Pada hasil pekerjaan siswa 17 menulis tetapi pada hasil wawancara siswa 17 mengatakan luas permukaan kubus tetapi menyebutkan. Peneliti lalu menyampaikan kepada siswa 17 bahwa dia telah melakukan kesalahan dan menuntun siswa 17 untuk menemukan jawaban yang tepat. c. Nomor 6 Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan Siswa 17 Nomor 6 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.23, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 17 salah menuliskan hasil akhir. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 17. P : Sekarang kita lihat nomor 6. Coba kamu baca lagi soalnya. S17 : Sebuah kolam renang berukuran panjang 20 m, lebar 8 m, dan kedalamannya 2 m. Kolam renang itu dikuras sampai airnya habis, kemudian diisi air kembali menggunakan mesin pompa dengan debit 5 m 3 /detik.

97 79 Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam sampai penuh? P : Adakah kata yang tidak kamu mengerti? S17 : Tidak ada mbak P : Lalu, apa yang diinginkan oleh soal ini? S17 : Lamanya mengisi kolam dengan air kan mbak? P : Caranya bagaimana? S17 : Pakai rumus volume balok. P : Bagaimana langkah-langkahnya? S17 : Dihitung dulu pakai rumus volume, terus nanti kalau sudah ketemu dibagi dengan 5. P : Coba kamu kerjakan. Tetapi sambil berbicara ya, supaya saya tahu apa yang kamu tulis. S17 : (mulai mengerjakan sambil berbicara langkahlangkahnya) P : Jawabannya berapa? S17 : 64 menit. P : Coba lihat lagi soalnya. S17 : (membaca lagi) oh iya mbak harusnya 64 detik. P : Kenapa salah pakai menit? S17 : Saya tidak mengecek soalnya lagi, saya kira menit mbak. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 17 pada soal nomor 6 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Siswa 17 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari lamanya waktu untuk mengisi kolam. Siswa 17 juga mampu menyampaikan langkah-langkah pengerjaan dengan baik. Akan tetapi siswa 17 salah dalam menuliskan hasil akhir. Siswa 17 menulis 64 menit yang seharusnya 64 detik. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 17 tidak memeriksa pekerjaan kembali.

98 Deskripsi Siswa 22 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 22 mengerjakan soal nomor 1, 2, 4, 5, 6 dan menjawab salah pada soal nomor 2, 5. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 22. a. Nomor 2 Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan Siswa 22 Nomor 2 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.24, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 22 salah menghitung. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 22. P : Sekarang coba kamu baca soal nomor 2. S22 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan) P : Dari soal ini adakah kata yang tidak kamu ketahui? S22 : Tidak ada mbak, kalau kata-katanya saya tahu, tapi P caranya tidak. : Sekarang apa yang diinginkan dari soal ini, soalnya mau apa? S22 : Disuruh mencari berapa kubus yang dapat dibuat dari kertas karton, eh salah maksudnya kalau mau buat model kubus seperti ini butuh berapa kertas karton. P :Lalu bagaimana cara menemukan jawabannya?

99 81 S22 : Mmmm rumus luas permukaan. P : Bagaimana rumusnya. S22 : 6 kali sisi kuadrat. P : Ayo sekarang kamu kerjakan, sambil mengerjakan sambil bicara ya kamu mengerjakannya bagaimana. S22 : Luas sama dengan 6 s kuadrat, sama dengan 6 kali 5 kuadrat, sama dengan 30 kali 30, sama dengan 900. Begini kan mbak? P : Ayo dilihat lagi, yang dikuadratkan apanya? S22 : 6 kali 5 nya mbak P :Lihat lagi rumusnya S22 : Eh salah, 5 nya saja mbak Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 22 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Siswa 22 benar dalam membaca soal, memahami dan mampu menyampaikan cara menemukan rumusnya dengan baik. Tetapi saat mengerjakan siswa 22 salah mengkuadratkan bilangan.. Berdasarkan wawancara lanjutan faktor penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa 22 belum benar-benar memahami rumus luas permukaan, mana yang harus dikuadratkan. Peneliti lalu menyampaikan kepada siswa 22 bahwa dirinya telah melakukan kesalahan dan menuntun siswa 22 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 5 Gambar 4.25

100 82 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.25, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 22 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 22. P : Sekarang coba kamu baca sol nomor 5. S22 : Sebuah kotak kemasan cookies memiliki ukuran yang sama pada setiap rusuknya. Jika volume kemasan cookies tersebut adalah 1000 cm 3, berapakah panjang rusuk kemasan tersebut? P : Adakah yang tidak kamu ketahui kata-katanya? S22 : Kan sudah saya bilang mbak, kalau kata-katanya saya tahu tapi caranya tidak. P : Lalu apa yang diinginkan dari soal ini? S22 : Mmmm cari rusuknya. P : Bagaimana cara mendapatkannya? S22 : Pakai rumus mmmmm balok,eh kubus mbak, rusuknya sama semua. Rumus luas permukaan mbak berarti. P : Rumus luas permukaan kubus bagaimana? S22 : 6 x s 2 P : Mengapa kamu bisa bilang kalau pakai rumus luas permukaan? S22 :Saya bingung mbak, malas. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 22 pada soal nomor 5 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara, siswa 22 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari panjang rusuk. Akan tetapi siswa 22 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 22 menyebutkan bahwa untuk menemukan panjang rusuk dicari menggunakan rumus luas permukaan kubus. Berdasarkan wawancara

101 83 lanjutan yang dilakukan peneliti, siswa 22 malas mengerjakan dan S22 mengatakan bahwa dirinya benci matematika. Berdasarkan pernyataan Siswa 22 tersebut, peneliti melihat bahwa rasa malas tersebut muncul karena siswa 22 belum memahami konsep luas permukaan dan volume balok. Peneliti lalu memberikan semangat dan menuntun siswa 22 untuk menemukan jawaban yang tepat. 15. Deskripsi Siswa 23 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 23 mengerjakan soal nomor 1, 2 dan menjawab salah pada soal nomor 2. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan yang pertama kali dibuat oleh siswa 23. a. Nomor 2 Gambar 4.26 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.26, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 23 adalah salah menuliskan ukuran rusuk. Berikut sebagian transkrip wawancara peneliti dengan siswa 23. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S23 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang

102 84 dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan) P : Ada kata-kata yang tidak kamu ketahui? S23 : Tidak tahu P :Bagaimana? S23 : Saya mengerti mbak, tapi bingung rumusnya. P : Lalu menurutmu apa yang diinginkan soal? S23 : Luas permukaan P : Bagaimana cara kamu mendapatkannya? S23 : Pakai rumus luas permukaan kubus P : Bagaimana rumusnya? S23 : Luas permukaannya 6 kali sisi kali sisi P : Bagaimana langkah-langkahnya? S23 : Kan rumus luas permukaan enam kali sisi kali sisi. Terus kita ganti rumusnya dengan sisi-sisinya. P : Sekarang kerjakan tetapi sambil berbicara supaya saya tahu apa yang kamu tulis dan pikirkan. S23 : Luas permukaan sama dengan enam kali sisi kali sisi. Sama dengan enam kali lima kali lima. Sama dengan enam kali lima kuadrat. Sama dengan seratus lima puluh sentimeter persegi. P : Tadi sisinya berapa? S23 : lima sentimeter mbak P : Dipekerjaan kamu kemarin 10 cm lho sisinya. Itu kenapa. S23 : Kemarin itu saya bingung e mbak, saya tidak konsentrasi P :Kenapa tidak konsentrasi? S23 : Tidak apa-apa cuma ngantuk saja mbak. P : Kenapa bisa mengantuk? S23 : Saya kecapean e mbak, saya habis main ke tempat teman Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 23 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai careless. Saat wawancara siswa 23 benar menjawab bahwa sisi kubus adalah 5 cm, tetapi saat mengerjakan tes soal cerita siswa 23 menulis sisi kubus adalah 10 cm. Berdasarkan wawancara lanjutan siswa 23 menyampaikan bahwa saat mengerjakan soal tes siswa 23 tidak berkonsentrasi karena kelelahan main di tempat teman. Jadi

103 85 kesalahan yang dibuat siswa 23 adalah careless yang disebabkan kurangnya konsentrasi karena kelelahan sehingga siswa 23 malah menuliskan sisinya 10 cm. 16. Deskripsi Siswa 24 Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 24 mengerjakan soal nomor 1, 2 dan menjawab salah pada soal nomor 1, 2. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 24. a. Nomor 1 Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan Siswa 24 Nomor 1 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.27, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 24 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 24. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S24 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1)! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2), berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini? P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S24 : (menggeleng) P : Kenapa menggeleng? Tidak tahu atau tidak ada? S24 : Saya tidak bisa matematika mbak

104 86 P : Memangnya menurut kamu apa yang diinginkan soal? S24 : mencari luas permukaan kemasan mbak P : Bagaimana cara mendapatkannya? S24 : Pakai rumus volume mbak P : Kenapa begitu? S24 : Saya mengertinya volume balok mbak. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 24 pada soal nomor 1 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara, siswa 24 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas permukaan. Akan tetapi siswa 24 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan, siswa 24 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus volume. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 24 tidak memahami rumus luas permukaan dan hanya mengerti rumus volume, itulah sebabnya siswa 24 menggunakan rumus volume. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 24 untuk menemukan jawaban yang tepat. b. Nomor 2 Gambar 4.28 Hasil Pekerjaan Siswa 24 Nomor 2

105 87 Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.28, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 24 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 24. P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan! S24 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan ) P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S24 : (menggeleng lagi) P : Kenapa menggeleng? Tidak tahu atau tidak ada? S24 : Kan tadi saya sudah bilang mbak, saya tidak bisa matematika mbak. P : Memangnya menurut kamu apa yang diinginkan soal? S24 : mencari luas karton mbak P : Bagaimana cara mendapatkannya? S24 : Pakai rumus volume mbak P : Kenapa begitu? S24 : Saya memang mengertinya cuma rumus volume mbak Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 24 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara, siswa 24 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 24 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 24 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus volume. Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut masih sama

106 88 seperti pada nomor 1 yaitu siswa 24 tidak memahami rumus luas permukaan dan hanya mengerti rumus volume, itulah sebabnya siswa 24 menggunakan rumus volume. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 24 untuk menemukan jawaban yang tepat. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dari 16 siswa di atas, jenis kesalahan yang dilakukan, secara sederhana dapat disajikan sebagai berikut Tabel 4.2 Jenis Kesalahan Berdasarkan Hasil Deskripsi Siswa Nomor Soal S1 X C M C M E M N S2 M C M N M M A N S3 C N N N N N N N S4 M M E N N N N N S5 M M E N N N N N S6 M M E N N N N N S7 M M E N N N N N S8 M C C N N N N N S9 M M E N N N N N S10 M M E N N N N N S11 M M N N N N N N

107 89 S12 C C C N N N N N S13 C E N N M N N N S14 M M N N N N N N S15 M M N N N N N N S16 M M N N N N N N S17 C C N N N E N N S18 M M N N N N N N S19 M M N N N N N N S20 M M N N N N N N S21 M M N N N N N N S22 M C N M C M N N S23 M X N N N N N N S24 C C N N N N N N A : Kesalahan Membaca B : Kesalahan Memahami C : Kesalahan Mentransformasi D : Kesalahan Ketrampilan Proses E : Kesalahan Pengkodean atau kesalahan menulis jawaban M : Tidak Menemui Kesulitan N : Tidak Menjawab X : Careless

108 90 Tabel 4.3 Rekapitulasi Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab No Soal Kesalahan Transformation Error (kesalahan mentransformasi) Careless Transformation Error (kesalahan mentransformasi) Encoding Error (kesalahan menulis jawaban) Careless Encoding Error (kesalahan menulis jawaban) Transformation Error (kesalahan mentransformasi) Faktor Penyebab 1. Tidak tahu rumus 2. Salah memahami konsep luas permukaan sebagai total panjang rusuk 3. Belum memahami konsep luas permukaan dan volume 4. Hanya memahami rumus volume 1. Tidak tahu rumus 1.Belum memahami konsep luas permukaan dan volume 2.Tidak tahu rumus luas permukaan 1.Belum memahami konsep sisi pada kubus 2.Belum memahami rumus 1.Tidak konsentrasi 1.Tidak tahu rumus luas alas 2.Tidak konsentrasi 1.Lupa rumus 2.Belum paham konsep dari masingmasing bangun ruang 4 Transformation Error (kesalahan mentransformasi) Belum paham konsep prisma dan limas 5 Transformation Error Malas mengerjakan karena benci (kesalahan mentransformasi) matematika 6 1.Tidak konsentrasi Encoding Error 2.Kesulitan dalam perkalian (kesalahan menulis jawaban) 3.Tidak memeriksa pekerjaan kembali 7 Reading Error (kesalahan membaca) Belum memahami konsep prisma dan limas 8 Tidak ada yang mengerjakan C. Analisis Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab Berdasarkan deskripsi hasil penelitian jenis kesalahan yang dilakukan siswa dan faktor penyebabnya adalah :

109 91 1. Reading Error atau kesalahan membaca Tabel 4.4 Kesalahan Membaca oleh Siswa Kesalahan yang terlihat dari hasil pekerjaan Salah menggunakan rumus Nomor Soal 7 S2 Faktor Penyebab Belum memahami konsep prisma dan limas Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa reading error atau kesalahan membaca dilakukan oleh satu orang siswa. Kesalahan membaca mengakibatkan siswa 2 salah menggunakan rumus. Kesalahan tersebut disebabkan siswa 2 belum memahami konsep prisma dan limas. Siswa 2 memahami prisma sebagai limas dan sebaliknya. Presentase terjadinya kesalahan membaca dari total 28 kesalahan yang terjadi adalah 3,57 %. 2. Transformation Error atau Kesalahan Transformasi Tabel 4.5 Kesalahan Mentransformasi oleh Siswa Kesalahan yang terlihat dari hasil pekerjaan Nomor Soal Faktor Penyebab Salah menggunakan rumus S3 S1 S2 S1 Belum memahami konsep luas permukaan dan belum memahami konsep prisma dan limas Belum memahami konsep luas permukaan dan volume Tidak tahu rumus S8 S8 Tidak tahu rumus luas permukaan kubus dan kesulitan menghafal

110 92 rumus S12 S12 S12 Belum memahami konsep luas permukaan dan volume S13 Tidak tahu rumus luas permukaan balok S17 S17 Belum memahami konsep luas permukaan dan volume S22 S22 Belum memahami konsep luas permukaan dan volume balok S24 S24 Tidak memahami rumus luas permukaan Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa transformation error atau kesalahan mentransformasi dilakukan oleh 7 orang siswa dengan total 16 kesalahan. Kesalahan mentransformasi mengakibatkan 7 orang siswa tersebut salah menggunakan rumus. Kesalahan tersebut disebabkan siswa belum memahami konsep luas dan permukaan, belum memahami konsep prisma dan limas dan tidak tahu rumus. Presentase terjadinya kesalahan mentransformasi dari total 28 kesalahan yang terjadi adalah 57,14 %. 3. Encoding Error atau Kesalahan Menuliskan Jawaban Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa Encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban dilakukan oleh 9 orang siswa dengan total 9 kesalahan. Kesalahan menuliskan jawaban mengakibatkan 9 orang siswa tersebut salah menghitung, salah menggunakan angka dan salah menuliskan satuan pada hasil akhir. Kesalahan tersebut disebabkan siswa tidak tahu luas alas pada rumus luas permukaan

111 93 prisma, tidak konsentrasi, belum memahami konsep sisi pada kubus dan tidak memeriksa pekerjaan kembali. Tabel 4.6 Kesalahan Menuliskan Jawaban oleh Siswa Kesalahan yang terlihat dari hasil pekerjaan Salah menghitung Nomor Soal S1 S4 Faktor Penyebab Kesulitan dalam perkalian Tidak konsentrasi Salah menggunakan angka Salah menghitung Salah menggunakan angka Salah menuliskan satuan pada hasil akhir S13 S5 S6 S7 S9 S10 S17 Tidak tahu luas alas pada rumus luas permukaan prisma Tidak konsentrasi Tidak tahu luas alas pada rumus luas permukaan prisma Tidak tahu luas alas pada rumus luas permukaan prisma Tidak tahu luas alas pada rumus luas permukaan prisma Belum memahami konsep sisi pada kubus Tidak memeriksa pekerjaan kembali Presentase terjadinya kesalahan menuliskan dari total 28 kesalahan yang terjadi adalah 32,14 %. 4. Careless atau Kecerobohan Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa Careless dilakukan oleh 2 orang siswa dengan total 2 kesalahan. Careless mengakibatkan 2 orang siswa tersebut salah menggunakan rumus dan salah menuliskan ukuran rusuk. Kesalahan tersebut disebabkan siswa tidak tahu rumus

112 94 dan tidak konsentrasi Presentase terjadinya careless dari total 28 kesalahan yang terjadi adalah 7,14%. Tabel 4.7 Careless oleh Siswa Kesalahan yang terlihat dari hasil pekerjaan Nomor Soal 1 2 Faktor Penyebab Salah menggunakan rumus Salah menuliskan ukuran rusuk. D. Pembahasan S1 S23 Tidak tahu rumus Tidak konsentrasi Berdasarkan hasil analisis, peneliti akan menjawab rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa saja jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi dengan bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman dan faktorfaktor yang menyebabkan kesalahan tersebut muncul. Menurut metode analisis kesalahan Newman, kesalahan yang dilakukan siswa hanya dapat diketahui melalui wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada 16 siswa. Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan dan faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia dalam menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut.

113 95 a. Reading error atau kesalahan membaca Jenis kesalahan ini terjadi ketika siswa tidak dapat membaca kata kunci atau simbol yang disampaikan oleh soal. Dalam penelitian ini, kesalahan membaca soal yang terlihat dari hasil pekerjaan siswa berupa salah menggunakan rumus. Persentase kesalahan membaca dalam penelitian ini adalah 7,14%, di mana terdapat 1 kesalahan membaca dari 28 kesalahan yang dilakukan siswa. b. Transformation error atau kesalahan mentransformasi Jenis kesalahan ini terjadi ketika siswa tidak dapat mengidentifikasi operasi atau deretan operasi atau rumus yang diperlukan untuk menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini, kesalahan mentransformasi yang terlihat dari hasil pekerjaan siswa berupa salah menggunakan rumus. Kesalahan mentransformasi dapat terjadi meskipun siswa memahami apa yang ditanyakan oleh soal. Persentase kesalahan mentransformasi dalam penelitian ini adalah 57,14%, di mana terdapat 16 kesalahan mentransformasi dari 28 kesalahan yang dilakukan siswa. c. Encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban Jenis kesalahan ini terjadi ketika siswa dapat membaca soal, memahami soal, menentukan rumus dan menentukan langkah-langkah dengan tepat, tetapi tidak dapat menuliskan

114 96 jawabannya dengan tepat. Dalam penelitian ini, kesalahan menulis jawaban yang terlihat dari hasil pekerjaan siswa berupa salah menghitung angka, salah menggunakan angka, dan salah menuliskan satuan. Persentase kesalahan menuliskan jawaban dalam penelitian ini adalah 32,14%, di mana terdapat 9 kesalahan menuliskan jawaban dari 28 kesalahan yang dilakukan siswa. d. Careless atau kecerobohan Jenis kesalahan ini digunakan untuk mengklasifikasikan siswa yang menjawab salah pada tes soal cerita namun menjawab benar saat wawancara. Dalam penelitian ini, Careless yang terlihat dari hasil pekerjaan siswa berupa salah menggunakan rumus dan salah menuliskan ukuran rusuk. Persentase careless dalam penelitian ini adalah 7,14%, di mana terdapat 2 careless dari 28 kesalahan yang dilakukan siswa. 2. Faktor penyebab munculnya kesalahan tersebut saat siswa kelas VIII SMP Institut Indonesia menyelesaikan soal cerita bangun ruang sisi datar adalah sebagai berikut. a. Reading error atau kesalahan membaca dalam penelitian ini disebabkan siswa belum memahami konsep dasar dari prisma dan limas. b. Transformation error atau kesalahan dalam mentrasformasi dalam penelitian ini disebabkan: (1) siswa belum memahami konsep luas permukaan dan volume kubus, (2) siswa belum

115 97 memahami konsep luas permukaan dan volume balok, dan (3) siswa belum memahami konsep luas permukaan dan volume limas. c. Encoding error atau kesalahan dalam menulis jawaban dalam penelitian ini disebabkan: (1) siswa kesulitan dalam perkalian, (2) tidak konsentrasi, (3) tidak tahu rumus luas alas prisma yang merupakan materi prasyarat, (4) belum memahami konsep sisi pada kubus, dan (5) tidak memeriksa pekerjaan kembali. d. Careless yang terjadi pada siswa disebabkan siswa tidak tahu rumus dan tidak konsentrasi. E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu tidak ada siswa yang mengerjakan nomor delapan. Hal ini menghambat peneliti untuk menemukan kesalahan yang dilakukan siswa pada volume bangun ruang prisma.

116 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar menurut analisis kesalahan Newman, adalah : a. Reading error atau kesalahan membaca soal berupa salah menggunakan rumus, sebesar 3,57%. b. Transformation error atau kesalahan mentransformasi berupa salah menggunakan rumus, sebesar 57,14%. c. Encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban berupa salah menghitung, salah menggunakan angka dan salah menuliskan satuan, sebesar 32,14%. d. Careless atau kecerobohan berupa salah menggunakan rumus dan salah menuliskan ukuran rusuk, sebesar 7,15%. 2. Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, adalah : a. Belum memahami konsep prisma dan limas b. Belum memahami konsep luas permukaan dan volume kubus 98

117 99 c. Belum memahami konsep luas permukaan dan volume limas d. Belum menguasai materi prasyarat berupa perkalian dan luas segitiga e. Tidak berkonsentrasi f. Tidak memeriksa pekerjaan kembali. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran berikut : 1. Bagi Guru maupun calon guru Guru maupun calon guru hendaknya memberikan perhatian lebih kepada siswa yang melakukan kesalahan. Berdasarkan faktor penyebab, banyak hal yang dapat dicegah agar siswa dikemudian hari tidak melakukan kesalahan lagi. Seperti tidak tahu rumus dan kurangnya pemahaman konsep seharusnya bisa dicegah dengan kegiatan pembelajaran. Guru maupun calon guru juga hendaknya dapat memberikan latihan soal yang lebih bervariasi lagi berkaitan dengan soal cerita pada materi yang diajarkan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengubah metode pembelajaran yang digunakan. 2. Bagi Siswa Siswa hendaknya memperdalam konsep-konsep dasar setiap bangun ruang sisi datar, memperdalam materi prasyarat seperti luas dan keliling bangun datar. Siswa hendaknya banyak berlatih mengerjakan

118 100 soal cerita. Hal tersebut akan melatih siswa mengidentifikasi rumus dengan tepat, serta lebih teliti dalam mengerjakan dan menuliskan jawaban dari soal cerita yang diberikan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya hendaknya lebih memperhatikan dan menyemangati siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Dengan begitu keterbatasan dalam penelitian ini tidak terjadi lagi. Selain itu, peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian di SMP Institut Indonesia dapat menggunakan hasil dari penelitian untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai bentuk tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan.

119 101 DAFTAR PUSTAKA Adinawan, M Cholik dan Sugijono Matematika untuk SMP/MTS Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Erlangga. Agustiawan, Reno dkk Analisis Kesalahan Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pembelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.Gorontalo:Universitas Negeri Gorontalo. [25 Februari 2016] Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budhi, Wono Setya Matematika untuk SMP kelas VIII semester 2. Bandung: Erlangga. Clements,M.A. Feb1980, Analyzing Children s Errors on WrittenMathematicalTasks.Springer. Volume 11, No. 3, [23 November 2015] Emzir Analisis Data. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. Prastowo, Andi. 2014a. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Prastowo, Andi. 2014b Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Priyoko, Aditya Deddydkk. Analisis Kesalahan Siswa Menurut Newman Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Pengurangan Bilangan Bulat Kelas VII B SMP Pangudi Luhur Salatiga. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. 602_Full%20text.pdf [30 Maret 2016] Setiari, Sigit Penerapan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Dalam Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN 1 Surorejan Tahun Ajaran 2011/2012. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. [ 4 Mei 2016]

120 102 Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. Tim Reality Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher. White, A.L. Dec Active mathematics in classroom: Finding out why children make mistakes-and then doing something to help them. Sydney : University of Western Sydney. Square One Volume 15, No 4, ssets/pdf/sqone.pdf [ 15 Desember 2015] Wijaya, Aris Arya dan Marsiyah Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Universitas Negeri Surabaya. MATHEdunesa Volume 2, No 1. [ 5 Mei 2016] White, A.L. Dec Active mathematics in classroom: Finding out why children make mistakes-and then doing something to help them. Sydney : University of Western Sydney. Square One Volume 15, No 4, ssets/pdf/sqone.pdf [ 15 Desember 2015] Wijaya, Aris Arya dan Marsiyah Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Universitas Negeri Surabaya. MATHEdunesa Volume 2, No 1. [ 5 Mei 2016]

121 LAMPIRAN 103

122 104 LAMPIRAN A.1 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi

123 105 LAMPIRAN A.2 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

124 106 LAMPIRAN A.3 Validasi Instrumen Soal Uji Coba Oleh Guru

125 107

126 108 LAMPIRAN B.1 Soal Uji Coba SOAL TES Mata Pelajaran Kelas Sekolah Waktu : MATEMATIKA : VIII A : SMP INSTITUT INDONESIA : 40 menit 1. Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar di samping! Berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini? 2. Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? ( abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan ) 3. Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 8 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 6 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut, jika alas dan tutupnya tidak memiliki lubang?

127 Ayah akan membuat sebuah hiasan dari kaca seperti pada gambar disamping,dengan panjang sisi alas masing masing 8 cm dan tinggi bidang segitiganya 3 cm. Berapakah luas kaca yang dibutuhkan ayah untuk membuat hiasan tersebut? ( semua bagian tertutup kaca ) 5. Sebuah kotak kemasan cookies memiliki ukuran yang sama pada setiap rusuknya. Jika volume kemasan cookies tersebut adalah 1000 cm 3, berapakah panjang rusuk kemasan tersebut? 6. Sebuah kolam renang berukuran panjang 20 m, lebar 8 m, dan kedalamannya 2 m. Kolam renang itu dikuras sampai airnya habis, kemudian diisi air kembali menggunakan mesin pompa dengan debit 5 m 3 /detik. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam sampai penuh? 7. Ayah membuat sebuah kolam ikan kecil berbentuk limas terbalik dengan panjang sisi alas 30 cm dan kedalaman kolam pada ujung yang paling dalam adalah 20 cm. Berapa banyak air maksimal yang dapat diisi pada kolam itu? 8. Sebuah kemasan coklat memiliki luas alas 19 cm 2, dengan bentuk kemasan seperti pada gambar berikut! Berapa banyak coklat yang dapat dimasukkan dalam kemasan jika tiap coklat memiliki volume 10 cm 3?

128 110 LAMPIRAN B.2 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba PEDOMAN PENSKORAN No Jawaban Soal Skor Total 1 Diketahui : Kemasan berbentuk balok dengan ukuran 2 Ditanya: Berapakah luas permukaan kemasan? Jawab : 6 10 Jadi luas permukaan kemasan adalah 2 Diketahui :kubus dengan ukuran Ditanya : Berapakah luas karton yang dibutuhkan? Jawab : Jadi luas permukaan kubus 3 Diketahui :Tinggi hiasan, alas berbentuk segitiga samakaki dengan dua sisi yang sama dan sisi lainya Ditanya : Berapakah luas karton yang dibutuhkan? Jawab : ( ) ( ) ( ) 4 Jadi luas karton yang diperlukan adalah 152 cm 2 1

129 111 4 Diketahui : Hiasan berbentuk limas dengan ukuran keempat sisi alas dan tinggi sisi segitiga. Ditanya : Berapa luas kaca yang dibutuhkan? Jawab : ( ( )) ( ( )) Jadi luas kaca yang dibutuhkan adalah 5 Diketahui : Volume kemasan berbentuk kubus Ditanya : Berapa panjang rusuk kemasan cookies? Jawab : Jadi tinggi kemasan susu kotak adalah 10 cm 6 Diketahui : Kolam dengan ukuran Mesin pompa dengan debit Ditanya : Berapa lama mengisi air? Jawab : Jadi lamanya mengisi kolam adalah 64detik 7 Diketahui : kolam limas dengan sisi alas 30 cm dan kedalaman paling dalam 20cm Ditanya : Berapa banyak air maksimal yang dapat ditampung? Jawab : Jadi banyak air maksimal yangdapat ditampung adalah 1 8 Diketahui : kemasan coklat berbentuk prisma dengan luas 1 10

130 112 alas 19 cm 2 dan tinggi 10 cm. Tiap coklat berukuran. Ditanya : Berapa banyak coklat yang dapat dimasukkan? Jawab : 4 4 Jadi banyak coklat yang dapat dimasukkan dalam kemasan adalah 19 coklat 1

131 113 LAMPIRAN B.3 Tes Soal Cerita TES SOAL CERITA Mata Pelajaran Kelas Sekolah Waktu : MATEMATIKA : VIII B : SMP INSTITUT INDONESIA : 40 menit 1. Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1)! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2), berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini? Gambar (1) Gambar (2) 2. Ani akan Gambar membuat (1) sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? ( abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan )

132 Budi akan membuat hiasan dari kertas karton seperti pada gambar, dengan ukuran tinggi 4 cm. Sisi tutup dan alas berbentuk segitiga sama kaki, dengan sisi yang sama berukuran 5 cm dan satu sisi lainnya 8 cm. Berapakah luas karton yang dibutuhkan untuk membuat hiasan tersebut? 4. Ayah akan membuat sebuah hiasan dari kaca seperti pada gambar di samping, dengan sisi alas berbentuk persegi yang panjangnya 8 cm dan tinggi bidang segitiganya 3 cm. Berapakah luas kaca yang dibutuhkan ayah untuk membuat hiasan tersebut?( semua bagian tertutup kaca) 5. Sebuah kotak kemasan cookies memiliki ukuran yang sama pada setiap rusuknya. Jika volume kemasan cookies tersebut adalah 1000 cm 3, berapakah panjang rusuk kemasan tersebut? 6. Sebuah kolam renang berukuran panjang 20 m, lebar 8 m, dan kedalamannya 2 m. Kolam renang itu dikuras sampai airnya habis, kemudian diisi air kembali menggunakan mesin pompa dengan debit 5 m 3 /detik. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam sampai penuh?

133 Suatu bangun ruang terlihat seperti gambar di bawah ini. Berapakah volume bangun ruang tersebut? 8. Sebuah kemasan coklat memiliki bentuk dan ukuran seperti pada gambar di bawah ini! Berapa volume maksimal coklat yang dapat dimasukkan kedalam kemasan tersebut?

134 116 LAMPIRAN B.4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Cerita No Jawaban Soal 1 Diketahui : Kemasan berbentuk balok dengan ukuran Skor Total 2 Ditanya: Berapakah luas permukaan kemasan? Jawab : 6 10 Jadi luas permukaan kemasan adalah 2 Diketahui :kubus dengan ukuran Ditanya : Berapakah luas karton yang dibutuhkan? Jawab : Jadi luas permukaan kubus 3 Diketahui :Tinggi hiasan, alas berbentuk segitga samakaki dengan dua sisi yang sama dan sisi lainya Ditanya : Berapakah luas karton yang dibutuhkan? Jawab : ( ) ( ) ( ) Jadi luas karton yang diperlukan adalah 96 cm 2 4 Diketahui : Hiasan berbentuk limas dengan ukuran keempat sisi alas dan tinggi sisi segitiga. Ditanya : Berapa luas kaca yang dibutuhkan? Jawab :

135 117 ( ( )) ( ( )) Jadi luas kaca yang dibutuhkan adalah 2 5 Diketahui : Volume kemasan berbentuk kubus Ditanya : Berapa panjang rusuk kemasan cookies? Jawab : 2 6 Jadi tinggi kemasan susu kotak adalah 10 cm 6 Diketahui : Kolam dengan ukuran Mesin pompa dengan debit Ditanya : Berapa lama mengisi air? Jawab : Jadi lamanya mengisi kolam adalah 64detik 7 Diketahui : Limas dengan alas berbentuk persegi dan panjangnya 8 cm dan tinggi limas 21 cm Ditanya : Berapa volume limas tersebut? Jawab : Jadi volume limas tersebut adalah 8 Diketahui : kemasan coklat berbentuk prisma dengan alas berbentuk segitiga, dengan panjang sisi 5 cm, 5 cm dan 6 cm. Tinggi kemasan tersebut adalah 10 cm. Ditanya : Berapakah volume maksimal coklat yang dapat dimasukkan kedalam kemasan tersebut?

136 118 Jawab : 4 ( ) ( ) Jadi volume maksimal coklat yang dapat dimasukkan dalam kemasan adalah 4 1

137 119 LAMPIRAN C.1 Foto Pelaksanaan Tes Soal Cerita

138 120 LAMPIRAN D.1 Daftar Nilai Siswa VIII A Pada Tes Uji Coba Siswa Skor Butir Soal S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Skor Total

139 121 LAMPIRAN D.2 Daftar Nilai Tes Soal Cerita Siswa Skor Butir Soal Skor Total S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S

140 122 LAMPIRAN D.3 Uji Validitas

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Desy Yusnia 1), Harina Fitriyani 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG Kartina 1, Rita Desfitri 1, Puspa Amelia 1 1 Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC. ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.MLARAK Oleh: Ihda Afifatun Nuha 13321696 Skripsi ini ditulis untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN NEWMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PONOROGO

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN NEWMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PONOROGO ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN NEWMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PONOROGO Oleh: FEBBY ANARISKA NIM. 13321681 Skripsi ini ditulis untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Oleh: Dapimahanani NPM. 12144100063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan...

Pendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan... 1 Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Open Ended Berdasarkan Metode Newman Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegipanjang Di SMPN 11 Jember (The Analysis of Student's Error in Solving Open

Lebih terperinci

MUKMINATI AN AMALLAH K

MUKMINATI AN AMALLAH K ANALISIS KESALAHAN SISWA YANG MEMILIKI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 18 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: MUKMINATI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODO PENELITIAN

BAB III METODO PENELITIAN BAB III METODO PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh ANWAR ANSORI A

Diajukan Oleh ANWAR ANSORI A ANALISIS TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BAKI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN IPA (FISIKA) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN NGAWI

ANALISIS INSTRUMEN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN IPA (FISIKA) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN NGAWI 1 ANALISIS INSTRUMEN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN IPA (FISIKA) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN NGAWI Skripsi Oleh : Anggesta Yulita Ristaniva Putri X 2306017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : DYAH KUSUMA

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research), dengan teknik studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: YUNITA BUDI ASTUTI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL. 1 ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL (Penelitian dilaksanakan di Kelas IX SMPN 1 Paguyangan Kabupaten Brebes) An

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti hasil belajar dan aktivitas

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan

A. Jenis dan Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh : REYSA

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH SKRIPSI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang kesulitan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 39 Palembang dimulai dari tanggal 07 Februari 2015 s/d 29 April 2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan melakukan observasi, tes tertulis (tes diagnostik dan tes kemampuan spasial), angket

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian terletak di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics Education

Unnes Journal of Mathematics Education UJME 1 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme ANALISIS KESALAHAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL DENGAN PROSEDUR NEWMAN Seto Satoto,

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE (Pada siswa kelas VIII MTs N 1 Surakarta tahun 01/013) NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOCK DIENES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB-C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN PADA SISWA KELAS VIIIE SMPN 2 BADEGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang. SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang beralamat di Jl. RM. Hadisobeno Sosrowardoyo

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM : IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR Suatu Penelitian pada Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Batudaa JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : May Shofiana Amalia K2308101 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 3 No 3, Juli 2016 ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yuliani Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Menurut Anderson dan Arsenault (2005), penelitian kualitatif adalah bentuk

METODE PENELITIAN. Menurut Anderson dan Arsenault (2005), penelitian kualitatif adalah bentuk 40 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Menurut Anderson dan Arsenault (2005), penelitian kualitatif adalah bentuk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN JAWABAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN NEWMAN DI SMP NEGERI 2 SAWIT

ANALISIS KESALAHAN JAWABAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN NEWMAN DI SMP NEGERI 2 SAWIT ANALISIS KESALAHAN JAWABAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN NEWMAN DI SMP NEGERI 2 SAWIT Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika   ABSTRACT ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI SISWA KELAS IX SMPN SE-KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU (THE ANALYSIS OF ERROR ON SOLVING GEOMETRY PROBLEM OF STUDENT AT CLASS IX JUNIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: HANESWARY RETNO SETYOWATI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:

Lebih terperinci

Rohmah, Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Pembuktian

Rohmah, Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Pembuktian 1 Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Pembuktian Berdasarkan Newman s Error Analysis (NEA) Rohmah Indahwati Email: indbeckzbecky@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING

PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING DENGAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII-G SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : ACHMAD MASHFUFI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: DYAH DWI HAPSARI K7109065 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

: YUSTITI WULANDARI K

: YUSTITI WULANDARI K ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (STUDI KASUS DI KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013) SKRIPSI

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA 5 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN NEWMAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN UNTUK MENYELESAIKAN SOAL CERITA LINGKARAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUWIRING TAHUN 2015/2016 TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: MELINDAWATI KUSUMA ANGGRAENI A

Diajukan Oleh: MELINDAWATI KUSUMA ANGGRAENI A ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBENTUK CERITA PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII MTS NEGERI NGEMPLAK TAHUN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN APLIKASI SMARTFIELD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PEMAHAMAN BANGUN DATAR SEDERHANA ANAK TUNARUNGU KELAS II B DI SLB B YAKUTPURWOKERTO TAHUN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI KASUS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

STUDI KASUS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP STUDI KASUS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP Cindy Indra Amirul Fiqri 1, Gatot Muhsetyo 2, Abd. Qohar 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh FERANDIKA ROMADONA

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh FERANDIKA ROMADONA ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN NEWMAN ERROR ANALYSIS (NEA) KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SIDOWAYAH TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: SITI FATIMAH K7111191 FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN POKOK BAHASAN KUBUS

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN POKOK BAHASAN KUBUS ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN POKOK BAHASAN KUBUS Ririn Ambarsari*, dan Benedictus Kusmanto. Pendidikan Matematika, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Jl. Batikan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

: CANDRA WRI WANDANA K

: CANDRA WRI WANDANA K HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN ASAM BASA DAN GARAM KELAS VII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 1 TASIKMADU TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Prezi Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kognitif Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI Oleh: Rian Ari

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DALAM MENYELESAIKAN SOAL PELUANG DITINJAU DARI KARAKTERISTIK CARA BERPIKIR (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WAHYU OKTIYANTO K7109198 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Oleh: VIVID NOVITASARI A

Oleh: VIVID NOVITASARI A ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Annissawati 1, Sri Hastuti Noer 2, Tina Yunarti 2 annissawati@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA Ingko Humonggio, Nurhayati Abbas, Yamin Ismail Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend.

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. : K Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Luar Biasa

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. : K Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Luar Biasa PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Nova Ariani NIM : K5109036 Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Luar Biasa menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi viii xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: TYAS SETIANI K7407149 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT p-issn: 2338-4387 e-issn: 2580-3247 ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT Dwi Oktaviana IKIP PGRI Pontianak e-mail: dwi.oktaviana7@gmail.com

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL DENGAN SIKAP PATRIOTIK SISWA (Studi Korelasi Pada Siswa SMA Al Islam I dan III Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014) APRI ARI MARTOPO K6409007 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI STATISTIKA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI STATISTIKA ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI STATISTIKA Ariyanto Putra Pratama Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: arylucas69@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015. 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bukateja Pelaksanaan penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015. B. Subyek

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH (JUCAMA) DAN PROBLEM BASED LEARNING

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH (JUCAMA) DAN PROBLEM BASED LEARNING EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH (JUCAMA) DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SEGI EMPAT DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan sebagai penelitian oleh peneliti adalah kelas IX A SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Yachinta Triana Puspita NIM

SKRIPSI. Oleh Yachinta Triana Puspita NIM PENGARUH PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGISEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN PENGASIH TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bangunrejo. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam enam kelas,

Lebih terperinci

: AYU PERDANASARI K

: AYU PERDANASARI K UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh : AYU PERDANASARI K7413024

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KLEGO DALAM MEMPELAJARI MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI IQ SISWA

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KLEGO DALAM MEMPELAJARI MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI IQ SISWA ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KLEGO DALAM MEMPELAJARI MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI IQ SISWA SKRIPSI Oleh : ERIN TRI CAHYANINGRUM X1307037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI KOLOID DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: AZWAR ANNAS K3309021 FAKULTAS

Lebih terperinci

BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI. Tahun Pelajaran 2015/2016 ) SKRIPSI.

BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI. Tahun Pelajaran 2015/2016 ) SKRIPSI. BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI (Penelitian pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri Tegalmulyo Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 ) SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA Skripsi Oleh : Muhammad Irfan Jaya K 2308103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Oleh : Fitri Arif Kholidah A

Oleh : Fitri Arif Kholidah A PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING (PTK pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 7 Sukoharjo Tahun 2016/2017) Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TEAM ASSISTED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TEAM ASSISTED MOTTO Kemenangan yang seindah indahnya dan sesukar sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. ( Ibu Kartini ) Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENULIS KATA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IX SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh : AULIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I dilakukan metode analisis konten. Analisis konten digunakan untuk mendeskripsikan validitas, reliabilitas tes,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: TIA AVIANI TIRTANA A

Diajukan Oleh: TIA AVIANI TIRTANA A KONTRIBUSI KEMANDIRIAN BELAJAR, DISIPLIN SEKOLAH, DAN IKLIM KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X DI SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci